• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagram 3.1. Kerangka Berpikir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diagram 3.1. Kerangka Berpikir"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

3. PERANCANGAN BANGUNAN

3.1. Kerangka Berpikir

(2)

3.2. Masalah Desain

Sesuai dengan judul dari dari proyek ini yaitu Fasilitas Wisata Edukasi, Pembudidayaan, dan Penelitian Lebah Madu di Trawas, Mojokerto, proyek ini merupakan tempat wisata yang memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat segala hal tentang lebah madu, pembudidayaannya, serta proses yang benar dan tepat dalam menyajikan hasil-hasil lebah madu hingga menjadi produk yang dapat dikonsumsi dan bermanfaat bagi manusia. Proyek ini diharapkan dapat menjadi salah satu objek wisata yang berbeda dan menarik di Trawas, yang memberikan alternatif tempat untuk mencari informasi, santai, dan terapi pengobatan dengan suasana alam, serta dapat menumbuhkan rasa cinta dan dekat dengan alam. Selain itu, terdapat pula tempat penelitian yang menunjang wisata edukasi lebah madu ini sehingga dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan tentang perlebahan bagi peternak kecil di Trawas.

Untuk mewujudkan tujuan di atas, dibutuhkan sebuah fasilitas wisata edukasi, pembudidayaan, dan penelitian lebah madu yang didesain edukatif dan terinspirasi dari kehidupan lebah yang unik sehingga dapat memberikan pengalaman baru bagi pengunjung. Desain bangunan harus dapat mengajak masyarakat untuk belajar dengan mudah, menyenangkan, serta menimbulkan rasa ingin tahu di setiap alur edukasi yang tersedia pada fasilitas ini. Selain itu juga harus membuat pengunjung dapat merasakan suasana santai dan nyaman melalui kehadiran fasilitas wisata penunjang. Jadi, diharapkan masyarakat mendapatkan pengetahuan dan informasi yang berguna dan terus mengalami perkembangan dengan kehadiran fasilitas penelitian, sehingga masyarakat tertarik untuk datang kembali untuk mendapatkan update informasi tentang lebah dan pembudidayaannya maupun bersantai menikmati fasilitas penunjang yang tersedia.

3.3. Pendekatan Perancangan

Dengan adanya masalah desain seperti yang telah dijelaskan di atas, maka pendekatan perancangan yang sesuai adalah pendekatan bioarchitecture. Bioarchitecture adalah salaha satu ilmu arsitektur yang menjadikan alam sebagai

(3)

sumber inspirasi dalam mendesain. Alam mempunyai beragam bentuk dan sistem yang ketika diteliti, mengandung hal yang luar biasa di balik setiap bentuk, warna, serta segala hal di dalamnya. Dengan pendekatan ini, maka alam menjadi sumber inspirasi dalam mendesain, di mana setiap bentuk, warna, ruang, struktur, sistem didesain fungsional. Pendekatan ini juga dapat menyadarkan kita untuk menanamkan rasa cinta terhadap alam yang telah didesain luar biasa oleh Sang Arsitek Agung sehingga mampu memberikan ilham serta inspirasi dalam mendesain karena segala sesuatunya diciptakan sempurna pada awalnya. Selain itu, dengan pendekatan ini, diharapkan konsep dan bentuk yang ada dapat menjadi media pembelajaran bagi pengunjung karena diambil dari keunikan sarang lebah yang ditransformasikan dan diwujudkan langsung ke dalam bangunan.

3.4. Konsep Perancangan dan Transformasi

Konsep desain fasilitas ini terinspirasi dari keunikan hidup lebah. Kehidupan lebah yang paling unik dan menarik adalah di dalam sarangnya. Oleh sebab itulah, sarang lebah dipakai sebagai inspirasi dalam mendesain fasilitas ini dengan meneliti dan menggali lebih dalam serta mencari maksud di balik setiap bentuk dan fungsi dari sarang lebah. Sarang lebah memiliki beberapa karakter yang menarik, yaitu:

a. Sarang lebah selalu menggantung di atas pohon/ di bawah tanah (“terlindungi alam”). Maksud di balik fakta tersebut adalah kenyamanan thermal dan layering, pemakaian building envelope untuk mengkondisikan kenyamanan thermal. “Layering is the most effective way of dealing with diurnal and seasonal changes in weather condition...” (Williams, 119).

Sirkulasi yang terjadi dimulai dari entrance, nest entry, penjagaan, area pekerja, ratu/jantan. Sirkulasi ini berlayer dan memiliki efisiensi dengan hanya terdapat satu nest entry sehingga penjagaan fokus di satu titik.

(4)

Gambar 3.1. Penampang sarang lebah di atas pohon dan di bawah tanah Transformasi konsep ke dalam perancangan adalah dengan penggunaan façade dan building envelope (dinding, atap) yang didesain berlayer. Dinding didesain berlayer dengan penggunaan dinding hexagonal berongga yang sekaligus berfungsi sebagai pot serta media perambatan tanaman. Layer dinding ini dapat berfungsi sebagai penyejuk, penyaring, penahan angin, melembutkan cahaya/konsentrasi cahaya, serta mereduksi panas. Atap juga didesain berlayer (tidak satu level ketinggian) sehingga dapat memasukkan cahaya matahari dan udara. Hal ini membantu pencahayaan dan penghawaan alami untuk ruang-ruang dalam dengan denah segienam. Fasilitas ini didesain dengan hanya mempunyai satu entrance building untuk memudahkan pengawasan dan keamanan, serta efisiensi tenaga pekerja keamanan. Sirkulasi pengunjung didesain berlayer dengan pemisahan pengguna antara pengunjung wisata edukasi lebah, wisata kolam renang (penunjang), pengunjung umum (resto serta perawatan dan pengobatan), serta pengunjung auditorium ketika ada penyuluhan dari hasil penelitian. Sirkulasi berlayer juga dapat menciptakan kenyamanan sirkulasi pengunjung, mengingat bahwa proyek ini dibangun di tanah berkontur. Dengan penggunaan layer, integrasi terhadap kontur (layer) menjadi lebih menyatu. Layer ini juga diterapkan dalam mendesain peletakkan ruang dan denah serta ruang luar atau lansekap.

(5)

b. Sarang lebah mempunyai layer yang selalu miring 13° agar madu tidak tumpah. Maksud dari bentuk tersebut adalah faktor keamanan dalam menyimpan madu, kemudahan pergerakan di dalam sarang, penyaring benda dan suhu, serta mengurangi kecepatan angin.

Gambar 3.2. Penampang sarang dengan kemiringan layer 13º

Prinsip ini diterapkan dengan memanfaatkan level kontur dalam mendesain peletakkan dan bentuk massa serta sirkulasi yang dapat memudahkan pergerakan atau sirkulasi di dalam tapak, serta mengurangi kecepatan angin atau membelokkan angin. Penggunaan ramp pada sirkulasi akan memudahkan pengunjung, terutama untuk orang tua dan disable atau pengguna kursi roda.

(6)

c. Terdiri dari panel-panel tipis hexagonal yang selalu terisi dan fungsional. Maksud dari bentuk ini adalah kestabilan bentuk karena segienam sama sisi terdiri atas bentuk segitiga. Bentuk segienam tersebut memungkinkan untuk memaksimalkan efektivitas ruang dan efisiensi material. Panel-panel tersebut juga mudah didinginkan dan dipanaskan karena mempunyai luas yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk geometri lainnya dengan sisi yang sama.

Bentuk segienam ini diterapkan dalam penataan massa dengan menggunakan grid segitiga sama sisi yang membentuk segienam. Bentuk setiap massanya mengikuti grid tersebut. Grid dibuat setiap 3 meter ∞ 6 meter yang disesuaikan material, modul struktur, serta besaran ruang. Penggunaan elemen segienam dalam perancangan denah, dinding façade, detail, interior, serta pola ruang luar. Penggunaan bentuk segienam dalam denah memberi keuntungan dalam memberikan banyak alternatif pembukaan (6 sisi) dan cross ventilation, sehingga ketika sisi dinding yang menghadap barat diberi barier terhadap pemasukkan panas matahari, maka masih terdapat 5 sisi lainnya.

d. Dibentuk dari lilin dan perekat yang dikeluarkan tubuhnya. Maksudnya adalah adanya kegiatan reuse siklus. Prinsip reuse digunakan untuk mendukung sistem irigasi tanaman di dalam tapak, khususnya tanaman yang terdapat di peternakan dengan mengolah grey water sehingga dapat dimanfaatkan kembali. Selain itu, terdapat pengolahan sampah organik menjadi pupuk untuk tanaman di dalam tapak serta ke depannya digunakan untuk membantu penyediaan pupuk bagi petani setempat.

e. Ruang/kamar untuk ratu sebagai sumber kehidupan berada di tengah dan paling besar ukurannya. Ruang lebah jantan dekat dengan ratu dan terbesar kedua, ruang lebah pekerja berada di sepanjang tepi sarang (memusat kemudian menyebar) dan ukurannya paling kecil. Hal ini mengandung maksud besaran ruang tergantung ukuran penghuninya sehingga terjadi efektivitas ruang serta efisiensi terhadap sirkulasi di dalam sarang sesuai dengan aktivitas yang terjadi di dalam sarang.

(7)

Gambar 3.3. Besaran ruang/kamar di dalam sarang lebah

Prinsip ini diterapkan dalam zoning serta besaran ruang berdasarkan aktivitas yang terjadi. Wisata utama (edukasi lebah) merupakan inti dari proyek ini dan mempunyai porsi yang lebih besar serta aktivitas yang lebih kompleks sehingga peletakkan massanya berada di tengah (galeri informasi). Wisata penunjang merupakan pendukung wisata utama (resto, perawatan, pengobatan), sehingga letaknya harus dekat dengan wisata utama. Yang merupakan zona pekerja adalah office, karyawan, service, penelitian, dan security. Zona pekerja ini, khususnya karyawan, dibuat memusat kemudian menyebar ke setiap fasilitas sehingga hanya ada satu loker karyawan. Hal ini memberikan efisiensi ruang. 3.5. Program Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang dalam fasilitas ini meliputi:

3.5.1. Fasilitas Utama

Fungsi utama dari fasilitas ini adalah wisata edukasi. Fasilitas wisata edukasi ini dimulai dari memberikan informasi dan pengetahuan secara verbal dan visual sampai prakteknya secara langsung, setelah itu pengunjung diajak untuk menikmati secara langsung produk-produk lebah. Berikut penjabaran dari kegiatan-kegiatan yang ditawarkan beserta ruang-ruangnya:

a. Kegiatan memberikan informasi tentang lebah dan kehidupannya secara verbal dan visual, yaitu:

1. Ruang galeri 2. Ruang audiovisual

(8)

3. Ruang perpustakaan 4. Taman replika lebah

b. Kegiatan memberikan informasi dan pengetahuan tentang lebah secara langsung (praktek), yaitu:

1. Area peternakan 2. Industri pengemasan

c. Kegiatan perawatan dan pengobatan dengan media madu dan sengat lebah, yaitu:

1. Ruang spa dan massage, terdiri dari spa personal dan spacouple. 2. Ruang pengobatan sengat

3. Ruang salon, terdiri dari area cuci rambut, perawatan rambut, dan wajah.

d. Kegiatan menikmati makanan dan minuman hasil olahan produk lebah dengan bahan utama madu, yaitu:

1. Restoran 2. Dapur

3.5.2. Fasilitas Penunjang a. Kolam renang

1. Ruang filter

2. Loker, ruang bilas, dan ruang ganti

b. Retail shop dan toko yang menjual produk alami dan olahan lebah serta souvenir berkonsep lebah.

3.5.3. Fasilitas Umum dan Servis 3.5.3.1. Fasilitas Umum

a. Main hall / lobi b. Side lobby

c. Information centre

d. Money exchange

e. Ruang tunggu f. Ruang ATM

(9)

g. Toilet umum

h. Musholla

i. lost and found

j. front office dan ruang tiket 3.5.3.2. Fasilitas Pengelola a. R. Presiden direktur b. Manager c. Asisten manager d. Sekretaris e. Accounting

f. Kabag. dan staff sales marketing g. Kabag. dan staff PR

h. Kabag. dan staff admin

i. Kabag. dan staff perawatan&keamanan j. pantry k. R. Duduk l. R. Arsip m. Gudang n. R. Rapat o. Toilet p. R. Loker 3.5.3.3. Fasilitas Servis

a. R. Pengolahan limbah cair b. R. Pengolahan limbah padat c. Tandon PDAM

d. R. Pompa e. Genset

f. Loading dock

g. R. keamanan dan kontrol h. R. Panel dan sub panel

(10)

i. R.PLN j. R.Trafo

k. Gudang bahan bakar

l. R. Tinggal karyawan (5-10 orang) m. R. Dapur dan ruang makan

3.5.3.4. Fasilitas Penelitian a. R.Trainning b. R. Auditorium c. R. Laboratorium d. R.Studio kecil e. WC/KM f. R. Penginapan peneliti 3.5.3.5. Fasilitas Parkir

a. Parkir karyawan (mobil dan motor/sepeda)

b. Parkir pengunjung (mobil, motor/sepeda, dan bus) c. Parkir peneliti (mobil dan motor/sepeda)

3.6. Zoning Bangunan

Berdasarkan analisa tapak dan urutan kegiatan yang ingin disajikan di dalam fasilitas ini, maka zoning pada tapak dirancang seperti pada gambar 3.4.

(11)

Keterangan:

Gambar 3.4. Pembagian Zoning (sambungan)

Fasilitas ini dibagi menjadi 3 zona yaitu zona wisata utama/ ratu, wisata penunjang/ jantan, dan servis/pekerja.

a. Area wisata utama adalah area yang hanya bisa diakses oleh pengunjung yang mempunyai tiket wisata lebah. Yang termasuk di dalam area ini adalah galeri, audiovisual, perpustakaan, taman replika lebah, hall peternakan, plaza peternakan, peternakan, dan industri pengemasan, serta resto dan perawatan pengobatan sengat lebah. Peternakan dan perkebunan diletakkan di sepanjang sisi timur dan selatan agar dekat dengan hutan sebagai sumber pakan lebah dan mendapatkan sinar matahari cukup serta jauh dari jalan. Area wisata utama ini diletakkan di tengah, dekat dengan wisata penunjang dan servis/pekerja yang keduanya menunjang kegiatan wisata utama/ratu.

b. Area wisata penunjang/jantan adalah area yang dapat diakses umum tanpa harus mengikuti kegiatan tour wisata edukasi lebah, yaitu wisata kolam renang dan toko. Wisata penunjang ini terbagi dalam 2 area. Area pertama berada pada level 1 dengan pengguna fasilitas kolam renang dapat dicapai oleh pengunjung yang mempunyai tiket kolam renang. Toko dan area kolam renang yang

(12)

merupakan pusat keramaian diletakkan di paling depan yang terlihat dari Jalan Arca untuk menarik perhatian dari jalan, mengingat tapak agak menjorok ke dalam. Selain itu, view di sisi utara sangat indah berupa pegunungan, sehingga pengunjung dpat menikmati makanan sambil melihat pemandangan.

c. Area servis/pekerja terdiri dari ruang karyawan, penelitian, office, dan servis. Office atau ruang pengelola diletakkan di dalam massa lobi.

3.7. Penataan dan Bentukan Massa

Penataan massa diatur dengan menggunakan grid segitiga sama sisi dengan sisi 3m ∞ 6m. Grid ini membentuk bentukan denah dan massa serta ruang luar yang berpola segi enam. Pola segi enam ini dapat berbeda-beda anatara massa yang satu dengan lainnya, sehingga pengunjung tidak merasa bosan ketika melakukan perjalanan. Meskipun demikian, setiap massa tetap disatukan oleh satu bentuk yang selalu sama di setiap massanya agar terlihat menyatu dan pola grid tetap terasa sehingga tetap ada sebuah keteraturan. Bentuk denah, bentuk massa, façade, dan penataan massanya berlayer, disesuaikan dengan prinsip yang diambil dari sarang lebah.

Gambar 3.5. Bentukan denah berlayer

Bentuk denah terlihat berbeda namun disatukan oleh pola yang sama yaitu setiap massa selalu diawali dengan hall, setelah itu menyebar ke ruang-ruang. Bentuk massa dan façade disatukan oleh kehadiran dinding segienam yang terpotong.

(13)

Gambar 3.6. Bentukan massa dengan dinding segi enam

Gambar 3.7. Penataan massa dengan grid segitiga sama sisi 3m∞6m

3.8. Penataan Sirkulasi

Sirkulasi kendaraan masuk (panah merah) melalui entrance yang berada di Jalan Arca dan keluar pada jalan di sisi utara. Entrance lobi letaknya cukup jauh dari entrance site agar daerah di sekitar entrance site tidak terjadi penumpukan ketika wisata ini nantinya ramai pengunjung. Sekeliling kawasan dibatasi pagar untuk membatasi kawasan dengan sekitarnya, namun pagar tidak didesain terlalu tinggi agar pengunjung dari Jalan Arca dapat melihat sekilas kawasan ini beserta aktivitas di dalamnya (khususnya resto) sehingga dapat menarik pengunjung.

(14)

Gambar 3.8. Pembagian layer sirkulasi dan barier

Sirkulasi pengunjung dibedakan menjadi 4. Yang pertama adalah sirkulasi pengunjung wisata edukasi lebah yang dimulai dari membeli tiket di lobi, melewati scanning tiket, galeri, audiovisual, perpustakaan, taman replika lebah, peternakan, industri pengemasan, scanning keluar, perawatan dan pengobatan lantai dasar, resto lantai dasar, kolam renang, dan toko. Dengan kata lain, pengunjung wisata lebah dapat menikmati keseluruhan fasilitas yang ada. Yang kedua adalah sirkulasi pengunjung wisata kolam renang yang dimulai dengan membeli tiket di lobi, melewati scanning tiket, kolam renang, resto lantai dasar, perawatan dan pengobatan di lantai dasar, serta toko. Yang ketiga adalah sirkulasi pengunjung umum yang tidak perlu membeli tiket dan dapat menikmati resto di lantai 2 serta perawatan dan pengobatan di lantai 2. Yang terakhir adalah sirkulasi

(15)

bagi masyarakat umum yang mengikuti penyuluhan hasil penelitian, dimulai dari lobi, ke arah office, dan auditorium.

Gambar 3.9. Pemisahan layer sirkulasi

Karakter setiap sirkulasi akan dijelaskan lebih lengkap di dalam pembahasan pendalaman sequence.

3.9. Tampilan / Ekspresi Bangunan

Tampilan setiap fungsi bangunan dihiasi dengan elemen segi enam pada façade bangunan. Namun, tampilan ini juga disesuaikan dengan iklim tropis dan konsep layer yang terkesan tidak berada pada level yang sama, misalnya penggunaan atap dengan kemiringan serta atap yang bertumpuk, penggunaan elemen segienam sebagai kisi-kisi penghawaan, penggunaan elemen segi enam sebagai dinding berongga yang sekaligus menjadi pot tanaman dan sebagai media perambatan, selain itu juga ada elemen segienam yang terpotong sebagai dinding display bagi galeri, serta penggunaan warna yang bernuansa alam. Konsep layer juga digunakan untuk memperindah façade dengan kehadiran vegetasi (vertical greenery). Berikut gambar-gambar yang menunjukkan tampilan dari setiap fungsi bangunan.

Gambar 3.10. Dinding layer berongga dengan vegetasi yang berfungsi sebagai penyejuk, penyaring, melembutkan cahaya, dan mereduksi panas

(16)
(17)

Gambar 3.12. Tampak massa lobi

(18)

Gambar 3.14. Perspektif tampilan massa bangunan 3.10. Pendalaman Desain

Pendalaman desain yang digunakan dalam perancangan fasilitas ini adalah pendalaman sequence. Sequence adalah sebuah rangkaian atau urutan pengalaman (cerita) akan pemandangan atau suasana yang didapat ketika seseorang berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya yang tidak sama pemandangan atau suasananya. Pemandangan atau suasana tersebut dapat berupa ruang luar (eksterior atau lansekap) bangunan, bangunan itu sendiri, maupun ruang dalam (interior) bangunan.

Sequence pada fasilitas ini bertema edukasi dan diharapkan melalui rangkaian sequence yang disajikan, pengunjung yang awalnya tidak tahu atau hanya tahu sedikit tentang lebah, dapat semakin mengerti segala hal tentang lebah sampai hasil-hasilnya dan manfaatnya. Sequence didesain dengan suasana yang berbeda dan unik sehingga pengunjung merasa nyaman, mendapat pengalaman baru, tidak bosan, serta selalu ingin tahu alur selanjutnya sampai selesai.

Berikut rangkaian dari karakter sequence yang ingin disajikan dalam fasilitas ini:

(19)

a. Pengunjung dari jalan utama akan disambut oleh gate “Bee Zone”. Gate ini didesain menarik agar dapat menarik orang yang melalui Jalan Arca, mengingat posisi site menjorok ke dalam dan kurang terlihat. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat aktivitas serta keramaian di resto.

b. Pengunjung memasuki gate entrance site dengan membayar karcis parkir, kemudian dapat melihat kolam dan air mancur, merasakan suasana alam dengan kehadiran vegetasi yang rimbun baik pada ruang luar maupun façade bangunan, dan kehadiran elemen segi enam pada façade, sehingga pengunjung terlebih dahulu diberi gambaran tentang fasilitas ini.

c. Pengunjung memasuki gate lobi dengan pengetahuan minimalpengunjung merasakan suasana gate entrance lobi yang terarah (tidak bebas memilih). d. Pengunjung memasuki hall lobi utama untuk membeli karcis dan mencari

informasi. Pengunjung akan merasakan suasana bebas dan tidak dibatasi.

Gambar 3.15. Gambar pendalaman 1 (A-E)

e. Pengunjung menuju second lobby, di mana terjadi pemisahan sirkulasi sesuai fasilitas yang ada. Sirkulasi pertama menuju wisata edukasi lebah yang diawali dengan scanning tiket. Sirkulasi kedua menuju kolam renang yang diawali

(20)

dengan scanning tiket. Sirkulasi ketiga menuju resto serta perawatan-pengobatan khusus pengunjung umum. Sirkulasi keempat menuju auditorium. Pengunjung merasakan suasana yang lebih terbuka dengan kehadiran dinding segienam berongga dan plafon berongga yang meneruskan cahaya matahari masuk ke dalam ruang.

f. Pengunjung keluar dari second lobby menuju ke galeri informasi dan ruang audiovisual. Pengunjung merasakan suasana terbuka dengan kehadiran vegetasi yang rimbun di sepanjang pedestrian. Dalam perjalanan ini, pengunjung dapat melihat sebagian area kolam renang, resto, dan perawatan-pengobatan agar tertarik untuk ingin tahu sampai akhir. Pengunjung juga dapat melihat elemen segienam pada dinding.

g. Pengunjung memasuki galeri informasi untuk mendapatkan pengetahuan verbal dan visual, dimulai dari galeri lebah, ruang pamer, galeri keunikan lebah, galeri madu dan hasil, ruang pamer produk, dan diakhiri dengan menonton film tentang lebah di ruang audiovisual.

h. Pengunjung diijinkan memilih menuju perpusatakaan untuk membaca buku tentang lebah dan hasil penelitian atau langsung menikmati outdoor gallery berupa taman replika lebah.

i. Taman replika lebah merupakan sequence klimaks yang menyajikan tiruan kehidupan di dalam sarang lebah beserta pembagian tugas masing-masing kasta lebah. Pengunjung dapat belajar melalui sculpture lebah yang lucu dan unik dan papan informasi sehingga dapat menarik perhatian. Taman replika lebah ini dimulai dari pengunjung melihat patung lebah yang sedang menghisap nektar bunga di luar gate sarang lebah, disambut lebah penjaga, lebah survei, lebah pengatur suhu, lebah pembersih sarang, lebah pengumpul, dan lebah pembuat sarang.

j. Kemudian, pengunjung melihat lebah ratu dengan kolam air mancur, lebah perawat, lebah jantan, perkembangan larva, serta lebah dan madu. Setiap spot menyajikan informasi lengkap sesuai karakter lebah yang ada, yang dibuat sedemikian rupa sehingga hampir sama dengan sesungguhnya. Sehingga, pengunjung dapat merasakan sseperti berada di dalam sarang lebah.

(21)

Gambar 3.16. Gambar pendalaman 2 (F-J)

k. Pengunjung memasuki hall peternakan, di mana pengunjung dapat beristirahat dan menyewa perlengkapan pelindung (baju pelindung, sarung tangan, dan topi pelindung) serta mendapat sekilas informasi tentang peternakan dan pembudidayaan lebah sebelum menuju ke peternakan.

l. Pengunjung menuju plaza peternakan. Pengunjung disambut dengan kehadiran kolam air mancur dan kotak stup berisi lebah beserta petugas yang memberikan informasi langsung tentang lebah dan pembudidayaannya.

m. Pengunjung dapat menikmati peternakan dengan melihat kehidupan lebah secara langsung serta dapat mencicipi madu langsung dari stup.

n. Pengunjung berjalan menuju industri pengemasan.

o. Pengunjung memasuki hall industri kemudian dapat melihat proses pengemasan madu dan produk lainnya secara langsung, mulai dari pembotolan sampai pelabelan dan siap dikonsumsi. Madu yang murni alami tidak boleh mengalami pemanasan atau pengolahan. Pengunjung juga dapat melakukan praktek langsung di ruang workshop dan berakhir di ruang konsultasi, yang memberikan informasi tentang usaha peternakan dan distribusi produk-produk lebah.

(22)

p. Pengunjung keluar dari industri dan melalui scanning akhir (one way) sebelum menuju plaza.

Gambar 3.17. Gambar pendalaman 3 (K-P)

q. Pengunjung telah mendapat pengetahuan dan informasi lengkap tentang lebah dan hasil-hasilnya, pengunjung dapat beristirahat di plaza berkonsep layer yang terbuka dengan kehadiran gazebo segienam yang seolah dilindungi oleh pohon besar yang rindang dan tempat duduk terbuka. Pengunjung dapat merasakan suasana alam dengan santai sambil melihat pemandangan gunung dan hutan yang hijau di sisi selatan site.

r. Pengunjung diajak merasakan manfaat dari produk-produk lebah. Pengunjung diijinkan memilih dan dapat menikmati perawatan kecantikan, pengobatan sengat, spa, kolam renang, resto yang menyajikan makanan dan minuman yang mengandung madu dan produk lebah, toko yang menjual produk alami dan olahan lebah, serta toko souvenir berkonsep lebah yang menjual aneka souvenir yang lucu dan unik.

s. Pengunjung keluar menuju second lobby, yang juga merupakan entrance kolam renang.

(23)

Gambar 3.18. Gambar pendalaman 4 (Q-S) 3.11.Sistem Struktur

Sistem struktur bangunan ini menggunakan sistem struktur rangka yang terdiri dari kolom dan balok. Konstruksi atapnya menggunakan kuda-kuda baja IWF, gording profil C, tripleks dan aluminium foil sebagai lapisan penutup atap dan tegola sebagai penutup atapnya.

(24)

Gambar 3.20. Aksonometri struktur galeri

3.12. Sistem Utilitas

3.12.1.Sistem Distribusi Air Bersih

Diagram 3.2. Sistem Aliran Air Bersih

Sistem distribusi air bersih yang digunakan adalah sistem downfeed, dengan meletakkan tandon bawah di kontur tertinggi dan memanfaatkan gaya gravitasi untuk penyaluran airnya. Air bersih dari meteran sumber (usaha masyarakat setempat) dialirkan ke tandon bawah kemudian dipompa untuk didistribusikan langsung ke bangunan terdekat dan menuju ke tandon sekunder untuk bangunan yang jauh.

(25)

Gambar 3.21. Utilitas Air Bersih

3.12.2.Sistem Pembuangan Air Kotor, Kotoran, dan Sampah

(26)

Air kotor dari beberapa bangunan akan disalurkan menuju sumur peresap, kemudian dialirkan ke saluran kota. Selain itu, ada pula air kotor dari beberapa bangunan yang disalurkan ke ruang pengolahan limbah cair kemudian digunakan kembali untuk menyiram tanaman di peternakan dan di kawasan proyek ini. Air kotor yang berasal dari ruang-ruang spa dan resto akan disalurkan terlebih dahulu ke grease trap karena air kotor tersebut mengandung minyak, minyak terapi, lotion krim, dan sebagainya. Setelah itu baru disalurkan ke ruang pengolah limbah cair. Kotoran dari tiap bangunan akan disalurkan ke septictank terdekat. Setelah diproses, air kotor disalurkan ke sumur peresap dan kemudian dialirkan ke saluran kota.

(27)

Gambar 3.23. Pengolahan grey water

Sumber: www.eautarcie.com/Autarky/3.Wast...tion.htm 3.12.3.Sistem Distribusi Listrik

Diagram 3.4. Sistem distribusi listrik

Sistem distribusi listrik terletak pada area servis, kemudian dialirkan ke tiap bangunan melalui bawah tanah. Pada tiap bangunan, terdapat panel penerima yang akan menyalurkan ke peralatan listrik.

(28)

Gambar

Diagram 3.1. Kerangka Berpikir
Gambar 3.1. Penampang sarang lebah di atas pohon dan di bawah tanah
Gambar 3.3. Besaran ruang/kamar di dalam sarang lebah
Gambar 3.4. Pembagian Zoning
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan terdakwa Atra Samal S.Pdi telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “membuat surat palsu atau memalsu surat yang dapat menimbulkan

OJK memberikan perlindungan hukum represif yang bertujuan untuk menyelesaikan sengketa baik melalui internal Bank dengan Pelayanan Pengaduan Nasabah, atau secara

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan perancangan ulang tata letak fasilitas yang tepat dengan mempertimbangkan type sistem produksi yang diterapkan

Berdasarkan flow process layout usulan pada line 1, maka data waktu siklus yang..

Pada halaman ini pengguna dapat melihat deposit dalam lima minggu terakhir, penjualan voucher pulsa dalam lima minggu terakhir, Tampilan halaman dashboard deposit dan

Dalam waktu kurang lebih satu sampai dengan dua tahun bertempat tinggal di rumah kerabatnya yang di Bogor, mereka tidak hanya menumpang tempat tinggal, tetapi juga ikut

Permasalahan Pengelolaan Persampahan Yang Dihadapi Kabupaten Bandung Barat No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Yang Dihadapi Tindakan Yang Sudah Dilakukan

Selain itu terdapat suatu sifat yang mendasar dan penting, bahwa suatu fungsi png kontinu pada suatu interval tertutup terbatas mempunyai nilai maksimum dan