• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2015

RSUD BANYUDONO

KABUPATEN BOYOLALI

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan dan petunjukNya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) RSUD Banyudono Tahun 2015 telah disusun sesuai rencana guna memenuhi kewajiban menyampaikan LKJIP setelah pelaksanaan program/kegiatan APBD 2015 sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Dokumen LKjIP menyajikan hasil pengukuran kinerja tahun 2015 serta evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerjanya, sehingga dokumen LKjIP ini dapat memberikan informasi keberhasilan/kegagalan RSUD Banyudono serta dapat diketahui apakah program/kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai indikator dan target kinerja serta mengarah pada terwujudnya visi dan misi organisasi (RSUD Banyudono).

Selain itu, dokumen LKjIP juga menyajikan dokumen perencanan dan kinerja lain seperti Rencana Strategis (Renstra), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA), serta Penetapan Kinerja, sehingga dokumen LKjIP juga dapat digunakan untuk mengevaluasi konsistensi penerapan rencana strategis yang telah ditetapkan, melalui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di masing-masing Bagian sekaligus dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip Good Governance, yaitu terwujudnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Boyolali.

Dengan tersusunnya dokumen ini, diucapkan terima kasih kepada tim penyusunan LKjIP RSUD Banyudono dan para pelaksanaan kegiatan serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Harapan kita semua tentunya penyusunan LKjIP RSUD Banyudono Tahun 2015 ini, benar-benar didasarkan pada pengukuran kinerja yang realistis dan obyektif sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menentukan langkah dan kebijakan RSUD Banyudono di tahun selanjutnya serta dapat mendorong peningkatan kinerja para penyelenggara pemerintahan daerah dalam mewujudkan visi - misi RSUD Banyudono dan visi - misi Pemerintah Kabupaten Boyolali.

Demikian, semoga dokumen LKjIP RSUD Banyudono Tahun 2015 ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada kita semua, Amin.

Boyolali, Pebruari 2016

DIREKTUR RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

drg. ISTIROCHAH Pembina

(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

IKHTISAR EKSEKUTIF ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Gambaran Organisasi ... 2

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 4

2.1 Rencana Strategis ... 4

2.2 Perjanjian Kinerja ... 6

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 7

3.1 Capaian Kinerja ... 7

3.2 Realisasi Anggaran ... 14

BAB IV PENUTUP ... 15

4.1 Simpulan ... 15

4.2 Saran ... 16

DAFTAR LAMPIRAN

A Struktur Organisasi dan Tata Kerja

c Rencana Strategis

D Indikator Kinerja Utama

F Perjanjian Kinerja Perubahan

(4)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ... 6

Tabel 3.1 Tabel Capaian Kinerja Sasaran 1 ... 8

Tabel 3.2 Tabel Capaian Kinerja per Sasaran ... 13

(5)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna,

berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented

governement), perlu adanya Laporan kinerja instansi pemerintah. Sedangkan untuk

mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi Laporan kinerja instansi

pemerintah. Dengan telah selesainya pelaksanaan tahun anggaran 2015, sesuai Peraturan

Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, semua instansi

pemerintah, termasuk RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali, wajib menyusun LKjIP. Selain itu,

informasi dalam dokumen LKjIP merupakan bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan tugas.

Berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali. Peraturan Bupati Nomor 26

Tahun 2011 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali,

kedudukan RSUD Banyudono Kelas D Kabupaten Boyolali merupakan unsur pendukung

pelaksana tugas di bidang pelayanan kesehatan yang berkedudukan dibawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan mempunyai tugas pokok

membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut RSUD Banyudono mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan pelayanan medis, penunjang medis dan non medis;

2. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan;

3. Penyelenggaraan pelayanan rujukan;

4. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

Pada tahun 2015 RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali melaksanakan 5 (lima) program

dengan 19 (sembilan belas) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 19.738.035.000,00

(sembilan belas milyar tujuh ratus tiga puluh delapan juta tiga puluh lima ribu rupiah). Seluruh

program/kegiatan tersebut direncanakan sebagai bagian dari Perjanjian Kinerja Tahun 2015

untuk mencapai 1 Sasaran, atau dengan kata lain seluruh kegiatan diharapkan mempunyai

kaitan sebab akibat dengan sasaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penilaian sendiri (Self Assessment) atas realisasi pelaksanaan Penetapan Kinerja Tahun 2015, menunjukkan bahwa rata-rata nilai capaian kinerja dari 1 Sasaran yang

telah ditetapkan adalah 72,40% dikategorikan baik.

Sedangkan pembiayaaan dari APBD Tahun 2014 berjumlah Rp. 19.738.035.000,00

terealisasi Rp. 17.079.097.763,00 dengan penyerapan sebesar 86,53% atau efisiensi sebesar

13,47%.

Guna mempertahankan dan atau meningkatkan capaian kinerja RSUD Banyudono

Kabupaten Boyolali maka telah dilakukan rapat koordinasi serta monitoring dan evaluasi

pelaksanaan dan pencapaian kinerja SKPD. Sedangkan upaya yang dilakukan agar kinerja

RSUD Banyudono lebih baik dan akuntabel antara lain melakukan re-orientasi terhadap

(6)

vi

melakukan sinkronisasi antara dokumen perencanaan, terutama dengan merevisi dokumen IKU

dan dokumen Renstra, serta memanfaatkan secara nyata hasil evaluasi kinerja sebagai bahan

(7)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk mengetahui tingkat akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP). Instansi yang wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP) adalah Kementerian /Lembaga, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, Unit

Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan

unit kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan

oleh pimpinan instansi masing-masing.

Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran 2015,

pemerintah daerah menyusun LKjIP 2015 yang merupakan laporan kinerja tahunan yang

berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran

strategis instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan

dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Dokumen LKjIP bukan

dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja

Utama (IKU), RPJMD/Renstra SKPD, RKPD/Renja SKPD, Penetapan Kinerja (Tapkin),

dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja

instansi pemerintah (RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali ) dalam mencapai sasaran

strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja

diawal tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai :

1. sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja

Sekeretariat Daerah dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan penetapan

kinerja;

2. bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Sekretariat Daerah;

3. bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja RSUD

Banyudonopada tahun berikutnya.

Peraturan perundang-undangan yang diacu dalam penyusunan dokumen LKjIP

RSUD Banyudono antara lain :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah;

2. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP);

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan

Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

(8)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 I-2 4. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali Tahun

2010-2015;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 10 tahun 2014 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2015

(Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Nomor 10);

6. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 58 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2015 (Berita

Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Nomor 59);

1.2. Gambaran Organisasi

Gambaran umum RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari aspek

kelembagaan, tugas pokok dan fungsi serta aspek strategis organisasi.

1.2.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali, kedudukan RSUD

Banyudono Kelas D Kabupaten Boyolali merupakan unsur pendukung pelaksana tugas di

bidang pelayanan kesehatan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan mempunyai tugas pokok membantu Bupati

dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan. Dalam

melaksanakan tugas pokok tersebut RSUD Banyudono mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pelayanan medis, penunjang medis dan non medis;

b. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan;

c. Penyelenggaraan pelayanan rujukan;

d. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

1.2.2 Struktur Organisasi

Organisasi RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali dibentuk berdasar Peraturan

Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja

RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali. RSUD BanyudonoKabupaten Boyolali terdiri dari:

a. Direktur;

b. Sub Bagian tata usaha;

c. Seksi penunjang medik;

d. Seksi pelayanan medik dan keperawaran;

e. Kelompok jabatan fungsional.

1.2.3 Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi

Aspek-aspek strategis RSUD Banyudono diperoleh dengan mengakomodasi isu

(9)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 I-3 kebijakan dan program RPJMD Kabupaten 2011-2015, dan isu utama kementerian

terkait dengan tugas dan fungsi RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali, yaitu :

1. Meningkatkan kedisiplinan kerja baik dari segi waktu, prosedur, kecepatan kerja

serta perbaikan koordinasi antar unit untuk peningkatan kualitas pelayanan;

2. Menyediakan alat kesehatan dengan dukungan dana dari Pemerintah baik yang

bersumber dari DAU maupun DAK;

3. Memperbaiki system informasi manajemen sesuai kalsifikasi rumah sakit type D;

4. Mengoptimalkan SDM yang ada dan meningkatkan kualitas pelayanan sesuai

tandar agar dapat bersaing dengan rumah sakit yang lain;

5. Meningkatkan meeting pimpinan dan meeting staf untuk meningkatkan koordinasi

antar unit dan memecahkan permasalahan yang dihadapi;

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh RSUD Banyudono dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang secara garis besar dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Belum tercukupinya ketersediaan peralatan medik, penunjang medik, sarana dan prasarana di RSUD Banyudono;

b. Belum optimalnya pemantapan dan peningkatan manajemen mutu;

c. Koordinasi dan kerjasama pengembangan sistem jaminan kesehatan belum optimal;

d. Pengawasan dan pengembangan pengelolaan limbah serta pengawasan penanggulangan terjadinya infeksi nosokomial rumah sakit;

e. Koordinasi antar instalasi masih kurang guna mendukung peningkatan pelayanan kesehatan;

f. Belum optimalnya pola kemitraan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan;

(10)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 II-4

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis Organisasi

Visi dan misi RSUD Banyudono sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana

Strategis RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2011-2015 sebagai berikut:

a. Visi Organisasi

Visi adalah pandangan jauh kedepan kemana dan bagaimana instansi pemerintah

harus dibawa dan berkarya, agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta

produktif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan

berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah dimaksud.

Visi misi merupakan penjabaran dari visi misi Bupati sesuai dengan RPJMD dan

diolah berdasarkan hasil musyawarah seluruh pegawai, bahwa Visi RSUD Banyudono

Boyolali adalah “TERWUJUDNYA RSUD BANYUDONO BOYOLALI YANG BERMUTU,

BERDAYA SAING, TERJANGKAU DAN SEJAHTERA“

Terwujudnya RSUD Banyudono yang bermutu mempunyai arti bahwa seluruh staf

dan pimpinan bekerja dalam bidangnya secara professional dan selalu meningkatkan

ketrampilannya.

1. Pengertian berdaya saing adalah RSUD Banyudono selalu dapat mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi baik dari segi sarana prasarana

maupun ketrampilan karyawan-karyawatinya.

2. Pengertian terjangkau adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD

Banyudono dapat dinikmati oleh semua golongan yang ada dalam masyarakat.

3. Pengertian sejahtera adalah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat, RSUD Banyudono selalu memperhatikan tingkat kesejahteraan

karyawan-karyawatinya, sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

Dalam operasional kegiatan organisasi, terdapat nilai-nilai yang mengikat secara

personil untuk berperilaku secara konsisten sesuai dengan nilai-nilai sebagai berikut :

1. Tanggap (responsive), maksudnya adalah memiliki kepekaan yang tinggi terhadap

berbagai tuntutan dan tantangan lingkungan internal maupun eksternal.

2. Tangguh, maksudnya memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap berbagai

permasalahan dan mampu menyelesaikan permasalahan.

3. Tanggon, maksudnya mampu menempatkan diri sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Santun, maksudnya memliki sikap dan perilaku yang dapat mendatangkan kenyamanan

hati pelanggan.

5. Tawakal, maksudnya memliki kesabaran, mau menerima segala kritik yang konstruktif

dan senantiasa memiliki kepasrahan pada Tuhan Yang Maha Esa setelah berupaya

(11)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 II-5

b. Misi Organisasi

Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah

agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang

ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan mampu membawa RSUD Banyudono

Boyolali pada fokus yang memberikan penjelasan tentang keberadaan RSUD Banyudono

dalam melakukan aktivitas dan interaksinya melalui program-program yang ditetapkan

beserta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.

Setelah memperhatikan masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan dan menilai

lingkungan strategik yang berpengaruh serta menyelaraskan dengan tuntutan peran dan

kemampuan sumber daya manusia dan organisasi yang dimiliki, maka RSUD Banyudono

Boyolali merumuskan Misi sebagai berikut :

1. Pengembangan profesionalisme dan pemberdayaan sumber daya manusia

2. Menyediakan sarana dan fasilitas peralatan yang memadai dan modern, yang

mengikuti perkembangan ilmu dan tehnologi kedokteran terkini

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang professional, ramah, nyaman dan

terjangkau

4. Meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh karyawan RSUD Banyudono kelas D

Boyolali

Perencanaan strategis merupakan perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana

Strategis RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen

Rencana Strategis RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015 mempunyai

sasaran strategis :

1. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang bersih,

berwibawa dan efektif;

2. Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu;

3. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan.

Sasaran strategis – sasaran strategis tersebut memiliki 24 indikator kinerja dengan target

kinerja setiap tahun selama 5 tahun perencanaan 2011-2015 secara lengkap sebagaimana

terlampir. Seluruh indikator kinerja dalam dalam dokumen Rencana Strategis RSUD Banyudono

merupakan lndikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator, yaitu ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Indikator dalam dokumen IKU berlaku 5 tahunan

menyesuaikan dokumen renstra SKPD dan RPJMD dan digunakan sebagai acuan SKPD.

Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut ke dalam

sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki

kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakterisrik program. Penetapan

program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian

sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari

program. Rencana Kinerja Tahun 2015 RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali, disusun

mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2011-2015

(12)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 II-6

2.2 Perjanjian Kinerja

Sesuai ketentuan, Perjanjian Kinerja 2015 adalah Penetapan Kinerja (Tapkin) RSUD

Banyudono 2015 yang disusun berdasar pada Rencana Strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2015. Perjanjian Kinerja meliputi 1 (satu) sasaran

strategis yaitu meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit.

Berikut Perjanjian Kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2015 sebagaimana

tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun

2015:

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Meningkatnya kualitas

pelayanan rumah sakit 1.

Tercukupinya biaya operasional dan

pemeliharaan 100%

2.

Meningkatnya tingkat hunian (Bed

Occupancy Rate/ BOR) 75%

3. Lama tinggal (Legth Of Stay/ LOS) 5 hari

4. Turn Over Internal (TOI) 2 hari

5. Bed Turn Over (BTO) 50 kali

6.

Menurunnya angka kematian murni (Net

Death Rate/ NDR) 0,009%

7. Gross Death Rate (GDR) 0,009%

8. Pelayanan pasien Jamkesmas-Jamkesda 4.014 org

9.

Nilai IKM - Rawat Jalan - Rawat Inap

80 % 75 %

Sumber : Perjanjian Kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2015

Untuk mencapai/ mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut, RSUD

Banyudono Kabupaten Boyolali melaksanakan Program dan Kegiatan dengan anggaran

sebesar Rp. 19.738.035.000,00 yang selengkapnya sebagaimana dokumen Perjanjian Kinerja

(13)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-7

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja RSUD Banyudono merupakan perwujudan kewajiban RSUD

Banyudono untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan tugas

pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja RSUD Banyudono

Tahun 2015 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai

kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas keluaran (output) dan atau hasil (outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD

minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja RSUD Banyudono dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen Penetapan Kinerja RSUD Banyudono Tahun 2015.

a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan

masukan (input) yang digunakan.

b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara

realisasi kinerja dengan target kinerja pada dokumen Penetapan Kinerja. Pada tahun anggaran

(APBD Kabupaten) 2015, RSUD Banyudono telah melaksanakan berbagai kegiatan strategis

untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebanyak 1 sasaran strategis. Penilaian

capaian kinerja menggunakan rumus :

1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tinginya kinerja atau semakin

rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan rumus :

2. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau

semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan

(14)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-8 Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan

kategori sebagai berikut :

a. Lebih dari 100 % = Sangat Baik (A)

b. 76% sampai 100% = Baik (B)

c. 56% sampai 75 % = Cukup (C)

d. Kurang dari 55 % = Kurang (K)

Capaian kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali sesuai dengan pengukuran

kinerja Tahun 2015 disajikan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun

ini, antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun

terakhir, dan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah.

Sedangkan evaluasi capaian dan akuntabilitas kinerja meliputi analisis penyebab keberhasilan/

kegagalan, analisis efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis program/ kegiatan yang

menunjang keberhasilan/ kegagalan diuraikan guna memberikan gambaran efektifitas dan

efesiensi pencapaian target kinerja.

Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit

Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada beberapa indikator

berikut :

Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Sasaran 1

(15)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-9 Capaian kinerja meliputi 10 (sepuluh) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara

keseluruhan (rata-rata) 72,40% (kategori cukup) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori kurang, 2

(dua) indikator kategori cukup, 6 (empat) indikator kategori baik dan 1 (satu) indikator kategori

sangat baik. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 1 per indikator :

1) Tercukupinya biaya operasional dan pemeliharaan

2) Target indikator kinerja BOR

a. Hambatan dalam pencapaian target kinerja indikator ini adalah :

1. Pasien BPJS dengan sistem pembayaran INA CBG's bukan dengan sistem klaim

sehingga efektifitas hari perawatan lebih dipotimalkan;

2. Mulai Bulan Desember 2014 dokter spesialis bedah RSUD Banyudono melanjutkan

pendidikan bedah digestif dan baru ada dokter pengganti pada bulan September;

3. Penerapan BPJS pasien dirawat secara berjenjang sehingga pasien yang dirawat di

rumah sakit adalah pasien yang sudah tidak memungkinkan dirawat di PPK I, PPK I

semakin dituntut untuk dapat merawat pasien dan membatasi rujukan ke RS;

Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah :

1. Meningkatkan koordinasi dengan bangsal dan instalasi;

2. Meningkatkan kualitas rumah sakit dengan pengadaan alat-alat kedokteran yang

sudah rusak dan yang belum dimiliki, pengadaan obat-obatan, pengadaan mami

pasien dll;

3. Meningkatkan kualitas SDM dengan mengirimkannya pelatihan/diklat sehingga bisa

memberikan pelayanan secara optimal kepada pasien;

b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi

penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :

- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD

Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),

menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan

obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain

guna peningkatan kualitas pelayanan;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan

efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari

anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00

c. Target indikator kinerja BOR pada tahun 2015 75%, dapat direalisasi 59,13% dengan

capaian 79%. Nilai BOR RSUD Banyudono dibawah standar Depkes RI, standar BOR

Depkes adalah 60-80% (depkes RI, 2005). Nilai BOR dipengaruhi jumlah pasien dan

hari perawatan, semakin rendah hari perawatan maka semakin rendah pula nilai BOR.

Nilai BOR rendah dikarenakan Pasien BPJS dengan sistem pembayaran INA CBG's

bukan dengan sistem klaim sehingga efektifitas hari perawatan lebih dipotimalkan dan

juga mulai dikarenakan bulan Desember 2014 dokter spesialis bedah RSUD

Banyudono melanjutkan pendidikan bedah digestif dan baru ada dokter pengganti pada

(16)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-10 3) Target LOS RSUD Banyudono

a. Keberhasilan indikator ini didukung adanya penjagaan mutu pelayanan baik dari segi

SDM maupun sarana prasarana;

b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi

penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :

- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD

Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),

menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan

obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain

guna peningkatan kualitas pelayanan;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi

sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari anggaran

sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00

c. Target LOS RSUD Banyudono pada Tahun 2015 sebesar 5 hari sedangkan realisasi

pada tahun 2015 sebesar 4,65 hari dengan capaian 93%. Secara umum nilai LOS yang

ideal (depkes RI) antara 3-12 hari (Depkes, 2005). Sehingga nilai LOS RSUD

Banyudono masih memenuhi standart. Indikator ini disamping memberikan gambaran

tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Kunci

keberhasilan pada penjagaan mutu pelayanan medik dan keperawatan pada pasien

rawat inap.

4) Target TOI pada tahun 2015

a. Rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari setelah diisi sampai terisi

berikutnya, yang mempengaruhi indikator ini adalah jumlah tempat tidur, jumlah pasien

dan lama hari perawatan.

b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi

penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :

- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD

Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),

menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan

obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain

guna peningkatan kualitas pelayanan;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan

efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari

anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00

c. Target TOI pada tahun 2015 RSUD Banyudono sebesar 2 hari sedangkan realisasi

pada tahun 2014 sebesar 3,21 hari dengan capaian 62%. Idealnya tempat tidur kosong

tidak terisi (TOI) pada kisaran 1-3 hari.

(17)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-11 a. Hambatan/permasalahan dalam pencapaian target kinerja indikator ini disebabkan

karena semakin banyaknya pasien yang datang ke RSUD Banyudono Kabupaten

Boyolali maka diperlukan penambahan tempat tidur baru namun karena keterbatasan

lahan maka tidak memungkinkan untuk penambahan tempat tidur baru.

Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah pembangunan gedung rumah sakit baru

dengan lahan yang lebih luas

b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi

penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :

- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD

Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),

menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan

obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain

guna peningkatan kualitas pelayanan;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan

efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari

anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00

c. Target BTO pada tahun 2015 adalah 50 kali sedangkan realisasi pada tahun 2015

adalah 46,41 kali. Pencapaian BTO pada RSUD Banyudono sebesar 86%. Sedangkan

ideal BTO 40-50 kali. Sehingga masih memenuhi standart.

6) Target NDR pada tahun 2015 adalah 0,009 realisasinya sebesar 0,0117. Pencapaian NDR

pada RSUD Banyudono sebesar 77%. Angka realisasi tinggi namun mencerminkan belum

berhasil karena semakin tinggi angka NDR menunjukkan semakin banyaknya Angka

kematian lebih dari atau sama dengan 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita

keluar.

7) Target GDR pada tahun 2015 adalah 0,009 realisasinya sebesar 0,0262. Pencapaian GDR

pada RSUD Banyudono sebesar 34%. Angka realisasi tinggi namun mencerminkan belum

berhasil karena semakin tinggi angka GDR menunjukkan semakin banyak angka kematian

yang lebih dari atau sama dengan 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita

keluar.

8) Pasien jamkesmas dan Jamkesda

a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini disebabkan karena target tidak tercapai

dikarenakan pada tahun 2015 seluruh pasien Jamkesmas dan sebagian pasien

jamkesda sudah masuk/terdaftar dalam BPJS kesehatan, adapun hambatan lain antara

lain sebagai berikut:

1. Pasien BPJS dengan sistem pembayaran INA CBG's bukan dengan sistem klaim

sehingga efektifitas hari perawatan lebih dipotimalkan;

2. Mulai Bulan Desember 2014 dokter spesialis bedah RSUD Banyudono melanjutkan

(18)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-12 3. Penerapan BPJS pasien dirawat secara berjenjang sehingga pasien yang dirawat di

rumah sakit adalah pasien yang sudah tidak memungkinkan dirawat di PPK I, PPK I

semakin dituntut untuk dapat merawat pasien dan membatasi rujukan ke RS;

4. PPK I wajib untuk melaksanakan program prenventif/penyuluhan kesehatan kepada

masyarakat sehingga tingkat kesehatan masyarakat semakin meningkat;

5. Semakin bertambahnya jumlah RS / Klinik Pratama di sekitar wilayah Boyolali.

Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah :

1. Meningkatkan koordinasi dengan bangsal dan instalasi;

2. Meningkatkan kualitas rumah sakit dengan pengadaan alat-alat kedokteran yang

sudah rusak dan yang belum dimiliki, pengadaan obat-obatan, pengadaan mami

pasien dll;

3. Meningkatkan kualitas SDM dengan mengirimkannya pelatihan/diklat sehingga bisa

memberikan pelayanan secara optimal kepada pasien;

b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi

penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :

- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD

Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),

menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan

obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain

guna peningkatan kualitas pelayanan;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan

efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari

anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00

c. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang kurang mampu yang dibiayai

oleh Jamkesda yang merupakan program dari pemerintah daerah. Pada RSUD

Banyudono Kabupaten Boyolali tidak menolak pasien yang datang ke RSUD

Banyudono. Target pencapaian pasien jamkesmas dan jamkesda pada tahun 2015

sebanyak 4.014 pasien dan tercapai 105 pasien, dengan capaian 4%.

9) IKM Rawat Jalan

a. Keberhasilan indikator ini didukung adanya penjagaan mutu pelayanan baik dari segi

SDM maupun sarana prasarana;

b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi

penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :

- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD

Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),

menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan

obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain

guna peningkatan kualitas pelayanan;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

(19)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-13 efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari

anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00

c. IKM RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali dengan target 75% tercapai 79,09%

dengan capaian 105%.

10) IKM Rawat Inap

a. Keberhasilan indikator ini didukung adanya penjagaan mutu pelayanan baik dari segi

SDM maupun sarana prasarana;

b. Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi

penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :

- Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD

Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat),

menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan

obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain

guna peningkatan kualitas pelayanan;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap

capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan

efesiensi sebesar 13 % (rumus : (anggaran-realisasi)/anggaran x 100%) dari

anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00

c. IKM RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali dengan target 80% tercapai 77,39%

dengan capaian 97%.

Berdasar uraian tersebut diatas, dapat disajikan tingkat capaian kinerja :

Tabel 3.2 Capaian Kinerja per Sasaran

No. Sasaran

Capaian

Kinerja

2015

(%)

Tingkat

Keberhasilan

1. Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit 72,40 Cukup

Sumber : Analisis Bagian Organisasi dan Kepegawaian RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali,

(20)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-14

3.2 Realisasi Anggaran

Alokasi dan realisasi anggaran RSUD Banyudono Kabupaten Boyolalai pada tahun 2014

sebagaimana tabel di bawah ini. Data tabel tersebut, pembiayaaan dari APBD Tahun

2015 berjumlah Rp. 19.738.035.000,00 terealisasi Rp. 17.079.097.763,00 dengan

penyerapan sebesar 87% atau efisiensi sebesar 13%.

Tabel 3.3 Alokasi dan Realisasi Anggaran

No Sasaran Strategis Program / Kegiatan Anggaran Realisasi % Koordinator

9.110.705.000 7.910.602.135 87 Subag. TU

(21)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 III-15 Pelayanan Kesehatan

Penyusunan standar

JUMLAH 19.738.035.000 17.079.097.763 87

Sumber : Analisis Laporan Realisasi Anggaran dan Capain Fisik Belanja Langsung Bagian

(22)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 IV-16

BAB IV

PENUTUP

1.1. Simpulan

Pada tahun 2014, RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Dari 1 (sasaran)

sasaran dengan 95 (sembilan puluh lima) indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2014, menunjukkan

tingkat keberhasilan capaian kinerja sebagai berikut :

1) Capaian lebih dari 100 % (sangat Baik) : 1 (satu) indikator (105%)

2) Capaian 76% sampai 100% (Baik) : 6 (empat) indikator(86,5%)

3) Capaian 56% sampai 75 % (Cukup) : 2 (dua) indikator (48%)

4) Capaian kurang dari 55 % (Kurang) : 1 (satu) indikator (4%)

Secara keseluruhan capaian kinerja 76% (kategori baik)

Pembiayaaan program/kegiatan dari APBD Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Rp

21.765.538.000,00 terealisasi Rp. 19.780.323.882,00 dengan penyerapan sebesar

90,86% atau efisiensi sebesar 9,14%. Besar pembiayaan tahun 2014 mengalami

kenaikan sebesar Rp 9.261.745.835,00 dibandingkan tahun 2013

1.2. Saran

Guna mempertahankan dan atau meningkatkan capaian kinerja RSUD

Banyudono Kabupaten Boyolali, fungsi RSUD Banyudono sebagai pengoordinasi

penyelenggaraan urusan pelayanan kesehatan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan

secara umum, antara lain :

a. Perlu adanya perencanaan yang matang dalam penyusunan kegiatan, baik dari

rencana anggaran sampai jadwal pelaksanaan kegiatan;

b. Membuat skala prioritas untuk menentukan kegiatan yang paling mendesak untuk

dilaksanakan mengingat keterbatasan alokasi pagu anggaran;

c. Meningkatkan koordinasi ke instalasi dan bagian sehingga program dan kegiatan

dapat berjalan dengan lebih optimal;

d. Penyusunan kebijakan yang terpadu dan mengikat seluruh satuan kerja yang ada

dengan meminimalkan dampak negatif atas dikeluarkan kebijakan tersebut.

Sedangkan upaya yang dilakukan agar kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali

lebih baik dan akuntabel antara lain :

a. melakukan re-orientasi terhadap program/kegiatan yang kurang tepat sasaran;

b. meningkatkan kualitas dan sinkronisasi dokumen-dokumen perencanaan dan

(23)

LKjIP RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali 2015 IV-17 c. memanfaatkan hasil evaluasi kinerja sebagai bahan perbaikan pelaksanaan

program/kegiatan;

d. memberdayakan sumber daya yang ada di RSUD Banyudono secara menyeluruh,

efektif, dan efesien;

e. menguatkan komitmen dari seluruh Unit Kerja/Bagian untuk meningkatkan

kinerjanya.

Boyolali, Februari 2016

DIREKTUR RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

drg. ISTIROCHAH Pembina

Gambar

Tabel 2.1  Perjanjian Kinerja RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Tabel   3.1  Pencapaian Kinerja Sasaran 1
Tabel 3.2  Capaian Kinerja per Sasaran

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara dengan responden, diketahui bahwa terpuaskannya mereka atas pekerjaan yang dilaksanakan karena pencapaian hasil kerja yang baik, tidak hanya akan

Pokja II Pengadaan Barang/Jasa Unit Layanan Pengadaan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Tahun Anggaran 2014,

Tabel 4.3 Hasil pengujian kuat tekan Conblock dengan varian 20% subtitusi limbah pabrik pengecoran logam terhadap agregat halus

mengemukakan bahwa perencanaan dibuat dengan mendeskripsikan arsitektur data, aplikasi dan teknologi dalam pemanfaatan informasi guna mendukung proses bisnis sehingga

Responden kajian ini terdiri daripada wakil pihak pengurusan dan kakitangan yang terlibat dengan pengurusan dan pelaksanaan tugas penyenggaraan aset tak alih

Trans 7 (Analisis Tema Authentic Halal Greek Food Yunani) karya Umrotul Fadilah mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Walisongo

Berdasarkan pengamatan pada Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Kekerasan Lapis I, II, & III Serat Vertikal (Shore) dapat dilihat nilai rata-rata pada

GANGGUAN YANG SERING TERJADI DAN UPAYA MENGATASINYA Didalam pengoperasian instalasi pengolahan air limbah yang menggunakan proses biologis atau proses lumpur aktip,