• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Value Engineering

Value Engineering adalah usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang paling ekonomis (Iman Soeharto, 2001).

2.2 Sejarah Value Engineering

Pada awalnya Value Engineering lahir di Amerika Serikat pada perang dunia II.Sehingga bukan merupakan konsep yang baru, metode ini sudah lama dikembangkan dan diaplikasikan pada industri-industri maju dan proyek-proyek di dunia.Konsep dan pemikirannya lahir dari sebuah perusahaan General Electric Company, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing(Iman Soeharto, 2011).

Setelah Perang Dunia II, metode ini berkembang menjadi Value Engineering. Metode ini akhirnya berkembang menjadi suatu konsep fungsional yang merupakan suatu pendekatan untuk memecahkan berbagai permasalahan. Dan dijumpai kenyataannya bahwa dengan penggunaan biaya yang lebih rendah dan subtitusi bahan, mutu dari produk tidak akan berkurang, bahkan lebih baik dan lebih murah harganya.

(2)

7

Menurut Zimmerman dan Hart (1982) Value Engineering adalah penerapan

suatu teknik manajemen melalui pendekatan yang sistematis dan terorganisasi dengan mengunakan analisis fungsi pada suatu proyek atau produk sehingga diperoleh hasil yang mempunyai keseimbangan antara fungsi dengan biaya, keandalan, mutu dan hasil guna (performance).

Dengan kata lain Value Engineering atau rekayasa nilai merupakan suatu

pendekatan sistematis dan kreatif dalam mengidentifikasi fungsi-fungsi, menetapkan nilai, dan mengembangkan gagasan atau ide-ide untuk mendapatkan berbagai alternatif yang dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi-fungsi dengan biaya yang lebih rendah, tanpa mengurangi mutu dan nilai.

2.3 Tujuan Value Engineering

Value Engineering adalah proven management technique yang dapat mengatasi dan mengurangi biaya kontruksi yang berhubungan dengan masalah-masalah teknik. Value Engineering tidak mengurangi biaya proyek dengan menekan harga satuan mengorbankan kualitas dan penampilannya.

Value Engineering bertujuan untuk menganalisa fungsi dari suatu item atau sistem dengan tujuan untuk mencapai fungsi yang diperlukan dengan biaya yang seringan-ringannya, tanpa harus mengorbankan atau mengurangi kualitas, fungsi dan estetika dari kontruksi yang sudah direncakan.

(3)

8 2.4 Waktu Penerapan Value Engineering

Penerapan rekayasa nilai (Value Engineering) harus diusahakan pada tahap

konsep perencanaan. Sebab mempunyai fleksibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk perencanaan ulang. Dengan berkembangnya proses perencanaan, biaya untuk mengadakan perubahan-perubahan akan bertambah, sampai akhirnya sampai pada suatu titik yang tidak mempunyai penghematan yang dapat dicapai.

2.5 Teknik Value Engineering

Agar Value Engineering memperoleh hasil yang diharapkan, perlu digunakan

teknik-teknik tertentu yang didasarkan atas pengertian bahwa Value Engineering

banyak berurusan langsung dengan sikap dan perilaku manusia, juga dengan masalah-masalah pengambilan keputusan dan pemecahan persoalan. Teknik ini terutama digunakan untuk pekerjaan desain engineering pada awal proyek. Para ahli semula berpendapat bahwa proyek tersebut sudah merupakan alternatif yang terbaik. Di antara teknik-teknik tersebut yang terpenting adalah sebagai berikut :

1. Bekerja atas dasar spesifik

2. Dapatkan informasi dari sumber terbaik

3. Hubungan antar manusia

4. Kerjasama Tim

5. Mengatasi Rintangan

6. Bekerja atas dasar spesifik

7. Dapatkan informasi dari sumber terbaik

8. Hubungan antar manusia

(4)

9 2.6 Rencana Kerja Value Engineering (Value Engineering Job Plan)

Proses pelaksanaan Value Engineering mengikuti suatu metodelogi berupa

langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Menurut Imam Soeharto (1997), langkah-langkah yang tersusun secara sistematis ini lebih dikenal dengan “Rencana

Kerja Value Engineering(RK-VE) atau Value Engineering Job Plan terdapat

bermacam-macam istilah pada pakar tersebut, namun secara umum pada prinsipnya mempunyai cara kerja yang sama.

Masing-masing tahapan Value Engineering akan dibahas lebih detail agar

diperoleh pengertian tentang RK-VE yang lebih baik. Ada 6 (enam) tahap RK-VE yaitu: tahap informasi, tahap analisis fungsi, tahap kreatif, tahap penilaian, tahap pengembangan dan tahap reomendasi.Secara garis besar dapat dinyatakan pada Gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Langkah-langkah proses Value Engineering

Informasi

• Merumuskan Masalah • Mengumpulkan informasi • Mengenal objek • Mencari fungsi • Mencatat biaya

Spekulasi

• Pendekatan kreatif • Mencari alternatif Analisis • Mengembangkan alternatif terbaik • Biaya untuk alternative terbaik • Konsultasi • Gunakan standar

Perencanaan pengembangan Penyajian tindak lanjut

• Ide terbaik

• Identifikasi

• Analisis biaya versus fungsi

• Formulasikan usulan

• Siapkan penyajian

• Monitor kemajuan dan

(5)

10 Menurut Zimmerman (1982), tahap informasi ditujukan untuk mendapatkan informasi se-optimal mungkin dari tahap desain suatu proyek. Informasi tersebut antara lain berupa latar belakang yang memberikan informasi yang membawa kepada desain proyek, asumsi-asumsi yang digunakan, dan sensitivitas dari biaya untuk pemilihan dan pemanfaatan suatu bangunan.

Menurut Isola (1982), pada saat pengumpulan informasi beberapa pertanyaan yang perlu mendapat jawaban seperti :

1) Apakah ini ?

2) Apa yang dikerjakan ? 3) Apa yang harus dikerjakan ?

4) Berapa biayanya ?

5) Berapa nilainya ?

Mengenai “nilai” ini perlu lebih dijelaskan karena sering ditemui dalam Value Engineering, maka menurut pendapat Thuesen (1993), nilai adalah ukuran penghargaan yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang atau jasa. Penghargaan ini mengacu kepada kepuasan yang akan didapat oleh seseorang atas barang atau jasa tersebut. Jadi tidak sepenuhnya melekat pada barang atau jasa itu, dan penghargaannya sangat bergantung kepada seseorang atas kepuasan yang didapatnya.

Output dari tahap informasi ini adalah berupa perkiraan biaya untuk melakukan fungsi dasar.Perkiraan biaya fungsi dasar ini kemudian dibandingkan dengan taksiran bagian dari seluruh bagian. Bila biaya seluruh bagian jauh melebihi biaya fungsi dasar, kemungkinan besar peningkatan nilai bisa dilakukan.

(6)

11 2.7 Tahap Analisis Fungsi (Function Analysis Phase)

2.7.1 Pengertian Fungsi

Pendekatan fungsional mengandung pengertian bahwa uraian, kajian dan analisis yang akan dilakukan terhadap suatu proyek, akan mengacu kepada aspek fungsi dari proyek tersebut. Menurut Sabrang (1998), fungsi dari sesuatu adalah peran sesuatu tersebut dalam sistem yang melingkupinya. Peran atau kegiatan yang terjadi dalam proyek tersebut adalah untuk mendukung tercapainya tujuan sistem yang melingkupinya.

2.7.2 Diagram FAST

FAST merupakan singkatan untuk Function Analysis System Technique.

FAST merupakan alat bantu yang menggambarkan secara grafik hubungan logic fungsi suatu elemen, subsistem, atau fasilitas. Diagram FAST merupakan suatu diagram blok yang didasarkan atas jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan “Mengapa? Dan “Bagaimana?” untuk item yang sedang ditinjau. Diagram FAST paling sesuai digunakan pada sistem-sistem yang kompleks untuk menggambarkan secara jelas fungsi dasar dan fungsi sekunder suatu sistem tertentu.

2.8 Tahap Kreatif (Creative Phase)

Menurut De Bono (1982), terdapat dua cara berfikir secara vertikal dan berfikir secara lateral. Berfikir secara vertikal mendasarkan kepada logika, dan disebut vertikal karena ada kontinuitas berfikir dari suatu tahap ke tahap berikutya. Disamping logika dan kontinuitas secara vertikal bersifat memilih dan menilai.

(7)

12 Dalam memilih ini tentulah perlu berbagai alternatif. Untuk menciptakan alternatif-alternatif inilah digunakan berfikir secara lateral. Berfikir secara lateral selalu siap dengan pertanyaan-pertanyaan seperti “apa sajakah yang bias menggantikan cara-cara lama yang biasa dilakukannya?”

2.9 Fase Evaluasi/Analisis

Gagasan yang muncul selama Fase Spekulatif/Kreatif disaring dan dievaluasi oleh tim. Gagasan yang memiliki potensi penghematan biaya dan peningkatan mutu proyek dipilih untuk ditelaah lebih lanjut pada Fase Evaluasi ini.

2.10 Fase Pengembangan/Rekomendasi

Pada fase ini, Tim Value Engineering menelaah gagasan atau alternatif yang terpilih dan menyiapkan deskripsi, gambar-gambar dan estimasi life cycle cost terkait

yang mendukung rekomendasi yang diajukan sebagai proposal Value Engineering

yang resmi. Life cycle cost (LCC) merupakan seluruh biaya yang signifikan yang tercakup di dalam dan penggunaan suatu benda, sistem atau jasa sepanjang suatu waktu yang ditentukan. Periode waktu yang digunakan adalah masa guna efektif yang direncanakan untuk fasilitas yang bersangkutan.Analisis LCC dilakukan untuk

menetukan alternatif dengan biaya paling rendah. Di dalam Value Engineering

seluruh gagasan dapat dibandingkan atas dasar LCC bila seluruh alternatif di definisikan untuk menghasilkan fungsi dasar atau sekumpulan fungsi yang sama.

(8)

13 Selain fungsi yang sebanding, analisis ekonomi mensyaratkan bahwa alternatif-alternatif dipertimbangkan atas dasar kesamaan kerangka waktu, kuantitas, tingkat kualitas, tingkat pelayanan, kondisi ekonomi, kondisi pasar, dan kondisi operasi. Elemen-elemen biaya yang diperhitungkan meliputi (PBS, 1992) :

a. Biaya Awal (Intial Cost):

1. Biaya Produk (Item Cost): merupakan biaya untuk memproduksi produk yang bersangkutan.

2. Biaya Pengembangan (Development Cost): merupakan biaya-biaya yang

terkait dengan desain, pengujian prototype, dan model.

3. Biaya Implementasi (Implementation Cost): merupakan biaya yang

diantisipasi ada setelah gagasan disetujui, seperti: desain ulang, inspeksi, pengujian, administrasi kontrak, pelatihan, dan dokumentasi.

4. Biaya lain-lain (Miscellaneous Cost): merupakan biaya yang tergantung dari produk yang bersangkutan, termasuk biaya peralatan yang diadakan oleh pemilik, pendanaan, lisensi, dan biaya jasa (fee), dan pengeluaran sesaat lainnya.

b. Biaya Tahunan (Annual Recurring Costs):

1. Biaya Operasi (Operation Cost): meliputi pengeluaran tahunan yang

diperkirakan yang berhubungan dengan produk tersebut seperti untuk utilitas, bahan bakar, perawatan, asuransi, pajak, biaya jasa (fee) lainnya dan buruh.

(9)

14 2. Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost): meliputi pengeluaran tahunan untuk perawatan dan pemeliharaan preventif terjadwal untuk suatu produk agar tetap berada dalam kondisi yang dapat dioperasikan.

3. Biaya-biaya Berulang Lainnya (Other Recurring Costs): meliputi biaya-biaya untuk penggunaan tahunan peralatan yang terkait dengan suatu produk dan juga biaya pendukung tahunan untuk management overhead.

c. Biaya Tidak Berulang (Nonrecurring Cost):

1. Biaya Perbaikan dan Penggantian (Repair and Replacement Cost):

Merupakan biaya yang diperkirakan atas dasar kerusakan dan penggantian yang diprediksi dari komponen-komponen sistem utama, biaya-biaya perubahan yang diprediksi untuk kategori-kategori ruang yang berhubungan dengan frekuensi perpindahan, perbaikan modal yang diprediksi perlu untuk pemenuhan standard sistem pada suatu waktu tertentu. Biaya yang diperkirakan tersebut adalah untuk suatu tahun tertentu di masa yang akan datang.

2. Nilai Sisa (Salvage): Nilai sisa (Salvage Value) sering disebut sebagai residual value. Nilai sisa merupakan nilai pasar atau nilai guna yang tersisa dari suatu produk pada akhir masa layak yang dipilih dalam LCC.

2.11 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan

(10)

15 (head) dan jumlah debit air.Mikro hidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air.Secara teknis, mikro hidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Mikro hidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu.Pada dasarnya, mikro hidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head).Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik.Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibangun di bagian tepisungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikro hidro. Energi Mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.Mikro hidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt.Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikro hidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikro hidro.Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikro hidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikro hidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA dibawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai mikro hidro.Dengan demikian, sistem pembangkit mikro hidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan

(11)

16 pedesaan. Beberapa keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga listrik mikro hidro adalah sebagai berikut:

1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup murah karena menggunakan energi alam.

2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.

3. Tidak menimbulkan pencemaran.

4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.

5. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga

ketersediaan air terjamin.

2.12 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Prinsip dasar mikro hidro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik.Sebuah skema mikro hidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian

jatuh (head) untuk menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan. Hal ini adalah

sebuah sistem konversi energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) ke dalam bentuk energi mekanik dan energi listrik.

Secara umum skema dan tata cara sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) ditunjukkan pada gambar 2.2:

(12)

17 Gambar 2.2 Skema dan Tata cara PLTMH

2.13 Komponen-komponen PLTMH

Dalam suatu lokasi pembangkit listrik mikro hidro dapat dipetakan sebagai suatu system yang terdiri dari beberapa komponen bangunan sipil seperti bendung pengalih, bak pengendap, saluran pembawa, bak penenang, pipa pesat, rumah pembangkit, dan saluran pembuang.

2.14 Jenis-Jenis Turbin

Fourneyron, Jonval, Girard adalah beberapa jenis turbin pada zaman dahulu. Jenisjenis turbin yang dipergunakan di bidang teknik hidroslistrik pada saat ini, adalah :

a. Turbin Francis

Turbin Francis adalah jenis turbin yang paling banyak dipakai pada PLTA saat ini. Turbn Francis bekerja dengan aliran air yang bertekanan. Jadi untuk turbin

(13)

18 Francis itu selalu mengalir penuh pada penggerak yang sama dengan selubung penuh air. Penggerak turbin terdiri dari sebuah pisau melengkung yang dilas pada dua shroud. Deretan pisau bervariasi dari 12 sampai 22 tergantung pada kecepatan spesifik (nomor rendah untuk kecepatan-kecepatan spesifik di atas 300 rpm).

Cara kerja turbin Francis, Air dari pipa pesat masuk ke dalam selubung spiral di bawah tekanan dan mengalir melalui pintu-pintu kecil masuk ke dalam penggerak (runner). Setelah mengalir meninggalkan penggerak, air melalui sebuah tube sementara dan saluran buang. Tujuan dari tube sementara adalah untuk mengetahui kecepatan dari tinggi aliran air yang keluar dari penggerak, juga untuk mengusahakan penggerak mempunyai tingkat aliran hilir tanpa mengurangi tinggi air yang bersangkutan.

b. Turbin Pelton

Turbin ini terdiri dari sebuah piringan-piringan lingkaran pada pinggir-pinggirnya (periphery). Pada instalasi pembangkit listrik tenaga air ukuran besar, Turbin Pelton normalnya diperhitungkan memiliki head gross setinggi 150 meter. Namun, untuk instalasi mikro hidro Turbin Pelton dapat digunakan pada head yang lebih rendah. Diameter turbin Pelton berukuran kecil yang berputar dengan kecepatan tinggi dapat menghasilkan 1 kW listrik pada head tidak lebih dan 20 meter.

Prinsip kerja turbin Pelton adalah mengubah energi kinetik air yang masuk ke jet menjadi gaya rotasi angular dan menghantarkannya ke generator sehingga menghasilkan energi listrik. Turbin Pleton termasuk turbin yang memilki efisiensi yang sangat baik, air yang terbuang setelah memberikan tekanan pada runner hanya menyisakan energi kinetik yang sangat sedikit.

(14)

19 Dahulu, turbin Pleton pada mikro hidro selalu menggunakan pemancar air tunggal (single jet) karena kemudahannya dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan jet ganda atau lebih dan dua (multi jet). Namun sebenarnya multi jet memiliki keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan single jet, diantaranya :

 Dapat menghasilkan putaran yang lebih cepat  Penggerak (runner) menjadi lebih kecil

 Sebagian alirannya dapat dikendalikan tanpa katup berbentuk tombak

(spear valve)

 Mengurangi kesempatan penghambat yang dapat mengurangi tekanan.

c. Turbin baling-baling dan Kaplan

Pengaturan umum untuk baling-baling dan turbin Kaplan adalah kurang lebih sama dengan turbin Francis. Jadi, selubung scroll, cincin stay dan tube sementara dalam keadaan similar seperti dalam selubung-selubung turbin Francis dan menjalankan fungsi yang sama. Perbedaan yang besar yaitu dimana turbin-turbin Francis dicampurkan dengan turbin-turbin aliran.

Baling-baling dan Kaplan merupakan turbin aliran aksial. Penggerak turbin ini mempunyai sebuah baling-baling yang terdiri dari pusat pada pinggirnya, dimana baling-baling berbentuk lengkung ditegakkan. Baling-baling bertindak seperti kantiliver-kantiliver didukung hanya pada pusat. Jumlah dayung untuk sebuah baling-baling turbin Kaplan bervariasi dari 3 hingga 8 tergantung pada jangkauan kecepatan spesifik.

(15)

20

d. Turbin Turgo

Turbin Turgo merupakan salah satu turbin penggerak yang mirip dengan turbin Pelton. Tetapi, pemancar air (jet) di disain untuk memberikan tekanan kepada penggerak (runner) yang memiliki sudut (biasanya 20°). Pada turbin ini, air masuk menuju runner melalui satu sisi dan keluar dari sisi yang berbeda. Sebagai akibatnya, aliran dari runner Turgo dapat masuk tanpa batas oleh cairan yang bercampur dengan jet yang baru masuk.Selanjutnya, turbin turgo dapat memilki diameter runner yang lebih kecil dari pada Pelton namun memilki daya yang sebanding.

Turbin Turgo memilki beberapa kerugian. Pertama, turbin Turgo lebih sulit pembuatannya dibandingkan dengan turbin Pelton karena bentuk baling-baling lebih kompleks. Kedua, tampilan turbin Turgo merupakan muatan aksial yang kokohpada runner dimana hares menyediakan kecocokan poros pada ujung lobangnya

e. Turbin Crossflow

Turbin Crossflow sering juga disebut dengan turbin Banki, Mitchell atau turbin Ossberger. Turbin Crossflow terdiri dari sebuah tong berbentuk penggerak (runner)terbuat dari dua bush piringan yang terhubung dengan lingkaran terdekat oleh beberapa gerigi yang melengkung. Turbin Crossflow memiliki penggerak horizontal pada bawah kotaknya (tidak seperti Pelton atau Turgo yang memiliki runner horizontal atau vertikal). Pada operasiannya, pipa berbentuk kotak secara langsung memancarkan air sepanjang runner. Air mendorong gerigi dan memberikan banyak energi kinetik.

(16)

21 2.15 Daya Energi Listrik

Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya head dan debit air. Total daya yang dibangkitkan dari suatu turbin air adalah merupakan reaksi antara head dan debit air seperti ditunjukkan pada persamaan 2.1 berikut ini:

Dimana :

ρ : Masa jenis air (kg/m3) Q : Debit air (m3/dt) H : Tinggi jatuh air (m)

g : 9,8 m/

Daya teoritis PLTMH tersebut di atas, akan berkurang setelah melalui turbin dan generator, yang diformulasikan sebagai berikut :

Dimana :

effT : Efisiensi Turbin effG : Efisiensi Generator

P = …...(2.1)

(17)

22 2.16 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Hidro

Pada dasarnya suatu pembangkit listrik tenaga hidro berfungsi untuk mengubah potensi tenaga air yang berupa aliran air (sungai) yang mempunyai

debit dan tinggi jatuh (head) untuk menghasilkan energi listrik. Secara umum Pembangkit Listrik Tenaga Air terdiri dari :

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

2. Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM)

3. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Pembangkit listrik tenaga hidro dapat dikategorikan dan diklasifikasikan sesuai besar daya yang dihasilkannya, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1. Jenis Pembangkit Tenaga Air dan Kapasitasnya

No Jenis Daya/Kapasitas

1 PLTA >5 MW (5.000 kW)

2 PLTM 100kW-50.000kW

3 PLTMH < 100 kW

2.17 Manfaat PLTMH

Manfaat PLTMH sebagai berikut :

1. Meningkatkan taraf hidup masyarakat

Dengan adanya energy listrik untuk penerangan di malam hari, akan meningkatkan taraf hidup masyarakat, karena dengan penerangan tersebut dapat

(18)

23 meningkatkan kerja masyarakat desa dalam meningkatkan pendapatan. Disamping itu juga akan menambah waktu belajar anak sekolah di malam hari. Informasi dari media televisi akan menambapengetahuan bagi masyarakat dan dengan pengetahuan yang beguna dapat mengubah cara hidup yang lebih baik sesuai dengan pemanfaatan masyarakat itu sendiri.

2. Pengembangan potensi wilayah

Energi listrik yang mencukupi untuk terbentuknya suatu industri pengelola hasil pertanian, perkebunan, peternakan, dan kerajinan tangan, merupakan sasaran utama bagi peningkatan sumber daya manusia, sehingga dengan bertumbuhnya industri seperti tersebut di atas sekaligus juga akan menambah keterampilan masyarakat tersebut dalam bidang yang ditekuninya, yang pada akhirnya akan menjadikan daerah industry yang berwawasan potensi daerah. Dengan potensi daerah yang sudah terbentuk akan dapat mengembangkan wilayah sesuai dengan potensi tersebut.

Gambar

Gambar 2.1 Langkah-langkah proses Value Engineering

Referensi

Dokumen terkait

peserta didik, tetapi peserta didik itu tidak menyukai pembelajarannya sehingga bersikap acuh tak acuh, bahkan menolak untuk berinteraksi dengan pendidik, proses

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapati beberapa kesimpulan. 1) Sinyal elektroensefalografi (EEG) dapat diakuisisi dengan perangkat keras instrumentasi satu

Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara konsisten terus mengembangkan program pembinaan olah pikir peserta didik melalui kegiatan Olimpiade Sains Nasional

Bahwa sesuai hasil musyawarah dan pembahasan Badan Permusyawaratan Desa tanggal 16 Nopember 2010 telah sepakat dan perlu memberi persetujuan terhadap

Jurnal web/internet (weblog, blog atau online journal) menjelma jadi tempat bagi siapa saja menulis apa saja. Livejournal, Blogger, serta Wordpress adalah yang terpopuler.

Lembaga yang dapat mengajukan permohonan untuk menerima bantuan sarana TBM Berbasis Elektronik adalah: (i) Taman Bacaan Masyarakat, (ii) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang

Sebenarnya, jumlah neutron hasil reaksi fisi pada suatu generasi sebanding dengan jumlah reaksi fisi yang terjadi pada generasi tersebut, sehingga kita dapat mendefinisikan

[r]