• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

I.I Latar belakang

Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada Program Akademik Di Politeknik Pertanian Universitas Andalas, yang dijalani mahasiswa untuk mengevaluasi dan mengaplikasikan disiplin yang diperoleh selama di perkuliahan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberi kesempatan bagi mahasiswa terjun langsung ke lapangan, diharapkan mahasiswa dapat mempelajari kegiatan dan teknologi yang terdapat di perusahaan serta dapat menambah wawasan, daya pikir dan keterampilan di dunia kerja. Pada kegiatan ini penulis berkesempatan melaksanakan PKPM dengan memfokuskan kegiatan kepada pengaturan tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit Muriniwood Industri Indah di Riau.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari kerja praktek ini yaitu diharapkan dapat mencapai hasil yang maksimal. Maksud dan tujuan kerja praktek yaitu :

1. Siswa dapat mengerti dan memahami sistem kerja karyawan, mandor, kerani, serta sistem di PKS.

2. Siswa melakukan kerja praktik langsung dilapangan dalam melakukan proses pengolahan minyak CPO.

3. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang proses-proses pengolahan minyak kelapa sawit.

(2)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Untuk pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) dari kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti (Kernel) dibutuhkan suatu rangkaian proses yang continue, dimana hasil proses instalasi sebelumnya dilanjutkan oleh instalasi berikutnya tanpa terputus. Kesalahan proses awal tidak dapat diperbaiki pada proses berikutnya. Pelaksanaan proses pengolahan tersebut lazim disebut pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS).

Hasil yang diperoleh sangat tergantung pada mutu TBS yang akan diolah, selain tentunya kemungkinan terjadi kehilangan (oil and kernel) saat pelaksanaan proses akibat performance peralatn pabrik. Sebagai contoh bahwa TBS yang mentah tidak mungkin dapat menghasilkan CPO dan inti yang optimal, namun TBS yang terlalu matang cenderung busuk, yang akan menurunkan kualitas CPO dan kernel karena asam lemak bebas (ALB) yang tinggi.

Pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) PT. Muriniwood Indah Industri (PT. MII) adalah salah satu bagian dari First Recources Ltd, dan didirikan pada tahun 2007 dengan kapasitas olah pabrik adalah 45 ton/jam. Pada tanggal 21 September 2011 telah dilakukan komisioning Empty Fruit Bunc Press.

2.2. Lokasi Kerja Praktek

Lokasi kerja praktek yang telah dilaksanakan penulis adalah di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) PT. Muriniwood Indah Industri (PT. MII) dengan memiliki kebun yang bernama Duri XIII.

(3)

Adapun lokasi PKS PT. MII adalah terletak di duri XIII Desa Bumbung, Kecamatan Mandau, Provinsi Riau. Waktu pelaksanaan dimulai tanggal 20 Maret 2013 sampai 20 Juni 2013.

2.3. Struktur Organisasi PKS PT. Muriniwood Indah Industri (PT. MII)

Struktur organisasi di perusahaan PT. Muriniwood Industri Indah PKS yaitu struktur organisasi pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang manager dan dibantu oleh seorang masinis kepala dan beberapa asisten. Tanggung jawab dari masing-masing bidang dan masing-masing seksi saling berkaitan melalui fungsi dari masing-masing. Untuk lebih jelas struktur organisasi perusahaan PT. Muriniwood Industri Indah dapat dilihat pada lampiran 2.

2.3.1. Manager Unit

Tugas dan tanggung jawab manager unit, memimpin pabrik kelapa sawit dan membawahi : Masinis kepala dan kepala tata usaha (KTU/ATU), melaksakan kebijakan Direksi dalam pengontrolan seluruh kegiatan operasional di PKS, melaksanakan perencanaan, penggorganisasian, pengendalian dan, pengawasan di pabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manager atau koordinator pabrik, membantu direksi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan perusahaan dan mengendalikan kegiatan harian operasional pabrik.

2.3.2. Mill Manager

Mengendalikan operasoinal Pabrik Kelapa Sawit, dengan memadukan sumber daya yang ada, untuk mencapai efesiensi, produktifitas dan kualitas yang tinggi yang ditetapkan manajemen.

(4)

2.3.3. Asisten Proses

Sebagai pemiimpin dalam unit kerja bagian proses pabrik dalam mengorganisir, mengendalikan sumber daya yang ada, guna mencapai proses dengan lancar dan efisiensi untuk memaksimumkan pencapaian hasil CPO dan inti yang baik.

2.3.4. Asisten maintenance

Sebagai pemimpin dalam perawatan pabrik dan sarana untuk merencanakan, mengorganisir, dan mengendalikan sumber daya yang ada guna mencapai proses kerja pabrik yang optimal dalam mencapai target jam kerja maupun mutu dari CPO dan PK.

2.3.5. Asisten Laboraturium

Sebagai pemimpin dalam unit kerja laboraturium/analisis untuk penerimaan TBS dan pemeriksaan mutu yang dihasilkan pabrik untuk menghasilkan mutu CPO dan inti yang baik.

2.3.6. Kepala Timbangan

Mengawasi dan mengontrol pelaksanaan penimbangan barang dan bahan yang keluar masuk pabrik serta kebun.

(5)

III. PROSES PENGOLAHAN

3.1. Bahan Baku

Bahan baku Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Muriniwood Indah Industri berasal dari kebun sendiri untuk PKS

Mutu produk yang dihasilkan dari PKS salah satunya sangat bergantung pada tandan buah segar yang tersedia, untuk menjaga mutu buah perusahaan melakukan sortasi terhadap buah yang masuk ke PKS sebelum dilakukan proses pengolahan. Bahan baku yang diterima harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kriteria tersebut dapat dilihat pada gambar 1.

Jumlah TBS yang masuk sangat tergantung dari banyaknya bakan baku yang datang. Pemanenan kelapa sawit dilakukan berdasarkan banyaknya brondolan sawit yang jatuh ciri-cirinya yaitu tandan yang berwarna orange kemerah-merahan dan memiliki lebih dari 2 berondolan lepas per kg berat tandannya sampai lebih dari 50% berondolan masih lekat dengan tandan pada saat pemeriksaan di pabrik. Karena pada kondisis TBS sudah matang dan dapat menghasilkan minyak yang optimal.

3.2.Peralatan Proses Produksi

1. Timbangan Digital (weight Bridge)

Timbangan digital merupakan alat yang digunakan untuk menimbang berat dari Tandan Buah Segar yang diangkut leh truk. Stasiun penimbangan dapat dilihat pada gambar 2.

(6)

Gambar 2. Penimbangan Buah Pada PT. Muriniwood Indah Industri

Buah kelapa sawit dari kebun dinaikan ke truk dan diangkut ke lokasi pengolahan menggunakan jembatan timbangan yang terbuat dari plat baja yang berbentuk persegi panjang dilengkapi detektor berat yang mencatat bertanya pada alat digital. Hasil buah dan truk dinyatakan sebagai bruto, berat truk setelah pembongkaran dinyatakan sebagai tarra dan selisih antara berat bruto dan tarra merupakan berat bersih (Netto).

2. Loading Ramp

Merupakan tempat penampungan sementara TBS sebelum dimasukan kedalam lori dan juga berfungsi untuk mengatur masuknya TBS ke lori. Pada loading ramp dilengkapi dengan Hidrolik Pack yang berfungsi sebagai penggerak pintu, seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Loading Ram 3. Sterilizer

Sterilizer adalah bejana panas yang menggunakan tekanan 2,8 – 3,0 bar dengan suhu 150-1800C yang digunakan untuk merebus TBS. Fungsi dari sterilizer yaitu untuk menurunkan ALB buah, untuk menurunkan kadar air, dan memasakan buah sehingga

Gambar 2. Penimbangan Buah Pada PT. Muriniwood Indah Industri

Buah kelapa sawit dari kebun dinaikan ke truk dan diangkut ke lokasi pengolahan menggunakan jembatan timbangan yang terbuat dari plat baja yang berbentuk persegi panjang dilengkapi detektor berat yang mencatat bertanya pada alat digital. Hasil buah dan truk dinyatakan sebagai bruto, berat truk setelah pembongkaran dinyatakan sebagai tarra dan selisih antara berat bruto dan tarra merupakan berat bersih (Netto).

2. Loading Ramp

Merupakan tempat penampungan sementara TBS sebelum dimasukan kedalam lori dan juga berfungsi untuk mengatur masuknya TBS ke lori. Pada loading ramp dilengkapi dengan Hidrolik Pack yang berfungsi sebagai penggerak pintu, seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Loading Ram 3. Sterilizer

Sterilizer adalah bejana panas yang menggunakan tekanan 2,8 – 3,0 bar dengan suhu 150-1800C yang digunakan untuk merebus TBS. Fungsi dari sterilizer yaitu untuk menurunkan ALB buah, untuk menurunkan kadar air, dan memasakan buah sehingga

Gambar 2. Penimbangan Buah Pada PT. Muriniwood Indah Industri

Buah kelapa sawit dari kebun dinaikan ke truk dan diangkut ke lokasi pengolahan menggunakan jembatan timbangan yang terbuat dari plat baja yang berbentuk persegi panjang dilengkapi detektor berat yang mencatat bertanya pada alat digital. Hasil buah dan truk dinyatakan sebagai bruto, berat truk setelah pembongkaran dinyatakan sebagai tarra dan selisih antara berat bruto dan tarra merupakan berat bersih (Netto).

2. Loading Ramp

Merupakan tempat penampungan sementara TBS sebelum dimasukan kedalam lori dan juga berfungsi untuk mengatur masuknya TBS ke lori. Pada loading ramp dilengkapi dengan Hidrolik Pack yang berfungsi sebagai penggerak pintu, seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Loading Ram 3. Sterilizer

Sterilizer adalah bejana panas yang menggunakan tekanan 2,8 – 3,0 bar dengan suhu 150-1800C yang digunakan untuk merebus TBS. Fungsi dari sterilizer yaitu untuk menurunkan ALB buah, untuk menurunkan kadar air, dan memasakan buah sehingga

(7)

mempermudah proses selanjutnya. Dalam Sterilizer terdapat 3 puncak pemasakan agar kematangan dari buah merata dimana pada awal proses perebusan dilakukan daerase 2-5 menit, kemudian dilakukan puncak 1 dimana waktu perebusannya 8 menit, 2 menit dan tekanan 20 psi atau 1,4 bar, kemudian puncak 2 dengan waktu perebusan 11 menit, blowdown 4 menit dan tekanan 30 atau 2,1 bar, selanjutnya puncak 3 dengan waktu perebusan 15 menit, blowdown 10 menit dan tekanan 42 psi atau 2,8-3 bar kemudian dilakukan penahanan selama 40 menit dengan tujuan untuk meratakan kematangan perebusan buah. Proses Sterilizer dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Proses Sterilizer

Stasiun Bantingan

a. Rail trek

Pada rail trek ini terdapat beberapa alat yaitu capstain dimana fungsi dari alat ini yaitu untuk menarik lori dengan kapasitas ± 45 ton/jam, pada alat ini juga dilengkapi bolard sebagai penahan seling dan seling berfungsi sebagai tali untuk penariknya yang dikendalikan oleh Capstain. Kemudian Tippler berfungsi untuk menuangkan lori yang berisi buah yang sudah direbus sebelum masuk ke Threser. Gambar proses dan alat dapat dilihat pada gambar 5.

mempermudah proses selanjutnya. Dalam Sterilizer terdapat 3 puncak pemasakan agar kematangan dari buah merata dimana pada awal proses perebusan dilakukan daerase 2-5 menit, kemudian dilakukan puncak 1 dimana waktu perebusannya 8 menit, 2 menit dan tekanan 20 psi atau 1,4 bar, kemudian puncak 2 dengan waktu perebusan 11 menit, blowdown 4 menit dan tekanan 30 atau 2,1 bar, selanjutnya puncak 3 dengan waktu perebusan 15 menit, blowdown 10 menit dan tekanan 42 psi atau 2,8-3 bar kemudian dilakukan penahanan selama 40 menit dengan tujuan untuk meratakan kematangan perebusan buah. Proses Sterilizer dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Proses Sterilizer

Stasiun Bantingan

a. Rail trek

Pada rail trek ini terdapat beberapa alat yaitu capstain dimana fungsi dari alat ini yaitu untuk menarik lori dengan kapasitas ± 45 ton/jam, pada alat ini juga dilengkapi bolard sebagai penahan seling dan seling berfungsi sebagai tali untuk penariknya yang dikendalikan oleh Capstain. Kemudian Tippler berfungsi untuk menuangkan lori yang berisi buah yang sudah direbus sebelum masuk ke Threser. Gambar proses dan alat dapat dilihat pada gambar 5.

mempermudah proses selanjutnya. Dalam Sterilizer terdapat 3 puncak pemasakan agar kematangan dari buah merata dimana pada awal proses perebusan dilakukan daerase 2-5 menit, kemudian dilakukan puncak 1 dimana waktu perebusannya 8 menit, 2 menit dan tekanan 20 psi atau 1,4 bar, kemudian puncak 2 dengan waktu perebusan 11 menit, blowdown 4 menit dan tekanan 30 atau 2,1 bar, selanjutnya puncak 3 dengan waktu perebusan 15 menit, blowdown 10 menit dan tekanan 42 psi atau 2,8-3 bar kemudian dilakukan penahanan selama 40 menit dengan tujuan untuk meratakan kematangan perebusan buah. Proses Sterilizer dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Proses Sterilizer

Stasiun Bantingan

a. Rail trek

Pada rail trek ini terdapat beberapa alat yaitu capstain dimana fungsi dari alat ini yaitu untuk menarik lori dengan kapasitas ± 45 ton/jam, pada alat ini juga dilengkapi bolard sebagai penahan seling dan seling berfungsi sebagai tali untuk penariknya yang dikendalikan oleh Capstain. Kemudian Tippler berfungsi untuk menuangkan lori yang berisi buah yang sudah direbus sebelum masuk ke Threser. Gambar proses dan alat dapat dilihat pada gambar 5.

(8)

Gambar 5. Capstain Tippler b. Thresher

Threser merupakan alat yang digunakan untuk membanting TBS setelah perebusan yang belum membrondol sebelum masuk ke stasiun press. Alat ini memiliki kapasitas yaitu 18-20 rpm.

Cara kerja thresher adalah dengan pembantingan tandan masak pada tromol yang berputar (dibantu dengan siku penahan) akibat gaya sentrifugal putaran tromol sehingga pada ketinggian maksimal tandan jatuh ke as thresher akibat gaya gravitasi. Gambar Thresher dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Proses Thresher/bantingan

4. Stasiun Press

Pada stasiun press terdiri dari beberapa alat yaitu a. Conveyor bottom cross

Berfungsi untuk mendorong buah masuk ke Fruit elevator. b. Fruit elevator

Berfungsi untuk mengankut buah masuk ke Distribution compeor.

Gambar 5. Capstain Tippler

b. Thresher

Threser merupakan alat yang digunakan untuk membanting TBS setelah perebusan yang belum membrondol sebelum masuk ke stasiun press. Alat ini memiliki kapasitas yaitu 18-20 rpm.

Cara kerja thresher adalah dengan pembantingan tandan masak pada tromol yang berputar (dibantu dengan siku penahan) akibat gaya sentrifugal putaran tromol sehingga pada ketinggian maksimal tandan jatuh ke as thresher akibat gaya gravitasi. Gambar Thresher dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Proses Thresher/bantingan

4. Stasiun Press

Pada stasiun press terdiri dari beberapa alat yaitu a. Conveyor bottom cross

Berfungsi untuk mendorong buah masuk ke Fruit elevator. b. Fruit elevator

Berfungsi untuk mengankut buah masuk ke Distribution compeor.

Gambar 5. Capstain Tippler

b. Thresher

Threser merupakan alat yang digunakan untuk membanting TBS setelah perebusan yang belum membrondol sebelum masuk ke stasiun press. Alat ini memiliki kapasitas yaitu 18-20 rpm.

Cara kerja thresher adalah dengan pembantingan tandan masak pada tromol yang berputar (dibantu dengan siku penahan) akibat gaya sentrifugal putaran tromol sehingga pada ketinggian maksimal tandan jatuh ke as thresher akibat gaya gravitasi. Gambar Thresher dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Proses Thresher/bantingan

4. Stasiun Press

Pada stasiun press terdiri dari beberapa alat yaitu a. Conveyor bottom cross

Berfungsi untuk mendorong buah masuk ke Fruit elevator. b. Fruit elevator

(9)

c. Distribution comveyor

Berfungsi untuk mendorong dan memasukkan buah ke Degester. d. Degester

Degester merupakan alat yang digunakan untuk meratakan kematangan buah dan untuk pelumatan buah sehingga mudah dalam proses pressing, kapasitas alat ini yaitu 15 ton/jm dan 25 rpm kecepatan pisau dalam degester apabila kecepatan pisau kurang atau lebih dari 25 rpm ditakutkan proses pelumatan pada buah kurang sempurna, suhu dalam degester yaitu 90-950C, apabila suhu rendah akan membuat ekstraksi minyak tidak sempuna dan apabila suhu terlalu tinggi akan membuat buah terlalu lembek yang berakibat pada fiber basah.

e. Press

Pada press memiliki fungsi untuk mengekstrak minyak yang terdapat dalam buah kelapa sawit yang mengalami beberapa proses pengolahan. Pada alat press ini teradapat beberapa komponen yaitu press check dimana berfungsi untu penahan dan tempat keluarnya minyak yang telah terekstrak dari buah, kemudian screw press dimana berfungsi sebagai pendorong suhingga minyak keluar dan hidrolik press dimana berfungsi sebagai penahan dari scerw press sehingga minyak terjepit dan mengakibatkan minyak keluar. Kecepatan dari motoran screw press yaitu 10-12 rpm dengan tekanan 45 psi karena tekanan yang terlalu tinggi dari screw press dapat mengakibatkan banyak nut yang pecah dan apabila tekanan terlalu rendah akan membuat fiber basah dan losis minyak semakin tinggi pada fiber. Standar losis minyak pada press ini yaitu < 7%.

(10)

Merupakan tanki yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara dan juga agar minyak lebih tenang, untuk menstabilkan suhu minyak, kemudian untuk pengendapan sludge. Suhu pada tanki ini yaitu 90-950C dengan menggunakan steam inject, standar suhi ini digunakan karena pada suhu ini pemisahan minyak dengan komponen yang tidak diinginkan lebih sempurna seperti air, pasir dan sludge.

g. Vibrating

Vibrating merupakan saringan yang berfungsi sebagai penyaring dari kotoran yang terdapat pada minyak. Pada vibrating ini terdapat 2 lapis dimana pada bagian atas vibrating memiliki ukuran 20 mest dan pada bagian bawah memiliki ukuran mest 30 mest.

h. Tanki COT (Crude Oil Tank)

Tanki COT berfungsi untuk penampungan minyak sementara sebelum dikirim ke tanki VCT kemudian juga untuk meningkatkan dan menstabilkan suhu. Suhu pada COT yaitu 100-1150C agar ketika pengiriman minyak ke VCT suhu minyak tidak rendah.

5. Stasiun Klarifikasi

Stasiun klarifikasi berfungsi untuk pemurnian minyak sehingga terpisah dari komponen-komponen yang tidak diinginkan. Panas yang diberikan menyebabkan viskositas atau kekentalan menurun da perbedaan berat jenis semakin besar, sehingga terjadi pemisahan larutan dimana lapisan minyak naik ke (BJ < 1 tekanan), sludge ditengah (BJ = Tekanan), serta pasir dan kotoran (BJ > 1 Tekanan) dibagian bawah.

Minyak hasil dari pemisahan pada VCT dialirkan kedalam oil tank, sedangkan seludge dialirkan ke vibrating screen. Untuk mendapatkan NOS seminimal mungkin maka harus

(11)

dilakukan drin atau pembuangan kotoran yang mengendap pada bagian bawah tanki setiap 2 jam sekali sesuai dengan kondisi. Beberapa komponen alat pada stasiun klarifikasi sebagai berikut:

a. Vertical Clarifier Tank (VCT)

Berfungsi untuk memisahkan antara seludge, pasir, air, dan minyak dengan menggunakan suhu 90-950C. Komponen VCT yaitu sebagai berikut

 Under flow

Berfungsi untuk mengatur pengutipan minyak yang akan masuk ke dalam seludge tank. Untuk mnegetahui efisiensi kerja VCT standar unde flow yaitu dibawah 7%.

 Skemer

Berfungsi untuk mengatur pengutipan minyak yang akan masuk ke oil tank, dimana pengutipan minyak ini dilakukan apabila ketinggian minyak mencapai 60 cm, karena akibat dari pengutipan minyak apabila sudah lebih dari 60 cm yaitu akan banyak losis minyak ke seludge tank dan apabila pengutipan minyak kurang dari 60 cm akan mbanyka seludge yang masuk ke oil tank.

 Steam coil

Berfungsi untuk meratakan dan menstabilkan panas pada suhu 950C, dimana bentuk dari pipa ini yaitu spiral mengitari dinding VCT, buangan steam dari pipa ini yaitu pada bak sludge drin tank.

(12)

 Steam inject

Berfungsi untuk meningkatkan suhu VCT mencapai 950C. Steam ini digunakan pada awal produksi agar suhu pada VCT mencapai standar, bentuk dari pipa yaitu vertikal namun memiliki lobang-lobang kecil.

 Agitator

Berfungsi untuk pengadukan pada VCT agar minyak terangkat dan berada pada lapisan atas tanki, kemudian bertujuan untuk membentuk lapisan pasir, seludge, air, dan minyak.

b. Vibrating 30 dan 40 mest

Berfungsi untuk menyaring kotoran seperti seludge dan pasir yang terdapat dalam minyak.

c. Seludge tank

Berfungsi untuk memisahkan seludge yang masih terdapat dalam minyak. Suhu yang digunakan dalam seludge tank yaitu 950C apabila suhu kurang dari 95 0C maka pemisahan minyak tidak akan sempurna dan apabila suhu terlalu tinggi mengakibatkan minyak seludge menjadi tercampur, kapasitas dari seludge tank yaitu 30 ton.

d. Oil tank

Berfungsi untuk menampung minyak yang telah dilakukan proses penjernihan sebelum dialirkan kedalam tanki timbun. Suhu pada oil tank yaitu 920C tujuannya agar kemungkinan kotoran yang masih terikut dapat mengendap, kapasitas dari oil tank yaitu 30 ton.

(13)

Berfungsi untuk menyerap air yang masih terkandung dalam minyak dan untuk membantu pengiriman minyak ke tanki timbun. Pada vaccum driyer terdapat oil feed pump dimana berfungsi untuk membantu mengirim minyak ke tanki timbun, kapasitas dari pompa yaitu 7 ton/jam untuk satu pompa dan apabila 2 pompa memiliki kapasitas 12 ton/jam. Suhu pada vaccum driyer yaitu 80-880C dengan tekanan 0,5 bar.

f. Sparator

Berfungsi untuk memisahkan antara minyak dan seludge. Kapasitas dari alat yaitu 6-7 ton/jam dengan kecepatan motoran 1400 rpm/jam, apabila kecepatan motoran < 1400 rpm/jam akan mengakibatkan Oil losses menjadi tinggi sedangkan power yang terdapat Sparator pada 15 kw.

3.3. Proses pengolahan CPO 3.3.1. Penimbangan

Buah kelapa sawit yang sudah dilakukan pemanenan kemudian dinaikan dalam truk dan diangkut ke lokasi pengolahan, truk yang masuk ke PKS harus menyerahkan surat pengantar barang kepada petugas timbangan, kemudian truk ditimbang (catat nomor kendaraan, nama barang, dan berat (truk + TBS). Hasil penerimaan buah dan truk dinyatakan sebagai bruto, berat truk setelah pembongkaran dinyatakan sebagai tarra dan selisih antara berat brotto dan tarra merupakan berat bersih (Netto), truk naik ke areal sortasi kemudian buah ditumpahkan pada areal sortasi.

3.3.2. Sortasi

Tandan buah segar (TBS) dilakukan sortasi berdasarkan kematangan dan jenis buah, untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah maka perlu diketahui keadaan TBS dengan pangambilan sampel sesuai dengan kriteria panen. Dimana dilakukan pemisahan terhadap

(14)

TBS yang akan diterima dari masing-masing afdeling berdasarkan standar kematangan buah yang dihitung dalam presentase yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Kematangan TBS* Fraksi Buah luar yang

membrondol

Derajat kematangan

Komponen

panen ideal Keterangan Fraksi 00 Tidak ada

Fraksi 0 Fraksi 1 Fraksi 2 dan 3 Fraksi 4 dan 5

*Sumber Muriniwood Indah Industry, (2013)

Disamping kegiatan sortasi, ada juga kegiatan yang perlu dilakukan yaitu greding, dimana greding ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari buah. Greding ini dilakukan dengan dua cara yaitu 50% dan 100 %.

a. Untuk grading 50% dilakukan dengan cara acak yaitu diambil 5 TBS setiap titiknya sehingga diperoleh 50 TBS.

b. Untuk grading 100% dilakukan dengan cara sampel dilihat secara keseluruhan. Tujuan dari greding ini yaitu untuk mengetahui kualitas dari TBS yang akan berpengaruh kepada hasil akhir dari kualitas produk akhir yang akan diperoleh. Setelah sortasi selesai maka selanjutnya dilakukan rekapitulasi harian yang bertujuan untuk melaporkan TBS yang diterima, bahan baku yang disediakan untuk setiap harinya tidak dapat ditentukan, karena tergantung dengan hasil buah yang dipanen dilapangan pada setiap harinya, namun untuk rata-rata bahan baku yang tersedia setiap harinya yaitu berkisar 350-400 ton per hari.

Data sortasi dimanfaatkan sebagai petunjuk bagi managemen untuk mengetahui seluruh mutu buah kebun sendiri dan kebun dari PT lain sebagai bahan baku yang diproses dipabrik.

(15)

Dengan adanya data ini managemen dapat melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi capaian rendemen, dan dapat digunakan sebagai kontrol apakah sortasi di afdeling atau TPH dilakukan dengan benar, pentunjuk bagi managemen untuk melakukan tindak lanjut di afdeling, alat bantu yang efektif dan sistematis untuk mencari penyebab apabila target rendemen tidak lanjut.

3.3.3. Perebusan

Proses perebusan dilakukan dengan alat sterilizer, Sterilizer adalah bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS dengan uap (Steam). Steam yang digunakan adalah Saturated Steam (jenuh) dengan tekanan 2,8 - 3,0 kg/cm² dan suhu 150 - 180°C yang diinjeksikan dari Back Pressure Vessel (BPV) untuk mencapai suatu kondisi tertentu pada buah yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan proses selanjutnya. Pada PKS Muriniwood Indah Industri mempunyai 2 unit perebusan (Sterilizer) dengan kapasitas masing-masing 45 ton/jam (isi 9 lori dengan kapasitas lori @ 5 ton).

Proses perebusan dilakukan dengan 3 puncak, dimana 2 puncak pertama dilakukan untuk membebaskan udara yang terperangkap dalam Sterilizer ketika lori masuk dan pintu terbuka, kemudian untuk membebaskan udara disekeliling tandan dan puncak waktu yang digunakan untuk penahanan yaitu 40 menit tergantung dari kematangan buah, jadi total waktu perebusan yaitu 95 menit.

Tahap-tahap yang biasa dilakukan dalam Sterilizer adalah sebagai berikut:

a. Buka pintu rebusan

 Ambil kunci pintu rebusan  Pasang ke gear pintu rebusan

 Putar kunci pelan sampai pintu terbuka

(16)

c. Masukan loro kedalam rebusan

 Lilitkan seling ke bolard dan kaitkan seling ke body lori paling belakang

 Hidupkan cap stand untuk mendorong 11 lori, 9 lori masuk ke rebusan sedangkan 2

lori digunakan sebagai pendorong

 Setelah 9 lori masuk kedalam rebusan tarik lori pendorong ke belakang

d. Jembatan contilever diangkat dan digeser e. Tutup pintu rebusan

f. Lakukan daerase

 Inlet buka  Ekshause tutup  Condensat buka

g. Merebus puncak pertama, sekitar 8 menit dan tekanan mencapai 20-22 psi

 Inlet buka  Ekshause tutup  Condensat tutup

h. Buang kondensat sampai tekanan menjadi nol

 Inlet tutup  Ekshause buka  Kondensat buka

i. Perebusan puncak ke 2, waktu ± 11 menit dan tekanan 30-35 psi

 Inlet buka

 Condensat dan ekshause tutup

j. Buang condensat sampai tekanan 0 psi

 Inlet tutup

(17)

k. Perebusan puncak 3, waktu ± 15 menit dengan tekanan mencapai 40-42 psi

 Inlet buka

 Ekshause dan condensat buka

l. Lakukan penahanan 40 menit

 Inlet buka

 Ekshause dan condensat tutup

m. Buang condensat ± 5 menit

 Inlet tutup

 Condensat dan ekshause buka

n. Pindhkan inlet ke rebusan yang lain o. Buka pintu rebusan

p. Tarik lori yang telah dilakukan perebusan ke luar rebusan

Tujuan dari perebusan adalah untuk menghentikan proses peningkatan Asam Lemak Bebas (ALB) karena pemanasan saat perebusan dapat mematikan aktifitas enzim-enzim lipase yang dapat meningkatkan kandungan ALB, untuk mempermudah proses pembrondolan pada Thresser, menurunkan kadar air pada buah, kemudian untuk melonggarkan antara cangkang dan inti. Proses perebusan dilakukan selama 95 menit dengan suhu yang digunakan yaitu 150-180°C.

3.3.4. Pembantingan

Setelah perebusan selesai maka lori-lori yang berisikan TBS yang direbus dikeluarkan dengan cara ditarik dengan Seling menggunakan Cap stand , kemudian buah ditumpahkan dengan menggunakan Tipler dan akan terbawa oleh Fruit elevator ke Thresser 1 dan 2, tandan yang masih terdapat buah yang belum membrondol akan masuk ke Thresser 3, waktu pembantingan ± 5 menit kemudian buah yang sudah membrondol akan dibawa Distribution conveyor ke Degester.

(18)

Tandan kosong akan jatuh pada Belt conveyor dan akan dibawa oleh incine empety bunch conveyor untuk dilakukan press di Bunch press kandungan minyak yang masih terdapat pada tandan yaitu 10-15%, tandan yang sudah di press akan dibawa oleh Comveyor untuk ditampung pada Incenerator dan akan diangkut oleh truk untuk dibawa ke perkebunan sebagai pupuk kompos.

3.3.5. Pelumatan Buah

Degester merupakan bagian dari stasiun press yang berfungsi untuk melumatkan brondolan yang telah dirontokkan sehingga minyak dapat diekstraksi di Screw press secara maksimal, menghindari timbulnya biji berekor dan mempermudah lepasnya biji dari daging buah, sehingga dapat mengurangi tekanan dari Hidrolic press yang dapat mengakibatkan nut pecah. Suhu yang digunakan pada Degester yaitu 90-95°C, apabila suhu terlalu tinggi akan mengakibatkan terlalu lunak dan kemungkinan losis atau fiber basah tinggi tetapi suhu yang kurang dari standar juga kurang baik karena akan menyulitkan pengepresan buah.

Buah yang telah membrondol akan terbawa oleh Elevator masuk ke mesin pelumat (digester). Buah yang masuk degester akan teraduk dan terajang oleh pisau pengaduk dan perajang, sehingga sebagian besar dari daging buah akan terpisah oleh nut.

3.3.6. Pengempaan Buah

Proses pengempaan bertujuan untuk mengeluarkan atau mengekstrak minyak yang terdapat dalam daging buah dengan menggunakan tekanan 40-45 bar, selama proses pengempaan dialirkan air dengan suhu 90-95°C sebanyak ± 20% dari TBS, namun penambahan air sangat dipengaruhi oleh kadar air fiber apabila fiber terlalu basah maka penambahan air harus dikurangi. Air yang ditambahkan berfungsi untuk mempermudah proses pengepresan minyak agar minyak terekstrak secara optimal.

Mekanisme pengempaan yaitu masuknya adonan ke dalam Screw press dengan adanya Hidrolic press sebagai penahan maka buah yang masuk akan terjepit, sehingga

(19)

dengan perpindahan massa mengakibatkan minyak terekstrak dan keluar dari lubang-lubang Press check.

Faktor yang mempengaruhi efisiensi ekstraksi adalah tekanan dan pengempaan dimana dengan tekanan < 40-45 bar akan mengakibatkan fiber basah dan oil losses pada ampas semakin tinggi, tetapi jika tekanan pada Press > 40-45 bar akan mengakibatkan broken nut namun minyak yang dihasilkan akan lebih banyak. Standar oil losses minyak terhadap fiber yaitu 7%.

Minyak hasil pengepresan akan masuk dalam Sand trap tank kemudian akan dilanjutkan masuk ke Vibrating screen dengan jumlah lubang 1 cm² 20 dan 30 mest dimana pada proses ini seludge dan pasir akan tersaring dan masih mengandung minyak sekitar 1,8% sehingga seludge dan pasir akan terbawa kembali ke Conveyor dan masuk ke Sand trap tank, kemudian minyak yang dihasilkan akan masuk ke COT (Crude Oil Tank) dan akan di kirim masuk ke Klarifikasi.

3.3.7. Klarifikasi dan pemurnian Minyak

Station Klarifikasi merupakan stasiun untuk pemurnian minyak sehingga terjadi pemisahan antara minyak dengan seludge, air dan kotoran lainnya sehingga akan diperoleh produksi minyak semurni dan sebersih mungkin sesuai dengan standar mutu yang dikehendaki.

Dalam minyak sulit terjadi pemisahan sehingga pada Klarifikasi suhu yang digunakan berkisar 90-95°C agar pemisahan minyak lebih optimal. Dalam fase NOS (Non Oil Solid) dan fase yang dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:

(20)

Fungsi dari VCT yaitu untuk memisahkan minyak dengan Seludge dengan cara pengendapan atau cara gravitasi berdasarkan perbedaan berat jenis. Suhu pada VCT yaitu 90-95°C yang didapat dari penggunaan steam inject dan steam coil sehingga terjadi perbedaan berat jenis yang mengakibatkan terjadinya pemisahan antara minyak, seludge, pasir, dan air dengan dibantu oleh Agitator atau pengadukan yang terdapat dalam VCT. Apabila suhu dalam VCT < 90-95°C maka pemisahan minyak dengan kompone yang tidak diinginkan menjadi lama sedangkan apabila suhu di VCT > 90-95°C akan mengakibatkan minyak dan komponen-komponen yang tidak diinginkan menjadi mencampur atau melebur sehingga tidak terjadi pemisahan.

Under flow pada VCT yaitu < 8% dimana dipengaruhi oleh level minyak standar level minyak saat pengutipan 60 cm, apabila level minyak < 60 cm akan meningkatkan under flow yang masuk ke dalam Oil tank dan sebaliknya level minyak > 60 cm akan mengakibatkan Oil losses meningkat yang masuk ke Seludge tank, untuk mengetahui level minyak tepat pada 60 cm dilakukan pengukuran dengan menggunakan botol ukur. Sedangkan minyak yang terdapat dalam VCT akan dikirim ke Oil tank diatur melalui Stimer.

b. Seludge tank

Minyak yang dikirim dari VCT ke Seludge tank bertujuan untuk menyaring seludge atau kotoran yang terdapat dalam minyak. Suhu pada Seludge tank yaitu 93°C, apabila suhunya tidak mencapai 93°C akan menyulitkan proses pemisahan minyak dengan komponen-komponen yang tidak diinginkan. Kandungan minyak yang terdapat pada Seludge tank yaitu ± 7-8% dari VCT.

c. Oil tank

Merupakan tanki minyak yang berbentuk silinder yang berfungsi untuk menampung minyak yang berasal dari Skimmer tanki pemisah minyak (VCT). Oil tank juga berfungsi

(21)

untuk mengendapkan air dan kotoran didalam minyak VCT. Minyak yang berasal dari Oil tank dipompakan menuju Vaccum dryer dengan tekanan 0,5 bar dan suhu 80-88°C.

Suhu didalam Oil tank harus dijaga yaitu 90-95°C agar proses pemisahan terjadi secara sempurna. Jika suhu terlalu tinggi akan mengakibatkan minyak melebur dengan Seludge dan pasir tetapi jika suhunya terlalu rendah tidak akan terjadi pemisahan antara minyak dengan komponen-komponen yang tidak diinginkan.

d. Vaccum Dryer

Vaccum dryer merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan/mengeringkan minyak dari kandungan air menggunakan pompa vaccum sehingga kadar air yang terdapat didalam minyak dapat berkurang.

Prinsip kerja dari alat ini yaitu minyak disemprotkan kedalam vaccum melalui nozel-nozel dimana minyak akan terbentuk pengabutan sehingga kandungan air akan menguap dan keluar dari ruangan vaccum oleh pompa vaccum menuju Water tank (penampungan air dari Vaccum dryer) kemudian air akan dipompa masuk ke Hot water tank. Sedangkan minyak dibuat temperaturnya 80-88°C yang sudah selesai pengeringan dikumpulkan pada bagian bawah kamar vaccum dan dipompakan menuju Storage tank. Tekanan yang digunakan yaitu 0,5 bar dengan kapasitas 12-15 ton/jam dan kadar air maksimum yang masih terdapat dalam minyak yaitu 0,5 hingga 0,1%.

e. Vibrating screen

Merupakan alat yang digunakan untuk menyaring minyak dari seludge atau pasir yang masih terikut. Pada Station Klarifikasi terdapat 2 Vibrating yaitu sebelum masuk ke Seludge tank dengan mest 30 sedangkan pada Vibrating sebelum preglener digunakan mest 40. Semakin tinggi mest maka proses pemurnian minyak akan semakin baik karena banyak kotoran yang halus dapat tersaring.

(22)

f. Storage Tank

Minyak yang sudah mengalami pemurnian di Station Klarifikasi akan masuk ke Storage tank yang berfungsi untuk menampung minyak murni sebelum dilakukan pemasaran. Pada Storage tank standar suhu yang digunakan yaitu 50-55°C dimana suhu yang terlalu tinggi ditakutkan akan meningkatkan kerusakan minyak. Stem yang dgunakan pada Storage tank yaitu steam coil dimana steam ini hanya berfungsi untuk menstabilkan suhu pada tanki, jika digunakan steam inject ditakutkan akan terjadi turbulend pada minyak dan suhu pada saat pemasaran dapat melebihi standar serta kerusakan minyak dapat semakin ccepat.

g. Preglener Tank

Merupakan tempat penampungan dan pengendapan sementara Seludge yang telah melewati Vibrating screen mest 40 dan dipompakan menuju Buffer tank. Didalam Preclener tank temperaturnya yaitu 90°C dengan menggunakan steam inject tujuannya agar suhu lebih terjaga dan pada saat pengiriman ke Buffer tank tidak terjadi penurunan suhu terlalu jauh. h. Sand Cyclone

Merupakan alat yang berbentuk konus yang berfungsi untuk penangkap pasir. Pemisahan pasir yang terdapat pada Seludge dengan bantuan tekanan dan kecepatan aliran pompa membentuk gaya sentrifugal. Pasir dan kotoran yang mempunyai berat jenis berat akan jatuh kebawah dan keluar dari konus secara otomatis berdasarkan Interval waktu yang ditentukan. Sedangkan Seludge yang memiliki berat jenis yang lebih ringan akan terkumpul

(23)

pada bagian tengah tabung Sand cyclone dan naik untuk keluar melalui pipa yang berada di atas Sand cyclone dan mengalir ke Buffer tank. Sistem pembuangan pasir pada Sand cyclone dikendalikan secara otomatis setiap 1 menit dan pembuangan/blowdown berlangsung selama 30 detik.

i. Buffer Tank

Merupakan tank penampungan sementara yang telah melewati Sand cyclone yang selanjutnya akan dikirim ke Sparator untuk proses pemisahan Seludge yang mengandung minyak, kemudian Buffer tank juga berfungsi sebagai umpan ke Sparator.

Pada Buffer tank temperaturnya yaitu 90-95°C agar proses pemisahan Seludge yang mengandung minyak lebih optimal.

j. Seludge Sparator

Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan antara Seludge yang masih mengandung minyak. Hasil dari Sparator ada 2 yaitu minyak akan masuk ke Reaclaimed dan Seludge akan masuk ke bak Fat-fit.

Sistem kerja dari Seludge sparator yaitu cairan Seludge yang masuk kedalam Sparator untuk dikutip minyaknya dengan gaya sentrifugal minyak memiliki berat jenis lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudut-sudut keruang pertama tanki pisah, cairan dan ampas yang memiliki berat jenis lebih berat dari pada minyak terdorong kebaagian bowl dan keluar melalui nozle.

(24)

Merupakan tank yang berfungsi untuk menampung cairan minyak dari hasil pengolahan pemisahan Seludge baik itu yang berasal dari Sparator maupun dari Seludge drain tank. Didalam Reclaimer temperatur harus selalu terjaga pada suhu 90°C agar proses pemompaan minyak menuju VCT berjalan dengan baik.

l. Sludge Drain Tank

Merupakan tempat pengendapan Seludge dan pasir yang masih mengandung minyak. Temperatur pada Seludge drain tank yaitu 90°C karena pada suhu ini minyak dapat terpisah dengan Seludge, karena adanya perbedaan berat jenis minyak yang berada pada bagian atas akan mengalir ke Bak reclaimer dan dipompa masuk ke VCT, sedangkan Seludge dan pasir akan mengendap pada bagian bawah dan akan dibuang setiap 1 minggu sekali atau disebut ngedrin.

m. Seludge Pit (FAT FIT)

Merupakan kolam penampungan dari limbah hasil proses di Station Klarifikasi seperti limbah dari Sparator, VCT, Oil tank, dan Sand trap tank. Pada kolam limbah diberi sekat-sekat yang bertujuan dengan adanya perbedaan berat jenis minyak akan terkumpul pada sekat pertama dan air akan terbuang mengalir, dari Seludge Pit limbah akan dipompakan menuju Recovery untuk dilakukan pengutipan minyak kembali dimana kapasitas 1 pompa yaitu 7 ton/jam dengan menggunakan Dreed oil pump.

(25)

Gambar

Gambar 2. Penimbangan Buah Pada PT. Muriniwood Indah Industri
Gambar 4. Proses Sterilizer
Gambar 5. Capstain Tippler b. Thresher
Tabel 3. Kriteria Kematangan TBS*

Referensi

Dokumen terkait

asesmen peneliti bisa tahu masalah apa saja yang dialami siswa tunagrahita ringan. dan peneliti bisa membuat program layanan bimbingan dan konseling

Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi terhadap perilaku agresif penyuka jenis musik heavy metal pada siswa kelas metal kelas XI

[r]

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran Physical Self-assessment dapat meningkatkan motivasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD

Salah satunya Koperasi Unit Desa (KUD) yang berpengaruh terhadap perekonomian pedesaan. KUD diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan ekonomi pedesaan dan dapat

Menurut Yusuf (2009), kategori usia remaja adalah usia 12-21 tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa mereka terinfeksi HIV semenjak remaja. Remaja menjadi kelompok yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id. commit

Usulan Penelitian : PENGELOLAAN GURU SEKOLAH STANDAR NASIONAL (Studi Situs SMP Negeri 1 Grobogan) Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk diajukan