79
5
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1
Konsep makro
Konsep makro dari kawasan ini sendiri adalah convention center ini sebagai central kegiatan wisata lainnya pada kawasan ini, sehingga menciptakan sismbiosis mutualisme antara convention dan wisata lainnya di kawasan ini. Konsep ini sendiri di latar belakangi dengan beragamnya variasi kegiatan wisata lainnya di kawasan ini. Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, kawasan ini memiliki komplek kuliner (wisata kuliner) yang terintegrasi langsung dengan laut (alam). Selain itu lokasi site juga memiliki kedekatan dengan kawasan nagoya, yang merupakan pusat perbelanjaan kota batam.
6
7
8 Gambar 5.1 Center of point
9 Sumber : penulis
10
Jadi, pengunjung convention center ini dapat menikmati kegiatan-kegiatan lainnya di luar wisata MICE seperti wisata alam (pantai harbour bay), wisata belanja (kawasan nagoya) dan wisata kuliner (komplek cafe), sehingga berdampak dengan meningkatnya perekonomian di kawasan tersebut.
80 11
12 Gambar 5.2 MICE sebagai pusat wisata lain
13 Sumber : penulis
Selain variasi tersebut, kawasan ini juga memiliki fasilitas yang memadai untuk lokasi MICE yaitu kedekatan area ini dengan fasilitas pelabuhan untuk memudahkan akses untuk mencapai lokasi, hotel sebagai fasilitas penunjang penginapan selama para wisatawan MICE melaksanakan kegiatannya. Sedangkan keuntungan yang di dapat dari convention center nya adalah, pertimbangan kedekatannya dengan kegiatan wisata lainnya yang beragam, dapat di jadikan pertimbangan calon pengunjung untuk melakanakan kegiatan MICE di convention center ini.
14 Gambar 5.3 convention center sebagai pusat komersial kawasan
81 Untuk implementasi design, terdapat promenade yang mengarah ke dua sisi potensil. yang pertama mengarah ke culinary park, mall, new ferry terminal + hotel dan pantai. yang kedua mengarah ke arah shopping walk pada kawasan nagoya.
16
17
18 Gambar 5.4 aplikasi konsep makro pada site
19 Sumber : penulis 20
5.2
Konsep messo
Pembagian zona ini berlandaskan pada pendekatan konsep dan tinjauan lokasi. Berdasarkan pendekatan konsep, area ini terbagi atas, area neuralizer sebagai area penetralisir mood setelah kejenuhan di jalan raya, kemuadian yang kedua brainstorming yang merupakan , area puncak kejenuhan saat menjalankan kegiatan mice. sedangkan yang terakhir, area stimulator, sebagai area yang berfungsi supaya mood kembali baik.
82
21 Gambar 5.5 pembagian site berdasarkan pendekatan konsep
22 Sumber : penulis 23
Sedangkan berdasarkan lokasi area ini terbagi atas 3 yaitu area entance lokasi, gedung konvensi dan taman yang terintegrasi langsung dengan laut.
24 Gambar 5.6 pembagian site berdasarkan lokasi
83 Namun dengan adanya pembagian zona menurut fungsinya masing-masing, zona tersebut tetap dapat terintegrasi satu sama lain. Pembagian zonasi pada kawasan ini terdiri atas 3 zona utama yaitu the entrance, teh convention dan the park.
1. The entrance
Di karenakan areanya yan terintegrasi langsung dengan jalan raya, maka area ini lebih di fungsikan sebagai zona entrance pada bangunan convention. Seperti sirkulasi entrance dan area parkir untuk pengunjung gedung maupun pengunjung taman.
2. The convention
Merupakan area sentral pada kawasan ini, berfungsi sebagai area utama yang mewadahi kegiatan konvensi. Area ini harus terintegrasi dengan area penunjang dan area taman.
3. The park
Area ini ebih di fungsikan sebagai taman. Area ini berbatasan langsung dengan air, sehingga konsep pada area lebih menggunakan elemen air sebagai elemen utama. Area ini di tujukan sebagai area rekresai dan relaksasi bagi pengunjung gedung konvensi maupun pengunjung taman ini sendiri. Selain fungsi tersebut, area ini juga berfungsi sebagai media bagi event- event MICE yang bersifat outdoor, seperti wedding, video mapping.
5.3
Konsep mikro
Konsep utama pada bagian ini adalah bagaimana mengintegrasikan ruang-ruang kegiatan konvensi dengan kegiatan rekreasi dan relaksasi, dengan tujuan di dapat bangunan convention center yang dapat memicu timbulnya ide-ide cemerlang. Pada konsep mikro ini , lokasi site di bagi atas 3 zonasi utama, yaitu: the park, the convention, the entrance.
1. THE ENTRANCE
Merupakan area yang paling timur dari lokasi site, berbatasan langsung dengan akses ke jalan raya.
Zonasi dan kegiatan
Zona ini zona awal dari aktivitas pencapaian bangunan. Pada zona ini karakter kegiatan lebih di dominasi kegiatan yang bersifat sirkulasi untuk mencapai bangunan. karena itu lah zona ini memilki peranan penting dalam pengoperasian kawasan. Untuk pendekatan konsep relaksasi, zona ini lebih berperan sebagai penetralisir mood pengunjung dari kejenuhan yang di alami selama di jalan raya.,
84 atau paling tidak, zona itu tidak menciptakan mood yang buruk bagi pengunjung, karena zona ini tergolong rawan, misalnya dengan macetnya sirkulasi dalam site, ataupun area parkir yang terlau sempit. Zonasi pada area ini dapat di bedakan menjadi 5 zona utama, yaitu: entrance, sirkulasi, parkir, drop-off area, dan taman.
Gambar 5.7 jenis kegiatan pada THE ENTRANCE
Sumber : penulis
Entrance
Area entrance sendiri terdisi atas 2 jenis entrance yaitu entrance kawasan dan entrance bangunan. Area entrance masuk kawasan memiliki peranan yang sangat penting dalam pencapaian site. Hal ini di karenakan, dalam sebuah event besar, pengunjung yang akan mengakses lokasi site bisa mencapai puluhan ribu orang. Sehingga perlu adanya entrance yang cukup, sehingga tidak menimbulkan kemacetan, bukan hanya mengganggu mood pengunjung konvensi, tetapi juga pengguna jalan yang lain. Entrace tersebut juga terdiri atas entrace publik, dan entrace servis.
85
Gambar 5.8 Konsep entrance kawasan
Sumber : penulis
service entrance, diletakkan pada sisi utara, yang terintegrasi langsung dengan bagian belakang bangunan. main entrance yang di letakkan pada bagian tengah sehingga memberikan kesan monumental. Yang ketiga yaitu VIP entrance, merupakan entrance tambahan untuk jalur masuk pejabat-pejabat tinggi.
Sedangkan untuk entrance bangunan, bangunan dapat di akses melalui 4 buah entrance yaitu public entrance, VIP entrance, restaurant entrance dan servis entrance. peletakan posisi masing-masing entrance berdasarkan pada potensi masing-masing entrance
Gambar 5.9 Konsep entrance bangunan
86 Sirkulasi
Sirkulasi pada area ini terdiri atas 2 macam sirkulasi, yaitu sirkulasi kendaraan bermotor dan sirkulasi pejalan kaki. Sirkulasi pejalan kaki di maksudkan untuk pejalan kaki yang ingin mengakes bangunan, baik itu dari dalam site (area parkir) maupun luar site (hotel sekitar), bentuknya bisa berupa pedestrian walk maupun ramp untuk pengunjung difabel.
Gambar 5.10 pendekatan konsep sirkulasi
Sumber : penulis
Untuk sirkulasi sebaiknya di desain lebih simpel, dengan mengedepankan kenyamanan pengunjung. Konsep sirkulasi linier sepertinya sangat cocok di terapkan pada zona ini.
Gambar 5.11 konsep sirkulasi masuk
87 Untuk sirkulasi kearah luar juga memiliki 2 jalur sirkulasi, juga di desain cukup lebar, sehingga tidak mengalami kemacetan saat keluar area site.
Gambar 5.12 konsep sirkulasi keluar
Sumber : penulis
Parkir
Area parkir juga merupakan area yang tergolong penting, baik itu sebagai fasilitas bangunan maupun dalam penciptaan mood pengunjung sebelum melaksanakan kegiatan konvensi. Karena biasanya susahnya mencari area parkir, pola parkir yang terlalu ribet, atau sempitnya area parkir dapat mengganggu mood pengunjung konvensi. Sehingga perlu desain area parkir yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Konsep parkiran yang simpel dan tertata dengan baik sangat cocok di terapkan pada area parkir ini.
88
Gambar 5.13 konsep area parkir
Sumber : penulis
Drop-off area
Drop-off area merupakan area yang berfungsi untuk menurunkan penumpang. Area ini biasanya di akses langung menuju entrance bangunan. drop off area di desain sepanjang sisi bangunan. hal ini di karenakan kebutuhan akan area drop yang panjang sehingga kebutuhan dapat terpenuhi.
terdapat pengaplikasian water features pada area drop off, berfungsi sebagai penghawaan bangunan, tetapi juga sebagai stimulsi efek positif bagi pengunjung.
Gambar 5.14 konsep area drop-off
89 Taman
Pengolahan landscape taman yang baik dapat memicu timbulnya mood yang baik pula. Pengolahan tanam terkait sapek pendengaran dan pernafasan. Untuk aspek pendengaran, pada area yang berbatatsan lansung dengan jalan raya, di aplikasikan tanaman berdaun rindang seperti mahoni. fungsinya sebagai filter kebisingan.
Gambar 5.15 konsep vegetasi pada taman
Sumber : penulis
sedangkan pada area parkir, menggunakan tanaman yang bersifat aromatik melati. Selain sebagai estetika, tanaman tersebut juga dapat memeberikan efek rileks dan tenang
2. THE CONVENTION
Area ini terbagi atas 4 zona utama yaitu utama yaitu zona konvensi, office, service dan amenities.
Zonasi dan kegiatan
Konsep utama pada bagian ini adalah bagaimana mengintegrasikan ruang-ruang kegiatan konvensi dengan kegiatan rekreasi dan relaksasi, dengan tujuan di dapat bangunan convention center yang dapat memicu timbulnya ide-ide cemerlang.
Meruapakan bangunan utama. terdiri atas beberapa ruang, berdasarkan ruang konvensi seperti ruang plenary hall, conference hall, meeting hall dan kegiatan kantor dan servis & amenities.
90
Gambar 5.16 jenis kegiatan pada THE CONVENTION
Sumber : penulis
Konvensi
Merupakan area yang mewadahi kegiatan konvensi, terdiri atas area meeting hall, conference hall, exhibition dan plenary hall.
Meeting hall
Meeting hall merupakan area yang mewadahi kegiatan pertemuan. Beradasarkan jumlah peserta, kegiatan ini tegolong konvensi kecil dengan jumlah peserta 20-25 orang. Pendekatan konsep pada meeting hall sendiri yaitu integrasi antara meeting hall dan area innercourt. realisasi konsep ini berupa bukaan ke arah taman. biasanya di terapkan saat break ataupun saat mencari ide.
91
Gambar 5.17 konsep meeting hall
Sumber : penulis
area meeting hall juga di desain fleksibel sehingga dapat memenuhi kebutuhan klien yang berbeda-beda
Gambar 5.18 konsep fleksibelitas ruang
Sumber : penulis
Conference hall
Aktifitas di dalam conference hall berupa kegiatan konferensi. Jumlah peserta kegiatan konferensi ini relatif banyak. Untuk pendekatan konsep pada area ini sebenarnya hampir sama dengan ruang meeting hall, yaitu integrasi antara ruang konferensi dengan area dapat sehingga menciptakan kesan yang santai tetapi tetap serius. Pendekatan konsep ini akan berpengaruh kepada penempatan ruang konferensi yang berorientasi ke arah pantai.
92
Gambar 5.19 konsep conference hall
Sumber : penulis
Exhibition hall
Area ini merupakan area yang mewadahi kegiatan pameran. Aktifitas pengguna pada area ini yaitu adalah berdiri dan berjalan. Oleh karena itu, pada area ini biasanya terdapat rest area, yang berfungsi untuk area istirahat pengunjung pameran. Untuk pendekatan konsep pada exhibition hall, rest area akan di integrasikan langsung dengan taman, sehingga akan pengunjung yang letih, dapat melanjutkan kembali aktifitasnya. Selain itu, area taman ini juga dapat di jadikan sebagai temporary exhibition yang bersifat outdoor dengan konsep pameran terbuka yang santai.
Gambar 5.20 konsep exhibition hall
93 Selain berfungsi sebagai rest area, innercourt tersebut juga berfungsi sebagai area pernikahan, outdoor exhibition dan taman.
Gambar 5.21 konsep innercourt multifungsi
Sumber : penulis
Plenary hall
Area ini di tujukan untuk event-event yang bersifat entertaint seperti pergelaran seni, drama, teater, maupun orkestra. untuk pendekatan konsep, area ini lebih di tujukan kepada akustik ruangan maupun kenyamanan penguna. Hal ini lebih terkait ke pemilihan material, seperti penggunaan material dinding yang baik untuk meredam suara maupun material kursi yang nyaman bagi pengunjung sehingga dapat menciptakan kesan nyaman dan rileks saat menonton orkestra dan lain-lain.
94
Gambar 5.22 konsep akustik pada plenary hall
Sumber : penulis
Untuk penghawaan pada plenary hall yang berada di tengah bangunan, dapat memberikan sirkulasi udara pada bagian atap bangunan. Pada atap ini juga dapat menggunakan material transparan, sehingga pencahayaan alami tetap baik saat siang hari.
Gambar 5.23 konsep penghawaan dan pencahayaan plenary hall
95 Untuk area tempat duduk pada plenary hall di desain dengan kemiringan 25 derajat, dimana menurut kuttruff, 1979: 82, kemiringan yang baik untuk tempat duduk adalah 20-30 derajat sehingga dapat memberikan garis pandang yang baik bagi penonton.
Untuk mencegah berkurangnya energi suara, sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan pemantul bunyi seperti gypsum board, plywood, flexyglass dan sebagainya dalam jumlah yang cukup banyak dan besar untuk memberikan energi bunyi pantul tambahan pada tiap bagian daerah penonton. Plafon di desain sedemikian rupa, sehingga plafon dapat memantulkan bunyi pada tiap-tiap bagian penonton.
Gambar 5.24 konsep kemiringan kursi dan plafon
Sumber : penulis
Kantor
Area ini berfungsi sebagai area kantor, yeng mengurusi masalah operasional event- event pada convention center. Area ini terdiri atas ruang administrasi, personalia, marketing dan lain-lain. Area ini tergolong area privat, yang hanya boleh di akses oleh para staff saja. Untuk sirkulasi, area ini juga harus di bedakan dengan sirkulasi pengunjung. Untuk pendekatan konsep, area ini akan di desain dengan konsep santai yang langsung terintegrasi dengan taman, sehingga para staff tidak merasa jenuh dengan ruang kantor yang cenderung tertutup. Di harapkan dengan penerapan konsep ini, operasional kegiatan kantor akan berjalan dengan lancar.
96
Gambar 5.25 konsep integrasi ruang luar dan dalam
Sumber : penulis
Servis
Aktifitas pada area ini lebih bersifat ke pelayanan teknis dan utilitas bangunan. Ruang-ruang pada area ini terdiri atas janitor gudang, ruang genset, control unit dll. Ruangan ini hanya di akses oleh teknisi dan tidak dapat di akses oleh publik. Oleh karena itu pendekatan pada area ini lebih ke pendekan fungsional yang lebih mengedepankan aspek fungsi dan efisiensi. untuk akses pada area ini di desain linier. Hal ini di sebabkan dengan akses linier maka maintenance antar zona dapat mudah terkontrol dan sirkulasi servis dapat mudah diminimalisir.
Gambar 5.26 konsep sirkulasi servis
Sumber : penulis
Untuk realisasi konsep ini, area servis di letakkan berdampingan langsung dengan area konvensi. Konsep ini dimaksudkan supaya, walaupun tidak meningkatkan mood pengunjung, tapi setidaknya konsep ini tidak menambah stress pengunjung, yang diakibatkan bila sirkulasi pengunjung bersamaan dengan sirkulasi servis.
97
Gambar 5.27 penerapan konsep sirkulasi servis
Sumber : penulis
Sedangkan untuk tangga darurat, Jarak pencapaian ke tangga kebakaran dari setiap titik dalam ruang efektif, maksimal 25 m (dua puluh lima meter) apabila tidak dilengkapi dengan sprinkler dan maksimal 40 m (empat puluh meter) apabila dilengkapi dengan sprinkler46.
Sehingga untuk memenuhi persyaratan tersebut, tangga darurat di desain sebanyak 4 buah, dengan jarak terjauh dari titik di dalam bangunan ke tangga darurat adalah 40 m. tangga darurat di letankkan langsung menghadap area luar, sehingga saat terjadi kebakaran, pengunjung dapat langsung mencapai titik kumpul.
46
98
Gambar 5.28 konsep peletakan tangga darurat
Sumber : penulis Amenities
Merupakan area pendukung kegiatan konvensi. Bisa di bilang area ini merupakan area istirahat dan relaksasi bagi para pengunjung yang telah lelah dan jenuh saat melakukan kegiatan konvensi. Area ini terdiri atas restaurant, coffe shop, panoramic view dll. Pendekatan konsep ini, berupa pengaplikasian bukaan kearah view pantai maupun taman, sehingga pengunjung menjadi rileks dan santai.
Gambar 5.29 penerapan konsep amenities
99 Besaran ruang
Tabel 5.1 program ruang convention park AKTIVITA S KEBUTUHAN RUANG KAPASITA S JUMLA H RUAN G STANDAR LUASAN (m2/ruang/or ang) sumber TOTAL LUAS (m2)
konvensi Plenary hall 5000 1 0.65 m2/
/orang TIME SAVER Standart for Building Spaces edisi ke-4 3.250 m2 Conference hall 500 2 1.80 m 2/ /orang 1.800 m 2 Meeting room 30 10 2 m
2/ orang Fred lawson
(1981) 600 m
2
Exhibition
room 1000 1 1 m
2/ orang Data arsitek 1000 m2
Penduku ng konvensi
Cloack room
20 3 2 m2/ orang Neufert jilid 2
(2002) 120 m2 Projection booth 1 18 m 2 18 m2 Speaker room 1 18 m2 18 m2 Ticket counter 1 24 m 2 24 m2 Kantor Direktur 1 24 m2 24 m2 Sekretaris 1 12 m2 12 m2 Administrasi 1 64 m2 64 m2 Marketing 1 64 m2 64 m2 Teknis 1 64 m2 64 m2 keamanan 1 36 m2 36 m2 Konvensi 1 128 m2 128 m2 Meeting room
30 2 2 m2/ orang Fred lawson
(1981)
120 m2
servis Toilet publik 3 80 m2 240 m2
Toilet staff 1 24 m2 24 m2 Janitor 8 1.5 m2/ unit 12 m2 Gudang 3 24 m2 12 m2 Locker room 100 1 0.5 m2/ orang 50 m2 Kantin 50 1 1.2 m2/
orang Data arsitek 50 m
2 Genset 1 36 m2/ unit 36 m2 AHU 1 36 m2/ unit 36 m2 Loading dock 3 15 m 2/ mobil 45 m2 Mushalla 100 1 0.5 m2/ orang asumsi 50 m2 Parkir motor (staff) 100 2 m 2/ motor 200 m2
100 Parkir mobil (mobil) 10 15 m 2/ mobil 150 m2 Publik area Restaurant 240 m2 240 m2
Lounge 10 3 2 m2/ orang Neufert jilid 2
(2002) 60 m 2 Main lobby 200 1 400 m2 Pre-function hall 1 conference 1/3x hall Fred lawson (1981) 600 m 2 Relaxation park 100 2 1.80 m 2/
/orang Standart for TIME SAVER Building Spaces edisi
ke-4
360 m2
Gift shop 6 24 m2 asumsi 144 m2
jumlah 10051 m2
Sirkulasi 30% 3015.3 m2
total 13066.3 m2
3. THE PARK
Pada area ini lebih di fungikan sebagai taman dengan berbagai macam aktifitas yang dapat menetralkan kejenuhan dan dapat megembalikan mood kembali baik. Pendekatan konsep pada area ini lebih mengoptimalkan kegiatan air sesuai dengan konsep utama bangunan yaitu waterfront.
Gambar 5.30 jenis kegiatan pada THE PARK
101 Atraksi
Area ini berupa pengaplikasian atraksi air, dengan tujuan menciptakan suasana yang nyaman. Misalnya pengapikasian water features seperti water fountain, water pond. Water fountain ini juga berfungsi sebagai penunjuk arah promenade ke shopping walk maupun culinary park.
Gambar 5.31 penerapan konsep atraksi air
Sumber : penulis
Interaksi
Area ini di tujukan sebagai area publik space yang dapat melakukan kegiatan semi-konvensi seperti: amphitheatre, discussion spot, community pavillion, plaza. Amphitheatre di fungsikan untuk pergelaran seni dan budaya yang bersifat outdoor.
Gambar 5.32 preseden community pavilion dan plaza
Sumber : internet
Amphitheatre dan community pavilion di letakkan pada area dry park. fungsinya adalah sebagai wadah kegiatan semi-konvensi yang bersifat outdoor.
102
Gambar 5.33 penerapan konsep interaksi
Sumber : penulis
selain berfungsi sebagai public space, plaza ini juga memiliki fungsi lain. plaza ini dapat menjadi area semi-konvensi, seperi konser, video mapping, pesta pernikahan bernuansa pantai, festival, parade dll
Gambar 5.34 konsep plaza multifungsi
103 Leisure
Area ini lebih di tujukan sebagai rest area, untuk kegiatan yang lebih bersifat rekreasi dan relaksasi. Area ini di fungsikan sebagai area relaksasi bagi peserta konvensi setelah jenuh melakukan kegiatan konvensi. Fitur-fitur pada area ini dapat berupa panoramic deck dengan pengoptimalan view ke arah laut lepas.
Gambar 5.35 preseden konsep leisure
Sumber : internet
Sport
Area ini lebih difungsikan sebagai sarana olahraga yang berhubungan dengan air. Di sesuaikan dengan konsep pengembangan kawasan yaitu konsep waterfront. Bentuk kegiatan pada area ini terdiri atas berenang, memancing, boat dll.
5.4
Konsep arsitektural
1. Struktur
Dari segi tipologi bangunan, gedung konvensi biasanya menggunakan struktur bangunan bentang panjang. Hal ini di sebabkan karena ruangan konvensi membutuhkan area yang luas yang bebas dari kolom, sehingga aspek visual tidak terganggu dengan adanya kolom-kolom tersebut.
Selain itu, untuk pendekatan konsep relaksasi, penggunaan struktur bentang panjang ini juga dapat memberikan efek tenang karena minimnya kolom-kolom yang dapat menghalangi sirkulasi. Selain itu, ketinggian tiap lantai juga perlu di perhatikan, karena ruangan dengan plafon yang terlalu rendah dapat mengintimidasi para pengunjung yang berada di dalamnya.
104
Gambar 5.36 konsep struktur
Sumber : penulis
2. Utilitas
Untuk utilitas sendiri pada convention park mengaplikasikan konsep water treatment. Fungsinya adalah sebagai pengembalian kembali kondisi air sehingga menjadi jernih kembali. Dalam prosesnya, konsep ini terdiri atas 3 tahap utama yaitu:
Filterisasi
Proses penyaringan air dengan sampah yang ada pada laut, sehingga saat memasuki tahap water treatment, hanya terisi oleh air saja.
Water treatment
Dalam water treatment, air yang belum higienis ini akan di pisahkan dengan zat-zat kimia yang terkandung di dalamya, sehingga di hasilkan air yang 100% murni.
Distribution
Kemudian air yang telah murni tersebut di distribusikan untuk kegiatan taman dan bangunan konvensi, seperti water fountain, water fall, water pond, toilet dll.
105
Gambar 5.37 konsep water treatment pada convention park