• Tidak ada hasil yang ditemukan

BARIMU ZOKU NO DENTOUTEKINA SHIDOU SEIDOU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BARIMU ZOKU NO DENTOUTEKINA SHIDOU SEIDOU"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

BARIMU ZOKU NO DENTOUTEKINA

SHIDOU SEIDOU

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

LORENSIUS SAGALA

NIM : 052203119

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA

BUDAYA

DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

MEDAN

(2)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

BARIMU ZOKU NO DENTOUTEKINA

SHIDOU SEIDHOU

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

LORENSIUS SAGALA

NIM : 052203119

Dosen Pembimbing

Dosen pembaca

Mhd. Pujiono. SS. MHum

Drs.Eman Kusdiyana, M.Hum

NIP. 132299344

NIP. 131763365

Kertas Karya ini di ajukan kepada panitia Ujian

Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III

Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA

DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

MEDAN

(3)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

PENGESAHAN

Disetujui Oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Medan, Desember 2008 Program Studi Bahasa Jepang Pengelola,

Adriana Hasibuan, SS. M.Hum. NIP : 131 662 152

(4)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

PENGESAHAN

Diterima Oeh :

Panitia Ujian Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Sastara Universitas Sumatera Utara Medan

Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Drs. Syaifuddin, MA. Ph.D. NIP : 132 098 531

Panitia

No. Nama Tanda Tangan

1. Adriana Hasibuan, SS. M.Hum ( ) 2. Mhd. Pujiono, SS. M.Hum ( ) 3. Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum ( ) 4. ……….. ( ) 5. ……….. ( )

(5)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Terpuji dan termulialah Tuhan Yang Maha Esa yang di dalam kemurahan-NYA-lah Karya Tulis ini dapat diselesaikan. Kertas Karya ini ditujukan untuk melengkapi syarat kelulusan Program Diploma III Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Jepang Universitas Sumatera Utara. Maka penulis menulis sebuah Kertas Karya dengaan judul:

“SISTEM KEPEMIMPINAN TRADISIONAL SUKU BALIM ”

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bingbingan berbagai pihak, Kertas Karya ini tidak dapat diselesaikan. Oleh sebab itu penulis mengucapkan rasa hormat dan teima kasih kepada:

1. Bapak Drs.Syaifuddin, MA. Phd. Selaku Dekan Fakultas Sastara Universitas Sumatera Utara;

2. Ibu Adriana Hasibuan, SS. M.Hum. selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Universitas Sumatera Utara;

3. Bapak M. Pujiono, SS M.Hum. selaku Dosen Pembingbing saya dalam menyusun Kertas Karya ini;

4. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M Hum. selaku Dosen Pembaca saya dalam menyusun Kertas Karya ini;

5. Bapak M. Pujiono, SS. M.Hum. selaku Dosen Wali yang telah memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis selama masa perkuliahan;

6. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

(6)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

7. Seluruh keluarga besarku, teristimewa buat mamaku yang sangat mensupportku.

8. Buat teman-teman ku HARMONIKA 31, Jantoks (perlengkapan), Cimen’s, Hendra “op marhen”, Erwan (transportasi), cow keren Dodo, Mbah Rijl. 9. Teman-teman Bahasa Jepang’05 dan teman-teman yang lainnya.

10. Buat pacar ku “Nurma” makasih atas dukungannya dan nasehatnya, LOVE U

FOR EVER

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Kertas Karya ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun pembahasan. Oleh sebab itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhir kata, semoga Kertas Karya ini bermamfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan bidang Sastra, khususnya Jurusan Bahasa Jepang.

Medan, Desember 2008 Penulis

Lorensius Sagala NIM. 052203119

(7)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..………..i DAFTAR ISI………..……….. BAB I PENDAHULUAN……...……….….1

1.1 Alasan Pemilihan Judul………...….1

1.2 Tujuan Penulisan……….……...1

1.3 Pembatasan Masalah……….……….2

1.4 Metode Penelitian………..……….2

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT BALIM……….3

2.1 Letak………..…….3

2.2 Struktur Masyarakat Balim……….……3

2.3 Mata Pencaharian………..……..4

2.4 Agama……….………4

BAB III SISTEM KEPEMIMPINAN TRADISIONAL SUKU BALIM………5

3.1 Sistem Kepemimpinan Tradisional Suku Balim………5

3.2 Struktur Kepemimpinan Tradisional Suku Balim………..8

3.3 Fungsi dan Peranan Kepemimpinan Tradisional Suku Balim………9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………...…10

4.1 Kesimpulan………...…10

4.2 Saran……….10

DAFTAR PUSTAKA………..……..

BAB I PENDAHULUAN

(8)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Banyaknya suku di indonesia dapat menggambarkan keanekaragaman budaya, karena setiap suku bangsa mempunyai adat-istiadat masing-masing.

Di dalam adat istiadat tersebut ada system kepemimpinan yang berfungsi bagi kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah system kepemimpinan yang ada pada suku balim di Irian jaya. System kepemimpinan di daerah ini sangat tradisional serta mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam kehidupan masyarakat.

Dengan alasan tersebut maka penulis tertarik untuk membahas system kepemimpinan tradisional suku balim sebagai judul kertas karya ini.

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam penulisan Karya ini penulis hanya membatasi tentang sistem kepemimpinan tradisional suku Balim serta fungsinya dalam kehidupan masyarakat Balim.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini :

1. Untuk mengetahui lebih jauh tentang kebudayaan di Irian Jaya khususnya sistem kepemimpinan tradisional suku Balim

(9)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

2. Untuk mengetahui sistem kepemimpinan suku Balim pada jaman dahulu yang masih diwarisi hingga saat ini.

3. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di program Diploma III pada jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

1.4 Metode Penulisan

Dalam kertas karya ini, penulis menggunakan metode kepustakaan dengan cara mengumpulkan data atau informasi serta membaca buku refrensi yang ada kaitannya dengan judul kertas karya ini.

BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT BALIM

(10)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

Masyarakat Balim berada di daerah berbukit, berlembah, rawa serta gunung.

Luas wilayah kabupaten Jayawijaya adalah 15.440 km². Letak geografis daerah Jayawijaya yaitu 137°-141´ Bujur Timur dan 30°-12´-5°-12´ Lintang Selatan.

Jayawijaya berbatasan dengan beberapa daerah antara lain: Bagian Barat : berbatasan dengan kabupaten Puncak Jaya dan Tolikora

Bagian timur : berbatasan dengan kabupaten Pegunungan Bintang dan Merauke Bagian selatan : berbatasan dengan kabupaten Yahukimo dan Boven Digul Bagian utara : Berbatasan dengan kabupaten Jayapura

2.2 Struktur Masyarakat Balim

Yang dimaksud dengan “Orang Balim” adalah seluruh masyarakat yang ditinggali di lembah balim.

Ini merupakan suatu yang etnik yang membedakan diri dari etnik lainnya. Sebagai anggota masyarakat, manusia Balim hidup dalam suatu kesatuan yang paling berhubungan. Orang Balim hidup dalam suatu ikatan adat dan system perang suku tradisional.

(11)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

Mata pencaharian masyarakat Balim adalah bertani. Orang Balim selalu berpindah. Tempat berpindah adalah bidang tanah yang luas serta dangkal dan bagian bukit-bukit gunung.

Pola pertanian yang demikian menuntut suatu keberanian, kekuatan, keamanan keras, keterampilan, tempat dan waktu/musim yang tepat, sabar, saling membantu dan gotong royong, sering memaksa Orang Balim tinggal menetap.

2.4 Agama

Religi Orang Balim dalam kehidupa n kelompok etnik meliput i sifat rohani beriman, yang menyatu dengan alam lingkungan.

Selain itu memiliki simbolis berdasarkan keyakinan dan pendirian kelompok etniknya. Masyarakat Balim mempercayai adanya suken, haraken, dan kaneke yaitu roh (orang abadi) dan para leluhur melalui tugi(kayu), tunggan(piramid), langit, bumi dan matahari.

BAB III

(12)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

Masyarakat Balim di Jayawijaya memiliki variasi sosial budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman tersebut adalah bahasa, kesenian, adapt-istiadat, kebiasaan, pola pemukiman, sistem ekonomi, organisasi sosial, dan sistem kepemimpinan tradisional.

Sistem Kepemimpinan Tradisional Suku Balim

Kepemimpinan tradisional suku Balim merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses sosialisasi dan proses perkembangan budaya, yang telah mengalami proses panjang.

Kepemimpinan tradisional dan sosial budaya masyarakat Balim merupakan suatu gabungan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, bahasa, religi, peraturan-peraturan, pandangan hidup dan lain-lain.

Oleh karena itu nilai kepemimpinan tradisional suku Balim melekat dalam hati masyarakat secara mendalam dan tetap dipertahankannya.

a. Proses terjadinaya sistem kepemimpinan tradisional suku Balim

Manusia pertama terdiri dari dua orang dari dua belahan yaitu waya dan wita, kemudian menjadi suami-istri. Mereka beranak cucu, kemudian berkembang dan tersebar keseluruh pelosok lembah balim.

Awalnya mereka hidup rukun, damai dan bahagia. Semua ini berkat adanya hubungan yang harmonis antar individu, antar kelompok, serta hubungan serasi dengan alam sekiyarnya. Setelah manusia bertambahbanyak, muncul berbagai masalah.

(13)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

Kekacauan ini ditandai dengan adanya perselisihan yang meningkat menjadi pertengkaran antar kelompok, bahkan pembunuhan kemudian meluas menjadi peperangan. Peperangan sudah dimulai sejak berkembangnya manusia pertama di lembah balim.

Karena situasi yang kacau dan peperangan tersebut, munculllah tokoh-tokoh yang kuat, berani,diakui, dan dipercayai untuk melindungi serta mengatur kehidupan mereka.

Untuk memenuhi kebutuhan sosial, kebutuhan spiritual dan kebutuhan jiwa mereka, para warga memerlukan beberapa pemimpin yang memiliki ketrampilan masing-masing. Para pemimpin ini biasa disebut kain atau kepala kampung.semua kepala kampong dipilih berdasarkan peraturan adat secara lisan, mitos dan kaneke. Hai ini dipedomani dari generasi ke generasi, sehingga terciptalah sistem kepemimpinan tradisional suku Balim.

b.Inisiasi sebagai media pendidikan

Menurut orang Balim, bayi adalah anugrah nenek moyang. Untuk itu mereka wajib memelihara, membesarkan dan memdidik.Proses pendewasaan dimulai dengan upacara inisiasi yang khusus untuk anak laki-laki yang berumur sekitar 5 hingga 15 tahun.

c.Latihan ketangkasan sebagai media proses pembentukan calon pemimpin tradisional suku Balim

(14)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

Latihan ketangkasan suku Balim biasanya dilakukan oleh anak laki-laki umur 5 hingga menjelang perkawinan. Latihan ini telah diciptakan para pendahulu mereka untuk melatih anak laki-laki menjadi perajurit.

Melalui itulah awal laki-laki yang terampil, cekatan, cerdas, akan mengatur para perajurit yang berlatih bersama. Ada pun latihan ketangkasan tersebut adalah melempar ilalang, menembak pisang, memungut anak panah dan berburu binatang.

d.Perang suku sebagai media proses pengakuan dan pengangkatan pemimpin tradisional.

Hampir semua pemimpin Balim menghendaki agar anak-anak mereka menjadi pemimpin. Anak-anak lebih berpeluang menjadi pemimpin karena sejak kecil sudah mempelajari dan terlibat dalam upacara adapt yang dipimpin para pemimpin.

Yang meliput i transaksi politik, ekonomi dan sosial budaya yang dilakukan orang tua mereka.

e.Ketrampilan dan prestasi sebagai kriteria dalam proses mencapai karir pemimpin tradisi suku Balim.

Status-status kain dapat diperoleh karena ketrampilan dan prestasi dari seorang laki-laki. Misalnya, orang yang terampil dan sukses berkebun yang dihubungkan dengan luasnya kebun yang dikerjakan, kesuburan tanah dan produktivitas hasil kebunnya, maka ia akan diangkat menjadi kepala kesuburan tanah dan sebagainya.

f.Pengakuan resmi masyarakat Balim sebagai proses pengesahan pemimpin tradisional suku Balim

(15)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

Pemimpin suku Balim adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh dan bukan orang-orang yang kekuatan atau kekuasaan berdasarkan hokum formal. Mereka tidak menggunakan kekuatan atau kekuasaan untuk memerintah. Dengan demikian pemimpin Balim mempunyai kedudukan informal jujur dan kuat. Mereka memiliki kewibawaan yang besar yang diperoleh dari dalam dirinya. Hal ini yang membuat mereka mendapat pengaruh dari masyarakat.

g.Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin suku Balim

Seorang pemimpin Balim harus memiliki sifat dermawan, ramah-tamah, pembicaraan yang baik, pemberani, jujur, pandai dan lembut.

3.2 Struktur Kepemimpinan Tradisional Suku Balim

Batas-batas tanggung jawab dalam struktur kepemimpinan Balim tidak tampak jelas.

Orang Balim lebih percaya bahwa semua orang memiliki derajat yang sama. Orang Balim juga tidak menciptakan klasifikasi status kepemimpinan tradisional mereka. Oleh sebab itu, fungsi dan peranan juga dipilih secara jelas. Kebanyakan pemimpin memiliki jabatan yang rangkap dalam beberapa tingkatan dan dalam fungsi maupun peranan mereka.

Dari beberapa aktivitas dan peranan pemimpin suku Balim yang paling menonjol adalah peranannya di bidang politik. Aspek ekonomi dasn aspek social budaya

(16)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

Kepemimpinan suku Balim dari tingkat silimo hingga tingkat aliansi bersifat informal. Kelangsungan politik yang paling nyata dalam aktivitas sehari-hari adalah pemimpin silimo.

Pemimpin di kelompok perkampungan hingga tingkat aliansi beersifat incidental dan temporer, berdasarkan masalah dan situasi yang dihadapi bersama pada suatu saat tertentu.

3.3 Fungsi dan Peranan Kepemimpinan Tradisional Suku Balim

Orang Balim tidak memisahkan fungsi dan peranan laki-laki dalam tingkat social tertentu. Setiap pria suku Balim dalam hidupnaya memiliki beberapa tingkatan tanggung jawab yang diperoleh dengan menggunakan kemampuan dan kekayaan untuk memprakarsai beberapa pekerjaan kelompok. Akan tetapi fungsi dan peranan yang bersifat umum tidaklah cukup bagi orang Balim untuk dapat menjadi pemimpinan yang sebenarnya.

Bila diamati secara seksama, fungsi dan peranan laki-laki dewasa dan orang tua Balim memiliki struktur kepemimpinan yang tidak jelas . Bahkan seseorang dalam fungsi dan peranannya pada peristiwa-peristiwa yang istimewa dapat mengantarkan posisinya ke tingkat yang lebih dalam kepemimpinannya.

Dengan demikian, derajat kepemimpinan mereka dapat dicapai melalui fungsi dan peranannya.

Hanya orang-orang penting yang semakin berkembang dan terkenal dapat mencapai puncak kepemimpinannya yang disebut big man. Pada tingkat aliansi tidak banyak orang dapat mencapai tingkat tersebut.

(17)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

1. Masyarakat Balim hingga tahun 1954 masih menunjukkan pola kehidupan jaman batu

2. Sistem kepemimpinan tradisional suku Balim berpola besar dan status ini diperoleh dari keberhasilan seseorang dari berbagai peristiwa penting.

3. Pemimpin suku Balim lahir karena dibutuhkan untuk kelangsungan hidup masyarakatnaya.

4. Sistem kepemimpinan suku Balim merupakan organisasi sosial tradisional yang didukung oleh sistem kekerabatan.

5. Pemimpin suku Balim yang semula menentang nilai-nilai dari luar, tetapi setelah melihat mamfaat yang nyata, mereka bersedia mendukung.

4.2 Saran

Sistem kepemimpinan di Indonesia adalah demokrasi, namun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari belum begitu jelas terlihat. Adaaiknya jika pemerintah sekarang meniru pemimpin-pemimpin Jaman dahulu, kawan memimpin dengan tulus dan bertanggung jawab serta mementingkan kesejahteraan masyarakatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hayward, dovglas, 1980; the dani of Irian Jaya before and after conversion; Sentani, Region Press.

(19)

Lorensius Sagala : Barimu Zoku No Dentoutekina Shidou Seidou, 2008. USU Repository © 2009

Iskandar, anwas1964; Irian Barat, Pembangunan Suku Mukoho; Jakarta, proyek penerbitan Sekretariat Koordinator Urusan Irian Barat.

Koentjaraningrat, 1970; Keseragaman Dan aneka Warna Masyarakat Irian Barat; Jakarta,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Penyediaan informasi tentang properti dirasakan sangat kurang, karena informasi yang diberikan masih menggunakan brosur-brosur hal ini banyak mengeluarkan biaya oleh sebab itu

 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang

Kaltim Tahun Anggaran 2012, menyatakan bahwa pada tanggal 12 Maret 2012 pukul 11.59 Wita tahapan pemasukan/upload dokumen penawaran ditutup sesuai waktu pada aplikasi SPSE

yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 4.093.805.000 dan. Belanja Langsung sebesar

Remembering engages other parts of the brain – our imagination and visual sense – which can come to our exam when we’re trying to recall facts.. Because the complex structure

[r]

The higher concentration of NaNO 3 solution increased the amount of ion adsorbed ono the copolymer, however the higher temperature the amount of ion adsorbed by the copolymer

Silase dibuat dengan mencacah bahan hijauan menjadi ukuran yang kecil-kecil, kemudian menyimpannya kedalam ruang kedap udara.Pencacahan dilakukan untuk mendapatkan