• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI VII DPR RI DENGAN

DIREKTUR UTAMA PT. PERTAMINA (PERSERO) Tahun Sidang : 2018-2019

Masa Persidangan : III (tiga)

Rapat ke- :

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Hari, Tanggal : Rabu, 16 Januari 2019 Waktu : 10.00 WIB – 13.40 WIB Tempat : R. Rapat Komisi VII

Ketua Rapat : Ir. H. M. RIDWAN HISYAM /F-PG. (Wakil Ketua Komisi VII/F-PG)

Sekretaris Rapat :

Dra. Nanik Herry Murti (Kepala Bagian Sekretariat Komisi VII)

Acara : Persiapan Pelaksanaan Program Kerja Tahun 2019

Hadir : 8 Anggota

Dengan rincian:

Fraksi PDI-P 1 orang dari 10 Anggota Fraksi Partai Gerindra 1 orang dari 7 Anggota Fraksi Partai Golkar 2 orang dari 8 Anggota Fraksi PAN 1 orang dari 4 Anggota Fraksi Partai Demokrat 1 orang dari 5 Anggota Fraksi PKB 1 orang dari 4 Anggota Fraksi PKS 1 orang dari 4 Anggota Fraksi PPP ... orang dari 3 Anggota Fraksi Partai Hanura ... orang dari 2 Anggota Fraksi Partai Nasdem ... orang dari 3 Anggota

(2)

KETUA RAPAT (Ir. H.M. RIDWAN HISJAM): Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat malam, salam sejahtera untuk kita semuanya Yang saya hormati Anggota Komisi VII DPR RI

Yang saya hormati Sekjen Kementerian ESDM RI beserta seluruh jajarannya Yang saya hormati Irjen ESDM dan para Dirjen di lingkungan Kementerian ESDM

Kepala Badan dan yang saya hormati Kepala BPH Migas beserta jajarannya Serta pada hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita panjatkan syukur alhamdullilah pada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat bertemu kembali di dalam melaksanakan tugas-tugas konstitusional kita pada acara Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Sekretaris Jenderal, Inspektorat Jenderal, Dirjen Migas, Dirjen Minerba, Dirjen Gatrik, Dirjen EBTKE, Kepala Balitbang, Kepala BPSDM, Sekjen DEN dan Kepala BPH Migas.

Pada hari ini sesuai dengan daftar hadir yang ada adalah telah hadir dan menandatangani daftar hadir 6 (enam) Fraksi dari 7 (tujuh) anggota, sehingga sesuai Pasal 251 ayat 1 Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib rapat ini telah memenuhi kuorum. Oleh karena itu dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim izinkan saya membuka Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 11.14 WIB)

Sesuai dengan Pasal 246 ayat 1 Tata Tertib DPR RI menyatakan bahwa setiap rapat DPR bersifat terbuka kecuali dinyatakan tertutup. Kami mengusulkan agar Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI pada hari ini bersifat terbuka dan terbuka untuk umum. Apakah bisa disetujui?

(RAPAT: SETUJU) Terima kasih.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,

Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara Tahun 2019, dan dalam buku kedua Nota Keuangan APBN Tahun 2019 ditetapkan anggaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebesar Rp.4.989.400.000.000. Alokasi anggaran per unit Eselon I adalah berbasis pada rencana kerja dan kementerian negara tahun 2019 serta rencana strategis Kementerian ESDM yang sudah ditetapkan untuk tahun 2015-2019.

(3)

Berdasarkan dokumen renstra ada sejumlah capaian yang hendak diwujudkan pada tahun 2019 antaralain adalah lifting migas sebesar 2.025.000 BOEPD, penandatanganan KKS Migas sebanyak 40 (empat puluh) kontrak, 200 (dua ratus) rekomendasi wilayah kerja, produksi batu bara setara dengan 4.600.000 BOEPD equivalent dengan 400 juta ton. Produksi mineral yang meliputi emas 70 ton, perak 231 ton, timah 50 ribu ton, tembaga 710 ribu ton, feronikel 1.231.000 ton, nikel matte 80 ribu ton. Pembangunan pengolahan dan pemurnian dalam negeri ada 30 unit, penerimaan negara di sektor ESDM sebesar Rp.480,15 triliun. Investasi sektor ESDM ditargetkan US $57,3 miliar meliputi investasi migas 29,9 miliar, investasi ketenagalistrikan US $15,9 miliar, investasi mineral dan batu bara US $7,8 miliar dan investasi EBTKE sebesar US $3,7 miliar.

Atas dasar 2 (dua) dokumen tersebut, Komisi VII DPR RI ingin mengetahui sejauhmana komitmen dan kesiapan unit Eselon I Kementerian ESDM dalam pelaksanan program kerja tahun 2019. Selain itu juga ingin mendapatkan informasi tentang rincian program yang ada di lingkungan Eselon I Kementerian ESDM.

Untuk efektivitasnya waktu, Rapat Dengar Pendapat pada hari ini saya persilakan Pak Sekjen nanti memberikan pendahuluan dan sekaligus diserahkan kepada masing-masing dirjen. Ada beberapa hal yang kami sampaikan disini bahwa pada RDP hari ini kita juga lebih menginginkan program yang dapat dilaksanakan sebelum bulan April. Jadi di triwulan pertama terutama untuk kegiatan-kegiatan yang terkait dengan atau bersinggungan dengan masyarakat baik itu sosialisasi maupun program-program yang telah direncanakan agar dapat dilaksanakan sebelum bulan April. Oleh karena itu kami persilakan kepada Pak Sekjen dan yang lainnya untuk memaparkan, waktu kami persilakan.

SEKJEN KEMENTERIAN ESDM RI (Dr. Ir. EGO SYARIAL, M.Sc): Terima kasih.

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI Para pejabat ESDM di lingkungan Kementerian ESDM

Sekjen DEN dan BPH Migas serta seluruh hadirin yang berbahagia Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semuanya.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya pagi ini kita semuanya dapat berkumpul untuk melaksanakan amanah konstitusi yaitu rapat dengar pendapat yaitu dengan agenda persiapan pelaksanaan program kerja tahun 2019.

Bapak Pimpinan dan Bapak Ibu Anggota Komisi VII yang saya hormati,

Pagu DIPA Kementerian ESDM Tahun 2019 adalah sebesar Rp.4,99 triliun atau tepatnya adalah Rp. 4.989.416.415.000 atau turun sebesar Rp.1,58 triliun dibandingkan dengan DIPA Tahun 2018 lalu sebesar Rp.6.570.000.000.000.

(4)

Berdasarkan jenis belanja DIPA Tahun 2019 mempunyai komposisi belanja modal sebesar 22,6%, belanja barang sebesar 60,5% serta belanja pegawai sebesar 16,19%. Adapun berdasar penerima manfaat dapat kami sampaikan bahwa meskipun kondisi anggaran Kementerian ESDM menurun dibandingkan tahun lalu, kami tetap berkomitmen untuk mengalokasikan lebih dari 50% anggaran Kementerian ESDM atau tepatnya 50,55% untuk infrastruktur rakyat, dan sisanya sebesar 20,8% digunakan untuk belanja publik non fisik dan sebesar 28,7% untuk belanja aparatur.

Bapak Pimpinan dan Anggota Komisi VII

Kami sampaikan bahwa pagu DIPA Kementerian ESDM Tahun 2019 ini berdasarkan per unit organisasi terdiri dari 11 unit dapat kami rinci sebagai berikut: 1. Unit Sekretariat Jenderal dengan program dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar 342,46 miliar.

2. Inspektorat Jenderal dengan program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur sebesar 64,77 miliar

3. Unit Ditjen MIgas dengan program pengelolaan dan penyediaan minyak dan gas bumi sebesar 1.171,33 miliar.

4. Ditjen Ketenagalistrikan dengan program pengelolaan ketenagalistrikan sebesar 97,54 miliar

5. Ditjen Mineral dan Batubara dengan program pembinaan dan pengusahaan mineral dan batu bara sebesar 295,52 miliar.

6. Sekjen Dewan Energi Nasional dengan program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar 35,63 miliar.

7. Badan Litbang ESDM dengan program penelitian dan pengembangan mempunyai pagu anggaran sebesar 425,06 miliar.

8. Unit BP ESDM dengan program pengembangan sumber daya manusia dengan pagu 456,93 miliar.

9. Badan Geologi dengan program penelitian mitigasi dan pelayanan geologi sebesar 735,68 miliar.

10. Unit BPH Migas dengan program pengaturan dan pengawasan penyediaan serta pendistribusian BBM dan pengangkutan gas bumi melalui pipa dengan alokasi anggaran sebesar 168,81 miliar.

11. Ditjen EBTKE dengan program pengelolaan energy baru terbarukan dan konservasi energy dengan pagu anggaran sebesar 1.195,65 miliar.

Bapak Pimpinan, Bapak Ibu Anggota Komisi VII yang saya hormati,

Seperti yang telah kami sampaikan bahwa prioritas penggunaan anggaran Kementerian ESDM Tahun 2019 kami alokasikan untuk infrastruktur rakyat antaralain dapat kami sampaikan;

1. Pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi untuk rumah tangga sebanyak 78.216 sambungan rumah senilai 852,5 miliar tersebar di 18 (delapan belas) kabupaten dan kota.

2. Pembagian konverter kit BBM ke bahan bakar gas untuk nelayan dan petani sebanyak 14.305 paket senilai 119,4 miliar, tersebar di 33 (tiga puluh tiga) kabupaten dan kota

3. Revitalisasi pos pengamatan gunung api sebanyak 12 (dua belas) pos senilai 18 miliar

(5)

4. Pemboran air bersih di daerah sulit air, sebanyak 750 (tujuh ratus lima puluh) titik tersebar di 240 (dua ratus empat puluh) kabupaten dan kota dengan total anggaran 430 miliar.

5. Penyediaan bor air tanah untuk sumur dangkal untuk tanggap darurat sebanyak 20 (dua puluh) titik senilai 2,9 miliar.

6. Pembagian lampu tenaga surya hemat energy di wilayah pedesaan gelap gulita sebanyak 98.481 (Sembilan puluh delapan empat ratus delapan puluh satu) unit senilai 315 miliar tersebar di 28 (dua puluh delapan) provinsi.

7. Pembangunan PLTS pos pengamatan gunung berapi sebanyak 9 (sembilan) unit senilai 20,3 miliar tersebar di 8 kabupaten dan kota

8. Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terpusat di kawasan 4T sebanyak 10 (sepuluh) titik senilai 118,7 miliar tersebar di 8 (delapan) kabupaten

9. Revitalisasi pembangkit EBT sebanyak 27 (dua puluh tujuh) unit senilai 29,4 miliar tersebar di 17 (tujuh belas) provinsi, 25 (dua puluh lima) kabupaten dan kota.

10. Pembagian retrofitting lampu LED untuk pondok pesantren sebanyak 150.000 (seratus lima puluh ribu) unit senilai 5,3 miliar tersebar di 4 (empat) provinsi. 11. Pembangunan PLTS roof tops pada pondok pesantren sebanyak 120 (seratus

dua puluh) unit masing-masing dengan kapasitas 10 kwp senilai 60 miliar tersebar di 4 (empat) provinsi.

12. Pembangunan PLTS pos jaga batas negara TNI sebanyak 265 unit senilai 50 miliar akan tersebar di 6 (enam) kodam.

13. Pembangunan peralatan efesiensi energy atau PGU sebanyak 20.000 unit senilai 400 miliar tersebar di 31 (tiga puluh satu) provinsi

14. Pembangunan biogas komunal pondok pesantren sebanyak 20 (dua puluh) unit senilai 26 miliar di 4 (empat) provinsi.

Bapak Pimpinan dan Anggota Komisi VII yang kami hormati,

Untuk detail lokasi volume pembangunan infrastruktur tersebut dapat dilihat pada bahan yang telah kami sampaikan dan kami bagikan kepada Bapak Ibu Anggota Komisi VII.

Selanjutnya kami akan menyampaikan progress lelang kegiatan tahun 2019 ini dimana dari kegiatan prioritas yang telah kami sampaikan itu terbagi dalam 293 paket senilai Rp.2.666 miliar sebagai berikut:

1. 8 (delapan) paket telah selesai sebanyak 20,4 miliar

2. 33 (tiga puluh tiga) paket senilai 177,2 miliar dalam proses tender or e-procurement

3. 96 (sembilan puluh enam) paket senilai 1.410 miliar sudah tayang di sistem informasi rencana umum pengadaan

4. 156 (seratus lima puluh enam) paket senilai 1.060 miliar memang sedang dalam proses untuk ditayangkan di dalam sistem informasi rencana umum pengadaan

(6)

Demikian penjelasan kami mengenai persiapan pelaksanaan program kerja di tahun 2019. Selanjutnya kami kembalikan kepada Pimpinan Komisi VII untuk pembahasan lebih lanjut. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Bisa dilangsung saja Pak Sekjen yang distribusi ke dirjen dan kepala BPH Migas.

SEKJEN KEMENTERIAN ESDM RI:

Baik Bapak Pimpinan, dari 293 (dua ratus sembilan puluh tiga) paket yang merupakan program prioritas yang tadi telah kami sampaikan sebanyak 14 (empat belas) kegiatan prioritas dapat kami sampaikan ini secara garis besar terbagi di 3 (tiga) unit kerja. Yang pertama Dirjen Migas yaitu pelaksanaan pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga dan juga pembagian konverter kit BBM baik untuk nelayan maupun petani, mohon izin pimpinan untuk detailnya akan disampaikan oleh Bapak Dirjen Migas.

DIRJEN MIGAS (Dr. Ir. DJOKO SISWANTO, MBA):

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI Bapak Sekjen KESDM, Bapak Dirjen KESDM

Para pejabat di lingkungan KESDM Eselon I, Eselon II dan jajarannya Serta hadirin yang berbahagia.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua

Mohon izin untuk menyampaikan pagu dan program kerja Dirjen Migas sebagai berikut; pagu anggaran Ditjen Migas di tahun anggaran 2019 sebesar Rp.1.171.000.000 atau mengalami penurunan sebesar 32,64% dibanding pagu 2018. Hal ini sejalan dengan pagu Kementerian ESDM yang mengalami penurunan dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Sesuai juga dengan kebijakan pengelolaan keuangan nasional. Meskipun demikian Ditjen Migas berupaya menjaga program prioritas untuk belanja publik fisik yang langsung oleh masyarakat tetap mendapatkan porsi mayoritas dalam postur anggaran 2019 sebanyak 83,69%.

Dengan pagu anggaran tersebut komposisi anggaran Ditjen Migas 2019 adalah sebagai berikut:

 Belanja publik fisik sebesar 980,3 miliar atau 83,69% digunakan untuk pembangunan jaringan gas rumah tangga, konversi BBM ke bahan bakar gas untuk nelayan dan petani

 Belanja publik non fisik sebesar 45,62 miliar atau 3,88% yang digunakan untuk kegiatan binaan dan pengawasan penyusunan NSPK (Norma Standar Prosedur dan Kriteria), rekonsiliasi data, penyusunan peraturan perundangan dan pelayanan perizinan.

(7)

 Belanja aparatur sebesar 145,41 miliar atau sebesar 12,41% yang digunakan untuk pembayaran gaji, tunjangan, operasional kantor seperti listrik, telepon, IT, pemeliharaan kantor dan antar jemput karyawan.

Perlu kami sampaikan juga bahwa sejak tahun 2018 Ditjen Migas mendapatkan tambahan satu satker baru yaitu Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA). Ini SKK Migasnya Aceh Pak. Itu anggarannya masih dari Ditjen Migas bahkan di awal-awal tahun terpaksa satu subdit anggarannya 100% untuk dialihkan ke BPMA ini.

Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang terhormat

Pagu anggaran 2019 sebesar Rp.1.171.000.000 tersebut didistribusikan untuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

 Direktorat Pembinaan Program sebesar 6,31 miliar  Direktorat Pembinaan Usaha Hilir sebesar 9,62 miliar  Direktorat Pembinaan Usaha Hulu sebesar 6,05 miliar  Direktorat Teknik dan Lingkungan sebesar 5,64 miliar

 Direktorat Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur sebesar 6,89 miliar  Infrastruktur migas sebesar 973,45 miliar

 Dukungan teknis Ditjen Migas sebesar 21,36 miliar  Badan Pengelola Migas Aceh sebesar 43,27 miliar

Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang terhormat

Selanjutnya izinkan kami untuk menyampaikan kegiatan infrastruktur Ditjen Migas tahun 2019:

1. Jaringan gas untuk rumah tangga sebanyak 78.216 satuan sambungan rumah tangga di 18 (delapan belas) lokasi dengan jumlah anggaran 852,48 miliar

2. Konversi BBM ke bahan bakar gas untuk nelayan sebanyak 13.305 unit di 30 (tiga puluh) lokasi dengan jumlah anggaran 117,27 miliar

3. Konversi BBM ke bahan bakar gas untuk petani sebanyak 1000 unit di 3 (tiga) lokasi dengan jumlah anggaran 8,12 miliar

4. Review fit DEDC serta UPL-UPL pembangunan gas di 15 (lima belas) lokasi dengan jumlah anggaran 1,58 miliar

Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang terhormat

Berdasarkan realisasi pembangunan jargas untuk rumah tangga 2018 dan perkembangan data yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan prioritas 2019 terdapat kebutuhan untuk merevisi kegiatan sebagai berikut yaitu :

 Jaringan gas rumah tangga dari 78.216 sambungan rumah tangga menjadi 74.216 sambungan rumah tangga di 17 (tujuh belas) lokasi dengan jumlah anggaran total 799,96 miliar. Hal ini disebabkan karena adanya satu lokasi yang diundur pembangunannya di tahun 2020 karena review fit yang belum selesai sehingga anggarannya akan dialihkan untuk PMK 243.

 Kegiatan luncuran menggunakan PMK 243 dengan jumlah anggaran 52 miliar untuk penyelesaian pembangunan jaringan gas rumah tangga tahun 2018 di

(8)

Lhokseumawe, Palembang, Prabumulih, Musi Rawas, Serang, Bogor, Cilegon, Tarakan, Bali dan Samarinda.

 Konversi BBM ke bahan bakar gas untuk nelayan dari 30 (tiga puluh) lokasi menjadi 36 (tiga puluh enam) lokasi dengan jumlah anggaran tetap 117,27 miliar  Konversi BBM ke bahan bakar gas untuk petani dari 3 (tiga) lokasi menjadi 5

(lima) lokasi

Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang terhormat

Demikian penjelasan dan laporan kami mengenai topik yang telah diagendakan. Selanjutnya kami mengharapkan masukan dan arahan dari Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR. Sekian, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. SEKJEN KEMENTERIAN ESDM RI:

Mohon izin Pimpinan, kami dapat meneruskan ke Badan Geologi. KEPALA BADAN GEOLOGI (Ir. RUDY SUHENDAR, M.Sc.):

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati dan saya muliakan Pimpinan Komisi VII beserta Anggotanya

Yang saya hormati teman-teman sejawat di lingkungan Kementerian ESDM Kami akan memperlihatkan bagaimana postur anggaran yang ada di Badan Geologi dimana dalam DIPA 2019 ini lebih kecil dari DIPA 2018. Mohon slide-nya.

Namun demikian kami terus untuk kegiatan-kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat bahkan jumlahnya ditingkatkan, yang semula tahun 2018 sumur itu 550 rencananya dan terealisasi 506. Untuk tahun 2019 rencananya 750 titik ya. Ada pun kegiatan lain jadi kalau kita melihat ke porsinya anggaran dari Badan Geologi sebesar 735,68 miliar terbagi 64% adalah untuk kegiatan di pusat air tanah, sedangkan sisanya terbagi di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ada 10,6%, di Pusat Survey Geologi ada 7,56%, di Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan 1,99%, di Balai Konservasi Air Tanah 1%, di Sekretariat Badan Geologi 4,4%, di Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi 7,32%, di Museum Geologi 3,8%.

Kalau dilihat dari jenis belanjanya, belanja pegawai itu 19,05%. Belanja barang 77,72%. Belanja modal 3,22%. Secara rinci untuk kegiatan publik fisik RAPBN tahun 2019, Badan Geologi merencanakan pelaksanan pemboran air bersih di daerah sulit air sebanyak 750 titik, diharapkan dapat membantu masyarakat sebanyak 2.100.000 jiwa yang berada di 32 provinsi, 240 kabupaten.

Kemudian kami pun menyiapkan anggaran pemboran air bersih darurat karena di tahun 2018 ini ada tiga bencana kitapun bisa menyumbang sebanyak 55 titik di daerah yang terkena bencana. Kemudian untuk revitalisasi pos pengamat

(9)

gunung api ada 12 (dua belas) pos, kita siapkan 18 miliar. kemudian ada pusat informasi geologi yang akan terbangun di Sulawesi Selatan NTT dan NTB senilai 9,3 miliar. kemudian untuk revitalisasi ruang pamer sejarah kehidupan di museum geologi sebanyak 7,2 miliar.

Ini kami sudah mengalokasikan rencana kegiatan pemboran air bersih di daerah sulit air. Kami sudah memproses 40 paket dalam proses tender per Januari 2019 sesuai Perpres 16 tahun 2018. Sebenarnya di bulan November kami juga sudah mulai mengumumkan. Tentang lokasinya mungkin ini nanti akan disesuaikan tapi kita sudah mengalokasikan hampir sama dengan tahun 2018, jadi lokasinya nanti kita bisa menyesuaikan. Yang pasti dalam proses tender ini akan bersamaan secara pararel kami akan melakukan pemberitahuan kepada pemerintah daerah, kabupaten dan lokasinya baik di tingkat kecamatan maupun desa pada lokasi-lokasi yang telah ditetapkan. Jadi ini yang sudah pasti kita akan melakukan sosialiasi di periode Januari sebelum pelaksanaan, Januari – Februari mungkin sampai Maret sudah bisa laksanakan.

Ini untuk kegiatan tanggap darurat kita tidak tahu di tahun 2019 kejadiannya akan dimana tapi kita sudah sisipkan akan 20 titik sumur untuk tanggap darurat. Ini lokasi 12 (dua belas) pos pengamat gunung api yang sudah tidak layak lagi kita akan lakukan revitalisasi. Lanjut. Pusat Informasi Kegeologian yaitu di Maros, Rinjani dan NTT, ini sesuai dengan usulan Bapak Gubernur melalui Pak Menteri kita akan melakukan penempatan khususnya dalam mendukung pariwisata di wilayah ini terkait dengan kegeologian.

Ini adalah rencana revitalisasi museum yaitu di ruang kehidupan. Saya kira itu garis besarnya yang bisa saya sampaikan. Pak Ketua, Pak Sekjen, terima kasih. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

SEKJEN KEMENTERIAN ESDM RI: Terima kasih.

Selanjutnya kami mohon Dirjen EBTKE untuk menyampaikan 9 (Sembilan) kegiatan prioritas Ditjen EBTKE di tahun 2019.

DIRJEN EBTKE (Ir. RIDA MULYANA, M.Sc): Baik, terima kasih Pak Sekjen.

Bismillahirrahmanirrahim

Bapak Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang kami hormati Rekan-rekan KESDM dan BPH Migas

Hadirin hadirot,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi menjelang siang

(10)

Mohon izin menambahkan penggunaan atau rencana penggunaan pelaksanaan dari DIPA EBTKE untuk tahun anggaran 2019. Yang pertama menurut penerima manfaat, mohon izin untuk menyampaikan dan menambahkan apa yang disampaikan Pak Sekjen tadi.

Jadi Bapak Ibu sekalian tahun ini kami dapat amanah untuk mengelola kurang lebih Rp 1,2 triliun dan sebagaimana tadi disarankan oleh Pak Sekjen dan ini menjadi juga kesepakatan kita terakhir bahwa 90% dari anggaran yang kami kelola untuk tahun ini ditujukan untuk belanja publik fisik yang bersentuhan langsung dengan kepentingan saudara-saudara kita di daerah, dan ini bentunya dalam bentuk LTSHE kemudian PJUTS artinya penerangan jalan umum berbasis tenaga surya, kemudian ada PLTS juga komunal di beberapa daerah. Pembagian juga lampu LED, pembangunan biogas komunal di beberapa pesantren di 4 (empat) provinsi dan juga kita melakukan revitalisasi terhadap aset-aset yang telah kita bangun pada tahun-tahun sebelumnya tapi kemudian mengalami kerusakan dan kita optimumkan lagi operasionalisasinya. Itu adalah gambaran umum alokasi anggaran Ditjen EBTKE.

Lebih rinci pada tabel berikutnya Bapak Ibu sekalian mohon izin alokasinya seperti apa bisa dilihat bahwa untuk pemasangan LTSHE ini kita mengalokasikan kurang lebih 315 miliar pagunya atau kurang lebih 26,35% dari total. Terus sampai dengan penerangan jalan umum, untuk tahun ini kita mengalokasikan untuk membangun 2000 titik dengan anggaran kurang lebih 400, ini bisa jadi setelah lelang bisa sedikit berkurang. Dan selanjutnya adalah pembangunan pesantren dalam bentuk tiga kegiatan yaitu LED untuk menghemat penggunaan lampu, kemudian pembangunan biogas komunal dan yang terakhir adalah pembangunan LPTS rooftop yang untuk tahun ini kita rencana bangun di 120 (seratus puluh pesantren.

Kemudian sebagaimana tadi saya sampaikan tadi ada revitalisasi 27 unit tersebut di seluruh Indonesia dan yang kelima ini ada pembangunan LPTS komunal termasuk di dalamnya adalah untuk yang menunjang program rehabilitasi pengamat gunung api yang baru saja disampaikan kepala badan geologi sambil merehab fisiknya kita juga menyediakan listriknya dari pemasangan PLTS rooftop dan direncanakan tahun ini akan dibangun 9 (sembilan) PLTS Rooftop untuk pos pengamat gunung api dengan anggaran 20,3%. Itu yang berkaitan dengan pembangunan fisik dengan total 1,079 triliun atau sekali lagi porsinya kurang lebih 90,28%.

Ini dalam bentuk infografis Ibu Bapak sekalian, bentuk lain dari tabel yang barusan saja kami sampaikan. Berikutnya ini hanya sekedar gambaran sebaran dimana saja kami kemudian mengadakan atau melaksanakan pembangunan fisik jadi nyaris dari ujung barat sampai timur, utara dan selatan kita cover untuk melayani saudara-saudara kita di daerah. Lanjut.

Ini detail sedikit mengenai lampu yang kita bagikan ke saudara-saudara kita yang belum sempat menikmati terangnya listrik. Jadi sebagai refreshing mohon izin melaporkan Bapak Ibu sekalian bahwa program ini ada Perpres khususnya dan berlaku untuk 3 (tiga) tahun mulai tahun 2017 sampai 2019 atau tahun ini adalah tahun erakhir. Untuk dilaporkan bahwa untuk tahun 2017 kami berhasil melistriki sebanyak 79.556 rumah yang tersebar di 5 (lima) provinsi. Kemudian tahun lalu kita membagikan lebih banyak lagi yaitu 172.956 rumah di 16 (enam belas) provinsi dan

(11)

tahun ini tahun 2019 tahun terakhir mudah-mudahan merupakan sapu bersih mengisi spot-spot yang belum terisi yaitu ditargetkan sejumlah 98.421 rumah kita akan listriki tersebar di 28 provinsi dengan anggaran Rp.315 miliar, dan ini telah dilelangkan. Lanjut.

Ini hanya untuk info grafisnya bahwa PLT terpusat yang kami ajukan untuk di 4 (empat) lokasi itu demikian sebarannya. Terakhir yang di Papua itu keseluruhannya ada di kabupaten Asmat Bapak Ibu sekalian, dan kesemuanya ini EPSDDnya telah ada dan akan dilelangkan.

Kemudian berikutnya, ini untuk menunjang fungsi keseharian dari rekan-rekan di TNI maupun di pos pengamat gunung api dengan penyediaan PLTS untuk penyediaan listrik di tempat mereka. Berikutnya ini gambaran pesantren ada 4 (empat) provinsi dari Aceh berdasarkan usulan dari masing-masing daerah kami berencana untuk melelangkan tahun ini segera karena EPSDDnya juga sudah tersedia. Lanjut, dan ini mungkin yang berkaitan dengan Bapak Ibu sekalian sebagaimana Bapak Pimpinan tadi singgung bahwa untuk tahun 2019 kita berencana untuk membangun 20.000 titik PJUTS (penerangan jalan umum tenaga surya) di 31 (tiga puluh satu) provinsi dengan anggaran 400 miliar. Mohon izin melaporkan pada kesempatan yang baik ini bahwa kami telah melelangkan Bapak Ibu sekalian untuk mengejar waktu sampai Maret atau April nanti, seluruh paket dengan sifat satu anggota satu pimpinan, satu paket Bapak Ibu sekalian. Jadi siapa yang cepat kelengkapan datanya berkesempatan untuk lebih duluan untuk selesai dapat fisiknya. Jadi tidak seperti tahun kemarin dimana satu anggota mungkin dengan anggota lainnya dalam satu paket. Sekarang untuk mempercepat realisasinya kami memilih untuk melelangkannya per paket per anggota.

Mohon izin Bapak Ibu sekalian mohon perkenannya, kami khusus untuk hal ini membuat pemantauan dan tabel rekap yang mudah-mudahan Bapak Ibu sekalian sudah menerimanya meskipun datanya kami lelang dengan menggunakan data mohon maaf dummy Pak dengan alasan untuk mengejar waktu kami meskipun datanya belum ada atau belum lengkap kami lelangkan untuk semua anggota dengan harapan kalau sekiranya itu sudah lebih lengkap fisiknya pun akan segera bisa direalisasikan sebelum April. Jadi pada kesempatan yang baik ini kami mohon khususnya terhadap yang hadir, ada Pak Dony, Pak Ramson, ada Pak Gandung di sini Ibu Andi, mohon bantuannya Bapak meskipun kami inten kontak dengan TA masing-masing. Monggo Pak Pimpinan yang memutuskan, kami sampaikan tabelnya mohon bantuannya untuk melengkapinya karena prosesnya sudah berlangsung dan 50 anggota termasuk Pak Pimpinan yang pindah pun kami kadung sudah dilelang Pak. Jadi nanti kalau pun ada pergantian nantinya mohon maaf mungkin akan diganti langsung Pak dengan dapil yang bersangkutan, karena alokasinya sudah dipastikan masing-masing 300 untuk anggota dan 600 untuk para Pimpinan. Ini juga mohon sekali lagi Pak Rofi juga tadi saya lingkarin kebetulan belum lengkap semua. Pak Gandung terima kasih juga masukannya di Gunung Kidul dan Batu kemarin khususnya. Kami juga dapat masukan dari Pak Dony di Garut kemarin, alhmadulillah sudah diselesaikan Pak Dony terkait dengan keterlibatan masyarakat persis seperti yang dibantu, ternyata persis dan juga ada beberapa masukan, beberapa pelaksananya menggunakan sub count - sub countnya masih kemudian belum terbayar dan seterusnya, terima kasih atas

(12)

masukannya Pak karena kami tidak sampai masuk kesitu pemantauannya. Yang kami pantau adalah pelaksana utamanya.

F.PDI-P (DONY MARYADI OEKON, S.T): Interupsi

Maaf jadi sudah disampaikan mengenai permasalah kontraktornya? Karena di Dapil saya ada kondisi yang kerja justru bukan kontraktor justru yang kerja adalah masyarakat setempat begitu Pak, apakah itu memang seperti itu atau tidak, pertanyaan yang kemarin itu lho Pak Pimpinan. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Silakan Pak. DIRJEN EBTKE:

Betul Pak. Ini juga terjadi di tempat lain memang satu sisi masyarakat kita kan sifat gotong royongnya tinggi tapi disisi lain juga kan ada kewajiban professional dari para penyedia dan termasuk yang di tempatnya Pak Dony itu saya cek, saya pastikan bahwa masyarakat pun dibayar Pak, tidak sia-sia berkontribusi dengan itunya dan sudah dibayar mereka.

Demikian Bapak, jadi sekali lagi untuk PJUTS ini agar kemudian rencana kita untuk segera bisa dimanfaatkan sebelum April jadi mohon bantuannya untuk melalui TA nya nanti kami mendapatkan data termasuk titik lokasi dimana Bapak Ibu sekalian akan membangun PJUTS. Usulan dari Pak Agus mohon izin pimpinan, Bapak karena ini masalah kelengkapan data dari Pemda inikan selalu berulang dan kami sangat memahami apa yang terjadi di lapangan, kami sedang bicara dengan teman-teman Kemenkeu Pak kemungkinan untuk kepala desa mengusulkan dan menerima barangnya dengan mempertimbangkan sekarang kan desa mendapat alokasi dana desa Pak sehingga kemudian untuk pemeliharaan sepertinya akan, jadi mohon sabar kami dengan teman-teman Kemenkeu untuk menyelesaikan hal ini. Jadi ke depannya mudah-mudahan usulan seperti ini cukup datang dari kepala desa, tidak harus dari Bupati yang selama ini berlaku. Saya pikir itu yang terbaik yang bisa kita lakukan. Saya pikir itu Pak yang secara umum apa yang akan dilakukan dan sekali lagi kami mohon bantuan Bapak Ibu sekalian untuk segera melengkapi data-data titik-titik koordinat sesuai dengan alokasi masing-masing. Demikian, lebih kurangnya saya mohon maaf.

Wabillahitaufik Walhidayah Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh F.PKB (H. AGUS SULISTIYONO, S.T., M.T.):

Interupsi Ketua.

Saya pikir cukup ya karena dari beberapa paparan dan kita juga sudah punya dokumen tidak perlu semuanya akan menyampaikan, kita mulai saja pendalaman apa yang sudah sedikit dipaparkan dan kita sudah punya dokumen ini. saya usul itu Ketua jadi cukup tadi Pak Kepala Badan, Pak Dirjen EBTKE. Pak Dirjen juga saya pikir cukup untuk kita melakukan pendalaman. Terima kasih Ketua.

(13)

KETUA RAPAT:

Pak Sekjen ada usulan tapi saya minta satu mungkin BPH Migas saja setelah itu yang lainnya datanya sudah ada memang.

F.P-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN): Interupsi Pak Ketua.

Saya pikir singkat-singkat juga diberikan waktu lah inikan semua eselon I jadi sama kerennya juga Cuma menghemat waktu saja, supaya enak sajalah. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Saya kembalikan ke Pak Sekjen, silakan Pak. SEKJEN KEMENTERIAN ESDM RI:

Baik Bapak Pimpinan tadi masukan dari Pak Agus dan Pimpinan juga mungkin ada satu unit Pak yang bisa menyampaikan juga kegiatan sampai di bulan April ini. jadi selain 3 unit utama kegiatan infrastruktur, disini kita juga ada BPH Migas yang mempunyai kegiatan program sosialisasi mengenai BBM penyalur. Saya persilakan Kepala BPH bisa menyampaikan sedikit progressnya Pak.

KEPALA BPH MIGAS (M. FANSHURULLAH ASA): Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua Yang kami hormati Pimpinan Komisi VII

Ibu Bapak Anggota Komisi VII

Kami singkat saja Pak, pada intinya BPH Migas pada tahun 2019 ini mendapatkan anggaran 168,8 miliar dimana sebenarnya anggaran tersebut turun dari 2018 sebanyak 183,4 miliar, jadi turunnya sebanyak 14,6 miliar. kami memang turun tadi dari 6 triliun jadi 4,9 triliun walaupun PNBP BPH Migas naik 150%.

Terkait dengan program strategis atau prioritas BPH Migas, kami akan konsisten melaksanakan sosialisasi tusi BPH Migas baik itu menyangkut sub penyalur, mini SPBU, tentang ketersediaan dan distribusi BBM kemudian kebijakan BBM satu harga, efesiensi tol fee kemudian harga gas untuk rumah tangga dan pelanggan kecil, BPH Migas goes to campus, untuk tahun ini seperti yang telah kami laksanakan pada tahun sebelumnya. Kami akan mengupayakan sinergis dengan Bapak-bapak dan Ibu-ibu Komisi VII karena untuk optimalnya bahwa tusi ini sampai langsung kepada masyarakat dimana masyarakat adalah merupakan representasi di Komisi VII khususnya di sektor energi, dan kami sudah menjadwalkan insha Allah dari awal Februari sampai nanti akhir Maret ini di semua wilayah NKRI dan yang bisa sinergis dengan kawan-kawan di Komisi VII akan kami laksanakan dengan baik pada dua bulan ini. Itu saja mungkin poin utama yang perlu kami sampaikan, kami kembalikan kepada Sekjen.

(14)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. SEKJEN KEMENTERIAN ESDM RI:

Bapak Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi yang kami hormati

Demikian penjelasan kami mengenai persiapan pelaksanaan program kerja, selanjutnya kami kembalikan kepada Pimpinan Komisi apabila diperlukan pembahasan lebih lanjut. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. F.P-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Interupsi Pak Ketua.

Inikan Direktorat Litbang kan banyak juga bisa dikembangkan di dapil-dapil dari Kementerian Ristek itu banyak, pengembangan-pengembangan, ada ide inovasi tidak, ini saya lihat litbangnya kurang anggarannya kekecilan atau kebesaran. Kita ingin tahu dulu di ekspresikan disini. Jangan artinya Pak Kepalanya diam-diam, semua diam-diam, tidak ada saya lihat programnya di dapil padahal kan perlu untuk rakyat ini sekarang. Silakan saja Pak Sekjen. Terima kasih Ketua.

KEPALA BALITBANG ESDM (Ir. FX. SUTIJASTOTO, MA): Baik terima kasih.

Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota Komisi VII Teman-teman eselon I dan Kepala BPH Migas

Secara singkat kami sampaikan bahwa kegiatan Badan Litbang mulai tahun 2019 karena sejak tahun 2018 Badan Litbang sudah menjadi BLU Pak, badan layanan umum sehingga tahun 2109 kegiatan litbang itu lebih kepada PNBP BLU Pak jadi kita bekerjasama dengan mitra. Rupiah murni hanya digunakan untuk gaji pegawai dan operasional perkantoran. Kami memang menginvite kalau ada Bapak-bapak Ibu sekalian yang berminat bekerjasama dengan Badan Litbang yaitu dengan kerjasama operasi, kerjasama manajemen. Anggaran dari kegiatan itu semua dari mitra Pak. Jadi atas saran Pak Menteri kegiatan Litbang 2019 itu semua dianggarakan dari PNBP BLU. Terima kasih Pak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

F.P-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN): Interupsi Pak Ketua.

Ini langsung menguatkan saja, jadi tidak ada lagi anggaran untuk litbang dari APBN? Tidak ada lagi jadi dari PNBP artinya hasil yang diperoleh Litbang itu bisa dibelanjakan langsung oleh litbang. Jadi sudah ada independen dari sisi anggaran ya, begitu ya Pak Sekjen. Kalau itu lain lagi ceritanya. Terima kasih Pak Ketua.

(15)

Supaya jelaskan, Bu Andi tadi tanya-tanya ke saya jadi saya langsung sampaikan. Terima kasih Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Tapi saya perlu luruskan Pak, bukan berarti Litbang jalan-jalan sendiri Pak. Fungsi DPR tetap melaksanakan fungsi pengawasan meskipun anggaran tidak dari APBN. Pak Ramson fungsi pengawasan tetap kepada Balitbang bukan Balitbang dilepas begitu saja jalan-jalan sendiri.

F.P-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Itu Pak Ketua jelas penerimaan negara bukan pajak tetap diawasi oleh DPR RI itu bagian dari struktur APBN. Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT:

Jadi kalau ada program di dapil yang mau dikoordinaskan silakan saja, tidak apa-apa, boleh saja Pak. Saya sudah bertemu dengan Litbang keseluruhan untuk bersinergi dengan Dapil di Malang Raya tapi rahasia Pak. Silakan Pak Gandung dulu.

F.PG (DRS. H.M. GANDUNG PARDIMAN, M.M.):

Terima kasih. Kalau memang betul begitu sebenarnya tidak betul dalam mekanisme kenegaraan kalau membuat sebuah lembaga mesti ada anggaran tidak bisa dilepas seperti itu. Ini Pimpinan kami mohon juga mempertanyakan dasar hukumnya, tidak ada membuat lembaga kok tidak dibiayai negara, suruh mencari anggaran uang sendiri, ini tidak masuk akal. Mohon nanti kita tanya dasar hukumnya kok sampai Ketua Balitbag diberi anggaran. Kalau tidak diberi anggaran harusnya dihapus, itu mutlak.

KETUA RAPAT:

Ada Pak anggarannya pasti ada.

F.PG (DRS. H.M. GANDUNG PARDIMAN, M.M.): Tadi katanya tidak ada.

KETUA RAPAT:

Bayar pegawainya dibayar anggaran APBN Pak, operasionalnya semua APBN. Maksudnya anggaran programnya.

F.PG (DRS. H.M. GANDUNG PARDIMAN, M.M.):

Kalau tidak ada anggarannya bubarkan. Itu wajib, tidak bisa negara membuat lembaga kemudian tidak mengurus dengan anggarannya.

(16)

KETUA RAPAT:

Menjadi catatan Pak Sekjen.

F.PKB (H. AGUS SULISTIYONO, S.T., M.T.): Ketua, masuk ke pendalaman.

KETUA RAPAT:

Sebentar dulu. Dari Pemerintah apakah sudah tidak ada? Kalau tidak ada kita mau masuk ke pendalaman. Cukup ya Pak. Silakan Bu Andi, setelah itu Pak Agus. F.PAN (DR. IR. HJ. ANDI YULIANI PARIS, M.SC.):

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Pak Sekjen, Pak Dirjen, BPH Migas Kemudian dari DEN

Anggota Komisi VII yang saya cintai

Pertama mungkin saya ingatkan kembali Bapak-bapak dan Ibu dari Kementerian ESDM bahwa ketika kami disumpah adalah kami diminta untuk memperjuangkan daerah yang kami wakili jadi kalau kami teriak disini adalah terkait dengan apa yang harus kami wakili begitu juga dengan teman-teman di komisinya masing-masing.

Pertama terkait dengan PLTS, ada beberapa surat yang diajukan oleh kementerian ESDM sebelumnya telah membangun PLTS terpusat di kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan Selatan. Sudah dua tahun tidak berfungsi dan mereka katanya sudah menulis surat beberapa kali mohon ini diperhatikan karena disini tadi judulnya revitalisasi tadi Pak Dirjen mengatakan melihat kembali apa yang sudah dilakukan. Tolong ini Pak di Kabupaten Sinjai. Jadi apa yang sudah dibangun dilihatlah seperti mikro hidro di Kabupaten Sinjai di Sinjai Borong yang saya bersama Pak Direktur datang ke sana.

Kemudian terkait juga dengan PJUTS, kalau 400 miliar dengan 20.000 jadi berarti satu PJUTS itu 20 juta, benar ya Pak. Mungkin ini tadi saya sudah sampaikan ke Pak Direktur juga tolong hati-hati dengan kontraktor. Untuk paket Sulawesi satu saat ini kontraktornya tidak mengerjakan pekerjaannya dan dudukannya itu sudah hampir hancur, tiangnya tidak dipasang. Yang ditanya oleh seluruh kepala desa saya. Tapi PJUTS paket dua dan tiga Sulawesi Selatan itu sudah mulai, yang paket duanya sudah terpasang, tiangnya sudah dapat fotonya semua, paket tiganya sudah mulai dicor. Tapi paket satunya yang awalnya sudah dicor itu sudah hancur dan tiang belum terpasang sampai sekarang. Jadi kalau kontraktornya lari bagaimana penanganannya. Saya tidak tahu memang masukan dari Pemda kenapa tidak dikerjakan bersama dengan kami koordinasi. Kalau sudah begini bagaimana, ini pertanyaan dari Pemda.

Kemudian apakah 20 juta itu tidak kemahalan tapi itu tergantung dengan jawaban. Kemudian untuk LTSHE 2019 berkali-kali saya sampaikan di Kabupaten

(17)

Pangkajene Kepulauan, desa-desanya itu walaupun dia masuk Sulawesi Selatan taip lebih dekat ke NTB, lebih dekat ke Kalimantan. Ada 13.167 penduduk yang belum memiliki listrik, belum pernah merasakan nikmatnya kemerdekaan lewat listrik. Saya sudah mengajukan hampir dari 8000 nama ke kantor Pak Dirjen EBTKE untuk kabupaten Pangkep tapi disini di 2019 dialokasikan 3000. Saya juga di depannya orang Pemda saya telpon Pak Menteri. Pak Menteri bilang oke ajukan itu yang 13.000 dan sudah saya masukan namanya tapi disini dialokasikan hanya 3000 padahal mereka belum pernah menikmati listrik, jauh di kepulauan mungkin ada satu tempat yang kalau kita naik kapal saja mungkin 20 jam di kabupaten Pangkep. Jadi ini mohon diperhatikan, mereka juga rakyat yang harus merasakan kemerdekaan ini. itu di Kabupaten Pangkep untuk LTSHE.

Catatan saya Pak, tadi saya sudah katakan Anggota DPR Komisi yang lain dia juga punya program-program masing-masing. Saya melihat misalnya saya setuju misalnya satu paket satu anggota supaya tidak terjadi seperti yang dikerjakan PJUTS Tahap pertama yang sampai sekarang tidak selesai. Ini pertanyaan saya untuk EBTKE ya. Saya juga saran Pak Dirjen kalau yang rajin-rajin itu dikasih banyaklah, masa yang malas, yang tidak ada, sama saja. Tidak usah saya bagus saya meninggalkan dapil saya bolak balik hanya untuk rapat di komisi menghargai bapak Menteri, menghargai Bapak Dirjen tolong juga ini menjadi suatu catatan bagi teman-teman di Kementerian ESDM.

Kemudian untuk mikro hidro, apakah 2019 ada pembangunan mikro hidro dan lokasinya dimana. Kalau bisa di lokasi anggota lah jangan diluar lokasi anggota. Tadi saya chat sama Pak Arifin saya bilang Sulsel 2019 ada 1.375 PJUTS, dari Sulsel yang ada di Komisi VII Cuma saya sama Pak Tamsil ini mau dibangun dimana yang 1.375nya, dia bilang tanya Pak Dirjen bu katanya.

Kemudian untuk jargas alhamdulillah tadinya saya mau tanyakan tapi sudah ada jargas untuk Kabupaten Wajo 2000, mudah-mudahan ini terealisasi. Mungkin disini kalau setahu saya salahs atu staf Direktorat Jenderal Migas bulan lalu itu sudah ke Kabupaten Wajo untuk melakukan pertemuan, saya tidak bisa mengatakan verifikasi karena catatan saya untuk program konverter itu karena terlalu mempercayai dan kami anggota DPR tidak dipercaya oleh Ditjen Migas akhirnya orang-orang yang tidak layak mendapatkan konverter banyak yang mendapatkan konverter. Kasihan, akhirnya saya yang diprotes didemo oleh masyarakat. Kami miskin bu, kami punya perahu kenapa yang punya rumahnya besar mereka yang dapat konverter. Padahal kan ini judulnya konverter untuk rakyat miskin. Saya lihat di bahan presentasinya Ditjen Migas ini Kabupaten Wajo tidak ada ini padahalkan sudah datang ke sana, dia sudah diusulkan dan sudah bulan lalu dari kementerian sudah datang walaupun yang saya bawa usulannya adalah Kabupaten Wajo, Kabupaten Maros yang ada tapi disini sama sekali tidak ada. Kalau bisa tolong dimasukan karena saya barusan telpon dinas perikanannya katanya “iya sudah datang orang kementerian bulan lalu”. Memang saya ketemu juga di hotel di Makasar waktu mereka mau ke Wajo. Ini tolong dimasukkan.

Kemudian untuk litbang, jadi saya ini wakil ketua Pansus Rancangan Undang-undang Sisnas Iptek yang berencana sebetulnya melebur semua litbang-litbang yang ada di Kementerian supaya sinergi satu sama lainnya. Tentunya Pak ya betul badan layanan umum, BPPT juga begitu, mereka juga badan layanan umum tapi

(18)

banyak yang mereka lakukan dengan Komisi VII terhadap hasil-hasil litbang mereka yang mereka sosialisasikan ke masyarakat dan kita menyedikan panggungnya saja selanjutnya BPPT datang, BATAN datang, BAPETEN datang. Artinya ada yang bisa Bapak lakukan.

Kemudian untuk Badan Pengembangan SDM, di sinikan ada pengembangan politeknik, cobalah bikin sosialiasi kita ingin informasi itu bisa diakses oleh semua masyarakat. Bikin sosialisasi apa sih itu politeknik ke SMA-SMA supaya SMA-SMA itu tertarik karena supaya semua anak bangsa itu punya akses untuk dapat sekolah di akademi politeknik migas, disini saya lihat ada persiapan untuk politeknik.

Kemudian di sini juga banyak diklat-diklat memang jumlahnya 20 peserta tapi untuk Sulsel saya tanya diklat eknis untuk PLTMH mikro hidro dan PLTS terpusat bagi operator atau pengelola. Ini harus jelas Pak jadi jangan sampai dilakukan kelihatannya terealisasi tapi sebenarnya tidak mencapai tujuan. Yang utama misalnya untuk mikro hidro yang ada di kabupaten Sinjai, kemudian PLTS terpusat yang baru kita resmikan di Pangkep. Saya tidak tahu nanti yang di Pangkep masih berfungsi tapi insha Allah ya, tapi yang rusak itu memang di Kabupaten Sinjai.

Kemudian untuk saya ingin mendapatkan penjelasan untuk pembangunan biogas. Biogas ini syaratnya apa saja untuk program-program ini, misalnya ini pembangunan biogas komunal pondok pesantren, di sini Aceh, Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur. Pemilih terbanyak memang Jawa Tengah, Jawa Timur dan Aceh adalah untuk pemilih Islam. Jadi disini ada 20 unit mungkin ini perlu dikembangkan untuk biogas di pondok pesantren karena kita tahu disini belum ada Indonesia timur.

Saya mau tanya Pak Dirjen untuk satu LTSHE itu harganya berapa Pak. Kalau PJUTS kalau saya baca itu 20 juta, kalau 400 miliar itu 20.000 itu berapa harganya Pak.

DIRJEN EBTKE:

Iya bu, LTSHE itu makin turun sekarang 2,1 Bu, perkiraan pagu ya Bu tapi nanti dilelang lebih turunan lagi. Rata-rata ya Bu di Jakarta.

F.PAN (DR. IR. HJ. ANDI YULIANI PARIS, M.SC.):

Ya, catatan itu ya Pak di Pangkep karena saya sudah masukan data itu lebih hampir 8000 nama itu by name by NIK by KTP, saya ini paling taat aturan administrasi, mengerti saya. Jadi sudah masuk itu sudah jelas jadi tolong untuk Pangkep ini diperhatikan karena mereka harus menikmati kemerdekaan listrik walaupun LTSHE itu paling tidak bisa nyala TV nya walaupun mereka joke, bu kami tidak bisa punya kulkas. Saya bilang ya sudah bersyukurlah, sudah dikasih LTSHE tidak usah berpikir punya kulkas. Pak Arifin dengar ya waktu kita ke Pulau sama-sama seperti itu.

Jadi untuk jargas tolong direaliasikan kemudian untuk konverter itu untuk Wajo dan Maros itu saya minta dialoksikan untuk 2019 Pak Dirjen Migas saya bantu verifikasi. Jadi saya kenapa tahu detailnya masing-masing penerima konverter

(19)

karena saya turunkan mahasiswa untuk melihat. Jadi saya punya foto-fotonya rumah-rumah bagus yang tidak layak menerima konverter itu mereka menerima dan walaupun saya politisi saya tidak mau intervensi ini orang, tidak. Dia harus ada 5 (lima) syarat yang dipenuhi. Saya selalu katakan kepada masyarakat ini 5 (lima) syarat yang harus kamu penuhi. Kamu punya mesin, jadi kayak bahan lucu-lucuan waktu mau diperiksa mesinnya oleh sistemnya oleh direktorat jenderal migas. Saya sama Bu Irene, harusnya kasih tanda mesinnya kemudian tidak main-main. Jadi orang yang betul-betul layak, nelayan miskin yang dapat.

Jadi saya bantu, saya bilang Pak Alimudir yang dibelakang, “Pak saya ini bantu program pemerintah, saya ingin tepat sasaran karena kita berdosa kalau bukan haknya orang kita berikan” saya harus jalankan haknya orang lah karena ini tujuannya untuk orang miskin. Sampai saya tahu manipulasi dari ya di Sinjai saya protes kepala dinasnya saya bilang “bapak kurang ajar” karena dia menghalangi saya untuk cek ke bawah tapi saya naik perahu sendiri, saya sewa kapal sendiri menerjang ombak, saya tahu siapa saya foto rumahnya yang sebenarnya tidak layak di Kabupaten Sinjai, tapi kepala dinasnya nakal Pak. Hanya untuk di Sinjai yang kepala dinasnya nakal. Bulukumba ada sedikit PPLnya nakal tapi suruh PPLnya saya bilang sama Bupati “pindahin itu PPLnya”, orang yang berhak dia bilang pergi merantau, saya bilang “tidak,cek. Orang yang berhak jangan dikasih ke orang lain haknya”. Jadi PPL nya itu saya suruh pindahin sama Pak Bupati. Jadi mungkin dia kaget juga ada anggota DPR sedetail ini. Saya detail semua saya tahu orang per orangnya karena saya cek, saya turunkan 300 (tiga ratus) tim untuk cek rumah per rumah dan saya punya foto rumah semuanya.

Jadi tolong saya memperjuangkan aspirasi ini untuk masyarakat miskin saya bilang, tidak untuk kepentingan seseorang baik kepala desa, lurah yang tidak berhak karena saya ajarkan sistem “kalau anda bukan nelayan tidak bisa, harus nelayan tangkap”. Di Bulukumba itu ada sedikit salahnya Pak, nelayan yang tidak berhak itu nelayan rumput laut tetap dapat padahal di Kabupaten Wajo itu saya putuskan semua yang tidak berhak. Nelayan rumput laut tidak berhak karena dia punya program dari Kementerian Perikanan rumput laut, nelayan tangkap yang kecil-kecil ini yang harusnya dikasih konverter. Ini mungkin beberapa catatan saya untuk Kementerian ESDM.

Untuk kelistrikan kan Bapak programnya kadang-kadang saya tanya kalau listrik rekomendasi, jadi ini pada policy maker ya harusnya ada pembuatan kebijakan untuk daerah-daerah terisolir. Jadi elektriktifikasi di Sulsel itu sebenarnya belum 90% ke atas apalagi di Sulsel II dan III ya seperti misalnya di Kabupaten Sopeng alhamdulillah terima kasih Pak ada sekitar hampir 382 LTSHE yang akan diresmikan karena saya tahu betul, kenapa saya tunjuk lokasi itu saya hampir mati waktu 2014 masuk ke gunung-gunung itu lihat sampai hidung saya hitam, kenapa, karena pakai semprong disana semua. Tapi alhamdulillah kita sudah memberikan LTSHE ke masyarakat jadi anggaplah saya kadang-kadang suka WA-an sama Pak Dirjen saya bilang “anggap semua ini sebagai satu ibadah bahwa kita membantu masyarakat itu adalah tabungan akherat kita di atas sana”.

(20)

Untuk Badan Geologi, terima kasih Pak responnya bagus sekali, cepat merespon, mudah-mudahan Bapak sehat katanya lagi kurang sehat Pak Kepala Badan Geologi. Terima kasih.

Wabillahitaufik walhidayah Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam. Dilanjutkan Pak Agus.

F.PKB (H. AGUS SULISTIYONO, S.T., M.T.): Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat siang, salam sejahtera untuk kita

Bapak Pimpinan dan Bapak Ibu Komisi VII yang saya hormati Pak Sekjen dan seluruh jajarannya

Seluruh staf kementerian ESDM yang saya hormati

Saya lama tidak hadir di tengah-tengah kesibukan rapat di Komisi VII maka walau terlambat saya ucapkan selamat natal bagi yang menjalani dan selamat tahun baru, mudah-mudahan 2019 kita tetap eksis dan memberi manfaat kepada orang banyak.

Kedua saya memberikan apresiasi kepada Kementerian ESDM, tadi Pak Eguh menyampaikan anggarannya menurun tapi komitmen untuk memberikan alokasi anggaran kepada masyarakat tetap akan ditingkatkan, saya catat tadi walaupun anggaran dari pemerintah tetapi komitmen untuk kepentingan rakyat tetap ditingkatkan, itu saya memberikan apresiasi. Itulah tugas dari Bapak-bapak sekalian, Bapak-bapak punya anggaran, kami punya kebijakan. Jadi tentu bersinergi antara pengalokasi anggaran dan pengambil kebijakan, kita selalu bersinergi.

Baik, saya tidak akan satu-satu memberikan tanggapan tapi secara umum mulai dari BPH Migas, BPH Migas yang selama ini dilaksanakan oleh BPH Migas disosialisasi dengan tupoksi dari BPH Migas dan ini sudah berjalan. Menurut saya kalau ada inovasi yang lebih bagus lagi tidak hanya sekedar sosialisasi kira-kira apa begitu ya, jadi ada peningkatan. Masa datar-datar saja hanya sosialisasi-sosialisasi terus, menurut saya harus ada peningkatan Mas Ifan, Pak Irwan apa kira-kira yang bisa di create tidak hanya sekedar sosialisasi, ada sesuatu yang bisa monumental yang akhirnya keberlanjutan bisa dirasakan oleh masyarakat. Tapi saya berterima kasih bisa dilaksanakan di beberapa daerah.

Untuk Dirjen EBTKE ada beberapa yang saya minta, jangan dikira di Yogya itu tidak ada pondok pesantren. Pondok pesantren besar itu ada di Yogya lho Pak. Ada pondok pesantren Munawir Krapyak itu pondok pesantren yang tertua di Yogja tetapi saya melihat di programnya penjenengan itu yang terkait dengan pembagian di poin 5 dan poin 6 ini juga hanya di 20 kabupaten di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, di atasnya juga begitu. Jadi poin 5, poin 6, poin 7 itu hanya di 4 provinsi. Yang menyangkut pondok pesantren saya usul agar Yogya masuk

(21)

klasifikasi karena Jawa Tengah ini kan berdekatan. Menurut saya minta tolong bagaimana itu agar bisa dialokasikan itu.

Yang berikutnya terkait dengan PJUTS. Memang akhirnya masyarakat mendapatkan manfaat dari program PJUTS yang dari PTK tapi persoalannya muncul ketika proses itu harus mendapatkan tanda tangan, mendapatkan rekomendasi dari bupati dan kepala dinas melibatkan dinas perhubungan. Menurut saya ini menjadi persoalan maka saya menyambut baik ketika Pak Riza tadi menyampaikan ke depan supaya ada pembicaraan intens yang pada akhirnya usulan itu tidak harus dari bupati tapi bisa saja cukup dari kepala desa atau apalah karena begini Pak Riza karena dari kabupaten itu kadang meminta agar itu ditaruh di jalan-jalan kabupaten padahal mohon maaf itu justru di gang sempit itu yang didusun-dusun itu yang butuh penerangan jalan bukan di jalan umum. Jalan umum menurut saya itu ada bagiannya provinsi, ada bagiannya kabupaten. Jadi apa yang diajukan oleh kita dari EBTKE menurut saya bagaimana bisa dialokasikan di dusun-dusun yang memang itu membutuhkan penerangan jalan. Saya ambil contoh mungkin di depan kuburan itu butuh penerangan PJUTS yang gratis yang tidak harus ada yang bayar. Untuk itu saya minta untuk bagaimana agar proses pengajuannya ini tidak terlalu susah dan tidak terlalu melalui bupati atau kepala dinas perhubungan daerah setempat.

Berikutnya Pak Joko ini terkait dengan kegiatan infrastruktur migas memang kalau di Yogya saya tidak akan meminta jargas rumah tangga karena memang di Yogya tidak ada sumber gasnya tetapi terkait konversi BBM untuk nelayan, jangan dikira Yogya tidak punya nelayan, di Pelabuhan Sadeng di Gunung Kidul sampai di Kulon Progo itu ada beberapa pelabuhan nelayan. Di Kulon Progo juga sudah dibangun pelabuhan nelayan walau belum berfungsi dengan maksimal tetapi saya tidak mengerti apakah Pak Joko tidak mengerti kalau di DIY itu ada pelabuhan-pelabuhan nelayan atau memang Yogya tidak masuk klasifikasi apa yang menjadi programnya Ditjen Migas ini. menurut saya Yogya layak untuk mendapatkan program konversi dari BBM ke gas untuk konverter kit. Jumlahnya saya pikir dari 315 ini monggo nanti disesuakan dengan kondisi yang ada. Jadi saya berharap ini bisa direalokasi karena ini sudah masuk di usulan revisi, mungkin ada usulan revisi yang berikutnya saya hanya meminta supaya ada alokasi itu untuk di Yogya karena dapil saya bareng sama Pak Gandung Pardiman itu juga sama-sama dapil di Yogya maka saya berharap untuk konversi dari BBM ke gas untuk nelayan bisa dialokasikan di tahun 2019.

Yang berikutnya yang terkait memang agak nggak enak tadi Balitbang, anggaran pagunya 425 miliar tetapi hanya satu lembar jadi rasa-rasanya juga, pantasan Pak Ramson tadi begitu lihat programnya Cuma satu lembar, anggarannya juga cukup besar sebetulnya setengah triliun maka saya berharap agar di Badan Litbang ini betul-betul bisa memanfaatkan anggaran bahkan kalau memungkinkan bagaimana bisa bersinergi dengan daerah-daerah pemilihan para anggota ini bisa melakukan sinergi antara Badan Litbang dengan Bapak Ibu sekalian.

Terkait dengan Badan Geologi, terima kasih Pak Rudi yang telah berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikan program yang di tahun 2019. Saya berharap kalau memang pada bulan April ini belum bisa dilakukan pengeboran tolong pastikan bahwa ada semacam surat dari Kementerian ESDM cq Badan

(22)

Litbang bahwa kami bisa menyampaikan kepada masyarakat bahwa yang kami usulkan itu betul-betul akan direalisasikan. Itu bentuknya apa, monggo bentuknya surat atau apa gitu supaya kami bisa bicara kepada masyarakat, karena begini Bapak Ibu sekalian yang saya hormati, ketika kami mengusulkan kepada Kementerian karena kami punya kewenangan juga bagaimana mengusulkan program kegiatan yang merupakan aspirasi dari masyarakat. Ketika kami sudah mengusulkan sudah masuk tetapi itu juga akhirnya tidak direalisasi padahal mereka sudah berharap betul itu akhirnya menjadi titik balik kami. Maka saya berharap disiasati bagaimana baik itu terkait dengan PJUTS maupun terkait dengan sumur bor agar bagaimana disiasati kalau memang itu, saya tahu prosesnya panjang, dilakukan survey setelah itu dievaluasi. Kalau memang bisa memungkinkan hasil survey itu ada kandungan airnya disitu baru dilakukan pengeboran, saya tahu persis proses itu tetapi bagaimana supaya proses itu lebih cepat mengerahkan seluruh kekuatan yang ada dan yang pada akhirnya kita bisa tahu persis program itu bisa dilaksanakan di daerah-daerah Bapak Ibu Anggota Komisi VII.

Mungkin itu secara umum yang bisa kami sampaikan. Terima kasih kita sama-sama bekerja mengabdi untuk kepentingan rakyat, kepentingan masyarakat sebentar lagi kita melaksanakan pesta demokrasi maka saya berharap Bapak Ibu sekalian juga bisa menentukan pilihannya yang benar sesuai dengan hati nurani jangan hanya sekedar sesuatu. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam.

Kalau Pak Agus ini kayaknya pilihan presidennya sama kayak saya ya. Yang beda Bu Andi kok. Kalau Bu Andi sama saya pilihannya beda.

Bapak-bapak, Ibu-ibu yang saya hormati, saya kira dari anggota ini Cuma saya dari meja Pimpinan tapi selaku anggota masa anggota tidak boleh bicara. Kalau saya jadi Pimpinan kan aspirasinya anggota. Cuma Bapak-bapak ini lupa mungkin terutama Pak Dirjen Migas ini, kalau saya dapilnya di Malang Raya Kabupaten Malang, Kota Malang Kota Batu, tapi saya diundang ke Pasuruan, Probolinggo berapa kali sama Pak Menteri WA saya, Pak Ridwan dampingi saya. Ini bukan dapil saya. Sehingga saya lihat di 2019 tidak ada program di Malang. Yang ada program pendahulu saya Pak SAtya, Bu Eni, ini ada semua disini Pak. Bisa tidak itu bergeser di 2019, kan belum lelang atau belum apa, itu harusnya bisa masuk Malang. Jadi contohnya konverter petani, itu saya usulkan begitu saya masuk disini saya usulkan ke Pak Menteri langsung karena bukan nelayan saja yang perlu dibantu, petani juga perlu. Ya Pak Ridwan di Malang kan banyak pertanian, tapi tidak ada konverter di Kabupaten Malang ini, malah dibuat percontohan seribu dimana itu Pak, di Jawa Tengah itu. Cuma tidak tahu apakah petaninya sudah kaya-kaya sehingga tidak perlu ada bantuan konverter gas, itu yang pertama.

Perlu saya informasikan bahwa Kabupaten Malang ini terbesar kedua di Indonesia. Kabupaten terbesar penduduknya itu adalah Malang. Pertama adalah kabupaten Bogor. Kalau Kabupaten Bogor itu sekarang sudah dapil sendiri, dia tidak gabung tapi kabupaten Malang itu masih gabung, kota Malang kota Batu tapi Kota

(23)

Batu kan penduduknya 150 ribu. Jadi ada dua tapi kota, kabupatenkan bisa berdiri sendiri daerah pemilihannya. Itu informasi saja untuk semuanya, jadi bukan Pak Dirjen Migas karena kalau saya dengan Dirjen Migas selalu diajak ke Pasuruan Probolinggo terus, terakhir kita makan duren di atas Gunung Arjuna itu Pak. Itu Pasuruan juga itu Pak. Terima kasih, saya kembalikan ke Pak Sekjen dan eksekutif, silakan Pak.

SEKJEN KEMENTERIAN ESDM RI: Terima kasih Pak Pimpinan.

Ada dua pertanyaan, mungkin saya minta izin Pak Pimpinan agar yang terkait sama EBTKE menyampaikan, ada juga terkait sama Pak Ditjen Migas dan Badan Geologi, mohon izin. Saya persilakan mungkin yang paling banyak ini terkait sama EBTKE Pak Ditjen Migas terkait dengan pertanyaan Bu Andi Yuliani Paris, PLTS, PJU, LTSHE, mikro hidro dan lain sebagainya, silakan Pak EBTKE.

DIRJEN EBTKE:

Terima kasih Pak Sekjen.

Pimpinan dan para anggota Komisi VII yang kami hormati

Terima kasih Bu Andi masukannya banyak sekali, kami akan segera cek Bu tapi mohon izin melaporkan yang PLTS terpusat di Sinjai kalau tidak salah di Buhung Pitue itu 100 kwp kami berupaya kemarin itu mau menunjuk langsung malah itu untuk segera diperbaiki tapi sayangnya tidak ada yang mau dan kami upayakan untuk tahun ini diteruskan, ini mudah-mudahan segera bisa dirasakan manfaatnya untuk Saudara-saudara kita di sana.

Terus yang kedua, ini PJUTS memang kita anggaran 20 bu tapi itu hanya pagu. Kami punya perkiraan mungkin jadwal-jadwalnya maksimum setelah dilelang itu 18 juta. Mudah-mudahan Bu dengan sistem lelang itu efesiensi itu bisa diperoleh. Masalah dengan Pemda, ini saya tidak tahu bagaimana caranya mungkin karena kita e-proc kan ya Bu, apakah nanti bisa diprasyaratkan sebagai peserta nanti kami bicarakan dengan teman-teman.

Terima kasih juga masukan ini pekerjaan para kontraktor, kami akan segera menyampaikan ke masing-masing P2K untuk lebih mengawasi, lebih ke dalam dan lebih kalau sekiranya didalamnya ada keterlibatan warga sebagai pelakasana project, dan ini ada masukan di beberapa lokasi juga seperti yang Ibu laporkan tadi.

Kemudian juga terima kasih masukannya Bu untuk kabupaten Pangkep Bu mohon izin, LTSHE ini adalah hal program yang sifatnya sementara dan kami setiap mengeksekusi itu senantiasa dan selalu berkoordinasi dengan teman-teman PLN Bu karena mereka kan punya juga program Lisdes. Kami akan mengisi dimana lokasi yang masih padam dan belum akan dimasuki PLN. Di Pangkep kami kemarin itu caught up dengan 3000 setelah ngobrol dengan, artinya apa yang sisanya itu kemungkinan akan dimasuki oleh teman-teman PLN itu Bu. Tapi apapun yang sudah Ibu sampaikan, kami akan cek lagi dengan teman-teman PLN apakah mereka jadi apa tidak.

(24)

F.PAN (DR. IR. HJ. ANDI YULIANI PARIS, M.SC.): Izin Pimpinan.

Ini sudah ada datanya Pak, 3000 Sulsel. Nanti saja saya koordinasi dengan Pak Arifin. Pak Arifin bagus kok, Cuma ini Pak untuk PJUTS itu Pak campuran semen untuk dudukannya itu Pak, saya khawatir begitu dipasangi tiang sudah hancur. Ini coba diawasi dengan baik, ini nama baik ESDM juga.

DIRJEN EBTKE:

Iya, kami kan punya PPHP juga Bu kalau sekiranya spek-nya itu tidak memenuhi kita tidak tanda tangan, tidak bayar juga, biasanya seperti itu tapi terima kasih Bu masukannya apalagi itu menyangkut safety di lokasi.

Kesepakatannya tergantung Pak Pimpinan lah Bu kalau kesepakatanya yang rajin dapat lebih ya monggo lah bu, kalau kami kan pelaksana saja. Nanti mungkin tambahannya setelah optimasi lelang.

KETUA RAPAT:

Tapi Ibu Andi ini rajinnya kalau sama ESDM, tapi yang lain tidak datang dia. DIRJEN EBTKE:

Kami tidak tahu. Baik, untuk yang selanjutnya mohon izin melaporkan, apakah tahun 2019 ada pembangunan PLTMH. Kami laporkan Bu, tidak ada Bu sementara ini dan ini terus terang kalaupun ada usulan dari Pemda sesuai dengan instruksi Pak Menteri kami masuk ke PLN. Dengan asumsi segala macam persyaratan teknisnya EPSDDnya sudah lengkap, dari situ ngusul.

Kemudian untuk biogas komunal mungkin sekaligus menjawab Pak Agus, syaratnya Bu yang boarding itu, santri-santriwati itu minimum 1000 orang dan yang pasti bukan ponpes modern Pak Agus tapi yang patut layak dibantu sedikit oleh kita, dan ini berdasarkan masukan dari Pemda Pak Agus. Jadi mohon izin kalau sekiranya Pemdanya agak aktif ke kami mungkin kami bisa alokasikan tahun-tahun berikutnya. Kami sudah ke Jember, ke Pasuruan seperti itu Cuma sekarang saja agak sedikit di push up karena kebetulan kami lebih banyak untuk keperluan ponpes.

Saya pikir itu dan hal PJUTS kami usahakan segera Pak Agus, sepertinya logikanya masuk Pak karena dana desa mereka juga sudah punya dan memang manfaatnya di pos jaga, di gang-gang kecil, saya setuju sekali Pak dan itu sangat bermanfaat untuk masyarakat atau saudara-saudara kita di lokasi yang gelap. Terima kasih Bapak.

(25)

SEKJEN KEMENTERIAN ESDM RI:

Baik, mohon izin Pak Pimpinan. Selanjutnya Pak Dirjen Migas menanggapi masukan dari Bu Andi terkait jargas di Wajo dan juga banyak penerima con-kit yang disinyalir tidak layak di Sulawesi Selatan, juga masukan Pak Agus con-kit di Yogya, dan Bapak Pimpinan juga terkait con-kita untuk nelayan di Kabupaten Malang Raya. Silakan Pak Dirjen Migas.

DIRJEN MIGAS:

Terima kasih Pak Sekjen, mohon izin.

Yang terhormat Bapak Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR

Jadi Pak untuk Yogya dan Malang ini kebetulan tidak diprogramkan untuk konversi BBG ke nelayan tetapi Pak kita masukan ke dalam BBG untuk petani karena di Yogya dan Malang banyak petaninya. Di Yogya itu di Kabupaten Klaten dan Sleman, sedangkan Bapak di Malangnya tapi ini terus terang tergantung daripada revisi Perpresnya yang sudah dua kali saya hadiri juga, sudah dibahas di Setneg antar kementerian Pak. Jadi karena Perpres yang sebelumnya hanya untuk nelayan Pak, nah kita tambahkan revisinya untuk petani, dan sudah kita programkan. Once itu Presiden teken kita langsung lelang Pak.

Kemudian untuk Ibu Andi Yuliani tadi Ibu minta di Wajo dan Waros ya. Di Wajo sudah kita masukan, kita kawal mudah-mudahan nanti Ibu juga membantu untuk perizinan di Pemda masyarakat setempat, tokoh-tokoh masyarakat untuk mendukung tetapi meskipun Maros tidak masuk tetapi Wajo itu masuk dua Bu, baik jargas maupun BBG ke nelayan. Jadi ada dua program kita masukan, ada jargas juga kita masukan dan konversi BBG ke nelayan bu. Jadi kita focus ke dua program itu. Mungkin nanti saya tidak janji karena 2019 itu kita menyisir anggaran dari hasil lelang nanti pasti ada penghematan, itu difokuskan pertama untuk pembangunan jargas yang 2018 baru selesai 98%, inikan masih sedikit-dikit belum selesai Bu untuk program luncuran. Kalau nanti masih ada sisanya baru kita lihat di Maros mohon bantuan Ibu dari sekarang sudah memberikan nama-nama kepada kita Bu, sudah ya. Oke, terima kasih Bu. Demikian Pak Sekjen.

SEKJEN KEMENTERIAN ESDM RI:

Terima kasih Pak. Mohon izin Pak Pimpinan, selanjutnya Kepala Badan Geologi, mungkin Pak Rudi yang terpenting ini tadi masukan dari Pak Agus terkait untuk merealisasikan sebelum April mekanisme untuk menentukan titik lokasi agar bisa tersampaikan kepada masyarakat. Silakan Pak Rudi.

KEPALA BADAN GEOLOGI: Terima kasih Pak Sekjen.

Sebagaimana saya sampaikan tadi di awal mungkin kita akan pararel ini, diharapkan paling lambat kita awal Februari itu sudah bisa sosialiasi. Tentunya sosialisasi itu bila sudah ada usulan lokasi yang sampai desa, syukur-syukur sudah sampai kampong sehingga kita sudah bisa mendapatkan gambaran. Jadi kami akan

(26)

siapkan Pak Agus mulai dari persuratan kepada provinsi, kabupaten, camat nanti cc kan kepada anggota disini. Saya kira itu Pak, terima kasih.

F.P-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Pak Ketua, tadi bisa saya ini atau dengar dulu, bisa ya? Terima kasih Pak Ketua. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Sebentar Pak, tadi ini sesinya pemerintah. Di pemerintahan apa masih ada yang belum menjawab tanggapan Pak Sekjen silakan, baru nanti Pak Ramson. F.P-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Ini sekaligus bisa dijawab juga bisa, tadi saya pikir masih pada teman-teman. KETUA RAPAT:

Silakan.

SEKJEN KEMENTERIAN ESDM RI:

Yang terakhir mungkin masukan dari Pak Agus terkait sama BPH Migas apakah ada inovasi Pak Ifan yang bisa memperkuat program existing sosialisasi hingga saat ini. Silakan.

KEPALA BPH MIGAS:

Terima kasih masukannya Pak Agus akan menjadi pembahasan kami di internal dan kami akan lakukan secara tertulis. Terima kasih Pak.

SEKJEN KEMENTERIAN ESDM RI:

Terima kasih Pimpinan, dari kami cukup. KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Sekjen, silakan Pak Ramson ada tambahan? F.P-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Terima kasih Pak Ketua langsung saja. Seperti hasil rapat kita pada saat mau menetapkan APBN 2019 ada program-program untuk rakyat yang perlu percepatan. Jadi mungkin kalau terminologinya waktu itu pemerintah SDM sumber daya manusia. Ini untuk EBTKE ada informasi yang menarik untuk pembangunan pesantren ada pembangunan beberapa pembangunan biogas, tolong Pak Dirjen melalui Pak Sekjen di Kabupaten Pekalongan itu daerah banyak pondok pesantren juga di Pemalang dan Batang, mungkin bisa dicadangkan satu. Artinya satu lokasi satu titik.

Referensi

Dokumen terkait

Kritis Tentang Masalah Keimana, Dan Kemoderenan (Jakarta: Paramadina Ikapi, 2005), hlm 174.. bagaimana cara berteman atau masih belum tau apa itu ukhuwah di dalam Islam,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui algoritma yang dapat digunakan sebagai paremeter-paremeter pendukung curah hujan estimasi, membandingkan pola curah hujan estimasi

Berdasarkan hasil yang telah di uji Kualitas Audit dengan nilai sigifikansi 0,201 lebih besar dari α = 0,05, dapat diketahui bahwa variabel Kualitas Audit tidak berpengaruh

Peraturan Daerah lhbupaten Malang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organi6asi Perangkat Daerah Satual Polisi Parnong Praja dan Perlindungan Masyaral€t (Irmbaran Daerah

Pengembangan dari penelitian ini diantaranya adalah mencari digraph eksentrik dari graf buku [7], graf barbel [3], graf music [5], graf gear [4], hasil kali kartesian antara dua graf

Dengan menggunakan CVP analysis ini perusahaan dapat mengetahui bagaimana pengaruh pada perubahan biaya, harga jual, dan sales mix terhadap pencapaian target laba

Tampilan Form yang digunakan untuk mendefinisikan sistem yang dilakukan dalam akan melakukan olah data basis kasus yang ditunjukkan pada gambar IV.6:... Gambar IV.6 Tampilan

Hasil penerapan model pembelajaran Mastery Learning terhadap penguasaan kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan