• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Indocement

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Indocement"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Objek Penelitian 1.1.1 Indocement

PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk. memperoleh status sebagai badan hukum berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2.2876.HT.01.01.TH.85 pada tanggal 17 mei 1985. Pabrik-pabrik yang saat ini dimiliki PT. Indocment berawal dari PT. Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE), pada tahun 1973 mulai dibangun tanur putar pertama dengan kapasitas terpasang sebesar 500.000 ton semen abu-abu per tahun. Pembangunan tanur pertama ini selesai pada tahun 1975 dan diresmikan pada tanggal 4 Agustus 1975 oleh Presiden RI saat itu, Bapak Soeharto. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Indocement. Tanur pertama kemudian menjadi pabrik semen pertama yang dimiliki Indocement. Produksi komersialnya dimulai pada tahun yang sama.

Seiring dengan meningkatkan kebutuhan semen di Indonesia, Indocement mendirikan perusahaan baru. Pada mulanya semua pabrik yang dimiliki Indocement tersebut dikelola dan dioperasikan oleh enam perusahaan, yang kemudian pada tahun 1985 perusahaan-perusahaan tersebut bergabung menjadi Indocement. Kedelapan pabrik tersebut terdapat di daerah Citeureup, Bogor, Jawa Barat.

Selanjutnya, pabrik ke-9 teletak di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat. Pabrik ini berasal dari PT. Tridaya Manunggal Perkasa Cement (TMCP) yang diambil alih Indocement pada tahun 1991. Sedangkan pada tahun 1996, Indocement menyelesaikan pabrik ke-10 dengan lokasi dan kapasitas yang sama dengan pabrik ke-9. Pabrik ke-11 terletak di Citeureup, Bogor, Jawa Barat yang

(2)

diresmikan pada tanggal 1 Maret 1999 dengan kapasitas terpasang sebesar 2.400.000 ton klinker per tahun.

Sebagai hasil merger antara Indocement dengan PT Indocement Investama dan PT Indo Kodeco Cement (IKC) pada tahun 29 Desember 2000, maka Indocement menjadi pabrik di Tarjun, Kota baru, Kalimantan Selatan (Sebelumnya oleh IKC) pabrik tersebut menjadi pabrik ke-12.

Hingga saat ini Indocement telah memiliki 12 pabrik. Pabrik ke 1-8 dan pabrik 11 berada di Citeureup, Bogor. Pabrik 9 dan ke-10 berada di Cirebon. Sedangkan pabrik ke-12 berada di Tarjun, Kota Baru, Kalimantan Selatan. Status Indocement sejak 5 Desember 1989 adalah perusahaan publik. Dengan status sebagai perusahaan publik, maka nama Indocement ditambah dengan “Tbk” yang artinya terbuka. Selanjutnya pada tanggal 16 September 1994 Indocement mencatat seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

Tanggal 18 April 2001, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd anak perusahaan Heidelberg Cement Group telah membeli seluruh saham Indocement milik Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan PT Holdiko Perkasa. Berkaitan dengan hal tersebut, maka kimmeridge menjadi pemegang 45,48% saham Indocement.

Heidelberg Cement Group adalah produsen semen yang berpusat di Jerman menjadi saham pengendali Indocement. Dengan masuknya Indocement ke Heidelberg Cement Group, Indocement memperoleh manfaat keahlian teknis dan keuangan bertaraf internasional, serta dukungan jaringan global di bidang pemasaran. Saham Indocement tecatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapasitas kapitalisasi sebesar Rp. 30.186 miliar pada akhir tahun 2007 dengan jumlah karyawan mencapai 6.433 orang

Tahun selanjutnya, Indocement menerima Emisi Reduksi yang di sertifikasi Certtified Emission Reduction (CER) untuk pertama

(3)

kalinya dalam kerangka mekanisme pembangunan bersih untuk proyek penggunaan bahan bakar alternatif. Indocement menerima peringkat hijau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) untuk periode 2007-2008, untuk pabrik Citeureup dan peringkat biru untuk pabrik Palimanan. Dalam rangka restrukturisasi internal, Heidelberg Cement pemegang saham utama Indocement mengalihkan seluruh sahamnya di Indocement kepada Birchwood Omnia Limited, yang dimiliki 100% oleh Heidelberg Cement Group.

Indocement meraih peringkat tertinggi, yaitu peringkat emas, pada program PROPER 2008-2009. Peringkat tersebut diraih oleh Pabrik Citeureup, Bogor. Indocement merupakan perusahaan kedua di Indonesia yang meraih peringkat emas sejak program PROPER dimulai tahun 2002. Pabrik Palimanan, Cirebon, memperoleh peringkat hijau pada program PROPER 2008-2009 (annual report

Indocementtahun 2010).

1.1.2 Logo Perusahaan

GAMBAR 1.1 LOGO PT. INDOCEMENT

Sumber: www.indocement.com (diakses pada 11 Januari 2013)

a. Visi

Pemimpin pasar semen yang berkualitas dan pemain penting di bidang beton siap pakai di dalam negeri.

(4)

b. Misi

Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan dan bahan bangunan terkait semen yang bermutu, dengan harga kompetitif dan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan.

1.1.3 Program Corporate Social Responsibility (CSR) Indocement

Berdasarkan annual report Indocement tahun 2012,

menjelaskan program-program CSR yang sudah dijalankan perusahaan, antara lain:

1. Pusat Pelatihan Dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M)

a. Perusahaan bekerjasama dengan instansi pemerintah dan pendidikan terkait untuk mendirikan P3M, tujuannya adalah untuk membantu masyarakat memberdayakan diri dalam bidang usaha pertanian, perikanan, dan peternakan.

b. P3M ini dibangun diatas lahan eks-tambang dan lahan lainnya yang berada di area perusahaan. P3M dijalankan dengan polakerjasama perusahaan dengan institusi pendidikan dan dinas pemerintahan terkait.

2. Program Pemanfaatan Kotoran Sapi Menjadi Bio Gas

a. Program pemanfaatan kotoran sapi menjadi energi biogas memberikan alternatif bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari hari ditengah melonjaknya harga minyak tanah. Lokasi penerapan tersebar di Citeureup, Cirebon, Tarjun dan Lombok.

b. Pengembangan program Biogas adalah menciptakan linkages

biogas dengan usaha UKM dan biogas untuk penerangan.

3. Flora Energy Corps

Indocement memiliki lahan marjinal bekas tambang yang sudah tidak digunakan lagi yang ada di tiga lokasi pabrik. Program tanaman penghasil energi alternatif merupakan langkah untuk

(5)

meningkatkan kesuburan tanah, memperluas area resapan air, menyerap CO2 dan buah - bagian tanamannya dapat dijadikan alternative fuels dalam produksi semen karena nilai kalorinya cukup memadai.

4. Program Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Produktif

Indocement peduli untuk membantu masyarakat

memberdayakan diri mengelola sampah secara mandiri sehingga nilai ekonomisnya dapat dimanfaatkan. Produk yang dihasilkan adalah kompos organik, pupuk cair.

5. Program Bengkel Terpadu

Bengkel terpadu adalah program pelatihan yang bersifat on the job training bagi masyarakat untuk menciptakan tenaga handal dalam bidang perbengkelan sehingga dapat diserap oleh usaha bengkel yang ada atau mendirikan usaha perbengkelan sendiri

6. Pilar Pendidikan

a. Bantuan pembangunan sekolah b. Program Anak asuh & Beasiswa c. Bantuan sarana pendidikan

d. Pendidikan ketrampilanpraktis untuk usaha kecil e. Perpustakaan Mandiri

7. Pilar Kesehatan

a. Puskesmas keliling dan Penyuluhan Kesehatan

b. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

c. Operasi katarak d. Khitanan Massal

e. Pembangunan Sarana air bersih (SAB)

f. Sarana MCK

g. Kampanye berupa seminar HIV/AIDS & Narkoba.

8. Pilar Ekonomi

(6)

b. Pemberdayaan tenaga kerja/kontraktor lokal

c. Pemberdayaan UMKM desa binaan melalui program local

purchase

d. Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) kerjasama

dengan Bank Mandiri

9. Pilar Sosial, Budaya, Agama dan Olah Raga

a. Pembangunan sarana dan prasarana umum

b. Pembinaan olahraga

c. Pembangunan sarana ibadah

d. Program Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU)

10. Pilar Keamanan

a. Program pembinaan SDM keamanan lingkungan

b. Program pembangunan pos keamanan lingkungan

c. Program bantuan seragam dan kelengkapan SDM keamanan lingkungan

1.2 Latar Belakang Masalah

Penerapan prinsip Good Corporate governance (GCG) menjadi salah satu landasan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan CSR. Salah satu prinsip pada GCG adalah responsibility yang dijadikan perusahaan pedoman dalam kepatuhan pada peraturan perundang-undangan tentang proteksi kesehatan, keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan. Kesadaran perusahaan akan kepentingan penerapan GCG tidak lagi pada tindakan reaktif tetapi juga sudah pada tindakan pencegahan maupun proteksi.

Pengertian corporate sosial responsibility (CSR) atau sering kali disebut sebagai tanggung jawab sosial Perusahaan telah banyak disampaikan oleh para pakar maupun lembaga internasional. McWilliams dan Siegel (dalam Tirta, Fadhil, & Iman, 2011:23)

(7)

mendefinisikan CSR sebagai serangkaian tindakan perusahaan yang muncul untuk meningkatkan produk sosialnya, memperluas jangkauannya melebihi kepentingan ekonomi eksplisit perusahaan, dengan pertimbangan tindakan semacam ini tidak disyaratkan oleh peraturan hukum. Magnan dan Ferrel (dalam Tirta, Fadhil & Iman, 2011:23) mengartikan sebagai perilaku bisnis, di mana pengambilan keputusannya mempertimbangkan tanggung jawab sosial dan memberikan perhatian secara lebih seimbang terhadap kepentingan

stakeholder yang beragam.

Turut sertanya dunia usaha dalam mewujudkan kesejahteraan sosial ini dapat diwujudkan melalui CSR. Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan ini dikukuhkan dengan keluarnya ISO 26000. ISO 26000 digunakan sebagai standar pelaksaan tanggung jawab sosial yang diluncurkan pada 2010. Secara lengkap definisi tanggung jawab sosial menurut ISO 26000 adalah:

Responsibility of an organization for impact of decision and activities on society and the environment, through transparent and ethical behavior that contributes to sustainable development, health and welfare of society; takes into account the expectations of stakeholders; is in compliance with applicable law and consistent with internasional norms af behavior; and is integrated throughout the organization and practiced in its relationship. “

Tanggung jawab perusahaan atau dikenal dengan CSR adalah tanggung jawab suatu organisasi yang atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis; yang Konsisten dengan

pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat;

Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder; sesuai hukum yang berlaku dan konsisten sesuai dengan norma-norma internasional; Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, alam

(8)

pengertian ini meliputi baik kegiatan produk maupun jasa, ungkap Jalal (2010;1).

Di Indonesia sendiri, sejak tahun 2003 Kementrian Sosial mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada perusahaan nasional. Pada tahun 2007 pelaksanaan CSR untuk dunia usaha sudah diwujudkan melalui UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pasal 74 UU PT yang berisi: “(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungannya, (2) Tanggung Jawab sosial Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan kepatutan dan kewajaran, (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.

Berdasarkan Undang-Undang tersebut, setiap perusahaan kini wajib mengeluarkan dana perusahaannya untuk mendanai kegiatan-kegiatan masyarakat. Beberapa perusahaan besar yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya alam telah mampu mengembangkan bentuk-bentuk kegiatan CSR nya dengan baik. Namun beberapa perusahaan lainnya ada juga yang belum mampu mengefektifkan pelaksanaan kegiatan CSR sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini didorong oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tidak mampu menarik simpati dan partisipasi masyarakat untuk ikut menyukseskan program-program CSR tersebut. Faktor tersebut pada akhirnya pelaksanaan kegiatan CSR tidak mampu berkembang secara efektif

(9)

untuk mencapai tujuannya, yakni memberdayakan masyarakat dan lingkungannya.

Pada tanggal 22 Febuari 2006 terjadi permasalahan yang disebabkan tidak pekanya perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Dalam hal ini 500 warga Kampung Kali Kabur dan Banti, Tembagapura, menutup ruas jalan dan pemukiman karyawan PT. Freeport ke lokasi pengolahan dan penambangan Grazberg. Akibatnya, PT. Freeport Indonesia menutup semenatara kegiatan kantornya dan menghentikan produksi. Kerusakan lingkungan yang sangat tragis terjadi pula pada lokasi penambangan timah inkonvesional di bibir pantai pulau Bangka, Belitung, dengan terjadinya pencemaran air di permukaan laut dan perairan umum, selain itu lahan menjadi tandus, sehingga terjadi abrasi pantai, dan kerusakan cagar alam yang diperkirakan butuh waktu 150 tahun untuk pemulihannya, Sutopoyudo (2009:109).

Permasalahan lingkungan yang dihadapi perusahaan-perusahaan tersebut harus menjadi perhatian bagi perusahaan lain. Semakin berkembang suatu perusahaan, maka kemungkinan terjadinya kerusakan semakin besar, karena perusahaan membutuhkan sumber daya yang lebih banyak lagi dari lingkungan di sekitarnya. Sumber daya tersebut tidak hanya berupa bahan baku produksi berupa material, tetapi juga tenaga kerja.

Eksploitasi sumber-sumber alam yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan, telah memicu untuk mengurangi dampak negatif ini. Penerapan tanggung jawab sosial atau lebih di kenal dengan CSR menjadi salah satu cara perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut. CSR menunjukan bahwa perusahaan tidak hanya memikirkan kepentingan perusahaan, tetapi

(10)

juga kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas. Pihak-pihak tersebut adalah semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, yaitu pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik, pemerintah dan pemasok bahkan pesaing. Program-program tersebut dapat berupa kesehatan, pembangunan,

sarana-prasarana umum, pemberian bantuan secara tunai,

pembayaran beasiswa dan berbagai jenis bantuan lainnya.

Kegagalan demi kegagalan yang dirasakan oleh beberapa perusahaan yang tidak mampu mengefektifkan kegiatan CSR dengan mendapatkan simpati serta partisipasi yang minim dari masyarakat tersebut, tidak bisa dilepaskan dari pengaruh keefektifan organisasi yang terdapat dalam perusahaan itu sendiri, Reza Rahman (2009:57). Pengelolaan organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dan program-program yang terkait dengan kegiatan CSR menuntut pembentukan desain atau model pekerjaan terlebih dahulu bagi karyawan ataupun stakeholders didalam perusahaan itu. Model tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal permasalahan dari dalam ataupun luar perusahaan, diantaranya kepentingan perusahaan, struktur organisasi, iklim internal diperusahaan itu sendiri, dan sebagainya, tata kelola yang organisasi perusahaan yang diiringi oleh fungsi regulasi dan manajerial yang baik tidak mampu merencakan, membuat, dan melaksanakan dengan baik program-program CSR yang dapat menyentuh hati dan menarik simpati serta partisipasi masyarakat.

PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang ekstraktif atau pertambangan di Indonesia. Indocement memiliki dan telah menjalankan program-program CSR dengan baik yang bertujuan untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan untuk generasi yang akan datang.

(11)

Keberhasilan program CSR yang dijalankan oleh Indocement ini telah mendapatkan penganugerahan penghargaan yakni sebagai peraih penghargaan emas dan penghargaan terbaik 1 ”Indonesia CSR Award 2008” dan Peraih Emas PROPER dari Kementrian Lingkungan Hidup pada tahun 2009 (annual report Indocement tahun 2009).

Sebagai salah satu perusahaan yang telah menerapkan CSR dan pelaksanaannya berdasarkan pada konsep triple bottom line adalah PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk. Indocement berusaha

melaksanakan CSR dengan dasar filosofi pembangunan

berkelanjutan. Secara ekonomi perusahaan berusaha menciptakan pertumbuhan dan keuntungan, secara sosial perusahaan bertanggung jawab untuk menciptakan kesejahteraan bagi karyawan dan masyarakat serta secara lingkungan masyarakat serta secara lingkungan perusahaan berusaha menjalankan operasional usahanya dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.

Filosofi pembangunan berkelanjutan ini kemudian di terapkan Indocement ke dalam kebijakan umum perusahaan. Kebijakan yang terikat dengan filosofi pembangunan berkelanjutan dijelaskan dalam poin keselamatan dan kesehatan kerja, keamanan, lingkungan, dan komunitas. Indocement berkomitmen untuk senantiasa mematuhi undang-undang, mengendalikan resiko dalam operasionalnya, berupaya mengehemat sumber daya alam dan mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan senantiasa berusaha meningkatan program untuk menciptakan hubungan kerja sama dengan lingkungan sekitar.

Sebagai sebuah perusahaan yang berorientasi lingkungan,

(12)

kesejahteraan masyarakat, sehingga masyarakat dapat merasakan kehadiran Indoecement di lingkungannya.

Untuk itu, maka dibentuk corporate CSR departmen yang berada di bawah Corporate Public and Internal Affairs Division.

Secara umum tugas CSR adalah sebagai berikut:

1. Membantu meningkatkan kualitas program CSR yang dijalankan oleh CSR unit agar efektitifitas program

dapat tercapai demi kesejahteraan komunitas,

khususnya lokal yang berada di sekitar wilayah operasi Indocement, sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara keduanya

2. Menciptakan sinergi komunikasi dua arah yang efektif

dengan cara pemegang kepentingan stakeholder,

terutama komunitas lokal, dengan tujuan menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi kelancaran perusahaan.

3. Menjaga dan meningkatkan citra perusahaan yang

positif sebagai perusahaan yang peduli pada kondisi komunitas.

4. Mengembangkan kegiatan CSR yang mengarah pada

upaya pembangunan yang berkelanjutan dan

menunjang core business perusahaan.

Untuk menjalankan tugas tersebut, CSR unit Citeureup mempunyai kegiatan: Program 5 pilar dan sustainable devepoment program (SDP). Program 5 pilar ini terdiri dari program pendidikan, kesehatan, ekonomi, SOSBUDAGOR, dan keamanan. Sedangkan

(13)

masyarakat agar dapat menjadi mandiri secara berkesinambungan dengan mengacu pada beberapa isu/masalah lingkungan.

Dalam perencaan dan pelaksaannya, 2 program CSR Indocement unit di Citeureup ini mengacu kepada tujuan

pembangunan Milenium Development Goals (MDGs), dengan fokus

utama pada tujuan: memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan untuk semua, mendorong kesejahteraan jender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak; meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya; memastikan kelestarian lingkungan hidup; mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Pelaksaan tersebut melibatkan komunitas/masyarakat, guna meperbesar potensi pemberdayaan.

SDP lebih mengarah kepada program yang bersifat jangka panjang. Program-program terdiri dari program budi daya jarak, program pengolahan sampah (UPK), program alternatif fuel, pusat pelatihan dan pemberdayaan masyarakat serta pusat bengkel terpadu.

Untuk menunjang dari tujuan MDGs maka CSR mempunyai dasar-dasar penyusunan program, yaitu 5 pilar. Sasaran dari pelaksanaan program tersebut adalah pemberdayaan masyarakat di 12 desa binaan dan membangun daerah dengan melakukan kontribusi pembangunan berkelanjutan dengan baik dari segi fisik berupa perbaikan atau pembangunan infrastruktur dan non fisik seperti pendidikan dan pelatihan agar masyarakat tidak memiliki ketergantungan dengan perusahaan.

Program pemberdayaan masyarakat yang terdiri dari 5 pilar utama bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan, pendidikan, dan

(14)

lingkungan. Gambar 1.2 berikut akan menggambarkan tentang program 5 pilar sebagai fokus utama MDGs:

GAMBAR 1.2

LAMBANG FOKUS UTAMA MDGs/DEKLARASI MILLENIUM PROGRAM 5 PILAR

Sumber: CSR PT. Indocement

Banyak sekali faktor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Faktor-faktor tersebut diantaranya rendahnya sarana dan prasarana, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan (http://edukasi.kompasiana.com/ diakses tanggal 13 Maret 2013).

Selain itu menurut UNESCO, badan PBB yang menangani pendidikan menyerukan, bahwa pendidikan adalah kunci menuju perbaikan peradaban. Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, mengatakan akan mewujudkan pendidikan Indonesia sebagai proses pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya.

(15)

TABEL 1.1

DEMOGRAFI 12 DESA BINAAN

Sumber : CSR Indocement (Sensus Penduduk, 2012)

Tentunya, tujuan dan sasaran pendidikan dari pemerintah tersebut akan tercapai melalui peran aktif dari semua pihak, baik pemerintah maupun swasta. Dari bahasan tersebut penulis mencermati bahwa pendidikan sangatlah penting, karena pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan bangsa dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik. Hal ini dilatar belakangi oleh sensus terakhir mengenai tingkat pendidikan di 12 desa binaan (Lampiran 1). Dari data tersebut terlihat bahwa sebagian masyarakat yang berdomisili di daerah 12 desa binaan masih banyak yang memiliki standar pendidikan dibawah kualitas pemerintah, yaitu program belajar 9 tahun dan juga terlihatnya strata pendidikan yang masih sangat rendah (tamat SD dan SMP), dan angka putus sekolah yang relatif masih tinggi. Sehingga jumlah angka pengangguran pun semakin besar karena kurangnya strata pendidikan di 12 desa binaan.

Dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan upaya turut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menyukseskan wajib belajar 9 tahun dan memberikan latihan pemberdayaan untuk

No Desa Laki-laki Perempuan Total Pengangguran

1 Bantarjati 3,656 3,453 7,109 493 2 Citeureup 8,822 8,419 17,241 1,549 3 Gunung Puteri 7,391 7,239 14,630 48 4 Gunung Sari 6,113 5,940 12,053 1,920 5 Hambalang 5,675 5,253 10,928 460 6 Leuwikaret 3,395 3,054 6,449 1,891 7 Lulut 6,493 6,340 12,833 2,208 8 Nambo 4,519 4,318 8,837 2,404 9 Pasir Mukti 4,783 4,724 9,507 659 10 Puspanegara 9,473 9,142 18,615 436 11 Tajur 6,365 6,094 12,459 1,347 12 Tarikolot 10,074 9,965 20,039 8,034 76,759 73,941 150,700 21,449 TOTAL

(16)

meningkatkan keterampilan masyarakat desa binaan. Melalui program CSR Indocement telah memberikan andil dalam dunia pendidikan salah satunya pemberian beasiswa.

Pemberian beasiswa diberikan kepada anak SMU kelas 1, 2, dan 3 di 12 desa binaan yang masing-masing telah lulus seleksi yang diberikan oleh Indocement. Selain anak-anak SMU kelas 1, 2, dan 3 di berikan pula beasiswa untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri. Adapun program anak unggulan SLTP/MTS berupa pemberian dan penghargaan bagi siswa maupun siswi berprestasi terbaik ke 1 dan ke 2 pada setiap sekolah SD/MI yang melanjutkan ke tingkat SLTP/MTS.

Dengan pengelolaan yang baik, konsep yang jelas dan tepat sasaran, maka program 5 Pilar tersebut dapat menciptakan dampak positif bagi perusahaan, khususnya corporate image perusahaan itu sendiri. Karena dengan program CSR yang ada, akan terbentuk di benak masyarakat bahwa perusahaan tidak hanya memikirkan keuntungan semata, tetapi juga perusahaan yang peduli kesejahteraan masyarakat yang dibinanya. Terutama dalam era globalisasi sekarang ini, masyarakat semakin menaruh perhatian dan memberi nilai lebih pada perusahaan yang memiliki image sosial yang positif dengan melakukan tanggung jawab sosialnya.Terutama dalam bidang pendidikan yang bertujuan agar masyarakat di 12 desa binaan mendapatkan pendidikan yang layak dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga dapat memperbaiki presntase sarana pendidikan yang rendah di 12 desa binaan. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian mengenai “Pengaruh Program Corporate Sosial Responsibility Indocement Pilar Pendidikan Terhadap Corporate Image

PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk ” (studi kasus pada penerima beasiswa di 12 desa binaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk. di Unit Citeureup, Bogor).

(17)

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah dituangkan dalam sub-bab 1.2dan didukung dengan teori-teori serta dilengkapi dengan data dan fakta yang ada, maka dibuatlah rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun perumusan masalah didalam penelitian ini, antara lain: 1. Bagaimana penerapan kegiatan Corporate Sosial Responsibility

Indocement pilar pendidikan beasiswa dalam mendukung program Corporate Social Responsibility pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk di Citeureup, Bogor ?

2. Bagaimana corporate image PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk dari sudut pandang penerima beasiswa di 12 desa binaan Indocement unit Citeureup ?

3. Seberapa besar pengaruh program Corporate Sosial

Responsibility Indocement pilar pendidikan pada penerima

beasiswa di 12 desa binaan terhadap Corporate Image

PT.Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk di Citeureup, Bogor ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian harus mampu menjawab rumusan masalah di atas. Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui penerapan kegiatan corporate sosial

responsibility Indocement pilar pendidikan beasiswa dalam

mendukung corporate cocial Responsibility pada PT.

Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk di Citeureup, Bogor.

2. Untuk mengetahui corporate image PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk dari sudut pandang penerima beasiswa di 12 desa binaan Indocement unit Citeureup.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program corporate sosial responsibility Indocement pilar pendidikan pada penerima

(18)

beasiswa di 12 desa binaan terhadap corporate image PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk di Citeureup, Bogor.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Kegunaan dari penelitian ini diantaranya :

1. Kegunaan Akademis

Menambah pengetahuan mengenai penelitian evaluative terhadap suatu program CSR dan juga menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai CSR yang sesuai dengan realita yang terjadi di masyarakat secara umum serta memberikan pengalaman nyata dan pengetahuan di bidang manajerial tentang ilmu dan teori – teori yang diperoleh selama perkuliahan.

2. Kegunaan Praktis

Sebagai masukan bagi perancang dan pelaksana program CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk Citeureup, Bogor dalam melakukan perbaikan atau penyempurnaan program CSR di masa yang akan datang.

3. Kegunaan Umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian lanjutan atau penelitian yang sejenis.

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan.

1. BAB I PENDAHULUAN, pada bab I berisi mengenai profil

(19)

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP

PENELITIAN, pada bab II berisi landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan ruang lingkup penelitian.

3. BAB III METODE PENELITIAN, pada bab III berisi

mengenai jenis penelitian, variabel operasional dan skala pengukuran, data dan tekhnik pengumpulan, tekhnik sampling, analisis data, dan pengujian hipotesis.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, pada bab IV

dijelaskan mengenai hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan mengenai analisis dari hasil penelitian.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, pada bab V berisi

mengenai kesimpulan dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, saran yang diberikan bersifat akademis dan saran bersifat praktis.

Referensi

Dokumen terkait

Pada halaman admin menggunakan struktur navigasi campuran, karena pertama admin login terlebih dahulu, maka akan masuk ke halaman index admin yang didalamnya terdapat menu

Drain sebagai dermaganya dan tempat pelelangan ikan (TPI) yang bangunannya semi permanen, sedangkan fasilitas lain sebagai Pelabuhan Perikanan belum

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

Penipuan berasal dari kata tipu yang artinya menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah perbuatan atau perkataan yang tidak jujur (bohong, palsu, dsb) dengan

Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dan (one-shot) model yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data dengan cara

Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien dengan tindakan operasi obstruksi

10 Perubahan Kadar Cadmium (Cd) pada perokok Aktif pasca dilakukan titik Akupuntur Surakarta Univ Setia Budi Ska 11 Perubahan Kadar CO (Carbon Monoksida) pasca tindakan akupuntur

Dengan dukungan database yang telah tersedia, berupa data atribut serta proses digitasi poligon sesuai batas–batas administrasi wilayah kemudian dilakukan proses