• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA KESEHATAN MANYAHAKAT INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEDIA KESEHATAN MANYAHAKAT INDONESIA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MEDIA

KESEHATAN MANYAHAKAT

INDONESIA

ISSN 0216-248

1 1

m

‘ I n d o n e s i a n J o u r n a l o f l*nl»li«» H e a l t h

EDITORIAL

Volume 6, Nomor 2,2010

Perlukah Membangun Kemandirian Lokal Dan Profesional Dalam Pengelolaan Perguruan Tinggi Kesehatan?

Ridwan M Thaha

ARTIKEL

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kab. Jeneponto

Aida Abbas, Muh. Syafar, A.Arsunan Arsin

Analisis Kinerja Instalasi Rawat Inap RSU Daya M akassar Berdasarkan Balanced Scorecard

Muhtar, Darmawansyah, Nurhayani

Analisis Hubungan Antara Karakteristik Pasien Dengan Keputusan Untuk Memanfaatkan Rawat Inap Di RSU Haji Kota M akassar 2009

EllaAndayanie, Asiah Hamzah, Indar

\ • • i

Hubungan Pelaksanaan Klinik Sanitasi Dengan Kejadian Diare Di Kabupaten Takalar

Syarifuddin, Hasanuddin tshak, Arifin Seweng

Analisis Kepadatan Vektor Malaria Pada Lingkungan Penderita Di Puskesmas Bambu Kab. Mamuju

A. Anwar, Hasanuddin tshak, Isra Wahid

Hubungan Suhu Lingkungan Kerja Dengan Kadar Asam Urat Urin Pekerja Peleburan (Furnace) PT. IN CO

R izaA della M, Syam siarS. Russeng, M asyitha Muis

Faktor Risiko Kejadian Penurunan Am bang Dengar Pada Karyawan Bagian Proces Plant PT. INCO Soroako

H engkiA diP utra, M. Rum Rahim, Lalu M. Saleh

Gambaran Kadar Cholinesterase Darah Petani Penyem prot Pestisida Di Desa Minasa Baji Kab. Maros

Sylpanus Tampudu, Syam siarS. Russeng, Muh. Rum Rahim

Hubungan Karakteristik Individu Dan Organisasi Terhadap Kinerja Asuhan Keperawatan Di Unit Rawat Inap RSUD Kab. Muna

Lodes Hadju, Asiah Hamzah, Veni Hadju

TINJAUAN PUSTAKA

Peran Mikronutrien Di Dalam Perbaikan Kualitas Imunitas Penderita Multi Drug Resisten Tuberkulosis (MDR-TB)

Ida Leida M. Thaha

Efisiensi Dan Pandangan Etis Terhadap Penggunaan Teknologi Modern Dalam Menunjang Pelayanan Kesehatan

(2)

J u r n a l M K M I , Vol 6 N o . 2 , A pr il 20 1 0 , hal 81 -85 A rtikel IV

HUBUNGAN PELAKSANAAN KLINIK SANITASI DENGAN KEJADIAN

DIARE DI KABUPATEN TAKALAR

Syarifuddin1, Hasanutldin Ishak2,Arifin Seweng3 'D inas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2Konsentrasi Kesehatan Lingkungan F K M Unhas

3Konsentrasi Biostatistik FK M Unhas ABSTRACT

Environmental health efforts and environmental ased disease eradication programs are becoming more relevant with the implementation o f healthy paradigm for future health programs. The implementation o f healthy paradigm is parallel to sanitation clinic in which the three o f health service elements, promotive, preventive, and curative, can be implemented in an integrative manner. This study w as aimed to find out the difference o f diarrhea incidences bet­ ween public health centers with sanitation clinic program and those without sanitation clinic program. This study was conducted in two public health centers o f T akalar Regency, namely Pattalassang health center with sanitation clinic program and G alesong Utara health center without sanitation clinic program. This study was an observational study with cross sectional design. Data w ere collected by interview and observation on 369 heads o f household (KK), 199 KK in health center with program and 170 KK in health center without program. Data were analyzed using statistical analysis by cross tabulation continued with Chi-Square test. Study results indicated that there was a difference in diarrhea incidence rate, where the higher incidence rate was observed in health centers without sanitation clinic program compared to those with sanitation clinic program. This was confirmed by findings that from 369 respondents studied, 145 (39.3%) with diarrhea, 41 (19.3%) located in area o f health center with sanitation clinic and 104 (66.2% ) located in area o f health center without the program. Chi-Square statistical test found the p value = 0.000 (p < 0.05), indicating a significant result. Accordingly, there was a significant difference in basic sanitation, where the higher infrastructure proprietary percentage was observed in health center with program com pared to those without sanitation clinic program.

Keywords : Diarrhea, Sanitation Clinic and Fasility PENDAHULUAN

Klinik sanitasi merupakan salah satu upaya pus- kesmas yang dilaksanakan secara integratif terhadap penanganan penyakit-penyakit y ang berhubungan de- ngan masalah kesehatan. Pelaksanaan program klinik sanitasi di pus-kesmas dapat meningkatkan kuantitas 17-27% dan kualitas 24% sarana air bersih dan jam - ban keluarga1.

Tingginya kejadian penyakit berbasis lingku­ ngan disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanita­ si dasar terutama air bersih dan jam b an , yang dapat memicu terjadinya penyakit diare serta masih ku- rangnya rumah yang m em enuhi syarat kesehatan sehingga penyakit ISPA ju g a semakin m e n in g k a r. Penularan penyakit diare karena infeksi bakteri dan virus biasanya melalui air m inum dan m akanan yang terkontaminasi. Disamping itu ja m b a n keluarga ju g a ikut berperan terjadinya diare karena tanpa jam ban masyarakat memilih buang air besar disem barang tempat. Hal inilah yang dapat menularkan penyakit diare melalui media air atau m edia m akanan melalui

lalat3.

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2008, Diare m enempati urutan terting- gi yaitu 209.435 penderita, kem udian penyakit ISPA menempati urutan ke 2 yaitu 93.680 penderita. Pro- sentase rumah tangga y ang menggunakan sarana air bersih adalah 56,12%, ju m la h rumah yang memiliki jam ban yang m em enuhi syarat kesehatan adalah

46,28% dan S ? A L 3 4 , 9 4 % 4.

Kabupaten T akalar ju m la h penderita diare tahun 2008 adalah sebanyak 6.298 penderita. Jumlah KK yang m enggunakan sarana air bersih yang memenuhi syarat adalah 32.512 atau 56,41%, KK yang m eng­ gunakan ja m b a n sebanyak 36.788 atau 42,5 % se- dangkan y ang m enggunakan S PA L 16.050 atau 32,81% serta ju m la h rumah sehat adalah 23.715 atau 44,04%, sedangkan rum ah tangga yang m engguna­ kan sarana air bersih di wilayah kerja puskesmas G a­ lesong Utara adalah 2.534 atau 59,23%, jam ban yang m em enuhi syarat 2.416 atau 56,47% dan ru­ mah yang m em punyai S PA L 967 atau 22,60% 5.

(3)

J u r n a l M K M I , A pril 20 10 , hal 81-85

Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk m enge­ tahui program klinik sanitasi y ang erat hubungannya dengan penyediaan air bersih, ja m b a n keluarga dan sarana pembuangan air limbah dengan mengambil kejadian diare.

BAHAN DAN M ETODE Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pene­ litian observasional dengan rancangan cross sectio­ nal study. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ta- kalar dengan mengam bil 2 lokasi puskesm as yaitu puskesmas Pattallassang dan G alesong Utara. Ala- san pemilihan Lokasi penelitian karena cakupan sa­ rana sanitasi dasar masih rendah. Puskesm as Pattal­ lassang program klinik sanitasi sudah berlajan se- mentara puskesm as G alesong utara klinik sanitasi- nya sama sekali belum berjalan dan di antara 14 pus­ kesmas yang ada di K abupaten Takalar, puskes-mas Galesong utara yang paling tinggi angka kejadian di­ are begitu j u g a cakupan air bersih, ja m b a n keluarga dan sarana pem buangan air limbah masih rendah. Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ru- mah tangga (KK) yang ada dalam wilayah kerja pus­ kesmas dengan program klinik sanitasi dan wilayah Puskesmas tanpa program klinik sanitasi tahun 2008 yaitu m asing-masing 5.774 K K dan 4.278 KK. Jum- lah populasi dalam penelitian ini adalah sebesar 10.052 KK.

Sampel adalah anggota populasi yang terpilih sesuai dengan m etode sam pling yang digunakan ya­ itu dengan cara proportional random sam pling seba- nyak 369. Diperoleh besar sampel rumah tangga yang terbagi dua yakni 212 rumah tangga pada pus­ kesmas dengan program klinik sanitasi dan 157 sam ­ pel pada puskesmas tanpa program klinik sanitasi. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode waw ancara untuk m em peroleh data tentang kejadian diare pada kepala rumah tangga/yang mewakili. Se- lain itu j u g a dilakukan observasi untuk memperoleh data sarana sanitasi dasar. Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan, Puskesm as Pattallassang dan Galesong utara untuk m em peroleh data penyakit diare serta data cakupan sarana sanitasi dasar tahun 2006 -2008

Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara univariat,bivariat dan multivariat. Analisis univariat dilakukan untuk menilai sebaran dan frekuensi va- riabel karakteristik responden dan sarana sanitasi da­

tuk mengetahui pengaruh variabel independent ter- hadap variabel depenDent. Untuk mengetahui hubu- ngan antar variabel di uji statistik dengan uji Chi- Square. Analisis multivariat digunakan untuk me- nyeleksi variabel independen yang diang-gap domi- nan berpengaruh terhadap kejadian diare7. Variabel yang diikutkan dalam analisis multivariat adalah sem ua variabel independen yang memiliki nilai p < 0,05 dan dilanjutkan analisis uji Regresi Logistik. HASIL

Hubungan Pelaksanaan Sanitasi Klinik Dengan Kejadian Diare

Tabel 1. Hubungan Pelaksanaan Klinik Sanitasi Dengan Kejadian Diare Menurut W ilayah Puskesm as Program Dan Puskesm as Tanpa Program Klinik Sanitasi di Kab. Takalar 2009

P u sk esm as

K ejad ian d iare

Ya T idak T otal P n % n % n % Tanpa Klinik 104 66,2 53 33,8 157 100 Klinik sanitasi 41 19,3 171 80,7 212 100 0,000 Total 145 39,3 224 60,7 369 100 Su m b er : data prim er

Dari 157 responden yang berada di wilayah pus­ kesmas tanpa klinik sanitasi ada 104 orang (66,2%) penderita diare sedangkan dari 212 responden pada wilayah puskesmas dengan program klinik sanitasi terdapat 41 orang (19,3% ) penderita diare. Secara ke- seluruhan penderita diare sebanyak 145 orang (39,3 % ) dari total responden. Dari hasil uji statistik de­ ngan menggunakan uji Chi-Square Test didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) maka Ho ditolak. Secara statistik terdapat perbedaan bermakna kejadian diare antara wilayah puskesm as dengan program dengan wilayah Puskesmas tanpa program klinik sanitasi. Hubungan Pelaksanaan Sanitasi Klinik Dengan Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar (SAB, JAGA dan SPAL)

Hubungan pelaksanaan sanitasi klinik dengan ketersediaan sarana sanitasi dasar meliputi Kepemi- likan Sumber Air Bersih (SAB), Jamban Keluarga (JAGA), dan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dapat dilihat pada Tabel 2, untuk kepemili- kan SAB untuk wilayah puskesm as dengan klinik sanitasi, terdapat 186 orang (87,7%) memiliki SAB sedangkan wilayah puskesm as tanpa klinik sanitasi, terdapat 25 orang (15,9% ) tidak memiliki SAB. Dari hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0,393 (p>0,05) berarti tidak ada hubungan bermakna.

(4)

■Iiinull M K M I, April 2010, hill XI-X5

kesmas tanpa program klinik sanitasi lebih tinggi di­ banding dengan puskesm as dengan program klinik sanitasi. Hal mi disebabkan karena kelangkaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan pada pus­ kesmas tanpa program klinik sanitasi disam ping itu j u g a disebabkan karena masih ada responden yang buang air besar (B A B ) tidak menggunakan jam ban dan sebagian besar responden tidak memiliki SPAL. Tabel 4. Hasil Uji Logistic Regression terhadap

variabel yang berhubungan dengan ______ kejadian diare Variabel Wald P Kualitas SAB 9.248 0.002 Kepemilikan JAGA 13,222 0,000 Kualitas SPA L 6.830 0,009 S u m b e r : data p rim er PEMBAHASAN

M eningkatnya insiden rate penderita diare di wi- layah puskesm as tanpa program klinik sanitasi dise­ babkan karenabelum adanya program klinik sanitasi pada puskesmas tersebut. kurangnya inisiatif petu- gas dalam hal penyuluhan kesehatan serta dukungan dana tidak ada K.

Klinik sanitasi untuk puskesmas program seba­ gian besar responden memilih menggunakan PDAM daripada sum ur gali. Sedangkan di wilayah puskes­ mas tanpa program klinik sanitasi responden keba- nyakan menggunakan air bersih bersumber dari su­ mur gali yaitu 94 responden (71,2 % ) Penelitian yang dilakukan di Kab Majene m engem ukakan bahwa ada hubungan antara program klinik sanitasi dengan pe- ningkatan kuantitas dan kualitas sarana air bersih9.

Kondisi lingkungan yang tidak memenuhi syarat merupakan tempat yang baik untuk kuman berkem- bang biak dan m emudahkan terjadinya penyakit. Pe- nyakit diare terjadi karena buruknya sanitasi lingku­ ngan l(l. Kurangnya responden menggunakan JA G A pada wilayah puskesmas tanpa program disebabkan DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes Rl, 2004.Panduan Konseling Bagi Petu- gas Klinik Sanitasi di Puskesmas. Jakarta him

1-17.

2. Depkes Rl 2003. Pedoman Pelaksanaan Klinik Sanitasi untuk Puskesmas. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit M enular dan Penyeha- tan Lingkungan , edisi Revisi, cetakan ke 4 him 2-3.

3. Jalaluddin, 2004. Analisis Pula Penyakit Berba- sis Lingkungan di Daerah Pesisir, Daratan dan Pegunungan. Kabupaten Wajo. Tesis tidak

diter-karena kondisi geogratls wilayah puskesmas tersebut lebih banyak wilayahnya sepanjang laut sehingga ke- pedulian masyarakat untuk mem bangun jam ban sa- ngat kurang apalagi ditunjang dengan tingkat pendi- dikan dan pendapatan yang minim.

Penyakit diare penularannya ju g a dapat melalui tangan. makanan/minum an. air dan ta n a h " . Peneli­ tian yang dilakukan di Kab Wajo mengemukakan bahwa jam b an keluarga ikut berperan terjadinya diare karena tanpa jam b an masyarakat memilih bu­ ang air besar sembarang te m p a t12. Hal inilah yang dapat menularkan penyakit diare melalui media air. makanan dan lalat serta penelitian yang dilakukan bahwa Jamban keluarga, ja ra k antara jam ban dengan septik tank mempunyai resiko paling tinggi terhadap rumah tangga yang tidak mempunyai fasilitas jam ban keluarga

KESIMPULAN

Kejadian diare lebih tinggi di wilayah puskes­ mas tanpa program 104 orang (66,2%) dibandingkan pada puskesmas program sebanyak 41 orang (19.3 %). Hal ini menunjukkan bahw a angka kejadian dia­ re lebih tinggi di wilayah puskesmas tanpa program dibanding puskesm as dengan program klinik sanitasi. Begitupun dengan cakupan ketersediaan SAB.SAG. SPAL lebih tinggi di wilayah puskesmas program dibanding pada puskesmas tanpa prog-ram. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna dari segi kepemilikan SAB dengan keja­ dian diare karena diperoleh nilai p = 0,448 sedangkan kepemilikan maupun kualitas JA G A dan SPAL ter- dapat hubungan bermkna dengan kejadian diare ma- sing-masing m asing-masing nilai p = 0.000. Di ha- rapkan kepada Pemerintah Kabupaten Takalar dalam hal ini Dinas Kesehatan untuk segera melakukan so- sialisasi program klinik sanitasi ke semua puskesmas yang belum melaksanakan. Diupayakan membuat regulasi tentang mekanisme pelaksanaan program klinik sanitasi di puskesmas dan bagi puskesmas yang melanggar akan dikenakan denda dan sangsi se- segera mungkin.

bitkan. Makassar. Program Pasca-sarjana FKM UNHAS.

4. Dinkes Provinsi Sulawesi selatan 2007. Profit Kesehatan Sulawesi Selatan.

5. Dinkes Takalar 2007. Profit Kesehatan Kab. Takalar.

6. Notoatmodjo.S.2003. M etodologi Penelitian Ke­ sehatan , Edisi Revisi. Rieneka Cipta

7. Aini N. 2004, Integrasi Kesehatan Lingku­ ngan, Promosi dan Pemberantasan Penyakit M e­ nular dengan Klinik Sanitasi, Info Penyehatan A ir dan Sanitasi (PAS), Vol VII No. I I him 4-7.

(5)

J u r n a l M K M I , Vol 6 N o .2 , 2 0 1 0

8. Departemen Kesehatan RI,2001 .Pedomcm Pem- berantasan Penyakit Diare Edisi 5, Jakarta. 9. Nasfah, 2004. Pelaksanaan Klinik Sanitasi da-

lam Hubungannya dengan Peningkatan Kualitas dan Penggunaan Sarana A ir Bersih dan Jamban Keluarga di Kabupaten Majene. Tesis tidak di- terbitkan. Makassar, Program Pascasarjana FKM Unhas.

10. Ridha, M.2002, Hubungan Kejadian Penyakit Diare dengan Penggunaan A ir Sum ur Gali dan Jamban Keluarga di Desa M inasa Baji Keca- matan Bantimurung K abupaten Maros.

11. Anonim 2003. Pedom an Teknis K linik Sanitasi Untuk Puskesmas. D irektorat Jenderal

Pembe-rantasan Penyakit M enular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman .him 69-64.Jakarta him 1-17.

12. Jalaluddin, 2004. Analisis Pola Penyakit Berba- sis Lingkungan di Daerah Pesisir, Daratan dan Pegunungan. K abupaten Wajo. Tesis tidak diter- bitkan. Makassar. Program Pascasarjana FKM UNH A S.

13. Atm asukarto, K 1994. Pengaruh Sumber Air M inum dan Jam ban Keluarga terhadap Preva- lensi Diare di Indonesia (S A N ITA S, Vol II No. 4, Yayasan K esehatan Lingkungan Indonesia, Jakarta.

Gambar

Tabel  1. Hubungan  Pelaksanaan  Klinik Sanitasi  Dengan  Kejadian  Diare Menurut  W ilayah  Puskesm as Program  Dan  Puskesm as Tanpa Program  Klinik  Sanitasi  di Kab

Referensi

Dokumen terkait

Sistem tenaga dengan PSOPSS dan GAPSS mampu menggeser nilai eigen kearah kiri sumbu imajiner sehingga nilainya semakin negatif sehingga dihasilkan peredaman yang

Menurut Kepala Desa Sonuo Bapak H.P dalam wawancara pada tanggal 29 maret 2016, menyatakan bahwa walaupun pemerintah kecamatan telah melakukan pembinaan dan pengawasan

Oleh karena itu dengan adanya web iklan mini online yang dibangun dengan PHP dan MySQL ini diharapkan dapat menggantikan media cetak sebagai penyedia informasi dan mempermudah

Penggunaan fun card pada kelompok eksperimen sebagai media pembelajaran adalah efektif dalam meningkatkan motivasi belajar, keaktifan diri, dan hasil belajar peserta didik

Dengan demikian perkebunan besar mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengembangkan investasinya Dalam bidang kelapa sawit, strategi pengembangan investasi yang umum

Oleh karena itu, diperlukan suatu penelusuran terkait jalannya program Bina Lingkungan di Kelurahan Kota Karang Raya, seperti diketahui bahwa terdapat banyak

MINIT MESYUARAT JAWATANKUASA PENGURUSAN ASRAMA KALI KE 1 / 2014 Tindakan / Makluman Semua Semua Penyelia Asrama... Semua Semua Semua Semua

Demikian proposal ini kami buat, berdasarkan kebutuhan yang sesuai dengan kondisi lapangan, Demikian proposal ini kami buat, berdasarkan kebutuhan yang sesuai dengan kondisi