• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS BADAN USAHA MILIK NAGARI (BUMNag) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI NAGARI PADA NAGARI SUNGAI TARAB SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS BADAN USAHA MILIK NAGARI (BUMNag) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI NAGARI PADA NAGARI SUNGAI TARAB SKRIPSI"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS BADAN USAHA MILIK NAGARI (BUMNag) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI NAGARI PADA NAGARI

SUNGAI TARAB

SKRIPSI

DitulisSebagaiSyarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada JurusanEkonomiSyariah

Oleh:

FAJAR DWI PUTRA NOFERSA NIM 15301210034

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

FAJAR DWI PUTRA NOFERSA NIM 153 0121 0034 judul skripsi “Efektivitas Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Nagari pada Nagari Sungai Tarab”. Jurusan Ekonomi Syariah konsentrasi Akuntansi Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Permasalahan dalam skripsi ini adalah BUMNag di Nagari Sungai Tarab sudah terbentuk pada November 2017 dengan modal awal sebesar Rp.100.000.000,-(seratus juta rupiah). Dalam pengelolaannya BUMNag belum melakukan sosialisasi berupa pengenalan BUMNag dan pengenalan usaha BUMNag kepada masyarakat di nagari Sungai Tarab.Kemampuan Sumber Daya Manusia BUMNag juga masih kurang, hal ini dapat dilihat dari terlambatnya penyerahan laporan keuangan dari BUMNag kepada Nagari pada tahun 2018. Tingkat persaingan pasar untuk unit usaha BUMNag juga cukup tinggi karena di sekitar BUMNag nagari Sungai Tarab sudah terdapat beberapa unit usaha yang sama dengan unit usaha yang dimiliki BUMNag.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research) untuk mendapatkan data-data dari informan mengenai permasalahan yang akan diteliti. Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif kualitatif, kemudian diuraikan dan dipaparkan melalui kalimat yang efektif.Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah melalui wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai ukuran efektivitas menunjukkan bahwa Pengelolaan BUMNag Bungo Satangkai sudah cukup baik dengan adanya rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dan memaksimalkan modal serta pengelolaan unit usaha yang dimiliki untuk meningkatkan pendapatan.BUMNag juga memanfaatkan lingkungan untuk membuat unit usaha baru agar memperoleh pendapatan yang besar.Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpilkan bahwa Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) pada Nagari Sungai Tarab sudah efektif dalam meningkatkan Pendapatan Asli Nagari.

(6)

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

ABSTRAK ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL... v BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Fokus Penelitian ... 6 C. Rumusan Masalah ... 6 D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat dan Luaran Penelitian... 7

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Desa atau Nagari ... 9

2. Badan Usaha Milik Desa atau Badan Usaha Milik Nagari ... 12

3. Pendapatan Asli Nagari ... 27

4. Efektivitas... 29

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

(7)

iii

C. Sumber Data ... 39

D. Instrumen Penelitian ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 41

G. Teknik Penjamin Keabsahan Data ... 44

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Gambaran Umum Nagari Sungai Tarab ... 45

1. Sejarah Nagari Sungai Tarab... 45

2. Demografi... 46

3. Deskripsi Lembaga Nagari ... 47

4. Visi dan Misi Nagari Sungai Tarab ... 49

B. Gambaran Umum BUMNag Bungo Satangkai ... 50

1. Company Profile ... 50

2. Azaz, Visi, Misi, Maksud dan Tujuan ... 50

3. Bentuk dan Fungsi ... 52

4. Status Kepemilikan ... 52

5. Penetapan Jenis Usaha dan Unit Usaha... 52

6. Permodalan ... 53 7. Struktur Organisasi ... 53 C. Temuan Penelitian ... 53 1. Efektivitas Keseluruhan ... 53 2. Produktivitas... 57 3. Penghasilan... 58 4. Perkembangan ... 59 5. Pemanfaatan Lingkungan ... 60

(8)

iv

6. Stabilitas ... 61

7. Kemangkiran ... 62

8. Semangat Kerja ... 63

9. Kepuasan ... 64

10.Penerimaan Tujuan Organisasi ... 64

11.Keterpaduan dan Konflik ... 65

12.Keluwesan Adaptasi... 66

13.Penilaian oleh pihak luar ... 67

D. Pembahasan Penelitian ... 72

BAB IV PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75 DAFTAR KEPUSTAKAAN

(9)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Ukuran-ukuran Efektivitas Organisasi ... 34 Tabel 4. 1 Demografi Nagari Sungai Tarab ... 46 Tabel 4. 2 Rincian Dana PAN Tahun 2018... 59

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang A.

Pada saat sekarang ini, pemberian kewenangan otonomi lebih diarahkan pada tingkatan yang terendah dalam struktur pemerintahan yaitu Desa/Nagari.Dalam UU No 6 Tahun 2014 pasal 1 ayat 1 tentang desa, desa adalah desa dan desa adat atau yangdisebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Bupati Tanah Datar No 5 tahun 2016, yang dimaksud dengan nagari adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus masyarakatsetempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormat dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Adanya otonomi nagari juga untuk mengelola pendapatan asli nagari yang berasal dari salah satunya hasil usaha seperti BUMNag.

Otonomi Daerah sebenarnya bukan merupakan konsep baru karena telah diatur sejak tahun 1903 dimana pemerintah kolonial mengeluarkan Staatsblaad Nomor 329 yang memberi peluang dibentuknya satuan pemerintahan dengan pengelolaan keuangan yang berdiri sendiri. Akan tetapi, desentralisasinya masih bersifat terbatas sehingga belum mampu mengurangi ketimpangan antar daerah. Otonomi dan birokraasi Desa yang akan dibingkai dengan undang-undang tentang Desa bukan sekedar perkara kelembagaan semata, melainkan mempunyai dasar filosofis yang dalam. Kita membutuhkan bangsa yang mandiri-bermartabat, butuh negara (pemerintahan) yang kuat dan demokratis. Upaya penguatan otonomi

(11)

daerah dan otonomi desa menjadi bagian dari cita-cita itu, sekaligus hendak membangun imajinasi indonesia yang kuat dan sempurna.(Hidayat,2018:4)

Otonomi Nagari bukan hanya menciptakan birokrasi di lembaga nagari/desa tetapi bagaimana lembaga nagari/desa dan masyarakat mampu berjalan bersama-sama menciptkan nagari/desa yang mandiri dan masyarakat yang mandiri sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli desa (PADes) serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha desa seperti BUMDes/BUMNag. Menurut Peraturan Menteri Desa No 4 tahun 2015 Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Nagari, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Nagari melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Nagari yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Nagari. BUMNag merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial.BUMNag sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial.Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke pasar.Dalam menjalankan usahanya prinsip efisiensi dan efektivitas harus selalu ditekankan.

Menurut Priansa (2013:11) efektivitas diartikan sebagai konsep yang luas, mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar organisasi.Efektivitas berkaitan dengan sejauh mana organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Efektivitas adalah hubungan antara output pusat pertanggungjawaban dan tujuannya. Makin besar kontribusi output terhadap tujuan maka makin efektiflah satu unit tersebut. Tujuan maupun hasil sulit diukur secara kuantitas maka efektivitas sering diukur dengan pertimbangan lain. Sebuah unit organisasi seharusnya efisien sekaligus efektif, tidak terpilah-pilah. Dengan sendirinya tujuan akan tercapai secaraoptimum. Namun kenyataannya, efisiensi dan efektivitas tidak dapat

(12)

dicapai secara bersamaan.Suatu pusat pertanggungjawaban mungkin telah bekerja secara efisien tetapi tidak efektif, dan sebaliknya efektif tetapi tidak efisien.

Dalam Peraturan Bupati Tanah Datar No. 5 tahun 2016, Pendirian BUM Nagari bertujuan:

1) meningkatkan perekonomian Nagari.

2) mengoptimalkan Aset Nagari agar bermanfaat untuk kesejahteraan Nagari.

3) meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Nagari.

4) mengembangkan rencana kerjasama usaha antar Nagari dan/atau dengan pihak ketiga.

5) menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga.

6) membuka lapangan kerja.

7) meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Nagari. 8) meningkatkan pendapatan masyarakat Nagari dan Pendapatan Asli

Nagari.

BUMNag sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi di pedesaan/nagari harus memiliki perbedaan dengan lembaga ekonomi pada umumnya.Hal ini di maksudkan agar keberadaan dan kinerja BUMNag mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.Disamping itu, agar tidak berkembang sistem usaha kapitalis yang dapat mengakibatkan terganggunya nilai-nilai kehidupan bermasyarakat.

Adanya Undang-Undang Desa tentunya memberikan peluang agar desa/nagari dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di desa. Namun, keberadaan desa/nagari masih membutuhkan peningkatan pada sumber daya manusia seperti ketrampilan, dan keahlian dalam mengelola Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag).

(13)

Keberadaan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) masih dalam tahap berkembang.Hal ini disebabkan karena BUMNag masih belum dikelola secara profesional dan maksimal.Oleh karena itu pengelolaan BUMNag masih membutuhkan peningkatan keterampilan dan keahlian.Salah satu Nagari yang telah mendirikan BUMNag adalah Nagari Sungai Tarab, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar.

Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) di Nagari Sungai Tarab diberi nama BUMNag Bungo Satangkai. BUMNag Bungo Satangkai berbentuk Badan Usaha Milik Nagari yang dilegalisasi melalui peraturan nagari melalui musyawarah nagari.BUMNag Bungo Satangkai berfungsi sebagai lembaga ekonomi nagari yang mengembangkan usaha dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat nagari Sungai Tarab.BUMNag Bungo Satangkai baru didirikan pada November 2017. BUMNag Bungo Satangkai memiliki beberapa usaha yang mereka jalankan yaitu pengelolaan pasar nagari,jasa foto copy dan penyediaan ATK,jasa pembayaran online (bayar listrik, bayar BPJS, Telepon, PDAM, kredit motor, dan pembayaran tv berlangganan). Pengelolaan pasar nagari meliputi pengelolaan lapak, kios, tenda, dan parkir.Sistem pengelolaan dalam bidang parkir di pasar Sungai Tarab tidak begitu jelas dan yang menjadi petugas parkirpun selalu berganti-ganti.Selama beroperasi BUMNag Sungai Tarab belum sekalipun melakukan sosialisasi berupa pengenalan BUMNag dan pengenalan usaha BUMNag kepada masyarakat di nagari Sungai Tarab. Konsumen BUMNag nagari Sungai Tarab kebanyakan berasal dari orang-orang yang punya keperluan ke kantor Wali Nagari. Hal ini disebabkan karena BUMNag nagari Sungai Tarab masih berada dalam satu bangunan yang sama dengan kantor Wali Nagari Sungai Tarab. Konsumen BUMNag nagari Sungai Tarab ramai pada saat tanggal pembayaran listrik dan pembayaran BPJS, sedangkan pada hari-hari biasa konsumennya tidak seramai itu.Bahkan BUMNag nagari Sungai Tarab pernah mengalami tidak memiliki konsumen selama 2 hari berturut-turut.

(14)

BUMNag nagari Sungai Tarab mempunyai 3 orang pengurus, yaitu Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Kemampuan Sumber Daya Manusia BUMNag juga masih kurang, hal ini dapat dilihat dari terlambatnya penyerahan laporan keuangan dari BUMNag kepada Nagari pada tahun 2018 dan pembagian tugas untuk mengawasi usaha foto copy dan usaha lainnya belum ada dan hanya diawasi oleh pengurus yang saat itu ada di tempat. Tingkat persaingan pasar untuk usaha foto copy dan penyediaan ATK cukup tinggi karena di sekitar BUMNag nagari Sungai Tarab sudah terdapat 5 tempat usaha foto copy dan penyediaan ATK.

BUMNag Nagari Sungai Tarab akhir-akhir ini membuat sebuah usaha baru yaitu pembuatan arang batok.Akan tetapi usaha pembuatan arang batok ini kurang berkembang dikarenakan pendistribusian hasil usaha arang batok ini kurang lancar serta pendapatan yang dihasilkan masih tergolong kecil sehingga usaha pembuatan arang batok ini terancam berhenti.Hal ini dikarenakan pemilihan ide usaha yang sembarangan dan tidak adanya rencana jangka panjang apabila usaha BUMNag nagari Sungai Tarab mengalami masalah.Akibatnya usaha yang seharusnya mendatangkan keuntungan dan meningkatkan pendapatan malah menimbulkan kerugian bagi BUMNag. (Ida Fitri Rahayu, wawancara pra-riset, 27 Desember 2018)

Berdasarkan Anggaran Dasar Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) Sungai Tarab Pasal 16 tentang Sisa Hasil Usaha, pendapatan yang diperoleh dari hasil operasional setelah dikurangi dengan pengeluaran dan kewajiban pada pihak lain, serta pengusutan atas barang-barang inventaris dalam satu tahun buku, menetapkan pembagian hasil keuntungan dibagi berdasarkan proporsi sebagai berikut:

1. 35% untuk Penambahan Modal

2. 25% untuk dana Pendapatan Asli Nagari 3. 10% untuk dana Pengelolaan Operasional 4. 10% untuk Pengawas

(15)

6. 10% untuk dana Pendidikan dan Sosial

Pemerintah Nagari Sungai Tarab mengharapkan dengan dibentuknya BUMNag Bungo Setangkai dapat mengelola sumber daya desa/nagari secara optimal seperti, peningkatan sumber daya manusia (SDM), peningkatan sumber daya Alam dan tentunya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Nagari.Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Efektivitas Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Nagari pada Nagari Sungai Tarab”

Fokus Penelitian B.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah efektivitas Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) kenagarian Sungai Tarab dalam meningkatkan Pendapatan Asli Nagari.

Rumusan Masalah C.

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana efektivitas Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) kenagariaan Sungai Tarab dalam meningkatkan Pendapatan Asli Nagari?

Tujuan Penelitian D.

Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui efektivitas Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) dalam meningkatkan Pendapatan Asli Nagari di Nagari Sungai Tarab.

(16)

Manfaat dan Luaran Penelitian E.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan yaitu: 1. Bagi Akademisi

Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan referensi serta dapat menambah pengetahuan, menjadi sumber informasi dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Penulis

a. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

b. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) dan Pemerintahan Nagari.

3. Bagi Nagari atau Desa

Sebagai bahan masukan dalam pengelolaan unit usaha Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag)

4. Bagi Masyarakat

Memberikan pemahaman tentang BUMNag atau BUMDes serta efektivitasnya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Desa atau Nagari.

Adapun luaran penelitian yang diharapkan yaitu adalah sebagai berikut:

a. Hasil penelitian dapat diterbitkan pada jurnal karya ilmiah.

b. Hasil penelitian diproyeksikan untuk memperoleh Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)

Definisi Operasional F.

Efektivitas adalah pencapaian usaha yang sesuai dengan rencananya (doing the right things) atau rencana hasil dibandingkan dengan realisasi hasil yang berkaitan dengan sejauh mana organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan.(Priansa, 2013:11

(17)

Berdasarkan Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor 5 Tahun 2016, Badan Usaha Milik Nagari yang selanjutnya disebut BUM Nagari adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Nagari melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan nagari yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Nagari.

Dalam UU No 6 Tahun 2014 pasal 1 ayat 1 tentang desa, Desa adalah desa dan desa adat atau yangdisebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang dimaksud dengan pendapatan asli desa adalah pendapatan yang berasal dari kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan skala lokal desa. Pendapatan Asli Desa (PAD) adalah merupakan segala usaha yang dilakukan oleh pemerintah desa untuk menunjang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam rangka pelaksanaan otonomi Desa. PAD meliputi hasil usaha desa, hasil pengelolaan kekayaan desa yang dipisahkan, hasil swadaya dan partisipasi masyarakat, hasil gotong royong, lain-lain pendapatan asli desa yang sah.

(18)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori A.

1. Desa atau Nagari

a. Pengertian Desa Atau Nagari

Dalam UU No 6 Tahun 2014 pasal 1 ayat 1 tentang desa, desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam Peraturan Bupati Tanah Datar No 5 tahun 2016 tentang pedoman pendirian, pengurusan, pengelolaan dan pembubaran badan usaha milik nagari, yang dimaksud dengan nagari adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormat dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam wilayah Kabupaten Tanah Datar.

Berdasarkan Peraturan Bupati Tanah Datar No 23 tahun 2016 tentang pedoman teknis prioritas penggunaan dana nagari, yang dimaksud dengan nagari adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas dan wilayah tertentu, dan berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(19)

Menurut Josef Mario Monteiro, dalam perkembangannya desa memiliki tipe sejak awal perkembangannya sampai sekarang ini, yaitu:

1) administrasi(local state government) adalah desa yang merupakan kesatuan wilayah administrasi yaitu, satuan pemerintahan terendah untuk memberikan pelayanan administrasi dari pemerintah pusat. Desa administrasi dibentuk oleh negara dan merupakan kepanjangan negara untuk menjalankan tugas-tugas administrasi yang diberikan oleh negara.

2) Desa otonom sebagai local self government adalah desa yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi dengan undang-undang. Desa otonom mempunyai kewenangan yang jelas karena diatur dalam undang-undang pembentukannya. Desa otonom ini mendapat transfer kewenangan yang jelas dari pemerintah pusat, berhak membentuk lembaga pemerintahan sendiri, berwenang membuat peraturan desa dan memperoleh desentralisasi keuangan dari negara.

3) Desa campuran (adat dan semi otonom), yaitu tipe desa yang mempunyai kewenangan campuran antara otonomi asli dan otonomi formal. Disebut campuran karena otonomi aslinya diakui oleh undang-undang dan juga diberikan penyerahan kewenangan dari kabupaten/kota. (Hidayat,2018:15)

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014, pasal 1, ayat (2) tentang Desa menjelaskan, bahwa Pemerintah Desa adalah “penyelenggaran urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”, Sedangkan penyelenggaranya adalah Pemerintah Desa, yaitu Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain.Dimana, dalam penyelenggaran Pemerintahan Desa tersebut

(20)

berdasarkan asas : Kepastian Hukum, tertib penyelenggaraan pemerintahan, tertib kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efektifitas, dan efisiensi, kearifan local, keberagaman, dan partisipatif.

b. Keuangan Desa

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam bentuk satuan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat menjadi milik desa. Keuangan desa tersebut terdiri atas:

1) Pendapatan

a) Pendapatan Asli Desa (1) Hasil usaha desa (2) Hasil kekayaan desa

(3) Hasil swadaya dan partisipasi masyarakat (4) Lain-lain pendapatan asli desa

b) Bagi Hasil Pajak Daerah c) Bagian dari Retribusi Daerah d) Alokasi Dana Desa

e) Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga 2) Belanja Desa

a) Kelompok Belanja Langsung b) Kelompok Belanja Tidak Langsung 3) Pembiayaan

a) Penerimaan Pembiayaan b) Pengeluaran Pembiayaan c. Laporan Keuangan Desa

Laporan keuangan Desa yang disajikan dalam buku ini adalah sebagai berikut:

1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

Anggaran desa adalah rencana keuangan tahunan yanag diselenggarakan oleh pemerintahan desa yang dibahas dan disepakati antara pemerintahan desa dan badan

(21)

permusyawarahan desa, serta ditetapkan oleh peraturan desa.Anggaran dibuat sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

2) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Desa

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, yang masing-masing bidandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

3) Neraca Desa

Neraca yang dihasilkan oleh desa menyajikan posisi keuangan desa dalam satu periode tertentu. Tahap-tahap untuk dapat menghasilkan neraca desa maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Membuat buku kas desa

b) Membuat buku kas harian pembantu c) Membuat buku pajak

d) Membuat buku Bank e) Membuat buku hutang f) Membuat buku piutang g) Membuat buku modal/ekuitas h) Membuat buku persediaan

i) Membuat buku inventaris desa.(Sujarweni,2015:123-134)

2. Badan Usaha Milik Desa atau Badan Usaha Milik Nagari a. Pengertian

Berdasarkan Peraturan Bupati Tanah Datar No 5 tahun 2016 Badan Usaha Milik Nagari yang selanjutnya disebut BUM Nagari adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Nagari melalui penyertaan secara langsung yang berasal

(22)

dari kekayaan nagari yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Nagari.

Definisi Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag), dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa pasal 1 angka 6 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna kelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat desa.

Pengaturan tentang BUM Nagari pada pada pasal 87 UU No.6 tahun 2014.Pasal 87 ayat (1) desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Nagari yang disebut BUM Nagari.Ayat (2) BUM Nagari dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan.Ayat (3) BUM Nagari dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam penjelasan pasal 87 UU No. 6 tahun 2014 dikemukakan bahwa BUM Nagari dibentuk oleh pemerintah desa untuk mendayagunakan segala potensi ekonomi, kelembagaan perekonomiaan, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraaan masyarakat desa.

BUM Nagari juga dapat melaksanakan fungsi pelayanan jasa, perdagangan, dan pengembangan ekonomi lainnya. Dalam meningkatkan sumber pendapatan desa, BUM Nagari dapat menghimpum tabungan dalam skala lokal masyarakat desa, antara lain melalui pengelolaan dana bergulir dan simpan pinjam.(Hidayat,2018:44)

b. Pendirian BUMNagari

Secara teori, Nagari dapat mendirikan BUM Nagari.Setiap Nagari diyakini mampu mendirikan BUM Nagari.Desa memiliki masyarakat desa, pemimpin desa, dan badan permusyawaratan

(23)

desa.Dengan modal ini desa sangat memungkinkan mendirikan BUM Nagari.

Konsep pendirian BUM Nagari pada pasal 2 permendes No.4 Tahun 2015 tentang pendirian, pengurusan dan pengelolaan dan pembubaran BUM Nagari adalah sebagai upaya menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/ atau pelayanan umum dikelola oleh desa atau kerjasama antar desa. Fokus dari BUM Nagari adalah pada pengembangan ekonomi masyarakat dan pelayanan umum untuk masyarakat Nagari.

Pendirian BUM Nagari dibidang ekonomi berarti usaha-usaha yang mendatangkan keuntungan bagi BUM Nagari dan keuntungan disetor ke kas desa sebagai kekayaan desa.Pelayanan umum dikelola oleh BUM Nagari untuk fungsi sosial dan ekonomi. Membantu masyarakat untuk memperoleh layanan umum pada satu sisi, sisi lain memberikan keuntungan untuk BUM Nagari.(Hidayat,2018:45)

Berdasarkan Peraturan Bupati Tanah Datar No. 5 tahun 2016, Pendirian BUM Nagari dimaksudkan sebagai upaya menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh Nagari dan/atau kerja sama antar Nagari. Nagari dapat mendirikan BUM Nagari berdasarkan Peraturan Nagari tentang Pendirian BUM Nagari. Pendirian BUM Nagari dengan mempertimbangkan:

1) inisiatif Pemerintah Nagari dan/atau masyarakat Nagari. 2) potensi usaha ekonomi Nagari.

3) sumberdaya alam di Nagari.

4) adanya unit-unit usaha yang akan dikelola.

5) sumberdaya manusia yang mampu mengelola BUM Nagari. 6) penyertaan modal dari Pemerintah Nagari dalam bentuk

pembiayaan dan

7) kekayaan Nagari yang diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari usaha BUM Nagari.

(24)

BUMNagari dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan.Pendirian BUM Nagari disepakati melalui Musyawarah Nagari sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Pokok bahasan yang dibicarakan dalam Musyawarah Nagari meliputi: a) pendirian BUM Nagari sesuai dengan kondisi ekonomi dan sosial

budaya masyarakat.

b) organisasi pengelola BUM Nagari. c) modal usaha BUM Nagari

d) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Nagari. Dalam Peraturan Menteri Desa No. 4 Tahun 2015, Pendirian BUM Nagari dimaksudkan sebagai upaya menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.

c. Tujuan Pendirian dan Hasil Usaha BUM Nagari

Dalam Peraturan Bupati Tanah Datar No. 5 tahun 2016, Pendirian BUM Nagari bertujuan:

1. meningkatkan perekonomian Nagari.

2. mengoptimalkan Aset Nagari agar bermanfaat untuk kesejahteraan Nagari.

3. meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Nagari.

4. mengembangkan rencana kerjasama usaha antar Nagari dan/atau dengan pihak ketiga.

5. menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga.

6. membuka lapangan kerja.

7. meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Nagari.

(25)

8. meningkatkan pendapatan masyarakat Nagari dan Pendapatan Asli Nagari.

Hasil usaha BUM Nagari merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihaklain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahunbuku.Pembagian hasil usaha BUM Nagari ditetapkan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.Ketentuan bagi hasil usaha BUM Nagari yang diatur dalam AnggaranDasar/Anggaran Rumah Tangga sekurang-kurangnya memuat besarnya bagi hasil, penambahan modal usaha, insentif dan Pendapatan Asli Nagari.Penentuan bagi hasil antara BUM Nagari dengan pihak ketiga harusbersifat menguntungkan kedua belah pihak.Alokasi pembagian hasil usaha dapatdikelola melalui sistem akuntansi sederhana.

BUM Nagari didirikan dengan tujuan agar BUM Nagari menjadi sentral pertumbuhan ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat Nagari. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi di desa diharapkan membuka lapangan kerja, menciptakan peluang, jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga, desa memiliki pendapatan asli desa yang bermanfaat bagi masyarakat desa. BUM Nagari juga mempunyai tujuan sebagai sarana bagi masyarakat Nagari untuk mengembangkan potensi kepemimpinan, kewirausahaan, kemandirian, tata kelola Nagari, dan kerjasama antar masyarakat Nagari.(Hidayat,2018:47)

d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMNag

Dalam pendirian sangat penting disepakati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMNag, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga memiliki peranan yang menentukan perjalanan BUMNag kedepannya.Forum untuk merumuskan dan menyepakati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah di forum musyawarah desa.

(26)

Anggaran Dasar adalah aturan yang membahas tentang pokok-pokok organisasi, sedangkan Anggaran Rumah Tangga adalah aturan-aturan yang belum diatur dalam anggaran dasar.Tetapi anggaran rumah tangga tidak boleh bertentengan dengan anggaran dasar.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMNag diatur dalam PP No. 47 Tahun 2015 tentang perubahan atas PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 136 yang berbunyi;

Ayat (1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga disepakati melalui musyawarah desa. Ayat (2) Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling sedikitnya;

1) Nama

2) Tempat Kedudukan 3) Maksud dan Tujuan 4) Modal

5) Kegiatan Usaha

6) Jangka waktu berdirinya BUM Nagari 7) Organisasi Pengelola

8) Tata cara penggunaan 9) Pembagian Keuntungan

Ayat (3) Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling sedikit;

1) Hak dan Kewajiban 2) Masa Bakti

3) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian personel organisasi pengelola

4) Penetapan jenis usaha 5) Sumber modal

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dibahas di Musyawarah Desa dan hasil naskah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang disepakati tersebut ditetapkan oleh Peraturan

(27)

Kepala Desa yang didasari oleh Peraturan Desa tentang pendirian BUMDesa.Penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang BUM Nagari.Penyusunan Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar. (Hidayat,2018: 52-54)

e. Modal BUMNagari

Modal BUM Nagari diatur pasal 135 PP No. 43 tahun2015 tentang peraturan pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.Bahwa modal awal dari BUM Nagari adalah bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDesa).

Modal BUM Nagari terdiri atas: 1) Penyertaan Modal Desa 2) Penyertaan Modal Masyarakat

Kekayaan BUM Nagari yang bersumber dari penyertaan modal desa merupakan kekayaan yang dipisahkan.Kekayaan yang terpisah dari kekayaan desa.Jika BUM Nagari mengalami kerugian maka yang rugi adalah BUM Nagari. Beban ganti rugi tidak bisa diminta ke dana desa.

Penyerahan modal desa berasal dari APBDesa.Tetapi pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dapat memberikan bantuan kepada BUM Nagari yang disalurkan melalui APBDesa.

Permendagri No. 4 tahun 2015 juga menyebutkan tentang modal BUMDesa yaitu bahwa modal BUM Nagari terdiri atas:

1) Penyertaan modal desa

2) Penyertaan modal masyarakat

Penyertaan modal dari desa dan modal masyarakat diantaranya dalam bentuk:

(28)

1) Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan lembaga donor yang disalurkan melalui mekanisme APBDesa.

2) Bantuan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang disalurkan melalui mekanisme APBDesa.

3) Kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan, dan lembaga donor yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif desa dan disalurkan melalui mekanisme APBDesa.

4) Aset desa yang diserahkan kepada APBDesa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang aset desa. Penyertaan modal masyarakat desa berasal dari tabungan masyarakat atau simpanan masyarakat.Masyarakat yang menjadi prioritas sebagai penyerta modal di BUM Nagari adalah masyarakat desa setempat.Jumlah masyarakat yang menyertakan modal jangan di monopoli, semakin banyak masyarakat yang memberikan modal untuk BUM Nagari lebih baik. Perlu dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Nagari Mekanisme penyertaan modal, bagi hasil, sisa keuntungan dan operasional BUM Nagari perlu disepakati dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Peraturan tentang penyertaan dana desa untuk BUM Nagari diatur dalam Permendagri No. 20 tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 28 yaitu:

1) Penyertaan modal antara lain digunakan untuk menganggarkan kekayaan pemerintah desa yang diinvestasikan dalam BUM Nagari untuk meningkatkan pendapatan desa atau pelayanan kepada masyarakat.

2) Penyertaan modal merupakan kekayaan desa yang dipisahkan yang dianggarkan dari pengeluaran pembiayaan dalam APBDesa.

(29)

3) Penyertaan modal dalam bentuk tanah kas desa dan bangunan tidak dapat dijual.

4) Penyertaan modal pada BUM Nagari melalui proses analisis kelayakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 5) Tata cara penyertaan modal diatur lebih lanjut dalam peraturan

Bupati/Walikota mengenai pengelolaan keuangan desa.

9. Permendagri No. 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa tidak menyebutkan berapa jumlah dana desa untuk penyertaan modal BUM Nagari tetapi penentuan jumlahnya melalui proses analisis kelayakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala daerah mempunyai wewenang untuk mengatur lebih jelas tentang mekanisme peyertaan modal dana desa ke BUM Nagari. Prinsip dana desa untuk alokasi penyertaan modal BUM Nagari, jika ada keuntungan BUM Nagari mesti menyetor ke kas desa sebagai pendapatan asli desa. Pendapatan dari keuntungan BUM Nagari masuk sebagai anggaran pendapatan belanja desa (APBDesa). Peraturan perundang-undangan tidak menjelaskan secara rinci berapa persen keuntungan mesti ke desa tetapi besarannya disepakati di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Desa.(Hidayat,2018:54-57)

f. Pendaftaran BUMNagari

BUM Nagarisaat disahkan dalam rapat musyawarah desa yaitu antara pemerintah desa, badan permusyawaratan desa dan unsur-unsur masyaraakat. Kesepakatan dalam musyawarah desa tersebut diterbitkan peraturan desa.Peraturan desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala desa dan BPD (Badan Permusyawaratan Desa).

Mempertimbangkan usulan dari berbagai pihak maka perlu kebijakan pendaftaran resmi BUM Nagari ini dibawah kementrian desa dan diterbitkan SK Registrasi oleh kemendes agar tertib hukum

(30)

administrasi. Persyaratan untuk SK Registrasi BUM Nagari yaitu diantaranya, berita acara pendirian badan musyawarah desa tentang pendirian BUM Nagari, peraturan desa tentang pendirian BUM Nagari, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dan Profil BUM Nagari.(Hidayat,2018:67)

g. Organisasi Pengelola BUM Nagari

Umumnya seperti sebuah organisasi, dalam pelaksanaan BUM Nagari diperlukan struktur organisasi yang baik dan kuat guna kelancaran dan kesuksesan BUM Nagari.Organisasi BUM Nagari terpisah dari organisasi pemerintahan desa.

Dalam sususan pengurus BUM Nagari yaitu: 1) Penasehat

Penasehat BUM Nagari adalah kepala desa yang dijabat secara ex officio (karena jabatan), maksudnya adalah karena faktor jabatan sebagai kepala desa, maka kepala desa menjadi penasehat BUM Nagari. Berdasarkan Permendes No.4 Tahun 2015 pasal 11 ayat 2 bahwa penasehat berkewajiban:

a) Memberikan nasehat kepada pelaksana operasional dalam melaksanakan pengelolaan BUM Nagari.

b) Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan BUM Nagari.

c) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Nagari.

Adapun kewenangan Kepala Desa adalah:

a) Meminta penjelasan dari pelaksana operasional mengenai persoalan yang menyangkut pengelolaan usaha desa.

b) Melindungi usaha desa terhadap nilai-nilai yang dapat menurunkan kinerja BUM Nagari.

2) Pelaksana operasional

Pelaksana operasional adalah yang mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Nagari berdasarkan Anggaran

(31)

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Nagari yang disepakati dalam musyawarah desa.

Adapun kewajiban pelaksana operasional BUM Nagari adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan dan mengembangkan BUM Nagari agar menjadi lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi dan pelayanan umum masyarakat.

b) Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi desa untuk meningkatkan pendapatan asli desa.

c) Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian desa lainnya.

Pada sisi lain, kewajiban pelaksana operasional juga mempunyai kewajiban yaitu:

a) Menunjuk anggota pengurus sesuai kapasitas bidang usaha, khususnya dalam mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi operasional bidang usaha.

b) Pelaksana operasional dapat dibantu karyawan sesuai dengan kebutuhan dan harus disertai uraian tugas berkenaan dengan tanggungjawab, pembagian peran dan aspek pembagian kerja lainnya.

Berdasarkan Permendes No.4 Tahun 2015 Pasal 14 ayat 2, pelaksana operasional dapat diberhentikan dengan alasan:

a) Meninggal dunia.

b) Telah selesai maksa bakti sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Nagari.

c) Mengundurkan diri.

d) Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat perkembangan kinerja BUM Nagari.

(32)

3) Pengawas

Pengawas adalah yang mewakili kepentingan masyarakat.Pengawas mempunyai peranan yang strategis dalam mengawasi pelaksana operasional BUM Nagari dalam menjalankan kewajiban dan kewenangannya. Pengaturan pengawas ini diatur dalam Permendes No.4 Tahun 2015 pasal 15.

Struktur pengawas terdiri dari: a) Ketua

b) Wakil ketua merangkap anggota c) Sekretaris merangkap anggota d) Anggota

Dalam penentuan siapa yang menjadi menjabat ketua, wakil ketua dan sekretaris pengawas diadakan pemilihan internal anggota pengawasan yang telah dipilih dalam musyawarah desa.

Adapun kewajiban dan kewenangan pengawas adalah:

a) Menyelenggarakan rapat umum untuk membahas kinerja BUM Nagari sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.

Sedangkan kewenangan pengawas adalah:

a) Pemilihan dan pengangkatan pengurus pengawas terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris pengawas.

b) Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM Nagari.

c) Pelaksana pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana operasional.(Hidayat,2018:83-88)

h. Jenis-Jenis Usaha BUMNagari

Jenis-jenis usaha yang dapat dijalankan BUM Nagari Desa yang bersifat:

1) Sosial (social business) yang dapat memberikan pelayanan umum kepada masyarakat dengan memperoleh keuntungan finansial. Pada pasal 19 ayat 2 permendes PDTT No. 4 tahun 2015 di sebutkan di antara bisnis yang bisa dijalankan adalah:

(33)

a) Air minum desa b) Usaha listrik desa c) Lumbung pangan

d) Sumber daya lokal dan teknologi tepat guna

2) Bisnis penyewaan barang untuk melayani kebutuhan masyarakat desa dan ditujukan untuk memperoleh pendapatan asli desa.

Usaha bisnis penyewaan barang kebutuhan masyarakat yaitu: a) Alat transportasi

b) Perkakas pesta c) Gedung pertemuan d) Rumah toko

e) Tanah milik BUM Nagari f) Barang sewaan lainnya

3) Usaha perantara yang memberikan jasa pelayanan kepada warga. Usaha perantara yaitu:

a) Jasa pembayaran listrik

b) Pasar desa untuk memasarkan produk yang dihasilkan c) Jasa pelayanan lainnya

4) Usaha bisnis yang berproduksi dan berdagang barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan pada skala besar yang lebih luas.

Diantara usaha bisnis produksi dan berdagang barang-barang tertentu yang memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu:

a) Pabrik es b) Pabrik asap cair c) Hasil pertanian

d) Sarana produksi pertanian e) Sumur bekas tambang

(34)

5) Usaha bisnis keuangan yang memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi desa yang berguna memberikan akses kredit dan pinjaman yang mudah di akses oleh masyarakat desa.

6) Usaha bersama sebagai induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat desa baik dalam skala lokal maupun kawasan pedesaan.

Jenis usaha bersama yaitu:

a) Pengembangan kapal desa berskala besar untuk mengorganisasikan nelayan kecil agar usahnya menjadi lebih ekspansif

b) Desa wisata yang mengorganisasi rangkaian jenis usaha dari kelompok masyarakat

c) Kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan usaha lokal lainnya.(Hidayat,2018:89)

i. Sistem Bagi Hasil Usaha BUMNagari

BUM Nagari didirikan sebagai fungsi sosial juga mempunyai orientasi keuntungan (profit). Keuntungan dari hasil usaha BUM Nagari dialokasikan diantaranya: (Pasal 26 Permendes No. 4 Tahun 2015)

1) Hasil BUM Nagari merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam satu tahun buku.

2) Pembagian hasil udaha BUM Nagari berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran rumah Tangga Desa.

3) Alokasi bagi hasil usaha BUM Nagari dapat dikelola dengan sistem akuntansi sederhana.

Dalam membagi hasil usaha BUM Nagari harus diatur secara jelas dakam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.Berapa

(35)

persen untuk kas desa, pengembangan usaha, untuk gaji pengurus, pengawas, cadangan modal dan lain-lain sebagainya.(Hidayat,2018:91-92)

j. Pertanggungjawaban Pelaksanaan BUM Nagari

BUM Nagari mempunyai mekanisme pertanggungjawaban terkait dengan pelaksanaan BUM Nagari. Berdasarkan Permendes No. 4 Tahun 2015 diantara bentuk pertanggungjawaban kelembagaan adalah:

1) Pelaksanaan operasional melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan BUM Nagari kepada penasehat yang secara ex officio dijabat oleh kepala desa.

2) Mbadan Permusyawarah Desa melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah desa dalam membina pengelolaan BUM Nagari.

3) Pemerintah desa mempertanggungjawabkan tugas pembinaan terhadap BUM Nagari kepada BPD yang disampaikan melalui musyawarah desa.(Hidayat,2018:96)

k. Pembubaran BUMDesa

Dalam usaha ada untung ada rugi.Jika terjadi kerugian adalah tanggungjawab BUM Nagari. Bebannya ada pada BUM Nagari dan BUM Nagari tidak bisa memberikan beban kepada dana desa.

Disaat rugi akan mengakibatkan suatu badan usaha tidak mampu untuk menjalankan usaha secara normal, begitu juga BUM Nagari. Jika BUM Nagari mengalami kerugian dan dinyatakan mengalami kerugian maka BUM Nagari bisa dibubarkan dalam forum Musyawarah Desa.Jika unit-unit usaha BUM Nagarimengalami kerugian dan ada utang yang tidak sanggup dibayarkan maka tunduk No. 37 Tahun 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran hutang.

Permendes No.14 Tahun 2014 pasal 27 (1) kerugian yang dialami BUM Nagari menjadi beban BUM Nagari. (2) Dalam hal BUM

(36)

Nagari tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui musyawarah desa. (3) Unit usaha milik BUM Nagari yang tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai dengan ketentuan dalam perundang-undangan mengenai kepailitan. (Hidayat,2018:92)

3. Pendapatan Asli Nagari a. Pendapatan

Pendapatan terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yanag di tagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan karena itu harus dikeluarkan dari pendapatan.

Menurut Patton dan Littleton di dalam buku Ikhsan (2018:268), pendapatan adalah produk dari perusahaan, diukur atas jumlah asset baru yang diterima oleh perusahaan, dilaporkan pada pendapatan aset perusahaan, melalui arus yang diterima dari seorang pelanggan dalam pertukaran untuk produk perusahaan, termasuk komoditas dan jasa.

Sementara itu , FASB (Financial Accounting Standards Board) dalam SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 6, mendefinisikan pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aset suatu entitas atau penurunan hutang dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama yang berlangsung terus menerus dari entitas tersebut.

Menurut PSAK No. 23 definisi pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

(37)

Dari beberapa definisi di atas, dapat diidentifikasi karakteristik-karakteristik atau kata-kata kunci yang membentuk pengertian pendapatan, yang membentuk pengertian pendapatan adalah:

1. Aliran masuk atau kenaikan aset.

2. kegiatan yang mempresentasi operasi utama 3. pelunasan, penurunan, atau pengurangan liabilitas 4. suatu entitas

5. produk perusahaan 6. pertukaran produk

7. menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk 8. mengakibatkan kenaikan ekuitas.(Ikhsan, 2018:268)

b. Pendapatan Asli Nagari

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014TentangDesa yang dimaksud dengan pendapatan asli desa adalah pendapatan yang berasal dari kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan skala lokal desa.Pendapatan Asli Desa (PAD) adalah merupakan segala usaha yang dilakukan oleh pemerintah desa untuk menunjang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam rangka pelaksanaan otonomi Desa.PAD meliputi hasil usaha desa, hasil pengelolaan kekayaan desa yang dipisahkan, hasil swadaya dan partisipasi masyarakat, hasil gotong royong, lain-lain pendapatan asli desayang sah.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa PAD meliputi segala usaha yang dilakukan oleh pernerintah desa untuk menunjang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam rangka pelaksanaan otonomi Desa. PAD meliputi hasil usaha desa, hasil pengelolaan kekayaan desa yang dipisahkan, hasil swadaya dan partisipasi masyarakat, hasil gotong royong, lain-lain pendapatan asli desa yang sah.

(38)

Dalam Peratuan Daerah Propinsi Sumetera Barat Nomor 9 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari, Pendapatan dan Penerimaan Nagari Meliputi:

1. Pendapatan Asli Nagari : a. Hasil Kekayaan Nagari b. Hasil Usaha Nagari

c. Restribusi Nagari, terutama restribusi asli yang sudah ada di Nagari.

d. Hasil swadaya dan sumbngan masyarakat e. Pungutan Nagari

2. Penerimaan bantuan dari Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Propinsi serta Pemerintah :

a. Bagian dari Perolehan Pajak dan Restribusi Daerah

b. Bagain dari dana perimbangan keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Pemerintah Propinsi atau Pemerintah Kabupaten c. Pembiayaan atas pelaksanaan tugas pembantuan

d. Bantuan lainnya dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan atau Pemerintah Kabupaten

e. Bagian dari hasil Penerimaan Pemerintah yang dipungut dan berasal dari Nagari

3. Penerimaan Lain-lain a. Sumbangan Pihak ketiga b. Pinjaman Nagari

c. Hasil kerjasama dengan Pihak lain d. Pendapatan lain-lain yang sah

4. Efektivitas

a. Pengertian Efektivitas

Menurut Daft, di dalam buku Priansa efektivitas diartikan sebagai konsep yang luas, mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar organisasi. Efektivitas berkaitan dengan sejauh mana organisasi

(39)

mencapai tujuan yang telah ditentukan.Menurut akmal, Efektivitas adalah pencapaian usaha yang sesuai dengan rencananya (doing the right things) atau rencana hasil dibandingkan dengan realisasi hasil. Menurut Gie, efektivitas adalah keadaan atau kemampuan kerja yang dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan nilai guna yang diharapkan.(Priansa, 2013:11)

Efektivitas adalah hubungan antara output pusat pertanggungjawaban dan tujuannya. Makin besar kontribusi output terhadap tujuan maka makin efektiflah satu unit tersebut. Karena baik tujuan maupun hasil sulit diukur secara kuantitas maka efektivitas sering diukur dengan pertimbangan lain. Sebuah unit organisasi seharusnya efisien sekaligus efektif, tidak terpilah-pilah. Dengan sendirinya tujuan akan tercapai secara optimum. Namunkenyataannya, efisiensi dan efektivitas tidak dapat dicapai secara bersamaan. Suatu pusat pertanggungjawaban mungkin telah bekerja secara efisien tetapi tidak efektif, dan sebaliknya efektif tetapi tidak efisien. (Halim,2009:72)

Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan.ukuran efektivitas merupakan refleksi output. Jika suatu organisasi bertujuan membangun sebuah rumah sakit dengan 250 tempat tidur, 4 unit operasi, sebuah departemen kecelakaan dan darurat, serta departemen pasien luar dan semua target tersebut tercapai, maka mekanisme kerja organisasi tersebut efektif. Apabila hanya 150 tempat tidur yang terbangun, maka organisasi tersebut tidak bekerja efektif.Jadi tujuan tersebut harus spesifik, detail, dan terukur.Dalam rangka mencapai tujuan, organisasi sektor publik seringkali tidak memperhatikan biaya yang dikeluarkan. Hal seperti itu bisa terjadi apabila efisiensi biaya bukan merupakan bagian dari indikator hasil.(Bastian,2006:77)

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya.Apabila suatu organisasi berhasil mencapai

(40)

tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif.Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang telah dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih besar dari pada yang telah dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.(Mardiasmo, 2009:134)

Menurut Gibson dalam buku Priansa (2013:11) menyatakan efektivitas adalah konteks perilaku organisasi yang merupakan hubungan antara produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan. Gibson mengungkapkan tiga pendekatan mengenai efektivitas, yaitu:

1. Pendekatan Tujuan

Pendekatan tujuan untuk mendefinisikan dan mengevaluasi efektivitas merupakan pendekatan tertua dan paling luas digunakan.Menurut pendekatan ini, keberadaan organisasi dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Pendekatan Teori Sistem

Teori sistem menekankan pada pertahanan elemen dasar masukan-proses-pengeluaran dan mengadaptasi pada lingkungan yang lebih luas yang menopang organisasi.Teori ini menggambarkan hubungan organisasi terhadap sistem yang lebih besar, dimana organisasi menjadi bagiannya.Teori sistem juga menekankan pentingnya umpan balik informasi. Inti teori sistem adalah:

a) Kriteria efektivitas harus mencerminkan siklus masukan- proses-keluaran, bukan keluaran yang sederhana.

b) Kriteria efektivitas harus mencerminkan hubungan antar organisasi dan lingkungan yang lebih besar dimana organisasi itu berada.

(41)

Jadi efektivitas organisasi adalah konsep dengan cakupan luas termasuk sejumlah konsep komponen dan tugas manajerial adalah menjaga keseimbangan optimal antara komponen dan bagiannya

3. Pendekatan Multiple Constituenty

Pendekatan ini adalah perspektif yang menekankan pentingnya hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan individual dalam hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan individual dalam suatu organisasi.

Robbins dalam buku Prinasa (2013:12) menyatakan sejumlah pendekatan dalam efektivitas organisasi, yaitu:

1. Pendekatan Pencapaian Tujuan

Pendekatan ini memandang bahwa keefektifan organisasi dapat dilihat dari pencapaian tujuannya dari pada caranya.Kriteria pendekatan yang sering digunakan adalah memaksimalkan laba, memenangkan persaingan, dsb.

2. pendekatan Sistem

Pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan kelangsungan hidup organisasi, maka perlu diperhatikan adalah sumber daya manusianya, mempertahankan diri secara internal dan memperbaiki struktur organisasi dan pemanfaatan teknologi agar dapat berintegrasi dengan lingkungan yang darinya organisasi tersebut memerlukan dukungan terus menerus bagi kelangsungan hidupnya. 3. Pendekatan Konstituensi-Strategi

Pendekatan ini menekankan pada pemenuhan tuntutan konstituensi itu di dalam lingkungan yang darinya orang tersebut memerlukan dukungan yang terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.

4. Pendekatan Nilai-Nilai Bersaing

Pendekatan ini mencoba mempersatukan ke tiga pendekatan di atas, masing-masing didasarkan atas suatu kelompok

(42)

nilai.Maing-masing nilai selanjutnya lebih disukai berdasarkan daur hidup dimana organisasi itu berada.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Menurut Priansa, faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas, yaitu:

1) Karakteristik organisasi

Hubungan yang sifatnya relatif tetap seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat dalam oerganisasi. Struktur merupakan cara yang unik menempatkan manusia dalam rangka menciptakan sebuah organisasi. Dalam struktur, manusia ditempetkan sebagai bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap yang akan menentukan pola interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas.

2) Karakteristik Lingkungan

Mencakup dua aspek.Aspek pertama adalah lingkungan eksternal yaitu lingkungan yang berada di luar batas organisasi dan sangat berpengaruh terhadap organisasi terutama dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan.Aspek kedua adalah lingkungan internal yang dikenal sebagai iklim organisasi yaitu lingkungan yang secara keseluruhan dalam lingkungan organisasi.

3) Karakteristik Pekerja

Merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas. Di dalam diri setiap individu akan ditemukan banyak perbedaan, akan tetapi kesadaran individu akan perbedaan itu sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Jadi apabila suatu organisasi menginginkan keberhasilan, organisasitersebut harus dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi.

(43)

4) Karakteristik Manajemen

Merupakan strategi dan mekanisme kerja yang dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang di dalam organisasi sehingga efektivitas tercapai.Kebijakan dan praktik manajemen merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi.(Priansa, 2013:11-14) c. Kriteria Efektivitas

Tabel 2. 1

Ukuran-ukuran Efektivitas Organisasi

Ukuran Keterangan

Efektivitas

keseluruhan Sejauhmana organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mencapai semua sasarannya. Kualitas Kualitas dari jasa atau produk yang dihasilkan oleh

organisasi.

Produktivitas Kuantitas atau volume dari jasa pokok yang dihasilkan organisasi.

Kesiagaan

Penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan, bahwa organisasi mampu menyelesaikan suatu tugas khusus dengan baik jika diminta.

Efisiensi

sesuatu yang mencerminkan perbandingan antara beberapa aspek unit terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut.

Penghasilan

penghasilan atas penanaman modal yang dipakai untuk menjalankan organisasi. Jumlah dari sumberdaya yang masih tersisa setelah semua biaya dan kewajiban dipenuhi, kadang-kadang dinyatakan dalam persentase.

Pertumbuhan (Perkembangan)

penambahan dalam hal-hal seperti tenaga kerja, fasilitas yang ada dalam organisasi, harga, penjualan, laba, modal, bagian pasar, dan penemuan-penemuan baru. Suatu perbandingan antara keadaan organisasi sekarang dengan keadaan masa sebelumnya.

Pemanfaatan Lingkungan

Batas keberhasilan organisasi berinteraksi dengan lingkungannya, memperoleh sumber daya yang langka dan berharga yang diperlukannya untuk operasi yang efektif. Hal ini dipandang dari rencana jangka panjang yang optimum dan bukan dalam rencana jangka pendek yang maksimal. Sebagai contoh, tingkat keberhasilannya

(44)

memperoleh suplai sumber daya manusia dan keuangan secara mantap.

Stabilitas Pemeliharaan struktur, fungsi, dan sumberdaya sepanjang waktu, khususnya dalam periode-periode sulit.

Perputaran atau keluar-masuknya karyawan

Frekuensi atau jumlah pekerja dan keluar atas permintaannya sendiri.

Kemangkiran Frekuensi kejadian-kejadian pekerja bolos dari pekerjaan. Kecelakaan

Frekuensi-frekuensi dalam pekerjaan yang berakibat kerugian waktu untuk turun-mesin atau waktu unutk penyembuhan/perbaikan.

Semangat kerja

kecenderungan anggota organisasi berusaha lebih keras mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang meliputi perasaan terikat, kebersamaan tujuan, dan perasaan memiliki.

Motivasi

Kekuatan kecenderungan seorang individu melibatkan diri dalam kegiatan yang berarahkan sasaran dalam pekerjaan. Ini bukanlah perasaan senang yang relative terhadap hasil berbagai pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan, tetapi lebih merupakan perasaan sedia atau rela bekerja unutk mencapai tujuan pekerjaan.

Kepuasan

kompensasi atau timbal balik positif yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.

Penerimaan Tujuan-organisasi

Diterimanya tujuan-tujuan organisasi oleh setiap pribadi dan oleh unit-unit dalam organisasi. Kepercayaan mereka bahwa tujuan organisasi tersebut adalah benar dan layak.

Kepaduan-Konflik

Keterpaduan adalah fakta bahwa para anggota organisasi saling menyukai satu sama lain, bekerja sama dengan baik, berkomunikasi sepenuhnya dan secara terbuka, dan mengkoordinasikan usaha kerja mereka. Pada sisi yang lain terdapat organisasi penuh pertengkaran baik dalam bentuk kata-kata maupun secara fisik, koordinasi yang buruk, dan berkomunikasi yang tidak efektif.

Keluwesan-Adaptasi

Kemampuan sebuah organisasi untuk mengubah prosedur standar operasinya jika lingkungannya berubah, untuk mencegah kebekuan terhadap rangsangan lingkungan.

Penilaian oleh pihak luar

Penilaian mengenai organisasi atau unit organisasi oleh mereka (individu atau organisasi) dalam lingkungannya, yaitu pihak-pihak dengan siapa organisasi ini berhubungan. Kesetiaan, Kepercayaan, dan dukungan yang diberikan kepada organisasi oleh kelompok-kelompok seperti pensuplai, pelanggan, dan masyarakat

(45)

umum. Sumber : J.P. Campbell.

Kajian Penelitian yang Relevan B.

Berdasarkan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yang mengkaji aspek yang berkaitan dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) dan Pendapatan Asli Desa atau Nagari terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dengan yang penulis lakukan. Adapun persamaan dan perbedaannya diantara lain:

Pertama, penelitian dari Herlina Muzanah Zain tahun 2018 dengan judul “Efektivitas Badan Usaha Milik Desa dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari keberadaan BUMDes Amarta di Desa Pandowoharjo dalam meningkatkan pendapatan asli desa tahun 2016-2017.Penelitian ini menggunakan metode analisa data kualitatif dimana suatu penelitian yang menggambarkan atau melukiskan suatu peristiwa untuk diambil kesimpulan secara umum dan didukung oleh wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Indikator untuk menentukan efektivitas diukur dengan beberapa pendekatan yaitu Pendekatan Sumber sudah baik tetapi masih terdapat kendala dalam mencari karyawan, pendekatan proses juga sudah baik mengingat BUMDes Amarta sudah memiliki 2 Unit Usaha dalamwaktu 1 tahun lebih, terakhir yaitu pendekatan sasaran bahwa BUMDes Amarta dapat memberikan kontribusi terhadap pemasukan Pendapatan Asli Desa Pandowoharjo serta dukungan dan peran dari pemerintah desa terhadap BUMDES Amarta sudah baik.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Herlina terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan yang penulis lakukan yaitu Penulis dan Herlina sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan variabel penelitian yang sama juga yaitu Efektivitas Badan Usaha

(46)

Milik Nagari. Herlina menggunakan 2 periode laporan keuangan untuk diperbandingkan, sedangkan penulis hanya menggunakan 1 periode laporan keuangan.

Kedua penelitian dari Benny Ferdianto tahun 2016 dengan judul “Eksistensi Badan Usaha Milik Desa terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Desa di Tiyuh Candra Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat”.Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan otonomi kepada desa untuk membentuk BUMDes. Pembentukan BUMDes mempunyai banyak dampak positif salah satunya ialah dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Dari peningkatan pendapatan asli desa maka akan membuat perekonomian desa dan masyarakat menjadi kuat. BUMDes juga dapat memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat melalui unit usaha yangdijalankan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui eksistensi BUMDes terhadap peningkatan Pendapatan Asli Desa di Tiyuh Candra Kencana.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Benny Ferdianto terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan yang penulis lakukan yaitu penulis dan Benny sama-sama menggunakan metode kualitatif.Perbedaannya, variabel penelitian yang digunakan Benny adalah Eksistensi Badan Usaha Milik Desa sedangkan variabel penelitian yang penulis gunakan adalah Efektivitas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau Badan Usaha Milik Negara (BUMNag).

Ketiga penelitian dari Helmei Willy Amanda dengan judul “Strategi Pembangunan Desa Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)(Studi Pada Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto). Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisa strategi pembangunan desa dalam meningkatkan pendapatan asli desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada Badan Pengelola Air Minum (BPAM). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif

(47)

kualitatif.Narasumber penelitian ini terdiri dari Kepala Desa Ketapanrame, Sekretaris Desa, Ketua BUMDes Tirto Tentrem, dan anggota BPAM. Penelitian ini menggunakan pendekatan strategi terpadu dan menyeluruh meliputi tujuan, sasaran, lingkup, koordinasi, arus komunikasi, tempat prakarsa, dan indicator prestasi. Teknik pengumpulan data yangdigunakan berupa wawancara, observasi, serta dokumentasi.Sedangkan analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan BPAM dalam BUMDes dibutuhkan di Desa Ketapanrame selain untuk memberikan air bersih kepada seluruh warga, juga menambah pendapatan desa. Sistem pengelolaan BPAM tahun 2011 mengalami perbaikan dan peningkatan dari pengelolaan sebelumnya (Hippam). Meskipun strategi pembangunan desa melalui BUMDes pada BPAM bisa dikatakan sudah optimal dalam pencapaiannya mensejahterakan masyarakat di Desa Ketapanrame, tidak menutup kemungkinan akan muncul masalah-masalah terkait pengelolaan BUMDes.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Helmei Willy Amanda terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan yang penulis lakukan yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan sama-sama meneliti di BUMDes/BUMNag.Perbedaannya penelitian yang dilakukan Helmei membahas tentang strategi pembangunan desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sedangkan penelitian yang penulis lakukan tentang efektivitas Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).

(48)

39

BAB III

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

A.

Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang penulis lakukan di Kantor Wali Nagari Sungai Tarab dan BUMNag Nagari Sungai Tarab, adapun metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif.Menurut Creswell di dalam buku Sugiyono (2014:347), Penelitian kualitatif adalah proses eksplorasi dan memahami makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau masalah kemanusiaan. Proses penelitian mencakup membuat pertanyaan penelitian dan prosedur yang masih bersifat sementara, mengumpulkan data pada seting partisipan, analisis data, dan selanjutnya memberikan interpretasi terhadap makna suatu data. Metode ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan kendala Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) terhadap Pendapatan Asli Desa atau Nagari kenagarian Sungai tarab tahun 2018.

Tempat dan Waktu Penelitian B.

Penulis melakukan kegiatan penelitian dariAgustus 2019 sampai dengan September 2019.Adapun lokasi penelitian penulis adalah pada BUMNag Nagari Sungai Tarab (Kantor Wali Nagari Sungai Tarab).

Sumber Data C.

Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari: 1. Sumber Data Primer

Sumber Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.Sumber Data primer dalam penelitian ini adalah petugas BUMNag dan Konsumen BUMNag di Sungai Tarab.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dilapangan dapat disimpulkan bahwa Implementasi fungsi-fungsi manajemen pada Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag)

Indonesia & the Philippines membawakan training of trainer (ToT) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas organisasi lokal dalam penyampaian materi-materi kebencanaan,

1) BUMNag Rangkiang Maimbau menganut sistem bagi hasil Dengan sistem bagi hasil dimana adanya perjanjian kerja sama antara pemodal dan penggelola modal dalam

Berkaitan dengan itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk memperoleh gambaran kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mengajukan masalah menggunakan PMRI pada materi

Teknologi pakan imbuhan CRM yang telah dikembangkan berfungsi menekan metanogenesis, meningkatkan kecernaan bahan kering pakan dan protein mikroba, sehingga dapat

Proses isolasi produk rGH-nya dalam bentuk pelet inclusion bodies yang selanjutnya dicampur dengan pelet pakan komersil hingga konsentrasi akhir protein dalam pakan mencapai 1 ng/6

Pasal 1 angka 31 Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyatakan Pajak Parkir adalah pajak yang dipungut atas

Berdasarkan data magnetik, keduanya memiliki nilai magnetik yang rendah setelah direduksi ke kutub dan nilai rendah tersebut semakin kuat pada peta anomali residual,