• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT REGULER UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT REGULER UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PPM PROGRAM PUSLIT

LAPORAN PPM JUDUL

PELATIHAN PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BAGI KADER BINA KELUARGA BALITA (BKB) DAN BINA KELUARGA LANSIA (BKL)

SE-KELURAHAN KLITREN YOGYAKARTA

Oleh:

Widyaningsih, M.Si.

Atien Nur Chamidah, dr., M. Dis. St Arumi Savitri F., S.Psi., M.A. Nanang Erma Gunawan, M.Ed.

Agustina Putri Siti Kalimah

Dibiayai oleh

Dana DIPA UNY Tahun Anggaran 2014

Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Program Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat *) Berbasis Penelitian, PPM Pengembangan Wilayah, PPM PUSLIT

Nomor: **) 04/sub kontrak-PPM PUSLIT/UN 34.21/2014

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

2 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN

PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT REGULER UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

1. Judul : Pelatihan Pemberdayaan Bagi Kader Bina Keluarga Balita (BKB) dan Bina Keluarga Lansia (BKL) di Se- Kelurahan Klitren

2. Ketua Pelaksana

A. Nama lengkap dan gelar : Widyaningsih, M.Si

B. NIP : 19520528198601 2001

C. Pangkat / Golongan : Penata / III C D. Jabatan Fungsional : Lektor

E. Fakultas/ Jurusan : FIP/ Pendidikan Luar Sekolah F. Bidang Keahlian : Antropologi Budaya

G. Alamat Rumah : Iromejan Gk. III / 690 .Yogyakarta H. No. Tep Rumah / HP : (0274) 560428 / 08164274211 3. Personalia

a. Jumlah anggota pelaksana : 5 orang b. Jumlah pembantu Pelaksana:

c. Jumlah Mahasiswa : 2 orang 4. Jangka waktu kegiatan : 5 Bulan 5. Bentuk kegiatan : Pelatihan

6. Sifat kegiatan :

7. Anggaran Biaya yang di usulkan:

a. Sumber dari DIPA UNY : Rp. 10.000.000,00 b. Sumber lain : (...)

Jumlah : Rp. 10.0000.000,00 ( sepuluh juta rupiah) Yogyakarta 20 Maret 2014 Mengetahui,

Kepala Pusat Penelitian AUD dan Insula Ketua Pelaksana,

Dr. Yulia Ayriza, M.Si. Widyaningsih, M.Si

NIP. 195907031987022003 NIP.19520528198601 2001

Menyetujui,

Ketua LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Prof. Dr. Anik Gufron, M.Pd NIP. 19621111 198803 1 001

(3)

3 Daftar Isi

Halaman Laporan kemajuan 2

Daftar isi 3

Abstrak 4

BAB I. PENDAHULUAN 5

BAB II. METODE PELAKSANAAN 8

BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN PPM 9

BAB IV. PENUTUP 10

DAFTAR PUSTAKA 12

Lampiran Foto 13

Daftar Tabel

Tabel 1. Batas Administratif 6

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Penduduk 6

(4)

4 Pelatihan Pemberdayaan Keterampilan bagi Kader Bina Keluarga Balita (BKB) dan

Bina Keluarga Lansia (BKL) Se-Kelurahan Klitren Yogyakarta Widyaningsih

Atien Nur Chamidah Arumi Savitri F. Nanang Erma Gunawan

Agustina Putri Siti Kalimah

Abstrak

Program pengabdian kepada amsyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi para kader BKB dan BKL di Desa Klitren, Yogyakarta. Sebanyak 54 orang terlibat sebagai peserta baik yang berasal dari anggota kader maupun pengurus desa. Metode pelaksanaan dalam program ini adalah metode pelatihan yang mana pada seluruh kegiatan para peserta berpartisipasi secara aktif baik yang terfokus pada pengayaan pengetahuan tentang kebutuhan para balita dan BKL maupun diskusi antar peserta yang berasal dari tempat-tempat atau RT (Rukun Tetangga) yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa para peserta mengalami peningkatan dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan motivasi dalam menjalankan BKB dan BKL. Selanjutnya, para kader akan menggiatkan kembali kegiatan kader BKB dan BKL. Mereka yang sudah memiliki program yang sudah berjalan dengan baik akan membantu rekan kader yang lain yang sedang berusaha untuk meningkatkan layanan BKB dan BKL.

Kata kunci: Kader Bina Keluarga Balita, Kader Bina Keluarga Lansia, Pemberdayaan

Skills Empowerment Training for Volunteers of Early Childhood Supporting Program and Elderly Family Supporting Program in Klitren Village, Yogyakarta

Widyaningsih*), Atien Nur Chamidah*), Arumi Savitri F. *), Nanang Erma Gunawan*), Agustina Putri**), Siti Kalimah**)

*)

Lecturers of Faculty of Education UNY

**)

(5)

5 Abstract

This community service program aimed to develop knowledge, skills, and motivation of cadres earlychildhood supporting program (Bina Keluarga Balita/BKB) and elderly family supporting program (Bina Keluarga Lansia/BKL) in KlitrenVillage, Yogyakarta. There were 54 people both from members of the cadres and village stafs.

Methods that has been implemented in this program were lectures, discussions, and workshop. In all activities, the participants actively participated both focused on enriching the knowledge of the needs of children and the elderly. The participants also actively involved in discussions among participants from 16 RW in kelurahan Klitren region.

The results showed that the trainees have increased in terms of knowledge, skills, and motivation in running programs BKL and BKB programs. Furthermore, the cadres will be activating BKB and BKL program which is already running and start the program in the region that has not run the program. Those who already have BKB and BKL program that has been running well will help other fellow cadres who are trying to improve the service BKB and BKL because they are aware of the community needs. Therefore, they need further assistance to accomplish these goals.

Keywords: earlychildhood supporting program, elderly family supporting program,empowerment

BAB I PENDAHULUAN

1. Kondisi Daerah dan Batas Administratif

Kelurahan Klitren terdiri dari 16 RW yang terletak di Kecamatan Gondokusuman. Daerah ini merupakan daerah perkotaan yang memiliki karakteristik masyarakat beranekaragam, baik dilihat dari mata pencarian hidup, pendidikan maupun etnis serta agama..

Adapun Kelurahan Klitren mempunyai potensi wilayah sebagai berikut :

a. Merupakan daerah perkotaan yang di huni oleh beranekaragam budaya dan karakteristik masyarakat;

(6)

6 berbeda;

c. Merupakan daerah yang mempunyai kegiatan BKB dan BKL;

d. Letak Kelurahan Klitren sangat strategis karena merupakan daerah yang dibelah oleh jalan protokol Jalan Urip Sumoharjo dan berlokasi dekat dengan beberapa Perguruan Tinggi, bahkan di dalamnya ada beberapa Akademisi.

Berdasarkan potensi yang dimiliki, kelurahan Klitren menjadi daerah yang aktif dalam menyelenggarakan program-program kegiatan masyarakat terutama kegiatan BKB dan BKL. Namun demikian, masing-masing RW memiliki perbedaan dalam mengelola BKB dan BKLnya yang disebabkan oleh kualitas dan keterampilan kader yang berbeda-beda. Selain itu secara umum juga dikarenakan terbatasnya pelatihan yang mereka ikuti sehingga keterampilan mereka juga terbatas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas keterampilan para kader BKB dan BKL diperlukan pelatihan sehingga para kader dapat memiliki kualitas dan keterampilan yang kurang lebih seragam dan dapat mengakomodasi potensi masyarakatnya yang beragam.

Kelurahan Klitren dibatasi oleh 4 wilayah administrasi yang berbeda yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Batas Administratif

No Batas Wilayah Kelurahan Kecamatan

1 Utara Catur Tunggal Depok

2 Barat Terban Gondokusuman

3 Timur Demangan Gondokusuman

4 Selatan Baciro Gondokusuman

Sumber Kelurahan Klitren 2. Data Kependudukan

Luas wilayah Kelurahan Klitren adalah 68,41 Km2. Dari luas wilayah ini terdapat tiga kampung tempat tinggal penduduk yaitu Kampung Klitren Lor (RW 01 sampai 06), Kampung Iromejan (RW 07 sampai 10), serta Kampung Kepuh dan Balapan (RW 11 sampai 16). Kampung Klitren Lor dan Balapan ada di sebelah selatan Jalan Urip Soumoharjo sedangkan yang di sebelah urara jalan adalah Kampung Iromejan dan Kepuh. Pada akhir tahun 2013 jumlah penduduk keseluruhan 10.379 jiwa yang terdiri dari 5.104 jiwa laki-laki dan 5.275 jiwa perempuan. Jumlah penduduk tersebut tersebar di 16 RW dengan jumlah KK 3.081, yang berdasar

(7)

7 kelompok umur mencakup 0 - 15 tahun berjumlah 2.107 jiwa, 16 - 65 berjumlah 7.580 jiwa, dan di atas 65 tahun berjumlah 692 jiwa.

3. Kondisi Sosial dan Ekonomi

Khidupan sosial masyarakat di Kelurahan Klitren dapat dikelompokkan ke dalam kelas sosial atas, menengah, dan mayoritas kelas bawah. Atas dasar tingkat pendidikan penduduk dapat diperoleh gambaran di dalam taberl 2 berikut ini.

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Penduduk

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

1. Taman Kanak-kanak 1.039 2. Sekolah Dasar 696 3. SMP 1.330 4. SMA/SMK 3.139 5. Akademi/D1-D3 814 6. Sarjana 1.817 7. Pascasarjana 161

Penduduk Kelurahan Klitren mayoritas berada pada tingkat usia produktif, yaitu usia antara 21 – 49 tahun. Kelompok usia ini menandakan melimpahnya tenaga kerja di daerah tersebut. Dengan kondisi penduduk seperti ini maka dibutuhkan lapangan pekerjaan yang memadai yang dapat menampung mereka agar bisa bekerja. Di Kelurahan Klitren memiliki kawasan pertokoan di kanan kiri Jalan Urip Sumoharjo yang mampu menampung cukup besar tenaga kerja. Selain mayoritas penduduk bekerja sebagai buruh dan dalam bidang jasa, mereka juga mengembangkan usaha penyewaan property berupa kost, perdagangan, dan pegawai negeri maupun swasta. Namun demikian masyarakat di Kelurahan Klitren masih banyak yang hidup pada kondisi pra sejahtera. Berikut adalah data statistik mata pencaharian penduduk di Keluarahan Klitren.

Tabel 3. Matapencaharian Penduduk

No. Jenis Matapencaharian Jumlah Penduduk

1. Pegawai Negeri Sipil 388

2. TNI/Polri 37 3. Pegawai Swasta 2.430 4. Pedagang/warung 76 5. Tani/Buruh Tani 3 6. Pertukangan 9 7 Pensiunan 288 8. Bidang Jasa 1.442

(8)

8 Berdasarkan analisis situasi di Kelurahan Klitren, terkait dengan kegiatan BKB dan BKL dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Masih ditemukan anak-anak yang mempunyai tumbuh kembang yang belum maksimal dikarenakan banyak diantara mereka berada pada keluarga prasejahtera. 2. Cara asuh orangtua dalam tumbuh kembang anak belum optimal karena keterbatasan

pendidikan orang tua.

3. Partisipasi orang tua dalam kegiatan BKB masih kurang karena keterbatasan pengetahuan, keterampilan, dan juga alokasi waktu mereka selain bekerja.

4. Usia harapan hidup Lansia di keluarahan Klitren tinggi namun jumlah kader BKL belum memadai sehingga menimbulkan ketimpangan dalam pelayanannya.

5. Masih terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM baik bagi kader BKB maupun BKL sehingga perlu penambahan kader.

6. Peran keluarga dalam kegiatan tersebut BKL dan BKB belum maksimal sehingga masyarakat perlu digerakkan melalui pelatihan yang memberdayakan potensi demografi daerah tersebut.

7. Belum semua RW di Kelurahan Klitren menyelenggarakan kegiatan BKB dan BKL secara rutin.

Selain itu, berdasarkan identifikasi masalah maka permasalahan yang akan menjadi fokus pada program pengabdian masyarakat ini adalah pada:

1. Bagaimana upaya meningkatkan pengetahuan kader BKB dan BKL di Kelurahan Klitren?

2. Bagaimana upaya meningkatkan keterampilan kader dalam melaksanakan program-program kegiatan BKB dan BKL?

3. Bagaimana cara mengembangkan kepedulian dan partisipasi kader BKB dan BKL untuk memotivasi keluarga balita dan lansia?

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengembangan pengetahuan kader BKB dan BKL dalam memberikan layanan dalam kegiatan BKB dan BKL.

2. Meningkatan ketrampilan kader BKB dan BKL agar lebih aktif dan giat di dalam menyelenggarakan program.

3. Memotivasi keluarga yang mempunyai balita dan lansia untuk hadir dalam kegiatan pertemuan rutin BKB dan BKL.

(9)

9 4. Memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan BKB

dan BKL.

Melalui beberapa tujuan yang yang ditetapkan, program pengabdian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:

1. Berkembangnya pengetahuan kader BKB dan BKL dalam memberikan layanan dalam kegiatan BKB dan BKL.

2. Meningkatnya ketrampilan kader BKB dan BKL agar lebih aktif dan giat di dalam menyelenggarakan program.

3. Termotivasinya keluarga yang mempunyai balita dan lansia untuk hadir dalam kegiatan pertemuan rutin BKB dan BKL.

4. Termotivasinya masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan BKB dan BKL.

BAB II METODE PELAKSANAAN

Sasaran kegiatan ini adalah kader BKB dan BKL se-kelurahan Klitren sebanyak 50 orang. Untuk mencapai tujuan program ini, metode yang akan digunakan adalah:

1. Metode diskusi terfokus (focused group discussion). Metode ini ditujukan untuk mengukur dan menampung kebutuhan kader beserta hambatan-hambatannya dalam menjadi kader BKB dan BKL.

2. Metode caramah bervariasi, yaitu untuk memberikan informasi dan motivasi tentang pemberdayaan kader BKB dan BKL.

3. Metode kerja kelompok (workshop), yaitu memberikan kesempatan kepada kelompok sasaran untuk melakukan praktek dalam melakukan program kegiatan BKB dan BKL.

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PPM Hasil dan pembahasan

Pelaksanaan kegiatan program pengabdian pada masyarakat di kelurahan Klitren secara umum sudah berjalan dengan lancar dan berhasil tepat mencapai tujuan yang direncanakan semula. Berdasarkan evaluasi pre dan post test dalam kegiatan tersebut, hasil menunjukkan bahwa para kader BKB dan BKL mengalami peningkatan dalam hal pelayanan. Selain dari materi yang diperoleh dari pemateri tim pengabdi, para peserta juga saling bertukar pengalaman dan pikiran mengenai pengelolaan dan pelaksanaan program-program BKB dan BKL.

(10)

10 Dalam proses kegiatan, para peserta juga berkesempatan untuk berkreasi membuat metode pembelajaran melalui drama, lagu, tari, dan dongeng. Para peserta telah bekerja sama dalam kelompok-kelompok untuk membuat dan mempraktikannya dan dilanjutkan evaluasi dari para peserta lain. Setelah aktivitas tersebut, para peserta semakin giat dan termotivasi untuk menggalakkan kegiatan BKB dan BKL di lingkungan tempat mereka tinggal. Indikasi ini dilihat dari hasil evaluasi paska pelaksanaan program yang dilakukan dengan sarasehan.

Dari segi kehadiran peserta, pada hari Jumat tanggal 22 Agustus 2014 hadir sebanyak 54 orang sedangkan tim pengabdi 6 orang yang terdiri dari dosen dan mahasiswa. Sedangkan pada hari berikutnya, Sabtu 23 Agustus 2014, Peserta yang hadir berjumlah 45 orang dan tim pengabdi 6 orang.

Pada hari kedua, kader BKB dan BKL tidak dapat menghadiri program pengabdian semua dikarenakan ada kepentingan lain yang bertepatan dengan agenda PPM pada hari itu. Pada awalnya program akan dilaksanakan selama tiga hari yaitu dari tanggal 22 sampai tanggal 24 Agustus 2014. Namun dikarenakan ada agenda yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan, yaitu pertemuan dengan orang tua mahasiswa baru, maka kegiatan PPM dipadatkan menjadi 2 hari. Walau demikian, substansi materi atau jumlah keseluruhan jam tidak terkurangi karena pada hari Sabtu tanggal 23 Agustus 2014 telah dialokasikan waktu yang lebih dari yang direncanakan semula. Secara keseluruhan alokasi waktu pelaksanaan PPM ini telah mencapai 24,5 jam.

Pada kesempatan pengabdian ini selain tim telah berhasil memfasilitasi para peserta untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, tim pengabdi juga telah mengidentifikasi keperluan untuk memberikan pendampingan lebih lanjut berkenaan dengan pengelolaan kader BKB dan BKL di kelurahan Klitren. Kenyataan bahwa jumlah kader yang terbatas, bahkan tidak tersedia pada tingkat RW telah menginspirasi tim pengabdi betapa pentingnya para kader BKB dan BKL untuk dikembangkan peran dan potensinya. Mengingat jumlah lansia dan balita yang terus bertambah, tim pengabdi perlu memprioritaskan bahwa selanjutnya perlu untuk dibentuk kader BKB dan BKL pada tingkat RW sehingga pembinaan masyarakat terutama mereka yang telah lanjut usia dan balita dapat dilakukan dengan maksimal. Mulai bulan September ini di tiap-tiap RW segera akan membentuk kelompok BKL dan BKB dan tim pengabdi akan memberikan pendampingan.

Keberhasilan pelaksanaan program pengabdian ini didukung oleh beberapa faktor misalnya:

1. Antusiasme para kader BKB dan BKL sebagai pesesrta dalam program pengabdian ini.

(11)

11 2. Kesadaran antar para kader untuk berbagi pengalaman dalam menjalankan

tugasnya dalam masyarakat.

3. Dukungan dari pemerintah desa dalam menyelenggarakan pelayanan yang optimal bagi para balita dan lansia.

Namun demikian, kegiatan pengabdian ini masih mengalami beberapa kendala misalnya: 1. Kegiatan pengabdian bertepatan dengan agenda-agenda lain yang dimiliki oleh

para peserta dan juga pengabdi sehingga perlu diadakan kesepakatan mengenai waktu yang sesuai untuk melaksanakan program pengabdian ini.

2. Masyarakat yang tertarik untuk menjadi kader BKB dan BKL masih terbatas jumlahnya sehingga menyulitkan bagi para kader yang sudah aktif dalam menjalankan tugas-tugasnya maupun untuk keperluan regenerasi para kader.

BAB IV PENUTUP

Adanya kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kader BKB dan BKL telah membuat para kader yang ada di Desa Klitren antusias. Ketertarikan mereka untuk terlibat dan turut serta dalam program ini semata didasari oleh kesadaran bahwa balita dan lansia perlu memperoleh penanganan khusus yang dapat membantu mereka mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Adanya program pelatihan ini telah membantu para kader untuk saling berbagi cerita seputar kendala dan strategi dalam menghadapi persoalan yang timbul pada masyarakat. Dengan difasilitasinya para peserta untuk brain storming mengenai ragam persoalan dan topik-topik masalah yang menarik untuk dikaji, pelatihan ini dapat berjalan dengan lancar menjawab seputar kebutuhan para kader untuk melanjutkan pengabdian dalam wadah BKB dan BKL. Beberapa tujuan yang telah ditetapkan di awal telah dicapai dan bahkan memantik keinginan para kader untuk lebih menggalakkan program BKB dan BKL di lingkungan Desa Klitren. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa program pengabdian masyarakat ini telah mencapai tujuan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi Sudjana. (2005). Metode dan Teknik Pembalajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.

Slamet Saksono. (1988). Adminstrasi Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius.

Zaenuddin Arif. (2002). Pengelolaan dan Pemberdayaan PKBM. Makalah: Lokakarya Penyusunan Kurikulum Inti Prodi PLS tanggal 22-24 Agustus 2002 di PPS UNY.

(12)

12 Yogyakarta.

Kantor BKKN Kota Yogyakarta. (2012). KKA (Kartu Kembang Anak) : Kantor BKKBN Kota Yogyakarta.

Kantor BKKN Kota Yogyakarta. (2012). Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh KembangAnak: Kantor BKKN Kota Yogyakarta.

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

LAMPIRAN FOTO

Gambar 01. Pembukaan kegiatan PPM

(26)

Gambar 03. Para peserta kegiatan PPM

(27)

Gambar 05. Simulasi role playing para peserta

(28)

Gambar 07. Simulasi permainan oleh para peserta

(29)

Gambar 09. Keaktifan peserta terlibat dalam kegiatan (berbagi gagasan untuk pengembangan BKB dan BKL)

(30)

PRETES UNTUK KADER BKB

1. Apa singkatan dari BKB ? Jawaban:

2. Apa singkatan dari PLKB ? Jawaban:

3. Apa yang dimaksud dengan APE ? Jawaban:

4. Manfaat mengikuti BKB a. Bagi orang tua (2): b. Bagi anak:

5. Siapa yang dimaksud dengan Kader BKB ? Jawaban:

6. Sebutkan syarat – syarat menjadi kader ? Jawaban:

7. Sebutkan tugas kader ? Jawaban:

8. Sikap kader dalam kegiatan ? Jawaban:

9. Apa singkatan dari KMS ? Jawaban:

10. Apa singkatan dari posyandu ? Jawaban:

11. Sampai umur berapa ASI EKSKLUSIF diberikan pada bayi? Jawaban:

12. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor apa saja ? a.

(31)

c. d.

13. Aspek-aspek perkembangan anak yang perlu mendapat perhatian apa saja a. b. c. d. e. f. g.

14. Apa arti KKA ? Jawaban:

15. Siapa yang harus mengisi KKA ? Jawaban:

16. Kapan KKA harus diisi ? Jawaban:

17. Sebutkan media interaksi yang digunakan orang tua dalam proses perkembangan anak a.

b. c.

18. Apa manfaat bermain bagi anak ? Jawaban:

19. Sebutkan kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi orang tua a.

b. c.

20. Sebutkan imunisasi yang harus diberikan pada anak ? Jawaban:

(32)

POST UNTUK KADER BKB

1. Apa singkatan dari BKB ? Jawaban:Bina Keluarga Balita 2. Apa singkatan dari PLKB ?

Jawaban:Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana 3. Apa yang dimaksud dengan APE ?

Jawaban:Alat Permainan Edukatif 4. Manfaat mengikuti BKB

a. Bagi orang tua (2):Pandai Mengurus dan merawat anak, serta membagi waktu dan mengasuh anak. - Luas wawasan dan pengetahuannya tentang pola meningkatkan keterampilannya dalam mengasuh anak dan mendidik balita. - Baik dalam cara pembinaan anaknya.

b. Bagi anak: Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkepribadian luhur, -tumbuh dan berkembang secara optimal,cerdas, terampil dan sehat, - memiliki dasar kepribadian yang kuat guna perkembangan selanjutnya.

5. Siapa yang dimaksud dengan Kader BKB ?

Jawaban: Kader BKB adalah anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela dalam membina dan memberikan penyuluhan kepada Orang Tua tentang bagaimana cara mengasuh dan merawat anak dengan baik dan benar.

6. Sebutkan syarat – syarat menjadi kader ? Jawaban:

a). Laki-laki atau perempuan tinggal dalam kegiatan mempunyai minat terhadap anak.

b). Dapat membaca dan menulis menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa setempat. c). Bersedia bekerja secara sukarela

d). Mampu berkomunikasi dengan orang tua balita secara baik. 7. Sebutkan tugas kader ?

Jawaban:

- Memberikan penyuluhan sesuai dengan materi yang telah ditentukan - Mengadakan pengamatan perkembangan peserta BKB dan anak Balita - Memberikan pelayanan dan mengadakan kunjungan ke rumah.

- Memotivasi orang tua untuk mengasuh anak yang mengalami masalah tumbuh kembang

(33)

8. Sikap kader dalam kegiatan ? Jawaban:

- Ramah, menghargai para orang tua/ peserta BKB

- Mendorong dan mengajak orang tua / peserta BKB untuk menerapkan bahan – bahan yang baru dipelajari.

- Tidak bersikap menggurui, bersama orang tua / peserta BKB mencari cara terbaik yang dapat diterapkan.

- Mendorong Orang tua / peserta BKB untuk berbagi pengalaman tentang cara-cara pembinaan balita.

- Tidak membedakan Antara peran ayah dan peran ibu dalam mengasuh dan mendidik anak.

9. Apa singkatan dari KMS ? Jawaban: Kartu Menuju Sehat 10. Apa singkatan dari posyandu ?

Jawaban: Pos Pelayanan terpadu

11. Sampai umur berapa ASI EKSKLUSIF diberikan pada bayi? Jawaban: 6 Bulan

12. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor apa saja ? a. Bawaan

b. Lingkungan

c. Tumbuh Kembang anak berjalan bertahap atau bertingkat-tingkat d. Setiap anak berkembang sebagai individu yang unik

13. Aspek-aspek perkembangan anak yang perlu mendapat perhatian apa saja a. Perkembangan kemampuan gerakan kasar

b. Perkembangan kemampuan gerakan halus

c. Perkembangan kemampuan memahami apa yang dikatakan

d. Perkembangan kemampuan berbicara ( komunikasi aktif/ orang lain/ komuniasi pasif

e. Perkembangan kemampuan kecerdasan

f. Perkembangan kemampuan menolong diri sendiri

g. Perkembangan kemampuan bergaul ( tingkah laku sosial) 14. Apa arti KKA ?

Jawaban:

Kartu Kembang Anak

15. Siapa yang harus mengisi KKA ?

(34)

16. Kapan KKA harus diisi ?

Jawaban: KKA pertama kali diisi ketika balita hadir pertama kali pada pertemuan penyuluhan BKB dan pengisian dilanjutkan setiap bulan setelah pertemuan penyuluhan.

17. Sebutkan media interaksi yang digunakan orang tua dalam proses perkembangan anak a. Kegiatan bermain

b. Dongeng dan cerita

c. Musik / Lagu / nyanyian atau gerak 18. Apa manfaat bermain bagi anak ?

Jawaban:

- Bermain merupakan sumber belajar

- Permainan yang memerlukan tenaga, lari, loncat, memanjat dan lain-lain akan meningkatkan dan menerampilkan anggota badan anak

- Bermain mendorong anak untuk kreatif

- Bermain membantu mengembangkan kepribadian yang baik, seperti bekerja sama, bertanggung jawab mematuhi peraturan dan sebagainya

- Dengan bermain anak akan mengenal dirinya dengan lebih baik sehingga anak belajar pengenalan dan secara sehat.

- Bermain dapat digunakan sebagai penyalur keinginan kebutuhan anak yang tidak terpenuhi, anak dapat membantu pekerjaan yang dilakukan orangtua nya melalui bermain misal, main masak-masakan, dokter-dokteran.

- Dengan bermain bersama kedua orang tuanya dan anak akan lebih dekat. 19. Sebutkan kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi orang tua

a. Kebutuhan kesehatan dan gizi b. Kebutuhan kasih sayang c. Kebutuhan stimulasi

20. Sebutkan imunisasi yang harus diberikan pada anak ? Jawaban:

Secara lengkap dan tepat waktu

Usia Imunisasi 0-7 hari Hepatitis B1 1 bulan BCG

2 Bulan Hepatitis B2, DPT1, Polio1 3 Bulan Hepatitis B3, DPT2, Polio2 4 Bulan DPT3. Polio3

(35)

PRETES UNTUK KADER LANSIA

1. Apa singkatan dari BKL ? Jawaban:

2. Apa tujuan BKL ? Jawaban:

3. Apa peran lansia dalam keluarga ? a.

b.

4. Apa peran lansia dalam masyarakat ? a.

b.

5. Sebutkan peran keluarga dalam pembinaan lansia ? a.

b. c. d. e.

6. Makanan bergizi apa yag harus diberikan sesuai dengan kebutuhan lansia ? a.

b. c. d. e.

7. Apa singkatan dari Lansia Bahagia ? a. B b. A c. H d. A e. G f. I g. A

8. Apa yang mempengaruhi timbulnya penyakit pada lansia ? a.

b. c.

(36)

10. Kondisi psikis lansia mencakup apa saja, sebutkan ? a.

b. c. d.

11. Perubahan apa yang terjadi pada perasaan lansia a.

b. c.

12. Apa pengertian lanjut usia ? Jawaban:

13. Apa yang dimaksud keluarga lanjut usia ? Jawaban:

14. Apa tugas dan fungsi KADER ? Jawaban:

15. Apa singkatan PLKB ? Jawaban:

16. Sebutkan syarat – syarat menjadi kader lansia ? Jawaban:

17. Menurut bapak/ ibu jumlah lansia di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat atau turun ( pilih salah satu )

Jawaban:

18. Apa yang diperlukan lansia dari keluarganya ? Jawaban:

19. Apa yang dimaksud dengan lansia produktif ? Jawaban:

20. Sebutkan sasaran BKL baik langsung maupun tidak langsung ? Jawaban:

(37)

POST UNTUK KADER LANSIA

1. Apa singkatan dari BKL ? Jawaban: Bina Keluarga Lansia 2. Apa tujuan BKL ?

Jawaban: Untuk memperbaiki kesejahteraan Lansia melalui peningkatan kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan lansia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, hidup sehat, Mandiri, produktif serta bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat selama mungkin.

3. Apa peran lansia dalam keluarga ?

a. Sebagai Penasehat atau pembimbing keluarga dan anak, sanak saudara di lingkungan keluarga.

b. Sebagai panutan dalam keluarga

c. Mengamalkan pengetahuan, kearifan dan pengalaman yang baik dan berharga kepada anak cucu dan generasi muda

d. Membantu meningkatkan pendapatan keluarga 4. Apa peran lansia dalam masyarakat ?

a. Dalam usia yang sudah lanjut lansia harus berperan dan mampu menempatkan diri sebagai orang yang telah meniba pengalaman. Oleh karena itu para lansia

diharapkan tetap aktif bergaul dalam masyarakat.

b. Dalam hal ini sesuai dengan usianya yang telah lanjut maka peran lansia lebih bersifat mengayomi dan lebih arif bertindak ditengah-tengah masyarakat. 5. Sebutkan peran keluarga dalam pembinaan lansia ?

a. Memberikan dorongan, kemudahan dan fasilitas bagi lansia untuk mengamalkan kemampuan dan keterampilan, kearifan yang dimiliki.

b. Mengembangkan kehidupan beragama. c. Pembinaan psikis dan mental

d. Pembinaan sosial ekonomi dan budaya

6. Makanan bergizi apa yag harus diberikan sesuai dengan kebutuhan lansia ? a. Makan makanan yang beraneka ragam dan bergizi

b. Hindari makanan yang menganduk lemak berlebihan

c. Banyak makan makanan yang mengandung serat ( sayur dan buah-buahan) d. Kurangi garam dapur dan makanan yang diawetkan

e. Upayakan berat badan agar tidak berlebihan 7. Apa singkatan dari Lansia Bahagia ?

a. Berat badan berlebihan supaya dihindari b. Aturlah amkanan sehingga seimbang c. Hindari faktor resiko penyakit degeneratif

(38)

e. Gerak badan teratur wajib terus dilakukan f. Iman dan ibadah ditingkatkan

g. Awasi kesehatan dengan memeriksakan badan secara teratur 8. Apa yang mempengaruhi timbulnya penyakit pada lansia ?

a. Kemunduran daya tahan tubuh b. Pola hidup

c. Keadaan lingkungan

9. Sebutkan macam-macam penyakit yang sering diderita lansia ? a. Stroke

b. Penyakit Jantung Koroner c. Diabetes militus

d. Penyakit tulang/ Osteophorosis

10. Kondisi psikis lansia mencakup apa saja, sebutkan ?

a. Kemampuan berfikir: kemampuan seseorang untuk menangkap, mengolah dan menilai suatu permasalahan

b. Emosi : Keadaan perasaan seseorang misalnya stabil atau tidak stabil, sedih atau senang, terkendali atau tak terkendali

c. Sikap : Kesiapan seseorang untuk bertindak sesuai perasaan dan pikirannya d. Perilaku : Tindakan atau perbuatan seseorang terhadap diri sendiri oaring lain dan

lingkungannya

11. Perubahan apa yang terjadi pada perasaan lansia

a. Adanya perasaan tidak berguna dan tidak dibutuhkan sehingga muncul keinginan untuk diakui orang lain

b. Adanya penurunan dalam menyatakan emosi lansia merasa sulit untuk menampilkan perasaannya secara terbuka

12. Apa pengertian lanjut usia ? Jawaban:

Seseorang yang telah mencapai Usia 60 tahun atau lebih. 13. Apa yang dimaksud keluarga lanjut usia ?

Jawaban: Keluarga yang didalamnya terdapat anggota yang lanjut usia atau keluarga yang seluruh anggotanya lanjut usia.

14. Apa tugas dan fungsi KADER ? Jawaban:

a. Mengelola administrasi kelompok BKL

b. Melakukan penyuluhan atau pembinaan kepada lansia atau keluarganya c. Melakukan kunjungan rumah

d. Melakukan pembinaan e. Melakukan rujukan f. Melakukan pencatatan

(39)

15. Apa singkatan PLKB ?

Jawaban: Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana 16. Sebutkan syarat – syarat menjadi kader lansia ?

Jawaban:

a. Wanita atau pria telah berkeluarga dan aktif dimasyarakat

b. Dapat membaca dan menulis huruf latin, serta dapat berkomunikasi dengan baik c. Bertempat tinggal di sekitar kegiatan

d. Sehat jasmani dan rohani

e. Bersedia mengikuti latihan atau magang f. Bersedia menjadi kader

g. Menjalankan tugas secara sukarela

17. Menurut bapak/ ibu jumlah lansia di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat atau turun ( pilih salah satu )

Jawaban: Meningkat

18. Apa yang diperlukan lansia dari keluarganya ? Jawaban:

a. Memberikan rasa aman dan kehangatan

b. Meningkatkan kepedulian dan perannya dalam melayani para lansia c. Merawat agar lansia hidup dengan nyaman, bahagia dalam sisa usianya d. Pemenuhan di bidang ekonomi, psikososial, dan kesehatan fisik

19. Apa yang dimaksud dengan lansia produktif ?

Jawaban: Lansia yang fungsi psikisnya stabil dan fisiknya kuat 20. Sebutkan sasaran BKL baik langsung maupun tidak langsung ?

Jawaban:

Secara langsung :

a. Keluarga yang mempuyai anggota lansia b. Keluarga yang seluruh anggotanya lansia c. Pra- Lansia ( 45-59 tahun)

Tidak Langsung :

a. Tokoh agama dan masyarakat

b. Lembaga swadaya dan organisasi masyarakat c. Instansi pemerintah dan swasta

d. Anggota masyarakat

(40)

Media Interaksi Keluarga dengan

Balita

Nanang Erma Gunawan

PPM Klitren 2014

(41)

Pengertian

Media interaksi 

alat bantu

:

a. mendidik,

b. melatih dan

c. membimbing pertumbuhan & perkembangan

kemampuan anak balita,

Manfaat

perangsang dan pendorong proses

belajar.

(42)

Sarana

(43)
(44)
(45)
(46)

Manfaat

1. Mempengaruhi panca indera, otot badan, dan

gerakan kinestetik

2. Memberikan kesempatan mendapat

pengalaman baru baik sendiri maupun melalui

pengamatan

3. Mengakrabkan hubungan orang tua atau

keluarga dengan anak.

(47)

Pengaruh media interaksi

Mudah penyampaian pesan pendidikan

Hubungan orang tua dan anak semakin dekat

Rasa gembira anak dan orang tua

Melestarikan budaya: permainan, tari,

dongeng, dan semacamnya

Perkembangan panca indera dan fungsinya

Kebebasan dan kesempatan untuk

(48)

Memilih media

Aman

Mampu merangsang

Sesuai dengan minat anak

Bahan mudah diperoleh

(49)

Beberapa Tips

1. Menjalin hubungan yang menyenangkan

bersama anak: Santai, menghibur, dan penuh

kasih sayang

2. Tidak bersikap keras  tidak nyaman bagi

anak

3. Dorong rasa percaya diri dan kemandirian

4. Tidak membanding-bandingkan anak

(50)

6. Kegagalan bukanlah sesuatu yang serius

7. Orang tua adalah pendengar yang baik

(51)

Kegiatan

Kelas dibagi menjadi 4 kelompok.

Masing-masing kelompok mempraktikkan media

interaksi:

1. Dongeng

2. Musik/ nyanyian

3. Permainan tradisional

(52)
(53)
(54)

PERAN KELUARGA DALAM MENSTIMULASI

KEBUTUHAN ANAK

Oleh:

Arumi Savitri Fatimaningrum, S. Psi., M.A.

Pendahuluan

Stimulasi atau rangsangan diperlukan pada masa perkembangan anak agar potensi yang dimilikinya dapat berkembang. Hal ini sangatlah penting, sehingga perlu mendapat perhatian khusus (Soetjiningsih, 2001). Stimulasi adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya dimulai sejak janin berusia enam bulan di dalam kandungan), dilakukan setiap hari oleh ibu atau pengasuh, dengan cara bermain, penuh kasih sayang, dan dalam suasana gembira.

Berdasarkan teori Brofenbrenner mengenai sistem ekologi dalam daur perkembangan manusia, dapat dilihat apabila mikrosistem merupakan struktur sistem yang paling dekat dengan individu, dalam hal ini adalah anak, serta berhubungan langsung dalam proses tumbuh dan kembang sepanjang hidupnya. Mikrosistem terdiri atas sekolah, lingkungan, dan keluarga. Untuk menyiapkan anak menjadi pribadi yang ideal diperlukan peran pendidikan sekolah sebesar 20%, pendidikan lingkungan sebesar 20%, dan pendidikan keluarga sebesar 60%. Dengan demikian dapat kita lihat besarnya peran keluarga dalam proses pendidikannya sepanjang hayat.

Pengertian Keluarga

Keluarga dalam bahasa Sansekerta berasal dari kata "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota". Merupakan sebuah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Disajikan dalam Kegiatan PPM Pusdi PAUD-Insula UNY di Kelurahan Klitren, Yogyakarta 22 Agustus 2014

(55)

Menurut Salvicion dan Celis (1998), di dalam keluarga terdapat dua atau lebih pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Nuclear vs Extended Family

Nuclear family atau keluarga inti adalah susunan keluarga yang terdiri

atas suami-istri atau ayah-ibu beserta anak-anaknya, baik yang merupakan anak kandung, tiri, maupun adopsi.

Extended family atau keluarga besar adalah susunan keluarga yang

sudah diperluas dalam lingkup yang lebih besar, seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan sebagainya.

Fungsi Keluarga

Menurut M.I. Soelaeman, fungsi keluarga adalah:

1. Fungsi edukasi: berkaitan dengan pendidikan anak, khususnya dalam pembinaan anggota keluarga.

2. Fungsi sosialisasi: membantu dan mendidik anak agar menjadi pribadi yang mantap, serta mempersiapkan menjadi anggota masyarakat yang baik.

3. Fungsi proteksi/perlindungan: dapat dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman, meliputi fungsi edukasi dan sosialisasi.

4. Fungsi afeksi/perasaan: berkaitan dengan iklim emosional keluarga, kehangatan yang terpancar dari seluruh gerakan, ucapan, mimik, serta perbuatan orangtua.

5. Fungsi religius: keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak semua anggota keluarga ke dalam kehidupan beragama.

6. Fungsi ekonomis: keluarga merupakan suatu kesatuan ekonomis, fungsi keluarga adalah pencarian nafkah, perencanaannya, pembelanjaan, dan pemanfaatannya.

7. Fungsi rekreasi: tidak semata-mata bermakna keluarga sering pergi bertamasya atau berpesta, tetapi lebih kepada suasana dalam keluarga yang

(56)

damai, jauh dari ketegangan batin, segar, santai, dan memberikan perasaan terlepas dari ketegangan.

8. Fungsi biologis: terkait dengan kebutuhan fisik, seperti makan, minum, istirahat, kesehatan, kebugaran, dan juga seksual.

Peran Keluarga dalam Perkembangan Anak

Dacey (dalam Utami Munandar, 1999) menjelaskan beberapa faktor lingkungan keluarga yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:

a. Faktor genetis dan pola asuh yang mempengaruhi kebiasaan anak.

b. Aturan perilaku, orangtua sebaiknya tidak banyak menentukan aturan perilaku dalam keluarga. Orangtua hanya perlu menentukan dan meneladankan/mencontohkan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga, serta mendorong anak-anak untuk berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai tersebut.

c. Sikap orangtua yang humoris dan suka bercanda dalam kehidupan sehari-hari memberikan warna dalam kehidupan anak.

d. Pengakuan dan penguatan terhadap tanda-tanda kemampuan, bakat, atau potensi khusus pada masa yang tepat, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan anak.

e. Gaya hidup orangtua, kebanyakan anak memiliki minat yang sama dengan orangtuanya.

f. Trauma, anak yang banyak mengalami trauma dapat menimbulkan gangguan maupun belajar dari pengalamannya tersebut.

Beberapa peran orangtua dalam perkembangan anak meliputi memelihara kesehatan fisik dan mental, meletakkan dasar kepribadian pada anak, membimbing dan memotivasi, memberikan fasilitas, menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan kondusif (Gina Anggun Prabawani, 2011). Selanjutnya Gina Anggun Prabawani (2011) juga menjelaskan temuannya mengenai stimulasi yang diberikan orangtua meliputi upaya untuk mengikutkan anak pada saat berinteraksi sosial dengan orang lain, menunjukan rasa mencintai dan bangga pada kemampuan anak, memberi kebebasan pada anak untuk bermain di luar, serta membantu anak untuk mengembangkan kemampuan komunikasi.

(57)

Menurut Shochib, ada delapan hal yang perlu dilakukan orangtua dalam membimbing anaknya, yaitu:

1. Perilaku yang patut dicontoh, artinya, setiap perilakunya tidak sekedar bersifat mekanik, tetapi harus didasarkan pada kesadaran bahwa perilakunya akan ditiru dan diidentifikasi oleh anak-anaknya. Oleh karena itu aktualisasi perilakunya harus senantiasa didasarkan pada ketaatan terhadap nilai-nilai keluarga.

2. Kesadaran diri harus ditularkan pada anak-anaknya dengan mendorong mereka agar mampu melakukan introspeksi melalui komunikasi dialogis, baik secara verbal maupun nonverbal tentang perilaku yang taat akan nilai-nilai keluarga. Karena dengan komunikasi yang dialogis akan menjembatani kesenjangan dan tujuan di antara orangtua dan anak-anaknya.

3. Komunikasi dialogis yang terjadi antara orangtua dan anak-anaknya, terutama yang berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk memecahkan permasalan, berkenaan dengan nilai-nilai keluarga. Dengan kata lain, orangtua mampu melakukan kontrol terhadap perilaku-perilaku anaknya agar tetap memiliki dan meningkatkan nilai-nilai keluarga sebagai dasar berperilaku.

4. Upaya untuk menyuburkan ketaatan anak-anak terhadap nilai-nilai keluarga data diaktualisasikan dalam menata lingkungan fisik yang disebut momen fisik. Hal ini akan mendukung terciptanya iklim yang mengundang anak berdialog terhadap nilai-nilai keluarga yang dituju. Misalnya adanya hiasan dinding, mushola, lemari, atau rak-rak buku yang berisi buku agama yang mencerminkan nafas agama; ruangan yang bersih, teratur, dan barang-barang yang tertata rapi mencerminkan nafas keteraturan dan kebersihan; pengaturan tempat belajar dan suasana yang sunyi mencerminkan nafas kenyamanan dan ketenangan anak dalam belajar, pemilihan tempat tinggal dapat mengaktifkan dan membiasakan anak-anak dengan nilai-nilai keluarga yang diinginkan keluarga.

5. Penataan lingkungan fisik yang melibatkan anak-anak dan dekat dengan minatnya akan menjadikan anak semakin kokoh dalam memiliki nilai-nilai keluarga dan semakin termotivasi untuk meningkatkannya. Hal tersebut akan terjadi jika orangtua terus mengupayakan anak-anak untuk semakin dekat, akrab, dan intim dengan nilai-nilai keluarga.

(58)

6. Penataan lingkungan sosial dapat menghadirkan situasi kebersamaan antara anak-anak dengan orangtua. Situasi kebersamaan merupakan sarat utama bagi terciptanya penghayatan dan pertemuan makna antara orangtua dan anak-anak. Pertemuan makna ini merupakan tujuan utama dari penataan lingkungan sosial yang mengarah pada penataan lingkungan pendidikan. 7. Penataan lingkungan pendidikan akan semakin bermakna bagi anak jika

mampu menghadirkan iklim yang mendorong kejiwaannya untuk mempelajari nilai-nilai keluarga.

8. Penataan suasana psikologis semakin kokoh jika nilai-nilai keluarga secara transparan dijabarkan dan diterjemahkan menjadi tatanan sosial serta budaya dalam kehidupan keluarga. Inilah yang dinamakan penataan sosio-budaya dalam keluarga.

Dari kedelapan pola pembinaan terhadap anak di atas sangat diperlukan sebagai panduan dalam membuat perubahan dan pertumbuhan anak, memelihara harga diri anak, dan dalam menjaga hubungan erat antara orangtua dengan anak.

Faktor penentu sikap orangtua dan dampaknya terhadap perkembangan anak

Beberapa faktor penentu bagaimana sikap orangtua secara langsung yang mempengaruhi perkembangan anaknya adalah:

1) Kebebasan, orangtua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cenderung mempunyai anak kreatif. Tidak otoriter, tidak membatasi kegiatan anak dan mereka tidak cemas mengenai anak mereka.

2) Respek, biasanya anak yang cerdas dan kreatif mempunyai orangtua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka, dan menghargai keunikan anak. Anak-anak ini secara alamiah mengembangkan kepercayaan diri untuk berani melakukan sesuatu yang orisinal.

3) Kedekatan emosi yang sedang, kreativitas anak dapat dihambat dengan uasana emosi yang mencerminkan rasa permusuhan,penolakan, atau rasa erpisah. Tetapi keterikatan emosi yang berlebih juga tidak menunjang pengembangan kreativitas anak. Anak perlu merasa bahwa ia diterima dan disayangi tetapi seyogyanya tidak menjadi terlalu tergantung kepada orangtua.

(59)

4) Prestasi, bukan angka, orangtua menghargai prestasi anak; mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan karyakarya yang baik. Bagi mereka mencapai angka tertinggi kurang penting dibandingkan imajinasi dan kejujuran.

5) Orangtua aktif dan mandiri, sikap orangtua terhadap diri sendiri amat penting, karena orangtua menjadi model utama bagi anak. Orangtua merasa aman dan yakin tentang diri sendiri, tidak mempedulikan status sosial, dan tidak terlalu terpengaruh oleh tuntutan sosial.

6) Menghargai kreativitas, anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orangtua untuk melakukan hal-hal yang kreatif. Charles Dickens, penulis buku cerita anak yang ternama, sering mengunjungi teater ketika ia masih anak; ayahnya sering bercerita kepadanya, dan pengasuhnya sering menceritakan cerita yang seram sebelum tidur.

Sikap orangtua yang menunjang pengembangan potensi anak

Dari berbagai penelitian diperoleh hasil bahwa sikap orangtua yang memupuk potensi anak adalah:

1) Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya 2) Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal 3) Membolehkan anak untuk mengambil keputusan sendiri

4) Mendorong anak untuk banyak bertanya

5) Menyakinkan anak bahwa orangtua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan dan dihasilkan

6) Menunjang dan mendorong kegiatan anak 7) Menikmati keberadaannya bersama anak

8) Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak. 9) Mendorong kemandirian anak dalam bekerja

Gambar

Tabel 1. Batas Administratif
Tabel 3. Matapencaharian Penduduk
Gambar 01. Pembukaan kegiatan PPM
Gambar 03. Para peserta kegiatan PPM
+4

Referensi

Dokumen terkait

14 Year 2012 on Power Supply Business Activity : Article 8: power supply business for public need is carried out in line with General Plan of Electricity and

Hasil analisis survai pembiasan seismik yang diperolehi dari data primer menunjukkan bahwa keempat metode analisis tersebut dapat menunjukkan profil lapisan tanah dengan

Masalah yang terjadi di lokasi P2M ini adalah pengetahuan dan keterampilan para guru dalam pembuatan media simulasi praktikum IPA SMP sangat kurang. Padahal,

Saya memberi izin untuk tetap menyimpan sisa bahan pemeriksaan untuk dipakai pada penelitian berikutnya dengan jenis dan waktu penelitian yang berbeda atas

JUDUL ALAT KELENGKAPAN DEWAN RAPAT BAMUS/RAPAT KONSULTASI PENGGANTI BAMUS RAPAT PARIPURNA TAHUN

Dari hasil simulasi, pemberian kebijakan secara parsial tidak berpengaruh signifikan dan terjadi trade off terhadap perkembangan perumahan dan apartemen. Sehingga

Provinsi Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur DAFTAR NAMA CALON PESERTA DIKLAT GURU PEMBELAJAR MODA DARING KOMBINASI BAGI GURU

Keunggulan metode brainstorming terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, ide dan gagasannya tanpa perlu di