• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLlK INDONESIA JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEJAKSAAN AGUNG REPUBLlK INDONESIA JAKARTA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEJAKSAAN

AGUNG

REPUBLlK INDONESIA

JAKARTA

Nomor

Sifat

Lampiran

Perihal

8-192/G/12

/1993

Jakarta,

31 Desember

1993

Pelaksanaan tugas dan

fungsi JAM DATUN

KEPADA YTH,

PARA KEPALA KEJAKSAAN

TINGGI

Di

SELURUH INDONESIA

Sebagai tindak

lanjut dari hasil Rapat Kerja Kejaksaan

Tahun

1993, masih didapatkan

beberapa

hal

yang perlu

kejelasan dalam

pelaksanaan tug

as dan fungsi JAM DATUN.

Sehubungan dengan hal

tersebut, bersama ini

kami ingatkan

kembali

dan minta

perhatian Saudara atas hal-hal sebagai

berikut :

1.

SIKAP

MENTAL

(MENTAL

ATTITUDE)

Dalam

melaksanakan

tugas

dan

fungsi

JAM

DATUN seyogyanya

para JPN dilandasi sikap

mental

dan pendekatan

yang berorientasi kepada

missi JAM

DATUN.

Hal tersebut sangat penting karena terdapat

perbedaan

mendasar

dalam sikap mental

dan

pen-dekatan antara Jaksa selaku JPU dengan JPN. Sikap

mental

dan pendekatan

Jaksa selaku

JPU

bersifat

melaksanakan

"kekuasaan

negara",

sedangkan sikap

mental

dan pendekatan

Jaksa selaku

JPN

bersifat

melaksanakan

"kepentingan

pihak" yang

bersumber

pada

SKK.

2.

PEMASYARAKATAN

Untuk

memperkokoh

eksistensi

JAM DATUN,

agar

upaya pemasyarakatan

JAM

DATUN kepada Instansi

Pemerintah/BUMN/BUMD

dilakukan secara berencana,

terarah dan sistematik serta berkesinambungan.

Dalam

masa pertumbuhan

JAM DATUN dewasa ini,

tugas

JAM

DATUN

yaitu penegakan hukum,

bantuan

hukum, pertimbangan

hukum,

pelayanan hukum dan

tindakan

hukum lain,

tidak harus

dilaksanakan

secara

(2)

simultan,

melainkan disesuaikan dengan kondisi suat

u

daerah.

Yang

penting,

peranan

Kejaksaan

dalam

bidang

DATUN benar-benar

ada dan diakui keberadaannya,

betapapun kecilnya tugas terse but (tidak harus bernilai

besar). Pemasyarakatan

DATUN memerlukan kearifan

sehingga mampu menimbulkan suasana yang kondusif,

dimana

Kejaksaan

selain diperlukan

juga dipercaya

oleh Instansi Pemerintah/BUMN/BUMD

yang ada.

3.

PELAYANAN KEPADA KLlEN

Pemberian

kuasa

kepada JPN disebabkan

oleh

adanya

kepercayaan

dan keperluan

dari

Pejabat/ln-stansi

Pemerintah/BUMN/BUMD

yang

bersangkutan.

SKK yang diterima JPN merupakan dasar hukum dari

aksi

hukum yang

kita lakukan,

sehingga apapun yang

kita

lakukan tidak

boleh menyimpang

dari SKK baik

yang

tersurat

maupun

yang

tersirat.

Kedudukan

kita adalah

sebagai

kuasa,

wakil

atau

pembela dan dalam kualitas tersebut kita tidak boleh

"meninggalkan"

pemberi

kuasa,

melainkan

harus

"melayani", menjalin dan memelihara hubungan dengan

pemberi kuasa secara terua-menerus.

4.

PERTANGGUNGAN

JAWAB KEPADA KLlEN

Jalinan hubungan antara JPN selaku wakil atau

penerima kuasa dengan pemberi kuasa,

harus

terus

dipelihara,

tetapi apa yang kita lakukan tetap terjaqa

dalam lingkup SKK.

Hal ini dapat menimbulkan manfaat

baik dari segi juridis maupun non juridis

lainnya.

Untuk itu JPN baik sebelum maupun sesudah

melak-sanakan tindakan atau kegiatan dalam rangka proses

penyelesaian suatu kasus/perkara,

harus terus

berkon-sultasi dan melaporkan perkembangannya

secara

ter-tulis kepada pemberi kuasa, sebagai wujud dari

per-tanggungan jawab JPN selaku penerima kuasa kepada

klien/pemberi kuasa.

5.

RAHASIA KLlEN

JPN

sebagai

penerima

kuasa

harus

menjaga

kepercayaan

pemberi kuasa sebagaimana

tercantum

dalam S KK. Rahasia pemberi kuasa harus kita jaga,

dalam arti harus kita pelihara dan hanya digunakan

untuk keperluansebagaimana

tercantum dalam

SKK

(3)

Dengan

demikian

rahasia

pemberi

kuasa

adalah

rahasia penerima kuasa.

JPN hanya menggunakan

bahan-bahan yang diterima

dari

pemberi

kuasa

terbatas

seperti

apa yang

dimaksud

oleh

SKK.

Bahan-bahan tersebut

tidak boleh diberikan

kepada satuan

kerja/bidang

lainnya untuk keperluan

lain.

Memelihara

rahasia

klien/pemberi

kuasa

merupakan

etika yang

harus

dipegang

teguh

oleh

seorang pengacara/JPN.

6.

JAKSA PENGACARA

NEGARA

Sesuai

dengan

KEPJA

Nomor

:

KEP-039/J.N4/1993

tanggal

1 April

1993

tentang

Ad-ministrasi

Perkara

DATUN dan

Surat

Edaran

JAM

DATUN

Nomor

:

B-039/G/4/1993, tanggal 27 April 1993

tentang sebutan Jaksa Pengacara Negara bagi

Jaksa

yang melaksanakan tugas DATUN,

maka istilah resmi

yang

digunakan para Jaksa dalarn melaksanakan tugas

serta

fungsi

DATUN

adalah

JAKSA

PENGACARA

NEGARA

(JPN). Hal ini perlu diperhatikan, antara lain

dalam

pembuatan

SKK,

terutama

dalam

pengisian

kolom "Jabatan".

7.

PERILAKU

(BEHAVIOUR)

Dalam

operasionalisasi

fungsi

DATUN

agar

menggunakan

pendekatan

tugas

dan

bukan

pen-dekatan

wewenang,

disesuaikan

dengan

kondisi

daerahnya, serta memanfaatkan sumber daya manusia

dan dana yang tersedia secara berhasil dan berdaya

guna.

Untuk itu diperlukan perilaku dari JPN, antara

lain sebagai berikut :

"Open"

(bahasa

Inggris).

artinya,

dalam

melak-sanakan

tugas,

JPN

harus

dilandasi oleh

sikap

transparan/keterbukaan

dengan

pihak

pemberi

kuasa.

Para JPN

diharapkan tidak

segan-segan

mengadakan

konsultasi

dan

kerjasama

baik

keatas, kesamping maupun kebawah.

"Open"

(bahasa

Jawa) ,

artinya,

JPN

bersikap

peduli

terhadap dan

mencintai

tugas

kewajiban-nya, dengan penuh

dedikasi.

JPN diharapkan

aktit

penuh inisiatif dalam melaksanakan

tugas, serta

tidak bersikap menunggu,

tetapi "menjemput

per-soalan".

(4)

Disamping

itu,

para JPN agar bersikap "Iow.profile"

dan mempunyai

penampilan yang

baik

dalam

pengetahuan

dan

ketrampilan,

sehingga dapat

mencapai tingkat yang profesional.

8

.

TEAM PENGACARA

NEGARA

Untuk menyelesaikan

suatu

kasus/perkara DATUN

dalam menerbitkan SKK agar dilaksanakan oleh

suatu

Team JPN

yang beranggotakan

minimal

2 (dua)

orang.

Maksud dari

pernbentukan

team dan

tata

kerjanya

(teamwork), antara

lain sebagai berikut:

Adanya

kontinuitas dalam

penyelesaian

suatu

kasus/perkara,

misalnya seorang

JPN

berhalang-an hadir di sidberhalang-ang pengadilberhalang-an atau negosiasi,

maka JPN

lain dapat menggantikannya.

Mempercepat

pemerataan

dan

berbagai

pe-ngetahuan

serta pengalaman

antar para JPN

dalam menangani

suatu kasus/perkara DATUN.

Ikut sertanya seseorang dalam suatu

team dapat

menimbulkan rasa

percaya diri,

merasa

dihar-gai/dibutuhkan dan

rasa

:a-J.ngga

serta

menumbuh-kan

semangat

kerjasama dari para JPN,. sehingga

pada gilirannya

akan "rnenqhidupkan" satuan kerja

JAM DATUN.

.

Dari

suatu team

diharapkan

dapat menimbulkan

hasil

positif (the

power of team

work) berupa

ide-ide

baru,

yang

tentunya

sangat dibutuhkan

dalam

rangka peningkatan profesionalisme dan

penqernbanqan JAM DATUN.

Namun demikian,

dalam

cara

kerja team

tersebut perlu

memper-hatikan pembagian tugas yang

jelas, dalam arti

"siapa

mengerjakan apa"

(participative

manage-ment).

7

.

FUNGSI JAM DATUN

Tugas dan fungsi

JAM

DATUN

dilaksanakan

melalui

5 (Iima) kegiatan, yaitu :

a.

penegaKan hukum

b.

bantuan hukum

c.

pertimbangan hukum

d.

pelayanan hukum

e.

tindakan hukum

lain.

Tatacara pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut telah

diatur dalam Instruksi Jaksa Agung Nomor

:

INS.-155

(5)

01/0/12/1992,

Nomor : INS

-

02

/

0/12/

1

992 dan Nomor

: INS-03/0/12/1992.

10.

ADMINISTRASI

PERKARA

Administr

a

si

Perkara

DATUN

dia

tur

d

alam

Keputusan Jaksa Agung Nomor

:

KEP

-

03

9

/G/4/1993

tanggal 1 Apr

i

l

1

993. Pembuatan Admin

i

stra

s

i Perkara

tersebut mer

u

pakan satu kesatuan yang tidak

terpisah-kan dengan pelaksanaan tugas DATUN yang bers

i

fat

jur

i

dis

.

Tugas-tugas administratif ini harus dilaksanakan

secara ter

t

ib, tepat waktu dan

l

engkap serta sesuai

dengan petunjuk pengisian yang ada dan petunjuk

p

im

pinan

.

Disamping

itu,

para

JPN

harus

meny

i

mpan

dan

menyusun

f

i

ling

kasus/perkara,

b

aik yang

sedang

dita

n

gani maupu

n y

ang

s

udah selesai dengan tertib

dan sistematis.

H

al terse

b

ut pen

t

ing, untuk memudah

-kan pencarian

k

embal

i

bila diperlu

k

an

,

serta sebagai

bahan referensi dari kasus/perkara yang

a

kan datang

.

11.

IJIN PRAKTEK PENGACARA

Dalam beracara d

i

pengadilan,

t

erdapat beberapa

Pengadilan

Ne

g

er

i

yan

g

menun

tu

t

a

g

ar

seb

e

lum

beracara, JPN memeiliki "i

j

in praktek penga

c

ara" lebih

dahulu dari ket

u

a Pengadilan Negeri setempat.

Untuk

mengatasi

hal tersebu

t

,

seyogyanya

pa

r

a

KAJARI

dengan arif men

j

elas

k

an kepada

K

etua

P

eng

a

di

l

a

n

Negeri setempat bahw

a t

ugas

J

PN

u

n

tuk b

eraca

ra

dida

l

am perkara perdata berda

s

ark

an pa

sa

l 2

7

U

n

d

a

ng

Undang Nomo

r

5

T

ahun 1991, sehingga

ij

in tersebu

t

tidak d

i

perlukan.

1

2

.

KUAUFIKASI

PERKARA PERDATA DAN PPH

Sesuai

d

engan

k

etentuan

KEPJA

No

mor

KEP/039

/J

.A/

4

/

1

993

t

enta

n

g

A

dmin

i

stra

s

i

Per

k

ara

DATUN, mak

a k

asus/per

k

a

r

a p

e

r

d

ata

da

pat

dik

u

al

if

i

s

i

r

menjadi

2

(

du

a) ya

i

t

u

k

a

sus/

per

k

ara

per

da

ta

d

a

n

k

asus/perkara PPH

.

U

n

t

uk da

p

a

t

men

gk

ua

li

fi

k

a

si k

as

us

/

pe

rka

r

a pe

r

-dat

a

da

n k

a

su

s/

p

e

rka

r

a

P

P

H

te

rse

b

ut

,

h

e

ndak

n

ya

S

a

u

d

a

r

a ber

p

eg

a

ng p

a

da ke

ten

t

ua

n p

a

sa

l

39

9

KEPJA

No

m

or

:

KEP/035/J

.

A/

3/199

2 tang

g

a

l 25 M

a

ret 1992

tentang Susunan Orga

n

isas

i

dan Tata Kerja Kej

a

ksaan

RI

, ya

ng

me

n

y

ata

k

an

b

ah

wa

kasus

/

per

k

ara perdata

yang memenu

h

i ketentuan p

a

sal 399 hur

u

f

c

, d da

n

f

(6)

13.

PAK

A

I

AN.

Sila para JPN sedang melaksanakan

tugasnya

,

misalnya menghadiri sidang, melakukan konsultasi

atau

negosiasi

agar

memakai

"pakaian

bebas

rapi"

sesuai

dengan situasi dan

kebiasaan setempat.

Pakian

tersebut

dapat

berupa

Pakaian Sipil Harian (PSH),

kemeja

lengan

panjang/pendek

dengan

atau tanpa

dasi,

batik atau pakaian bebas rapi lainnya.

Demikian

agar Saudara

maklum

dan menjadi

per-

hatian.-JAKSA AGUNG MUDA

PERDATA DAN TATA USAHA

NEGARA

ttd

SUHADIBROTO

Tembusan kepada Yth.

:

1.

Sapak Jaksa Agung RI

(sebagai laporan);

2.

Bapak Wakil Jaksa

Agung;

3.

Bapak Para Jaksa Agung Muda;

4.

Sdr.

Sekretaris JAM DATUN dan

para Direktur pada JAM DATUN;

5.

A

r

5

i

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan tepung kacang hijau berpenaruh nyata terhadap kadar air kerupuk mentah (sebelum digoreng) maupun matang (sesudah digoreng), volume pengembangan, daya

Dengan hasil simulasi tersebut selanjutnya dapat dibuat suatu model antrian yang lebih baik.Berdasarkan hasil analisa yang kami lakukan, diperlukan sistem antrian yang

Hal ini dapat dilakukan karena dalam kombinatorial terdapat kaidah dasar menghitung, dengan kaidah ini, berbagai persoalan menghitung jumlah cara pengaturan objek

Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang saling berhubungan satu sama lain untuk melakukan komunikasi data dengan menggunakan protokol komunikasi

Di dalam teori kode-kode televisi ini biasanya digunakan untuk meneliti acara-acara di dalam televisi atau iklan di televisi, namun kode televisi John Fiske ini masih sangat

Kesimpulan lain adalah bahwa faktor orang tua dan faktor lingkungan sosial (agama, etnik, dan wilayah)-di samping berpengaruh kuat pada faktor individu (pendidikan,

Kepala Bagian Iklan: Ali Usodo Kepala Bagian Pemasaran: Monang Sitorus Wakil Kepala Bagian Iklan: Nenny Indriasari.. Telepon Pengaduan

Membran sel mengandung saluran ion yang membawa ion keluar dari sel sepanjang gradient konsentrasinya, dan saluran ion hydrogen teraktivasi-natrium yang memungkinkan