• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vii. SAMBUTAN KETUA PANITIA... ix. SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA... xi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vii. SAMBUTAN KETUA PANITIA... ix. SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA... xi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR ... vii SAMBUTAN KETUA PANITIA ... ix SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA ... xi

HUMANIORA

NILAI LOKAL DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM

Fenty U. Puluhulawa, Nirwan Yunus ...3 KEBIJAKAN LOKAL DAN ETNISITAS MENUJU

INTEGRASI KELOMPOK ETNIS DI KABUPATEN POHUWATO

Wantu Sastro ...8 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI EKONOMI HIJAU DALAM RESTORASI DAN KONSERVASI TERUMBU KARANG DI PEMUTERAN BALI SEBAGAI DAYA TARIK EKOWISATA

I Ketut Surya Diarta, I Gede Setiawan Adi Putra ...13 KEMAMPUAN BAHASA BALI GENERASI MUDA BALI DI UBUD GIANYAR BALI

Ni Luh Nyoman Seri Malini, Luh Putu Laksminy, I Ketut Ngurah Sulibra ...21 INTENSITAS KAPITAL INDUSTRI DAN DINAMISME KEUNGGULAN

KOMPARATIF PRODUK EKSPOR INDONESIA

Ni Putu Wiwin Setyari ...29 MODEL ESTIMASI KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR

INTERNAL UKM DI KABUPATEN BANDUNG

Rivan Sutrisno,Mardha Tri Meilani ...38 KAMUS PRIMITIVA SEMANTIK BALI-INDONESIA-INGGRIS BIDANG ADAT DAN AGAMA Dr. I Made Netra, S.S., M.Hum, Drs. I Nyoman Udayana, M.Litt., Ph.D,

Dr. Drs. I wayan Suardiana, M.Hum, Drs. I Ketut Ngurah Sulibra, M.Hum.,

Dr. Drs. Frans I Made Brata, M.Hum ...46 MODEL KONFIGURASI MAKNA TEKS CERITA RAKYAT TENTANG PRAKTIK-PRAKTIK BUDAYA RANAH AGAMA DAN ADAT

UNTUK MEMPERKOKOH JATI DIRI MASYARAKAT BALI

Dr. Dra. Ni Ketut Ratna Erawati, M.Hum, Dr. I Made Netra, S.S., M.Hum,

Dr. Frans I Made Brata, M.Hum, Prof. Dr. I Made Suastika, S.U ... 54

DAFTAR ISI

(3)

ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

PRODUKSI BIODIESEL DARI BIJI MALAPARI (PONGAMIA PINNATA (L.) PIERRE)

Ni Luh Arpiwi ...1341 PENINGKATAN EFISIENSI TURBIN DENGAN PEMBAHARUAN DESAIN TURBIN BANKI UNTUK MIKRO HIDRO DI DAERAH TROPIS

Lie Jasa, Ardyono Priyadi,Mauridhi Hery Purnomo ...1348 PEMANFAATAN PIKO HIDRO UNTUK MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN

IKAN AIR DERAS DI DUSUN PAGI DESA SENGANAN KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN

I Putu Ardana, Lie Jasa ... 1336 MODEL DAN SIMULASI KATUP TEKAN MODEL PLAT, BOLA,

DAN SETENGAH-BOLA PADA POMPA HYDRAM

Made Suarda, Anak Agung Adhi Suryawan, I Nengah Suweden ... 1363 PENGUJIAN KARAKTERISTIK PENGERING ANYAMAN ATA DENGAN MENGGUNAKAN VARIAN BAHAN BAKAR BIOMASSA LIMBAH PERTANIAN SEBAGAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS.

I.N. Suarnadwipa, I.W.B. Adnyana ...1371 PENERAPAN MOTEDE KONDENSASI PAKSA TIPE CROSSFLOW

PADA PROSES PRODUKSI BAHAN BAKAR ALTERNATIF ARAK TERHADAP KUALITAS DAN KAPASITAS PRODUKSI

IGK Sukadana, IGN. Putu Tenaya, IKG. Wirawan ...1378 EVALUASI POTENSI SUMBER DAYA BIOMASSA DI BALI

Made Sucipta, dan I Wayan Dana ...1391

CONTROLLING HARMFUL GAS HYDROGEN SULFIDE (H2S) BY DESULRUIZER

IN SEWAGE TREATMENT PLANT (STP).

CASE STUDY: PATRA JASA BALI RESORT &VILLAS INDONESIA

Tjokorda Gde Tirta Nindhia, I Wayan Surata, I Dewa Gde Putra Swastika ...1396 PENYEDIAAN AIR BERSIH BANJAR CEBLONG DESA MENYALI

DENGAN MENERAPKAN KINCIR AIR PENGGERAK POMPA AIR

M. Sucipta, I N. Suarnadwipa, dan I W. Dana ...1400 ARAK SEBAGAI PEREAKSI RAMAH LINGKUNGAN

DALAM PEMBUATAN ENERGI BIODIESEL

I Wayan Bandem Adnyana, Ni Made Suaniti ...1405 PENGARUH SUBSTITUSI UNSUR GD PADA STRUKTUR KRISTAL

SUPERKONDUKTOR SISTEM BISMUTH FASE 2223 : BI2SR2(GD1-XCA1+X)CU3.05OZ

(4)

PENERAPAN MOTEDE KONDENSASI PAKSA TIPE CROSSFLOW

PADA PROSES PRODUKSI BAHAN BAKAR ALTERNATIF ARAK

TERHADAP KUALITAS DAN KAPASITAS PRODUKSI

IGK Sukadana1), IGN. Putu Tenaya1), IKG. Wirawan1)

1)Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana Bali.

tenaya@me.unud.ac.id, sukadana@me.unud.ac.id

ABSTRACT

The development of research on the processing or manufacture of wine until it’s been a lot of progress, seen from the results of research on alternative energy from the basic ingredients of beer. The progress made today is the quality of the wine production has reached a concentration above 95%. But wine production capacity is still low around 1 liter within 4 hours of production time. So not qualify as a fuel. The target of this research is the creation of a technology that can produce a wine with a production capacity and better quality. The method used in order to achieve the 5(0+):/<+9 5, :./9 9:;*? '8+ #.+ B89: 3+:.5* 5, *+9/-4/4- /9 *+9/-4/4- '4* 3'1/4- 9)/+4:/B) /49:8;3+4:9 ,58)+* )54*+49':/54:8'49<+89+C5=:?6+"+)54*:.++>6+8/3+4:'23+:.5*:5)'88?5;::+9:/4-54'<'8/+:?5,56+8':/54'2 <'8/'(2+99;).'9:.+)552/4-C;/*C5=8':+<'8/'(2+9:.':',,+)::.+8':+5,685*;):/54:./8*:+9:54:.+6+8,583'4)+ 5,:.++4-/4+(?;9/4-,;+2'8'1('2/#.+-8+':+8:.+)552/4-C;/*C5=8':+8+9;2:9/4-8+':+8)552/4-8':+',,+)::.+ rate of condensation getting bigger so that the rate of production increases. But inversely proportional to the quality 5,685*;):/54:.+-8+':+8:.+)552/4-C;/*C5=8':+',,+):9:.+7;'2/:?5,:.+25=+8685*;):/548'1('2/,58:+9:/4-'9',;+254:.+3')./4+:?6+)'8(;8':58/4)8+'9+*)54)+4:8':/545,'8'1('2/',,+)::.+96+)/B),;+2)549;36:/54 increasing, decreasing torque and engine power.

+?=58*958)+*)54*+49':/54)8599C5==/4+)'6')/:?7;'2/:?,;+2'2:+84':/<+

PENDAHULUAN

Indonesia termasuk dalam organisasi penghasil minyak dunia, yaitu pada tahun 1989 menempati urutan 10 besar sebagai penghasil minyak bumi. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi kebutuhan akan minyak setiap tahun terus mengalami peningkatan, maka perlu adanya penghematan dalam penggunaan bahan bakar minyak tersebut. Penggunaan bahan bakar minyak khususnya bahan bakar fosil disamping ketersediaannya semakin terbatas juga dapat merusak lingkungan yaitu menimbulkan polusi udara.

Penggunaan bahan bakar cair secara terus menerus mengakibatkan suatu saat akan terjadi kelangkaan bahan bakar. Pemerintah menganjurkan untuk menggunakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah Indonesia mengeluarkan suatu kebijakan dalam pengelolaan energi nasional, khususnya tentang pemanfaatan etanol, biodisel dan gasohol sebagai energi alternative pada tahun 2022 mendatang. Pemanfaatan bahan bakar alternative juga bertujuan untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran, disamping sebagai usaha untuk lebih memanfaatkan sumber daya alam hayati khususnya yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Salah satu bahan bakar alternative tersebut khususnya di bali adalah arak. Kualiatas arak lebih besar 90 % memiliki angka oktan di atas standar maksimal angka oktan bensin, yaitu sekitar 108,6, sedangkan bensin memiliki angka oktan sebesar 88. Disamping itu sifat arak tidak beracun dan ramah terhadap lingkungan. Jika arak dipadukan dengan bahan bakar bensin dengan persentase tertentu, memungkinkan dapat meningkatkan angka oktan bahan bakar bensin tersebut. Dengan peningkatan nilai oktan tentunya akan memperbaiki kualitas hasil pembakaran, sisa gas hasil pembakaran akan lebih baik, dan berpengaruh terhadap performance dari mesin akan meningkat.

Arak adalah suatu zat yang diperoleh dari alam terutama dari tumbuhan yang mengandung zat pati (carbohidrat) dengan bantuan bakteri saccharomyces cereviceae untuk permentasi dan dengan alat evaporator dan kondensor untuk mendestilasi menjadi arak. Bahan-bahan yang mengandung karbohidrat adalah nira kelapa, enau, lontar dan segala produk pertanian. Nira hasil petani sangat berlimpah, khusus

(5)

di kecamatan Abang, Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem yang sebagian besar masyarakat memiliki kegiatan membuat nira. Hasil nira kemudian diproses secara tradisional menjadi arak dengan kualitas < 40 %. Dengan kebijakan pemerintah daerah Bali melarang peredaran arak akibat penyalahgunaan sebagai minuman keras, maka akan dapat menyebabkan terancamnya mata pencaharian masyarakat petani produsen nira.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Pendahuluan Yang Sudah Dilaksanakan.

Nanda, Sukadana, 2006, melakukan peneltian uji coba campuran bahan bakar alkohol dari salak 0;8 30= 14=A8= 34=60=<4<D0@80A8:0= 5@0:A8 20<?C@0= C=BC:<4=30?0B:0= A850BQA8: G0=6 <4=34:0B8 bensin. Dan dilanjutkan oleh Artayana, IM, 2007, melakukan peneltian penambahan alkohol salak pada bahan bakar bensin untuk mengetahui kualitas gas buang yang diuji pada sepeda motor. Dari penelitiannya dihasilkan bahwa : dengan semakin besar persentase penambahan alkohol menyebabkan gas buang yang dihasilkan seperti kandungan hidrokarbon (HC) dan oksigen (O2) semakin meningkat, sedangkan untuk bahan bakar bensin gas buangnya cenderung lebih rendah. Semakin besar putaran mesin persentase volume gas buang yang dihasilkan mengalami penurunan.

Artawan, Sukadana 2007, melakukan penelitian penggunaan arak api sebagai bahan bakar pengganti sepeda motor terhadap akselerasi dan konsumsi bahan bakar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada rasio kompresi 9,3:1 dengan bahan bakar arak api dapat meningkatkan akselerasi dan dapat menghemat konsumsi bahan bakar yaitu pada gigi 1 (kecepatan 0–20 km/jam) akselerasinya sebesar 2,835 m/dt2 dengan konsumsi bahan bakar sebesar 0,091 lt/km, pada gigi 2 (kecepatan 20–40 km/jam) akselerasinya sebesar 1,190 m/dt2 dengan konsumsi bahan bakar sebesar 0,102 lt/km, pada gigi 3 (kecepatan 40–60 km/ jam) akselerasinya sebesar 0,518 m/dt2 dengan konsumsi bahan bakar sebesar 0,117 lt/km dan pada gigi 4 (kecepatan 60–70 km/jam) akselerasinya sebesar 0,146 m/dt2 dengan konsumsi bahan bakar sebesar 0,183 lt/km.

Ervan, sukadana 2007, Melakukan penelitian mengenai arak api sebagai bahan bakar pengganti sepeda motor terhadap kandungan gas buang, didapat hasil penelitian Dengan memvariasikan konsentrasi ethanol sebagai bahan bakar akan sangat berpengaruh terhadap kandungan gas buang. Dengan konsentrasi yang semakin tinggi gas buang yang dihasilkan akan semakin baik, seperti kandungan karbon dioksida (CO2) semakin besar. Untuk karbon monoksida (CO), semakin besar konsentrasi ethanol emisi CO yang dihasilkan semakin menurun. Untuk Oksigen (O2), semakin besar konsentrasi ethanol emisi O2yang dihasilkan akan semakin menurun. Dan untuk kandungan hidrokarbon (HC), semakin besar konsentrasi ethanol emisi HC yang dihasilkan akan semakin menurun.

Sukadana, Bandem 2009 dan 2010, melakukan kajian teknis unjuk kerja destilator kontinu dan pemanfaatan arak sebagai bahan bakar pengganti bensin, dengan cara menguji pada mesin pembakaran konvesional carburator, dengan beberapa variable pengujian seperti variable putaran, variable rasio kompresi terhadap unjuk kerja mesin seperti emisi. Hasil penelitian yang didapat, semakin tinggi temperatur penguapan semakin tinggi kapasitas produk arak tetapi berbanding terbalik dengan kualitas produk yang semakin rendah. Umumnya dibandingkan bahan bakar bensin, bahan bakar arak menghasilkan gas CO2 lebih besar, CO lebih rendah, HC lebih tinggi dan O2 lebih tinggi. Meningkatnya rasio kompresi berpengaruh terhadap peningkatan CO2, menurunnya CO, peningkatan emisi HC dan semakin kecil gas O2.

Sukadana 2011, melakukan kajian teknis distilator kolom bertingkat tipe kontinu terhadap kapasitas dan kualitas produksi arak. Dari penelitian ini diapatkan hasil bahwa : kapasitas dan kualitas produksi arak sangat dipengaruhi oleh banyak jumlah tingkat destilasi. Semakin banyak jumlah tingkat destilasi semakin @4=307:0?0A8B0A?@>3C:A8A4<0:8=B8=668:C0;8B0A?@>3C:A830=4QA84=A8?@>3C:A89C60A4<0:8=@4=307

Sukadana 2011, melakukan kajian teknis pemanfaatan arak sebagai bahan bakar alternatif mesin pembakaran tipe injeksi. Didapat hasil bahwa ; Torsi dan daya yang dihasilkan pada pembakaran dengan bahan bakar arak api lebih kecil dibandingkan dengan bahan bakar bensin, sedangkan konsumsi bahan 10:0@30=:>=AC<A81070=10:0@A?4A8Q:C=BC:1070=10:0@0@0:0?8;4187B8=6683810=38=6:0=34=60=

(6)

bahan bakar bensin. Jadi untuk rasio kompresi mesin standar menggunakan bahan bakar arak memiliki performa masih lebih rendah dari bahan bakar bensin.

Sukadana 2013, melakukan penelitian ” Peningkatan kualitas produksi arak bali sebagai bahan bakar alternative dengan metode distilasi Kontinu bertingkat”. Pada penilitian ini dilakukan variabel jumlah tingkat destilator dari satu tingkat, dua tinglkat dan tiga tingkat. Dengan masing masing variabel memiliki seting temperatur yang berbeda-beda. Didapatkan hasil bahwa semakin banyak tingkat destilator yang dipergunakan dapat dihasilkan kualitas produksi arak yang semakin tinggi tetapi kapasitas produksi semakin rendah.

Dasar Teori

Alat produksi arak adalah suatu alat yang digunakan untuk pemisahan antara etanol dan air yang terkandung dalam larutan nira dengan cara pemanasan (evaporastion) dan pendinginan (condensation). Berdasarkan susunan komponen alat produksi arak terdiri dari dua komponen utama yaitu : ketel arak (evaporator) yang digunakan untuk menguapkan nira dan kondensor sebagai alat untuk mengkondensasikan uap nira menjadi arak.

Prinsip kerja dari alat produksi arak adalah nira yang terdapat pada ketel diuapkan dengan cara pemanasan sehingga nira berubah menjadi uap, kemudian uap yang terbentuk bergerak dari ketel menuju kondensor melalui saluran keluar ketel sebagai akibat dari meningkatnya temperatur dan tekanan pada :4B4;%4@?8=3070=?0=0AG0=6B4@9038A410680=14A0@B4@9038A420@0:>=D4:A80=B0@0RC830G0=638?0=20@:0= oleh spray dengan uap panas yang bergerak keatas akibat dari proses pemanasan dan perpindahan panas secara konveksi pada beberapa bagian peralatan produksi arak. Uap panas yang keluar dari ketel kemudian di dinginkan pada kondensor sehingga berubah menjadi cairan arak.

Konduksi (Difusi)

Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi pada suatu media padat atau <4380RC830G0=6380<0:810B030=G0?4@14300=B4<?4@0BC@0=B0@0?4@<C:00=G0=6A0BC34=60=?4@<C:00= yang lain pada media tersebut. Hal ini merupakan perpindahan energi dari partikel yang lebih energik menuju partikel yang kurang energik. Pada gas, konduksi terjadi karena gerakan semu molekul-molekul, sehingga kalor terdifusi dari bagian yang lebih panas kebagian yang lebih dingin. Laju aliran panas dengan cara konduksi dirumuskan oleh ilmuan prancis J.B.J Fourier pada tahun 1882 yang menyatakan bahwa :

( ) d d . k -q . cond (1) Konveksi (Convection)

Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi dari suatu permukaan media ?030B 0B0C RC830 G0=6 380< <4=C9C RC830 G0=6 <4=60;8@ 0B0C A410;8:=G0 0:810B 030=G0 ?4@C1070= kecepatan aliran dan perbedaan temperatur. Laju perpidahan panas dengan cara konveksi dapat dihitung dengan persamaan:

c

conv (2)

Konveksi juga terdiri dari dua bagian yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Konveksi Alamiah : terjadi akibat adanya gaya apung yang disebabkan oleh perbedaan densitas, dan perbedaan densitas ini 030;070:810B30@8030=G06@0384=BAC7C3830;0<<0AA0RC830 >=D4:A8%0:A0?4@64@0:0=0@CA:>=D4:A8 terjadi akibat adanya bantuan dari peranti mekanik seperti pompa, blower, kompresor, dll

(7)

Radiasi (Radiation)

Radiasi ialah suatu istilah yang digunakan untuk perpindahan energi melalui ruang oleh gelombang-gelombang elektromagnetik. Jika radisi berlangsung melalui ruang kosong, energi tidak ditransformasikan menjadi kalor atau bentuk-bentuk energi yang lain, dan energi tidak pula akan terbelok dari lintasannya. Sebaliknya bila terdapat zat pada lintasannya, radiasi itu akan mengalami diteruskan (transmision), dipantulkan (8+C+)9/54) dan diserap (absorpsion). Laju perpidahan panas dengan cara radiasi dapat dihitung dengan persamaan:

(3) Perpindahan panas didih

Perpindahan panas didih merupakan perubahan fase dari cair ke uap. Bila suatu permukaan bersentuhan dengan zat cair dan dipelihara pada suhu yang lebih tinggi dari suhu jenuh zat cair itu, akan terjadi pendidihan. Bila suatu permukaan yang dipanaskan itu terbenam dibawah permukaan-bebas zat cair, proses itu disebut didih kolam (pool boiling). Jika suhu zat cair berada dibawah suhu jenuh, proses ini disebut didih dingin lanjut (subcooled boiling) dan jika zat cair itu terpelihara pada suhu jenuh, proses itu disebut didih jenuh (saturated boiling).

Perpindahan panas kondensasi

Perpidahan panas kondensasi bila uap jenuh bersentuhan dengan suatu permukaan yang lebih rendah dari uap jenuh tersebut. Untuk menghitung perpindahan panas kondensasi, nusselt telah merumuskan :>4QA84=C=BC:?8?07>@8A>=B0;34=60=60@8AB4=60734=60=?4@A0<00=

(

)

(

)

d sv v x T T D K hfg g h 1 1 3 1 1 . .       − − = − m r r r (4) Destilasi

Destilasi adalah cara pemisahan suatu zat dari suatu larutan menjadi dua atau lebih zat hasil yang memiliki massa jenis yang berbeda melalui proses pemanasan atau penguapan. Pada umumnya proses destilasi terdiri dari dua proses antara lain proses penguapan (evaporasion) dan proses pengembunan (condensation).

Perubahan variabel proses destilasi

Variabel proses pemisahan dengan proses destilasi meliputi: Temperatur proses destilasi. Komposisi umpan.Variabel-variabel INI adalah faktor penentu atas pengendalia proses destilasi. Produk destilasi dapat dihasilkan dengan kualitas tertentu, pada kondisi operasi proses destilasi yang tertentu pula. Artinya produk destilasi dapat dibuat bervariasi dengan mengubah variabel proses destilasi.

Perubahan kecepatan aliran

Dalam proses destilasi, berlaku kesetimbangan massa, bahwa kecepatan umpan masuk sama dengan kecepatan aliran kedua produk destilasi tersebut. Ketidak seimbangan akan menimbulkan gangguan kualitas produk dan proses destilasi sendiri. Dibawah ini beberapa hal perubahan kecepatan aliran yang mempengaruhi proses destilasi: Perubahan kecepatan aliran umpan, pada proses destilasi akan menyebabkan jumlah fraksi ringan pada produk bawah (bottom product) akan bertambah dan akan menyebabkan fraksi lebih berat akan berkurang pada produk atas (over head product). Perubahan kecepatan aliran produk atas (over head product) akan menyebabkan: Kecepatan penguapan bertambah, jumlah fraksi lebih berat bertambah. Pengaruh perubahan kecepatan aliran produk atas, pada akhirnya akan mengubah kualitas atau komposisi produk atas dari proses destilasi.

(8)

Kecepatan aliraan umpan overhead dan bottom produk dalam kesetimbangan massa tertentu untuk menghasilkan kualitas tertentu atas produk tertentu. Masing-masing memiliki aliran tertentu untuk menghasilkan kualitas produk destilasi tertentu. Dalam prakteknya, proses destilasi berlangsung berkesinambungan untuk kepentingan komersil artinya kecepatan aliran umpan, overhead dan bottom produk dimasukan dan dikeluarkan secara berkesinambungan dalam kesetimbangan. Untuk kepentingan ini suplay dan pemakaian energi pemanasan dan pendinginan berjalan secara terus menerus.

Pengaruh kenaikan suhu dan tekanan.

Kenaikan suhu dan tekanan dapat terjadi oleh pengendalian yang kurang tepat atau disebabkan kegagalan fungsi alat pengendalian dan alat pembuat tekanan vakum. Kenaikan suhu pada dasarnya menyebabkan kecepatan penguapan yang dipisahkan bertambah. Keadaan ini menyebabkan komponen yang lebih berat akan menguap lebih banyak, yang pada akhirnya dapat mengubah kualitas produk atas dan produk bawah proses destilasi. Suhu dan tekanan operasi pada proses destilasi adalah dua varibel proses yang tidak disahkan. Artinya kenaikan suhu akan menyebabkan kenaikan tekanan pada destilasi. Kedua variabel proses ini tetap dalam kesetimbangan tertentu untuk menghasilkan produk destilasi dengan kualitas yang baik. Dalam pengendalian penting mengetahui harga kesetimbangan: suhu proses destilasi, tekanan proses destilasi, kualitas produk destilasi.

Pengaruh penurunan suhu dan tekanan

Seperti halnya kenaikan suhu, penurunan suhu proses destilasi dapat terjadi oleh pengendalian yang kurang baik atau disebabkan oleh kegagalan fungsi alat pengendali. Pengaruh penurunan suhu, terhadap kualitas produk destilasi adalah kebalikan pengaruh kenaikan suhu proses destilasi yaitu: Mengurangi jumlah atau komposisi komponen yang lebih berat. Menambah jumlah atau komposisi komponen yang lebih ringan.

Pengaruh penurunan tekanan yang disebabkan oleh penurunan suhu dapat berakibat: umlah jatau persentase komponen lebih berat bertambah. jumlah atau persentase komponen lebih ringan bertambah. Dan pengaruh kenaikan tekanan yang disebabkan oleh penurunan suhu, adalah kebalikan dari penurunan suhu.

Evaporasi

Perpidahan kalor ke zat cair mendidih yang sering ditemukan sehingga sering di tangani sebagai operasi tersendiri, operasi itu disebut evaporasi atau penguapan (evaporation). Tujuan evaporasi adalah untuk menguapkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan larutan yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air, evaporasi dilakukan dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair yang pekat yang memiliki konsentrasi lebih tinggi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya di kondensasikan dan dibuang. Tetapi, dalam situasi tertentu kebalikannya yang benar.

Operasi efek tunggal dan efek ganda

Kebanyakan evaporator dipanaskan dengan uap yang kondensasi diatas tabung-tabung logam. Bahan yang akan di evaporasi biasanya mengalir didalam tabung. Uap yang digunakan biasanya uap bertekanan rendah, di bawah 3 atm abs, zat cair yang mendidih biasanya berada dalam vakum sedang, yaitu sampai kira-kira 0.05 atm abs.

Bila kita menggunakan satu evaporator saja, uap yang mendidih dikondensasikan dan dibuang. Metode ini biasanya disebut evaporator efek tunggal (single-effect evaporation) walaupun sederhana, namun proses ini tidak efektif dalam penggunaan uap. Untuk menguapkan 1 lb air dari larutan, diperlukan 1 sampe 1.3 lb uap. Jika uap dari evaporator dimasukkan kedalam rongga uap (steam chest) evaporator kedua. Dan uap yang dari evaporator ke dua dimasukan ke kondensor, maka operasi itu akan menjadi efek dua kali atau efek dua (double efek).

(9)

Kondensor

Kondensor adalah peranti penukar kalor khusus yang digunakan untuk mencairkan uap dengan mengambil kalor. Kalor laten diambil dengan menyerapnya ke dalam zat cair yang lebih dingin yang disebut pendingin (coolant). Karena suhu pendingin di dalam kondensor itu meningkat karena itu, maka alat itu dengan demikian juga bekerja sebagai pemanas. Namun sebagai fungsinya, kegiatan kondensasi itulah yang terlebih penting , dan hal ini tercermin pada namanya. Kondensor dapat dibagi atas dua golongan yaitu: dalam golongan pertama yang disebut kondensor jenis selongsong-dan-tabung (shell and tube condenser), uap yang dikondensasi dipisahkan dari pendingin oleh permukaan perpindahan kalor berbentuk tabung. Dalam golongan kedua yang disebut kondensor kontak (contact condenser) ,arus pendingin dan arus uap G0=6 :43C0=G0 180A0=G0 030;07 08@14@20<?C@ A420@0QA8: 30=<4=8=660;:0=:>=34=A>@ A410608A0BC arus tunggal.

Ada berapa tipe Kondensor dan dikelompokan berdasarkan beberapa kelompok antara lain. Berdasarkan tipe aliran Kondensor dibedakan menjadi tiga type yaitu Aliran searah (6'8'8+2C5=), aliran berlawanan arah ()5;4:+8C5=) dan aliran melintang ()8599C5=)

0)8?40;8@0=A40@07?0@0@4;R>E1)8?40;8@0=14@;0E0=0=0@07)5;4:+8C5=)

2B8?40;8@0=<4;8=B0=62@>AAR>E Gambar 1. Tipe Kondensor

(10)

TUJUAN DAN MANFAAT

Mengembangkan teknologi produksi arak yang dapat meningkatkan kapasitas produksi dengan mempertahankan kualitas lebih besar 95 % yang merupakan syarat sebagai bahan bakar pada mesin kendaraan. Mendukung kebijakan pemerintah dalam usaha mencegah terjadinya kelangkaan energi bahan bakar, meningkatkan pemanfaatan energi alternative pada tahun 2022 dan mencari sumber energi baru dan terbarukan. Meningkatkan usaha perlindungan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup dengan pemanfatan energi ramah lingkungan.

METODE PENELITIAN

Penelitian dan hasil dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan dengan indikator capaian setiap kegiatan penelitian yaitu pemanfaatan arak sebagai bahan bakar alternative pada mesin kendaraan.

Gambar 2. Roadmap penelitian

0<10@0=C<C<?4@0;0B0=34AB8;0>@38;4=6:0?8:>=34=A>@0;8@0=RC830?0:A00;8@0=<4;8=B0=6

Gambar 3. Diagram peralatan destilator kontinu bertingkat Proses kerja Destilator bertingkat

Bak penampung (1) sebagai tempat penampung nira atau bahan baku dengan volume 20 liter, dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Pompa (2) sebagai alat untuk memompakan nira dari bak penampung menuju spreyer (5) melewati pipa saluran suply (4) sehingga terjadi pengabutan pada bagian atas kolom/ketel (6), akibat berat jenis lebih besar maka nira pada kolom (6) akan mengalir kebawah, bersamaan dengan itu juga ada aliran uap nira dari bagian bawah kolom (6) akibat pemanasan oleh pemanas (8), sehingga terjadilah kontak lawan arah antara uap nira dari bagian bawah kolom dengan nira dari bagian atas kolom secara

(11)

konveksi. Pemanas (8) berdaya 1000 Watt dan bekerja sesuai dengan temperatur seting (7) yang diseting dengan thermoseting (9). Akibat adanya pergerakan uap kebagian atas kolom dengan nira kebagian bawah kolom akan terjadi proses penguapan untuk partikel yang mudah menguap dan terkondensasi untuk partikel yang susah menguap secara konveksi. Cairan yang tidak menguap akan tertampung pada bagian bawah kolom, dan bila jumlahnya berlebihan akan dikembalikan ke bak (1) melalui saluran pelimpah (3). Uap yang sampai pada bagian atas kolom selanjutnya mengalir menuju kondensor (12). Dengan bantuan aliran paksa air pendingin oleh pompa (16) dari bak air (17) melewati kondensor, maka uap yang mengalir dalam kondensor akan terkondensasi menjadi kondensat yang selanjutnya ditampung pada botol (15). Proses tersebut berulang secara terus menerus (kontinu).

HASIL YANG DICAPAI Data Pengujian kecepatan aliran

Tabel 1. Data Rekapan Hasil Pengujian Laju Aliran

%@4A4=B0A8@0Q:%4@5>@<0=A84AB8;0B>@

0<10@ @0Q:?4=60@C718;0=60='4G=>;3B4@7030?C=9C::4@90:>=34=A>@

(4<0:8= 14A0@ ;09C 0;8@0= RC830 ?4=38=68= B4<?4@0BC@ C0? :4;C0@ A4<0:8= @4=307 0; 8=8 membuktikan bahwa laju pendinginan semakin besar sehingga mempengaruhi pada laju kondensasi uap menjadi arak bali semakin tinggi. Rata –rata penurunan temperatur uap keluar kondensor sebesar 1,23. Temperatur air keluar kondensor juga mengalami penurunan akibat dari laju aliran air pendingi semakin 14A0@%4=C@C=0=B4<?4@0BC@08@?4=38=68=A414A0@ 4=60=60<10@0=?4=C@C=0=B4<?4@0BC@RC830 ?4=38=68= 30= RC830 ?0=0A B4@A41CB <4<?4@;870B:0= 107E0 ;09C ?4=38=68=0= A4<0:8= B8=668 30= ;09C kondensasi juga semakin tinggi. Pemaknaan dari analisa diatas bahwa laju aliran sangat berpengaruh B4@7030? 18;0=60= '4G=>;3 18;0=60= '4G=>;3 A4<0:8= 14A0@ 14@?4=60@C7 B4@7030? B8?4 0;8@0= RC830

(12)

mengarah ke pada tipe aliran menjadi lebih turbulen, sehingga laju perpindahan panas semakin besar. (4<0:8=14A0@;09C0;8@0=14@A@B8A4<0:8=10=G0:=G0?0@B8:4;RC830G0=6<4;4E0B81830=6?4@?8=3070= ?0=0AA478=660A4<0:8=14A0@4=4@68?0=0AG0=630?0B38B@0=A54@30@8RC830?0=0A:4RC83038=68=

0<10@@0Q:?4=60@C718;0=60='4G=>;3B4@7030?:0?0A8B0A30=:C0;8B0A?@>3C:A8 )4@;870B 30@8 60<10@   107E0 A4<0:8= 14A0@ ;09C 0;8@0= RC830 ?4=38=68= <4=60:810B:0= ;09C pendinginan semakin besar, berpengaruh terhadap laju kondensasi semakin besar sehingga laju produksi A4<0:8=14A0@(4<0:8=14A0@;09C0;8@0=RC830<4=60:810B:0=;09C?@>3C:A8<4=8=6:0BA414A0@)4B0?8 14@10=38=6B4@10;8:34=60=:C0;8B0A?@>3C:A8A4<0:8=14A0@;09C0;8@0=RC830?4=38=68=<4<?4=60@C78 kualitas produksi semakin rendah. Hal ini terjadi karena kecepatan kondensasi mengakibatkan kandungan air dalam uap semakin banyak terkondensasi.

Data Pengujian Unjuk Kerja Mesin

Tabel 5. Data Pengujian Bahan Bakar Bensin. Tabel 6. Data Pengujian Arak 81,2 %

(13)

Tabel 5.6. Data Pengujian Arak 93,4 %

Presentasi Performansi Mesin 4 Langkah Nenggunakan Bahan Bakar Arak Analisa pengaruh variasi putaran terhadap torsi mesin

@0Q:?4=60@C7D0@80A8?CB0@0=<4A8=30=:>=A4=B@0A80@0:10;8B4@7030?B>@A830G030= >=AC<A8 1070=10:0@A?4A8Q:?030<4A8=4<?0B;0=6:07G0=638BC=9C::0=A4?4@B860<10@3810E078=80<10@ menunjukan pengaruh variasi putaran mesin terhadap torsi, hubungan antara putaran mesin terhadap torsi menggunakan bahan bakar bensin dan masing-masing konsentrasi bahan bakar arak bali, terlihat bahwa dengan semakin tinggi putaran mesin torsi yang dihasilkan semakin kecil. Torsi yang paling besar dihasilkan oleh bahan bakar arak bali konsentrasi 88,7%, pada putaran mesin 1000 rpm torsi yang dihasilkan sebesar 1,012619 Nm. Untuk bahan bakar arak bali dengan konsentrasi 95,6% mengalami penurunan torsi sangat drastis, penurunan torsi yang dihasilkan mencapai 0,175 Nm.

0<10@@0Q:?4=60@C7D0@80A8?CB0@0=<4A8=B4@7030?B>@A8

Analisa pengaruh variasi putaran mesin terhadap daya

Gambar 4 menunjukan variasi putaran mesin terhadap daya dengan bahan bakar yang berbeda-beda, semakin tinggi putaran mesin terjadi peningkatan terhadap daya yang dihasilkan, dan terlihat pada penggunaan bahan bakar ethanol 95,6% dengan putaran mesin 3000 rpm mengalami peningkatan daya sebesar 0,07389352 Hp. Pada arak bali 93,4% pada putaran 3000 rpm menghasilkan peningkatan daya sebesar 0,10439007 Hp. Untuk arak bali 88,7% mengalami peningkatan daya sebesar 0,22414858 Hp pada putaran mesin 3000 rpm.

(14)

0<10@@0Q:?4=60@C7D0@80A8?CB0@0=<4A8=B4@7030?30G0 5.3.3. Analisa p   " 0@860<10@?4=60@C7?CB0@0=<4A8=B4@7030?:>=AC<A81070=10:0@A?4A8Q:<4=C=9C::0=<0:8= B8=668?CB0@0=<4A8=;09C:>=AC<A81070=10:0@A?4A8Q:A4<0:8=B8=668%030?CB0@0=<4A8= A0<?08 @?<C=BC:1070=10:0@4B70=>;:41CBC70=1070=10:0@A?4A8Q:G0=638?4@;C:0=<4=60;0<8 ?4=8=6:0B0=<0A8=6<0A8=6A414A0@    :67?90<A0<?08   :67?90<%0306@0Q:9C60 B4@;870B ?030 1070= 10:0@ 4B70=>;   30= 1070= 10:0@ 14=A8= :41CBC70= 1070= 10:0@ A?4A8Q: G0=6 dibutuhkan terjadi peningkatan yang hampir sama dengan bahan bakar bensin.

0<10@@0Q:?4=60@C7D0@80A8?CB0@0=<4A8=B4@7030?:>=AC<A81070=10:0@A?4A8Q:  ! "

Variasi bahan bakar sangat berpengaruh terhadap torsi yang dihasilkan. Torsi yang paling besar terjadi pada putaran mesin dari 1000 rpm sampai 3000 rpm menggunakan bahan bakar arak bali konsentrasi 88,7%. Karena penggunaan bahan bakar arak bali 88,7% sangat sesuai dengan rasio kompresi mesin 7,8 untuk mencapai kinerja mesin yang optimal. Daya yang paling besar dihasilkan pada penggunaan bahan bakar ethanol 88,7%, akan tetapi penurunan daya terjadi pada peningkatan konsentrasi ethanol. Sedangkan pada penggunaan bahan bakar premium pada putaran mesin yang sama, daya yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan arak bali 88,7%. Dimana bahan bakar arak bali dengan konsentrasi semakin besar memiliki nilai oktan yang lebih tinggi pula, akan tetapi penggunaan bahan bakar dengan nilai oktan yang semakin tinggi diperlukan rasio kompresi yang besar. Sedangkan pada ethanol 81,2%, 93,4% dan 95,6%

(15)

mengalami penurunan daya karena terjadi peristiwa detonasi di dalam ruang silinder yang menimbulkan suara gemelitik yang menyebabkan daya yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan bensin. Dari keseluruhan pembahasan diatas sangat terlihat bahwa dari hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan ethanol 88,7% menghasilkan performance yang paling efektif pada rasio kompresi yang sama.

0<10@@0Q:?4@10=38=60=94=8A1070=10:0@B4@7030?:>=AC<A81070=10:0@A?4A8Q: SIMPULAN

(4<0:8= 14A0@ ;09C 0;8@0= RC830 ?4=38=68= <4=60:810B:0= ;09C ?4=38=68=0= A4<0:8= 14A0@ berpengaruh terhadap laju kondensasi semakin besar sehingga laju produksi semakin besar. Tetapi 14@10=38=6B4@10;8:34=60=:C0;8B0A?@>3C:A8A4<0:8=14A0@;09C0;8@0=RC830?4=38=68=<4<?4=60@C78 kualitas produksi semakin rendah. Untuk pengujian arak bali sebagai bahan bakar pada mesin tipe 20@1C@0B>@?4=8=6:0B0=:>=A4=B@0A80@0:10;814@?4=60@C7B4@7030?:>=AC<A81070=10:0@A?4A8Q:G0=6 semakin besar, penurunan torsi, dan daya mesin

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih yang besar kami sampaikan kepada: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah mendanai kegiatan pengabdian ini, Rektor Universitas Udayana, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang telah memberikan fasilitas sehingga pengabdian ini dapat terlaksana. Pihak Rotary Bali Taman dan Rotary Internasional yang juga membantu masyarakat desa Kesimpar dalam pendistribusian material. Dan seluruh masyarakat Kesimpar yang telah bekerja keras bergotong royong melaksanakan kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

A.K. Shaha. 1974. “ Combustion Engineering and Fuel Technology”. Oxford & IBH, Publishing Co.,New Delhi.

Arismunandar, W. 1988. Motor Bakar Torak. ITB Bandung.

Edward, F.,1973, Internal Combustion Engine and Air Pollution. Third Edition. Harper & Row. Publisher. New York. Hager Stownson Francisco.

Julian, C., 1990, Operasi Teknik Kimia. Edisi ke empat. Jilid 2. Erlangga.

Keenan. Kleinfelter.Dkk.1984.” Kimia Untuk Universitas”.Edisi ke enam. Erlangga , Jakarta Sukadana, 2007, ” Pengaruh variasi rasio kompresi terhadap emisi dengan arak bali sebagai bahan

(16)

bakar sepeda motor empat langkah”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.

Sukadana, 2008, ” Pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar mesin 4 langkah dengan variasi rasio kompresi”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.

Sukadana, 2009, 2010, ” Kajian teknis destilator tipe continu penghasil bahan bakar alternatif berbahan dasar arak bali”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.

Sukadana, 2011, ” Kajian teknis pemanfaatan arak bali sebagai bahan bakar alternatif mesin pembakaran tipe injeksi”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.

Sukadana, 2011, ” Kajian teknis distilator kolom bertingkat tipe kontinu terhadap kapasitas dan kualitas produksi arak bali”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.

Sukadana, 2013, ” Peningkatan kualitas produksi arak bali sebagai bahan bakar alternative dengan metode distilasi Kontinyu bertingkat”, Laporan Penelitian, Universitas Udayana.

Yuli Setyo Indartono. 2005 Bioethanol, Alternatif Energi Terbarukan : Kajian Prestasi Mesin dan Implementasi di Lapangan.

Gambar

Gambar 1. Tipe Kondensor
Gambar 3. Diagram peralatan destilator kontinu bertingkat Proses kerja Destilator bertingkat
Tabel 1. Data Rekapan Hasil Pengujian Laju Aliran
Tabel 5. Data Pengujian Bahan Bakar Bensin.         Tabel 6. Data Pengujian Arak 81,2 %
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan pembangunan tangki menjadi $ 30.000 menyebabkan perbedaan rute pengiriman.. perubahan Biaya Rendah dan Rata - Rata untuk Pembangunan Tangki. Pengiriman tetap dilakukan

Singkapan batuan di daerah Tanjungbatu dimana endapan jatuhan pirokastik ditindih secara langsung oleh aliran lava andesit basal, tebal keseluruhan lebih dari 25

Persemaian tanaman kehutanan adalah suatu tempat yang digunakan untuk memproduksi bibit suatu jenis tanaman kehutanan yang siap untuk periode kegiatan penanaman

Hubungan Kadar 25-Hidroksi Vitamin D dengan HbA1C melalui Interleukin-17 pada Anak Diabetes Mellitus Tipe-1.. Association between levels of vitamin and

Kebijakan dividen (X2) yang diukur dengan DPR memiliki nilai probabilitas sebesar 0,4843 yang lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0,05 yang berarti bahwa variabel

19 Sayangnya tidak diperoleh data jenis dan kualitas beras yang berasal dari gudang-gudang swasta di wilayah Jakarta, apakah beras lokal atau beras khusus eks impor

Judul Laporan PKL : PENGARUH JUMLAH PENAMBAHAN TEPUNG PEREKAT TAPIOKA DALAM PEMBUATAN BRIKET CANGKANG KELAPA SAWIT TERHADAP KARAKTERISTIK YANG DIHASILKAN.. Nama

tersebut dan dari penjelasan latar belakang yang diuraikan diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara penggunaan semen ionomer