• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya peningkatan kemampuan mengarang siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR tahun ajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Upaya peningkatan kemampuan mengarang siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR tahun ajaran 2013/2014"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG SISWA KELAS III SD KANISIUS SOROWAJAN DENGAN PENDEKATAN PPR TAHUN AJARAN 2013/2014. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh : Kristianingsih 101134246. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk :. TuhanYesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan menolongku Kedua orangtuaku dan kakak-kakakku yang selalu membantu dan selalu ada untukku Sahabat- sahabat yang selalu menolongku. iv.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO You can if you want Lakukanlah segala sesuatu dengan penuh cinta kasih Karena dengan cinta kasih, semua keraguan akan punah Dan keyakinan akan menyelimuti. v.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK. UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG SISWA KELAS III SD KANISIUS SOROWAJAN DENGAN PENDEKATAN PPR TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh : Nama. : Kristianingsih. Nomor Mahasiswa : 101134246. Tujuan dari penelitian ini adalah upaya peningkatan kemampuan mengarang siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR dalam pembelajaran tematik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan. Peneliti berpendapat guru merupakan motor penggerak utama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua tujuan dapat dicapai hanya dengan satu strategi tertentu saja. Guru sebagai pengelola pembelajaran berperan menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan nyaman dan produktif. Mengarang merupakan salah satu keterampilan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang sangat penting, di dalam pembelajaran mengarang terdapat berbagai unsur meliputi kemampuan siswa dalam memilih kata-kata, menggunakan huruf kapital yang tepat, merangkai kata menjadi sebuah kalimat, menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf, mengaitkan paragraf yang satu dengan yang lain, menggunakan ejaan yang benar, dan menerapkan tanda-tanda baca dengan tepat, sehingga tersusun suatu karangan yang baik. Ada kecenderungan dari anak didik yang mengalami kesulitan viii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. dalam pembelajaran mengarang, terbukti dengan kurang teliti dan tepat dalam penggunaan tanda-tanda baca, huruf kapital serta penggunaan ejaan. Melihat hal tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa siswa dalam mengarangnya kurang tepat dan teliti. Oleh karena itu, peneliti mempunyai solusi untuk mengatasi kesulitan siswa tersebut. Cara awal yang yang dilakukan peneliti adalah mengambil data dengan menggunakan teknik pengumpulan data, metode wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan penyusunan instrumen berupa kisi–kisi soal, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar soal evaluasi, dan lembar penilaian. Peneliti merencanakan data dianalisa dengan langkah mendeskripsikan kondisi awal dan target akhir yang ingin dicapai. Pada kondisi awal peneliti, mendapatkan hasil kemampuan mengarang siswa sebesar 69,28. Sedangkan target akhir yang ingin dicapai sebesar 85.. Kata kunci : PPR dalam pembelajaran tematik. ix.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT IMPROVEMENT EFFORTS WRITING ABILITY CLASS III SD KANISIUS SOROWAJAN PPR APPROACH TO STUDY IN 2013/2014 By: Name. : Kristianingsih. Student number : 101134246. The purpose of this research is to increase the writing ability of students of class III SD CanisiusSorowajan with PPR in thematic learning approach. To achieve these objectives, the research done by using Action Research (PTK) with research subjects third grade students of SD CanisiusSorowajan. Investigators believe the teacher is the main driving force in improving the quality of education in Indonesia. One of the capabilities that must be held by teachers is how to design a learning strategy that is consistent with the objectives or competencies to be achieved, because not all objectives can be achieved only with a certain strategy. Teachers as managers of learning contribute to create a climate of learning that enables students can learn with a comfortable and productive. Making up one of skill in learning Indonesian language is very important in the learning fabricate there are various elements include the ability of the students in choosing the words, using capital letters right, stringing words into a sentence, construct a sentence into a paragraph, linking paragraphs one with the other, using the correct spelling, and punctuation marks apply to the right, thus composed a good bouquet. There is a tendency of students who have difficulties in learning fabricated, as evidenced by the less scrupulous and precise in the use of punctuation, capitalization and spelling usage. Seeing this the researchers concluded that students in all up less precise and meticulous. Therefore, researchers have a solution to overcome the difficulties these students. How to start by researchers was retrieving data using data collection x.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. techniques, interviews, observation, and documentation with the preparation of the instruments in the form of lattice - lattice matter, syllabus, lesson plan, student worksheets, sheets about the evaluation and assessment sheets. Researchers analyzed the data plan with steps describe the condition of initial and final target to be achieved. the initial conditions of researchers, getting the writing ability of students amounted to 69.28. while the final target to be achieved by 85.. Keywords: PPR in thematic learning. xi.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan Program SI PGSD Universitas Sanata Dharma. Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar – besarnya kepada: 1.. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang telah yang telah banyak membantu dalam segala keperluan perkuliahan selama menjadi mahasiswa.. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,MA.Kaprodi program studi PGSD yang sudah banyak memberikan pendampingan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. Wakaprodi program studi PGSD yang sudah banyak memberikan pendampingan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa. 4. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,MA. dan Apri Damai Sagita Krissandi, S.,S.,M.Pd. Dosen pembimbing yang banyak meluangkan waktu dengan tulus, untuk membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini. 5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. 6. Para dosen PGSD Universitas Sanata Dharma, terkhusus Dra. Ignatia Esti Sumarah, M. Hum. Yang baik langsung atau tidak langsung memberikan xii.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….. ii. HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii. HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………... iv. HALAMAN MOTTO………………………………………………………... v. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………. vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………….. vii ABSTRAK…………………………………………………………………… viii ABSTRAC…………………………………………………………………… x KATA PENGANTAR……………………………………………………...... xii DAFTAR ISI………………………………………………………………... xiv BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1 1. Latar Belakang…………………………………………………………… 1 2. Rumusan Masalah………………………………………………………... 4 3. Tujuan Penelitian……………………………………………………........ 4 4. Manfaat Penelitian……………………………………………………….. 4 5. Definisi Operasional……………………………………………………... 5 A. BAB II LANDASAN TEORI................................................................... 7 1. Paradigma Pedagogi Reflektif…………………………………………… 7 2. Prestasi Belajar…………………………………………………………... 10. xiv.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. Pengertian Bahasa Indonesia………………………………………….. 17 4. Pentingnya Penggunaan Tanda Baca PadaKemampuan Menulis……… 21 5. Pembelajaran Tematik…………………………………………………. 26 6. Penelitian Sebelumnya…………………………………………………. 32. 7. HasilPenelitian Yang Relevan…………………………………………. 38. 8. Kerangka Berpikir…………………………………………………….... 39. 9. Hipotesis Tindakan……………………………………………………... 40. B. BAB III METODE PENELITIAN………………………………….... 41. 1. Jenis Penelitian…………………………………………………………. 41 2. Setting Penelitian………………………………………………………. 44. 3. Rencana Tindakan…………………………………………………........ 45. 4. Penyusunan Instrumen Penelitan……………………………………….. 49 5. Instrument Kemampuan Mengarang…………………………………… 50 6. Uji Validitas…………………………………………………………….. 51. 7. Reliabilitas…………………………………………………………….... 52. 8. Teknik Analisa Data……………………………………………………. 52 9. Perhitungan Kemampuan Mengarang………………………………….. 53 10. Kriteria Keberhasilan…………………………………………………… 55 C. BAB IV PENUTUP……………………………………………………. 57. 1. Rencana Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….. 57. 2. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………… 59 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 60. LAMPIRAN………………………………………………………………. 62. xv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1. Silabus………………………………………………………………….. 63. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………........ 68. 3. Lemba Kerja Siswa …………………………………………………….. 76. 4. Soal Evaluasi……………………………………………………………. 78. xvi.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti sudah menjadi guru kelas III SD Kanisius Sorowajan selama 4 tahun. Penurut pengamatan peneliti, siswa kelas III mengalami kesulitan dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya memahami tanda-tanda baca, misalnya: siswa masih belum memahami penggunaan titik dan koma pada kalimat. Mereka juga kurang memahami penggunaan huruf. kapital pada suatu kalimat atau. paragraf dalam karangan. Peneliti merasa prihatin sebab kemampuan menggunakan tanda-tanda baca merupakan hal paling mendasar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Akibat kesalahan yang dilakukan siswa berkaitan dengan ketidakmampuannya menggunakan tanda-tanda baca tersebut, berakibat pada menurunnya hasil belajar mereka pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan memahami penggunaan tanda-tanda baca mendukung salah satu aspek dalam Bahasa Indonesia yaitu aspek menulis, pada materi “Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda- baca yang tepat. Bukti jika siswa kurang memahami penggunaan tanda baca adalah nilai yang didapat siswa kurang dari KKM yaitu 72. Dari 25 siswa, 19 siswa (76 %). Dengan demikian kompetensi siswa dalam. materi “Menulis karangan sederhana berdasarkan. gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tandabaca yang tepat” belum maksimal. Hal tersebut jika dilihat dari Paradigma Pedagogi Reflektif ( PPR ), berkaitan dengan Competence..

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Pelajaran Bahasa Indonesia dalam materi ”Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda- baca yang tepat” belum. mencapai KKM. Menurut. pengamatan peneliti siswa mengalami kesulitan tidak teliti saat mengerjakan tugas pada kedua materi tersebut. Selain itu mereka sulit berkejasama dalam mengerjakan tugas kelompok, yang mengakibatkan tidak dapat mengumpulkan tugas secara tepat waktu. Apabila, dilihat dari Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) keteidakseriusan siswa berkaitan dengan Conscience, sedangkan kerjasama berkaitan dengan Compassion.. PPR adalah Paradigma Pedagogi. Reflektif, memiliki sebuah ciri atau kekhasan pendidikan dan proses belajarnya yaitu menyaturagakan pendidikan nilai dan pembentukan kepribadian ke dalam kurikulum yang sudah ada dan bukan menambah pelajaran/mata pelajaran baru. Tujuan utama dari PPR adalah menciptakan manusia-manusia muda yang sungguh unggul dan berkarakter secara manusiawi. Jika diterapkan pada dunia pendidikan proses tadi tertuang ada RPP (Rencana Pelaksaan Pembelajaran) yang disusun oleh guru. Dimana dalam RPP itu terdapat makna pengalaman yaitu melibatkan pikiran, perasaan, kehendak, imajinasi siswa untuk mengalami sendiri segala hal yang siswa pelajari ( jika ada keterkaitan antara ilmu yang dipelajari siswa dengan situasi kehidupan yang nyata dalam kesehariannya), refleksi yaitu siswa dapat meyakini maknanilai-nilai yang terkandung dalam pengalaman, dalam kaitannya dengan: diri sendiri, orang lain, alam/lingkungan, dan Allah, sedangkan aksi yaitu siswa dapat membangun keinginan atau niat.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Peneliti menggunakan pendekatan PPR ini karena PPR merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif. Paradigma Pedagogi Reflektif digunakan oleh sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan yayasan pendidikan Kanisius, salah satunya SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Dalam. praktik pembelajaran, metode. pembelajaran PPR ini menerapkan lima tahapan kegiatan yang berupa siklus, terdiri dari (1) Konteks, (2) Pengalaman, (3) Reflektif, (4) Aksi, (5) Evaluasi.. Tujuan PPR adalah meningkatkan 3 C, yaitu kompetensi siswa secara utuh (competence), suara hati (conscience), dan bela rasa (compassion). Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan. kompetensi siswa dalam materi Bahasa. Indonesia supaya dapat mencapai KKM. Semuanya itu hanya dapat terjadi apabila siswa dapat teliti ( conscience ) dan dapat bekerjasama mengerjakan tugas dalam kelompok (compassion), yang pada akhir mendapatkan hasil yang memuaskan (competence) . Alasan peneliti menggunakan pendekatan tersebut karena merupakan kekhasan dari SD Kanisius Sorowajan dan juga sekolah-sekolah Kanisius yang lain. Peneliti akan mencoba meningkatkan kemampuan mengarang Bahasa Indonesia kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR tersebut. Oleh karena itu judul skripsi ini adalah ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengarang. Siswa. kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan. Pendekatan PPR Tahun Pelajaran 2013/2014”..

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. B. Rumusan Masalah Dilandasi latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1.. Apakah dengan pendekatan PPR dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2013 / 2014 ?. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2013 / 2014 dengan pendekatan PPR. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa a. Meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia dan IPA siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan. b. Lebih mengetahui tanda-tanda baca yang ada pada sebuah karangan sederhana. 2. Bagi guru a.. Dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang sedang dihadapi.. b.. Dapat dijadikan motivasi dan referensi untuk memilih metode dan strategi pembelajaran yang tepat..

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. c.. 5. Dapat memberikan contoh sebagai model pembelajaran yang dapat dikembangkan mengajarkan pada materi tertentu dan dapat dikembangkan pada materi pokok lain, mata pelajaran lain dan di kelas lain.. E. Definisi Operasional 1. Penelitian tindakan kelas adalah. suatu bentuk penelitian yang bersifat. reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya memahami pekerjaan ini dilakukan atau suatu penelitian yang sengaja dilakukan untuk meningkatkan kualitas yang ada pada kelas tersebut. 2. Pembelajaran merupakan kegiatan yang direncanakan untuk seseorang agar bisa belajar dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. 3. Pendekatan. PPR. adalah. menyaturagakan. pendidikan. nilai. dan. pembentukan pribadi ke dalam kurikulum yang ada dan bukan menambah pelajaran/mata pelajaran baru. 4. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam sebuah aktivitas belajar yang dapat berupa nilai ataupun dalam bentuk pengalaman/perubahan tingkah laku baru sebagai hasil dari apa yang telah dipelajarinya. 5. Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran sehingga memberikan pengalaman yang bermaknabagi siswa..

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. 6. Mengarang adalah kegiatan mengungkapkan gagasan atau ide seseorang dengan menuliskan dalam bentuk kata, kalimat, alinea atau paragraf supaya gagasan atau ide tersebut dapat tersampaikan kepada masyarakat pembaca..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. BAB II LANDASAN TEORI. A. Paradigma Pedagogi Reflektif Kegiatan pembelajaran dalam lingkup pendidikan formal merupakan salah satu proses yang penting dalam membentuk manusia yang berkualitas. Oleh karena itu paradigma pembelajaran selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dengan tujuan agar melalui proses pembelajaran dapat dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan perkembangan dunia. Berbagai paradigma pembelajaran yang lebih inovatif banyak dikembangkan oleh para ahli bidang pendidikan. Semua lembaga pendidikan dari tingkat bawah sampai pendidikan tinggi juga mulai menerapkan modelmodel pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Salah satu model pembelajaran inovatif yang akhir-akhir ini banyak dikembangkan dan mulai diterapkan dalam kegiatan pembelajaran adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). PPR dalam definisinya kepanjangan dari Paradigma Pedagogi Reflektif, memiliki sebuah style/ciri khas pendidikan dan proses belajar mengajarnya yaitu menyaturagakan pendidikan nilai dan pembentukan pribadi ke dalam kurikulum yang ada dan bukan menambah pelajaran/mata pelajaran baru. Tujuan utama dari PPR ini adalah menciptakan manusia-manusia muda yang sungguh unggul dan berkarakter. secara manusiawi. Jika diterapkan pada dunia. pendidikan proses tadi tertuang pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. yang disusun oleh guru. Dimana didalamnya termuat makna pengalaman, refleksi, aksi. PPR sebagai salah satu alternatif proses pembelajaran yang bertujuan supaya siswa memiliki kecerdasan pikiran dan hati secara integral. Proses pembelajaran mengikuti pola pendekatan yang biasanya dirumuskan dalam sebuah sistem yang memiliki unsur-unsur pokok: Context – Experience – Reflection – Action – Evaluation (Tim Redaksi Kanisius, 2010:65). POLA: PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR). Keterangan: a. Konteks: yang dimaksud dengan konteks di sini adalah (1) Konteks siswa, meliputi: latar belakang keluarga, lingkungan, pengalaman hidup siswa. (2) Konteks masyarakat dimana siswa itu tumbuh dan berkembang. (3) Konteks sekolah, meliputi: lingkungan dan situasi sekolah tempat dimana siswa belajar, hubungan antar pribadi (siswa dengan pendidik maupun siswa dengan temannya), kurikulum. (4) Konteks pendidik: latar belakang pendidikannya, harapan-harapannya, komitmennya untuk mendampingi siswa supaya memiliki.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. pandangan-pemahaman-perasaan. berdasarkan. nilai-nilai. tertentu. 9. yang. diinternalisasikannya). b. Pengalaman: Maksudnya keterlibatan pikiran, perasaan, kehendak, imajinasi siswa untuk mengalami sendiri segala hal yang ia pelajari (jadi ada keterkaitan antara ilmu yang dipelajarinya dengan situasi hidup nyata kesehariannya). c. Refleksi: Siswa diajak mencari makna dan nilai-nilai pengalaman, dalam kaitannya dengan: diri sendiri, bersama orang lain, alam/lingkungan, Allah. Misalnya: untuk apa arti..... bagiku? Jika aku menjelaskan ....... apa yang akan kukatakan? d. Aksi: Pilihan dan komitmen pada kebaikan yang lebih besar (magis).Pilihanpilihan diungkapkan secara nyata dalam bentuk tindakan. e. Evaluasi: (1) apakah tujuan tercapai? (2) Mana yang baik dan mana yang kurang? (3) Apa dampak pada suasana di kelas, rumah? (4) Apakah rasa puas orang tua terhadap perilaku anak mereka terpenuhi atau tidak?. Pedagogi reflektif dikembangkan oleh Sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan yayasan pendidikan Kanisius, salah satunya SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta. Model pembelajaran ini mengembangkan 3 kompetensi siswa yang meliputi aspek kognitif (competence), suara hati (conscience) dan bela rasa (compassion); atau yang biasa dikenal dengan istilah 3C. Competencemerupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh atau kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif dalam hal ini adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal yang diberikan pendidik dengan nilai yang.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. baik. Consciencemerupakan kemampan afektif, kemampuan kepekaan dan ketajaman hati nurani.Ketajaman hati nurani ini dapat berupa kesadaran untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Compassion kemampuan membentuk pribadi manusia secara utuh melalui proses yang unggul, sehingga bakat dan kemampuan dalam berbagai aspek kehidupan dapat berkembang secara optimal. B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar menurut Masidjo (2006: 1) “merupakan suatu proses perubahan aktivitas mental yang sadar tujuan, yang terjadi dalam interaksi aktif dengan lingkungan jangka waktu tertentu, sehingga diperoleh tingkah laku baru atau penyempurnaan tingkah laku lama yang bersifat menetap atau membekas”. pengertian belajar diatas mengandung artibahwa belajar itu adalah sebuah perubahan untuk memperoleh tingkah laku baru setelah melakukan aktivitas dalam belajar tersebut. Sejalan dengan itu, Djamarah(2011: 14) mengungkapkan bahwa belajar itu akan menghasilkan sebuah perubahan atau change dimana di akhir aktivitas belajarnya seseorang akan mendapat pengalaman baru sebagai wujud dari perubahan tersebut. tetapi perubahan yang dimaksudkan disini adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku. Menurut Tanlain (2007: 6) belajar adalah latihan-latihan yang dilakukan sendiri oleh tiap orang dengan tujuan memperoleh pengetahuan, pemecahan masalah, keterampilan, sikap dan pola tingkah laku. Sejalan dengan hal tersebut, Hilgard dalamTanlain (2007: 6) mengatakan bahwa belajar.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. (leraning) adalah sebagai proses yang didalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan. Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam menemukan perubahan perilaku yang baru secara menyeluruh melalui pengalaman yang diperoleh dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. Keseluruhan dari pendapat para ahli daiatas menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku. Traver dalam Agus Suprijono (2009: 2) juga mengemukakan hal yang sama yaitu belajar adalah proses penghasilan penyesuaian tingkah laku. Jadi berdasarkan pengertian-pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang berkesinambungan dimana perubahan tersebut terjadi dalam aktivitas-aktivitas ataupun latihan-latihan. Dapat diartikan pula bahwa proses atau aktivitas terstruktur dalam sebuah lingkungan yang dilakukan seseorang dan kemudian akan menghasilkan sebuah pengalaman baru ataupun sebuah tingkah laku baru yang menjadi tujuan adanya aktivitastersebut. a. Ciri-ciri Belajar Belajar yang pada hakikatnya adalah sebagai proses perubahan tingkah laku, memiliki beberapa ciri terkait dengan perubahan tingkah laku tersebut. Menurut Djamarah (2011: 15-17) ada beberapaciri-ciri belajar yang merupakan sebuah perubahan-perubahan tertentu yang kemungkinan muncul setelah melakukan aktivitas belajar. Ciri-ciri tersebut antara lain:.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. 1. Perubahan yang terjadi secara sadar Hal ini berarti perubahan yang terjadi dalam belajar dirasakan oleh individu yang melakukan kegiatan belajar.Individu secara sadar tahu dan merasakan ada perubahan yang terjadi dalam dirinya setelah melakukan kegiatan belajar.Tingkah laku yang tidak disadari atau yang muncul ketika keadaan tidak sadar berarti bukan kategori perubahan dalam belajar, karena individu tidak menyadari perubahan itu. 2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan dalam diri individu berlangsung terus menerus dan akan menyebabkan ataupun membantu perubahan berikutnya yang akan berguna untuk proses belajar selanjutnya. Misalnya ketika seorang anak belajar menulis, perubahan yang terjadi akan berlangsung terus menerus dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis dan terus mengalami perkembangan yang selanjutnya kemampuan menulisnya akan mendekati sempurna 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Perubahan yang terjadi dalam aktivitas belajar akan selalu bertambah dan tertuju untuk mendapat sesuatu yang lebih baik. Banyaknya aktivitas belajar akan menentukan kualitas dan semakin baiknya perubahan yang terjadi. Perubahan bersifat aktif berarti perubahan yang terjadi tidak berlangsung dengan sendirinya, tetapi.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. membutuhkan usaha dari individu untuk memperoleh sebuah perubahan. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi dalam proses belajar tidak bersifat sementara berarti perubahan bersifat permanen dan menetap. Menetap artinya tingkah laku yang didapat akan terus dilakukan ataupun dapat dikeluarkan kembali diluar aktivitas belajar tersebut. disini akan ada kemungkinan perkembangan dari perubahan ynag terjadi karena sifatnya menetap dan dapat dipakai terus-menerus.. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah Artinya perubahan tingkah laku terjadi karena ada nya tujuan yang akan dicapai. Perubahan yang terjadi akan terarah pada perubahan tingkah laku yang dikehendaki ataupun disadari. Ketika aktivitas belajar sudah memiliki tujuan atau terarah pada sebuah tingkah laku, maka aktivitas tersebut akan berfokus pada tujuan itu sehingga keberlangsungkannya aktivitas belajar akan terarah pada pencapaian tujuan tersebut. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Biasanya perubahan yang terjadi setelah melalui suatu proses belajar meliputi keseluruhan tingkah laku. perubahan yang terjadi biasanya akan menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Namun biasanya perubahan yang.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. terjadi akan nampak jelas hanya pada satu aspek saja, aspek yang lain kurang begitu nampak. Akan tetapi ada keterkaitan antara satu aspek dengan aspek lain yang menjadikan adanya perubahan seluruh aspek tingkah laku. Ciri-ciri di atas tidak dapat dipisahkan dari perubahan-perubahan dalam aktivitas belajar.Akan ada banyak hal yang dapat membuktikan bahwa ciri-ciri belajar tersebut memang barasal dari hasil aktivitas belajar yaitu berupa perubahan nyata yang dapat dilihat melalui tingkah laku individu. Sehingga sebuah proses belajar dapat dinilai melalui ciriciri belajar yang sudah dibahas diatas dan akan terlihat mana aktivitas belajar dan mana yang bukan merupakan aktivitas belajar.. b. Prestasi Belajar Sebelum menjelaskan tentang prestasi belajar, terlebih dahulu akan dibahas mengenai prestasi. Prestasi menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti hasil yang telah dicapai. Dapat diartikan pula prestasi adalah hasil yang telah dicapai setelah melakukan aktivitas belajar. Belajar dapat diamati melalui praktek atau latihan sehingga terbentuk tingkah laku baru sebagai hasil dari aktivitas belajar tersebut. Prestasi belajar sering dikaitkan dengan kegiatan belajar, karena prestasi belajar disini adalah sebagai hasil dari sebuah proses belajar yang dilakukan individu. Prestasi belajar (achivement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. berkaitan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa (Zaenal Arifin, 2009: 12). Menurut Winkel (dalam Hartanto, 2011), prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan dalam aktivitas belajar yang dilakukan individu/siswa yang sesuai dengan bobot yang dicapainya. Menurut Hartanto (2011) prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasiinformasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor. Berdasarkan uraian diatas, secara garis besar prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam sebuah aktivitas belajar yang dapat berupa nilai ataupun dalam bentuk pengalaman/perubahan tingkah laku baru sebagai hasil dari apa yang telah dipelajarinya. Muhibbin Syah (2001: 132) mengungkapkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh tiga macam faktor, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. berikut penjelasan dari ketiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:. i.. Faktor Internal Faktor internal berasal dari dalam diri individu. Faktor ini membuktikan adanya peningkatan prestasi menjadi lebih baik atau tinggi. Faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. antara lain (1) Bakat, kemampuan siswa untuk belajar. (2) Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa. (3) Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian padasuatu objek yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang. Dan (4) Motivasi, yaitu suatu tenaga atau keinginan yang mendorong individu bertindak atau berbuat sesuatu untuk tujuan tertentu. Keempat faktor ini memiliki penegaruh kuat dalam peningkatan prestasi belajar individu karena dalam keempat faktor interen ini lebih berkaitan dengan keadaan diri individu, bagaimana dia belajar, ketertarikan terhadap sesuatu, kemampuan yang dimiliki, dan keinginan akan belajar yang menjadi kekuatan besar untuk menjadikan prestasi belajar lebih baik. ii.. Faktor Eksternal Berbeda dengan faktor internal yang memiliki pengaruh besar terhadap prestasi belajar individu, faktor eksternal hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap prestasi. Faktor eksternal tersebut antara lain: (1) Kualitas guru dalam penguasaan materi, (2) metode yang digunakan dalam mengajar, (3) fasilitas mengajar, dan (4) lingkungan yang mendukung. Walaupaun pengaruhnya tidak terlalu besar tetapi terkadang faktor eksternal ini ikut menentukan prestasi belajar individu.Oleh karena itu faktor ekstern ini tetap memiliki bagian penting dalam pengembangan kemampuan anak terutama prestasi belajarnya. Apabila dilihat faktor ekstern yang.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. mempengaruhi prestasi belajar berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Akan lebih baik keempat faktor tersebut dapat dimaksimalkan keberadaannya dalam upaya meningkatkan prestasi belajar individu, sehingga pencapaiannya akan lebih optimal. C. Pengertian Bahasa Indonesia 1. Hakekat Bahasa Indonesia Kemampuan berbahasa anak diperoleh secara bertahap, diawali dari fase perolehan bahasa sampai belajar berbahasa (Widharyanto, 2008). Perolehan bahasa diawali sejak lahir sampai usia pra sekolah (0-4 tahun). Pada masa ini anak merekam semua ucapan orang dewasa, membedakan atau memilahnya berdasar fungsi dan keterkaitannya dengan sesuatu yang lain, menirunya, mencoba merangkai dan menerapkannya untuk berkomunikasi sederhana. Secara alami, anak-anak yang normal akan mencapai khazanah bahasa yang memadai untuk tahap berbahasa selanjutnya. Bahasa adalah suatu system lambang bunyi yang arbitrer, digunakan oleh. suatu. masyarakat. untuk. bekerja. sama,. berkomunikasi,. dan. mengidentifikasi diri. Lambang yang digunakan dalam system bahasa adalah berupa bunyi, yaitu bunyi yang dihasilkaan oleh alat ucap manusia( Abdul Chaer 1986 : 1). Karena lambang yang digunakan itu berupa bunyi, maka yang dianggap primer di dalam bahasa adalah bahasa yang diucapkan, atau sering disebut bahsa lisan.Sedangkan bahasa yang sekunder adalah bahasa tulisan. Bahasa tulisan sesungguhnya tidak lain daripada rekaman visual,.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. dalam bentuk huruf-huruf dan tanda-tanda baca dari bahasa lisan. Lambanglambang bahasa berupa bunyi itu bersifat arbitrer. Maksudnya, tidak ada ketentua, atau hubungan antara suatu lambang bunyi benda atau konsep yang dilambangkan ( Abdul Chaer 1986 : 1) Bahasa adalah sistem dari lambang (tanda / bunyi), bersifat konvensional (persetujuan bersama), untuk melahirkan pikiran dan perasaan (kekayaan batin seseorang), dan bernilai komunikatif (Samana, 1982: 1). Bahasa merupakan hal paling penting yang dapat digunakan manusia untuk bersosialisasi dengan orang lain. Seperti dikemukakan oleh Arsajad (1988: 10-11) bahwa bahasasebagai sarana komunikasi, bahasa merupakan sarana berpikir, dan manusia dapat berpikir dengan baik karena manusia memiliki bahasa. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan sarana berpikir yang pertama dan mungkin yang utama. Menurut Samana (1982: 1-2), bahasa Indonesia mempunyai beberapa makna, yaitu (1) bahasa Indonesia (juga bahasa lain) adalah pengetahuan alat untuk belajar; (2) bahasa Indonesia dapat dikaitkan dengan pemuasan hasrat keindahan (kesusasteraan) beik secara pasif maupun aktif; (3) bahasa Indonesia sebagai objek belajar (sebagai ilmu pengetahuan) menarik untuk didalami. Menurut pengertian. bahasa yang sudah disampaikan diatas, dapat. disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu lambang tanda atau bunyi yag dipergunakan manusia dalam berkomunikasi dengan manusia lain, yang memiliki makna..

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. Dalam berbahasa ada beberapa aspek yang digunakan seperti, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan, membaca, dan keterampilan menulis. Aspek-aspek yanga ada ini dikemukan oleh beberapa ahli bahasa, diantaranya : 1. Keterampilan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang melibatkan indera pendengaran. Selain itu dalam kegiatan menyimak diperlukan konsentrasi yang baik agar bahan simakan dapat seluruhnya dipahami. Djago Tarigan (1993:4) mengemukakan bahwa “menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan”. 2. Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa dalam bentuk lisan. Keterampilan ini melatih siswa untuk mengeluarkan ide/pendapat melalui alat ucapnya. H. G. Tarigan (Resmini, Novi dkk, 2006: 18) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan. bunyi-bunyi. artikulasi. atau. kata-kata. untuk. mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. 3. Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan reseptif dalam kegiatan berbahasa. Keterampilan membaca dapat melatih kecepatan mata dalam membaca simbol-simbol grafis, sehingga bahan bacaan dapat dipahami isinya. Wilson dan Peters (Resmini, Novi dan Hartati, Tatat, 2006: 107) mendefinisikan bahwa membaca merupakan suatu proses menyusun.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. makna melalui interaksi dinamis diantara pengetahuan pembaca yang telah ada, informasi yang dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi pembaca.Miles Tinker dan Constance Mc Cullough (Iswara, Prana Dwija dan Harjasujana, Ahmad Slamet, 1996: 2) memandang bahwa membaca sebagai kegiatan yang meliputi pengenalan lambang-lambang tertulis atau lambang percetak yang berperan sebagai stimuli untuk mengingat makna yang dibangun berdasar pada pengalaman yang lalu dan penyusunan makna-makna baru dengan jalan memanipulasi konsepkonsep yang telah dimiliki oleh pembaca. Kegiatan aspek membaca meliputi: membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, denah, berbagai teks, membaca nyaring, membaca intensif, membaca memindai, membaca pengumuman, kamus, ensiklopedia, membaca petunjuk, membaca puisi, pantun, cerita anak dan sebagainya. 4. Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan yang bersifat produktif. Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan menuangkan ide/gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis (simbol grafis) agar dapat dipahami maksud dan isinya oleh orang lain, dalam hal ini oleh pembaca.Robert Lado (Suriamiharja, Agus dkk, 1996: 1) mengartikan menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya. Kegiatan dalam aspek menulis meliputi menulis permulaan, menulis huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, karangan, menulis.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. pengumuman, menulis surat, menulis puisi dan menulis pantun.. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu Ketrampilan menyimak merupakan keterampilan yang pertama kali diperoleh sejak manusia dilahirkan, dilanjutkan dengan keterampilan berbicara.Untuk keterampilan membaca dan menulis biasanya diperoleh setelah memasuki jenjang pendidikan. Aspek – aspek keterampilan berbahasa ini secara tidak langsung dapat merangsang daya pikir atau kemampuan bahasa si anakdalam menuliskalimat yang utuh dan benar. Hingga akhirnya si anak dapat dengan lancar menulis dengan standar penulisan yang tepat saat menuangkannya dalam bentuk sebuah rangkaian kalimat atau karangan. D. Pentingnya penggunaan Tanda Baca Pada Kemampuan Menulis ( Mengarang) Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2007:3) bahwapembelajaran Bahasa Indonesia menekankan pada pemerolehan empat keterampilan berbahasa.Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.Keempat keterampilan berbahasa disajikan secara terpadu namun dimungkinkan untuk memberikan penekanan pada salah satu keterampilan, misalnya keterampilan menulis.Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif, artinya keterampilan menulis merupakan keterampilan yang menghasilkan tulisan.Menulis secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.Sebagai suatu.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikannya dalam formulasi ragam bahasa tulis.Di balik kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual dan sosial siswa. Selanjutnya Suparno dan Mohammad (2007:4) juga mengungkapkan jika melalui kegiatan menulis paragraf siswa dapat mengkomunikasikan ide/gagasan dan pengalamannya. Siswa juga dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui tulisan-tulisannya. Di samping itu ada beberapa manfaat yang dapat dipetik/diperoleh dari menulis, antara lain: (1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) penumbuhan keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Menulis merupakan modal pokok untuk belajar pada tingkat selanjutnya. Pengetahuan dan kemampuan menulis akan menjadi dasar pada pembelajaran, peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa pada kelas lanjut. Apabila dasar itu baik, kuat maka hasil pengembangannya juga akan baik pula. Sebaliknya, apabila dasar itu kurang, maka hasil pengembangannya juga tidak akan maksimal. Penguasaan bahasa tulis diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dalam kenyataannya pengajaran menulis kurang mendapatkan perhatian. Tulisan dari Suparno dan Mohammad tersebut di atas juga dikuatkan oleh pendapat Pelly, 1992 (Haryadi dan Zamzami, 1996: 75) yang mengatakan bahwa pelajaran menulis yang dulu merupakan pelajaran dan latihan pokok kini kurang mendapat perhatian dari para siswa maupun para guru. Pelajaran mengarang.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. sebagai salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khusunya keterampilan menulis kurang ditangani secara sungguh-sungguh. Badudu, 1985 (dalam Haryadi dan Zamzami, 1996: 75) berpendapat bahwa rendahnya mutu kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan bahwa pengajaran mengarang dianaktirikan. Penggunaan tanda baca sangatlah penting dalam menyusun karangan dengan maksud agar penulis atau pengarang dapat lebih mudah dalam menyampaikan isi karangannya kepada pembaca sehingga pembaca dapat memahami isi karangan dengan cepat. Selain itu, dapat mengenal dan mengetahui tanda baca yang digunakan dan penempatannya dalam sebuah karangan.Tanda baca. merupakan unsur yang. sangat penting dalam penggunaan bahasa tulis, terlebih dalam tulisan resmi seperti pada penulisan karya ilmiah. Penggunaan tanda baca akan memudahkan pembaca dalam mengidentifikasi maksud dari suatu tulisan. Dalam hal ini, penggunaan tanda baca sangat memegang peranan penting dalam suatu kalimat. Jika penggunaan tanda baca diabaikan oleh pemakai bahasa, khususnya kalimat, pembaca akan susah dalam memahami apa sebenarnya maksud dari kalimat itu. Adanya tanda baca, dapat membantu pembaca memahami suatu tulisan dengan tepat. Sebaliknya, tidak adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca memahami suatu tulisan, bahkan mungkin dapat mengubah pengertian dari suatu kalimat. Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. diamati sewaktu pembacaan.Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain adalah: 1.. Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.. 2. Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka. 3. Tanda ((..)) kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui oleh banyak manusia yang baik juga ada yang jahat di dunia ini. 4. Tanda (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah. 5. Tanda ("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam naskah drama. 6. Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan. 7. Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya. 8. Tanda (...-...) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai. 9. Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat..

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. Menurut Poerwadarminta (1981 : 14 ), adanya penggunaan tanda baca dalam menyusun karangan adalah dengan maksud untuk membantu pengarang atau penulis dalam memperjelas dan mempertegas isi karangan yang disampaikan kepada pembaca. Sehubungan dengan tanda baca ada yang menyatakan bahwa karangan selalu berupa bahasa tertulis, dimana dalam beberapa hal tidak sama dengan bahasa lisan. Banyak alat – alat bahasa seperti : lagu, jeda, intonasi, apabila dilukiskan dalam bahasa tulisan maka akan menemui kesulitan dalam membaca, dan untuk menutupi kesulitan – kesulitan itu maka dibuatkanlah tanda baca Secara teoritis di dalam memahami tentang penggunaan serta penempatan tanda baca akan dapat mempengaruhi hasil suatu karangan untuk menunjang peningkatan keterampilan dalam berbahasa. Kemampuan menulis didapat melalui latihan yang intensif dan terus-menerus sesuai dengan tingkat kognitif siswa.. Tanda baca yang sering digunakan dalam penulisan sebuah kalimat, paragraf, atau karangan seperti tanda baca titik ( . ), tanda baca koma ( , ), tanda baca titik koma ( ; ), tanda baca titik dua ( : ), tanda baca hubungan ( - ), Tanda Baca Tanya ( ? ), tanda baca seru ( ! ), ini sudah sesuai ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD).. Kemampuan menulis dapat diterapkan dalam pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan menulis ini terdapat pada aspek menulis yang dikuatkan pada kompetensi. dasar yaitu menulis karangan sederhana. berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital,.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. dan tanda baca yang tepat. Kemampuan mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, alinea atau paragraph untuk menjabarkan dan mengulas topic guna memperoleh hasil akhir berupa karangan. Menurut pendapat Widyamartaya dan Sudiati ( 1997:77 ), mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan penyampaian melalui bahasa tertulis kepada pembaca. Sedangkan menurut Gie ( 2002:3 ), mengarang adalah mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.. Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan mengarang adalah kegiatan mengungkapkan gagasan atau ide seseorang dengan menuliskan dalam bentuk kata, kalimat, alinea atau paragraph supaya gagasan atau ide tersebut dapat tersampaikan kepada masyarakat pembaca.. E. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik. Pembelajaran tematik dimaknai dengan pembelajaran menggunakan teme-tema tertentu. Dalam pembahasan tema tersebut akan ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Misalnya saja tema “pendidikan”. Tema “pendidikan” dapat ditinjau dari dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, PKN, dan lain-lain.. Menurut Depdiknas pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaaitkan beberapa mata pelajaran sehingga.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. dapat diberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Trianto, 2009 : 79). Selain itu menurut Hadisubroto pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan lain. Konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran akan lebih bermakna (Trianto, 2009 : 82).. Pembelajaran tematik juga merupakan satu model pembelajaran yang memadukan materi pembelajaran berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran (Trianto, 2009 : 84). Berdasarkan berbagai pengertian tersebut,dapatlah diambil kesimpulan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa. materi. pembelajaran. sehingga. memberikan. pengalaman. yang. bermaknabagi siswa.. 2. Karakteristik Pembelajaran Tematik. Menurut Depdinas pembelajaran tematik terdapat beberapa karakteristik. Karakteristik pembelajaran tematik adalah (Trianto, 2009 : 92) :. a. Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa, hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktifitas belajar..

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. b. Member pengalaman langsung Dengan adanya pengalamanan langsung siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak. c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Focus pembelajaran tematik diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut. e. Bersifat fleksibel Guru hanya mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan Dengan menggunakan pembelajaran yang menyenangkan siswa mampu menyerap pengetahuan dengan baik.. 3. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Tahap-tahap pembelajaran tematik ( Puji Purnomo, 2006 : 10 ) adalah : a.. Tahap persiapan dan pelaksanaan Dalam pembelajaran tematik perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap. perencanaan. yang. mencakup. kegiatan. pemetaan. standar.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. kompetensi, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. b.. Tahap pelaksanaan Di dalam tahap pelaksanaan ada beberapa hal yan harus dilakukan diantaranya adalah pertama tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan pendahuluan atau awal atau pembuaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup atau akhir dan tindak lanjut. Tahap yang kedua adalah pengaturan jadwal.. c.. Tahap penilaian Di dalam tahap penilaian dapat menggunakan alat penilaian berupa tes dan non tes. Tes mencakup : tertulis, lisan atau berbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan portofolio.. 4. Kekuatan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan, yaitu ( Trianto, 2009 : 9 ) : a.. Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru 1. Waktu yang tersedia banyak. Materi tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran. 2. Hubungan antar mata pelajaran dan topic dapat diajarkan secara logis dan alami. 3. Pendidik dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar ke berbagai aspek kehidupan..

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. 4. Pendidik bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topic dari berbagai sudut pandang. b.. Keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa 1. Bias lebih menfokuskan diri pada proses belajar dari pada hasil belajar 2. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa dalam hal ini dikaitkan pada minat, kebutuhan, dan kecerdasan. 3. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas 4. Membantu siswa membangun hubungan, antar konsep dan ide, sehingga meningkatkan apersepsi dan pemahaman.. c. Kekurangan dalam pembelajran tematik 1. Aspek pendidik Pendidik harus mempunyai wawasan yang luas. Pendidik dituntut untuk mencari banyak informasi dari berbagai hal tentang pengetahuan tersebut. Jika pendidik tidak memiliki hal tersebut maka pembelajran tematik sulit terwujud. 2. Aspek siswa Siswa dituntut adanya kemampuan akademik maupun kreatifitasnya. Hal ini diperlukan karena dalam pembelajaran tematik diperlukan kemampuan menguraikan. 3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. Pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervaariasi,mungkin juga fasilitas internet.. Semua. ini. akan. menunjang,. memperkaya,. dan. mempermudah pengembangan wawasan . bila sarana ini tidak terpenuhi, maka penerapannya pembelajaran ini akan terlambat. 4. Aspek kurikulum Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman siswa ( bukan pada pencapaian target penyampaian materi ). Guru perlu diberi kewenangan dalam pengembangan materi, metode, penilaian keberhasilan, pembelajaran siswa. 5. Aspek penilaian Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh yaitu menetapkan keberhasilan belajar siswa dari beberapa bidang kajian yang terkait yang dipadukan. 6. Aspek suasana pembelajaran Pada saat mengajarkan sesuatu tema, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan subtansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru ini.. F. Penelitian Sebelumnya Kegiatan pembelajaran sangat penting bagi perkembangan kognitif anak usia sekolah. Dalam kegiatan pembelajaran inilah anak 6 – 11 tahun, usia sekolah dasar mengalami perkembangan kognitif. Menurut Peaget ( Syamsu Yusuf, 2008 : 4-6 ).

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. berpendapat bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan dalam konsep fungsi dan stuktur. Fungsi merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama bagi setiap orang atau kecenderungan-kecenderungan biologis untuk mengorganisasi pengetahuan ke dalam struktur kognisi, dan untuk beradaptasi terhadap berbagai tantangan lingkungan. Tujuan dari fungsi-fungsi tersebut adalah menyusun struktur kognitif internal. Sementara struktur merupakan interelasi ( saling berkaitan ) system pengetahuan yang mendasari dan membimbing tingkah laku intelegen. Struktur kognitif diistilahkan denan konsep skema, yaitu seperangkat keterampilan, pola-pola kegiatan yang fleksibel yang anak dapat memahami lingkungan. Skema merupakan aspek yang fundamental dalam teori Piaget, namun sangat sulit dipahami secara koprehensif. Piaget meyakini bahwa intelegensi bukan sesuatu yang dimiliki anak, tetapi yang dilakukan anak. Anak memahami lingkungan hanya melalui perbuatan ( melakukan sesuatu terhadap lingkungan ).intelegensi lebih merupakan proses daripada tempat penyimpanan informasi yang statis. Dalam hal ini Piaget memberikan contoh tentang bagaimana berkembangnya pengetahuan anak tentang bola.Pengetahuan itu diperoleh melalui kegiatankegiatannya dalam memperlakukan bola tersebut, seperti memegang, menendang, dan melempar.Kegiatan-kegiatan ini merupakan kegiatan skema. Dengan demikian, skema itu terdiri atas dua elemen, yaitu obyek yang ada di lingkungan( seperti bola), dan reaksi anak terhadap obyek. Menurut Wasty Soemanto ( 1984 ), skema ini berhubungan dengan ( a ) refleks : bernapas, makan dan minum; dan ( b ) skema mental : skema klasifikasi ( pola.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. tingkah laku yang dapat diamati seperti sikap ) dan operasi ( pola tingkah laku yang dapat diamati ). Dalam membahas fungsi-fungsi, Piaget mengelompokkannya seperti berikut : 1. Organisasi, yang merujuk kepada fakta bahwa semua struktur kognitif berinterelasi, dan berbagai pengetahuan baru harus diselaraskan ke dalam system yang ada. 2. Adaptasi,. yang. merujuk. kepadakecenderungan. organism. untuk. menyelaraskan dengan lingkungan. Adaptasi ini terdiri atas dua subproses : (1) Asimilas, yaitu kecenderungan untuk memahami pengalaman baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada, seperti: seorang anak kecil memanggil semua orang dewasa pria dengan sebutan “Daddy” ( bapak ); (2) Akomodasi, yaitu perubahan struktur kognitif karena pengalaman baru baru. Ini terjadi apabila informasi yang baru itu sangat berbeda atau terlalu kompleks yang kemudian diintegrasikan ke dalam struktur yang ada. Dapat juga diartikan sebagai “mengubah struktur kognitif yang ada untuk menyesuaikan atau menyelaraskan dengan pengalaman baru”. Seperti pada awal perkembangan, anak cenderung untuk mengisap setiap obyek yang berada di dekatnya, namun pada akhirnya dia belajar bahwa tidak semua obyek dapat diisap. Keadaan saling mempengaruhi antara asimiliasi dan akomodasi melahirkan konsep. konstruktivisme,. yaitu. bahwa. anak. secara. aktif. menciptakan. (mengkreasikan) pengetahuan, dalam arti anak tidak hanya menerima pengetahuan.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. secara pasif dari lingkungannya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif (inteligensi ) itu meliputi empat tahap atau periode, yaitu : TABEL 1. 1 Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget PERIODE. USIA. DESKRIPSI PERKEMBANGAN Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang atau obyek (benda). Skema-skemanya. 1. Sensorimotor. 1-2 tahun baru terbentuk reflexrefleksnsederhana, seperti: menggenggam atau mengisap Anak mulai menggunakan symbolsimbol untuk merepresentasikan dunia (lingkungan) secara kognitif.. 2. Praoperasional. 2-6 tahun. Symbol-simbol itu seperti kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan obyek, peristiwa dan kegitan (tingkah laku yang tampak) Anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas. 3. Operasi Konkret. 6-11 tahun. pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. ini memungkinkan untuk dapat memecahkan masalah secara logis. Periode ini merupakan operasi mental tingkat tinggi. Di sini anak (remaja). 4. Operasi Formal. 11 tahun. sudah dapat berhubungan dengan. sampai. peerstiwa-peristiwa hipotesis atau. dewasa. abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternatif yang ada.. Pendapat Piaget yang tertuang di atas , selaras dengan teori Taksonomi Bloom yang mengemukakan segenap usaha pendidikan seyogyanya diarahkan untuk terjdinya perubahan siswa secara menyeluruh, dengan mencakup semua kawasan tingkah laku. Semua kawasan tingkah laku itu meliputi: ranah kognitf, adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak); ranah afektif, adalah ranah yang mencakup segala sesuatu yang terkaitan dengan emosi , misalnya perasaan, nilai penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan sikap ; ranah psikomotorik, adalah ranah yang berkaitan dengan aspekaspek keterampilan yang melibatkan fungsi system syaraf dan otot ( neuronmucular system ) dan fungsi psikis. Pada teori Taksonomi Bloom ini, dalam setiap masing-masing ranahnya memiliki jenjang proses berfikir yang berbeda-beda, diantaranya:.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. 1. Ranah Kognitif, terdiri dari enam jenjang proses berfikir yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesi, dan evaluasi. 2. Ranah Afektif, terdiri dari lima kategori ranah yang diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana sampai yang paling kompleks, diantaranya yaitu penerimaan, responsive, nilai yang dianut, organisasi, dan karakterisasi. 3. Ranah Psikomotorik, terdiri dari lima kategori yang diurutkan yaitu kesiapan, meniru, membiasakan, adaptasi, dan menciptakan. Teori Piaget dan teori Taksonomi Bloom, kedua memiliki kesamaan dalam pola berfikir yang dibutuhkan pada tahap perkembangan anak usia belajar, terutama di kelas rendah / kelas 3 usia 7-9 tahun. Kesamaan yang dimiliki dalam hal pola berfikir adalah pada setiap tahapan perkembangan anak dibutuhkan ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut diharapkan ada pada setiap perkembangan anak usia belajar. PPR sebagai salah satu model / pendekatan yang dibutuhkan dalam perkembangan dan proses pembelajaran yang bertujuan supaya anak memiliki kecerdasan pikiran dan hati secara integral. Paradigm Pedagogi Reflektif ( PPR ) dalam proses belajar mengajarnya yaitu menyaturagakan pendidikan nilai dan pembentukan pribadi ke dalam kurikulum yang ada dan bukan menambah pelajaran/mata pelajaran baru. Tujuan utama dari PPR ini adalah menciptakan manusia-manusia muda yang sungguh unggul dan berkarakter secara manusiawi. Untuk menciptakan tujuan tersebut maka menggunakan 3 kompetensi yang mendukung proses pembelajaran anak yaitu meliputi aspek kognitif (competence),. suara hati (conscience) dan bela rasa. (compassion); atau yang biasa dikenal dengan istilah 3C. Competencemerupakan.

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. kemampuan penguasaan kompetensi. secara. utuh. atau. 37. kemampuan kognitif.. Kemampuan kognitif dalam hal ini adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal yang diberikan pendidik dengan nilai yang baik. Consciencemerupakan kemampan afektif, kemampuan kepekaan dan ketajaman hati nurani.Ketajaman hati nurani ini dapat berupa kesadaran untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Compassionkemampuan membentuk pribadi manusia secara utuh melalui proses yang unggul, sehingga bakat dan kemampuan dalam berbagai aspek kehidupan dapat berkembang secara optimal. Paradigma Pedagogi Reflektif ( PPR ) dengan Piaget dan Taksonomi Bloom, dari ketiganya memiliki keterkaitan dalam hal perkembangan dan proses belajar anak. Dimana pada setiap model yang dikembangkan dari ketiganya memliki kesamaan, diantaranya: dalam teori Piaget, perkembangan dan proses belajar anak, dipengaruhi oleh kognitif, tingkahl laku anak, daya kreasi anak, sedangkan menurut Taksonomi Bloom, perkembangan dan proses belajar anak dipengaruhi oleh kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Keterkaitannya dengan PPR yaitu dalam proses belajar anak sudah menyaturagakan ketiga hal tersebut yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik ke dalam 3C, Competence merupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh atau kemampuan kognitif, Conscience merupakan kemampan afektif, kemampuan kepekaan dan ketajaman hati nurani, dan Compaasion kemampuan membentuk pribadi manusia secara utuh yang dapat mengembangkan bakat dan kemampuan dalam berbagai aspek kehidupan secara optimal..

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 38. G. Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian “Peningkatan Prestasi Belajar 3C ( Competence, Conscience, Compassion ) Bahasa Indonesia dan IPA Siswa Kelas III SD Kanisius Sorowajan Dengan Pendekatan PPR Tahun Ajaran 2013/2014” relevan dengan penelitian sebelumnya yaitu (1) Theresia Uri Pratiwi, Penerapan PPR Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Competence, Conscience, Compaasion Peserta Didik Kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru Tahun Pelajaran 2010 / 2011, membuat kalimat dengan menggunakan gambar seri. Peneliti dapat meningkatkan competence siswa membuat kalimat dengan menggunakan gambar seri dari nilai competence pra penelitian, untuk conscience peneliti menggunakan pengukuran skala sikap dan skala minat, kemudian pada compassion peneliti menggunakan pengukuran skala sikap dan skala minat yang berkaitan dengan kerjasama siswa mengerjakan tugas dalam kelompok. ; (2) Arum Wahyu Dewi, Penerapan PPR Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Competence, Conscience, Compaasion Peserta Didik Kelas III SD Kanisius Kembaran Tahun Pelajaran 2010 / 2011. Peneliti dapat meningkatkan competence dari nilai competence pra penelitian, untuk conscience peneliti menggunakan pengukuran dengan non tes terkhusus pada aspek ketelitian, kemudian pada compassion peneliti mengamati siswa berkaitan dengan materi bertukar pendapat dan saling mengungkapkan ide dalam kelompok. Dari kedua penelitian tersebut dapat dilaporkan bahwa, penerapan PPR dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion peserta didik kelas III, dapat meningkatkan 3C, Competence, Conscience, dan Compassion peserta didik. Penelitian yang dilakukan, hampir sama dengan penelitian.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 39. yang akan dilakukan oleh penulis, disini penelitian yang dilakukan penulis lebih menekankan pada pembelajaran tematik, karena siswa yang dihadapi adalah siswa kelas rendah / kelas III SD.. H. Kerangka Berpikir Tumbuh kembangnya pribadi yang utuh pada setiap siswa, merupakan harapan bagi orang tua, guru, dan orang-orang disekitar siswa.Siswa dapat tumbuh dengan baik apabila dalam belajarnya didukung guru dan teman-teman sejawat. Dalam proses belajar tersebut, dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Dengan. mengalami. hal. yang. bermakna. siswa. dapat. menemukan. dan. mengembangkan dirinya sendiri menjadi pribadi yang utuh.PPR adalah salah satu model / pendekatan yang tepat untuk menemukan dan mengembangkan pribadi siswa secara utuh. PPR dikenal dengan 3C, Competence, Consciens, dan Compassion, ketiga hal ini sangat membantu siswa dalam proses belajarnya. Competence, Consciens, dan Compassion ini berperan aktif dalam proses belajar siswa, karena dapat menjadikan diri siswa menjadi pribadi yang utuh.. I. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalampenelitian ini sebagai berikut : 1. Penggunaan pendekatan PPR akan meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas. III SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2013/2014, pada materi.

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 40. menulis karangan sederhana berdasarkan berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ajaan, huruf capital dan tanda baca yang tepat..

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 41. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian tindakan kelas . menurut Kemmis dan Carr PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya memahami pekerjaan ini dilakukan (Kasbolah 2001:9). Sedangkan menurut Ebbut PTK merupakan studi yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut ( Kasbolah, 2001 : 9). Selanjutnya PTK adalah suatu penelitian yang merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang satu dengan yang lain saling berhubungan (Kasbolah, 2001:10) . Langkah-langkah yang ada dalam rangkaian ini adalah : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. PTK juga merupakan penelitian yang memerlukan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasbolah, 2001 : 11). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian Hopkins. Model Hopkins menurut Masnur Muslich (2010: ) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan. kemantapan. rasional. dari. tindakan-tindakannya. dalam. melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam.

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. praktik pembelajaran. Model penelitian tindakan kelas. 42. (PTK) terdiri dari. perencanaan ( planning ), aksi atau tindakan ( acting ), observasi ( observing ) dan refleksi ( reflecting ) . Setelah siklus dilaksanakan harus ditindaklanjuti dengan melakukan refleksi dari semua kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Jika tidak ada peningkatan dapat dilakukan dengan merancang ulang pembelajaran untuk dilaksanakan pada siklus selanjutnya.. Di bawah ini merupakan tahapan dari setiap siklus. Siklus I. 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan. 3. Pengamatan. Siklus II. 1. Perencanaan 2. pelaksanaan 3. 3. Pengamatan. Gambar Model Penelitian Tindakan Kelas ( Hopkis, 1992 ).

(59) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 43. Hopkins ( 1992) menurut Masnur Musclih menguraikan langkah-langkah PTK sebagai berikut : 1. Perencanaan Perencanaan merupakan suatu kegiatan merencanakan suatu tindakan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan. Dalam kegiatan perencaan ada beberapa hal yang perlu dilakukan , antara lain: (a) mengenal masalah yang ada pada kelas tersebut, (b) menganalisis penyebab. dari. permasalahan. ,. (c). pengembangan. metode. pembelajaran yang akan digunakan sebagai solusi atau pemecahan masalah. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas merupakan penerapan isi rancangan pada proses belajar mengajar di kelas. Dalam pelaksanaannya, peneliti harus sebisa mungkin memjalankan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan namun harus tetap berlaku wajar atau tidak di buat-buat. 3. Pengamata / Observasi Kegiatan pengamatan atau observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan. untuk. mengetahui. informasi. lengkap. tentang. perkembangan proses pembelajaran. Pengamaan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan agar didapakan data yang akurat utuk siklus berikutnya..

Gambar

gambar  dengan
gambar  seri
Gambar I          Gambar II             Gambar III  Gambar IV  II. Isilah titik-titik di bawah ini !

Referensi

Dokumen terkait

Haze Gazer, sebuah alat analisis, menggunakan analisis data tingkat lanjut dan data sains untuk menambang data, seperti informasi titik api dari satelit dan informasi

Dalam kegiatan praktik pengalaman lapangan, guru pembimbing sangat berperan dalam kelancaran penyampaian materi. Hal ini dikarenakan guru pembimbing sudah

Namun terdapat kelemahan yaitu pemilik tidak membedakan prosedur pengeluaran kas antara satu bidang usaha dengan bidang usaha yang lain, sehingga sulit untuk

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) berdasarkan hasil uji F terdapat hubungan minat belajar dan dukungan keluarga sebesar 8.481; (2) Nilai koefisien minat

Penelitian ini juga merujuk kepada penelitian yang dilakukan oleh Rochmanuddin (2005) tentang ”Perancangan dan Pengembangan Produk Meja Komputer Menggunakan Metode

Ubah bentuk pertaksamaan yang diketahui ke dalam bentuk pertaksamaan tanpa nilai mutlak dengan menggunakan sifat-sifat nilai mutlak yang ada.. Tentukan himpunan jawab

[r]

[r]