• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penetuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Selatan, yaitu di Kecamatan Tapaktuan. Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu berdasarkan kriteria pada kecamatan - kecamatan tersebut dapat ditemui perusahaan sirup pala dengan tujuan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada agroindustri sirup pala di daerah tersebut agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode sensus, yaitu semua populasi dijadikan sempel.Adapun besar sempel adalah sebanyak 7 pengusaha sirup pala.

Tabel 5. Populasi dan Sampel

No Nama Usaha Daerah

1 Usaha Dianti Gp. Hilir

2 Usaha Mestika Gp. Hilir

3 Usaha cahaya Rizki Gp. Padang

4 Usaha Melda Desa Batu itam

5 Usaha Yolanda Gp. Hilir

6 UD.Putri Naga Desa Batu itam

7 UD. Cahaya Air Berudang

Dari Tabel 5. diatas diambil seluruh populasi sebanyak 7 perusahaan agroindustri sirup buah pala, dan Sampel yang diambil sebanyak 7 perusahaan

(2)

agroindustri sirup buah pala yang berada di Kabupaten Aceh Selatan, Kecamatan Tapak Tuan.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pengusaha agroindustri sirup buah pala dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan.

3.4. Metode Analisis Data

Untuk menyelesaikan masalah 1 digunakan analisis deskriptif dan masalah 2 digunakan analisis SWOT. Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat perlu melalui berbagai tahapan sebagai berikut :

1. Tahap pengambilan data evaluasi faktor eksternal dan internal.

2. Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal, eksternal dan matriks SWOT. 3. Tahap pengambilan keputusan.

Tahap pengambilan data ini digunakan untuk mengetahui faktor - faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi perusahaan dapat dilakukan dengan wawancara terhadap ahli perusahaan yang bersangkutan. Setelah mengetahui berbagai faktor dalam perusahaan maka tahap selanjutnya adalah membuat matriks internal dan eksternal.

(3)

Tabel 6. Matriks Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Faktor Strategi Internal & Eksternal Rating Bobot Skor (Rating x Bobot) Kekuatan/Kelemahan

1. 2. 3.

Total Skor Kekuatan/Kelemahan 100 Peluang/Ancaman

1. 2. 3.

Total Skor Peluang/Ancaman 100 Sumber : Rangkuti, 1997.

Berdasarkan tabel berikut, tahapan yang dilakukan dalam menentukan faktor strategi adalah menentukan faktor - faktor yang menjadi kekuatan / kelemahan serta peluang / ancaman dalam kolom 1, lalu beri peringkat (rating) untuk setiap faktor pada kolom 2 berdasarkan respon sampel penelitian terhadap faktor-faktor tersebut, yaitu :

Tabel 7. Peringkat (Rating) Faktor Internal dan Eksternal

Rating Kategori Faktor Internal Faktor Eksternal

4 3 2 1 1 2 3 4 Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kelemahan Kelemahan Kelemahan Kelemahan Peluang Peluang Peluang Peluang Ancaman Ancaman Ancaman Ancaman Sumber Rangkuti, 1997.

(4)

Kemudian beri bobot masing - masing faktor tersebut yang jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1 pada kolom 3 dengan rumus seperti berikut :

Kemudian yang terakhir, kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk mendapatkan skor dalam kolom 4 (Rangkuti, 1997).

Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dari matriks ini akan terbentuk empat kemungkinan alternatif strategi.

Tabel 8. Matriks SWOT

STRENGTHS (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal OPPORTUNITIES (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATHS (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber: Rangkuti ,1997 Internal Eksternal

(5)

Keterangan : 1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar - besarnya.

2. Strategi ST

Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 1997).

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka dibuat Defenisi dan Batasan Operasional sebagai berikut :

Definisi :

1. Agroindustri sirup pala adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian sari tanaman buah pala.

2. Sirup pala adalah minuman olahan dari daging buah pala.

3. Strategi pemasaran adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh manajer pemasaran yang berdasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan.

(6)

4. Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada didalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung dan khusus pada perusahaan.

5. Lingkungan eksternal adalah suatu proses yang dilakukan oleh perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman.

Batasan Operasional :

1 Tempat penelitian adalah industri rumah tangga yang memproduksi sirup pala di Kabupaten Aceh Selatan, yaitu Kecamatan Tapak Tuan.

(7)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu dari 22 daerah kabupaten/kota di Provinsi Aceh terletak di pantai barat Pulau Sumatera secara geografis terletak antara 2.00 – 4.17 Lintang Utara (LU) dan 90.30 – 89.15 Bujur Timur (BT), dengan luas daerah 4.005,10 Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara dengan Kab. Aceh Tenggara - Sebelah Selatan dengan Lautan India

- Sebelah Barat dengan Kab. Aceh Barat Daya - Sebelah Timur dengan Kab. Subulussalam

Secara umum Kabupaten Aceh Selatan beriklim tropis dan basah dengan curah hujan bervariasi sepanjang tahun sehingga pada musim kemarau hujan juga turun. Musim panas biasanya terjadi pada bulan Januari sampai dengan Agustus sedangkan musim hujan terjadi pada bulan September sampai bulan Desember. Kondisi Topografi, daerah Kabupaten Aceh Selatan sangat bervariasi dan sebahagian besar terdiri dari daerah pegunungan yang berbukit, 75% daerah hutan lebat dan batu-batuan terjal sedangkan 25% lagi adalah dataran rendah yang terdiri dari perkampungan, areal pertanian, rawa dan semak belukar.

(8)

1.1.1. Data Kependudukan

Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012 tercatat 213.092 jiwa (wibsite BPS Kab. Aceh Selatan), terdiri dari laki-laki dari 104.955 jiwa dan perempuan 108.137 jiwa dengan kepadatan rata-rata 51 jiwa/Km2. Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Tapak Tuan yaitu 22.939 jiwa sedangkan penduduk yang sedikit jumlahnya di Kecamatan Trumon yaitu 4.260 jiwa. Penduduk terpadat di Kecamatan Labuhanhaji yaitu 287.74 jiwa/Km2 dan yang Terjarang yaitu 9 jiwa/Km2.

4.2 Karakteristik Agroindustri Sirup pala

Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berusaha, serta luas lahan dan bangunan usaha. Secara rinci, karakteristik sampel pengusaha agroindustri sirup pala dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Karakteristik Pengusaha Agroindustri Sirup pala

Karakteristik Sampel Satuan Rataan Rentang

Umur Tahun 49 40 – 60

Tingkat Pendidikan Tahun 12 4 – 17

Lama Usaha Tahun 11 4 – 24

Luas Lahan Usaha m2 169 100 – 300

Luas Bangunan Usaha m2 70 60 – 90

(9)

Dari tabel tersebut diketahui bahwa rata – rata umur pengusaha agroindustri sirup pala adalah 49 tahun dengan rentang antara 40 – 60 tahun. Di lihat dari tingkat pendidikan yang dijalani oleh pengusaha tersebut rata – rata adalah 12 tahun, ini menunjukan bahwa pendidikan pengusaha sirup pala adalah tingkat SMA/sederajat sedangkan pengalaman berusaha di bidang agroindustri sirup pala tersebut rata – rata adalah 11 tahun dengan rentang antara 4 – 24 tahun. Rata – rata luas lahan usaha sirup pala adalah 169 m2 dengan rentang antara 100 – 300 m2, sedangkan luas bangunan untuk memproduksi sirup pala rata-rata adalah 70 m2 dengan rentang antara 60 – 90 m2.

4.2.2. Permodalan

Modal usaha bagi pengusaha skala besar ataupun kecil merupakan unsur yang utama dalam mendirikan suatu usaha yang bertujuan untuk mendukung peningkatan pendapatan (profit) yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup pengusaha itu sendiri. Modal usaha berasal dari modal sendiri, modal keluarga, ataupun pinjaman dari lembaga keuangan (bank).

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian, rata – rata modal yang digunakan untuk mendirikan usaha adalah modal sendiri.

4.2.3. Harga

Harga adalah biaya yang telah ditetapkan perusahaan karena penetapan harga jual berdasarkan jumlah biaya bahan baku yang dipakai untuk pembuatan sirup pala, sehingga pengusaha sirup pala baru bisa menentukan berapa keuntungan yang akan diperoleh dari pembuatan sirup pala. Berdasarkan hasil wawancara

(10)

dengan pengusaha sirup pala, harga jual sirup pala per botolnya di jual rata-rata sebesar Rp. 15.000,-sampai Rp. 20.000,-.

4.2.4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu kegiatan produksi. Tenaga kerja dalam usaha agroindustri sirup pala di daerah penelitian diperlukan untuk mengerjakan berbagai kegiatan produksi seperti buah pala dibuang bijinya, dicuci bersih dan dirajang halus, dibelender sampai encer, pengepresan dengan kain saring (diambil air sarinya), sari air buah pala diambil ditambah gula pasir lalu dipanaskan, aduk terus sampai kental kemudian didinginkan dan dimasukan kedalam botol yang bersih siap dipasarkan, dll. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian, rata – rata jumlah tenaga kerja yang dipakai adalah 3 orang dengan rentang antara 2 – 4 orang. Jam kerja untuk memproduksi sirup pala rata – rata dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Upah tenaga kerja pada industri ini adalah sebesar Rp. 25.000/hari atau sekitar Rp. 750.000/bulan.

4.2.5. Kualitas Produk

Kualitas merupakan suatu standar mutu dimana setiap unsur saling berhubungan serta dapat mempengaruhi kinerja dalam memenuhi harapan pelanggan.Kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir,yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia,kualitas proses,dan kualitas lingkungan.Kualitas produk dapat ditinjau dari sudut pandang pemasaran diukur dengan persepsi pembeli.

(11)

4.2.6 Jumlah Buah Pala yang Dibutuhkan

Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Biji, fuli dan minyak pala merupakan komoditas ekspor dan digunakan dalam industri makanan dan minuman. Sirup buah pala merupakan salah satu bentuk olahan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini merupakan sebuah peluang untuk sirup pala dalam bersaing dengan keberagaman jenis produk sirup buah lainnya di pasar.

4.2.7 Produksi

Produksi adalah hasil yang diperoleh dari proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Proses pembuatan sirup pala yang dihasilkan oleh masing-masing pengusaha sirup pala. Berdasarakan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala per-produksinya bisa menghasilkan 50 botol sampai 100 botol.

4.2.8 Promosi

Promosi adalah usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempublikasikan atau memperkenalkan produk kepada masyarakat atau konsumen. Berdasarkan hasil wawancara dan survei yang dilakukan promosi atau sistem penjualan sirup pala yang dilakukan hanya sampai kepada konsumen langsung ada juga pengusaha yang tidak pernah mempromosikannya, sehingga penjualan sirup pala masih dibilang lambat atau kurang berkembang dan sistem penjualan juga masih dikatagori lokal.

(12)

4.2.9 Teknologi

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Berdasarkan hasil wawancara dan survei yang dilakukan didaerah penelitian pengusaha sirup pala masih menggunakan teknologi yang tradisional.

4.2.10 Produk Olahan

Pengolahan produk adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan dan minuman,menjadi bentuk lain untuk konsumsi atau oleh-oleh industri pengolahan makanan. Berdasarkan hasil wawancara dan survei yang dilakukan didaerah penelitian adanya produk olahan lain dari buah pala selain sirup buah pala yaitu, manisan buah pala, sari buah dll.

4.2.11 Kurangnya Kemitraan

Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala didaerah penelitian adalah kurangnya kemitraan pengusaha sirup pala dengan lembaga lain.

(13)

4.2.12 Bahan Baku

Bahan baku sangat penting bagi perusahaan agroindustri yang mengolah suatu produk, karena bahan baku merupakan salah satu faktor penentu kualitas dari produk yang dihasilkannya. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi sirup pala harus berkualitas, yaitu tidak busuk dan segar. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan kualitas sirup pala yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala didaerah penelitian, penyediaan bahan baku berupa buah pala cukup tersedia di kabupaten Aceh Selatan.

4.2.13 Pangsa Pasar

Pangsa Pasar adalah wilayah tempat pemasaran hasil produk yang akan di jual ke wilayah-wilayah khusus. Berdasarkan hasil wawancara kepada pegusaha sirup pala pangsa pasar produk sirup pala masih di daerah Kabupaten Aceh Selatan saja sehingga masih banyak masyarakat atau konsumen belum mengetahui atau mengenal sirup pala tersebut. Sebenarnya peluang untuk pangsa pasar ekspor luar daerah Kabupaten Aceh Selatan sangat besar.

4.2.14. Berkhasiat

Khasiat buah pala banyak yang tidak diketahui oleh orang. Hal itu dikarenakan pala hanya dikenal sebagai bumbu dan penyedap masakan. Pala adalah jenis rempah-rempah yang ada di Indonesia dan rempah-rempah tersebut hanya memanfaatkan bagian biji buah pala tersebut. Sedangkan daging buahnya sering diabaikan begitu saja.Adapun khasiat pala adalah mengobati masuk angin,meredakan asam lambung,melancarkan peredaran darah. Pala adalah buah

(14)

yang langka, sebab tanaman pala tidak bisa dijumpai di seluruh wilayah Indonesia. Hanya wilayah-wilayah tertentu saja yang dikenal sebagai wilayah penghasil pala. 4.2.15. Prospek

Prospek usaha merupakan gambaran tentang masa depan suatu produk atau perusahaan yang menunjukkan suatu harapan yang cerah dalam perkembangan usahanya atau kemajuan yang pesat. Berdasarkan hasil wawancara dari pengusaha sirup pala, prospek usaha sirup pala di daerah penelitian mempunyai keuntungan yang meyakinkan.

4..2.16. Bersaing Dengan Produk Lainnya

Bersaing artinya adalah bila bisnis/produk Anda sama atau mirip dengan bisnis/produk milik orang lain. Berdasarkan hasil wawancara dari pengusaha sirup pala perusahaan agroindustri sirup pala di daerah penelitian bersaing dengan produk lainnya

4.2.17 Pesaing

Pesaing artinya adalah lawan yaitu antara besar dan kecil, maksudnya perusahaan yang ada di wilyah tertentu tidak hanya satu melainkan lebih dari satu. Berdasarkan hasil wawancara dari pengusaha sirup pala perusahaan pesaing agroindustri sirup pala di daerah penelitian masih sedikit dan masih bisa terjangkau antara agroindustri sirup pala yang lainnya

4.2.18 Penggantian Musim

Pergantian musim adalah perubahan iklim pada wilayah bisa musim panas dan bisa musim hujan. Dengan pergantian musim akan mempengaruhi hasil produksi buah pala. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala

(15)

apabila terjadi musim panas produksi buah pala terjadi penurunan sedangkan pada musim hujan produksi buah pala mengalami kenaikan, sehingga pengaruh pergantian musim atau cuaca terhadap agroindustri sirup pala sangat berpengaruh pada proses produksi dan pemasaran produk.

4.2.19. Produk Olahan

Pala merupakan salah satu komoditas ekspor penting, karena 60% kebutuhan pala dunia dipasok dari Indonesia. Buah ini dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna. Setiap bagian tanaman, mulai dari daging, biji,pala dapat dimanfaatkan untuk industri makanan, minuman maupun kosmetika. Daging buah pala berpotensi untuk diolah menjadi berbagai produk pangan, antara lain, manisan pala, dan sirup pala.

4.2.20. Selera Konsumen

Selera konsumen setiap orang berbeda-beda. Setiap konsumen tiap daerah memiliki selera yang berbeda dalam hal makanan ataupun barang-barang. Adanya perbedaan selera jelas akan mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian setiap konsumen memiliki selerah yang berbeda-beda terhadap jenis pengolahan buah pala.

4.2.21. Biaya Promosi

Biaya Promosi adalah bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak dalam rangka memperkenalkan dan/atau menganjurkan pemakaian suatu produk baik langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan penjualan.

(16)

4.3. Kekuatan Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Pala

Adapun kekuatan agroindustri dalam pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah :

1. Pengunaan modal usaha pada agroindustri sirup pala

Setiap perusahaan yang ingin masuk ke dalam agroindustri sirup pala memerlukan modal yang besar untuk biaya investasi dan operasi. Modal tersebut dapat menjadi ancaman bagi para pengusaha. Namun, didaerah penelitian modal bukanlah menjadi ancaman bagi mereka dalam menjalankan usahanya. Modal usaha bisa berasal dari modal sendiri, modal keluarga, ataupun pinjaman dari lembaga keuangan/bank. Lembaga keuangan sangat dibutuhkan oleh dunia usaha agribisnis, terutama bagi usaha kecil yang biasanya membutuhkan modal tambahan sebagai modal investasi dalam modal kerja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala didaerah penelitian, rata – rata modal yang digunakan untuk mendirikan usaha adalah modal sendiri. 2. Harga jual sirup pala

Menetapkan harga produk, perusahaan tidak hanya menetapkan harga berdasarkan kehendak perusahaan. Penetapan harga harus melihat penetapan harga pesaing, sehingga perusahaan dapat mempertahankan pelanggan dan memperoleh keuntungan yang memuaskan. Penetapan harga yang terlalu tinggi menyebabkan kehilangan pelanggan karena berpindah menjadi pelanggan dari perusahaan pesaing. Penetapan harga yang terlalu rendah juga menyebabkan berkurangnya keuntungan (Profit) yang diperoleh perusahaan, hal ini akan berpengaruh pada kelangsungan usaha.

(17)

Dalam penentuan harga jual produknya pengusaha terlebih dahulu menghitung beberapa biaya seperti biaya tenaga kerja, biaya material/bahan baku, dan biaya lain – lain seperti biaya administrasi, biaya pemasaran, dan sebagainya setelah itu baru ditentukan berapa keuntungan yang ingin diperoleh.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah

penelitian, rata – rata harga jual produk sirup pala dalam bentuk botol adalah Rp.15.000/botol. Harga tersebut diperoleh berdasarkan total biaya untuk

memproduksi produk sirup pala adalah Rp. 12.000/botol kemudian pengusaha ingin mengambil keuntungan sebesar 20%, maka besar harga jual yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 15.000,-. harga tersebut merupakakn kekuatan perusahaan agroindustri dan dianggap sesuai dengan permintaan akan sirup pala.

3. Jumlah tenaga kerja pada agroindustri sirup pala

Dari segi sosial, usaha sirup pala menyerap tenaga kerja lokal yang besar baik perusahaan menengah, besar, kecil maupun rumah tangga. Usaha ini hanya mengunakan teknologi yang sederhana tanpa perlu pengetahuan yang spesifik. Tenaga kerja untuk memproduksi sirup pala tidak membutuhkan pendidikan formal atau pengetahuan khusus, tetapi lebih memerlukan keterampilan dan ketekunan. Hal ini merupakan kekuatan bagi perusahaan agroindustri karena apabila terjadi peningkatan permintaan, pengusaha tidak mengalami kesulitan untuk mencari tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja juga dapat dipenuhi dari keluarga sendiri atau dari tetangga sekitar. Tenaga kerja biasanya ada yang tetap dan tidak tetap (borongan).

(18)

kecil-rumah tangga rata – rata adalah 3 orang dengan jam kerja kurang lebih 8 jam/hari yaitu mulai dari jam 8 pagi – 4 sore.

4. Kualitas Produk Sirup Buah Pala

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian,kualitas produk yang dihasilkan oleh masing-masing sampel di daerah penelitian memiliki kualitas produk yang baik.hal ini menjadi kekuatan bagi pengusaha agroindustri sirup pala.

5. Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan

Pala merupakan salah satu jenis buah yang dapat diolah serta dimanfaatkan menjadi berbagai bentuk produk olahan makanan dan minuman. Salah satu produk olahan dari pala adalah sirup pala. Bahan baku yang digunakan adalah hanya berupa daging buahnya saja. Buah pala terlebih dahulu harus dibelah untuk diambil daging buahnya. Daging buah yang digunakan untuk sirup berbeda dengan yang akan diolah menjadi olahan makanan lainnya seperti manisan pala. Daging pala yang digunakan untuk pembuatan manisan haruslah yang memiliki bentuk yang besar, sedangkan untuk sirup umumnya adalah buah yang berukuran kecil maupun sedang.jumlah buah pala yang dibutuhkan rata – rata sekitar 50 Kg/produksi dengan rentang antara 50 Kg – 100 Kg dengan harga Rp. 3.000 – Rp. 5000/Kg.

4.4. Kelemahan Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Pala

Adapun kelemahan agroindustri dalam pemasaran sirup pala didaerah penelitian adalah :

(19)

1. Jumlah produksi sirup pala Per hari

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian, jumlah produksi sirup buah pala per produksi rata – rata adalah 50 botol per produksi dengan rentang antara 50 – 100 botol /produksi. Dalam skala industri kecil/rumah tangga, produksi sirup pala dengan jumlah tersebut dianggap masih kecil karena dengan adanya kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan seharusnya dapat memproduksi hingga 100 botol lebih . Namun, perusahaan agroindustri sirup pala di daerah penelitian tidak dapat memproduksi dalam jumlah besar karena jumlah produksi ditentukan oleh permintaan konsumen yang membeli hasil produk perusahaan tersebut. Dengan dibatasinya jumlah produksi tersebut merupakan kendala bagi usaha sirup pala dalam mendapatkan profit yang lebih tinggi.

2. Promosi/sistem penjualan produk sirup pala

Akses ke saluran distribusi merupakan kendala dalam agroindustri sirup pala, sehingga para pengusaha sirup pala skala kecil – rumah tangga mengalami kesulitan untuk melakukan distribusi produknya. Promosi/sistem penjualan produk yang dijalankan agroindustri sirup pala didaerah penelitian lebih banyak ditujukan ke konsumen, karena para pengusaha sirup pala tidak memiliki akses (link) ke industri besar. Hal ini merupakan kendala bagi usaha tersebut untuk memperluas jaringan pemasaran produknya.

3. Teknologi yang masih tradisional/konvensional

Keterbatasan akses pengusaha sirup pala dan kurangnya pengetahuan pengusaha sirup pala terhadap fasilitas pembinaan dan pendidikan menjadi salah

(20)

satu faktor penyebab kenapa pengusaha sirup pala masih menggunakan teknologi yang masih tradisional.

4. Adanya produk olahan lain dari buah pala

Daging buah pala merupakan bagian terbesar dari buah pala segar yaitu sekitar 80%, tetapi baru sebagian kecil saja yang sudah dimanfaatkan, sebagian besar hanya dibuang sebagai limbah pertanian. Daging buah pala berpotensi untuk diolah menjadi berbagai produk pangan. Berbagai produk yang sudah dikenal antara lain manisan pala, sirup pala, dan sebagainya. Pengolahan daging buah pala menjadi produk pangan akan meningkatkan nilai ekonomi daging buah pala yang selama ini hanya merupakan limbah.

5. Kurangnya kemitraan dengan lembaga lain

Sirup buah pala kurang di minati oleh masyarakat setempat dikarenakan masyarakat sudah sering mengkonsumsi sirup pala, sedangkan untuk konsumen yang bukan masyarakat setempat banyak yang belum mengetahui sirup pala.dengan adanya kemitraan dengan lembaga lain dapat memperluas pemasaran.

4.5. Peluang Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Pala

Adapun peluang agroindustri dalam pemasaran sirup pala didaerah penelitian adalah :

1. Ketersediaan bahan baku dalam agroindustri sirup pala

Bahan baku sangat penting bagi perusahaan agroindustri yang mengolah suatu produk, karena bahan baku merupakan salah satu faktor penentu kualitas dari produk yang dihasilkannya. Keberlangsungan input juga merupakan hal yang penting dalam manajemen agribisnis termasuk sirup pala.

(21)

Buah pala merupakan bahan baku yang mudah didapat, tersedia sepanjang tahun. Dalam hal penyediaan bahan baku, perusahaan agroindustri sirup pala sudah dapat mengkoordinir dengan baik sehingga proses produksi akan terus berjalan dan dapat mencapai target produksi yang dibutuhkan. Hal ini merupakan peluang bagi pengusaha agroindustri untuk meningkatkan jumlah produksinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian, penyediaan bahan baku berupa buah pala cukup tersedia untuk kebutuhan produksi.Umumnya pengusaha memperoleh bahan baku tersebut dari daerah Kecamatan Tapak Tuan Kabupaten Aceh selatan.

2. Pangsa pasar produk sirup pala

Produk buah pala yang biasanya dijual oleh masyarakat adalah sirupnya. Padahal banyak sekali produk – produk yang bisa diturunkan dari buah pala. Salah satunya adalah buah pala yang menjadi manisan pala. Dari segi skala perusahaan, usaha buah pala dilakukan oleh beberapa perusahaan perusahaan kecil-rumah tangga. Tentu saja mereka memiliki segmentasi pasar sendiri – sendiri. perusahaan kecil-rumah tangga memiliki pasar lokal dan daerah sekitar.

3. Berkhasiat dalam kesehatan tubuh

Khasiat buah pala banyak yang tidak diketahui oleh orang. Hal itu dikarenakan pala hanya dikenal sebagai bumbu dan penyedap masakan. Pala adalah jenis rempah-rempah yang ada di Indonesia dan rempah-rempah tersebut hanya memanfaatkan bagian biji buah pala tersebut. Sedangkan daging buahnya sering diabaikan begitu saja. Buah pala memiliki khasiat yaitu Stomakik yaitu memperlancar pencernaan dan menambah selera makan, Karminatif yaitu

(22)

dan rhematik. Selain itu buah pala ternyata bisa mengatasi susah tidur atau yang lebih kita kenal dengan istilah insomnia,mengatasi racun dalam tubuh serta mencegah dan menghancurkan batu ginjal. Untuk mendapatkan manfaat tersebut kita harus mengkonsumsi buah pala,namun bila kita tidak suka mengkonsumsi secara langsung buah yang satu ini karena rasanya yang asam dan kecut tidak perlu khawatir karena sekarang banyak olahan yang terbuat dari buah pala seperti manisan pala kering,manisan pala basah dan sirup buah pala.

4. Prospek usaha yang cerah

Potensi buah pala dari hulu hingga hilir telah dirasakan memberikan manfaat yang cukup besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kedepannya pengembangan olahan pala yang merupakan salah satu potensi lokal ini akan memberikan prospek pasar yang cukup cerah bagi para pengrajin olahan buah pala maupun pembudidaya. Hal tersebut juga dapat memberikan dampak positif pada pengembangan wilayah di Kabupaten Aceh Selatan karena turut serta meningkatkan perekonomian daerah.

5. Dapat bersaing dengan produk sirup luar

Banyak sekali produk olahan makanan dan minuman yang dapat dihasilkan dari buah pala, dan yang sering dijumpai adalah manisan pala serta asinan pala.Namun, dalam era persaingan bebas saat ini, kita dituntut untuk meningkatkan daya saing produk baik aspek kualitas produk maupun keberagaman produk olahan. Disamping itu juga, dengan semakin ketatnya persaingan dengan produk makanan dan minuman olahan lainnya maka diperlukan suatu usaha pengembangan.Terutama yang berasal dari komoditi lokal. Salah satu potensi komoditi lokal adalah pala yang dapat diproduksi dalam upaya peningkatan hasil

(23)

penjualan.Sirup buah pala merupakan salah satu bentuk olahan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini merupakan sebuah peluang untuk sirup pala dalam bersaing dengan keberagaman jenis produk sirup buah lainnya di pasar. Pengolahan sirup pala ini dapat diusahakan dalam skala industri rumah tangga.

4.6. Ancaman Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Buah Pala

Adapun ancaman agroindustri dalam pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah :

1. Perusahaan pesaing agroindustri sirup pala

Pola konsumsi terhadap buah pala dan potensi pasarnya mempunyai prospek cerah. Keadaan ini dapat dimanfaatkan oleh industri penghasil produk ini. Agroindustri sirup pala terus berkembang dan menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin meningkatnya permintaan terhadap produk sirup pala, maka banyak industri yang bergerak dibidang sirup pala. Dampak yang ditimbulkan dari industri tersebut adalah terjadinya persaingan dengan industri sejenis dalam memperebutkan konsumen dan mendapatkan bahan baku. Besar kecilnya ancaman masuknya pendatang baru/pesaing ke dalam agroindustri sirup pala tergantung pada rintangan masuk yang ada dan reaksi dari para pengusaha agroindustri.

2. Pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap agroindustri sirup pala

Ancaman produksi utama yang dihadapi oleh industri buah pala adalah musim/cuaca yaitu musim penghujan. Selain pada musim penghujan input buah

(24)

pala mengalami penurunan supply. Selain berpengaruh pada proses produksi, musim/cuaca juga berpengaruh dalam proses pemasaran.

3. Produk olahan buah pala yang lain

Ancaman produksi utama yang dihadapi oleh industry sirup buah pala adalah adanya produk olahan buah pala yang lain yang menyebabkan persaingan antara produk olahan lain dengan sirup buah pala.

4. Selera konsumen masyarakat tiap daerah berbeda

Ancaman produksi sirup buah pala pada setiap konsumen tiap daerah memiliki selera yang berbeda – beda ada konsumen yang menyukai rasa sirup buah pala dan terasa meyegarkan ketika konsumen meminum nya, namun ada konsumen yang tidak meyukai rasa sirup buah pala dan merasa sirup buah pala sangat tidak enak untuk diminum.

5. Biaya promosi sirup buah pala mahal

Akses ke saluran distribusi merupakan kendala dalam agroindustri sirup pala, sehingga para pengusaha sirup pala skala kecil – rumah tangga mengalami kesulitan untuk melakukan distribusi produknya. Para pengusaha sirup pala tidak memiliki akses (link) ke industri besar dikarenakan biaya prommosi sirup buah pal yang tinggi/mahal. Hal ini merupakan kendala bagi usaha tersebut untuk memperluas jaringan pemasaran produknya.

4.7. Strategi Pemasaran Agroindustri Sirup Pala

Perusahaan dalam menghadapi berbagai masalah dalam mencapai tujuan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar menempatkan diri pada posisi yang menguntungkan. Dalam menetapkan strategi pemasaran yang

(25)

tepat bagi perusahaan, dilakukan identifikasi terhadap faktor - faktor internal dan ekternal yang berpengaruh bagi perusahaan. Melalui faktor internal dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, sedangkan melalui faktor-faktor ekternal dapat diketahui peluang dan ancaman yang dihadapai perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data yang diperoleh dari agroindustri sirup pala di daerah penelitian, dapat dilihat faktor - faktor internal (kekutan dan kelemahan) dan faktor - faktor ekternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi pemasaran sirup pala di kabupaten Aceh Selatan sebagai berikut:

Tabel 10. Kekuatan dan Kelemahan Agroindustri Sirup pala

No Indikator Parameter Rating

I. Faktor Internal

I Kekuatan (Strengths)

1. Penggunaan Modal Usaha

Pada Agroindustri Sirup Buah Pala

a. > Rp. 10.000.000 4

b. Rp. 2.000.000 – Rp. 10.000.000 3

c. Rp. 500.000 – Rp. 2.000.000 2

d. < Rp. 500.000 1

2. Harga Jual Sirup Buah

Pala per Botol

a. > Rp. 20.000 4

b. Rp. 15.000 – Rp. 20.000 3

c. Rp. 5.000 – Rp. 15.000 2

d. < Rp. 5.000 1

3 Jumlah tenaga kerja

agroindustri sirup buah pala

a.> 4 orang 4

b. 2 – 4 orang 3

c. 1 – 2 orang 2

d. < 1 orang 1

4 Kualitas produk sirup buah

pala a. Sangat baik 4 b. Baik 3 c. Cukup baik d. Tidak baik 2 1

(26)

Tabel.10 Lanjutan

No Indikator Parameter Rating

5

Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan a. > 30 kg b. 20 – 30 kg c. 10 – 20 kg d. < 10 kg 4 3 2 1 II Kelemahan(Weaknesses)

1. Jumlah Produksi Sirup

Buah Pala per produksi

a. < 10 botol 1

b. 10 – 50 botol 2

c. 50 – 100 botol 3

d. > 100 botol 4

2. Promosi / Sistem

Penjualan Sirup Buah Pala

a. Tidak ada promosi 1

b. Promosi ke distributor 2

c. Promosi ke pabrik / industri besar 3

d. Promosi dengan media online 4

3. Teknologi Yang Masih

Tradisional / Konvensional

a. Sangat Tradisional 1

b. Tradisional 2

c. Modren 3

d. Sangat Modren 4

4. Adanya Produk Olahan

Lain Dari Buah Pala

a. Banyak 1

b. Cukup Banyak 2

c. Tidak Banyak 3

d. Tidak Ada Sama Sekali 4

5. Kurangnya Kemitraan

Dengan Lembaga Lain

a. Sering 1

b. Cukup Sering 2

c. Kurang Sering 3

(27)

Tabel 11. Peluang dan Ancaman Agroindustri Sirup pala

No Indikator Parameter Rating

II. Faktor Eksternal

I Peluang (Opportunities)

1. Ketersediaan Bahan Baku

dalam Agroindustri Sirup Buah Pala

a. Sangat banyak tersedia 4

b. Banyak tersedia 3

c. Cukup tersedia 2

d. Kurang tersedia 1

2. Pangsa Pasar Produk Sirup

Buah Pala

a. Ekspor luar negeri 4

b. Ekspor ke luar daerah Kab.

Aceh Selatan 3

c. Hanya di daerah Kab. Aceh

Selatan 2

d. Di sekitar lokasi pabrik 1

3. Berkhasiat Dalam Kesehatan

Tubuh

a. Sangat Berkhasiat Khusus 4

b. Berkhasiat Khusus 3

c. Cukup Berkhasiat Khusus 2

d. Tidak Berkhasiat Khusus 1

4. Prospek Usaha Yang Cerah a. Keuntungan Besar 4

b. Keuntungan Cukup Besar 3

c. Keuntungan Tidak Besar 2

d. Keuntungan Kecil 1

5. Dapat Bersaing Dengan

Produk Sirup Luar

a. Harga Sangat Terjangkau 4

b. Harga Terjangkau 3

c. Harga Cukup Terjangkau 2

d. Hargaa Tidak Terjangkau 1

II Ancaman (Threats)

1. Perusahaan Pesaing

Agroindustri Sirup Buah Pala

a. Banyaknya industri pesaing

di daerah Kab. Aceh Selatan 1

b. Banyaknya industri pesaing

di Kec. Tapak Tuan 2

c. Industri pesaing di sekitar

lokasi pabrik 3

(28)

Tabel.11 Lanjutan

No Indikator Parameter Rating

2. Pengaruh Pergantian Musim

/ cuaca terhadap

Agroindustri Sirup Buah Pala

a. Berpengaruh terhadap proses

produksi dan pemasaran produksi

1

b. Berpengaruh pada proses

Produksi 2

c. Berpengaruh pada pemasaran

produk 3

d. Tidak ada pengaruh 4

3. Produk Olahan Buah Pala

Yang Lain a. Sangat Banyak 1 b. Banyak 2 c. Cukup Banyak 3 d. Tidak Banyak 4 4. Selera Konsumen

Masyarakat Tiap Daerah Berbeda

a. Sangat Benar 1

b. Benar 2

c. Kurang Benar 3

d. Tidak Benar 4

5. Biaya Promosi Sirup Buah

Pala Mahal a. Sangat Mahal 1 b. Mahal 2 c. Cukup Mahal 3 d. Tidak Mahal 4

Setelah diketahui faktor-faktor internal dan ekternal pada pemasaran agroindustri buah pala di daerah penelitian, tahap selanjutnya adalah tahap pengumpulan data. Model yang digunakan adalah Matriks Faktor Strategi Internal/

Internal Strategic Factors Analysis Summery (IFAS) dan Matriks Ekternal Strategic Factors Analysis Summery (EFAS).

(29)

Hasil identifikasi faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matrik IFAS untuk diberi skor (rating x bobot) seperti pada tabel berikut:

Tabel 12. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS)

Faktor-Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor i. Faktor-Faktor Strategis (Kekuatan)

1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Buah Pala

4 0.12 0.46

2. Harga Jual Sirup Buah Pala per Botol 3 0.11 0.33

3. Jumlah Tenaga Kerja Agroindustri Sirup Buah

pala 3 0.10 0.27

4. Kualitas produk Sirup Buah Pala 3 0.11 0.39

5. Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan 3 0.11 0.33

Total Skor Kekuatan 16 0.55 1.79

ii. Faktor Weakness (Kelemahan)

1. Jumlah Produksi Sirup Buah Pala per produksi 3 0.10 0.30

2. Promosi / Sistem Penjualan Sirup Buah Pala 3 0.09 0.22

3. Teknologi Yang Masih Tradisional /Konvensional 3 0.10 0.27

4. Adanya Produk Olahan Lain Dari Buah Pala 3 0.09 0.22

5. Kurangnya Kemitraan Dengan Lembaga Lain 3 0.09 0.22

Total Skor Kelemahan 14 0.45 1.24

Total (Kekuatan + Kelemahan) 30 1.00 3.03

Sumber: Analisis data primer, Tahun 2016

Hasil pembobotan faktor internal yang paling tinggi pada kekuatan adalah penggunaan modal usaha pada agroindustri sirup pala dan kualitas produk sirup pala serta yang paling rendah adalah jumlah tenaga kerja agroindustri sirup pala, sedangkan hasil yang paling tinggi pada faktor kelemahan adalah jumlah produksi sirup pala per produksi dan terendah pada promosi/sistem penjualan sirup pala.

Selanjutnya hasil identifikasi faktor-faktor ekternal yang merupakan peluang dan ancaman, rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matrik EFAS untuk diberi skor (rating x bobot) seperti pada tabel berikut ini:

(30)

Tabel 13. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Ekternal (EFAS)

Faktor-Faktor Strategis Eksternal Rating Bobot Skor

i. Faktor-Faktor Oppurtunity (Peluang)

1. Ketersediaan Bahan Baku dalam Agroindustri Sirup

Buah Pala 4 0.12 0.47

2. Pangsa Pasar Produk Sirup Buah Pala 4 0.11 0.40

3. Berkhasiat Bagi Kesehatan Tubuh 4 0.12 0.44

4. Prospek Usaha Yang Cerah 4 0.13 0.50

5. Dapat Bersaing Dengan Produk Sirup Luar 4 0.11 0.40

Total Skor Peluang 19 0.59 2.21

ii. Faktor Threats (Ancaman)

1. Perusahaan Pesaing Agroindustri Sirup Buah Pala 2 0.08 0.19

2. Pengaruh Pergantian Musim / cuaca terhadap

Agroindustri Sirup Buah pala 3 0.09 0.23

3. Produk Olahan Buah Pala Yang Lain 3 0.09 0.26

4. Selera Konsumen Masyarakat Tiap Daerah Berbeda 2 0.08 0.19

5. Biaya Promosi Sirup Buah Pala Mahal 3 0.08 0.21

Total Skor Ancaman 13 0.41 1,07

Total (Peluang +Ancaman) 32 1.00 3,28

Sumber: Analisis data primer, Tahun 2016

Hasil pembobotan faktor ekternal yang paling tinggi pada peluang adalah prospek usaha yang cerah dan ketersediaan bahan baku dalam agroindustri sirup pala sedangkan yang terendah pada peluang adalah pangsa pasar produk sirup pala, sedangkan hasil yang paling tinggi pada acaman adalah Produk Olahan Buah pala yang lain terhadap agroindustri sirup pala dan pengaruh pergantian musim/ cuaca terhadap agroindustri sirup buah pala.

Selanjutnya dilakukan penggabungan antara faktor strategi internal dan faktor strategi ekternal sebagai berikut :

(31)

Tabel 14. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan Ekternal

i. Faktor-Faktor Strategis (Kekuatan) Rating Bobot Skor 1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup

Buah Pala 4 0.12 0.46

2. Harga Jual Sirup Buah Pala per Botol 3 0.11 0.33

3. Jumlah Tenaga Kerja Agroindustri Sirup Buah pala 3 0.10 0.27

4. Kualitas produk Sirup Buah Pala 3 0.11 0.39

5. Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan 3 0.11 0.33

Total Skor Kekuatan 16 0.55 1.79

ii. Faktor Weakness (Kelemahan)

1. Jumlah Produksi Sirup Buah Pala per produksi 3 0.10 0.30

2. Promosi / Sistem Penjualan Sirup Buah Pala 3 0.09 0.22

3. Teknologi Yang Masih Tradisional /Konvensional 3 0.10 0.27

4. Adanya Produk Olahan Lain Dari Buah Pala 3 0.09 0.22

5. Kurangnya Kemitraan Dengan Lembaga Lain 3 0.09 0.22

Total Skor Kelemahan 14 0.45 1.24

Selisih (Kekuatan-Kelemahan) 0.55

iii. Faktor-Faktor Oppurtunity (Peluang) 1. Ketersediaan Bahan Baku dalam Agroindustri Sirup

Buah Pala 4 0.12 0.47

2. Pangsa Pasar Produk Sirup Buah Pala 4 0.11 0.40

3. Berkhasiat Bagi Kesehatan Tubuh 4 0.12 0.44

4. Prospek Usaha Yang Cerah 4 0.13 0.50

5. Dapat Bersaing Dengan Produk Sirup Luar 4 0.11 0.40

Total Skor Peluang 19 0.59 2.21

iv. Faktor Threats (Ancaman)

1. Perusahaan Pesaing Agroindustri Sirup Buah Pala 2 0.08 0.19

2. Pengaruh Pergantian Musim / cuaca terhadap

Agroindustri Sirup Buah pala 3 0.09 0.23

3. Produk Olahan Buah Pala Yang Lain 3 0.09 0.26

4. Selera Konsumen Masyrakat Tiap Daerah Berbeda 2 0.08 0.19

5. Biaya Promosi Sirup Buah Pala Mahal 3 0.08 0.21

Total Skor Ancaman 13 1.00 1.07

Selisih (Peluang-Ancaman) 1.14

Sumber: Analisis data primer, Tahun 2016

Dari hasil tabel 14 diatas menunjukan bahwa selisih faktor strategi internal (kekuatan-kelemahan) adalah sebesar 0,55 yang artinya pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan dengan faktor kelemahan terhadap pemasaran agroindustri

(32)

1,14 yang artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan pengaruh ancaman terhadap pemasaran agroindustri sirup pala di Kabupaten Aceh Selatan, Kecamatan Tapak Tuan.

Berdasarkan penggabungan matriks evaluasi faktor internal dan ekternal tersebut, maka dapat diketahui posisi strategi pemasaran agroindustri sirup pala di Kabupaten Aceh Selatan. Posisi strategi pemasaran dianalisis menggunakan matriks posisi ,sehingga akan menghasilkan titik koordinat (x,y). Nilai x diperoleh dari selisih faktor internal (kekuatan-kelemahan) dan nilai y diperoleh dari selisih faktor ekternal (peluang-ancaman). Posisi titik koordinatnya dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3. Matriks Posisi Strategi Pemasaran Agroindustri Sirup pala

Posisi perusahaan agroindustri dalam pemasaran produk sirup pala di daerah penelitian berada di kuadran I, artinya posisi ini menandakan bahwa situasi perusahaan sangat menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Eksternal Faktor Internal Faktor Kuadran III Mendukung Strategi Turn Arround Kuadran IV Mendukung Strategi Defensif Kuadran I Mendukung Strategi Agresif Kuadran II Mendukung Strategi Diversifikasi 0 Y X 1,14 0,55

(33)

Setelah mengetahui hasil pada gambar 3 diatas maka perlu dilakukan analisis dengan menyusun faktor-faktor strategi dalam matriks SWOT. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yaitu Strategi SO

(Strengths-Opportunities), Strategi ST (Strengths-Threats), Strategi WO (Weakness- Opportunities) dan Strategi WT (Weakness- Threats)

Tabel 15. Matriks SWOT Strategi Pemasaran Agroindustri Sirup pala di Kabupaten Aceh Selatan adalah sebagai berikut :

IFAS

EFAS

Strengths (S)

1. Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Pala (S1)

2. Harga Jual Sirup pala per Botol (S2)

3. Jumlah Tenaga Kerja Agroindustri Sirup pala(S3)

4. Kualitas produk Sirup Buah Pala (S4)

5. Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan (S5)

Weaknesses (W)

1. Jumlah Produksi Sirup pala per Produksi(W1) 2. Promosi / Sistem

Penjualan Sirup pala (W2)

3. Teknologi Yang Masih Tradisional/Konvensional (W3)

4. Adanya Produk Olahan Lain Dari Buah Pala (W4) 5. Kurangnya Kemitraan Dengan Lembaga Lain(W5) Opportunities (O) 1. Ketersediaan Bahan Baku dalam

Agroindustri Sirup pala (O1)

2. Pangsa Pasar Produk Sirup pala (O2) 3. Berkhasiat Bagi

Kesehatan Tubuh (O3) 4. Prospek Usaha Yang

Cerah (O4)

5. Dapat Bersaing Dengan Produk Sirup Luar (O5)

STRATEGI S-O

1. Meningkatkan Produksi Usaha(S1,O2)

2. Memanfaatkan Peluang Pasar untuk Memperluas Jaringan Pemasaran Produk (S1,S2,O1,O2) 3. Meningkatkan Produksi

Dengan Menggunakan Tenaga Kerja Yang Tersedia (S3,O1) 4. Meningkatkan

Penyerapan Tenaga Kerja dan Keberlanjutan Usaha (S3, O4) 5. Memenangkan Persaingan Pasar Untuk Meningkatkan Keuntungan (S4, S5, O5) STRATEGI W-O 1.Meningkatkan Jumalah

Produk Sirup pala Dengan Ketersediaan Bahan Baku Cukup Banyak (W1,O1) 2. Meningkatkan Promosi

Penjualan Dengan Memperluas Pangsa Pasar (W2,O2) 3. Meningkatan Penggunaan Teknologi Untuk Meningkatkan Produktivitas (W3, O3, O5) 4. Mendapatkan Kepercayaan Konsumen Untuk Melakukan Pembelian Sirup Buah Pala (W4, W5, O5)

5. Mendorong Masyarakat Untuk Terus

Mengkonsumsi Sirup Buah Pala (W5, O1, O2)

(34)

Treaths (T)

1. Perusahaan Pesaing Agroindustri Sirup pala (T1)

2. Pengaruh Pergantian Musim / cuaca terhadap Agroindustri Sirup pala Sirup pala (T2) 3. Produk Olahan Buah

Pala Yang Lain (T3) 4. Selera Konsumen Tiap

Konsumen Berbeda (T4) 5. Biaya Promosi Sirup

Buah Pala Mahal (T5)

STRATEGI S-T

1. Menambah modal Usaha Dapat Meningkatkan Produksi Sirup pala (S1, S2,T1)

2. Pemanfaatan Jumlah Tenaga Kerja akan Meningkatkan Dalam Pengumpulan Bahan Baku Buah Pala (S3,T2) 3. Meningkatkan Inovasi

dan Kreatifitas Untuk Mengembangkan Pemasaran Sirup Buah Pala (S4, T3)

4. Mencukupi Bahan Baku dan Mempromosikan Sirup Buah Pala (S5, T4) 5. Pemanfaatan Jumlah

Bahan Baku Yang Tersedia Untuk Memproduksi dan Mempromosikan sirup buah pala (S5, T4, T5) STRATEGI W-T 1. Mengembangkan

Produksi Sesuai Dengan Permintaan Pasar (W1, T1)

2. Melakukan kerjasama dengan Industri Makanan dan Minuman (W2, T2) 3. Mengolah Buah Pala

Menjadi Turunan Sirup Buah Pala (W3, T3) 4. Mempromosikan Produk

Sirup Buah Pala Ke Seluruh Lapisan Masyarakat (W4, T4) 5. Meningkatkan Kualitas

Produk Sirup Buah Pala dan Pemanfaatan Bahan Baku Dengan Maksimal (W5, T1, T2)

Keempat berbagai kemungkinan strategi di atas tidak digunakan seluruhnya dalam pemasaran agroindustri sirup pala di daerah penelitian, melainkan disesuaikan dengan posisi yang telah diketahui dalam matriks posisi SWOT. Di daerah penelitian, posisi perusahaan agroindustri dalam pemasaran sirup pala berada pada kuadran I, sehingga strategi yang tepat digunakan dalam posisi tersebut adalah strategi agresif.

Strategi agresif merupakan strategi yang fokus pada strategi SO

(Strengths-Opportunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Sehingga strategi-strategi yang tepat digunakan perusahaan agroindustri dalam pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah :

(35)

1. Meningkatkan produksi usaha (S1,O2)

Saat ini produk yang dihasilkan agroindustri sirup pala di daerah penelitian memiliki bahan baku yang cukup banyak sehingga dengan ketersedianya modal dapat meningkatkan produksi sirup pala lebih banyak lagi sehingga permintaan pasar akan terpenuhi.

2. Memanfaatkan Peluang Pasar Untuk Memperluas Jaringan Produk (S1,S2,O1,O2).

Tingginya permintaan akan sirup pala sebagai bahan minuman yang siap saji baik untuk rumah tangga maupun restoran. Hasil produksi sirup pala harus mencari mitra kerja ke perusahan-perusahan swasta baik dalam negeri maupun luar negeri.

3. Meningkatkan Produksi Dengan Tenaga Kerja Yang Tersedia (S3,O1)

Produksi dapat ditingkatkan dengan lebih banyak lagi harus diimbangi dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia, sehingga penyerapan tenaga kerja dapat meningkatkan kesejahteraan di wilayah penelitian, Sehingga dengan jumlah tenaga kerja terpenuhi dan proses produksi hasil sirup pala bisa dengan cepatnya meningkat.

4. Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja dan Keberlanjutan Usaha (S3, O4) Keberlanjutan agroindustri sirup pala dapat mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Mendorong perekonomian masyarakat di wilayah penelitian, agroindustri sirup pala dapat dikembangkan di daerah penelitian.

(36)

5. Memenangkan Persaingan Pasar Untuk Meningkatkan Keuntungan (S4, S5, O5)

Untuk meraih keuntungan yang maksimal maka diperlukan usaha dan strategi untuk bersaing dengan produk sirup lainnya, menampilkan keunggulan produk yang mampu memenangkan persaingan pasar yang ketat, guna untuk meningkatkan pendapatan usaha yang maksimal

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

1. Kekuatan dalam pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah modal usaha pada agroindustri sirup pala, harga jual sirup pala per botol, jumlah tenaga kerja agroindustri sirup pala, kualitas produksi sirup pala, dan jumlah buah pala yang dibutuhkan;Kelemahan dalam pemasaran sirup pala adalah jumlah produksi sirup pala per produksi, promosi/sistem penjualan sirup pala, teknologi yang masih tradisional/konvensional, adanya produk olahan lain dari buah pala, dan kurangnya kemitraan dengan lembaga lain;Peluang dalam pemasaran sirup pala adalah ketersediaan bahan baku dalam agroindustri sirup pala, pangsa pasar produksi sirup pala, berkhasiat dalam kesehatan tubuh, prospek usaha yang cerah, dan dapat bersaing dengan produk sirup luar;Ancaman dalam pemasaran sirup pala adalah Perusahaan pesaing agroindustri sirup pala, pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap agroindustri sirup pala, produk olahan buah pala yang lain, selera konsumen masyarakat tiap daerah berbeda, dan biaya promosi sirup buah pala mahal.

2. Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah strategi agresif atau strategi SO (Strengths-Opportunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan kegiatan sebagai berikut ; Meningkatkan Produksi Usaha , Memanfaatkan Peluang Pasar untuk Memperluas Jaringan Pemasaran Produk, Meningkatkan

(38)

Penyerapan Tenaga Kerja dan Keberlanjutan Usaha,Memenangkan Persaingan Pasar Untuk Meningkatkan Keuntungan.

5.2. Saran

1. Kepada Pengusaha Agroindustri sirup pala

1. Perusahaan agroindustri sirup pala dapat meningkatkan penggunaan teknologi dalam proses produksi seperti pengelolahan dalam kemasan buat oleh-oleh yang dapat menarik minat konsumen.

2. Perusahaan agroindustri diharapkan dapat memperluas jaringan distribusi produk seperti bekerja sama dengan industri makanan dan minuman lokal maupun luar daerah.

2. Kepada Pemerintah

1. Pemerintah diharapkan dapat melakukan pembinaan mengenai industri skala kecil rumah tangga, untuk itu pemerintah (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) perlu mendata ulang guna mendapatkan informasi yang akurat mengenai profil dan karakteristik agroindustri sirup pala di Kabupaten Aceh Selatan.

2. Diperlukan kebijakan pemerintah agar mampu mendorong lembaga terkait seperti lembaga keuangan/bank untuk pembiayaan serta pemerintah daerah yang dapat memberikan pelatihan mengenai manajemen usaha dan teknologi produksi.

(39)

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

1. Disarankan agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyusunan dan tidak lanjut program dalam strategi pemasaran agroindustri sirup pala.

Gambar

Tabel 5. Populasi dan Sampel
Tabel 7. Peringkat (Rating) Faktor Internal dan Eksternal
Tabel 8. Matriks SWOT
Tabel 9. Karakteristik Pengusaha Agroindustri Sirup pala
+6

Referensi

Dokumen terkait

Bagi masyarakat Masyarakat akan memiliki Pelabuhan Perikanan Pantai dengan fasilitas memadai yang mampu membantu para nelayan untuk terus memproduksi ikan serta memasarkannya

Analisa Keseluruhan Dimensi Asosiasi Merek Dari Tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa Tunjungan Plaza menjadi shopping mall yang diasosiasikan paling positif oleh

Ini berarti kredibilitas Donna Harun, kesesuaian Donna Harun dengan khalayak, kesesuaian Donna Harun dengan merek dan daya tarik Donna Harun sebagai seorang

Menteri Bambang mengajak para pemangku kepentingan ( stakeholders ) pembangunan untuk ikut berkontribusi memberikan solusi langsung bagi pemerintah Indonesia dalam

4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

Dari permasalahan tersebut kami tim PKM-M berusaha untuk memberikan sosialisasi dan bekal pelatihan salah satu bidang usaha kepada para remaja desa tegalwangi rt 15/05dalam

Jika akan diambil sampel sebanyak 60 pengelola, maka sebaiknya banyaknya sampel yang diteliti dari kecamatan A adalah..... Dua buah dadu

Kurangnya sosialisasi tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Pemerintah/SKPD yang mempengaruhi efektifitas perencanaan kerja dan prioritas usulan