i
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)
RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2015
RSUD BANYUDONO
KABUPATEN BOYOLALI
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan dan petunjukNya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) RSUD Banyudono Tahun 2015 telah disusun sesuai rencana guna memenuhi kewajiban menyampaikan LKJIP setelah pelaksanaan program/kegiatan APBD 2015 sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Dokumen LKjIP menyajikan hasil pengukuran kinerja tahun 2015 serta evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerjanya, sehingga dokumen LKjIP ini dapat memberikan informasi keberhasilan/kegagalan RSUD Banyudono serta dapat diketahui apakah program/kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai indikator dan target kinerja serta mengarah pada terwujudnya visi dan misi organisasi (RSUD Banyudono).
Selain itu, dokumen LKjIP juga menyajikan dokumen perencanan dan kinerja lain seperti Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA), serta Penetapan Kinerja, sehingga dokumen LKjIP juga dapat digunakan untuk mengevaluasi konsistensi penerapan rencana strategis yang telah ditetapkan, melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di masing-masing Bagian sekaligus dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip Good Governance, yaitu terwujudnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Boyolali.
Dengan tersusunnya dokumen ini, diucapkan terima kasih kepada tim penyusunan LKjIP RSUD Banyudono dan para pelaksanaan kegiatan serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Harapan kita semua tentunya penyusunan LKjIP RSUD Banyudono Tahun 2015 ini, benar-benar didasarkan pada pengukuran kinerja yang realistis dan obyektif sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menentukan langkah dan kebijakan RSUD Banyudono di tahun selanjutnya serta dapat mendorong peningkatan kinerja para penyelenggara pemerintahan daerah dalam mewujudkan visi - misi RSUD Banyudono dan visi - misi Pemerintah Kabupaten Boyolali.
Demikian, semoga dokumen LKjIP RSUD Banyudono Tahun 2015 ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada kita semua, Amin.
Boyolali, Pebruari 2016
DIREKTUR RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
drg. ISTIROCHAH Pembina
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
IKHTISAR EKSEKUTIF ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Gambaran Organisasi ... 2
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 4
2.1 Rencana Strategis ... 4
2.2 Perjanjian Kinerja ... 6
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 7
3.1 Capaian Kinerja ... 7
3.2 Realisasi Anggaran ... 14
BAB IV PENUTUP ... 15
4.1 Simpulan ... 15
4.2 Saran ... 16
DAFTAR LAMPIRAN
A Struktur Organisasi dan Tata Kerja
c Rencana Strategis
D Indikator Kinerja Utama
F Perjanjian Kinerja Perubahan
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ... 6
Tabel 3.1 Tabel Capaian Kinerja Sasaran 1 ... 8
Tabel 3.2 Tabel Capaian Kinerja per Sasaran ... 13
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna,
berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented
governement), perlu adanya Laporan kinerja instansi pemerintah. Sedangkan untuk
mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi Laporan kinerja instansi
pemerintah. Dengan telah selesainya pelaksanaan tahun anggaran 2015, sesuai Peraturan
Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, semua instansi
pemerintah, termasuk RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali, wajib menyusun LKjIP. Selain itu,
informasi dalam dokumen LKjIP merupakan bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan tugas.
Berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali. Peraturan Bupati Nomor 26
Tahun 2011 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali,
kedudukan RSUD Banyudono Kelas D Kabupaten Boyolali merupakan unsur pendukung
pelaksana tugas di bidang pelayanan kesehatan yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan mempunyai tugas pokok
membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut RSUD Banyudono mempunyai fungsi :
1. Penyelenggaraan pelayanan medis, penunjang medis dan non medis;
2. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan;
3. Penyelenggaraan pelayanan rujukan;
4. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
Pada tahun 2015 RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali melaksanakan 5 (lima) program
dengan 19 (sembilan belas) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 19.738.035.000,00
(sembilan belas milyar tujuh ratus tiga puluh delapan juta tiga puluh lima ribu rupiah). Seluruh
program/kegiatan tersebut direncanakan sebagai bagian dari Perjanjian Kinerja Tahun 2015
untuk mencapai 1 Sasaran, atau dengan kata lain seluruh kegiatan diharapkan mempunyai
kaitan sebab akibat dengan sasaran yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penilaian sendiri (Self Assessment) atas realisasi pelaksanaan Penetapan Kinerja Tahun 2015, menunjukkan bahwa rata-rata nilai capaian kinerja dari 1 Sasaran yang
telah ditetapkan adalah 72,40% dikategorikan baik.
Sedangkan pembiayaaan dari APBD Tahun 2014 berjumlah Rp. 19.738.035.000,00
terealisasi Rp. 17.079.097.763,00 dengan penyerapan sebesar 86,53% atau efisiensi sebesar
13,47%.
Guna mempertahankan dan atau meningkatkan capaian kinerja RSUD Banyudono
Kabupaten Boyolali maka telah dilakukan rapat koordinasi serta monitoring dan evaluasi
pelaksanaan dan pencapaian kinerja SKPD. Sedangkan upaya yang dilakukan agar kinerja
RSUD Banyudono lebih baik dan akuntabel antara lain melakukan re-orientasi terhadap
vi
melakukan sinkronisasi antara dokumen perencanaan, terutama dengan merevisi dokumen IKUdan dokumen Renstra, serta memanfaatkan secara nyata hasil evaluasi kinerja sebagai bahan
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk mengetahui tingkat akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP). Instansi yang wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) adalah Kementerian /Lembaga, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, Unit
Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan
unit kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan
oleh pimpinan instansi masing-masing.
Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran 2015,
pemerintah daerah menyusun LKjIP 2015 yang merupakan laporan kinerja tahunan yang
berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran
strategis instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan
dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Dokumen LKjIP bukan
dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja
Utama (IKU), RPJMD/Renstra SKPD, RKPD/Renja SKPD, Penetapan Kinerja (Tapkin),
dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT).
Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja
instansi pemerintah (RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali ) dalam mencapai sasaran
strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja
diawal tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai :
1. sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja
Sekeretariat Daerah dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan penetapan
kinerja;
2. bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Sekretariat Daerah;
3. bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja RSUD
Banyudonopada tahun berikutnya.
Peraturan perundang-undangan yang diacu dalam penyusunan dokumen LKjIP
RSUD Banyudono antara lain :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP);
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan
Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 I-2 4. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali Tahun
2010-2015;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 10 tahun 2014 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2015
(Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Nomor 10);
6. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 58 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2015 (Berita
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Nomor 59);
1.2. Gambaran Organisasi
Gambaran umum RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari aspek
kelembagaan, tugas pokok dan fungsi serta aspek strategis organisasi.
1.2.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali, kedudukan RSUD
Banyudono Kelas D Kabupaten Boyolali merupakan unsur pendukung pelaksana tugas di
bidang pelayanan kesehatan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan mempunyai tugas pokok membantu Bupati
dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan. Dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut RSUD Banyudono mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pelayanan medis, penunjang medis dan non medis;
b. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan;
c. Penyelenggaraan pelayanan rujukan;
d. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
1.2.2 Struktur Organisasi
Organisasi RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali dibentuk berdasar Peraturan
Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali. RSUD BanyudonoKabupaten Boyolali terdiri dari:
a. Direktur;
b. Sub Bagian tata usaha;
c. Seksi penunjang medik;
d. Seksi pelayanan medik dan keperawaran;
e. Kelompok jabatan fungsional.
1.2.3 Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi
Aspek-aspek strategis RSUD Banyudono diperoleh dengan mengakomodasi isu
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 I-3 kebijakan dan program RPJMD Kabupaten 2011-2015, dan isu utama kementerian
terkait dengan tugas dan fungsi RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali, yaitu :
1. Meningkatkan kedisiplinan kerja baik dari segi waktu, prosedur, kecepatan kerja
serta perbaikan koordinasi antar unit untuk peningkatan kualitas pelayanan;
2. Menyediakan alat kesehatan dengan dukungan dana dari Pemerintah baik yang
bersumber dari DAU maupun DAK;
3. Memperbaiki system informasi manajemen sesuai kalsifikasi rumah sakit type D;
4. Mengoptimalkan SDM yang ada dan meningkatkan kualitas pelayanan sesuai
tandar agar dapat bersaing dengan rumah sakit yang lain;
5. Meningkatkan meeting pimpinan dan meeting staf untuk meningkatkan koordinasi
antar unit dan memecahkan permasalahan yang dihadapi;
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh RSUD Banyudono dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang secara garis besar dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Belum tercukupinya ketersediaan peralatan medik, penunjang medik, sarana dan prasarana di RSUD Banyudono;
b. Belum optimalnya pemantapan dan peningkatan manajemen mutu;
c. Koordinasi dan kerjasama pengembangan sistem jaminan kesehatan belum optimal;
d. Pengawasan dan pengembangan pengelolaan limbah serta pengawasan penanggulangan terjadinya infeksi nosokomial rumah sakit;
e. Koordinasi antar instalasi masih kurang guna mendukung peningkatan pelayanan kesehatan;
f. Belum optimalnya pola kemitraan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan;
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 II-4
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis Organisasi
Visi dan misi RSUD Banyudono sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana
Strategis RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2011-2015 sebagai berikut:
a. Visi Organisasi
Visi adalah pandangan jauh kedepan kemana dan bagaimana instansi pemerintah
harus dibawa dan berkarya, agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta
produktif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah dimaksud.
Visi misi merupakan penjabaran dari visi misi Bupati sesuai dengan RPJMD dan
diolah berdasarkan hasil musyawarah seluruh pegawai, bahwa Visi RSUD Banyudono
Boyolali adalah “TERWUJUDNYA RSUD BANYUDONO BOYOLALI YANG BERMUTU,
BERDAYA SAING, TERJANGKAU DAN SEJAHTERA“
Terwujudnya RSUD Banyudono yang bermutu mempunyai arti bahwa seluruh staf
dan pimpinan bekerja dalam bidangnya secara professional dan selalu meningkatkan
ketrampilannya.
1. Pengertian berdaya saing adalah RSUD Banyudono selalu dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi baik dari segi sarana prasarana
maupun ketrampilan karyawan-karyawatinya.
2. Pengertian terjangkau adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD
Banyudono dapat dinikmati oleh semua golongan yang ada dalam masyarakat.
3. Pengertian sejahtera adalah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, RSUD Banyudono selalu memperhatikan tingkat kesejahteraan
karyawan-karyawatinya, sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diembannya.
Dalam operasional kegiatan organisasi, terdapat nilai-nilai yang mengikat secara
personil untuk berperilaku secara konsisten sesuai dengan nilai-nilai sebagai berikut :
1. Tanggap (responsive), maksudnya adalah memiliki kepekaan yang tinggi terhadap
berbagai tuntutan dan tantangan lingkungan internal maupun eksternal.
2. Tangguh, maksudnya memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap berbagai
permasalahan dan mampu menyelesaikan permasalahan.
3. Tanggon, maksudnya mampu menempatkan diri sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Santun, maksudnya memliki sikap dan perilaku yang dapat mendatangkan kenyamanan
hati pelanggan.
5. Tawakal, maksudnya memliki kesabaran, mau menerima segala kritik yang konstruktif
dan senantiasa memiliki kepasrahan pada Tuhan Yang Maha Esa setelah berupaya
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 II-5
b. Misi Organisasi
Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah
agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang
ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan mampu membawa RSUD Banyudono
Boyolali pada fokus yang memberikan penjelasan tentang keberadaan RSUD Banyudono
dalam melakukan aktivitas dan interaksinya melalui program-program yang ditetapkan
beserta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.
Setelah memperhatikan masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan dan menilai
lingkungan strategik yang berpengaruh serta menyelaraskan dengan tuntutan peran dan
kemampuan sumber daya manusia dan organisasi yang dimiliki, maka RSUD Banyudono
Boyolali merumuskan Misi sebagai berikut :
1. Pengembangan profesionalisme dan pemberdayaan sumber daya manusia
2. Menyediakan sarana dan fasilitas peralatan yang memadai dan modern, yang
mengikuti perkembangan ilmu dan tehnologi kedokteran terkini
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang professional, ramah, nyaman dan
terjangkau
4. Meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh karyawan RSUD Banyudono kelas D
Boyolali
Perencanaan strategis merupakan perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana
Strategis RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen
Rencana Strategis RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015 mempunyai
sasaran strategis :
1. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang bersih,
berwibawa dan efektif;
2. Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu;
3. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan.
Sasaran strategis – sasaran strategis tersebut memiliki 24 indikator kinerja dengan target
kinerja setiap tahun selama 5 tahun perencanaan 2011-2015 secara lengkap sebagaimana
terlampir. Seluruh indikator kinerja dalam dalam dokumen Rencana Strategis RSUD Banyudono
merupakan lndikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator, yaitu ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Indikator dalam dokumen IKU berlaku 5 tahunan
menyesuaikan dokumen renstra SKPD dan RPJMD dan digunakan sebagai acuan SKPD.
Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut ke dalam
sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki
kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakterisrik program. Penetapan
program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian
sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari
program. Rencana Kinerja Tahun 2015 RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali, disusun
mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2011-2015
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 II-6
2.2 Perjanjian Kinerja
Sesuai ketentuan, Perjanjian Kinerja 2015 adalah Penetapan Kinerja (Tapkin) RSUD
Banyudono 2015 yang disusun berdasar pada Rencana Strategis (Renstra) 2011-2015 dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2015. Perjanjian Kinerja meliputi 1 (satu) sasaran
strategis yaitu meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit.
Berikut Perjanjian Kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2015 sebagaimana
tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun
2015:
Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatnya kualitas
pelayanan rumah sakit 1.
Tercukupinya biaya operasional dan
pemeliharaan 100%
2.
Meningkatnya tingkat hunian (Bed
Occupancy Rate/ BOR) 75%
3. Lama tinggal (Legth Of Stay/ LOS) 5 hari
4. Turn Over Internal (TOI) 2 hari
5. Bed Turn Over (BTO) 50 kali
6.
Menurunnya angka kematian murni (Net
Death Rate/ NDR) 0,009%
7. Gross Death Rate (GDR) 0,009%
8. Pelayanan pasien Jamkesmas-Jamkesda 4.014 org
9.
Nilai IKM - Rawat Jalan - Rawat Inap
80 % 75 %
Sumber : Perjanjian Kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Untuk mencapai/ mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut, RSUD
Banyudono Kabupaten Boyolali melaksanakan Program dan Kegiatan dengan anggaran
sebesar Rp. 19.738.035.000,00 yang selengkapnya sebagaimana dokumen Perjanjian Kinerja
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-7
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja RSUD Banyudono merupakan perwujudan kewajiban RSUD
Banyudono untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja RSUD Banyudono
Tahun 2015 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas keluaran (output) dan atau hasil (outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD
minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja RSUD Banyudono dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen Penetapan Kinerja RSUD Banyudono Tahun 2015.
a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan
masukan (input) yang digunakan.
b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara
realisasi kinerja dengan target kinerja pada dokumen Penetapan Kinerja. Pada tahun anggaran
(APBD Kabupaten) 2015, RSUD Banyudono telah melaksanakan berbagai kegiatan strategis
untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebanyak 1 sasaran strategis. Penilaian
capaian kinerja menggunakan rumus :
1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tinginya kinerja atau semakin
rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan rumus :
2. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau
semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-8 Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan
kategori sebagai berikut :
a. Lebih dari 100 % = Sangat Baik (A)
b. 76% sampai 100% = Baik (B)
c. 56% sampai 75 % = Cukup (C)
d. Kurang dari 55 % = Kurang (K)
Capaian kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali sesuai dengan pengukuran
kinerja Tahun 2015 disajikan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun
ini, antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir, dan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah.
Sedangkan evaluasi capaian dan akuntabilitas kinerja meliputi analisis penyebab keberhasilan/
kegagalan, analisis efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis program/ kegiatan yang
menunjang keberhasilan/ kegagalan diuraikan guna memberikan gambaran efektifitas dan
efesiensi pencapaian target kinerja.
Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit
Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada beberapa indikator
berikut :
Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Sasaran 1
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-9 Capaian kinerja meliputi 10 (sepuluh) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara
keseluruhan (rata-rata) 72,40% (kategori cukup) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori kurang, 2
(dua) indikator kategori cukup, 6 (empat) indikator kategori baik dan 1 (satu) indikator kategori
sangat baik. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 1 per indikator :
1) Tercukupinya biaya operasional dan pemeliharaan
2) Target indikator kinerja BOR
a. Hambatan dalam pencapaian target kinerja indikator ini adalah :
1. Pasien BPJS dengan sistem pembayaran INA CBG's bukan dengan sistem klaim
sehingga efektifitas hari perawatan lebih dipotimalkan;
2. Mulai Bulan Desember 2014 dokter spesialis bedah RSUD Banyudono melanjutkan
pendidikan bedah digestif dan baru ada dokter pengganti pada bulan September;
3. Penerapan BPJS pasien dirawat secara berjenjang sehingga pasien yang dirawat di
rumah sakit adalah pasien yang sudah tidak memungkinkan dirawat di PPK I, PPK I
semakin dituntut untuk dapat merawat pasien dan membatasi rujukan ke RS;
Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah :
1. Meningkatkan koordinasi dengan bangsal dan instalasi;
2. Meningkatkan kualitas rumah sakit dengan pengadaan alat-alat kedokteran yang
sudah rusak dan yang belum dimiliki, pengadaan obat-obatan, pengadaan mami
pasien dll;
3. Meningkatkan kualitas SDM dengan mengirimkannya pelatihan/diklat sehingga bisa
memberikan pelayanan secara optimal kepada pasien;
b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi
penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD
Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),
menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan
obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain
guna peningkatan kualitas pelayanan;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari
anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00
c. Target indikator kinerja BOR pada tahun 2015 75%, dapat direalisasi 59,13% dengan
capaian 79%. Nilai BOR RSUD Banyudono dibawah standar Depkes RI, standar BOR
Depkes adalah 60-80% (depkes RI, 2005). Nilai BOR dipengaruhi jumlah pasien dan
hari perawatan, semakin rendah hari perawatan maka semakin rendah pula nilai BOR.
Nilai BOR rendah dikarenakan Pasien BPJS dengan sistem pembayaran INA CBG's
bukan dengan sistem klaim sehingga efektifitas hari perawatan lebih dipotimalkan dan
juga mulai dikarenakan bulan Desember 2014 dokter spesialis bedah RSUD
Banyudono melanjutkan pendidikan bedah digestif dan baru ada dokter pengganti pada
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-10 3) Target LOS RSUD Banyudono
a. Keberhasilan indikator ini didukung adanya penjagaan mutu pelayanan baik dari segi
SDM maupun sarana prasarana;
b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi
penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD
Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),
menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan
obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain
guna peningkatan kualitas pelayanan;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi
sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari anggaran
sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00
c. Target LOS RSUD Banyudono pada Tahun 2015 sebesar 5 hari sedangkan realisasi
pada tahun 2015 sebesar 4,65 hari dengan capaian 93%. Secara umum nilai LOS yang
ideal (depkes RI) antara 3-12 hari (Depkes, 2005). Sehingga nilai LOS RSUD
Banyudono masih memenuhi standart. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Kunci
keberhasilan pada penjagaan mutu pelayanan medik dan keperawatan pada pasien
rawat inap.
4) Target TOI pada tahun 2015
a. Rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari setelah diisi sampai terisi
berikutnya, yang mempengaruhi indikator ini adalah jumlah tempat tidur, jumlah pasien
dan lama hari perawatan.
b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi
penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD
Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),
menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan
obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain
guna peningkatan kualitas pelayanan;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari
anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00
c. Target TOI pada tahun 2015 RSUD Banyudono sebesar 2 hari sedangkan realisasi
pada tahun 2014 sebesar 3,21 hari dengan capaian 62%. Idealnya tempat tidur kosong
tidak terisi (TOI) pada kisaran 1-3 hari.
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-11 a. Hambatan/permasalahan dalam pencapaian target kinerja indikator ini disebabkan
karena semakin banyaknya pasien yang datang ke RSUD Banyudono Kabupaten
Boyolali maka diperlukan penambahan tempat tidur baru namun karena keterbatasan
lahan maka tidak memungkinkan untuk penambahan tempat tidur baru.
Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah pembangunan gedung rumah sakit baru
dengan lahan yang lebih luas
b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi
penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD
Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),
menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan
obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain
guna peningkatan kualitas pelayanan;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari
anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00
c. Target BTO pada tahun 2015 adalah 50 kali sedangkan realisasi pada tahun 2015
adalah 46,41 kali. Pencapaian BTO pada RSUD Banyudono sebesar 86%. Sedangkan
ideal BTO 40-50 kali. Sehingga masih memenuhi standart.
6) Target NDR pada tahun 2015 adalah 0,009 realisasinya sebesar 0,0117. Pencapaian NDR
pada RSUD Banyudono sebesar 77%. Angka realisasi tinggi namun mencerminkan belum
berhasil karena semakin tinggi angka NDR menunjukkan semakin banyaknya Angka
kematian lebih dari atau sama dengan 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita
keluar.
7) Target GDR pada tahun 2015 adalah 0,009 realisasinya sebesar 0,0262. Pencapaian GDR
pada RSUD Banyudono sebesar 34%. Angka realisasi tinggi namun mencerminkan belum
berhasil karena semakin tinggi angka GDR menunjukkan semakin banyak angka kematian
yang lebih dari atau sama dengan 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita
keluar.
8) Pasien jamkesmas dan Jamkesda
a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini disebabkan karena target tidak tercapai
dikarenakan pada tahun 2015 seluruh pasien Jamkesmas dan sebagian pasien
jamkesda sudah masuk/terdaftar dalam BPJS kesehatan, adapun hambatan lain antara
lain sebagai berikut:
1. Pasien BPJS dengan sistem pembayaran INA CBG's bukan dengan sistem klaim
sehingga efektifitas hari perawatan lebih dipotimalkan;
2. Mulai Bulan Desember 2014 dokter spesialis bedah RSUD Banyudono melanjutkan
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-12 3. Penerapan BPJS pasien dirawat secara berjenjang sehingga pasien yang dirawat di
rumah sakit adalah pasien yang sudah tidak memungkinkan dirawat di PPK I, PPK I
semakin dituntut untuk dapat merawat pasien dan membatasi rujukan ke RS;
4. PPK I wajib untuk melaksanakan program prenventif/penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat sehingga tingkat kesehatan masyarakat semakin meningkat;
5. Semakin bertambahnya jumlah RS / Klinik Pratama di sekitar wilayah Boyolali.
Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah :
1. Meningkatkan koordinasi dengan bangsal dan instalasi;
2. Meningkatkan kualitas rumah sakit dengan pengadaan alat-alat kedokteran yang
sudah rusak dan yang belum dimiliki, pengadaan obat-obatan, pengadaan mami
pasien dll;
3. Meningkatkan kualitas SDM dengan mengirimkannya pelatihan/diklat sehingga bisa
memberikan pelayanan secara optimal kepada pasien;
b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi
penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD
Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),
menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan
obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain
guna peningkatan kualitas pelayanan;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari
anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00
c. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang kurang mampu yang dibiayai
oleh Jamkesda yang merupakan program dari pemerintah daerah. Pada RSUD
Banyudono Kabupaten Boyolali tidak menolak pasien yang datang ke RSUD
Banyudono. Target pencapaian pasien jamkesmas dan jamkesda pada tahun 2015
sebanyak 4.014 pasien dan tercapai 105 pasien, dengan capaian 4%.
9) IKM Rawat Jalan
a. Keberhasilan indikator ini didukung adanya penjagaan mutu pelayanan baik dari segi
SDM maupun sarana prasarana;
b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi
penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD
Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),
menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan
obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain
guna peningkatan kualitas pelayanan;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-13 efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari
anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00
c. IKM RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali dengan target 75% tercapai 79,09%
dengan capaian 105%.
10) IKM Rawat Inap
a. Keberhasilan indikator ini didukung adanya penjagaan mutu pelayanan baik dari segi
SDM maupun sarana prasarana;
b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi
penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD
Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),
menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan
obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain
guna peningkatan kualitas pelayanan;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari
anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00
c. IKM RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali dengan target 80% tercapai 77,39%
dengan capaian 97%.
Berdasar uraian tersebut diatas, dapat disajikan tingkat capaian kinerja :
Tabel 3.2 Capaian Kinerja per Sasaran
No. Sasaran
Capaian
Kinerja
2015
(%)
Tingkat
Keberhasilan
1. Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit 72,40 Cukup
Sumber : Analisis Bagian Organisasi dan Kepegawaian RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali,
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-14
3.2 Realisasi Anggaran
Alokasi dan realisasi anggaran RSUD Banyudono Kabupaten Boyolalai pada tahun 2014
sebagaimana tabel di bawah ini. Data tabel tersebut, pembiayaaan dari APBD Tahun
2015 berjumlah Rp. 19.738.035.000,00 terealisasi Rp. 17.079.097.763,00 dengan
penyerapan sebesar 87% atau efisiensi sebesar 13%.
Tabel 3.3 Alokasi dan Realisasi Anggaran
No Sasaran Strategis Program / Kegiatan Anggaran Realisasi % Koordinator
9.110.705.000 7.910.602.135 87 Subag. TU
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-15 Pelayanan Kesehatan
Penyusunan standar
JUMLAH 19.738.035.000 17.079.097.763 87
Sumber : Analisis Laporan Realisasi Anggaran dan Capain Fisik Belanja Langsung Bagian
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 IV-16
BAB IV
PENUTUP
1.1. Simpulan
Pada tahun 2014, RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Dari 1 (sasaran)
sasaran dengan 95 (sembilan puluh lima) indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2014, menunjukkan
tingkat keberhasilan capaian kinerja sebagai berikut :
1) Capaian lebih dari 100 % (sangat Baik) : 1 (satu) indikator (105%)
2) Capaian 76% sampai 100% (Baik) : 6 (empat) indikator(86,5%)
3) Capaian 56% sampai 75 % (Cukup) : 2 (dua) indikator (48%)
4) Capaian kurang dari 55 % (Kurang) : 1 (satu) indikator (4%)
Secara keseluruhan capaian kinerja 76% (kategori baik)
Pembiayaaan program/kegiatan dari APBD Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Rp
21.765.538.000,00 terealisasi Rp. 19.780.323.882,00 dengan penyerapan sebesar
90,86% atau efisiensi sebesar 9,14%. Besar pembiayaan tahun 2014 mengalami
kenaikan sebesar Rp 9.261.745.835,00 dibandingkan tahun 2013
1.2. Saran
Guna mempertahankan dan atau meningkatkan capaian kinerja RSUD
Banyudono Kabupaten Boyolali, fungsi RSUD Banyudono sebagai pengoordinasi
penyelenggaraan urusan pelayanan kesehatan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan
secara umum, antara lain :
a. Perlu adanya perencanaan yang matang dalam penyusunan kegiatan, baik dari
rencana anggaran sampai jadwal pelaksanaan kegiatan;
b. Membuat skala prioritas untuk menentukan kegiatan yang paling mendesak untuk
dilaksanakan mengingat keterbatasan alokasi pagu anggaran;
c. Meningkatkan koordinasi ke instalasi dan bagian sehingga program dan kegiatan
dapat berjalan dengan lebih optimal;
d. Penyusunan kebijakan yang terpadu dan mengikat seluruh satuan kerja yang ada
dengan meminimalkan dampak negatif atas dikeluarkan kebijakan tersebut.
Sedangkan upaya yang dilakukan agar kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali
lebih baik dan akuntabel antara lain :
a. melakukan re-orientasi terhadap program/kegiatan yang kurang tepat sasaran;
b. meningkatkan kualitas dan sinkronisasi dokumen-dokumen perencanaan dan
LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 IV-17 c. memanfaatkan hasil evaluasi kinerja sebagai bahan perbaikan pelaksanaan
program/kegiatan;
d. memberdayakan sumber daya yang ada di RSUD Banyudono secara menyeluruh,
efektif, dan efesien;
e. menguatkan komitmen dari seluruh Unit Kerja/Bagian untuk meningkatkan
kinerjanya.
Boyolali, Februari 2016
DIREKTUR RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
drg. ISTIROCHAH Pembina