• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Jantung Berdebar AINUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mekanisme Jantung Berdebar AINUN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1.3

1.3 Mekanisme Jantung berdebar, nafas memburu, mata berkunangMekanisme Jantung berdebar, nafas memburu, mata berkunang

Secara otomatis, tubuh akan berusaha menjaga keseimbangan bila terjadi umpan balik  Secara otomatis, tubuh akan berusaha menjaga keseimbangan bila terjadi umpan balik  yang negatif. Bila terjadi perubahan dalam tubuh, akan timbul serangkaian mekanisme yang negatif. Bila terjadi perubahan dalam tubuh, akan timbul serangkaian mekanisme untuk mengembalikan tubuh ke keadaan normal

untuk mengembalikan tubuh ke keadaan normal

Naik Tangga atau Berjalan Cepat atau Terburu-Buru Naik Tangga atau Berjalan Cepat atau Terburu-Buru 1.

1. Denyut Jantung Berdebar KencangDenyut Jantung Berdebar Kencang

Darah yg terdorong ke dlm aorta selama sistolik tidak saja mendorong darah di dalam Darah yg terdorong ke dlm aorta selama sistolik tidak saja mendorong darah di dalam pembuluh ke depan tetapi juga menimbulkan gelombang tekanan yg menjalar dan mengembang pembuluh ke depan tetapi juga menimbulkan gelombang tekanan yg menjalar dan mengembang di dinding arteri, teraba sebagai

di dinding arteri, teraba sebagai denyut.denyut. (Ganong)(Ganong)

Jantung berdenyut adalah akibat dari benturan apeks ke dinding bagian dalam dada di sisi kiri. Jantung berdenyut adalah akibat dari benturan apeks ke dinding bagian dalam dada di sisi kiri. Denyut kuat bila isi sekuncup besar. Ex: kerja fisik. Tekanan denyut tinggi,gelombang denyut Denyut kuat bila isi sekuncup besar. Ex: kerja fisik. Tekanan denyut tinggi,gelombang denyut  besar („deg

 besar („deg--degan‟)degan‟)

Kardiak output : denyut jantung X isi sekuncup Kardiak output : denyut jantung X isi sekuncup

(72 denyut/m ´ 70 ml/denyut= 5040 ml) (72 denyut/m ´ 70 ml/denyut= 5040 ml)

(2)

Cardiovascular Hemodynamic Basics

Flow (Q)

Pressure (MAP) * Paorta  – Pvena cava

= =

Resistance (TPR)* (8) (V) (L) () (r 4) Flow (Q) = () (Pa–Pv) (r 4)

(8) (V) (L)

V = viscosity of fluid (blood) flowing through the pipe L = length of pipe (blood vessel)

r = radius of the pipe (blood vessel)

Pa= aortic pressure *MAP=mean arterial pressure Pv= venous pressure **TAP=total peripheral resistance

Normally Resting Q is about 5 - 6 liters / minute Poiseuille’s

Low

 Faktor-faktor yang mempengaruhi curah jantung

Penyesuaian Sirkulasi Seluruh Tubuh Selama Kerja Fisik  1. Perangsangan kuat saraf simpatis di seluruh tubuh

2. Peningkatan tekanan arteri 3. Peningkatan curah jantung

Peran sistem saraf dalam pengaturan tekanan arteri yang cepat

 Hampir seluruh arteriol dalam sirkulasi sistemik akan berkonstriksi

 Pembuluh besar lain dalam sirkulasi, terutama vena, akan berkonstriksi dengan kuat

 Akhirnya jantung secara langsung dirangsang oleh sistem saraf otonom, yang selanjutnya memperkuat pompa jantung

(3)
(4)

2. Napas Memburu

Hiperventilasi: suatu keadaan dengan peningkatan sejumlah udara yang memasuki alveolus (peningkatan alveolar ventilation).

Manfaat penggantian udara alveolus secara lambat

 Mencegah perubahan konsentrasi gas yang mendadak dalam darah (pengaturan pernapasan menjadi stabil)

 Membantu mencegah peningkatan dan penurunan secara berlebihan pada oksigenasi jaringan, konsentrasi karbondioksida jaringan, dan pH jaringan sewaktu pernapasan terganggu sementara waktu

(5)

Kerja berat menyebabkan peningkatan aliran darah paru dan ventilasi alveolus, kapasitas difusi oksigen meningkat karena:

 Pembukaan sejumlah kapiler paru yg tadinya tidak aktif atau dilatasi ekstra pada kapiler yg telah terbuka  meningkatkan luas permukaan darah (tempat oksigen dapat berdifusi)

 Pertukaran yang lebih baik antara ventilasi alveoli dan perfusi kapiler alveolus dengan darah (rasio ventilasi-perfusi)

Lari Tanpa Pemanasan

1. Mata berkunang-kunang hampir jatuh

Pusing (=giddiness, dizzyness)→perasaan yang berhubungan dengan ruangan yang

terganggu seperti berkunang-kunang,melayang, dan kehilangan keseimbangan; sensasi tidak  kokoh dengan kepala berputar, sehingga sering kali menggambarkan dari kumpulan gejala subjektif dari penderitanya

2. Keringat bercucuran

Proses evaporatif aktif di bawah kontrol saraf simpatis. Mekanisme homeostatik. Jika suhu lingkungan >> suhu kulit. Aktivitas fisik tinggi

Kelenjar keringat dipersarafi oleh serabut-serabut kolinergik yang berjalan bersama dengan saraf simpatis. Dapat dirangsang oleh epinefrin atau norepinefrin yang bersirkulasi di dalam darah. Hal ini penting selama melakukan olahraga, saat hormon ini disekresikan oleh medula adrenal dan tubuh perlu melepaskan panas yang berlebihan yang dihasilkan oleh otot yang aktif 

Perubahan yang terjadi pada yang aktif OR kemudian tidak lagi

Selama kerja fisik, oksigenasi darah ditingkatkan tidak hanya oleh peningkatan ventilasi alveolus tetapi juga dengan memperbesar kapasitas difusi membran pernapasan u memindahkan oksigen ke dalam darah

(6)

Penyebab Tn A (25 tahun) jantung berdebar kencang, napasnya memburu, dan lelah saat menaiki tangga dan berjalan cepat adalah respon normal kerja kardiovaskular pada orang yang intensitas olahraganya berkurang. Hal ini dapat terjadi karena terdapat kerjasama dari sistem kardiovaskular, respirasi, saraf, dan hormon untuk menjaga homeostasis. Mekanisme tersebut memungkinkan kita untuk fight (menghadapi) atau flight (melarikan diri) dari situasi itu.

Proses mekanisme pertahanan diri tersebut dalam ilmu faal disebut dengan homeostasis, yang berarti penyeimbangan. Secara otomatis, tubuh akan berusaha menjaga keseimbangan bila terjadi umpan balik yang negatif. Bila terjadi perubahan dalam tubuh, akan timbul serangkaian mekanisme untuk mengembalikan tubuh ke keadaan normal.

2.6 Pengaruh Latihan Terhadap Sistem Kardiovaskular

1. Pengaruh Latihan terhadap sistem kardiovaskular

Jantung merupakan alat pompa utama dan berfungsi mengedarkan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh dan berbagai jaringan. Jantung menerima darah yang miskin oksigen dari sistem vena dan kemudian memompa darah melalui pembuluh pulmoner menuju ke paru-paru, tempat dimana co2 bertukar dengan o2. Darah yang kaya akan o2 kemudian akan kembali ke jantung, yang keluar melewati aorta menuju sistem arteri dan mengedarkan ke seluruh tubuh untuk suplai oksigen ke jaringan.

Ketika anda memulai untuk latihan, otot-otot anda menggunakan o2 lebih banyak  dari rata-rata, dan dengan demikian jantung anda harus memompa lebih banyak darah yang mengandung oksigen untuk memenuhi peningkatan permintaan ini. Seperti otot-otot lainnya, jantung memiliki kemampuan beradaptasi yang nantinya berfungsi untuk  meningkatkan kerjanya dalam memompa darah keseluruh tubuh. Jantung mampu untuk  mengadaptasi peningkatan permintaan ini lewat tiga mekanisme dibawah ini:

(7)

Ketika intensitas latihan meningkat, kecepatan jantung meningkat , mencapai level stabil cenderung setelah 2-3 menit. Ketika istirahat, detak jantung sekitar 70 kali per menit. Kecepatan maksimal jantung berbeda pada setiap orang, tetapi itu dapat diperkirakan dengan mengurangi umur seseorang (dalam tahun) dari 220.

2. Meningkatkan “stroke volume” (volume darah).

Volume darah dipompa keluar dari jantung dengan setiap detakan yang disebut dengan

“stroke volume”. Ketika istirahat, jantung memompa keluar kira-kira 70 ml darah per detakan. Selama latihan akut, stroke volume meningkat. Stroke volume dapat mengalami peningkatan hanya sampai dengan 110ml per detakan yang hanya tidak cukup waktu antar detakan untuk mengisi jantung kembali. Efek jangka panjang dari latihan menghasilkan peningkatan maksimum stroke volume selama latihan, terutama pada individu yang menetap.

3. Meningkatkan “cardiac output”.

Cardiac output menunjukkan berapa banyak darah yang dapat dipompa jantung per menit. Ini menentukan dari kecepatan jantung (kecepatan memompa) dan stroke volume (jumlah darah yang dikeluarkan per detakan jantung).Cardiac output merupakan penentu utama dari kecepatan maksimal dari O2 yang dapat digunakan. Kira-kira 5 liter darah dipompakan lewat jantung setiap waktu selama istirahat.

Respon dari latihan akut

Latihan fisik masih menjadi satu dari sebagian besar hal luar biasa yang dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular. Perubahan yang spesifik dalam fungsi kardiovaskular pada waktu latihan bergantung pada beberapa faktor termasuk :

1. Tipe latihan, “dinamika” (ritme dan isotonic) atau “statis” (isometric)

2. Intensitas dan durasi dari latihan 3. Umur dari setiap individu

4. Tingkatan kemampuan setiap individu

Contoh pada gambar 10-4 Jelas terdapat perubahan kekuatan pada individu dewasa usia pertegahan yang normal dan individu yang tak terlatih dalam melakukan

latihan “dinamic type” seperti berlari dan menari. Catatan khusus untuk “heart rate” dan “cardiac output” amat meningkat selama latihan dan itu berarti tekanan arteri dan tekanan

(8)

nadi juga meningkat secara signifikan. Perubahan ini memastikan bahwa terdapat peningkatan permintaan metabolik dari latihan otot rangka yang sudah pasti akan terjadi peningkatkan aliran darah pada otot rangka.

Banyak penyesuain untuk latihan yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas simpatis, sebagaimana yang digambarkan pada bagan mekanisme pada gambar 10-5. Satu dari gangguan utama yang berhubungan dengan tekanan yang berasal dari korteks medula dan perubahan penggunaan pusat kardiovaskular di medula melalui jalur kortikohipotalamicus. Peningkatan set point ini dikenal dengan “Central command” yang bertindak terhadap sistem baroreseptor arteri dan ini berarti menyebabkan tekanan arteri berubah menjadi lebih besar daripada keadaan normal. Ini juga diindikasikan sebagai kemungkinan peningkatan set point yang selanjutnya akan mempengaruhi kemoreseptor dan mekanoreseptor pada pusat jantung pada bagian dari di otot rangka yang aktiv. Seperti tenaga yang masuk berkontribusi pada peninggian aktivitas simpatis dan berarti tekanan berhubungan dengan latihan.

(9)

Respon latihan kronik

Latihan fisik atau “keadaan” yang menghasilkan banyak efek keuntungan pada sistem kardivaskular. Perubahan speifik itu terjadi bergantung pada :

1. Tipe latihan

2. Intensitas dan durasi dari latihan 3. Umur dari setiap individu

4. Tingkatan kemampuan setiap individu

Secara umum, Bagaimanapun, mengulang latihan fisik lebih dari beberapa waktu dalam seminggu berhubungan dengan peningkatan kapasitas kerja setiap individu. Perubahan cardivasculare berhubungan dengan keadaan yang mungkin termasuk dalam volume sirkulasi darah, menurunkan “heart rate”, meningktakan “cardiac stroke volume”, dan menurunkan tekanan darah pada arteri saat istirahat. Selama latihan, individu yang terlatih cenderung akan dapat mencapai “workloud” dan “cardiac output” dengan menurunkan “heart rate” dan meningkatkan “stroke volume” daripada yang mungkin

(10)

akan terjadi oleh individu yang tidak terlatih. Perubahan ini menghasilkan secara umum menurunkan permintaan oksigen otot jantung dan meningkatkan “cardiac reserve” cadangan jantung (potensi untuk meningkatkan “cardiac output”) itu dapat disebut dengan keadaan selama waktu ketegangan “during times of stress”.

Pembesaran ruang ventrikel seringkali diikuti dengan keadaan saat latihan

“dynamic”, (latihan daya tahan) padahal peningkatan massa otot jantung dan penebalan dinding ventrikel lebih sering dinyatakan pada keadaan saat latihan “static”. Perubahan

struktural ini memperbaiki potensi memompa dari otot jantung. Penurunan keadaan terjadi bersama penghentian program latihan dan perubahan secara cepat, begitupun sebaliknya.

Ini jelas bahwa latihan dan keadaan fisik dapat secara signifikan menurunkan timbulnya dan angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskular. Walupun study tidak dapat menetapkan mekanisme spesifik dari efek keuntungan ini, disana banyak terdapat korelasi positif antara ketidaaktifan fisik dan intensitas angka timbulnya penyakit jantung koroner. Ini menambahkan fakta-fakta bahwa penyembuhan dari infark  miocard atau operasi jantung ditingkatkan oleh peningkatan yang tepat pada aktivitas fisik. Keuntungan bagi program rehabilitasi jantung termasuk memperbaiki banyak  fungsi jantung kembali seperti semula lewat peningkatan kapasitas aktivitas fisik, pemantauan persen lemak tubuh,lemak serum, menjaga perasaan psikologis untuk  peningkatan kualitas hidup.

Pengaruh Latihan Fisik

Baik pada keadaan istirahat maupun latihan fisik (berapapun beratnya), atlet yang terlatih memiliki isi sekuncup yang lebih besar dan rekuensi denyut jantung yang lebih rendah dari pada orang yang tidak terlatih, dan para atlet ini cenderung mempunyai  jantung yang lebih besar. Latihan meningkatkan konsumsi oksigen maksimum(VO2Max)

yang dicetuskan oleh olahraga. VO2maxrerata adalah sekitar 38mL/kg/menit pada pria sehat dan aktif dan sekitar 29mL/Kg/menit pada wanita sehat dan aktif. Angka ini lebih rendah pada orang yang tidak aktif. VO2Maxadalah hasil dari curah jantung maksimum dan ekstraksi O2maksimum oleh jaringan, dan keduanya meningkat dengan latihan.

(11)

Perubahan yang terjadi pada otot-otot rangka dengan latihan adalah peningkatan  jumlah mitokondria dan enzim yang berperan dalam metabolisme oksidatif. Terrjadi

peningkatan jumlah kapiler, debgan distribusi darah keserat otot menjadi lebih baik. Efek  akhir adalah ekstraksi O2 yang lebih sempurna dan akibatnya, untuk beban kerja yang sama, pembentukan laktat lebih randah. Peningkatan aliran darah ke otot menjadi lebih rendah dan, karena hal ini, kecepatan denyut jantung dan curah jantung kurang

meningkat dibandingkan orang yang tidak terlatih. Hal ini merupakan alasan mengapa latihan berguna bagi pasien penyakit jantung.

Dengan meningkatnya kegemaran latihan fisik dan jogging lain, perlu dicatat bahwa salah satu manfaat latihan fisik teratur yang paling jelas adalah manfaat

psikologik, pasien yang melakukan latihan fisik teratur akan merasa lebih sehat. Latihan fisik teratur juga meningkatkan kemungkinan bahwa pasien tetap aktif setelah melewati batas standar usia pensiun. Selain itu, terdapat bukti bahwa latihan fisik teratur meskipun dengan intensitas sedang menurunkan insidens dan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dari pengaruh senam jantung sehat seri 1 terhadap tekanan darah dan denyut nadi istirahat pada peserta klub jantung sehat lansia Telkom Lubuk Pakam adalah

Di beberapa penyakit dan sebagai respon terhadap latihan fisik, jantung memiliki kapasitas untuk menghasilkan miosit baru baik dari endogen sel jantung / sel

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah terdapat pengaruh latihan jogging dengan treadmill terhadap denyut nadi istirahat pada ibu-ibu anggota fitness centre Yayasan

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lokasi lesi stroke iskemik akut (hemisfer kiri vs hemisfer kanan) dengan frekuensi denyut jantung saat istirahat (p=0,309),

Menurut Laskowski (2012) ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi jumlah denyut jantung seseorang, yaitu aktivitas fisik atau tingkat

Pada pemeriksaan fisik, anak dengan gagal jantung ringan atau sedang tampak tidak dalam keadaan distres, tetapi mereka yang menderita gagal jantung berat mungkin dispneu

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan denyut jantung, tetapi tidak terdapat perbedaan tekanan darah sistol maupun diastol pada atlet predominan

juga fibrosis pada sel otot jantung dengan sebab yang tidak jelas.15 Sorokin, et al 2011 meneliti pada atlet yang menjalani latihan fisik aerobik dapat mengalami gangguan aktivitas