• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh soal OSCE kedokteran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Contoh soal OSCE kedokteran"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

Contoh soal OSCE 

1. Saudara sedang bertugas di UGD rumah sakit. Datang pasien laki-laki umur 70 tahun dengan keluhan tidak bisa buang air kecil (BAK) dan kesakitan di perut bagian bawah sejak 36 jam yang lalu. Dari anamnesis didapatkan sejak 3 minggu yang lalu pasien menegluh BAK mengejan dan tidak tuntas. BAK lebih sering dan mengeluh harus menunggu agak lama sebelum bisa memulai berkemih. Sudah memeriksakan diri di Puskesmas dikatakan menderita BPH.

a. Lakukan pemasangan kateter pada manekin!

b. Lakukan pemeriksaan fisik colok dubur pada manekin serta sampaikan kepada penguji interpretasi hasilnya!

c. Sebutkan kemungkinan diagnosis klinis kasus yang dihadapi dan diagnosis bandingnya! 2.Seorang laki-laki umur 53 tahun diantar keluarganya datang ke unit gawat darurat dengan keluhan utama tubuh sisi kanan.

a. Lakukan anamnesis pada pasien secara lengkap!

b. Lakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasien tersebut! c. Tentukan diagnosis dan diagnosis bandingnya!

d. Beriksan penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya dan edukasinya tentang pencegahan sekunder!

3. Seorang pasien wanita umur 5 tahun diantar ibunya ke tempat praktek anda dengan keluhan sulit tidur sejak minggu, berbicara tanpa henti, belanja berlebihan dan membeli barang-barang belanjaan yang tidak diperlukan.

a. Lakukan anamnesis terkait keluhan tersebut

b. Tentukan diagnosis dan sebutkan diagnosis banding terait keluhan tersebut! c. Tentukan terapi non farmakologi dan edukasi pasien tersebut!

d. Tentukan terapi farmakologi dan tuliskan resep lalu berikan kepada penguji!

4. Seorang ibu G1P0A0 umur 28 tahun melahirkan bayi secara section caesaria emergensi. Bayi

menangis lemah, warna kulit biru, tonus otot lemah. Anda sebagai dokter jaga UGD RS swasta tersebut diminta menangani kondisi tersebut.

a. Lakukan pemeriksaan fisik pada bayi tersebut! 

c. Tentukan tatalaksana non farmakologi (tindakan emergensi) yang dapat anda lakukan pada bayi tersebut

5. Seorang laki-laki umur 22 tahun datang ke tempat praktek anda dengan keluhan batuk dan diare selama 1 bulan!

a. Lakukan anamnesis pada pasien tersebut! b. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien tersebut!

c. Tentukan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan sesuai indikasi, lalu minta hasilnya kepada penguji dan interpretasikan hasilnya!

d.Tentukan terapi farmakologi dan berikan edukasi kepada pasien tersebut! 6.

7. Seorang wanita 60 tahun datang ke UGD RS tempat anda bertugas dengan keluhan nyeri ulu hati. a. Lakukan anamnesis pada pasien tersebut!

b. Lakukan pemeriksaan fisik yangmenunjang diagnosis!

c. Tentukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menunjang diagnosis! d.Tentukan diagnosis dan diagnosis banding pasien tersebut

8. Seorang laki-laki 25 tahun datang ke UGD RS tempat anda bertugas dengan keluhan nyeri telan dan demam sejak 3 hari yang lalu. Keadaan umum baik, TD 110/80 mm Hg, Nadi 80x/menit, RR 22 x/ menit, suhu axilla 37,8 C

a. Lakukan pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorok pada pasien tersebut! b. Sebutkan diagnosis pasientersebut kepada penguji!

c. Tentukan tatalaksana farmakologinya dan tuliskan resep, lalu serahkan kepada penguji! d. Berikan edukasi kepada pasien tersebut!

9. Seorang laki-laki berumur 18 tahun datang ke poliklinik tempat anda bertugas dengan keluhan kedua matanya kabur.

a. Lakukan anamnesis pada pasien tersebut!

b. Lakukan pemeriksaan fisik dasar pada mata (tajam penglihatan, segmen anterior, dan  segmen posterior)

c. Tentukan diagnosis pasien tersebut!

10. Seorang pasien 45 tahun GAP4A0 datang ke tempat praktek anda untuk periksa mulut rahim karena saudaranya ada yang menderita kanker mulut rahim.

a. Lakukan anamnesis pada pasien tersebut! b. Lakukan pemeriksaan genitalia pasien tersebut! c. Lakukan pemeriksaan pap smear pada pasien tersebut!

d. Beriksan KIE dan jelaskan hasil pemeriksaan papsmear pada pasien tersebut!

MATERI LATIHAN

SISTEM ORGAN KASUS YANG WAJIB DIPELAJARI 1.Kardiovaskuler Basic Life Support (BLS), hipertensi

2.Respirasi TB dewasa, asma bronchiale

3. Neurobehaviour Stroke, meningitis, tension headache 4.Gastrointestinal Appendicitis acute

5. Reproduksi Asuhan persalinan normal, AKDR, papsmear

6. Muskuloskeletal Fraktur tibia tertutup (pemasangan bidai), jahit luka 7. Endokrin dan Metabolik Diabetes mellitus (DM), tiroid

8. Genitourinaria BPH (colok dubur), pemasangan kateter, ISK 9. Hematologi-Onkologi Anemia defisiensi besi (fungsi vena)

10. Kepala dan leher Otitis media akut (OMA), faringitis

11. Mata Konjungtivitis, keratitis, kelainan refraksi, diabetic neuropathy 12. Kulit kelamin Urethriris gonorrhea, jamur, virus

SISTEM GENITOURINARI

BPH (colok dubur), pemasangan kateter, ISK

1. Saudara sedang bertugas di UGD rumah sakit. Datang pasien laki-laki umur 70 tahun dengan keluhan tidak bisa buang air kecil (BAK) dan kesakitan di perut bagian bawah sejak 36 jam yang lalu. Dari anamnesis didapatkan sejak 3 minggu yang lalu pasien menegluh BAK mengejan dan tidak tuntas. BAK lebih sering dan mengeluh harus menunggu agak lama sebelum bisa memulai berkemih. Sudah memeriksakan diri di Puskesmas dikatakan menderita BPH.

a. Lakukan pemasangan kateter pada manekin!

b. Lakukan pemeriksaan fisik colok dubur pada manekin serta sampaikan kepada penguji interpretasi hasilnya!

c. Sebutkan kemungkinan diagnosis klinis kasus yang dihadapi dan diagnosis bandingnya! Anamnesis

Keluhan utama: hematuria:

- Bagaimanakah warna urine yang keluar?

- Sejak kapan mengalami hematuria? Terus-menerus atau intermitten?

- Jenis hematuria: warna merah terjadi pada awal miksi (uretra), semua proses miksi (buli, ureter, ginjal), atau pada akhir miksi (leher buli)?

- Hematurianya seperti apa darah segar (dari buli-buli, prostat, dan uretra) atau coklat (dari glomerulus)?

- Apakah disertai nyeri? Sifat nyeri?

- Apakah pernah keluar spontan batu/pasir2?

- Apakah beberapa hari/minggu sebelumnya faringitis? - Obat yang rutin atau sedang diminum?

Keluhan utama: kencing tidak lancer  - Sejak kapan

- Gangguan pengeluaran:

o kelemahan pancaran urin? o Hesitancy?

o Kencing lama?

o Rasa tak puas pada akhir kencing? - Gangguan penyimpanan:

o Frequency o Urgency o Nocturia o Dysuria 

- Diawali nyeri pinggang? - Riwayat jatuh?

Pemerikasaan fisik

- Inspeksi buli-buli : ada/tidak penonjolan di daerah suprapubik

- Palpasi buli-buli : tekanan di daerah suprapubik menimbulkan rangsangan ingin kencing bila buli-buli berisi/penuh

- Perkusi: buli-buli penuh berisi urine member suara redup

- Colok dubur: tonus spincther ani dbn, mukosa halus, polus superior tidak teraba, sulcus medianus tidak teraba, kosisntensi lunak, tidak ada nodul.

JENIS KEGIATAN

Penilaian I II III PEMERIKSAAN GINJAL

Palpasi Ginjal

1. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien (bagi yang bukan kidal)

2. Menjelaskan kepada pasien tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan 3. Menjelaskan kepada pasien untuk mengikuti perintah yang diberikan

4. Meminta pasien berbaring supine dengan nyaman dan meletakkan bantal di bawah kepala 5. Tangan pasien diletakkan disisi badan atau diletakkan di atas kepala.

Palpasi Ginjal Kanan

1. Letakkan telapak tangan kiri dibelakang pinggang kanan pasien, sejajar costa XII 2. Angkat tangan kiri, mencoba untuk mengangkat ginjal kanan kearah anterior

3. Letakkan telapak tangan kanan secara lembut di atas daerah kuadran kanan atas, sejajar otot rectus

4. Pasien dipersilahkan untuk menarik nafas dalam

5. Mencoba memegang ginjal di antara kedua telapak tangan

6. Pasien dipersilahkan menghembuskan nafas dan berhenti bernafas sementara 7. Perlahan-lahan lepaskan tekanan tangan kanan

8. Jika ginjal teraba, tanyakan adanya rasa nyeri

Palpasi Ginjal Kiri

1. Pemeriksa tetap berada disebelah kanan pasien

2. Pergunakan tangan kiri untuk mengangkat pinggang kiri dan pergunakan tangan kanan untuk meraba (palpasi dalam) pada kuadran kiri atas (kedua tangan melintasi abdomen pasien). 3. Melakukan prosedur seperti pada`pemeriksaan ginjal kanan

Menilai Nyeri Ketok Ginjal

1. Mempersilahkan pasien duduk

2. Pergunakan ujung jari, untuk menimbulkan rasa nyeri dengan menekan sudut costoverebra XII 3. Jika tidak terasa nyeri, letakkan kepalan tangan kiri pada sudut costovertebra, pukul dapat dirasakan pasien namun tdk menimbulkan nyeri pada pasien normal. 4. Mencuci tangan

PEMERIKSAAN KANDUNG KEMIH

1. Menjelaskan kepada pasien tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan 2. Menjelaskan kepada pasien untuk mengikuti perintah yang diberikan

3. Pasien dipersilahkan untuk kencing atau mengosongkan kandung kemih 4. Menempatkan pasien pada ruangan yang terpisah dengan tirai/tabir 5. Mengenakan sarung tangan bersih

6. Pasien dipersilahkan tidur telentang di meja pemeriksaan dan membuka celana / baju bawah

Inspeksi

1. Pemeriksa menempatkan diri disebelah kanan pasien

2. Perhatikan daerah suprapubik, keadaan dan warna kulit, adanya jaringan parut, benjolan. Bila terdapat benjolan dilanjutkan dengan pemeriksaan bejolan.

Palpasi

1. Menggunakan ujung jari II, III dan IV tangan kanan. Palpasi pada daerah supra pubik. 2. Merasakan apakah teraba masa, kistik atau padat. Bila teraba masa lakukan pemeriksaan

benjolan

Perkusi

1. Lakukan perkusi menggunakan jari tengah tangan kiri sebagai landasan dan jari telunjuk/jari tengah tangan kanan sebagai perkusor

2. Perkusi dilakukan secara sistematis mulai dari umbilicus menuju simpisis pubis (cranial ke caudal). Menilai apakah terdapat perubahan suara perkusi.

3. Bila terdapat perubahan perkusi dari timpani ke redup, tentukan batas-batasnya

PEMERIKSAAN GENITALIA PRIA

1. Menjelaskan kepada pasien tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan 2. Menjelaskan kepada pasien untuk mengikuti perintah yang diberikan

3. Menempatkan pasien pada ruangan yang terpisah dengan tirai/tabir 4. Mengenakan sarung tangan bersih

Pemeriksaan penis

1. Inspeksi penis mencakup kulit dan prepusium.

2. Perhatikan apakah sudah dilakukan sirkumsisi atau belum. Bila tidak sirkumsisi, retraksikan prepusium atau minta pasien untuk meretraksikan preputium.

3. Perhatikan glans penis, adakah ulkus, jaringan parut, nodul atau tanda inflamasi 4. Palpasi kemungkinan adanya ke tidak normalan penis ( nodul, nyeri atau indurasi) 5. Palpasi korpus penis diantara ibu jari dan jari II dan Jari III. Rasakan adanya indurasi 6. Palpasi korpus spongiosum adakah teraba penebalan, fibrosis atau teraba tumor/batu 7. Jika pasien menyatakan terdapat discharge namun tidak tampak pada inspeksi, mintalah

pasien untuk mengurut penis mulai dari pangkal ke ujung glans penis

Pemeriksaan skrotum

1. Melakukan inspeksi skrotum mencakup kulit. Angkat skrotum sehingga bagian posterior skrotum terlihat

3. Palpasi masing-masing testis dan epididimis di antara ibu jari dan jari II-III. Catat ukuran, bentuk, konsistensi, dan adanya nyeri. Rasakan kemungkinan adanya nodul/benjolan. Bila terdapat benjolan dilanjutkan sebagai pemeriksaan benjolan

4. Palpasi masing-masing funikulus spermatikus termasuk vas deferens di antara ibu jari dengan jari II dan III mulai dari epididimis sampai anulus inguinalis externus. Catat adanya pelebaran pleksus pampiniformis atau benjolan. Bila terdapat benjolan dilanjutkan sebagai pemeriksaan benjolan

Transiluminasi (Diaphanoskopi)

1. Mengenakan sarung tangan bersih

2. Pemeriksaan dilakukan diruangan yang redup/gelap

3. Pasien tidur telentang diatas meja pemeriksaan. Pemeriksa berada disisi scrotum yang akan diperiksa

4. Letakkan senter / flash light menempel pada sisi medial scrotum yang akan diperiksa 5. Letakkan tabung gelap (kertas gelap / film rontgen yang digulung membentuk teropong,

menempel pada kulit scrotum sisi berlawanan.

6. Meneropong melalui gulungan kertas gelap / film rontgen, melihat scrotum.

7. Nyalakan senter/flash light. Perhatikan perubahan yang terjadi melalui teropong kertas/film rontgen

8. Transiluminasi (+) bila tampak bayangan mera terang melalui teropong yang berarti masa pada sdrotum berisi cairan. Sebaliknya bila tetap gelap transiluminasi (-) yang berarti masa pada scrotum adalah masa padat.

9. Mencuci tangan

Pemeriksaan penunjang:

- Darah lengkap - Urine rutin 

- Fungsi ginjal

- PSA (Prostate Specific Antigen)

Radiologi: BOF, IVP/USG (atas indikasi)

Diagnosis: Benign Prostat hypaerplasia 

Differential Diagnosis: Prostatitis, Ca Prostat

Komplikasi: ISK,gagal ginjal, batu ginjal 

Penatalaksanaan:

Ada retensi urin : lakukan pemasangan kateter. Tergantung berat ringannya keluhan:

- Ringan  watchfull waiting

- Sedang  medikamentosa alpha-blocker (terazosin, doxazosin) - Berat  operatif,TURP

9.

Hematologi-Onkologi

Anemia defisiensi besi (fungsi vena)

Anamnesis:

1. Riwayat penyakit sekarang 2. Riwayat penyakit dahulu 3. Riwayat pengobatan 4. RIwayat keluarga 5. Riwayat psikososial 6. Review penyakit sistemik

 

Referensi

Dokumen terkait

Wanita, 25 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri perut kanan bawah dan nyeri ulu hati yang hilang timbul sejak 3 hari yang lalu.. Nyeri dirasakan terutama saat pasien berjalan

Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang dengan keluhan jantung terasa berdebar- Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang dengan keluhan jantung terasa

Seorang laki datang ke poli dengan keluhan nyeri dada sejak 8 jam yang lalu.. Angina pectoris tidak stabil

L umur 36 G5 P4 A0 hamil 3 bulan datang ke BPS di antar oleh suaminya dengan keluhan perdarahan bercak dari jalan lahir sejak 2 jam yang lalu perut bagian bawah kram, PP test

Seorang laki-laki berumur 50 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sakit kepala dan nyeri di dalam dan sekitar mata, mual, muntah, perut sebah, melihat lingkaran berwarna di sekitar

Seorang laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan gatal terutama pada malam hari pada lipatan paha sejak 2 minggu yang lalu.. pada pemeriksaan fisik, status dermatologi

Pasien laki-laki umur 66 tahun datang ke RSGS dengan keluhan pusing yang Pasien laki-laki umur 66 tahun datang ke RSGS dengan keluhan pusing yang sekelilingnya

34.Seorang laki-laki berumur 73 tahun datang menemui dokter spesialis rheumatologi dengan keluhan nyeri pada persendiannya, kemudian laki-laki tersebut mengeluh tulangnya terasa