KONTRIBUSI PERMINTAAN AKHIR DAN TEKNOLOGI TERHADAP PERUBAHAN OUTPUT SEKTOR PERIKANAN
Pendekatan Analisis Input Output. Risna Yusuf dan Tajerin¹
ABSTRAK
Kajian bertujuan untuk mengetahui kontribusi komponen permintaan akhir dan teknologi terhadap perubahan output sektor perikanan Indonesia selama periode 1990-2000 dengan menggunakan pendekatan Analisis Input-Output (I-O) telah dilakukan pada tahun 2007. Data yang digunakan berupa data sekunder berupa Tabel I-O Tahun 1990, 1995 dan 2000 yang bersumber dari BPS. Hasil kajian menunjukkan bahwa permintaan akhir dan teknologi memberikan kontribusi terhadap perubahan output sektor perikanan. Perubahan teknologi pada perikanan laut sebesar -5,98% berkontribusi terhadap perubahan output sebesar 124,91%, lebih tinggi daripada dampak nasional sebesar 98,22%. Perubahan teknologi sebesar -6,45% pada perikanan darat memberikan kontribusi terhadap perubahan output sebesar 106,3%. Pada sektor industri pengeringan dan penggaraman ikan perubahan teknologi sebesar 40,86% menciptakan perubahan output sebesar 15,37%. Pada industri pengolahan dan pengawetan ikan, perubahan teknologi sebesar 17,32%. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kajian dan pengembangan teknologi menurut dimensi agribisnis komoditas perikanan dalam mendorong peningkatan produsksi dan pengembangan produk sektor perikanan.
Kata Kunci : Kontribusi, Permintaan Akhir, Teknologi, Sektor Perikanan.
Abstract : Contribution of Final Demand and Technology to the Fisheries Sector Output : An Input - Output approach. By: Risna Yusuf and Tajerin.
Research intended to ilutrate the contribution of final demand component and technology to the changes in output of the fisheries sector in Indonesia during 1990 - 2000 with Input - Output (I-O) Analytical Approach was carried out in 2007. The I-O tables of 1990,1995 and 2000 from CBS of Indonesia was used in this study. The results showed that there were positive contribution of final demand and technology to fisheries output charge. Technology change of -5,98% in marine fisheries give an output change of 124,91%, higher than national impact of 98,22%. It is similar to inland fisheries which technology change of -6,45% contribute to output change of 106,36%. On the other hand, technology change of 40,86% in drying and salting industres contribute to output change of 15,37% much lower than procesing and preseving industries which output change of 64,26% produced by technology change of 17,32%. In conclusion, assesment and development of technology by commodity dimension in agribusiness must be increased to push the production of fisheries sector.
Keywords : Contribution, Final Demand, Technology, Fisheries Sector.
Changes in the
¹
Jl. KS. Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Telp. 021 53650162/Fax. 021 53650159
Peneliti pada Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
I. PENDAHULUAN tingkat perubahan output dalam suatu
perekonomian, indikator ini sesungguhnya Pertumbuhan ekonomi merupakan salah juga memberikan indikasi sejauh mana satu bagian penting dari pembangunan aktifitas perekonomian yang terjadi pada nasional secara keseluruhan dengan tujuan periode tertentu telah memberikan tambahan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan pendapatan bagi masyarakat. Hal ini terjadi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang karena aktifitas perekonomian pada dasarnya tinggi merupakan salah satu indikator yang adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor sering digunakan untuk menganalisis kinerja produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Oleh perekonomian. Kendati indikator ini mengukur
k a r e n a i t u p e r e k o n o m i a n d i k a t a k a n sebesar 18 % pertahun.
Kajian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas
mengetahui kontribusi komponen permintaan jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor
akhir (konsumsi, investasi, pengeluaran produksi pada tahun tertentu lebih besar dari
pemerintah dan ekspor) dan teknologi tahun sebelumnya.
Salah satu indikator yang digunakan terhadap perubahan output sektor perikanan untuk menghitung tingkat pertumbuhan Indonesia selama periode 1990-2000. ekonomi adalah tingkat pertumbuhan angka- Diharapkan hasil kajian ini dapat digunakan angka pendapatan nasional seperti Produk sebagai bahan masukan bagi penentu Domestik Bruto (PDB) atau Produk National kebijakan peningkatan output sektor Bruto (PNB). Dalam praktek angka PDB lebih perikanan di Indonesia.
lazim digunakan karena batas wilayah
II. METODOLOGI perhitungan terbatas pada negara-negara
yang bersangkutan (domestik). Dengan
Landasan Teori demikian efektifitas kebijakan-kebijakan
Analisis data dalam kajian ini dilakukan ekonomi yang diterapkan pemerintah untuk
dengan pendekatan model input-output (I-O). mendorong efektifitas perekonomian dapat
Dalam prakteknya, model I-O merupakan dievaluasi.
salah satu alat analisis yang banyak Indonesia merupakan negara yang
digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, memiliki potensi perikanan cukup besar
seperti: ekonomi, geografi, regional science karena didukung oleh luas laut sekitar 5,8 juta
dan sebagainya. Analisis IO ini pertaman kali km² dengan potensi sumber daya ikan sebesar
dikembangkan oleh Professor Leontief dari 6,4 juta ton/tahun. Bertolak dari hal tersebut
Universitas Havard yang berhasil menyusun dapat dikatakan sektor perikanan merupakan
tabel IO Amerika Serikat. Atas karyanya, salah satu sektor ekonomi yang memiliki
Leontief memperoleh hadiah nobel bidang peranan dalam pembangunan ekonomi di ilmu ekonomi tahun 1973. Model IO tersebut Indonesia yakni dalam hal penyediaan
m e r u p a k a n p e n y e d e r h a n a a n d a r i lapangan pekerjaan, perolehan devisa dan keseimbangan umum (general equilibrium) penyediaan bahan pangan. Upaya - upaya
yang dikemukakan oleh Leon Wairas. Oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat
Leontief persamaan rumit dari teori melalui sektor perikanan telah dilakukan oleh
keseimbangan tersebut disederhakan pemerintah, salah satunya adalah dengan
sehingga menjadi model yang memungkinkan membentuk Departemen Kelautan dan untuk diterapkan secara empiris.
Perikanan (DKP) pada tahun 1999. Hadirnya Sesuai dengan namanya, model IO pada DKP adalah bukti tumbuhnya kesadaran dan dasarnya berisikan gambaran mengenai kemauan politik untuk membangun kelautan saling keterkaitan antara suatu sektor yang dan perikanan. Dengan adanya DKP, digunakan sebagai input, baik untuk diharapkan program - program pembangunan menghasilkan output sektor itu sendiri maupun kelautan dan perikanan dapat dijalankan sektor lain. Keterkaitan antara input dan secara sistematis. Selain itu harapan dan isu - output tersebut secara sederhana dapat isu yang muncul dalam bidang perikanan digambarkan dalam tabel transaksi seperti dapat secara fokus ditangani. Pada tahun tertera pada Tabel 1.
2005 pemerintah mengeluarkan kebijakan Sesuai dengan azas keseimbangan revitalisasi perikanan terkait dengan strategi umum yang melandasi konsep I-O, output pro-poor, pro-job, dan pro-growth. Strategi suatu sektor seluruhnya habis digunakan oleh tersebut turut mendorong sektor perikanan sektor lainnya (termasuk oleh sektornya dari sisi PDB yang mencapai kenaikan
sendiri) baik sebagai input antara untuk suatu gaji, termasuk pajak. Biaya yang dikeluarkan proses produksi lebih lanjut maupun untuk memperoleh barang dan jasa tersebut permintaan akhir, misalnya untuk konsumsi dalam table IO identik dengan input antara, rumah tangga dan pemerintah, investasi atau sedangkan upah dan gaji, keuntungan dan ekspor (Nazara, 1997). Dengan demikian pajak identik dengan input primer (nilai tambah total output sektor i (Xi) adalah jumlah output bruto). Dengan demikian total input suatu sektor adalah jumlah seluruh input antara sektor i yang digunakan sebagai input oleh
ditambah input primer, yang dalam bentuk sektor j (j = 1, 2, … n) ditambah dengan
notasi matriks ditulis sebagai: permintaan akhir, yang dalam bentuk notasi
matriks persamaan (1) tersebut dapat ditulis sebagai:
Aliran antara kegiatan usaha dari suatu sektor dengan sektor lainnya dapat ditransformasikan menjadi koefisien-koefisien Total output suatu sektor sama dengan
dengan mengasumsikan bahwa: (1) jumlah total input sektor tersebut: X = Xi j (untuk i = j).
berbagai pembelian adalah tetap untuk Dalam neraca produksi, keuntungan adalah
sebuah tingkat total keluaran (dengan kata selisih antara nilai penjualan dengan biaya
lain, tidak ada economic of scale); dan (2) tidak produksi. Biaya produksi dalam hal ini terdiri
ada kemungkinan substitusi antara sebuah dari atas dua bagian utama, yaitu: pertama,
bahan baku masukan dengan bahan baku biaya bahan baku, termasuk untuk jasa
masukan lainnya (dengan kata lain, bahan (misalnya angkutan, perbankan dan
baku masukan dibeli dalam proporsi yang sebagainya); kedua, biaya untuk upah dan
Tabel 1. Tabel Transaksi Input Output Antar Sektor. Table 1. Input Output Transaction Table According to Sectors.
Sumber: Perserikatan Bangsa-Bangsa (1988)/Source : United Nation (1998). Sektor Pembeli / Buyer Sector Sektor Penjual / Seller Sector 1 2 … N Permintaan Akhir/ Final Demand Total Output/ Total Output 1 X11 x12 … x1n F1 X1 2 X21 x22 … x2n F2 X2 … … … … … N xn1 xn2 xnn Fn Xn Input Primer V1 V2 … Vn Total Input X1 X2 … Xn
å
x
ij+
F
i=
X
i;"
i
=
1
,...,
n....(2)
dimana:x = Banyaknya output sektor i yang digunakan ij
sebagai input oleh sektor j / Output of sector I as input using by sektor j.
F = Permintaan akhir terhadap output sektori i/ Final demand to output of sector i
X = Total output sektor i/i Total output of sector i
å
x
ij+
V
j=
X
j;"
j
=
1
,...,
n....(3)
dimana:x = Banyaknya output sektor ij i yang digunakan sebagai input oleh sektor j/Output of sector i as input using by sektor j
V = Input primer (nilai tambah) sektor ji /Input primer of sektor j
X = Total output sektorj j/Total output of sektor .
tetap). Koefisien-koefisien tersebut adalah: pengganda berupaya melihat apa yang terjadi -1
Dimana (I-A) dinamakan sebagai terhadap variabel-variabel endogen tertentu matriks kebalikan Leontief. Matriks ini apabila terjadi perubahan variable-variabel merangkum seluruh dampak dari perubahan eksogen, seperti permintaan akhir di dalam produksi suatu sektor terhadap total produksi perekonomian yang meliputi: konsumsi rumah sektor-sektor lainnya ke dalam koefisien- t a n g g a , p e n g e l u a r a n p e m e r i n t a h , koefisien yang disebut sebagai pengganda pembentukan modal tetap (investasi), ( ) yang merupakan angka-angka yang perubahan stok dan ekspor (Nazara, 1997).
-1 terlihat di dalam matriks (I-A) .
Jenis dan Sumber Data Dari besaran nilai pengganda tersebut
Data yang digunakan dalam kajian ini dapat diketahui sejauhmana peranan sub
adalah data sekunder dari buku Tabel Input-sektor perikanan dan industri pengolahan
Ouput Tahun 2000 yang disusun oleh Badan hasil perikanan dalam perekonomian
Pusat Statistik (1994, 1999, 2004) berupa nasional. Angka pengganda dalam hal ini
”tabel transaksi domestik atas dasar harga berupa suatu koefisien yang menyatakan
produsen dalam satuan jutaan rupiah”. Untuk kelipatan dampak langsung dan tidak
dapat merekam kontribusi ekspor sub sektor langsung dari peningkatan permintaan akhir
perikanan dan industri pengolahan hasil suatu sektor sebesar satu unit terhadap
perikanan, dalam kajian ini digunakan Tabel produksi total semua sektor (Miller dan Blair,
Input-Output menurut klasifikasi 175 x 175 1985). Pada intinya, analisis angka
sektor untuk tahun 2000. Selanjutnya dari
ij
a
Tabel 2. Pengklasifikasian Kembali Sektor-Sektor dari Tabel Input-Output yang digunakan Menjadi Klasifikasi Matriks Ukuran 9 x 9 Sektor.
Table 2. Sectors Reclassification from Input -Output Table to 9 X 9 Matrix Classification. Sektor-Sektor dalam Tabel Input -Output /
Sectors in Input Output Table
Sektor/ Sectors Deskripsi/ Describtion 1990 1995 2000 1 2 3 4 5
Pertanian non perikanan /
Agriculture non fisheries
Perikanan primer/ Primary fisheries
Perikanan laut dan hasil perairan laut lainnya/ Marine fisheries sub sector and other marine fisheries product
Perikanan darat dan hasil perairan darat lainnya/ I nland fisheries sub sector and other inland fisheries product
Pertambangan dan penggalian/
Mining and quarrying
Industri pengeringan dan penggaraman ikan dan biota perairan lainnya/ Dried a nd salted processing industries sub sector 1 - 28 29 30 32 – 34 31 1 – 31 32; 34L90* ) 33; 34D90** ) 36 – 48 53 1 – 30 31; 33L00*** ) 32; 33D00**** ) 35 – 48 53
Tabel 2. lanjutan/Table 2. continued
Keterangan/Remarks:
)
* Proporsi output sektor 34 (udang) untuk sektor 29 sebesar 54,1% yang berasal dari udang hasil tangkapan di laut pada tahun 1995 (BPS, 2004b)/ Output proportion of 34 sector (Shrimp) for 29 sector is 54,1% from Shrimp from marine in 1995 (BPS, 2004b).
)
** Proporsi output sektor 34 (udang) untuk sektor 30 sebesar 45,9% yang berasal dari udang hasil budidaya tambak dan tangkapan di perairan umum pada tahun 1995 (BPS, 2004b)/ Output proportion of 34 sector (shrimp) for 30 sector is 45,9% from Shrimp from brackiswater pond and in land water in 1995 (BPS, 2004b).
)
*** Proporsi output sektor 34 (udang) untuk sektor 29 sebesar 54,5% yang berasal dari udang hasil tangkapan di laut pada tahun 2000 (BPS, 2004b)/ Output proportion of 34 sector (shrimp) for 29 sector is 54,5% from marine in 2000 (BPS, 2004b).
)
**** Proporsi output sektor 34 (udang) untuk sektor 30 sebesar 54,5% yang berasal dari udang hasil budidaya tambak dan tangkapan di perairan umum pada tahun 2000 (BPS, 2004b)/ Output proportion of 34 sector (shrimp) for 30 sector is 54,5% from brachkiswater pond and inland in 2000 (BPS, 2004b).
Sektor-Sektor dalam Tabel Input -Output /
Sectors in Input Output Table
Sektor/ Sectors Deskripsi/ Describtion 1990 1995 2000 6 7 8 9
Industri pengolahan dan pengawetan ikan dan biota perairan lainnya/ Processing and preserving industries sub sector
Industri pengolahan hasil pertanian non perikanan/
Agriculture non fisheries
processing industries
Industri pengolahan lainnya/
Other processing industries
Jasa dan sektor lainnya/ Service and others 48 47 – 47; 49 – 83 84 – 131 132 - 161 54 49 – 52; 55 - 91 92 – 139 35; 140 - 172 54 49 – 52; 55 – 93 94 – 141 34; 142 – 175 ...(1) d i d ij d i
x
F
X
=
+
t a b e l t e r s e b u t d i k l a s i f i k a s i k e m b a l i (reklasifikasi) dengan menggunakan teknik- Persamaan menurut kolom, agregasi, sehingga menjadi matriks dengan
klasifikasi 9 x 9 sektor, seperti tertera pada Tabel 2.
II. METODOLOGI
Dalam kajian ini, untuk menganalisis kontribusi ekspor sub sektor perikanan dan industri pengolahan perikanan dalam perekonomian nasional dilakukan dengan menggunakan pendekatan model input-output berdasarkan Tabel Input Output yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), berupa tabel domestik dengan sajian atas dasar harga produsen.
Persamaan yang dapat diturunkan dari tabel domestik di atas adalah:
- Persamaan menurut baris,j j ...(2)
d ij d j
x
M
V
X
=
+
+
dimana: dx = Input antara sektor ke-j yang berasal ij
dari produksi domestik sektor ke-i/Intermediary input of sector j from domestic production of sector i
d
F = Permintaan akhir yang berasal dari i
produksi domestik sektor ke-i/Final demand from domestic production of sector i
d
X = Output domestik sektor ke-i, untuk i = 1, i
2,.., n/Domestic output of sector i=1,2,.n
d
X = Input domestik sektor ke-j, untuk j = 1 .., j
n/Domestic input of sector j=2
M = Impor sektor ke-j, untuk j = 1, 2, ..., j
n/Import of sector j= 1,2,..n
V = Nilai tambah sektor ke-j, untuk j = 1, 2, j .
...
menjadi salah satu inti dari analisis IO. Efek p e n g g a n d a d i p e r o l e h d e n g a n mensubstitusikan persamaan (1) ke dalam persamaan (3) sehingga susunan mastriks-nya dapat ditulis kembali sebagai berikut: Isian sepanjang baris pada Tabel 1
memperlihatkan bagaimana output dari suatu sektor dialokasikan, yaitu sebagian untuk memenuhi permintaan antara dan sebagian lainnya untuk memenuhi permintaan akhir. Dalam model I-O, produksi yang dihasilkan oleh suatu sektor akan mempunyai dua jenis efek terhadap sektor produksi lainnya di dalam
perekonomian. Pertama, hubungan Kontribusi Permintaan Akhir dan Teknologi keterkaitan dari suatu sektor terhadap
sektor-Terhadap Perubahan Output. sektor lainnya yang produksinya digunakan
Analisis Input Output dengan penekanan sebagai input oleh sektor tersebut atau yang
pada dekomposisi perubahan output disebut sebagai daya penyebaran atau
(decomposition of output change). Dengan keterkaitan ke belakang. Kedua, hubungan
menggunakan model Dekomposisi Output keterkaitan dari suatu sektor terhadap
sektor-Manual PyIO pada Input output Analysis with sektor lainnya yang produksinya digunakan
sebagai input oleh sektor-sektor lainnya atau Pyton oleh Suahasil Nazara, et al. (1997) yang disebut derajat kepekaan atau mendekomposisi output didapat perubahan keterkaitan ke depan. Hubungan keterkaitan output (?X) yang didekomposisi menjadi tiga t e r s e b u t d a p a t d i j e l a s k a n d e n g a n komposisi yaitu antara lain : (1) Perubahan menggunakan koefisien teknis dan matriks Output karena kontribusi perubahan kebalikan Leontief.
permintaan akhir atau final demand; (2) Koefisien teknis merupakan proporsi
Perubahan output karena kontribusi input antara yang berasal dari sektor ke-i
perubahan teknologi; (3) Perubahan output terhadap total input sektor ke-j yang
karena kontribusi sinergi perubahan keduanya dirumuskan menjadi:
yaitu perubahan teknologi dan perubahan permintaan akhir (final demand) secara bersama-sama.
Output merupakan perkalian dari matriks invers Leontief dengan besaran final demand pada tahun tertentu dan apabila diselisihkan maka akan didapat selisih output pada dua tahun tersebut yang disingkat dengan Perubahan Output (?X).
Secara matematis dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jika nilai untuk seluruh sektor dapat dihitung, maka dapat disusun matriks koefisien teknis (A) yang merupakan dasar untuk perhitungan efek pengganda yang
j ij ij
X
x
a
=
...(3) ija
dimana:= Unsur-unsur matriks koefisien teknis sektor j/ Techmical coefisien matrix of sector j = Banyaknya ouput sektor i yang
digunakan sebagai input oleh sektor j /Output of sector i as input using by sector j
= Total input sektor j/ Total input of sector j ij
x
ijX
ija
dF
A
I
X
(
)
-1-=
...(4)dimana: I = matriks identitas ; A = matriks
d
koefisien teknis ; F = matriks permintaan
d
akhir domestik, F = F – M ; = matriks kebalikan Leontief.
1
)
(
--
A
I
?X = X - Xt 0 = BtFt – B F0 0 = (B +?B) (F +?F) – B F0 0 0 0 = B F + B ?F + ?BF + ?B?F – B F0 0 0 0 0 0 dimana : X = Output/Output?X = Perubahan Output/Output change B = Invers Matrik Leontif /Leontif Matrix
sinergi keduanya dari dalam sektor itu sendiri; dan (6) efek sinergi keduanya dari luar sektor tersebut.
Secara umum hasilnya adalah bahwa perubahan output ketiga komponen tersebut terjadi karena disebabkan oleh perubahan pada komponen final demand. Untuk sektor pertanian faktor sinergi dalam mempengaruhi perubahan output selalu rendah. Sedangkan untuk sektor perdagangan dan sektor jasa mengalami variasi terutam pada tahun 1958-1967. Stanley J Feldmn, David Mcclain, Karen P a l m e r m e l a k u k a n k a j i a n d e n g a n menggunakan metode dekomposisi output sektor-sektor indutri. Kajian ini menggunakan tabel input output Amerika Serikat dengan 400 sektor Tahun 1963 sampai dengan 1978. Hasilnya adalah hampir 80% dari 400 industri dimana faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan outputnya adalah karena faktor perubahan pada final demand. Dan koefisien Hal ini senada dengan hasil kajian Sonis input output yang dalam hal ini teknologi lebih dan Hewings yang berjudul ”Source of b e r p e r a n d a l a m m e m u n c u l k a n a t a u Structural Change in input-output system : A menurunkan final demand lebih penting field of influence approach”. Pada kajian daripada pengembangan kontribusi teknologi. tersebut juga melakukan dekomposisi output
III.HASIL DAN PEMBAHASAN dari table input output Amerika Serikat dari
tahun 1947-1977. dekomposisi dilakukan
Hasil pengolahan analisis data mengenai pada beberapa tahap periode 1947-1958,
kontribusi permintaan akhir dan teknologi 1958-1963, 1963-1967, 1967-1972,
1972-serta sinergi dari permintaan akhir dan 1977. dengan aggregasi sektor menjadi 3
teknologi terhadap perubahan output sektor sektor besar yaitu sektor pertanian, sektor
perikanan selamam periode 1990-2000 tertera industri dan sektor jasa. Sonis, et al.
secara ringkas pada Tabel 3,4 dan 5. Mendekomposisi tiga sektor input output
Pada kajian perubahan output ini akan Amerika Serikat menjadi efek Final Demand,
menyajikan hasil dekomposisi terhadap efek teknologi dan efek sinergi antara final
pertumbuhan output masing-masing sektor demand dan teknologi secara bersama-sama.
berdasarkan 4 (empat) sumber pertumbuhan Kemudian dikembangkan menjadi 1)
output yaitu substitusi impor (IS), perubahan decomposition of total gross output change, 2)
teknologi (TC), perubahan permintaan akhir decomposition of self-generate gross output
domestik (DD) dan perluasan ekspor (EE). change, 3) decomposition of non self-generate
Permintaan akhir domestik terdiri dari gross output change.
k o n s u m s i s w a s t a ( D D 1 ) , k o n s u m s i Sonnies, et al. (1996) Mengembangkan
pemerintah (DD2), investasi (DD3) dan menjadi enam dekomposisi yaitu : (1) efek final
perubahan stock (DD4). demand dari dalam sektor itu sendiri; (2) efek
Suatu sumber pertumbuhan dikatakan final demand dari luar sektor itu; (3) efek
dominan jika memberikan kontribusi terbesar teknologi dari dalam sektor itu sendiri; (4) efek
terhadap pertumbuhan output suatu sektor. teknologi dari luar sektor tersebut; (5) efek
B = Invers Matrik Leontif pada tahun. t/Leontif Matrix Invers at t period. B0 = Invers Matriks Leontif pada tahun 0
(dasar) / Leontif Matrix Invers at base year.
Ft = Final demand pada tahun t /Final demand at t period.
F0 = Final demand pada tahun 0 (dasar) / Final demand at base period. ?F = Perubahan final demand /Change of
final demand.
?X = Perubahan Matrik Leontif atau perubahan teknologi / Change of Leontif Matrix or technology.
Tabel 3. Kontribusi Permintaan Akhir, Teknologi dan Sinergi Keduanya (Permintaan Akhir dan Teknologi) Terhadap Perubahan Output Sektor Perikanan dan Sektor Lainnya dalam Perekonomian Nasional tahun 1990-1995.
Table 3. Contibution of Final Demand, Technology and Synergy of Both Factors to Output Change of Fisheries and Other Sectors in National Economics, 1990 - 1995.
Sumber : Hasil analisis data I-O tahun 1990-1995/Source : Analysis of I-O data;1990-1995 .
Jika pada sebuah sektor yang dominant yang digerakkan oleh permintaan antara adalah EE maka sektor tersebut dapat disebut (intermediate-demand-driven sector) dan jika sebagai sektor yang berorientasi pada ekspor DD dominan maka disebut sebagai sektor (export-oriented sector); jika IS yang dominan yang digerakkan oleh permintaan akhir disebut sebagai sektor yang berorientasi pada domestic (domestic-demand-driven sector).
Untuk mengetahui pergeseran sumber substitusi impor (import-substituting sector);
pertumbuhan yang dominan dan sektor jika TC yang dominan disebut sebagai sektor
Sektor/ Sectors Permintaan Akhir/ Final Demand (%) Teknologi/ Technology (%) Gab.Permintaan Akhir dan Teknologi / Synergy of Final Demand and Technology (%) Total (%)
Pertanian non perikanan/
Non fisheries agriculture
188.0283493 -31.019498 -57.00885127 100 Perikanan laut/ Marine
fisheries
116.9652319 -5.1299037 -11.83532819 100 Perikanan darat/ Inland
fisheries
79.71767534 8.5968494 11.68547525 100 Pertambangan dan
penggalian / Mining and quarrying
192.6442052 -44.698861 -47.9453446 100
Industri pengeringan dan penggaraman ikan/ Dried and salted processing industries
100.0936283 0.0040456 -0.097673886 100
Industri pengolahan dan pengawetan ikan/
Processing and preserving industries
96.01750925 1.7518926 2.230598141 100
Industri pengolahan hasil pertanian non perikanan/
Agriculture non fisheries processing industries
81.4885092 9.93996 8.571530792 100
Industri pengolahan lainnya/ Other processing industries
79.88894323 11.886989 8.224067782 100
Jasa dan sektor lainnya/
Service and others
93.66687709 4.3755711 1.957551843 100 Keseluruhan sektor/ All
sectors
Sektor/ sectors Permintaan Akhir/ final demand Teknologi/ technology Gab.Permintaan Akhir dan Teknologi / synergy of final demand and technology
Total
Pertanian Non Perikanan/
Non Fisheries Agriculture
188.0283493 -31.019498 -57.00885127 100 Perikanan Laut/ Marine
Fisheries
116.9652319 -5.1299037 -11.83532819 100
Perikanan Darat/ Inland Fisheries
79.71767534 8.5968494 11.68547525 100
Pertambangan
&Penggalian / Mining and Quarrying
192.6442052 -44.698861 -47.9453446 100
Industri Pengeringan dan Penggaraman Ikan/ Dried and Salted Processing Industries
100.0936283 0.0040456 -0.097673886 100
Indus. Pengolahan & Pengawetan Ikan/
Processing and Preserving Industries
96.01750925 1.7518926 2.230598141 100
Indus.Pengolahan Hasil Pertanian non Perikanan/
Agriculture Non Fisheries Processing Industries
81.4885092 9.93996 8.571530792 100
Industri Pengolahan Lainnya/ Other Processing Industries
79.88894323 11.886989 8.224067782 100
Jasa dan sektor lainnya/
Service and Others
93.66687709 4.3755711 1.957551843 100 Keseluruhan Sektor/ All
Sectors
114.2789921 -4.9214394 -9.357552683 100
memberikan kontribusi cukup signifikan Selama kurun waktu 5 (lima) tahun (sejak terhadap pertumbuhan output maka periode tahun 1990 hingga 1995) permintaan akhir analisis 1990-2000 akan dibagi ke dalam perikanan laut mengalami perubahan output 2(dua) sub periode yaitu periode 1990-1995 sebesar 116,96% melebihi perubahan rata-dan sub periode 1995-2000. rata nasional yaitu sebesar 114,27% (Tabel 4).
Tabel 4. Kontribusi Permintaan Akhir, Teknologi dan Sinergi Keduanya (Permintaan Akhir dan Teknologi) Terhadap Perubahan Output Sektor Perikanan dan Sektor Lainnya dalam Perekonomian Nasional tahun 1995-2000 (%).
Table 4. Contribution of Final Demand, Technology and Synergy of Both Factors to Output Change of Fisheries and Other Sectors in National Economics, 1995-2000.
Sektor/ Sectors Permintaan Akhir / Final Demand Teknologi / Technology Gab.Permintaan Akhir dan Teknologi / Synergy of Final Demand and Technology Total Pertanian non
perikanan /Non fisheries agriculture
-88.847127 517.686632 -328.8395 100
Perikanan laut /Marine fisheries
134.057886 -30.037531 -4.0203549 100
Perikanan darat /Inland fisheries
35.609034 69.9504135 -5.5594475 100
Pertambangan
& penggalian /Mining and quarrying
98.3884039 14.3622343 -12.750638 100
Industri pengeringan dan penggaraman Ikan/Dried and salted processing industries
-279.25787 372.805058 6.45281238 100
Indus. pengolahan & pengawetan ikan /
Processing and preserving industries
27.1166468 77.8050299 -4.9216767 100
Indus.pengolahan hasil pertanian non perikanan /
Non fisheries agriculture processing industries
63.9244569 27.4908354 8.58470767 100
Industri pengo lahan lainnya / Oher processing industries
121.242292 -4.791888 -16.450404 100
Jasa dan sektor lainnya/
Service and other sectors
44.5301374 60.6193972 -5.1495346 100
Keseluruhan sektor / All sectors
17.4182066 122.876687 -40.294893 100 Sumber : hasil analisis data I-O tahun 1995-2000/Source : Analysis of I-O data;1990-1995.
Sedangkan untuk perubahan teknologi pada o u t p u t s e b e s a r 1 0 0 , 0 9 % m e n d e k a t i perikanan laut sebesar -5,12%. Hal ini terjadi perubahan rata-rata nasional sedangkan karena pada periode tersebut teknologi yang teknologi yang digunakan pada indutri digunakan pada perikanan laut dapat pengeringan dan penggaraman ikan d i k a t a k a n t e l a h “ u s a n g ” d a n t i d a k mengalami perubahan output sebesar menyebabkan produktivitas perikanan laut 0,004%. Pada industri pengolahan dan meningkat. Sedangkan untuk perikanan darat, pengawetan ikan, permintaan akhirnya permintaan akhirnya mengalami perubahan mengalami perubahan output sebesar 96,01% output sebesar 79,71% sedangkan teknologi sedangkan perubahan teknologi yang perikanan darat mengalami perubahan digunakan pada industri pengolahan dan sebesar 8,59%. Dibandingkan dengan sektor pengawetan ikan sebesar 1,75%.
Selama periode waktu 5 (lima) tahun industri pengeringan dan penggaraman ikan,
(sejak tahun 1995 hingga 2000) permintaan permintaan akhir mengalami perubahan
Sumber : Hasil analisis data I-O tahun 1990-2000/Source : Analysis of I-O data;1990-1995. Tabel 5. Kontribusi Permintaan Akhir, Teknologi dan Sinergi Keduanya (Permintaan Akhir
dan Teknologi) Terhadap Perubahan Output Sektor Perikanan dan Sektor Lainnya dalam Perekonomian Nasional tahun 1990-2000 (%).
Table 5.Contribution of Final Demand, Technology and Synergy of Both Factors to Output Change of Fisheries and Other Sectors in National Economics 1990- 2000.
Sektor / Sectors Permintaan Akhir /Final Demand Teknologi / Technology Gab.Permintaan Akhir dan Teknologi /Synergy of Final Demand and Technology Total
Pertanian non perikanan / non fsheries agriculture
153.3836111 -24.701047 -28.682564 100 Perikanan laut /Marine
fisheries
124.9137467 -5.9866214 -18.927125 100 Perikanan darat / Inland
fisheries
106.3609125 -6.4514693 0.0905568 100 Pertambangan &penggalian /
Mining and quarrying
163.8035761 -18.296815 -45.506761 100 Industri pengeringan dan
penggaraman Ikan/ Dried and salted processing industries
15.37207414 40.866804 43.7611215 100
Indus. Pengolahan &
Pengawetan Ikan/ Processing and Preserving Industries
64.26384579 17.321535 18.4146195 100
Indus.pengolahan ha sil pertanian non perikanan / Non fisheries agriculture processing industries
90.62765945 5.0553265 4.31701401 100
Industri pengolahan lainnya / Other processing industries
91.34451342 5.388441 3.26704555 100 Jasa dan sektor lainnya/ Service
and other sect or
73.99765213 13.592321 12.4100273 100 Keseluruhan sektor / All sectors 98.22973237 2.9764971 -1.2062295 100
akhir perikanan laut mengalami perubahan sebesar 64,26% sedangkan perubahan output sebesar 134,05% melebihi perubahan teknologi yang digunakan pada industri rata-rata nasional sebesar 17,41% (Tabel 5). pengolahan dan pengawetan ikan sebesar Sedangkan untuk perubahan teknologi pada 17,32%.
perikanan laut sebesar 30,03%. Sedangkan
I V. K E S I M P U L A N D A N I M P L I K A S I untuk perikanan darat, permintaan akhirnya
KEBIJAKAN mengalami perubahan output sebesar 35,60%
sedangkan teknologi perikanan darat
Kesimpulan mengalami perubahan sebesar 69,95%.
Kontribusi permintaan akhir perikanan Dibandingkan dengan sektor industri
laut mengalami perubahan output sebesar pengeringan dan penggaraman ikan,
124,91% melebihi perubahan rata-rata permintaan akhir mengalami perubahan
nasional yaitu sebesar 98,22%. Sedangkan output sebesar -279,25% sedangkan
untuk perubahan teknologi pada perikanan teknologi yang digunakan pada indutri
laut sebesar -5,98%. Pada perikanan darat, pengeringan dan penggaraman ikan
permintaan akhirnya mengalami perubahan mengalami perubahan output sebesar
output sebesar 106,36%, sedangkan teknologi 372,80%. Pada industri pengolahan dan
yang digunakan pada perikanan darat sebesar pengawetan ikan, permintaan akhirnya
-6,45% mengalami perubahan output sebesar 27,11%
Dibandingkan dengan sektor industri sedangkan perubahan teknologi yang
pengeringan dan penggaraman ikan, digunakan pada industri pengolahan dan
permintaan akhir mengalami perubahan pengawetan ikan sebesar 77,80%.
output sebesar 15,37%, sedangkan teknologi Selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun
yang digunakan pada indutri pengeringan dan (sejak tahun 1990 hingga 2000) permintaan
penggaraman ikan mengalami perubahan akhir perikanan laut mengalami perubahan
output sebesar 40,86%. Pada industri output sebesar 124,91% melebihi perubahan
pengolahan dan pengawetan ikan, permintaan rata-rata nasional yaitu sebesar 98,22% (Tabel
akhirnya mengalami perubahan output 5). Sedangkan untuk perubahan teknologi
sebesar 64,26% sedangkan perubahan pada perikanan laut sebesar -5,98%.
teknologi yang digunakan pada industri Sedangkan untuk perikanan darat, permintaan
pengolahan dan pengawetan ikan sebesar akhirnya mengalami perubahan output
17,32%. sebesar 106,36% sedangkan teknologi yang
Dengan kata lain, teknologi yang digunakan pada perikanan darat sebesar
-digunakan pada perikanan primer (perikanan 6,45%. Hal ini mengindikasikan bahwa
laut dan perikanan darat) ”usang”, namun teknologi yang digunakan pada perikanan laut
permintaan akhir pada perikanan primer dan perikanan darat tidak dapat meningkatkan
melebihi rata-rata nasional. Sedangkan pada produktivitas dalam arti bahwa teknologi
perikanan sekunder (industri pengeringan dan tersebut telah “usang” Dibandingkan dengan
penggaraman ikan dan industri pengolahan sektor industri pengeringan dan penggaraman
dan pengawetan ikan) terjadi hal yang ikan, permintaan akhir mengalami perubahan
sebaliknya, dimana teknologi yang digunakan output sebesar 15,37% sedangkan teknologi
tumbuh di atas rata-rata nasional, namun yang digunakan pada indutri pengeringan dan
perubahan permintaan akhirnya di bawah penggaraman ikan mengalami perubahan
rata-rata nasional. output sebesar 40,86%. Pada industri
pengolahan dan pengawetan ikan, permintaan Implikasi Kebijakan akhirnya mengalami perubahan output
Proses pembangunan ekonomi akan Output Indonesia 1990. Jilid I, II dan III. Biro Pusat Statistik. Jakarta.
selalu dihadapkan pada permasalahan
Biro Pusat Statistik (BPS). 1999. Tabel Input-d i a n t a r a n y a p e r t u m b u h a n e k o n o m i .
Output Indonesia 1995. Jilid I, II dan III. Pertumbuhan ekonomi suatu sektor akan lebih
Biro Pusat Statistik. Jakarta. baik jika mendapat kontribusi dari permintaan
Badan Pusat Statistik (BPS). 2004a. Tabel akhir (konsumsi, investasi, pengeluaran
Input-Output Indonesia 2000. Jilid I, II pemerintah dan ekspor) dan teknologi yang dan III. Badan Pusat Statistik. Jakarta. digunakan. Mengingat bahwa kontribusi Badan Pusat Statisitik (BPS). 2004b. permintaan akhir baik dari perikanan laut, Indikator Ekonomi Makro Sektor Kelautan perikanan darat, industri pengeringan dan dan Perikanan Tahun 1990 – 2000. Buku penggaraman ikan, industri pengolahan dan I. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Miller, E. Ronald and Blair, D. Peter. 1985. pengawetan ikan lebih besar terhadap
Input-Ouput Analysis: Foundations and perubahan output dibandingkan dengan
Extentions. Precentice Hall Inc. 464 pp. perubahan rata-rata nasional, sedangkan
Nazara, S. 1997. Analisis Input Output. teknologi yang digunakan dalam perubahan
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi output tersebut telah ”usang”. Oleh karena itu
Universitas Indonesia. Jakarta. 130 perlu adanya peningkatan kajian dan halaman.
pengembangan teknologi menurut dimensi Sonis, M., Hewings, G.JD., and Guo, J (1996). agribisnis komoditas perikanan dalam Source of Structural Change in Input-mendorong peningkatan produksi dan Output Systems : A Field of Influences pengembangan produk sektor perikanan. Approach. Economic Systems Research,