• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III FUNGSI YOUNG DAN KOMPLEMEN YOUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III FUNGSI YOUNG DAN KOMPLEMEN YOUNG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI YOUNG DAN KOMPLEMEN YOUNG

Hazmy, Sofhara AL. 2014 EKSTRAKSI RUANG ORLICZ

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada bab ini, dibahas tentang definisi fungsi Young dengan domain real diperluas dan komplemennya.

Sebelumnya, dalam studi deret Fourier, W. H. Young telah menganalisis fungsi konvek 𝜃: ℝ → ℝ̅̅̅̅ yang bersifat 𝜃(−𝑥) = 𝜃(𝑥), 𝜃(0) = 0, dan + lim𝑥→∞𝜃(𝑥) = ∞, dimana setiap fungsi 𝜃 dapat diasosiasikan dengan fungsi konvek lain 𝜓: ℝ → ℝ̅̅̅̅ yang memiliki sifat yang sama dengan 𝜃, yang mana +

𝜓(𝑦) ≔ sup

𝑥≥0{𝑥|𝑦| − 𝜃(𝑥)}.

Oleh sebab itu 𝜃 dinamakan fungsi Young, dan 𝜓 dinamakan komplemen Young. Pada bab ini, definisi fungsi Young akan dimodifikasi. Fungsi Young akan didefinisikan pada ℝ̅ dengan menambahkan syarat 𝜃(±∞) = ∞ dan lim𝑥→𝑐−𝜃(𝑥) = 𝜃(𝑐) dengan 𝑐 = sup 𝑑𝑜𝑚(𝜃).

3.1 Fungsi Young dan Komplemen Young

Berikut merupakan fungsi Young yang dimodifikasi

Definisi 3.1.1

Suatu fungsi 𝜃: ℝ̅ → ℝ̅̅̅̅ dikatakan fungsi young jika memenuhi kondisi: +

1. 𝜃 konvek pada ℝ 2. 𝜃(−𝑥) = 𝜃(𝑥)

3. 𝜃(0) = 0, 𝜃(±∞) = ∞, dan

(2)

Untuk kasus : ℝ → ℝ̅̅̅̅ , definisi fungsi Young diatas ekivalen dengan + Definisi 1.1 [3].

Remark 1.

a) Sifat 𝜃(−𝑥) = 𝜃(𝑥) dan 𝜃(0) = 0 mengindikasikan 𝜃 mencapai minimum di 0 dan tak turun pada [0, ∞)

b) Untuk sembarang fungsi Young, terdapat 𝑠0, 𝑠1 > 0 sedemikian sehingga

𝜃(𝑠0) ∈ [0, ∞) dan 𝜃(𝑠1) ∈ (0, ∞].

c) Berdasarkan b), 𝑐 = sup 𝑑𝑜𝑚(𝜃) > 0.

d) Fungsi Young kontinu pada interior 𝑑𝑜𝑚𝜃. Secara khusus, fungsi Young

finite merupakan fungsi kontinu pada ℝ.

e) Berdasarkan d), jika 0 ≤ 𝑑 ≤ sup 𝑑𝑜𝑚(𝜃) maka lim𝑥→𝑑−𝜃(𝑥) = 𝜃(𝑑).

Jika 𝑑 > sup 𝑑𝑜𝑚(𝜃), maka lim𝑥→𝑑−𝜃(𝑥) = ∞ = 𝜃(𝑑).

f) Berdasarkan Definisi 3.1.1, lim𝑥→∞𝜃(𝑥) = ∞.

Untuk setiap fungsi Young 𝜃, dapat dibentuk fungsi 𝜓: ℝ̅ → ℝ̅̅̅̅ yang + berasosiasi dengan 𝜃 yang didefinisikan

𝜓(𝑦) ≔ sup

𝑥≥0{𝑥|𝑦| − 𝜃(𝑥)}.

𝜓 disebut komplemen dari 𝜃 dan berlaku ketaksamaan Young 𝜃(𝑥) + 𝜓(𝑦) ≥ 𝑥𝑦.

Berdasarkan definisi fungsi 𝜓, 𝜓 konveks, 𝜓(−𝑦) = 𝜓(𝑦), 𝜓(0) = 0, 𝜓(±∞) = ∞, dan lim𝑦→∞𝜓(𝑦) = ∞.

Misalkan 𝑑 = sup 𝑑𝑜𝑚(𝜓) ∈ ℝ, berdasarkan ketaksamaan Young untuk setiap 𝑥 ∈ ℝ

lim

𝑦→𝑑−𝜓(𝑦) ≥ 𝑥𝑑 − 𝜃(𝑥)

(3)

lim

𝑦→𝑑−𝜓(𝑦) ≥ sup 𝑥≥0{𝑥𝑑 − 𝜃(𝑥)} = 𝜓(𝑑).

Tetapi, karena 𝜓 tak turun pada [0, 𝑑], maka lim𝑥→𝑑−𝜓(𝑦) ≤ 𝜓(𝑑). Akibatnya

lim𝑥→𝑑−𝜓(𝑦) = 𝜓(𝑑). Jadi, 𝜓 juga merupakan fungsi Young.

Pada topik analisis konvek, untuk fungsi Young 𝜃: ℝ+∪ {0} → ℝ, 𝜃 dapat direpresentasikan sebagai 𝜃(𝑥) = sup 𝑦≥0{𝑦|𝑥| − 𝜓(𝑦)} = 𝜃+ ′(|𝑥|)|𝑥| − 𝜓(𝜃 +′(|𝑥|)). Contoh 3.1.2

Misalkan 𝜃𝑝(𝑥) ∶= |𝑥|𝑝, 𝑝 ≥ 1. 𝜃𝑝 merupakan fungsi Young. Untuk 𝑝 = 1,

𝜓(𝑦) = 0 untuk |𝑦| ≤ 1 dan 𝜓(𝑦) = ∞ untuk |𝑦| > 1 juga merupakan fungsi Young dan komplemen Young dari 𝜃. Hal ini menunjukkan komplemen fungsi Young tidak selalu kontinu pada ℝ.

Contoh 3.1.3

Misalkan 𝜃(𝑥) ≔ { ∞, |𝑥| > 10, |𝑥| ≤ 1. 𝜃 juga merupakan fungsi Young, dimana 𝜓(𝑦) = |𝑦| untuk setiap 𝑦 ∈ ℝ.

Proposisi 3.1.4

Misalkan (𝑎, 𝑏) ⊆ ℝ dan fungsi 𝜃: (𝑎, 𝑏) → ℝ. 𝜃 konveks pada (𝑎, 𝑏) jika dan hanya jika untuk setiap subinterval tutup [𝑐, 𝑑] ⊂ (𝑎, 𝑏),

𝜃(𝑥) = 𝜃(𝑐) + ∫ 𝜑(𝑠)

𝑥

𝑐

(4)

dimana 𝜑: (𝑎, 𝑏) → ℝ, tak turun, dan fungsi kontinu kiri. Juga, 𝜑 mempunyai turunan kiri dan kanan di setiap titik pada (𝑎, 𝑏) dan bernilai sama kecuali di sejumlah terhitung titik-titik.

Bukti. Untuk setiap 𝜀 > 0 yang cukup kecil, didefinisikan ℎ𝜀(𝑥) ≔ ∫ 𝜃(𝑠 + 𝜀) − 𝜃(𝑠) 𝜀 𝑑𝑠 𝑥 𝑐 , 𝑥 ∈ [𝑐, 𝑑].

Karena 𝜃 konvek, maka 𝐷𝜃(𝑥) = lim𝜀→0𝜃(𝑥)−𝜃(𝑥−𝜀)𝜀 . Definisikan 𝜑(𝑠) ≔ 𝐷𝜃(𝑠). Berdasarkan Teorema kekonvergenan terdominasi Lebesgue

lim 𝜀→0∫ 𝜃(𝑠 + 𝜀) − 𝜃(𝑠) 𝜀 𝑑𝑠 𝑥 𝑐 = ∫ 𝜑(𝑠) 𝑥 𝑐 𝑑𝑠. Dilain pihak, karena 𝜃 kontinu, maka

∫𝜃(𝑠 + 𝜀) − 𝜃(𝑠) 𝜀 𝑑𝑠 𝑥 𝑐 = 1 𝜀( ∫ 𝜃(𝑠) 𝑑𝑠 𝑥+𝜀 𝑐+𝜀 − ∫ 𝜃(𝑠) 𝑑𝑠 𝑥 𝑐 ) =1 𝜀(∫ 𝜃(𝑠) 𝑑𝑠 𝑥+𝜀 𝑥 − ∫ 𝜃(𝑠) 𝑑𝑠 𝑐+𝜀 𝑐 ) ⟶ 𝜃(𝑥) − 𝜃(𝑐).

Sehingga 𝜃(𝑥) − 𝜃(𝑐) = ∫ 𝜑(𝑠)𝑐𝑥 𝑑𝑠. Karena 𝜑(𝑠) ≔ lim𝜀→0𝜃(𝑠)−𝜃(𝑠−𝜀)𝜀 , maka 𝜑 tak turun dan kontinu kiri.

Sebaliknya, misalkan 𝑥, 𝑦 ∈ (𝑎, 𝑏) dan 𝛼 ∈ [0, 1]. Misalkan pula 𝑧 = 𝛼𝑥 + (1 − 𝛼)𝑦, jika (3.1.5) terpenuhi, maka

𝜃(𝑧) − 𝛼𝜃(𝑥) − (1 − 𝛼)𝜃(𝑦) = 𝛼[𝜃(𝑧) − 𝜃(𝑥)] − (1 − 𝛼)[𝜃(𝑦) − 𝜃(𝑧)] = 𝛼 ∫ 𝜑(𝑠) 𝑧 𝑥 𝑑𝑠 − (1 − 𝛼) ∫ 𝜑(𝑠) 𝑦 𝑧 𝑑𝑠

(5)

≤ 𝛼(𝑧 − 𝑥)𝜑(𝑧) − (1 − 𝛼)(𝑦 − 𝑧)𝜑(𝑧)

= 𝛼(1 − 𝛼)(𝑦 − 𝑥)𝜑(𝑧) − (1 − 𝛼)𝛼(𝑦 − 𝑥)𝜑(𝑧) = 0.

Karena 𝜃 monoton, maka 𝜃 memiliki turunan hampir dimana-mana pada (𝑎, 𝑏). Terbukti.

Perhatikan bahwa fungsi Young 𝜃: ℝ → ℝ̅̅̅̅ merupakan fungsi konvek dan +

𝜃(0) = 0, tetapi mungkin terdapat jump ke ∞ di suatu titik. Misalkan 𝜃(𝑎) = ∞, jelas 𝜃(𝑥) = ∞ untuk |𝑥| ≥ |𝑎|. Untuk kasus ini, nilai 𝜑(𝑥) = ∞ untuk |𝑥| > |𝑎| dan definisikan 𝜑(0) = 0.

Akibat 3.1.6

Jika 𝜃: ℝ → ℝ̅̅̅̅ merupakan fungsi Young, maka 𝜃 dapat direpresentasikan + sebagai

𝜃(𝑥) = ∫ 𝜑(𝑠)

|𝑥|

0

𝑑𝑠. Dimana 𝜑: ℝ+∪ {0} → ℝ̅̅̅̅, tak turun, dan kontinu kiri. +

Remark 2. Fungsi bernilai real diperluas 𝜃 dikatakan kontinu kiri di 𝑐 jika dan hanya jika lim 𝑥→𝑐− 𝜃(𝑥) = 𝜃(𝑐).

Bukti Akibat 3.1.6. Retriksikan 𝜃: ℝ → ℝ̅̅̅̅ menjadi 𝜗: ℝ+ + → ℝ dimana 𝜗(𝑥) = 𝜃(𝑥). Misalkan 𝜗(𝑥) ∈ ℝ untuk 𝑥 ≤ 𝑎 dan 𝜗(𝑥) = ∞ untuk 𝑥 > 𝑎 (atau 𝑥 < 𝑎 dan 𝜗(𝑥) = ∞ untuk 𝑥 ≥ 𝑎). Berdasarkan teorema 1, untuk 𝑐 = 0

(6)

𝜗(𝑥) = ∫ 𝜑(𝑠)

𝑥

0

𝑑𝑠, 0 ≤ 𝑥 < 𝑎. (3.1.7)

Definisikan 𝜑(𝑠) ∶= ∞ untuk 𝑠 > 𝑎 dan 𝜗(𝑎) ≔ lim𝑥→𝑎𝜗(𝑥), sehingga persamaan (3.1.7) berlaku untuk semua 𝑥 ≥ 0. Karena 𝜃 fungsi genap, maka 𝜃(𝑥) = 𝜃(|𝑥|) = 𝜗(|𝑥|) = ∫ 𝜑(𝑠)0|𝑥| 𝑑𝑠. Terbukti.

Karena 𝜃(0) = 0 dan lim𝑥→∞𝜃(𝑥) = ∞ maka 𝜃 bukan fungsi konstan.

Sehingga 𝜑 bukan merupakan fungsi konstan 0 atau ∞. Oleh sebab itu Akibat 3.1.6 dapat dimodifikasi kedalam pernyataan yang lebih kuat, dan disajikan pada akibat berikut

Akibat 3.1.8

Fungsi 𝜃: ℝ → ℝ̅̅̅̅ merupakan fungsi Young jika dan hanya jika 𝜃 dapat + direpresentasikan sebagai

𝜃(𝑥) = ∫ 𝜑(𝑠)

|𝑥|

0

𝑑𝑠,

dengan 𝜑: ℝ ∪ {0} → ℝ̅̅̅̅, tak turun, kontinu kiri, dan bukan merupakan fungsi + konstan 0 atau ∞.

Berdasarkan definisi integral tak wajar, 𝜃(∞) = lim𝑥→∞𝜃(𝑥). Karena 𝜑 bukan fungsi konstan 0, maka terdapat 𝑠0 > 0 sehingga 𝜗(𝑠0) > 0. Karena 𝜑 tak turun, diperoleh 𝜃(∞) = lim 𝑥→∞𝜃(𝑥) = lim𝑥→∞∫ 𝜑(𝑠) |𝑥| 0 𝑑𝑠 ≥ lim 𝑥→∞ ∫ 𝜑(𝑠0) |𝑥| 𝑠0 𝑑𝑠 = ∞.

(7)

Selanjutnya akan diperkenalkan komplemen Young yang berbeda dari definisi komplemen Young sebelumnya, dan pada pembahasan-pembahasan berikutnya akan digunakan komplemen Young yang akan dibahas berikut ini.

Definisikan perluasan fungsi invers 𝜙: ℝ+∪ {0} → ℝ̅̅̅̅, dimana +

𝜙(𝑡) ≔ inf

𝜑(𝑥)≥𝑡𝑥, (3.1.9)

maka 𝜙(𝑡) = 0 dan tak konstan. Karena {𝑥|𝜑(𝑥) ≥ 𝑡} ⊆ {𝑥|𝜑(𝑥) ≥ 𝑢} untuk 𝑡 ≥ 𝑢, berdasarkan sifat infimum 𝜙(𝑡) = inf𝜑(𝑥)>𝑡𝑥 ≥ inf𝜑(𝑥)>𝑢𝑥 = 𝜙(𝑢).

Sehingga 𝜙 tak turun.

Ketika 𝑡 → 𝑣−, berdasarkan ilustrasi gambar 3.1.10, 𝜙(𝑡) → 𝜙(𝑣). Sehingga 𝜙 kontinu kiri. Karenanya {𝑡|𝜑(𝑡) > 𝑢} adalah interval buka (𝜙(𝑢), ∞]. Berdasarkan (4.10) juga diperoleh

 Jika 𝜑(𝑡) > 𝑢 maka 𝑡 > 𝜙(𝑢)  Jika 𝑡 > 𝜙(𝑢) maka 𝜑(𝑡) ≥ 𝑢  Jika 𝑡 < 𝜙(𝑢) maka 𝜑(𝑡) < 𝑢. 𝜑(𝑠) 𝑣 𝑡 0 𝜙(𝑡) 𝜙(𝑣) 𝑠 Gambar 3.1.10

(8)

Definisikan

𝜓(𝑦) ≔ ∫ 𝜙(𝑡)

|𝑦|

0

𝑑𝑡 (3.1.11) Berdasarkan Akibat 3.1.8, 𝜓 merupakan fungsi Young.

Proposisi 3.1.12

Misalkan 𝜃 fungsi Young dan 𝜓 didefinisikan oleh (4.11). Maka

|𝑥𝑦| ≤ 𝜃(𝑥) + 𝜓(𝑦), (3.1.13) dan kesamaan berlaku ketika 𝑦 = 𝜑(|𝑥|) atau 𝑥 = 𝜙(|𝑦|).

Bukti. Cukup dibuktikan untuk kasus 𝑥 ≥ 0 dan 𝑦 ≥ 0. Jika 𝜃(𝑥) = ∞ atau 𝜓(𝑦) = ∞, ketaksamaan (3.1.13) terbukti. Jika 𝜃(𝑥) < ∞ dan 𝜓(𝑦) < ∞, maka 0 ≤ 𝑥𝑦 = ∫ ∫ 𝑑𝑢 𝑑𝑣 𝑦 0 𝑥 0 = ∬ 𝑑𝑢 𝑑𝑣 {𝑢≤𝑥,𝑣≤𝑦|0≤𝑣≤𝜑(𝑢)} + ∬ 𝑑𝑢 𝑑𝑣 {𝑢≤𝑥,𝑣≤𝑦|0≤𝜑(𝑢)≤𝑣} = ∬ 𝑑𝑢 𝑑𝑣 {𝑢≤𝑥,𝑣≤𝑦|0≤𝑣≤𝜑(𝑢)} + ∬ 𝑑𝑢 𝑑𝑣 {𝑢≤𝑥,𝑣≤𝑦|0≤𝜙(𝑣)≤𝑢} = ∫ ∫ 𝑑𝑣 𝑑𝑢 min(𝑦,𝜑(𝑢)) 0 𝑥 0 + ∫ ∫ 𝑑𝑢 𝑑𝑣 min(𝑥,𝜙(𝑣)) 0 𝑦 0 ≤ ∫ 𝜑(𝑢) 𝑥 0 𝑑𝑢 + ∫ 𝜙(𝑣)𝑑𝑣 𝑦 0

(9)

= 𝜃(𝑥) + 𝜓(𝑦).

Jika 𝑦 diberikan, maka kesamaan pada langkah kedua terakhir terjadi jika dan hanya jika 𝑦 ≥ 𝜑(𝑢) untuk 0 ≤ 𝑢 ≤ 𝑥, sehingga 𝑥 = 𝜓(𝑦). Jika 𝑥 diberikan, maka kesamaan terjadi ketika 𝑥 ≥ 𝜙(𝑣), sehingga 𝑦 = 𝜑(𝑥). Terbukti.

Pada pembahasan-pembahasan selanjutnya notasi 𝜓 akan diganti dengan notasi 𝜃∗

Referensi

Dokumen terkait

KAI Daop 2 Bandung, peneliti memperoleh informasi melalui wawancara dengan staff kepegawaian pada tanggal 23 November 2019, bahwa saat ini masalah yang sering terjadi

Dengan menggunakan metode penelusuran diatas didapatkan dua studi dengan uji klinis mengenai pemberian G-CSF pada pasien acute on chronic liver failure dan

1. Badaruddin, M.Si , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu

Masyarakat pesisir (nelayan) adalah penduduk atau kelompok orang yang hidup di daerah (desa) yang sebagian besar dari mereka (penduduk) adalah bergantung pada potensi laut

INTERPRETASI :Kemampuan dana yang tertanam dlm keseluruhan aktivaberputar dalam satu periode tertentu, Atau kemampuan dana yang diinvestasi- kan untuk

Penelitian ini dibatasi pada beberapa hal yaitu : (1) Titik poligon teristris yang digunakan dalam penelitian penentuan posisi metode RTK dianggap mempunyai kualitas

Sedangkan sampel kelompok (b) menunjukkan bahwa air tersebut merupakan airtanah dalam yang bercampur dengan fluida magmatik yang memiliki kandungan sulfida yang tinggi dan berada

It is relevant to point out that even though the actual selection decision would be based on the outer cross validation, the results here suggest that it is advisable to do the