• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ustek RTRW Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ustek RTRW Kota Bogor"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Bogor,

(2)
(3)

PENDAHULUAN

MUATAN RTRW KOTA BOGOR 2011-2031

PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP HASIL PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA BOGOR

HASIL CERMATAN AWAL TERHADAP RTRW KOTA BOGOR

METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

1

2

3

4

5

(4)
(5)

Latar Belakang

RTRW Kota Bogor 2011-2031 memerlukan beberapa

revisi untuk beberapa aspek perencanaan, yaitu:

1. Kebijakan dan isu eksternal dan internal yang

berkembang dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dan

perlu diakomodir dalam rencana tata ruang Kota

Bogor,

2. Belum terealisasikannya rencana dan program

yang telah direncanakan untuk 5 tahun pertama,

sehingga perlu adanya penyesuaian kembali arahan

dan tahapan pelakasanaannya

3. Perlu penyesuaian rencana yang ada dengan

kondisi di lapangan dan data dan peta terbaru,

peta kondisi eksiting yang ada saat ini memiliki skala

(6)
(7)

TUJUAN PEKERJAAN

Menyusun revisi RTRW Kota Bogor dalam rangka menjaga kesesuaian antara

pelaksanaan atau pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruangnya dan terkait dengan upaya pengendalian pemanfaatan ruang.

SASARAN PEKERJAAN

1. Terumuskannya isu strategis dalam rangka revisi RTRW Kota Bogor

2. Terumuskannya kajian analisis eksternal dan internal dalam rangka revisi RTRW Kota Bogor

3. Terumuskannya penyesuaian substansi RTRW Kota Bogor 2011 – 2031 dengan isu strategis terkini, kebijakan dan rencana eksternal terkait, kebutuhan

pengembangan terbaru sesuai dengan arahan dan kesimpulan dalam evaluasi RTRW Kota Bogor 2011 2031.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Studi literature dan peraturan perundangan

2. Mempelajari dokumen hasil Evaluasi RTRW Kota Bogor

3. Sur vei instansional dan survai lapangan

4. Kompilasi dan analisis data terkini sesuai dengan kebutuhan revisi RTRW Kota Bogor

5. Menganalisis kinerja dan kebutuhan struktur ruang, pola ruang, kawasan strategis, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang .

6. Menganalisis faktor eksternal dan internal

7. Menyusun legal drafting revisi Perda RTRW

8. Menyelenggarakan forum untuk pembahasan laporan dan Focus Group

Discussion dan menghadirkan narasumber sesuai bidangnya

9. Pembahasan dengan Pansus Revisi RTRW pada DPRD Kota Bogor

10. Konsultasi dengan BKPRN dan BKPRD Provinsi

11. Turut serta dalam diskusi intensif dengan BKPRD Kota Bogor dan Tim Teknis yang dijadwalkan oleh Tim Teknis

12. Membuat/mengusulkan metode yang dapat mengakselerasi pelaksanaan pekerjaan, mengingat waktu yang terbatas.

KELUARAN PEKERJAAN WAKTU PELAKSANAAN

(8)
(9)

WP A  WP B

WP C

WP D WILAYAH PELAYANAN C

• Pengembangan Pasar Induk • Pembangunan Sentra Elektronik • Pengembangan Perumahan WILAYAH PELAYANAN B • Kegiatan Perdagangan Regional

• Hotel dan Sarana Akomodasi • Rumah Sakit Regional

• Pengembangan Kawasan

Wisata

• Perumahan Kepadatan

Rendah

WILAYAH PELAYANAN A 

• Pengendalian Perkembangan WILAYAH PELAYANAN D • Kegiatan Perdagangan • Kegiatan Perkantoran • Kegiatan Jasa  Akomodasi/Perhotelan • Wisata Kuliner WILAYAH PELAYANAN E • Kegiatan Perdagangan • Kegiatan Perkantoran • Kegiatan Meeting, Insentif,

Convention, Exibition (MICE)

• Pengembangan Terminal

 Agribisnis

• Perumahan kepadatan rendah

(10)
(11)
(12)
(13)

KAWASAN LINDUNG

• Kawasan perlindungan setempat :

 Kawasan sempadan sungai : sempadan sungai Ciliwung dan Cisadane, sempadan anak sungai dan sempadan saluran

 Kawasan sempadan danau/situ : Situ Gede, Situ Leutik, Situ Anggalena, Danau Bogor Raya, dan Situ Panjang

 Kawasan sekitar mata air

• Kawasan pelestarian alam, meliputi : Hutan Kota CIFOR

dan rencana hutan kota di setiap wilayah pelayanan (WP);

• Kawasan Perlindungan plasma nutfah eks-situ, yaitu

Kebun Raya Bogor;

• Kawasan rawan bencana alam tanah longsor’ • Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan • Ruang Terbuka Hijau :

 mempertahankan RTH Eksisting (Kebun Raya Bogor, Hutan Cifor, Taman Kota, Taman Lingkungan, dll),

 membangun RTH Baru (di WP C, D, dan E)

 Pengadaan RTH Publik dilakukan dengan upaya :

Hutan Cifor Sungai Cisadane

(14)
(15)

KAWASAN BUDI DAYA 

• Perumahan:

 Pengaturan kepadatan perumahan diarahkan berdasarkan karakteristik kawasan dan daya dukung lingkungan

 Perumahan kepadatan rendahdiarahkan ke WP E serta sebagian WP B (Kel. Situgede, Balumbangjaya, Margajaya, dan Bubulak)

 Perumahan kepadatan sedangdiarahkan ke sebagian WP A, B, D, serta C

 Perumahan kepadatan tinggidiarahkan penataan dan peremajaan kawasan (mis di bantaran sungai), pembangunan rumah vertical dengan KDB rendah)

• Industri: mengendalikan kegiatan industri dari dampak pencemaran dan lalu

lintas, mengarahkan lokasi industri dan pergudangan di koridor Jalan Raya Pemda di WP D, menata industri kecil dalam bentuk sentra di WP B & E;

• Perdagangan dan jasa skala WPdiarahkan di jalan arteri sekunder, Jl.

Gunung Batu, Jl Sindangbarang, sekitar stoplet Sukaresmi, yang terintegrasi dengan stasiun dalam bentuk blok komersial terpadu;

• Perdagangan dan jasa tematikdiarahkan untuk berkembang sesuai

dengan WP yang direncanakan

  Jasa akomodasiWP B, D, dan E

  Jasa perkantoranWP A dan D

Pasar Bogor

(16)
(17)

KAWASAN BUDI DAYA 

• Prasarana dan Sarana Umum (PSU): fasilitas pendidikan, fasilitas

kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah raga dan rekreasi, TPU, Taman, fasilitas sosial;

• Pemerintahan :

 Penetaan kawasan pemerintahan di pusat kota;

 Penambahan kawasan pemerintahan baru dapat diarahkan ke WP C, D, dan E;

 Mendorong penciptaan RTH kota di kawasan pemerintahan

• Pariwisata : yang diunggulkan untuk dikembangkan adalah wisata IPTEK,

heritage, wisata kuliner dan belanja, MICE, dan rekreasi ruang terbuka (outbond recreation)

 Mengembangkan Wisata IPTEK dan heritagepusat kota

 Menata wisata kuliner dan belanjapusat kota (kaw. Bogor Lama) dan WP E (kawasan Tajur)

 Mengembangkan wisata MICE dan EkowisataWP B dan E

• Pertanian : mempertahankan pertanian pangan (sawah irigasi teknis),

larangan ijin alih fungsi lahan pertanian, mengendalikan kaw. Perkebunan

• Militer : kawasan zeni di Jl. Sudirman, Pusdik Intel di Jl. Semeru, Brimob

Kedung Halang, Paspamres di Jl. Lawang Gintung, Ksatrian Garuda di Jl. Ibrahim Adjie, Markas Korem Surya Kencana di Jl. Merdeka, Markas Polisi

Balaikota Bogor

(18)
(19)
(20)
(21)

1. Penataan Stasiun Kota Bogor dan kawasan di sekitarnya;

2. Pembangunan Stoplet dan terminal terpadu di

Sukaresmi;

3. Optimalisasi Terminal Baranangsiang sebelum terminal

baru terbangun;

4. Pembangunan Terminal Tipe A di Tanah Baru;

5. Pemanfaatan terminal penumpang di wilayah perbatasan

bekerjasama dengan kabupaten.

6. Meningkatkan manajemen angkutan umum (berbasis

 jalan maupun rel):

Menata sistem angkutan kota : perbaikan rute, shift

Mengembangkan angkutan massal : trans pakuan,

feeder, KA, feeder busway

7. Penggunaan angkutan umum ramah lingkungan

(22)
(23)

Pada bagian rencana pengembangan sistem transportasibelum tercantum pembangunan LRT dalam RTRW

Pada bagian rencana peruntukan industri

Perlu perubahan gambar rencana pola ruang untuk kawasan industri OLIMPIC

Rencana pengembangan sistem pengelolaan persampahanperlu penyesuaian dengan

masterplan persampahan terbaru , yaitu pengelolaan sampah per kawasan

Pada bagian rencana pengembangan sistem  jaringan air minumtidak terjadi perubahan,

namun perlu dilakukan penyesuaian dengan dokumen RISPAM terbaru, mengenai target cakupan pelayanan

•  Berdasarkan Hasil Kajian LP2B, terdapat lahan •   Terdapat perubahan fungsi kawasan stadion

Pajajaran dari RTH menjadi fasilitas olah raga;

• Perlu kajian ulang penetapan fasilitas olah raga

skala regional di WP E Kawasan rawan bencana :

• perlu disesuaikan dengan masterplan

penanganan kawasan rawan bencana

• Kawasan strategis sosial budaya berupa Kawasan Istana

Batutulis dan sekitarnya belum memiliki rencana rinci

• Perlu dipertimbangkan rencana penetapan benda dan

kawasan cagar budaya terbaru dari Dinas Pariwisata

Pada bagian rencana peruntukan kawasan perdagangan dan jasaperlu penambahan kawasan Jalan Merdeka dan beberapa spot lain

Rencana peruntukan kawasan perumahanperlu penegasan pembangunan hunian vertical tidak hanya pada pusat kota/WP A

Perlu dipertegas tentang aturan KDB berdasarkan kepadatan perumahan

Rencana pembangunan TOD:

•Diperlukannya penegasan dan

pengaturan sistem TOD

(24)
(25)

Terdapat beberapa pihak yang akan/sudah berinvestasi pada kawasan dengan kewenangan yang berbeda (Kabupaten dan Kota Bogor), seperti Sentul City, Olypmpic City, Centro, PT KAI (LRT), SBY Center, frontage road, perumahan PT Inti Inovaco), karena msing-masing pihak mempunyai kepentingan yang berbeda, maka perlu dikoordinasikan secara ruang, termasuk kerjasama antar  Pemkot dan pemkab Bogor)

Merupakan jalan dengan akses tinggi antar Kota Bogor dengan pusat pemerintahan Kab. Bogor serta padat perumahan, namun dalam RTRW diarahkan sebagai kawasan industri. Sebaiknya kawasan ini tidak dikembangkan sebagai kawasan industri. Kegiatan industri yang ada dikendalikan.

Rencana pembangunan TOD akan berdampak :

• Peningkatan lalin dari dan ke TOD Sukaresmi (50% penumpang KA akan beralih ke

TOD Sukaresmi dari stasiun utama

• Diperlukan penataan ulang jaringan jalan, peningkatan jalan baru, rute angkutan

kendaraan umum

• Diperlukan penataan pembangunan dan lingkungan pada kawasan sekitar TOD

yang mendukung fungsi TOD

Peran Jl. Raya Kencana sebagai jalan kolektor (yang menghubungkan Stasiun Cilebut dengan Jalan Nasional (Kayumanis), namun dengan peruntukan kawasan komersial disepanjang kiri kanan jalan, peran  jalan ini akan tidak optimal. Jadi rencana pengembangan kawasan

komersial di sepanjang kiri kanan jalan ini kurang tepat Untuk meningkatkan akses menju BORR dan kawasan baru diperlukan jalan penghubung langsung dari jalan Pandu Raya ke frontage road/BORR dan penataan sepanjang kiri-kanan luar BORR (frontage road)

• Kawasan pusat kota (WP A) Harusnya menjadi kawasan yang

dikendalikan bukan yang dikembangkan, namun secara faktual masih terjadi pembangunan gedung dengan bangkitan lalin tinggi seperti Hotel, Mall, Perkantoran, dll. Hal ini tidak sesuai dengan kebijakan yang tertuang pada Perda RTRW Kota Bogor

• Kawasan pusat kota masih mempunyai beban berat dan

cenderung bertambah berat sehingga perlu secara kongkrit dikurangi melalui pemindahan kegiatan yg mempunyai bangkitan lalin tinggi ke pinggiran kota, bahkan dapat saja memindahkan kantor pemerintahan.

Keberadaan lahan bekas terminal Bubulak menjadi kurang jelas karena dalam Perda RTRW (No.08/2011) sudah tidak ditetapkan lagi sebagai terminal. Faktanya masih digunakan sebagai terminal secara terbatas, terkesan kumuh dan kurang produktif padahal berada lokasi yag strategis. Perlu MOU dengan pemkab Bogor agar dipastikan letak dan fungsi terminal pada kawasan perbatasan ini. Sebaiknya letak terminal di bagian barat kampus IPB dan dibangun jalan lingkar untuk menghndari kemacetan di sekitar kampus IPB.

Mengingat isu kota masih merupakan isu lama (Kemacetan, PKL, kebersihan kota, tata bangunan) berarti belum ada perubahan signifikan dalam pembangunan kota Bogor, sehingga diperlukan terobosan misalnya untuk mengatur PKL dan perdagangan sayur mayur dengan membangun Pasar  induk Modern di lahan aset pemda, misalnya di kawasan Rancamaya dimana

(26)
(27)

• Perlu antisipasi perkembangan permukiman di

bagian Utara Bogor yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor dengan pengembangan jalan tol Jagorawi – Jalan Raya Bogor – Jalan Cilebut – Jalan Raya Parung

• Mendorong pusat pelayanan baru pada jalur tersebut • Perlu ketentuan insentif dan disinsentif bagi

pengembang pada radius 1 km dari TOD Sukaresmi untuk membangun permukiman vertikal

• Perlu antisipasi penataan kawasan pada

pertemuan jalan R3  Wangun  Ciawi

• Sampai saat ini belum terlihat adanya

perubahan signifikan dalam

penanganan kawasan kumuh sehingga dalam RTRW perlu dimasukkan

kebijakan teknis dan pendekatan penanganan kawasan kumuh

• Pada kawasan kumuh dengan luas 150

Ha lebih, umumnya memiliki harga rumah/tanah yang tidak terlalu mahal, dikaji kemungkinan pembelian

rumah/tanah untuk dijadikan RTH

• Dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem

perkotaan, dalam pemanfaatan ruang tidak hanya diperlukan kajian tentang daya dukung lahan, namun  juga sangat penting untuk mengukur daya dukung

infrastruktur 

• Hitungan daya dukung infrastruktur dilakukan

menggunakan hitungan kebutuhan standar 

infrastruktur dari 6 sektor CK dengan menggunakan hitungan SPM

• Bogor termasuk salah satu Kota yang mendapatkan

program Kota Hijau dan Kota Pusaka, maka 8 atribut Kota Hijau harus menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang Kota Bogor 

Sebagai Kota Pusaka, pendekatan Historical Urban

(28)
(29)

1. Pendekatan Wilayah

Pendekatan wilayah pada prinsipnya memandang wilayah sebagai satu kesatuan sistem. Berdasarkan pendekatan wilayah akan dirumuskan fungsi kawasan (kawasan lindung dan budidaya), fungsi kawasan (permukiman, perdagangan & jasa, pertanian, dll), sistem pusat permukiman, sistem prasarana wilayah

2. Pendekatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Terdiri atas kebutuhan dasar untuk hidup hayati, kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi, dan kebutuhan dasar untuk memilih (Otto Sumarwoto)butuh ruang

3. Pendekatan Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi

Perkembangan ekonomi yang diamati tidak hanya perubahan indicator sektor perekonomian, tapi juga pergeseran struktur perekonomian

4. Pendekatan Sosial Budaya

Pendekatan yang memandang wilayah Kota Bogor sebagai satu kesatuan ruang sosial ( social space) dengan beragam budaya dan tata nilai tersendiri.

5. Pendekatan Peran Serta Masyarakat

Memberikan kesempatan luas kepada masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan penataan ruang 6. Pendekatan Konservasi Lingkungan

Memandang wilayah Kota sebagai satu kesatuan ekosistem utuh dalam konteks yang lebih regional dan memiliki sub-sub ekosistem. Melalui pendekatan ini diharapkan setiap kegiatan penataan ruang akan meningkatkan daya dukung wilayah 7. Pendekatan Mitigasi Bencana

Untuk mengetahui potensi jenis bencana yang ada di wilayah Kota Bogor dan melakukan upaya antisipasi

(30)
(31)

LAPORAN LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN KONSEP LAPORAN AKHIR LAPORAN AKHIR

TAHAPAN PERSIAPAN IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL FINALISASI LAPORAN PERUBAHAN RTRW KOTA BOGOR

PROSES

PENDEKATAN/

 -  DESK STUDI

 - INVENTARISASI KEBIJAKAN PENATAAN RUANG & PENGEMBANGAN KOTA

  - IDENTIFIKASI & ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

  - IDENTIFIKASSI, ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PK RTRW KOTA BOGOR - DESK STUDI

- DESK STUDI

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL KONSEP LAPORAN PERUBAHAN RTRW KOTA BOGOR

LATAR BELAKANG, MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

KEGIATAN

HASIL PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA BOGOR UU NO 26 TAHUN 2007 PENTAAN RUANG IDENTIFIKASI KONDISI PERUBAHAN PERKOTAAN KOTA BOGOR

REVIEW HASIL EVALUASI RTRW KOTA BOGOR KEPMEN KIMPRASWIL

NO 327/KPTS/2002 PENIJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG KOTA

IDENTIFIKASI STRUKTUR RUANG DAN POLA RUANG RTRW KOTA BOGOR

IDENTIFIKASI KINERJA DAN KEBUTUHAN STRUKTUR RUANG, PEMANFAATAN RUANG DAN PENGENDALIAN

RUANG LAPORAN PENDAHULUAN FAKTOR EKSTERNAL PERUBAHAN RTRW KOTA BOGOR FAKTOR INTERNAL PERUBAHAN RTRW KOTA BOGOR

FINDING ISSU REVISI RTRW KOTA BOGOR

KONSEP PERUBAHAN STRUKTUR RUANG RTRW

KOTA BOGOR

LAPORAN FAKTA

DAN ANALISIS LAPORAN AKHIR

RAPAT KOORDINASI RAPAT KOORDINASI RAPAT KOORDINASI RAPAT KOORDINASI DEVIASI KONDISI PERKOTAAN

KOTA BOGOR

IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN KOTA

BOGOR

 ANALISIS SISTEM PERGERAKAN POLA RUANG

RTRW KOTA BOGOR  ANALISIS KINERJA DAN KEBUTUHAN STRUKTUR RUANG, PEMANFAATAN RUANG DAN PENGENDALIAN

RUANG  ANALISISI ISU STRATEGIS

PENGEMBANGAN KOTA BOGOR

 ANALISISI FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL

KONSEP PERUBAHAN POLA RUANG RTRW KOTA

BOGOR

KONSEP PEMANFAATAN RUANG DAN PENGENDALIAN RUANG

KOTA BOGOR

KONSEP LEGAL DRAFTING RTRW KOTA BOGOR

RENCANA STRUKTUR RUANG RTRW KOTA

BOGOR

RENCANA POLA RUANG RTRW KOTA BOGOR RENCANA PEMANFAATAN RUANG DAN PENGENDALIAN RUANG KOTA BOGOR  LEGAL DRAFTING RTRW KOTA BOGOR METODOLOGI & RENCANA

KERJA FGD FGD FGD RAPAT KOORDINASI LAPORAN ANTARA

5

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

Referensi

Dokumen terkait

TABEL LOKASI DAN JUMLAH PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA BOGOR TAHUN 2011.

Bentuk-Bentuk Peraturan yang Diterbitkan Pemerintah Kota Semarang yang Mengatur Tentang Pedagang Kaki Lima (PKL) Sebagai Bagian Dari Perencanaan Tata Ruang Kota ... Bentuk

bahwa Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 14 Tahun

bahwa Pemerintah Kota Bogor bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor telah menyetujui bersama Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor tentang Retribusi

Untuk menyusun dokumen perubahan Renja BKPSDM Kota Bogor Tahun 2021 didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara

Lokasi Kegiatan : Seluruh Wilayah Kota Bogor Keluaran : Terlaksananya Kegiatan Pengamanan dan Pengawalan VVIP dan VIP di Kota Bogor. Target : Wilayah

Penyusunan dokumen Renja BKPSDM Kota Bogor Tahun 2022 ini didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,

Lokasi Kegiatan : Kecamatan Bogor Tengah Keluaran : Pengamanan aset pemerintah Kota Bogor. berupa tanah dan bangunan dari penguasaan yang tidak sah oleh