• Tidak ada hasil yang ditemukan

s Indek p verty Ga Po

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "s Indek p verty Ga Po"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

•P

o

verty Ga

p

Indek

s

(2)

•Tingk

at K

epad

at

an

Pendu

duk

(3)

•Nila

i T

am

ba

h

Peng

an

gk

ut

an

per

K

apit

a

(4)

•K

ondisi Jalan

deng

an

K

ondisi

Baik

(5)

•Pr

osen

tase P

endu

duk

Peng

guna

HP

(6)

•Pr

osen

tase

Ru

ma

h

Tan

gg

a

yan

g memak

ai P

ener

an

gan

Ut

ama

(7)

•Pr

odu

ksi

Lis

trik per

K

ap

it

a

(8)

•Rasi

o Lu

as Lah

an

Pr

odu

ktif

terhada

p

Tot

al Luas Lah

an

(9)

•Su

mb

er

Da

ya Air per

K

ap

it

a

(10)

•Nilai

Tamb

ah

Sek

tor

Pert

amb

ang

an

& P

eng

galian

per

kap

it

a

(11)

•Jum

lah

K

an

(12)

•Nilai

V

olume

Us

aha

terhada

p

Jum

lah

K

oper

asi Ak

tif

(13)

•T

ot

al K

redit

Perban

kan

(14)

•Dan

a

Pihak K

etig

a

(DPK)

(15)

•Nilai

Tamb

ah

Sek

tor K

euan

gan

per

K

apit

a

(16)

•Pr

odu

ktivit

as

Tena

ga K

erja

(17)

•PDRB per

K

apit

(18)

•Tingk

at K

esempa

tan

K

erja

(19)

Implikasi Pengembangan Daya Saing

Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa

(20)

• Untuk kabupaten/kota yang berada pada kuadran I, menunjukkan daerah dalam “kondisi kuat” dan ditunjang oleh peluang

pengembangan yang besar.

• Kabupaten/kota dalam kuadran ini bisa mempertahankan posisinya serta bisa juga meningkatkan kemampuan daya saing dengan cara lebih memaksimalkan potensi keunggulan yang dimiliki daerahnya serta mengatasi kelemahan-kelemahan yang masih menjadi

penghambat perkembangan daya saing daerahnya. Selain itu,

kabupaten/kota dalam kuadran I ini sangat mudah untuk melakukan

(21)

• Untuk kabupaten/kota yang berada pada kuadran II, menandakan daerah yang kuat namun menghadapi tantangan besar sehingga

diperkirakan daerah akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya.

• Kabupaten/kota dalam kuadran ini perlu untuk meningkatkan

kemampuan daya saingnya pada indikator outputnya karena setelah dianalisis, kabupaten/kota yang berada pada kuadran II memiliki skor indikator output lebih kecil dari rata-rata skor output kabupaten/kota secara keseluruhan. Maka daerah dalam kuadran ini disarankan untuk memperbanyak ragam strategi taktisnya.

(22)

• Untuk kabupaten/kota yang berada pada kuadran III, menandakan daerah sangat lemah namun sangat berpeluang.

• Kabupaten/kota dalam kuadran ini perlu untuk meningkatkan

kemampuan daya saingnya pada indikator inputnya karena setelah

dianalisis, kabupaten/kota yang berada pada kuadran III memiliki skor indikator input lebih kecil dari rata-rata skor input kabupaten/kota

secara keseluruhan. Untuk itu, kabupaten/kota yang ada dalam kuadran ini disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.

(23)

• Untuk kabupaten/kota di kuadran IV, menandakan kondisi internal daerah ini lemah dan dihadapkan pada kondisi eksternal yang sulit. • Kabupaten/kota dalam kuadran ini perlu adanya perhatian khusus

dari pemerintah, baik di kabupaten/kota (yang masuk kuadran IV) maupun pemerintah propinsi, sehingga kedepannya bisa

mempersempit jarak daya saing dengan kabupaten/kota yang

memiliki daya saing serta bisa mendongkrak daya saing Propinsi Jawa Timur di tingkat nasional. Menggunakan strategi bertahan berarti

mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok,

strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi internal daerahnya terlebih dahulu. Sebab diperkirakan dengan strategi lama sangat sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus

(24)

• Perencanaan pembangunan daerah kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur bersifat spesifik. Keberhasilan perencanaan pembangunan di daerah perlu mempertimbangkan beberapa aspek yang tergambarkan oleh neraca daya saing daerah, lebih khusus untuk variabel yang

menjadi “kelemahan” daerahnya masing-masing. Neraca daya saing 38 kabupaten/kota hasil analisis dan pembahasan sebelumnya

kiranya bisa menjadi input dalam perencanaan pembangunan masing-masing kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur.

(25)

Bab V

(26)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Tiap kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur memiliki kemampuan daya saing, hal tersebut bisa dilihat dari hasil pengukuran skor daya saing tiapa kabupaten. Penelitian ini telah menghasilkan pemetaan kemampuan daya saing tiap kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur. Hasil pemetaan secara keseluruhan menunjukkan bahwa daerah yang memiliki daya saing tinggi secara umum didominasi oleh daerah yang memiliki basis di indikator Perekonomian dan Keuangan Daerah serta Lingkungan Usaha Produktif.

(27)

2. Pemetaan Daya Saing dilakukan dengan cara mengklasifikasikan daya saing daerah dalam 4 kuadran berdasarkan skor daya saing indikator input-ouput.

• Hasil menunjukkan bahwa terdapat 9 kabupaten/kota yang masuk kedalam kuadran I. Hal tersebut menunjukkan bahwa kabupaten/kota tersebut termasuk karakteristik

kabupaten/kota yang memiliki daya saing tinggi, baik dari sisi input maupun output ataupun keduanya.

• Kuadran II menunjukkan posisi kabupaten/kota yang memiliki skor input kabupaten/kota tersebut, lebih besar dari rata-rata keseluruhan skor daya saing keseluruhan, tapi output lebih kecil dari rata-rata skor daya saing output keseluruhan. Dalam kelompok ini terdapat 8 kabupaten/kota. Kabupaten/kota dalam kuadran ini dicirikan dengan produktivitas

output yang lebih kecil/sama dengan produktivitas inputnya.

• Kuadran III menunjukkan posisi kabupaten/kota yang memiliki skor input kabupaten/kota tersebut, lebih kecil dari rata-rata keseluruhan skor daya saing tapi skor daya saing output lebih besar dari rata-rata skor daya saing output keseluruhan kabupaten/kota. Terdapat 4 kabupaten/kota dalam kelompok ini.

• Kuadran IV menunjukkan posisi kabupaten/kota yang memiliki skor input dan output

kabupaten/kota tersebut, lebih kecil dari rata-rata skor input dan output keseluruhan. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa ada total 17 kabupaten/kota atau 44,74% dari jumlah

(28)

3. Setelah dilakukan analisis neraca daya saing, hampir semua

kabupaten/kota yang masuk kuadran I, merupakan kabupaten/kota yang memiliki kategori keunggulan banyak dan kelemahan sedikit. Dan hampir semua kabupaten/kota yang masuk dalam kuadran IV, merupakan

kategori yang memiliki kategori keunggulan sedikit dan kelemahan banyak.

(29)

4. Banyaknya kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur yang masuk

kedalam kuadran IV, perlu adanya perhatian yanng cukup serius bagi pemerintah kabupaten/kota maupun pemerintah di tingkat propinsi.

Banyaknya kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur yang masuk kedalam kuadran IV mengindikasikan bahwa sebagian besar kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur memiliki skor daya saing yang rendah serta memiliki kualitas input dan output di bawah rata-rata. Hal ini berdampak pada

daya saing Propinsi Jawa Timur di tingkat nasional karena pada dasarnya daya saing Propinsi Jawa Timur ditentukan dari daya saing di tingkat

(30)

5. Dari 32 variabel indikator input dan 3 indikator output, terdapat 3 variabel pada indikator input yang menunjukkan angka minus dalam pengembangan daya saing yakni variabel government size, rasio

(31)

Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan ini, maka saran

penelitian lanjutan yang dapat dilakukan antara lain :

• Implikasi pengembangan yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat dilemparkan kepada stakeholder terkait, sehingga pada prosesnya tidak hanya memperhatikan teori, best practice saja namun juga bisa diambil konsensus pendapat para stakeholder misalnya dengan analisa Delphi. • Ruang lingkup variabel-variabel pembentuk daya saing daerah

sebaiknya tidak hanya menggunakan data sekunder saja, tetapi juga memperhitungkan data primer sebagai penguat data sekunder. Oleh karena itu, kedepan penelitian ini perlu terus dikembangkan sehingga dapat memberikan input yang optimal kepada berbagai pihak,

(32)
(33)
(34)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa gender tidak memoderasi pengaruh pendapatan terhadap pengelolaan keuangan pribadi Antara laki – laki dan perempuan tidak

Pelayanan Publik Melalui Electronic Government: Upaya Meminimalisir Praktek Maladministrasi Dalam Meningkatan Public Service. The Role of Business Process Redesign in

statis; (2) Penyimpanan arsip dilakukan secara mandiri dengan menggunakan klasifikasi sistem masalah; (3) Pengelolaan arsip dinamis aktif meliputi: penerimaan arsip,

belajaran IPS yang aktif dan kreatif. Maka perlu ada perbaikan nilai dengan cara pembelajaran yang aktif agar seluruh siswa kelas 4 SD Negeri Kopeng 03 mendapat

dasar ilmu Kimia Bahan Alam Kelautan (KBA Kelautan) yang meliputi biosintesa senyawa metabolit sekunder yang berasal dari laut..  Pada KBA Kelautan

Pertumbuhan rohani seseorang dapat dikataka bertumbuh jika memiliki disiplin pertama, beribadah, kedua, hidup dalam Kristus, ketiga, hidup di dalam Firman, keempat,

Transparansi pengelolaan ADD pada desa Tegiri untuk seluruh penerapannya sudah sesuai dengan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, yaitu adanya kegiatan pencatatan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi motivasi kebutuhan fisik (X1), kebutuhan rasa aman (X2), kebutuhan sosial (X3), kebutuhan penghargaan (X4),