• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SEJ 1106282 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SEJ 1106282 Chapter3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi, yakni “Peranan Ade Moelyana Dalam Mengembangkan Seni Lukis Dari Limbah Pelepah Pisang di Cimahi Kajian Historis Tahun 1969-2010”. Permasalahan pokok yang dikaji dalam penelitian, yaitu perkembangan seni lukis pelepah pisang di Cimahi dan keterkaitannya dengan potensi ekonomi dari seni lukis pelepah pisang yang terabaikan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode historis atau metode sejarah. Menurut Louis Gottschlak dalam (Abdurahman, 2007, hlm. 54) metode sejarah mengandung pengertian sebagai “proses menguji dan menganalisis kesaksian sejarah guna menemukan data yang autentik dan dapat dipercaya, serta menuliskan hasilnya berdasarkan fakta yang telah diperoleh yang disebut historiografi.

Menurut Ismaun dalam (2005, hlm. 34), prosedur sejarawan dalam melakukan penelitian sejarah terdiri atas empat tahap, yaitu :

1. Heuristik adalah yaitu sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau mencari sumber sejarah atau evidensi sejarah

(Sjamsuddin, 2007, hlm. 88). Pada tahap pertama penulis melakukan proses mencari, menemukan dan mengumpulkan data-data mengenai seni lukis pelepah pisang, kondisi umum masyarakat di sekitar Jalan Amir Mahmud Kecamatan Cimahi Tengah. Penulis berusaha mencari, menemukan dan mengumpulkan berbagai referensi yang berhubungan dengan fokus kajian. Selain proses tersebut, penulis juga mencari sumber-sumber primer melalui wawancara dengan beberapa pelaku dan saksi sejarah.

(2)

3. Interpretasi merupakan kegiatan atau usaha mencari hubungan antara fakta sejarah sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Interpretasi merupakan tahapan yang harus dilalui penulis sebelum menuangkan data dan fakta yang diperoleh menjadi sebuah bentuk tulisan. Pada tahap ini, penulis melakukan penafsiran terhadap fakta-fakta yang sudah melalui tahap kritikan untuk memahami makna yang sebenarnya dari bukti-bukti sejarah.

4. Historiografi atau penulisan sejarah, yaitu proses penyusunan hasil penelitian yang telah diperoleh sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Tahapan ini merupakan tahapan terakhir setelah sumber-sumber ditemukan, dianalisis, ditafsirkan kemudian dituangkan dalam tulisan yang berbentuk skripsi dengan judul “Peranan Ade Moelyana Dalam Mengembangkan Seni Lukis Dari Limbah Pelepah Pisang di Cimahi Kajian Historis dari Tahun 1969-2010” sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia.

Penggunaan metode historis dalam penelitian didukung juga dengan penggunaan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner merupakan pendekatan yang menggunakan disiplin ilmu sosial secara berimbang, tanpa ada

yang dominan. Oleh karena itu, penelitian ini memerlukan ilmu bantu atau auxilliary sciences atau sister disciplines (Ismaun, 2005, hlm.62). Dalam

pendekatan ini, peristiwa sejarah ditampilkan secara utuh dan menyeluruh atau dengan kata lain ilmu sejarah dijadikan ilmu utama dalam melihat suatu masalah. Untuk lebih memudahkan dalam proses penelitian maka disiplin utama tadi dibantu oleh berbagai ilmu lain dalam lingkup ilmu sosial, seperti konsep dari sosiologi, antropologi, dan ekonomi.

(3)

3.1 Persiapan Penelitian

Tahap persiapan ini merupakan langkah awal yang menentukan bagi keberhasilan penulis pada tahap selanjutnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yakni penentuan tema penelitian, menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan konsultasi.

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Pada awalnya penulis tertarik untuk menulis Cimahi Sebagai Pusat Pendidikan Militer. Penulis melakukan beberapa kegiatan seperti membaca

literatur dan melakukan survei ke beberapa tempat yang dirasa relevan dengan tema yang ingin dikaji. Setelah melakukan survei dan bertemu dengan beberapa orang yang dapat dijadikan saksi sejarah, akhirnya peneliti memperoleh tema yaitu mengenai Cimahi sebagai Pusat Pendidikan Militer tahun 1898-1945. Tahapan ini merupakan tahapan yang harus dilakukan oleh penulis sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Setelah memperoleh judul Cimahi Sebagai Pusat Pendidikan Militer, penulis mengajukan judul tersebut kepada ketua Tim

TPPS Departemen Pendidikan Sejarah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kesamaan dengan skripsi-skripsi sebelumnya. Setelah judul tersebut disetujui oleh TPPS penulis mulai menyusun rancangan penelitian dalam bentuk

proposal.

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

(4)

akan dibahas yang menggambarkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan dalam masalah yang akan dibahas, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode dan teknik penelitian, serta daftar pustaka.

Proposal yang telah disusun tersebut kemudian dipresentasikan dalam seminar proposal yang dilakukan pada tanggal 18 Februari 2015. Seminar ini dilakukan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah, lantai 4 Gedung FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia. Seminar dilaksanakan dihadapan TPPS dan calon pembimbing skripsi untuk didiskusikan apakah rancangan tersebut dapat dilanjutkan atau tidak. Setelah seminar ini dilakukan dan mendapatkan masukan dari calon pembimbing, ternyata judul mengenai Cimahi Sebagai Pusat Pendidikan Militer tidak dapat dilanjutkan, akan tetapi penulis mendapat masukan

agar melakukan penelitian mengenai sejarah lokal yang kajiannya fokus terhadap sosial-budaya atau sosial ekonomi. Penulis akhirnya memiliki judul mengenai kajian tersebut yaitu mengenai Peranan Pelukis Ade Moelyana Dalam Mengembangkan Seni Lukis Pelepah Pisang di Cimahi Kajan Historis Dari Tahun 1969-2010. Setelah adanya kesepakatan mengenai judul penelitian, peneliti

kemudian menyusun rancangan proposal skripsi, kemudian setelah itu peneliti kemudian diberikan surat penunjukkan dosen pembimbing skripsi no

05/TPPS/JPS/PEM/2015 pada tanggal 08 September 2015 atas persetujuan Ketua Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia, sekaligus penentuan pembimbing I yaitu Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum dan Pembimbing dua yaitu Moch. Eryk Kamsori, S.Pd.

3.1.3 Mengurus Perizinan Penelitian

(5)

1. Kantor Kelurahan Karang Mekar Kota Cimahi 2. Kantor Kecamatan Cimahi Tengah

3. Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Cimahi 4. Badan Litbang Kota Cimahi

5. Seniman Pelepah Pisang

6. Pimpinan Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bandung.

Surat izin penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar memiliki ijin yang sah yang diperoleh dari pihak akademis yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

3.1.4 Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian

Perlengkapan penelitian merupakan salah satu unsur yang penting sebelum penulis melakukan penelitian langsung ke lapangan. Agar mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan yang diharapkan penulis, maka peneliti mempersiapkan perlengkapan penelitian dengan baik. Hal pertama yang yang dilakukan adalah membuat surat penelitian guna memperlancarkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Selain itu, adapula perlengkapan lain yang

dibutuhkan dalam melakukan penelitian diantaranya : 1. Jadwal kegiatan penelitian

2. Instrumen wawancara

3. Catatan lapangan 4. Kamera

5. Alat perekam 6. Alat tulis

3.1.5 Proses Bimbingan

(6)

keputusan yang dikeluarkan oleh Tim Pegembangan Penulisan Skripsi (TPPS) no 05/TPPS/JPS/PEM/2015, maka dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi penulis akan dibimbing oleh Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum sebagai Dosen Pembimbing I dan Moch. Eryk Kamsori, S.Pd. sebagai Dosen Pembimbing II.

Proses bimbingan pertama kali dilakukan pada pertengahan bulan Juli 2015. Berdasarkan saran dari Dosen Pembimbing pertama maka penulis melakukan perbaikan pada bab I. Perbaikan tersebut meliputi judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulis dan lainnya. Selain itu pula Dosen Pembimbing memberikan saran untuk melihat beberapa skripsi yang relevan dengan penelitian. Bimbingan tidak hanya dilakukan dengan Dosen Pembimbing I saja, Dosen Pembimbing II pun memberikan saran untuk melakukan revisi proposal yang telah dibuat oleh penulis.

Proses bimbingan dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan teknik bimbingan yang telah disepakati bersama sehingga bimbingan dapat berjalan lancar. Pada proses bimbingan biasanya membahas satu bab yang diajukan. Bimbingan dilakukan secara berkelanjutan mulai dari BAB I, BAB II, BAB II, BAB IV, DAN BAB V. Setiap proses bimbingan akan dicatat dalam buku bimbingan skripsi, dengan demikian diharapkan penyusunan skripsi dapat memberikan hasil yang sesuai dengan ketentuan.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

Tahapan penting dalam penyusunan skripsi adalah langkah penelitian. Tahapan ini merupakan kegiatan utama dalam rangkaian penelitian yang dilakukan. Langkah penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap. Tahapan ini dilakukan sesuai metode historis, adapun uraian dari tahap-tahap yang ditempuh oleh penulis dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.2.1. Heuristik (Pengumpulan Sumber)

(7)

penelitian. Sumber sejarah merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Sumber sejarah sangat berguna bagi penulis untuk membantu memecahkan permasalahan penelitian. Adapun penjelasan dari pencarian sumber baik tertulis dan sumber lisan untuk menjawab permasalahan penelitian sebagai berikut :

3.2.1.1 Pengumpulan Sumber tertulis

Pada tahap ini penulis mengunjungi berbagai tempat guna menunjang sumber yang relevan dalam proses penelitian skripsi, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Perpustakaan pertama yang dikunjungi oleh penulis adalah Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Kunjungan ke perpustakaan ini dilakukn secara rutin, dimulai dari pertengahan bulan Juli hingga sekarang. Di perpustakaan UPI penulis mendapatkan buku mengenai seni lukis, perubahan sosial dan masalah-masalah industri.

2. Perpustakaan Batu Api

Pencarian selanjutnya yang dilakukan oleh penulis adalah Perpustakaan Batu Api yang berlokasi di Jatinangor. Kunjungan ke perpustakaan ini dilakukan pada akhir bulan Juli 2015. Di Perpustakaan ini penulis menemukan beberapa

buku yang berkaitan dengan seni lukis, diantaranya adalah :

a. Dua Seni Rupa Sepilihan Tulisan Sanento Yuliman karya Hasan terbitan 2001.

b. Narasi Simbolik Seni Rupa Kontemporer Indonesia karya Saidi terbitan tahun 2008.

3. Perpustakaan Bapusipda Kota Bandung

(8)

a. Agribisnis Pilar Wirausaha Masa Depan Kekuatan Dunia Baru Menuju Kemakmuran Hijau karya Iwan Setiawan terbitan tahun

2012.

b. Ekonomi Kreatif Ekonomi Baru : Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang karya Suryana terbit tahun 2013.

c. Kewirausahaan karya Kasmir terbit tahun 2012.

d. Kewirausahaan Berbasis Agribisnis karya Ali Pasaribu terbit tahun 2012.

4. Koleksi Pribadi

Selain mengunjungi perpustakaan-perpustakaan dan toko buku, penulis juga mendapatkan sumber dari koleksi pribadi yang dimiliki oleh penulis yang relevan dengan penelitian. Buku-buku tersebut diantaranya: Interpretasi Sosiologi Dalam Pendidikan karya Didin Saripudin (2010), Asal Usul Seni Rupa Modern

Indonesia karya Sumardjo (2009), Kewirausahaan karya Alma Buchari (2007), Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 karya Departemen Perdagangan

RI (2008).

5. Sumber Internet

Selain melakukan pencarian sumber tertulis dengan mengunjungi berbagai tempat yang relevan dengan kajian penelitian, penulis juga mendapatkan sumber

dari internet . sumber yang diperoleh dari internet merupakan sumber yang berbentuk artikel, jurnal, maupun karya lainnya yng dapat menunjang penelitian penulis.

3.2.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan

(9)

mencari narasumber yang dianggap sebagai pelaku sejarah. Narasumber yang dijadikan sebagai sumber lisan ini cukup banyak dan jenis sumber primer masih bisa ditemukan. Seperti yang dikemukakan oleh (Sjamsuddin, 2007, hlm. 102-103) bahwa ada dua kategori untuk dijadikan sumber lisan dalam penelitian sejarah, yaitu :

a. Sejarah lisan (oral history), ingatan lisan (oral reminiscence) yaitu ingatan tangan pertama yang dituturkan secara lisan oleh orang-orang yang diwawancara oleh sejarawan.

b. Tradisi lisan (oral tradition) yaitu narasi dan deskripsi dari orang-orang dan peristiwa-peristiwa pada masa lalu yang disampaikan dari mulut ke mulut selama beberapa generasi.

Untuk mengumpulkan data-data melalui sumber lisan, penulis menggunakan teknik wawancara. Dalam hal ini teknik wawancara diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan. Penulis telah mempertimbangkan narasumber dalam sumber lisan ini merupakan pelaku sejarah yang memang benar-benar mengalami peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sehingga, setiap informasi yang didapatkan oleh penulis dari narasumber, merupakan informasi yang sesuai dengan kenyataan pada saat itu. Hal ini dikarenakan pada saat itu merupakan pengalaman yang dialami oleh narasumber itu sendiri.

Dalam menentukan narasumber yang akan diwawancara, hal pertama yang dilakukan oleh penulis adalah mencari informasi mengenai seniman yang menekuni seni lukis dari limbah pelepah pisang di Cimahi. Selain penulis mencari informasi mengenai seniman, penulis juga mencari informasi mengenai orang-orang yang belajar melukis dengan limbah pelepah pisang. Setelah penulis memperoleh beberapa orang yang dapat dijadikan sebagai narasumber, penulis meminta izin kepada setiap narasumber untuk bersedia memberikan informasi yang diperlukan. Dalam hal ini pula penulis akan menyusun instrumen wawancara berupa pertanyaan yang disesuaikan dengan kedudukan narasumber tersebut dalam penelitian.

(10)

pula, sebagai pelengkap sumber lisan, penulis akan melakukan wawancara terhadap para pegawai instansi pemerintah yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat penulis terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah pertanyaan pembuka yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang masih bersifat umum. Hal ini dilakukan agar membuka kembali ingatan narasumber pada kejadian masa lampau, sehingga memudahkan peneliti untuk mengarahkan narasumber kepada pertanyaan yang lebih spesifik. Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya merupakan Pertanyaan-pertanyaan inti, dimana Pertanyaan-pertanyaan-Pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih mengacu kepada pertanyaan yang diarahkan untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian.

Teknik wawancara yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan pertanyaan terstruktur, yaitu dimana jawaban dari narasumber diarahkan sesuai dengan format pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Dalam hal ini terdapat perbedaan pertanyaan di setiap masing-masing narasumber. Terhadap seniman dari seni lukis pelepah pisang, wawancara akan lebih diarahkan mengenai perkembangan awal dari seni lukis pelepah pisang dan bagaimana upaya mengembangkan seni lukis tersebut hingga sekarang. Kepada orang-orang yang belajar melukis, wawancara akan diarahkan kepada pertanyaan mengenai

apa yang menjadi motivasi untuk ikut belajar seni lukis pelepah pisang. Kepada masyarakat sekitar jalan Amir Mahmud, wawancara akan difokuskan kepada pertanyaan mengenai apakah seni lukis dari limbah pelepah pisang ini memiliki potensi ekonomi kreatif dan dapat dijadikan sebagai lapangan kerja. Sedangkan untuk instansi pemerintah, wawancara akan difokuskan kepada pertanyaan mengenai upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah guna mengembangkan seni lukis dari limbah pelepah pisang dan apakah seni lukis dari limbah pelepah pisang ini dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Cimahi, khususnya bagi warga di jalan Amir Mahmud.

(11)

sebagai sebuah acuan bagi penulis untuk menganalisis perkembangan seni lukis pelepah pisang dari tahun 1969-2010 sebagai potensi ekonomi yang terabaikan. Selain itu pula, informasi yang diperoleh dari sumber lisan dapat dijadikan sebagai pelengkap dari sumber-sumber tertulis, sehingga penelitian ini dapat dilakukan dengan lancar.

3.2.2 Kritik Sumber

Tahap kedua yang dilakukan dalam penelitian sejarah adalah kritik sumber. Tahapan ini dilakukan setelah penulis memperoleh sumber-sumber baik berupa sumber lisan ataupun sumber tertulis. Kritik sumber merupakan kegiatan untuk memilih dan menyeleksi sumber-sumber manakah yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk menyusun skripsi.

Dalam Sjamsuddin (2007, hlm.131) ada tujuan dilakukannya kritik sumber, diantaranya adalah bahwa setelah sejarawan berhasil mengumpulkan sumber-sumber dalam penelitiannya, tidak serta merta sejarawan menerima saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber tersebut. Akan tetapi harus dilakukan proses penyaringan sumber secara kritis, terutama terhadap sumber-sumber pertama. Proses tersebut merupakan langkah-langkah dari kritik sumber-sumber.

Kritik sumber ini menyangkut verifikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran dan ketepatan sumber tersebut, baik berupa bahan materi sumber atau terhadap subtansi sumber. Di dalam metode sejarah, ada dua tahap yang dilakukan dalam kritik sumber, yaitu kritik eksternal dan internal.

a. Kritik Eksternal

Pada tahap ini penulis menguji aspek-aspek di luar sumber sejarah. Kritik eksternal ini bertujuan untuk memilih dan memilah beberapa sumber yang telah penulis dapatkan, apakah sumber tersebut layak digunakan atau tidak untuk dijadikan sebagai sumber penunjang dalam penelitian skripsi. Dalam hal ini menurut Sjamsuddin (2007, hlm. 134) kritik eksternal harus menegakkan fakta dari kesaksian bahwa :

1. Kesaksian itu benar-benar diberikan oleh orang ini atau pada waktu ini (authenticity).

(12)

Kritik eksternal ini dilakukan terhadap sumber tertulis yaitu sumber literatur yang telah diperoleh penulis. Kritik ini meliputi tahun penerbitan serta memperhatikan aspek akademis dari penulisan buku tersebut. Kritik ini juga dilakukan dengan memperhatikan apakah terdapat unsur subjektifitas dari penulis atau pelaku sejarah dalam buku tersebut.

Dalam hal ini penulis tidak hanya melakukan kritik eksternal terhadap sumber tertulis saja, akan tetapi terhadap sumber lisan juga. Kritik sumber yang dilakukan pada sumber lisan yaitu dengan mempertimbangkan usia narasumber yang disesuaikan dengan tahun kajian yaitu tahun 1969-2010, selain itu pula latar belakang pendidikan, kedudukan, mata pencaharian, tempat tinggal dan yang terpenting adalah faktor kesehatan, apakah daya ingat yang dimiliki oleh narasumber masih kuat atau tidak. Proses ini dilakukan karena data yang diperoleh penulis baik sumber tertulis maupun lisan tingkat keberadaannya tidak sama. Selain itu pula ada dua syarat apabila sumber-sumber lisan ini ingin teruji kredibilitasnya sebagai fakta sejarah, yaitu (Abdurahman, 2007, hlm. 72) :

1. Syarat umum, sumber lisan (tradisi) harus didukung oleh saksi sejarah yang berantai dan disampaikan oleh pelapor pertama yang terdekat. Sejumlah saksi itu harus sejajar dan bebas serta mampu mengungkapkan fakta yang teruji kebenarannya.

2. Syarat khusus, sumber lisan mengandung kejadian penting yang 3. diketahui umum, telah menjadi kepercayaan umum pada masa

tertentu, selama masa tertentu itu tradisi dapat berlanjut tanpa protes, atau penolakan perseorangan, lamanya tradisi relatif terbatas, merupakan aplikasi dari penelitian yang kritis, dan tradisi tidak pernah ditolak oleh pemikiran yang kritis (Garraghan, 1957, hlm.261-262).

Penulis melakukan kritik eksternal terhadap buku yang di tulis Sanento

Yuliman yang berjudul Dua Seni Rupa Sepilihan Tulisan Sanento Yuliman. Sanento merupakan seorang lulusan dari Institut Teknologi Bandung di Departemen Seni Rupa, dan melanjutkan studinya di Ecole Hautes Etudes n Sciences Sociales, Paris. Sanento merupakan salah satu seniman yang

(13)

Sanento Yuliman layak dijadikan sumber pustaka, karena tulisan-tulisan di dalam buku tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

Selain buku karangan Sanento Yuliman, penulis juga melakukan kritik eksternal pada buku yang ditulis oleh Moelyono. Moelyono merupakan tokoh seni rupa dari Tulungagung. Moelyono menempuh studi di STSI “ASRI” Yogyakarta dan melanjutkan studi S2 di Universitas Gajah Mada atau UGM di Yogjakarta. Moleyono merupakan salah satu tokoh dalam gerakan seni rupa Yogyakarta, sedari kecil ia memiliki jiwa seni yang sangat tinggi. Melihat latar belakang dari Moelyono, buku yang berjudul Seni Rupa Penyadaran layak dijadikan sebagai sumber pustaka, karena isi dari buku tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

Kritik eksternal tidak hanya dilakukan pada sumber tertulis saja, melainkan juga pada sumber lisan. Kritik eksternal yang dilakukan terhadap sumber lisan yaitu dilakukan pada Ade Moelyana (69 tahun), Danny (20 tahun). Keduanya merupakan pelukis yang masih aktif dalam mengembangkan seni lukis dari limbah pelepah pisang. Ade Moelyana merupakan pelukis utama atau perintis seni lukis dari limbah pelepah pisang di Cimahi, walaupun demikian fisik Ade Moelyana masih sehat, selain itu pula ingatan dari Ade Moelyana sangat penting untuk mengingat kembali peristiwa yang dialami olehnya. Ingatan dari Ade Moelyana sangat penting untuk menyampaikan dan menjelaskan mengenai

perkembangan seni lukis dari limbah pelepah pisang. Selain Ade Moelyana, ada pula Danny yang turut serta dalam mengembangkan seni lukis dari limbah pelepah pisang di Cimahi. Melihat hal tersebut, penulis memiliki asumsi bahwa informasi yang diperoleh dari Ade Moelyana dan Danny, layak untuk dijadikan sebagai narasumber dalam penulisan. Narasumber selanjutnya yaitu Deni dan Fanny, keduanya merupakan murid dari Danny yang mengikuti pembinaan keterampilan yang diselenggarakan oleh Ade Moelyana maupun Danny.

(14)

pegawai instansi pemerintahan yang berkaitan dengan perkembangan seni lukis dari limbah pelepah pisang.

b. Kritik Internal

Kritik internal ini menekankan pada kredibilitas dan realibitas terhadap isi sumber. Dalam hal ini kritik internal menekankan pada aspek yang berkaitan dengan isi dari sumber yang telah didapatkan oleh penulis. Tahap ini dilakukan setelah penulis melakukan kritik eksternal. Dalam melaksanakan tahap ini, peneliti memperhatikan dua hal pokok, yakni apakah pembuat kesaksian mampu memberikan kesaksian yang berkaitan dengan permasalahan seputar perkembangan seni lukis dari limbah pelepah pisang di Cimahi dan apakah narasumber mau memberikan informasi yang dibutuhkan dengan benar tanpa ada yang ditutup-tutupi, dilebih-lebihkan ataupun sebaliknya dikurang-kurangi. Dalam hal ini menurut Lucey dalam (Sjamsuddin, 2007, hlm. 150) bahwa kredibilitas narasumber dikondisikan oleh kualifikasi-kualifikasinya seperti usia (muda, sebaya, tua, pikun), watak (sinis, optimis, pesimis), pendidikan dan kedudukan (pejabat pemerintah, pegawai majikan, buruh)”.

Langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam melakukan kritik internal terhadap sumber lisan yang diperoleh melalui wawancara yaitu dengan

(15)

dari limbah pelepah pisang di Cimahi sekitar tahun 1969-2010 sebagai potensi ekonomi yang terabaikan.

Buku yang akan penulis kritik dalam tahapan kritik internal adalah buku yang berjudul Dua Seni Rupa Sepilihan Tulisan Sanento Yuliman karya Sanento Yuliman. Dalam buku tersebut dijelaskan mengenai perkembangan dari seni rupa di Indonesia. Selain itu pula, dalam buku tersebut dijelaskan mengenai makna dari setiap pameran lukisan. Buku lain yang melalui tahapan kritik internal yaitu buku yang berjudul Seni Rupa Penyadaran karya Moelyono. Secara garis besar buku tersebut menjelaskan mengenai cita-cita seni lukis untuk rakyat atau yang lebih dikenal dengan demokratisasi seni.

Tahapan kritik internal tidak hanya dilakukan terhadap buku saja, melainkan juga terhadap beberapa skripsi yang berbeda yaitu yang pertama, skripsi dari Les Pingon tahun 2014 dalam penelitian berjudul “Pemanfaatan limbah besi sebagai bahan membuat patung harimau”. Kedua, skripsi dari Indah tahun 2005 dalam penelitian berjudul “Seni Kriya Limbah Kulit Kerang Di Desa

Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon”. Ketiga, skripsi dari Adisthia

Dewi tahun 2011 dalam penelitian berjudul “Peranan Wanita Dalam Grup Kesenian Sisingaan Jaya Harja Kampung Ampera Desa Jaya Giri Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2004-2010”. Dalam hal ini walaupun

ketiga skripsi ini membahas mengenai pemanfaatan limbah sebagai bahan dasar untuk membuat karya seni dan peranan sekelompok seniman dalam mengembangkan kesenian, akan tetapi terdapat perbedaan dalam penulisannya yaitu lebih ke arah teknik pembuatan. Sehingga dengan ini penulis harus mengidentifikasi kembali isi dari sumber tersebut, untuk melihat fakta-fakta yang ada.

(16)

3.2.4 Interpretasi Sumber

Setelah penulis mengumpulkan sumber dan melakukan kritik eksternal dan internal, selanjutnya penulis melakukan tahap interpretasi atau penafsiran terhadap sumber. Tahap penafsiran ini dari data-data yang telah melalui tahap kritik menjadi fakta-fakta yang diperoleh dalam penelitian. Setelah data-data tersebut dirumuskan dan disimpulkan lalu kemudian setelah itu ditafsirkan. Setiap fakta yang ditemukan dihubungkan dengan fakta lain, sehingga menjadi sebuah rekontruksi yang menggambarkan perkembangan seni lukis dari limbah pelepah pisang di Cimahi tahun 1969-2010 sebagai potensi ekonomi yang terabaikan.

Dalam mengkaji dan memahami suatu permasalahan yang terjadi di masa lampau, maka sangat penting menggunakan ilmu bantu dalam melakukan penelitian. Untuk membantu mempertajam analisis dalam penelitian ini, penulis menggunakan ilmu sosiologi dan ekonomi. Dalam hal ini ilmu bantu tersebut membantu penulis dalam menjelaskan mengenai “Perkembangan Seni Lukis Pelepah pisang di Cimahi Kajian Historis dari Tahun 1969-2010”. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan pendekatan interdisipliner.

3.2.4 Historiografi

Tahap terakhir atau tahap keempat dalam penelitian sejarah adalah historiografi. Historiografi merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dengan

(17)

Sistematika dalam penulisan skripsi ini terbagi dalam lima tahap, yang memuat pendahuluan, kajian teori, tahapan penelitian, pembahasan dan terakhir adalah kesimpulan. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bagian awal penulisan yaitu mengenai Perkembangan Seni Lukis Pelepah Pisang di Cimahi, didalamnya diuraikan latar belakang masalah penelitian yang diangkat oleh peneliti, dimana terlihat adanya kesenjangan antara harapan dengan realita. Sehingga, dalam hal ini akan terlihat mengapa permasalahan tersebut penting untuk diangkat. Selain latar belakang, pada bab ini juga terdapat rumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis serta manfaat penelitian yang diharapkan dengan dilakukannya penulisan skripsi, dan struktus organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka. Berisi konsep-konsep, teori-teori, dan beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah pada penulisan skripsi penulis. Adapun konsep-konsep yang dikaji yaitu Ekonomi Kreatif, seni lukis, Kewirausahaan, Kebijakan Pemerintah terhadap ekonomi Kreatif. Sedangkan teori-teori yang digunakan untuk menganalisis masalah dalam skripsi ini yaitu teori Perubahan Sosial.

Bab III Metodologi Penelitian. Pada bab ini dipaparkan langkah-langkah penelitian yang digunakan peneliti dalam menelusuri setiap data dan informasi

yang berkaitan dengan Seni Lukis Pelepah Pisang pengumpulan data dan informasi yang kemudian verifikasi sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan berbagai pertimbangan. Selanjutnya dilakukan proses kritik terhadap data-data dan informasi yang telah diperoleh baik kritik secara ekstern maupun intern. Setelah melewati tahap kritik sumber, kemudian dilakukan proses interpretasi sampai dengan tahap terakhir yaitu tahap historiografi.

Bab IV Perkembangan Seni Lukis Pelepah Pisang di Cimahi Tahun

(18)

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab terakhir ini merupakan intisari dari penulisan skripsi yang penulis buat dalam proses historiografi. Saran-saran yang ditulis berdasarkan proses penelitian dan juga proses historiografi. Bagian ini memuat rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait dan pihak yang memiliki kepentingan dalam proses penulisan skripsi ini.

Daftar Pustaka. Pada bagian ini penulis mencantumkan sumber-sumber yang terkait dengan penulisan skripsi, baik itu berupa buku, skripsi, jurnal, dan artikel baik itu dimuat di media cetak maupun online. Cara penulisan daftar pustaka disesuaikan dengan aturan yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia tempat penulis menjalani kegiatan akademik serta sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku. Disusun secara alfabetis tanpa nomor urut, sumber tertulis atau tercetak yang lebih dari satu baris ditulis dengan jarak antar antar baris satu spasi, sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling berurutan adalah 1,5 spasi.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Scott A.Bernard (2005, p73), Teknologi adalah jenis sumber daya yang memungkinkan informasi dan sumberdaya lainya mengalor untuk mendukung penciptaan dan

Apabila perjanjian kerja sama ini diperparjang PARA PIHAK melakukan koordinasi atas rancangan perpaljangan kerja sama, atau dalam hal salah satu pihak berkeinginar

Untuk menilai perencanaan audit dengan banyaknya pertanyaan dalam kuesioner yaitu 7 pertanyaan, maka nilai terendahnya adalah 7, nilai ini diperoleh dari skor terendah

Analisis setelah dilakukan identifikasi lingkungan strategi peneliti kemudian menggunakan analisis internal factor dan eksternal factor sehingga nanti akan diperoleh

Sedangkan terjadi pelemahan pada indeks Dow Jones (-0,09%), perdagangan hari Selasa (08/6) masih diwarnai sentimen positif yang datang dari angka pengangguran bulan

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Tjhai (2002) yang menunjukkan bahwa variabel kapabilitas personal sistem informasi berpengaruh positif

Multikolinieralitas terjadi apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berrarti tidak ada korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%,

Pendugaan protein tubuh dapat dilakukan melalui konsentrasi kreatinin, karena pada individu yang sama terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi bobot badan dan kandungan