• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah Bualemo dikisahkan bahwa di sebelah selatan desa Bualemo terdapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah Bualemo dikisahkan bahwa di sebelah selatan desa Bualemo terdapat"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

57 BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.

4.1.1 Sejarah Singkat Desa Bualemo

Sejarah Bualemo dikisahkan bahwa di sebelah selatan desa Bualemo terdapat sebuah gunung yang bernama Sumbutika, yang pada awalnya hanya menyerupai pulau yang terapung di permukaan laut, dan dengan kekuatan Allah, maka terpancarlah di puncak gunung itu seberkas cahaya, seiring dengan terpancarnya cahaya itu, terdengar satu suara, yang menyebutkan sumbutika dan ketika itu pula dari cahaya tersebut muncullah dua sosok mahluk yang sangat indah yang menyerupai seorang laki-laki dan seorang perempuan, konon menurut Sumardin Salawali (56 tahun), wawancara tanggal 13 mei 2013 mengatakan bahwa “dua sosok mahluk yang keluar dari atas gunung tersebut sama halnya seperti nabi Adam dan Siti Hawa. Kemudian kisah ini dibenarkan oleh informan Hermanja Latudi (50 tahun), wawancara tanggal 15 mei 2013, yang mengungkapkan bahwa “dari kisah itulah gunung tersebut diberi nama Sumbutika yang artinya merupakan gunung yang penuh berkah dan keramat dan orang sekarang menyebutnya dengan gunung Tompotika”.

Adapun di dalam lingkungan terciptanya dua sosok mahluk tersebut terdapat dua tempat suci yang bernama Ota Kiki (kota kecil) dan Ota Daa (kota besar). Tempat inilah yang didiami oleh kedua mahluk, yang masing-masing menempati satu tempat yakni laki-laki tinggal di Ota Daa ( kota besar), dan yang perempuan bertempat di Ota Kiki (kota kecil).

(2)

58

Setelah beberapa lamanya mereka menempati tempat itu, kawinlah dua sosok mahluk tersebut menjadi suami istri yang melahirkan keturunan yang di kenal dengan suku Surua dan Roina (saluan). Di antaranya masing-masing memiliki nama Sawergading dan Sitti Rawe dan kemudian mereka berdua di anggap sebagai penghulu atau raja di daerah itu.

Kemudian suatu ketika Sawergading dan Sitti pergi mandi di sungai, setelah mereka sampai di sungai tersebut mereka menghampiri sebuah pohon yang berduri, kemudian mereka memetik beberapa helai daunnya dan menemukan buahnya, lalu daun dan buahnya itu diperasnya dan berbau lemon ( jeruk ) dengan kejadian ini maka negeri itu dinamakan dengan negeri Bualemo.

4.1.2. Keadaan Geografis

Desa Bualemo merupakan salah satu desa, dari 15 desa yang yang terdapat di kecamatan Bualemo, Kabupaten Banggai, Sulawesi tengah. Secara adsministratif wilayah desa Bualemo memiliki batas-batas berikut :

1. Di seblah utara berbatasan dengan lautan Sulawesi. 2. Di seblah selatan berbatasan dengan desa Sampaka. 3. Di seblah barat berbatasan dengan desa desa Longkoga. 4. Di seblah timur berbatasan dengan desa Nikal.

Adapun luas wilayah desa Bualemo yaitu 2,13 Km dan jarak dari ibukota Kabupaten 15 Km2. kemudian letak astronomi desa ini berada dalam kawasan 2-6 LS0 dan 120 – 140 BT0 (dalam kawasan Sulawesi Tengah). Dari segi topografi, desa Buualemo pada umumnya terdiri dari tanah dataran rendah yang subur dan banyak

(3)

59

ditanami jenis komoditi kelapa, rumbia serta tanaman musiman yang dijadikan bahan makanan pokok rakyat yaitu padi, jagung, dan umbi-umbian serta memiliki kekayaan laut yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat desa Bualemo.

4.1.3 Keadaan Penduduk Masyarakat Desa Bualemo

Berdasarkan data yang tertulis pada monografi desa Bualemo tahun 2013, desa Bualemo mempunyai jumlah penduduk sebanyak, 2.717 jiwa, yang terdiri dari laki-laki = 1.241 jiwa dan perempuan =1.476 jiwa, dimana ke 2.717 jiwa penduduk ini terbagi dalam 564 kepala keluarga. Dengan demikian masing-masing kepalah keluarga menanggung beban 4 – 5 orang jiwa dan secara lengkapnya keadaan penduduk di desa Bualemo dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Keadaan Penduduk Desa Bualemo Tingkat Dusun No Nama Jenis Kelamin Jumlah Pria Wanita 1 2 3 4 5 Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV Dusun V 265 235 213 321 207 366 285 249 225 353 631 518 462 546 560 1.241 1.476 2.717

(4)

60 4.1.4 Mata Pencaharian

Dari keseluruhan penduduk yang ada di Desa Bualemo yang memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Bualemo

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

Pegawai Negeri Sipil (PNS) :

•Guru •Pegawai Kantor Wiraswasta Pensiunan Pertukangan Petani Nelayan Jasa Buruh 46 13 14 20 72 275 105 15 80 Jumlah 640

Sumber data: Monografi Desa Bualemo tahun 2013

4.1.5. Keadaan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kunci utama yang menentukan nasib suatu negara ataupun daerah dan keluarga, karena pendidikan mempunyai sumber daya manusia yang dapat merubah kondisi kehidupan masyarakat dan keluarga. Di

(5)

61

samping itu juga pendidikan dapat membantu masyarakat untuk keluar dari kemiskinan dan ketertinggalan.

Adapun keadaan penduduk dilihat pada tingkat pendidikan di Desa Bualemo dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3. Keadaan Tingkat Pendidikan Desa Bualemo

No Kelompok Usia Tingkatan Pendidikan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 04 – 06 tahun 07 – 12 tahun 13 – 15 tahun 16 – 18 tahun 19 – 23 tahun 24 – 60 (±) 24 – 60 (±) TK SD SMP/ MTs SMA/MA Mahasiswa Sarjana Tidak Berpendidikan 76 550 291 145 21 79 17 Jumlah Keseluruhan 1.179

(6)

62 4.1.6. Agama

Masyarakat desa Bualemo mayoritas beragama Islam walaupun didalamnya masih terdapat kurang lebih 15% beragama Kristen dan agama Hindu. Namun menurut pengamatan penulis, tingkat pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama Islam sudah sangat meningkat, Di mana terdapat beberapa tempat-tempat pengajian, dan jumlah Masyarakat dalam melaksanakan sholat secara berjamaah di Masjid cukup banyak yang melaksanakanya.

Pembangunan dalam bidang keagamaan baik fisik maupun non fisik semakiin meningkat, terlihat pembinaan keagamaan sangat nampak, aktif dilaksanakan melalui balai-balai yang ada di desa Bualemo itu sendiri. Serta pelaksanaan perayaan hari-hari besar keagamaan baik dilaksanakan secara berjamaah yang diputuskan oleh pemerintah desa, maupun secara individu berjalan dengan baik. Keadaan seperti ini sangat berbalik sejak sebelum terjadinya perkembangan kehidupan sosial budaya pada masyarakat desa bualemo kecamatan bualemo kabupaten banggai Sulawesi tengah.

(7)

63

Tabel 4. Penganut Agama Pada Tingkat Dusun Desa Bualemo

No Dusun

Agama

Jumlah Islam Protestan Katolik Hindu

1 2 3 4 5 Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV Dusun V 628 516 462 538 292 3 2 - 8 - - - - - 12 - - - - 256 631 518 462 546 560 Jumlah 2.436 13 12 256 2.717

Sumber data: Monografi Desa Bualemo Tahun 2013

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Perkembangan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Desa Bualemo Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

Perkembangan masyarakt bualemo dapat di artikan sebagai keadaan tertentu didalamnya terkandung suatu dorongan kepentingan yang menghendaki kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam hal ini unsur manusia dengan segenap kemmpuan dan pengalaman yang sangat menentukan, terutama sehubungan dengan keberhasilan proses penyebaran imformasi tentang adanya kehidupan baru. Orang-orng yang cenderung lebih mudah menyebarkan informasi tentang berbagai kemajuan kehidupan, atau orang-orang yang lebih terbuka dan mudah menerima inovasi adalah orang-orang yang memiliki orientasi lebih banyak tentang lingkungan dan

(8)

64

perkembangan, termasuk ilmu pengetahuan dan tehnologi, disamping memahami nilai-nilai kehidupan lama termasuk tradisi.

Aprianto Latowa (45 tahun) wawancara 7 juni 2013 tokoh masyarakat mengatakan bahwa “ perkembangan kehidupan sosial masyarakat desa bualemo di sebabkan adanya pergaulan antara masyarakat yang satu dan lainya, dalam hal ini masyarakat desa dipengaruhi oleh tren baru dari wilayah perkotaan yang secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan sosial yang ada pada masyarakat desa bualemo”.

Seperti di ketahui bahwa salah satu kekuatan yang dapat mendorong keterbukaan seseorang untuk melakukan perubahan dan perbaikan kehidupanya adalah karena lemahya ikatan sosial budaya lingkungan sekitar. Suherman Tahawali ( 49 tahun) 9 Juni 2013 wiraswasta mengatakan “ bagaimana mungkin tidak akan terjadi perubahan, sedangakan solidaritas antara masyarakat pada saat ini sangat-sangat begitu di sayangkan, tidak ada lagi yang namanya persatuan, masing-masing orang memikirkan kepentingan sendiri-sendiri. Hal ini sangat berbeda dengan tahun-tahun kemarin yang masyarakat desa bualemo masi berpegang pada tradisi ataupun adat-adat nenek moyang”. Sedangkan menurut Yuli Busura (33 tahun) guru “ perkembangan kehidupan sosial itu cukup baik, karena setiap orang dalam hidup pasti akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman yang setiap saat, setiap waktu selalu bergerak kedepan, dan apabila seseorang atau kelompok masyarakat tidak jeli atau hanya berpegang pada tradisi nenek moyang tampa mau beruba atau menyesuaikan diri dengan keadaan sekarang maka secara sadar ataupun tidak orang

(9)

65

tersebut atau kelompok masyarakat tersebut akan menjadi korban dari pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.

Sehingga akan berdampak terhadap kehidupan sosialnya pula didalam pergaulan dengan anggota-angota masyarakat lainya”. Wawancara 10 Juni 2013. Berdasarkan pernyataan kedua anggota masyarakat di atas bahwa ada yang menyatakan pro dan kontra terhadap perubahan atau perkemban kehidupan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat desa bualemo kecamatan bualemo kabupaten banggai Sulawesi tengah. Meskipun demikian tidak terjadi konflik antar warga masyarakat karna nilai-nilai moral dan agama sangat tertanam pada kehidupan bermasyaarakat.

Masyarakat desa bualemo yang semakin tidak mampu memenuhi berbagai kepentingan masyarakat sesuai dengan perkembangan zaman yang relative tergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi.

Zul Kifli Rais (43 tahun) PNS Wawancara 14 juni 2013 “ seseorang atau kelompok masyarakat yang awam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada sisi kehidupannya, seperti kurangnya informasi dan pengetahuan bahkan segi kehidupan ekonominya pun cenderung di bawah”.

Pada saat ini, segala konsekwensi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada masyarakat desa bualemo, tidak sedikit unsur-unsur nilai baru di paksakan masuk kedalam kehidupan masyarakat sehingga dapat mendorong terciptanya suatu gejala kearah perubahan. Perubahan biasanya diawali dengan adanya gejala pertentngan atau penolakan masyarakat terhadap unsur-unsur baru

(10)

66

itu,apabila terjadi proses persesuaian, maka berarti terjadi perubahan kearah suatu kemajuan. Sebaliknya jika pertentangan tidak menemukan suatu penyelesaian, maka keseimbangan masyarakat akan terganggu yang selanjutny akan mengakibatkan kemunduran.

Masiri Paleo (57 tahun) wawancara 24 juni 2013 “ mengenai perkembangan kehidupan sosial, anak-anak mudalah yang cepat dalam proses adaptasi sehingga mereka yang lebih mempunyai peranan dalam proses perkembangan kehidupan sosial masyarakat desa bualemo. Ilmu pengetahuan dan teknologi berupa pengunaan telepon gengam, internet dan sosial media lainya”.

Namun yang di takutkan dari kemajuan teknologi ini, timbul penyimpangan-penyimpangan sosial, pelanggaran terhadap norma-norma hokum sehingga nilai-nilai moralitas akan semkin dipertanyakan.

Rusdin Uwete (41 tahun), wawancara 28 juni 2013 mengatakan bahwa “selama perubahan atau perkembangan akibat dari pada kemajuan teknologi itu mengarah pada hal yang positip saya rasa wajib untuk kita dukung agar supaya hal ini berdampak pada peningkatan sumberdaya manusia yang nantinya dapat membangun desa bualemo kearah perubahan yang lebih maju”.

Perkembangan kehidupan sosial pada masyarakat desa Bualemo dapat dilihat dengan adanya pembangunan jalan-jalan penghubung serta adanya alat transportasi yang memudahkan masyarakat desa bualemo untuk mengadakan pergerakan keluar daerah begitu pula sebaliknya. Pembangunan saluran irigasi dan kehadiran teknologi pertanian yang baru, pabrik, dan pergeseran kesempatan kerja dari sektor pertanian ke

(11)

67

sektor yang lain, serta sumbangan sektor non pertanian yang semakin besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat desa bualemo. Berikut dibawah ini beberapa perkembangan kehidupan sosial budaya yang terjadi di Desa Bualemo Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

1) Perkembangan Pada Sistim Gotong Royong Atau Kerja Sama a) Bentuk Gotong Royong Masyarakat Desa Bualemo

Kehidupan manusia dalam masyarakat tidak terlepas akan adanya interaksi sosial antar sesamanya. Pada dasarnya manusia sesuai dengan fitrhnya merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri melainkan membutuhkan pertolongan orang lain.oleh sebab itu di dalam kehidupan bermasyarakat diperlukan adanya kerja sama dan sikap gotong royong dalam menyelesaikan segala permasalahan.

Gotong royong dapat diartikan sebagai suatu sikap ataupun kegiatan yang dilakukan oleh anggota masyarakat secara kerja sama dan tolong menolong didalam menyelesaikan pekerjaan ataupun masalah-masalah dengan cara sukarela tampa adanya imbalan. Sikap gotong royong ini telah melekat erat pada diri masyarakat desa Bualemo kecamatan Bualemo kabupaten banggai Sulawesi tengah dan merupakan kebiasaan turun temurun dari nenek moyang.

Kegiatan gotong royong yang hidup, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat desa bualemo, perlu di arahkan dan dibina sedemikian rupa sehingga dapat menunjang pembangunan desa yang sedang dilaksanakan. Upaya ini yang dilakukan oleh pemerintah desa sebagai ujung tombak pelestarian budaya masyarakat desa Bualemo itu sendiri.

(12)

68

Masyarakat desa Bualemo pada mulanya memegang erat adanya sistem gotog royong. Hal ini dapat kita lihat pada kegiatan gotong royong atau tolong menolong dalam aktivitas pertanian, tolong menolong dalam aktivitas sekitar rumah tangga/kemasyarakatan, tolong menolong pada saat pesta dan tolong menolong pada peristiwa kecelakaan/bencana atau kematian.

b) Bentuk Perkembangannya

Walaupun masyarakat desa Bualemo telah mengalami modernisasi tetapi nilai-nilai gotong royong tetap melekat erat dan di pertahankan dalam diri masyarakat desa Bualemo. Perkembangan dan kemajuan teknologi tidak menggeser justru malah semakin mempererat hubungan sosial di antara anggota warga masyarakat.

Suhendra (41 tahun), wawancara 23 juni 2013 mengatakan bahwa “ dengan adanya perkembangan teknologi malah justru menambah semangat warga masyarakat desa untuk kerja sama atau gotong royong. Hal ini dapat kita lihat jika ada salah satu warga desa yang ingin membuka suatu lahan pertanian maka tetangga-tetangga akan berdatangan dengan membawa alat-alat mereka sendiri tampa di panggil, biasanya ada yang membawa traktor, mesin pemotong rumput, kendaraan(truk) pengangkut sampah, dan mereka bekerja dengan hati yang tulus tampa mengharapkan imbalan. Walaupun ada sebagian kecil warga masyarakat yang sudah enggan melakukan kegiatan gotong royong, karena waktu mereka yang terbatas(sibuk). Biasanya mereka hanya menggunakan jasa saja”.

Dari pernyataan di atas membuktikan bahwa pekembangan dan kemajuan teknologi tidak secara serta merta merubah sistim kerja sama yang sudah sekian lama

(13)

69

ada pada masyarakat desa Bualemo, Begitu pula pada acara-cara hajatan, pesta pernikahan, musibah bencana, kematian dan lain sebagainya. Dengan adanya modernisasi dengan adanya transportasi rasa antusias masyarakat lebih tumbuh terhadap sikap dan nilai gotong royong.

Nurdin Paleo (40 tahun), wawancara 20 juni 2013 mengatakan bahwa “ kini dengan adanya transportasi (mobil atau sepeda motor) kami bisa membantu saudara-saudara yang ada didesa sebelah jika mereka meminta bantuan ”.

2. Perkembangan Sistem Religi Dan Kepercayaan Keagamaan a). Bentuk dan Pelaksanaan Sistem Religi dan Kepercayaan

Religii merupakan salah satu hasil perkembangan kebudayaan manusia. Religi mulai muncul ketika manusia purba hidup dengan tidak sekedar hidup dengan memenuhi kebutuhan hidupnya. Perkembangan religi mulai muncul ketika manusia mulai dapat menemukan perbedaan antara hal-hal yang hidup dan hal yang mati. Suatu organism dikatakan hidup ketika dapat bergerak, sedangkan organism dikatakan mati ketika tidak bergerak. Dari perbedaan tersebut kemudian manusia purba mulai sadar atas keberadaan sesuatu kekuatan yang menggerakan yaitu sang pencipta.

Pada mulanya ada sebagian masyarakat desa Bualemo yang menganut sistem kepercayaan yang berakar pada sistem kepercayaan nenek moyang. Mereka mengadakan penyembahan terhadap benda-benda yang mereka anggap suci, seperti pada batu besar di atas gunung ota da’a yang mereka sebut Bupu. Disinilah mereka mengadakan penyembahan dengan membawa sesajian. Ada berbagai macam

(14)

70

permintaan yang mereka minta seperti meminta turun hujan pada saat terjadi kemarau panjang, keberkahan, jodoh, meminta agar hasil tani dan kebun terhindar dari hama, memohon kesembuhan bagi orang yang sedang mengalami sakit, dan lain-lain.

Saat itu animisme dan dinamisme masi sangat melekat dalam kehidupan sebagian masyarakat desa Bulemo kecamatan Bualemo kabupaten banggai Sulawesi tengah. Hal ini disebabkan oleh ketidak mampuan masyarakat desa bualemo dalam memahami fenomena alam secara rasional, akal sehat. Selain persembahan terhadap batu besar yang mereka sebut Bupu ada juga tradisi masyarakat yang melakukan persembahan dengan meghanyutkan sesajian ke laut. Hal ini mereka lakukan dengan tujuan agar supaya di limpahkan hasil sumberdaya laut, dan di hindarkan dari badai serta di berikan keselamatan. Tradisi ini disebut mopolihu.

Patron Labolo (49 tahun) guru, wawancara 13 juni 2013 mengatakan bahwa “ dahulu masyarakat ada sebagian masyarakat desa Bualemo yang percaya pada hal-hal yang bersifat mistik, mereka sering kali mengadakan persembahan terhadap batu besar yang berada tepat di atas gunung ota da’a yang mereka sebut namanya Bupu. Selain itu juga persembahan di laut yang meruka sebut Mopolihu. Hal ini mereka lakukan untuk meminta belas kasihan agar terhindar dari bahaya, mendapatkan penjagaan dan keselamatan.

b). Bentuk Perkembangannya

Masyarakat desa Bualemo yang semula sebahagian warganya masih mempercayai sistem kepercayaan animisme dan dinamisme, sistem kepercayaan yang berasal dari nenek moyang atau orang-orang terdahulu, saat ini telah mengalami

(15)

71

perubahan. Dengan masuknya dan adanya kesadaran para ulama yang mulai memberikan pengajaran terhadap masyarakat yang masih berpikir irasional kini secara perlahan sistem kepercayaan nenek moyang mulai terkikis. Mereka kini sudah mulai berfikir secara akal sehat. Hal ini tentu berdampak pada berbagai praktek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.

Sistem pengetahuan masyarakat desa Bualemo saat ini pun mengalami perkembagan. Sistem kepercayaan terhadap hal yang bersifat animisme dan dinamisme secara perlahan kini mulai di tinggalkan. Kini pengetahuan masyarakat desa Bualemo tidak hanya sebatas pengetahuan tentang lingkungan sekitar, namun telah bergeser kedalam lingkup nasional ataupun internasional. Intensitas interaksi yang tinggi dengan komunitas luar dan masuknya teknologi, media informasi telah membuka jendela pengetahuan masyarakat desa. Sumber pengetahuan masyaaraakat desa Bualemo tidak hanya terbatas tokoh agama, ulama, kini mulai bercabang mulai dari staf pemerintah, pedagang, pengusaha, peneliti, maupun informasi dari tayangan media elektronik. Akibatnya sistem pengetahuan masyarakat mengenai hal yang bersifat keagamaan mulai berkembag. Selain itu juga dengan masuknya pendidikan formal di desa Bualemo yang bernuansa islami, semakin menambah pengetahuan dan nilai-nilai religi dalam sistem kehidupan sosial masyarakat desa.

Masiri Paleo (57 tahun) guru wawancara 24 juni 2013 mengatakan bahwa “ saat ini pelaksanaan ritual terhadap benda-benda yang di anggap suci atau keramat oleh warga masyarakat perlahan-lahan mulai hilng bahkan beberapa diantaranya mulai di tinggalkan. Jika dahulu dalam bertani dan berladang, semula banyak di

(16)

72

lakukan berbagai ritual yang berhubungan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme dengan harapan agar terhindar dari bahaya, hama, dan mendapatkan hasil yang memuaskan, tetapi saat ini praktek seperti itu sudah tidak terlihat lagi bahkan suda di tinggalkan, walaupun masi ada sebagian kecil yang percaya terhadap hal yang demikian ”.

Dengan adanya perkembangan zaman, arus globalisasi ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat desa Bualemo, sehingga warga masyarakat mendapatkan pencerahan terhadap sistem religi yang sesuai dengan akal sehat dan meninggalkan sistem kepercayaan yang berasal dari budaya nenek moyang. 3. Perkembangan Sistem Ekonimi Masyarakat

a). Bentuk Sistem Ekonomi Masyarakat

Untuk menunjang kebutuhan hidupnya, setiap warga masyarakat pasti memiliki mata pencaharian yang utama. Mata pencaharian itu sangat berpariasi tergantung pada kondisi geografis lingkungan dan skil atau sumber daya alam dan sumber daya manusia sebagai subjek utamanya. Kelompok atau individu bebas memilih usaha apa saja yang di minatinya sesuai dengan keahlian yang ada dalam dirinya.

Pada pola kehidupan perekonomian masyarakat desa Bualemo dahulu masi sangat tertinggal. Hal ini di sebabkan kurangnya motivasi dari dalam diri masyarakat itu sendiri untuk mengembangkan kehidupanya. Pemikiran masyarakat pada saat itu masih bersifat tradian isional. Mata pencaharian mereka hanya bergantung pada

(17)

73

sistem bertni, berkebun, dan nelayan dan peralatan yang mereka gunakan masih sangat tradisional sehingga hasil yang mereka peroleh masih begitu kurang.

Pada masyarakat nelayan peralatan yang mereka gunakan masih sangat tradisional, seperti perahu yang mereka gunakan masih berukuran kecil dan mengunakan dayung dan layar untuk penggerak, dan alat penangkap ikan yang digunakan juga masih sangat tradisional. Pada sistem pertanian dan perkebunan juga seperti menggarap sawah masih mengunakan pacul yang di kerjakan secara manual. b). Bentuk Perkembangannya

Segala sesuatu sistem budaya itu pasti akan selalu mengalami perkembangan. Perkembangan akan selalu bergerak kedepan seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini juga berpengaruh pada sistem ekonomi atau mata pencaharian masyarakat, tidak terkecuali masyarakat desa Bualemo yang ikut dan turut mersakan perkembangan zaman tersebut.

Dalam memenuhi kebutuhannya manusia tidak dapat tepisah dari manusia yang lain karena manusia merupakan mahluk sosial yang di dalam hidupnya selalu membutuhkan orang lain. Kerja sama di bidang ekonomi adalah bentuk yang terdapat pada kelompok manusia. Hal ini disadari bahwa seorang manusia pasti memiliki kelemahan, keterbatasan secara materi ataupu secara fisik sementara ia harus terus menerus berjuang demi kelangsungan hidupnya.

Pada masa sekarang jika kita membandingkan dengan keadaan ekonomi masyarakat sebelum mengalami perkembangan dan mengenal teknologi sangat jauh berbeda. Dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat desa saat ini yang begitu maju

(18)

74

dengan mata pencaharian yang berfariasi. Tidak tergantung lagi pada sistem mata pencaharian bertani dan nelayan, Tetapi lebih berkembang ke bidang jasa, perdagangan, pegawai negeri, buruh, pengusaha dan lain sebagainya. Kemudiyan dapat di lihat dari segi bangunan yang ada sudah mulai ada kemajuan karena ada bangunan (rumah warga) yang sudah bisa dikatakan mewah.

Sunarto (61 tahun), wawancara 23 juni 2013 mengatakan bahwa “ jika kita bandingkan dengan kondisi ekonomi masyarakat sebelum mengalami perkembangan sangat jauh berbeda. Hal ini di pengaruhi oleh persaingan masyarakat untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya yang tidak mau tertinggal, maka masing-masing anggota masyarakat berlomba-lomba bersaing guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Secara tidak langsung hal demikian ikut turut memberikan dampak positif terhandap perekonomian dan perkembangan yang ada di desa Bualemo itu sendiri ”.

Kini terjadi keaneka rgaman pada sistem mata pencaharian warga msyarakat desa Bualemo, sehingga terjadi peningkatan stratifikasi dan pola hidup masyarakat, semakin beragam pula kebutuhan yang di konsumsi masyarakat. Bagi siyapa yang mengikuti arus perkembangan maka dia akan terus ikut berkembang tetapi sebaliknya jika dia cenderung memprtahankan kebudayaan lama maka dia akan tertinggal pula bahkan menjadi sampah masyarakat. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa terjadi perkembangan kehidupan sosial budaya pada masyarakat desa Bualemo.

(19)

75

4.2.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Proses Terjadinya Perkembangan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Desa Bualemo Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa faktor-faktor yang mendorong proses Perkembangan Kehidupan Sosial Budaya pada masyarakat Desa Bualemo Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulewesi Tengah antara lain sebagai berikut:

1. Dinamika Kehidupan Masyarakat

Perjalanan hidup manusia dari masa kemasa, pasti terjadi perubahan-perubahan ataupun pergeseran nilai budaya yang ada di lingkungan masyarakat yang dapat berpengaruh pada penerapan dan pelestarian budaya, termasuk mendorong terjadinya perkembangan kehidupan sosial budaya pada masyarakat desa yang ada di desa Bualemo kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

Sarif Panto (53 tahun), wawancara tanggal 6 juni 2013 tokoh masyarakat mengatakan bahwa “Pudarnya budaya asli yang ada pada masyarakat sangat dipengaruhi oleh perkembangan jaman dan masuknya budaya-budaya asing atau dari luar daerah”. Dengan mengannalisis ungkapan tersebut, jelas bahwa dengan terjadinya dinamika kehidupan lingkungan masyarakat khususnya pada masyarakat Desa Bualemo Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, hal ini jelas turut mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial yang ada pada masyarakat

(20)

76

Desa Bualemo kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, dan untuk menyikapi hal-hal tersebut perlu kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menerima dan meniru unsur-unsur budaya dari budaya luar khususnya pada masyarakat Desa Bualemo Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

2. Faktor Penemuan Baru

Faktor penemuan baru adalah hasil gagasan baru yang merupakan rangkaian pencipta individu-individu dalam masyarakat dengan bersandar pada kehendak-kehendak tertentu. Oleh karenanya manusia secara alami mempunyai dorongan untuk hidup lebih layak, maka dinamika daya cipta pun menjadi suatu ketetapan dan diakui sebagai unsur pengubah yang sangat besar pengaruhnya terhadap masyarakat.

Menurut Adrian Tahawali (55 tahun) wawancara 11 juni “dalam perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat desa bualemo terjadi suatu penemuan-penemuan baru atau inovasi-inovasi yang di ciptakan oleh individu atau kelompok orang kemudian inovasi tersebut terterima, sesuai dengan keadaan kondisi sekitar sehingga menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti, transportasi, telepon genggam, televisi (Tv), alat teknologi pertanian, dan lain-lain”.

Sejalan dengan hal tersebut, maka Soerjono Soekanto mengemukakan beberapa faktor pendorong terhadap individu dalam usaha mencapai penemuan baru, yaitu :

(21)

77

1. Kesadaran dari orang perorang akan kekurangan dalam kebudayaan. 2. Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan

3. Adanya perangsangan dari aktifitas-aktifitas pencipta dalam masyarakat. Berdasrkan penjelasan di atas ide-ide, keyakinan dan hasil-hasil karya yang bersifat fisik dalam pengertian penemuan baru, semuanya merupakan faktor pendorong kearah perubahan kehidupan masyarakat, dalam bentuk apapun penemuan baru itu senantiasa akan membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat baik secara cepat atau lambat.

3. Faktor pertumbuhan penduduk (population)

Faktor perubahan penduduk yaitu perubahan masyarakat yang disebabkan oleh pertambahan penduduk dan berkurangnya penduduk daerah tertentu. Pertambahan penduduk disebabkan oleh datangya penduduk baru dari daerah lain atau karena kelahiran yang meningkat atau dapat pula terjadi karena adanya daerah pilihan yang dapat merangsang penduduk daerah lain untuk memadatinya.

Datangnya penduduk baru berarti hadirnya sekelompok orang dari daerah lain yang menempati suatu daerah tertentu dengan maksud usaha, tugas atau dalam rangka memperbaiki atau mengembangkan taraf kehidupanya. Faktor penduduk menurut pengertian sosiologi lebih banyak ditekankan pada karakteristik manusia berkaitan erat dengan hubungan-hubungan sosial, masalah-masalah sosial, perencanaan dan perubahan sosial. Peralihan bentuk dan hubungan masyarakat dalam proses

(22)

78

perubahan tersebut biasanya sekaligus menyangkut perubahan pula pada bidang-bidang sosial budaya, adat istiadat, sikap dan prilaku.

Asgari Labongkeng (35 tahun) wawancara 4 juni 2013 “ masukya orang-orang baru atau orang-orang pendatang secara tidak langsug membawa kebudayaan baru dari tempat ia berasal, kemudian secara sedikit demi sedikit berpengaruh pada masyarakat desa bualemo”.

4. Faktor Ekonomi dan Mata Pencaharian

Kerjasama di bidang ekonomi merupakan salah satu bentuk kerja sama yang terdapat dalam kelompok manusia. Hal tersebut merupakan suatu kewajaran yang ditemui dalam sekelompok manusia. Kerja sama ini muncul akibat dari kesadaran manusia sebagai individu yang memiliki keterbatasan secara fisik maupun nonfisik sementara ia harus memenuhi segala kebutuhan guna menjamim kelangsungan hidupnya.

Memenuhi kebutuhan hidupnya, seorang manusia membutuhkan manusia sama di bidang ekonomi lebih dititikberatkan pada upaya pemenuhan kebutuhan hidup. Sebagai contoh seorang produsen tidak dapat berbuat banyak tanpa ada konsumen yang membutuhkan produknya, sebaliknya istilah konsumen mungkin tidak ada tanpa ada produsen yang memproduksi sesuatu yang dibutuhkannya. Oleh sebab itu hubungan baik akan dapat tercapai.

(23)

79

Sistem perkonomian masyarakat desa Bualemo sudah bisa dikatakan maju dan berkembang dengan baik sebab mata pencaharian masyarakat beraneka ragam. Di sana nampak para pedagang, petani, pegawai negri, nelayan, Jasa, buruh dan sebagainya yang sudah bisa dikatan maju dilihat dari sisi ekonomi, dan mata pencaharian.

Dengan melihat kondisi ekonomi masyarakat desa bualemo di atas yang sudah bisa dikatan maju, Kahar Tuamaji (45 tahun), wawancara tanggal 25 Juni 2013 mengatakan bahwa “Dalam melakkukan aktifitas ataupun pekerjaan mereka, yang seharusnya dikerjakan oleh banyak orang, kini sebagian masyarakat hanya mengandalakan upah yang diberikan kepada pekerja ataupun tukang yang ada, namun sebagian kecil masih ada masyarakat yang mengggunakan ataupun melakukan pekerjaan dengan cara huyula (kerja sama) sesuai dengan kebiasaan lama yang sudah membudaya”.

Berdasarakan keadaan dan kondisi ekonomi masyarakat desa Bualemo Kecamatan Bualemo kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, yang cukup berkembang dengan baik dan bisa dikatakan maju, tentunya dengan kemajuan ini ada beberapa masyarakat yang sudah gengsi memintah bantuan kepada orang lain secara Cuma-Cuma tanpa memberikan upah kepada orang yang memberikan bantuan, hal ini Nampak jelas bahwa dari interaksi tersebut tidak ada timbal balik saling tolong menolong secara fisik ataupun tenaga melainkan hanya dibalas dengan upah.

(24)

80 5. Faktor Teknologi Modern.

Seiring dengan perkembangan jaman dan arus globalisasi yang begitu cepat dan sudah membumi di seluruh dunia, tentunya mambawa perubahan pada pola hidup manusia dalam segalah bidang, misalnya dalam bidang Agama, dengan adanya budaya-budaya asing yang masuk melalui media-media masa dan elektronik seperti internet dan sebagainya, hal ini tentunya bisa membawa pengaruh terhadap pola hidup masyarakat terutama pada generasi Mudah. Kemudian dilihat dari bidang ekonomi, dengan adanya perkembagan alat-alat teknologi tentunya dapat mempengaruhi perubahan pada masyarakat untuk melakukan aktifitas yang berhubungan dengan kebutuhan hidup dan mata pencaharian untuk melangsungkan kehidupanya.

Suharjo (71 tahun) wawancara tanggal 22 Juni 2013 perkembangan alat-alat teknologi yang sudah modern dan sudah maju hal ini telah membawa pengaruh besar pada pola hidup masyarakat yang ada di desa Bualemo Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai (Sulawesi Tengah) , misalnya pada masyarakat yang mata pencaharianya petani, dengan adanya alat-alat teknologi yang baru, mereka tidak susah-susah lagi mengolah lahan pertanian, dan hasil pertanian, hal ini juga telah membawa dampak besar bagi masyarakat yang ada di desa Bualemo, yang mana dengan adanya alat-alat teknologi yang modern ini, budaya asli masyarakat telah mengalami Transformasi atau perubahan, dalam hal ini yaitu budaya tolong menolong (gotong royong), penggunaan alat tradisional, yang sudah lama

(25)

81

membudaya pada masyarakat desa Bualemo Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, secara sedikit demi sedikit mulai di tingglkan, bahkan tidak di gunakan lagi dan di gantikan oleh peralatan atau teknologi modern yang lebih mempermudah, mempercepat, meghemat, dan hasilnya yang yang diperoleh lebih memuaskan. Hal ini yang menyebabkan peralihan penggunaan peralatan yang bersifat tradisional dan di gantikan oleh teknologi-teknologi modern.

6. Faktor Sikap

Manusia pada umumnya memilki karakteristik yang berbeda-beda dan sikap kepribadian yang berbeda, serta masing memiliki kepentingan yang berbeda juga. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi proses transformasi ataupun perubahan budaya, terutama budaya yang ada pada masyarakat Desa Bualemo Kecamatan Bualemo kabupaten Banggai (Sulawesi tengan). Surato Bunggalo (47 tahun) wawancara tanggal 23 Juni 2013 “hal ini di sebabkan oleh belum adanya kesadaran masyarakat untuk melestariakan dan mempertahankan budaya yang ada sejak nenek moyang kita, sebahagian orang merasa enggan dan malu dalam melakukan hal-hal yang bersifat tradisional; seperti mangunakan bahasa daerah pada keseharian mereka. Ada sebagian warga masyarakat yang sudah gengsi melaksanakan Budaya tersebut, karena sebagian masyarakat tersebut memiliki pemikiran bahwa budaya nenek moyang adalah budaya yang sudah Kuno, sehingga tidak perlu untuk di tiru terutama anak anak mudah yang sangat rentan dan mudah terpengaruh dengan berbagai perkembangan teknologi yang begitu cepat”.

(26)

82 7. Faktor Pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk menuju pada kesuksesan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karenanya banyak orang yang berlombah-lombah mengenyam pendidikan. Pendidikan merupakan modal yang utama dalam pencapain taraf hidup yang terarah, teratur, dan sesuai dengan cita-cita luhur baangsa. Oleh karena itu setaiap orang harus dan wajip memperoleh pendidikan dan layak, mulai dari desa, dusun, hingga ke kota-kota besar. Berdasarkan hasil penelitian pada masyarakat desa yang ada di desa Bualemo kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, sebagian masyarakat sudah memiliki tingkat pendidikan yang cukup memadai dan meiliki pekerjaan tetap yang bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga, namun ada juga masyarakat yang memiliki pendidikan yang masih relatif rendah. Dengan melihat tingkat pendidikan tersebut tentunya hal ini dapat membawa pengaruh pada proses perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Bualemo Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah atau perubahan terhadap budaya-budaya yang ada pada masyarakat Desa Bualemo Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

Sumitro Djawaba (56 tahun) wawancara tanggal 29 juni 2013 mengatakan bahwa “Masyarakat yang sudah memiliki tingkat pendidikan yang sudah tinggi dan meliki pekerjaan yang tetap dan meliki gaji yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga, sebagian mereka sudah memilih taraf hidup yang lebih bersifat modern, hal ini dapat dilihat dari segi konsumsi, tingkah laku, cara

(27)

83

berpakaian, pola pikir dan bahkan berpengaruh pada jiwa dan kerohanian mereka”. Hal ini tentunya sangat berlebihan dan di takutkan dapat memberikan dampak yang negtif terhadap kehidupan masyarakat sekitar yang secara tidak sadar terimpeksi dengan pola hidup seperti itu.

Gambar

Tabel 1. Keadaan Penduduk Desa Bualemo  Tingkat Dusun  No  Nama  Jenis Kelamin  Jumlah  Pria  Wanita  1  2  3  4  5  Dusun I  Dusun II  Dusun III  Dusun IV Dusun V  265 235 213 321 207  366 285 249 225 353  631 518 462 546 560  1.241  1.476  2.717
Tabel 3. Keadaan Tingkat Pendidikan Desa Bualemo
Tabel 4. Penganut Agama Pada Tingkat Dusun Desa Bualemo

Referensi

Dokumen terkait

JPFA mencatatkan angka laba bersih yang fantastis pada 1Q21, merefleksikan 49% dan 52% dari target FY21F SSI dan consensus sekaligus menjadi catatan terbaiknya dalam lima

Untuk menarik minat membeli konsumen madu Kopontren Al-Musyaffa’ Kendal menerapkan strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat atau distribusi

Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan bahwa rumah sakit melakukan beberapa Kesalahan atas penerapan pemungutan yaitu objek PPh pasal 22, non objek PPh pasal

Melalui penugasan, siswa dapat membaca teks pendek yang berkaitan dengan lingkungan sehat dengan lafal dan intonasi yang tepat.. Melalui penugasan, siswa dapat melakukan

Permodalan BMT Ventura mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung atas putusan hakim Pengadilan Tinggi Agama Jakarta yang dirasa sangat tidak berdasarkan hukum dan tidak

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis berpendapat bahwa penerapan hukum terhadap tindak pidana secara tanpa hak membawa atau menyimpan senjata tajam yang dilakukan oleh

Effect of in ovo injection of amino acids on growth, immune response, development of digestive organs and carcass yield of broiler.. Brugh H,

Fokus kepada segmen konsumen menengah ke bawah Kredit dijamin dengan agunan properti yang bernilai tinggi Jaringan distribusi yang luas dan unik. Potensi KPR