• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Budidaya Pala

Tanaman Pala (Myristica fragrans Houtt) dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada tanah Vulkanis yang mempunyai pembuangan air (drainase) yang baik. Tanaman Pala juga dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan bahan organis yang tinggi. Pada tanah yang kurang subur, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik jika dilakukan pemupukan dan perawatan yang baik. Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5-6,5. (Sunanto. 1993).

Curah hujan terbaik untuk produksi pala adalah 2000-3500 mm/tahun dengan suhu 25-28ºC, tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tidak berubah sepanjang tahun. Disamping itu tanaman pala tergolong sebagai tanaman yang peka terhadap angin kencang sehingga dibutuhkan tanaman pelindung. Tanaman pelindung ini juga berfungsi melindungi pala dari sengatan sinar matahari yang terik terutama pada tanaman pala yang masih muda yakni sebelum berumur 4 tahun. (Sunanto. 1993).

Pada Tabel 4. dapat dilihat bahwa kesesuaian lingkungan tanaman Pala dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria yaitu: sangat sesuai, sesuai dan hampir sesuai. Kriteria sangat sesuai bagi tanaman pala adalah ketinggian 0-700 meter dengan curah hujan 2000-3500 mm/th, memiliki hari hujan 100-160 hari dengan

(2)

temperature 25-28ºC, kelembaban nisbih 60-80%, drainase baik, tekstur tanah berpasir dengan kemasaman tanah (pH) netral.

Tabel 4. Kesesuaian Lingkungan Tanaman Pala

Faktor Kriteria Lokasi

Sangat Sesuai Sesuai Hampir Sesuai Ketinggian (d.p.l) 0-700 m 700-900 m 900 m

Curah Hujan (mm/th) 2000-3500 1500-2000 1500 atau 4500 Hari Hujan 100-160 80-100 atau 160-180 80 atau 180

Temperatur (ºC) 25-28 20-25 25-31

Kelembaban Nisbih (%) 60-80 55-60 55 atau 85 Drainase Baik Agak baik – baik Agak baik Tekstur Tanah Berpasir Liat berpasir ataulempung

berpasir

Liat atau berpasir dan kedalaman efektif 1 meter

Kemasaman Tanah (pH) Netral Agak masam Sumber : Direktorat Jendral Pertanian (2013)

Keterangan : Lahan yang baik untuk tanaman Palah adalah dengan ketinggian 0-700 meter diatas permukaan laut, curah hujan tinggi, drainase baik dan tekstur tanah berpasir

2.1.2. Persiapan Lahan Pala

Pengembangan tanaman pala diawali dengan penanaman pohon pelindung, yaitu dengan menanam pohon kenari atau memanfaatkan pertanaman kelapa yang sudah ada sebagai pelindung.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan lahan antara lain (Kementrian Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan. 2016) :

a. Pohon pelindung sebaiknya tumbuh baik dengan jarak tanam 20 x 20 m.

b. Persiapan lubang tanam untuk tanaman pala dengan jarak tanam 8 x 8 m atau 7 x 7 m.

c. Pengisian lubang tanam dengan tanah bercampur pupuk kandang yang sudah matang.

(3)

1. Pembukaan Lahan

Pembabatan semak belukar dan penebangan pohon-pohon pada areal perkebunan yang baru dibuka. Pengolahan lahan dengan menyingkirkan akar dan sisa-sisa tanaman sehingga tercipta areal yang bersih. Pengolahan tanah hanya dilakukan disekitar lubang tanam berupa piringan dengan jarak 1 m dari lubang tanam

2. Penanaman Pohon pelindung

Tanaman Pala muda membutuhkan pohon pelindung sebagai naungan terhadap panas sinar matahari langsung dan sebagai penahan angin yang keras karena sangat peka terhadap angin keras. Tiupan angin yang keras dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian atas mahkota pohon. Disamping itu dapat mengakibatkan buah yang masih muda berjatuhan. Beberapa pohon pelindung yang dapat digunakan antara lain kenari, dadap, kelapa dan berbagai jenis tanaman yang tinggi dan besar.

Tanaman pelindung yang digunakan sebaiknya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a. Cepat pertumbuhannya dan lebih tinggi dari tanaman pala. b. Batang pokok maupun cabang-cabangnya tidak mudah patah.

c. Tidak membentuk mahkota yang lebar dan padat sehingga suasananya tidak terlalu teduh.

d. Daunnya tidak rontok pada musim kemarau.

e. Bukan merupakan pohon inang dari hama dan penyakit pala. f. Pada awalnya, tanaman pelindung ditanam dengan jarak 20 x 20 m. 3. Pembuatan Lubang Tanam

(4)

Sebelum dilakukan pembuatan lubang tanam, ditentukan dahulu jarak tanam yang akan digunakan. Jarak tanam untuk tanaman pala adalah 8 m x 8 m atau 7 m x 7 m. Lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm.

Dalam penggalian lubang, tanah lapisan atas dan lapisan bawah dipisah. Lubang tanah dibiarkan terbuka selama 2– 4 minggu kemudian tanah dikembalikan seperti semula, lapisan bawah dikembalikan ke bagian bawah, dan lapisan atas terlebih dahulu dicampur dengan pupuk kandang matang lalu dikembalikan ke bagian atas. Penanaman dapat dilakukan dua atau tiga minggu kemudian.

2.1.2. Pengendalian Hama dan Penyakit (Kementrian Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan. 2013)

1. Hama Tanaman

a. Penggerek Batang (Batocera sp)

Tanda Serangan penggerek batang, yakni terdapat lubang gerekan pada batang dengan diameter 0,5-1 cm, dimana didapati serbuk kayu. Tanaman Pala yang terserang oleh hama ini dalam waktu tertentu dalam mengalami kematian.

b. Anai-anai (Rayap)

Hama anai-anai mulai menyerang dari akar tanaman, kemudian masuk ke pangkal batang dan akhirnya sampai ke dalam batang. Tanda serangan dari hama ini ialah terjadinya bercak hitam pada permukaan batang. Jika bercak hitam itu dikupas, maka sarang dan saluran yang dibuat oleh anai-anai (rayap) akan kelihatan.

c. Kumbang Areoceum foriculatus

Hama ini berukuran kecil dan sering menyerang biji pala. Imagonya menggerek biji, kemudian meletakkan telur di dalamnya. Di dalam biji tersebut,

(5)

telur akan menetas dan menjadi lundi yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan.

2. Penyakit Tanaman a. Penyakit Kanker Batang

Tanda serangan dari penyakit ini adalah terjadinya pembengkakan batang, cabang atau ranting tanaman yang diserang. Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan antara lain dengan membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas bagian terserang dan kemudian dibakar.

b. Penyakit Belah Putih

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Coreneum sp. Serangan penyakit ini dapat menyebabkan buah terbelah dan gugur sebelum tua. Gejala serangannya ialah terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu kecoklat-coklatan pada bagian kulit buah. Bercak-bercak tersebut kemudian dan berwarna hitam. Daging buah kemudian mulai tebelah dan gugur. Terbelahnya buah sebelum waktunya kemungkinan disebabkan oleh ketidakseimbangan pembesaran biji dan daging buah.

c. Penyakit Rumah Laba-laba

Penyakit ini terutama menyerang cabang, ranting dan daun. Tanda serangan dari penyakit ini ialah daun mengering dan kemudian diikuti mengeringnya ranting dan cabang. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara memangkas cabang, ranting dan daun yang terserang kemudian dibakar. Dengan cara ini akan mencegah dan menghambat serangan penyakit yang lebih luas.

(6)

d. Penyakit Busuk Buah

Penyakit busuk buah pada pala terbagi manjadi dua, yaitu busuk kering dan busuk basah. Busuk kering terjadi pada umur buah 4 bulan dan disebabkan oleh jamur Stignina myristicae. Sedangkan pada busuk basah disebabkan oleh jamur

Collectorichum gloeosporiodes yang menyerang atau menginfeksi buah yang luka.

e. Penyakit Gugur Buah Muda

Gejala-gejala dari serangan penyakit ini adalah adanya buah muda yang gugur. Dimulai dengan gugurnya beberapa buah muda, kemudian semakin banyak buah muda yang gugur. Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan jelas. (Sunanto.1993).

2.1.3. Panen

Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur 10 tahun telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pala akan terus mengingkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Pohon pala dapat terus berproduksi sampai 60-70 tahun. Pada umumnya buah pala dapat di petik setelah masak, yaitu sekitar 6-7 bulan sejak mulai bunga. Tanda-tanda buah pala sudah masak adalah jika sebagian dari buah pala tersebut mulai merekah (membelah) melalui alur belahnya dan terlihat bijinya yang diselaputi fuli berwarna merah. Jika sudah mulai merekah dibiarkan tetap di pohon selama 2-3 hari, maka pembelahan buah menjadi sempurna (buah terbelah dua) dan bijinya akan jatuh ke tanah.

Buah Pala juga dapat membelah sebelum masak, terutama bila ada pengaruh perbedaan suhu udara yang terlalu besar, misalnya pada siang hari

(7)

suhunya sangat panas dan pada malam hari suhunya sangat dingin dan yang biasanya terjadi pada musim kemarau. Biji dari buah yang membelah sebelum masak bentuknya kurus dan jika dikeringkan akan menjadi keriput. Kualitas biji seperti ini nilai ekonominya rendah. (Sunanto. 1993)

2.2. Manfaat Pala

Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan kosmetik (Astawan, 2008).

Bagian-bagian tanaman pala tersebut adalah : 1. Kulit batang dan daun

Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan “kino” hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri.

2. Fuli

Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman pala, disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual didalam negeri.

3. Biji Pala

Biji Pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempah-rempah. Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Biji pala sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntah-muntah dan lain-lainya.

(8)

4. Daging buah Pala

Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah diproses menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala, marmelade, selai pala, kristal daging buah pala.

2.3. Penelitian Terdahulu Tabel 5. Penelitian terdahulu

No. Nama Peneliti

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Penelitan Hasil Penelitian 1. Reny Hidayati (2011) Perbandingan pendapatan dan keuntungan petani pala (myristica fragran haitt) antara penjualan dalam bentuk basah dan kering di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Variabel independen: kebutuhan ekonomi, tingkat pendidikan, jumlah pohon pala, keuntungan penjualan Variabel dependen: Penjualan pala basah dan penjualan pala kering Metode analisis data dengan uji t statistk Variabel kebutuhan ekonomi, tingkat pendidikan, dan jumlah pohon pala berpengaruh nyata terhadap penjualan pala basah. Variabel keuntungan penjualan berpengaruh nyata terhadap penjualan pala kering.

2. Anggi Hapsari (2012) Prospek pengembangan usaha pala (Myrisstica argentea Ware) sebagai alternatif kelola sosial oleh PT. Arfak Indra di Kabupaten Fakfak, Papua Barat Variabel independen: umur tanaman Variabel dependen: produksi dan pendapatan Metode analisis regresi nonlinear dan analisis kriteria investasi Variabel umur tanaman berpengaruh nyata terhadap produksi 3. Kristian Efara (2014) Analisis produksi dan pemasaran pala di Kabupaten Kaimana Variabel independen: Jumlah pohon, tenaga kerja, pendidikan, Variabel dependen: produksi Pala Metode analisis regresi berganda dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani Pala adalah jumlah pohon, tenaga kerja, dan pendidikan

(9)

2.4. Landasan Teori 2.4.1. Teori Produksi

Produksi dalam ekonomi didefinisikan sebagai usaha manusia untuk menciptakan atau menambah daya atau nilai guna dari suatu barang atau benda untuk memenuhi kebutuhan manusia. Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara faktor-faktor produksi dengan hasil produksi. Faktor produksi dikenal dengan istilah input, sedangkan hasil produksi disebut hubungan sebagai output. Hubungan kedua variabel (input dan output) tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk, sebagai berikut:

Q= F(K, L, N, T)…….…………...……….(2.1) Dimana:

Q = Output

K; L; N;T = Input (kapital, tenaga kerja, sumber daya alam, teknologi)

Dalam penerapannya, hubungan input dan output dapat dipisahkan secara khusus. Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi). Untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut jumlah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan pestisida, dan lain sebagainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian. Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan 4 (empat) input. (Bangun. 2007).

(10)

2.4.2. Teori Pendapatan

Menurut Skousen,dkk (2010), pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau aktivitas centra yang sedang berlangsung.

Menurut Kusnadi (2000), Pendapatan merupakan penambahan aktiva yang dapat mengakibatkan bertambahnya modal namun bukan dikarenakan penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang namun melainkan melalui penjulan barang dan/atau jasa terhadap pihak lain, sebab pendapatan tersebut bisa dikatakan sebagai kontra perstasi yang didapatkan atas jasa-jasa yang sudah diberikan kepada pihak lain.

Sedangkan menurut Menurut Soekartawi (2006), penerimaan dalam usahatani merupakan perkalian antara produksi fisik dengan harga jual atau harga produksi. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = PQ...(2.2) Keterangan :

TR = Penerimaan Total P = Harga Barang

Q = Jumlah barang yang dijual.

2.5. Kerangka Pemikiran

Buah pala memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan menyumbang pemasukan bagi negara. Untuk itu petani pala harus mengetahui faktor-faktor

(11)

produksi terhadap pendapatan petani pala Kecamatan Tapak tuan Kabupaten Aceh Selatan.

Penerapan sarana produksi yang baik dapat memberikan hasil yang baik bagi para petani. Sarana produksi dapat dikembangkan dengan pengetahuan yang ada. Seperti luas lahan, umur tanaman, pupuk dan tenaga kerja yang baik akan sangat berperan dalam penentuan hasil yang baik. (Gambar. 1)

(12)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Sarana Produksi Pendapatan Petani Pala. Petani Pala Sarana Produksi Luas Lahan (Ha) Umur Tanaman (Tahun) Pupuk (Kg) Tenaga Kerja (hkt) Produksi

Harga Jual Biaya Produksi

Penerimaan

(13)

2.6. Hipotesis

1. Diduga variabel luas lahan, umur tanaman, pupuk dan tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi petani Kecamatan Tapak Tuan Kabupaten Aceh Selatan

2. Diduga variabel biaya pupuk dan upah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan petani Kecamatan Tapak Tuan Kabupaten Aceh Selatan

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Sarana Produksi Pendapatan Petani Pala.  Petani Pala Sarana Produksi  Luas Lahan (Ha) Umur Tanaman (Tahun) Pupuk (Kg)  Tenaga Kerja  (hkt) Produksi

Referensi

Dokumen terkait

kode etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan ,karena etika telah dijadikan sebagai coporate culture..dengan adanya kode etik secara internemua karyawan

[r]

Tugas akhir ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan IRP dengan penggunaan algoritma ant colony untuk tipe permintaan yang bersifat stokastik, sehingga

Selain itu, dokumen LKjIP juga menyajikan dokumen perencanan dan kinerja lain seperti Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kinerja Tahunan (RKT),

Kajian terhadap Muzikal Pi Mai Pi Mai Tang Tu yang menggunakan pendekatan moral bertujuan untuk mendedahkan aspek dalaman teks, pengajaran dan termasuk juga

D AMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJAD I PERMUKIMAN TERHAD AP PERUBAHAN NILAI LAHAN D I KECAMATAN BOGOR UTARA KOTA BOGOR. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka penulis menyimpulkan rumusan masalah yang timbul yaitu pada Kantor Pengadilan Negeri Klas

Berdasarkan definisi operasional di atas, maka maksud dari judul penelitian ini adalah penelitian tentang penggunaan alat peraga yang berupa seperangkat benda