AMANDEMEN REGISTRATION CONVENTIONN 1 9 7 5
Mardianis _ Penelitl Bldang Pengkajian Kedlrganlaraan Intemasional, LAPANABSTRACT
Convention on Registration of Objects Launched into Outer Space, was adopted by the United Nations General Assembly on 12 November 1974 (Resolution 3235(XXIX)), opened for signature on 14 J a n u a r y 1975, and eventually entered into force on 15 September 1976. This Convention is one of t h e five international space treaties. The Registration Convention 1975 had 49 States parties and had been signed by 4 additional States. After 32 years entry into force, the application of this Convention had some problems in practically, it c a u s e d several States didn't w a n t to become state parties. UNCOPUOS have a m a n d a t e to its, it efforts to create and formulate to avoid the problems. Through have been discussed until 10 years, the amendement of Registration Convention was adapted.
ABSTRAK
Konvensi tentang pendaftaran benda-benda yang diluncurkan ke a n t a r i k s a d i s a h k a n melalui Resolusi Majelis Umum 3 2 3 5 (XXIX) tanggal 12 November 1975, terbuka u n t u k ditandatangani sejak tanggal 14 J a n u a r i 1975 d a n berlaku sejak 15 September 1976. Konvensi ini m e r u p a k a n s a t u di a n t a r a lima traktat internasional k e a n t a r i k s a a n . Sampai dengan 1 J a n u a r i 2 0 0 7 , konvensi pendaftaran telah ditandatangani oleh 4 negara d a n diratifikasi oleh 49 negara. Setelah berlaku selama ± 32 t a h u n m u n c u l berbagai p e r m a s a l a h a n praktek yang mengakibatkan negara-negara tidak ingin meratifikasinya. UNCOPUOS sebagai forum PBB y a n g m e m p u n y a i m a n d a t u n t u k itu berupaya mencari d a n m e r u m u s k a n u n t u k menghilangkan kendala tersebut. Melalui p e m b a h a s a n yang h a m p i r m e m a k a n waktu 1 0 . t a h u n b a r u disepakati a m a n d e m e n Konvensi Registrasi {Registration Convention) tersebut.
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Setelah berlaku ± 32 tahun konvensi t e n t a n g registrasi objek yang diluncurkan ke a n t a r i k s a 1975 [Convention on Registra-tion of Objects Launched into Outer Space, 1975 disingkat Konvensi Pendaftaran-Registration Convention 1975) akhirnya diamandemen. Konvensi pendaftaran disah-kan melalui Resolusi Majelis U m u m 3 2 3 5 (XXIX) tanggal 12 November 1975, t e r b u k a u n t u k d i t a n d a t a n g a n i sejak tanggal 14 J a n u a r i 1975. Sampai dengan 1 J a n u a r i 2007, konvensi pendaftaran telah ditanda-tangani oleh 4 negara d a n diratifikasi oleh 49 negara. Di samping itu terdapat 2 orga-nisasi internasional yang telah menyatakan menerima h a k - h a k dan kewajiban-kewajib-an berdasarkkewajiban-kewajib-an konvensi ini yaitu Europekewajiban-kewajib-an Space Agency (ESA) dan European Organi-zation for the Exploration of Meteorological
Satellites (EUMETSAT). Indonesia telah mengaksesi dengan Keputusan Presiden Nomor: 5 T a h u n 1997, tanggal 12 Maret
1997.
Negara p e r t a m a yang mendaftarkan b e n d a a n t a r i k s a b e r d a s a r k a n k e t e n t u a n konvensi pendaftaran ini adalah Amerika Serikat dengan d o k u m e n pendaftaran ST/ S G / S E R . E / 1 , tanggal 14 April 1977 yang m e m u a t informasi b e n d a a n t a r i k s a yang diluncurkan oleh Amerika Serikat per 31 Desember 1976. B e r d a s a r k a n c a t a t a n UNOOSA sampai dengan 30 Maret 2004 telah terdapat 446 d o k u m e n pendaftaran yang m e m u a t lebih dari 6.750 benda antariksa. Di antara jumlah tersebut terdapat 5.600 b e n d a a n t a r i k s a yang m a s i h menge-lilingi orbit b u m i .
Berdasarkan p a n d a n g a n Prof. Diederiks-Verschoor, yang mengidentifikasi persyaratan yang d i m u a t dalam konvensi pendaftaran m e r u p a k a n d a s a r u n t u k
mengidentifikasi dua fungsi utama yaitu
(i) a well-ordered, completed and informative
register would minimize the likelihood and
even the suspicion of weapons of mass
destruction being furtively put into orbit,
(ii) it is not possible to identify a spacecraft
that has caused damage without an
international system of registration.
Konvensi pendaftaran ini merupakan
penjabaran lebih lanjut dari Pasal VIII
Traktat Antariksa 1967. Sasaran utama dari
pendaftaran yang dibuat aangat terkait
dengan perjanjian internasional
keantarik-saan lainnya. Adapun keterkaitan tersebut
adalah (i) Sesuai dengan Traktat Antariksa,
1967, menyatakan bahwa negara peluncur
harus bertanggung jawab secara
inter-nasional untuk kegiatan inter-nasionalnya di
antariksa. Berdasarkan negara tersebut,
maka perlu kejelasan tentang nama Negara
mana suatu benda antariksa diluncurkan.
(ii) Rescue agreement, 1968 menyatakan
bahwa otoritas peluncuran harus
berdasar-kan permintaan, melengkapi identifikasi
data sebelum kembalinya suatu benda
antariksa yang diluncurkan. (iii) Liability
Convention, 1972, menetapkan aturan
internasional dan - prosedur mengenai
tanggung jawab negara peluncur bag:
kerugian yang disebabkan benda antariksa
mereka.
Pandangan tentang upaya
aman-demen ini mulai berkembang sejak tahun
1997 dengan adanya usulan untuk
mema-sukkan agenda baru dengan judul "Review
of the status of the five International legal
instruments governing outer space".
Ber-dasarkan usulan tersebut dan dalam
per-kembangan pembahasannya muncullah
berbagai informasl tentang adanya
per-masalahan dalam penerapan Registration
Convention 1975, sehingga menjadi kendala
bag: negara-negara dalam meratifikasi
ketentuan tersebut. Beberapa permasalahan
tersebut antara lain tentang peristllahan
yang dimuat dalam traktat-traktat antariksa
[space treaties), khususnya Registration
Convention 1975 seperti "launching state',
'as soon as practicable", informasi yang
diberikan serta permasalahan yang muncul
akibat perkembangan kemajuan teknologi
keantariksaan khususnya komersialisasi
antariksa baik terkait dengan peluncuran
bersama maupun keterlibatan organisasi
internasional dalam kegiatan keantariksaan.
1.2 Makaud dan Tujuan
Tulisan ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran tentang materi
muatan Registration Convention 1975 yang
diamandemen dan upaya yang perlu
dilakukan dalam rangka penerapannya di
tingkat nasional, dengan tujuan dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam
penyusunan Undang-Undang tentang
Keantariksaan.
1.3 Metodologi
Dalam penyusunan makalah ini
menggunakan metode yaitu dengan meneliti
berbagai pandangan tentang Registration
Convention 1975 dan kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaannya. Berdasarkan kendala
yang dihadapi dan berbagai permasalahan
yang muncul dalam pembahasan di
sidang-sidang UNCOPUOS, dianalisis bentuk upaya
perubahan baik proses maupun subtansi
yang diubah serta hasil perubahannya dan
akhirnya akan disusun suatu analisa
tentang posisi Indonesia terhadap perubahan
tersebut.
2 REGISTRATION CONVENTION 1975
2.1 Kronologis Pembahasan Dalam Rangka
Amanda men
Gagasan tentang amandemen
Registration Convention 1975 telah muncul
pada pembahasan mata acara baru tahun
1997 dengan diajukannya working paper
Mexico yang mengusulkan agar
dimasuk-kannya mata acara baru yaitu "Review of
the status of the five International legal
instruments governing outer space" sebagai
mata acara siriang subkomite hukum tahun
1998. Pada siriang subkomite hukum tahun
1998 diajukan working paper secara
ber-samaan yaitu :
D
Working paper oleh Germany on behalf of
Austria, Belgium, Czech Republic, Denmark,
Finland, France, Greece, Hungary, Ireland,
Italy, Netherlands, Norway, Poland, Portugal,
Romania, Spain, Sweden, Switzerland and United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland.
Working paper ini m e m u a t 3 h a l pokok yaitu:
• S t a t u s of the legal instruments concerning the states submitting the present working paper,
• Inventory of relevant legal texts,
• Improving The Registration Convention. S e h u b u n g a n dengan p e n g e m b a n g a n Registration Convention tersebut t e r d a p a t 5 topik y a n g h a r u s d i b a h a s yaitu :
• Pasal IV, p a r a g r a p h 1, Registration Convention 1975 m e n s y a r a t k a n Negara pendaftar u n t u k memberikan informasi kepada Sekretaris J e n d e r a l Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai setiap b e n d a antariksa d a n melakukan pendaftarannya sesegera mungkin ["as soon as prac-ticable"). Topik ini bertujuan u n t u k me-n e me-n t u k a me-n b a t a s w a k t u {a time limit) u me-n t u k memberikan informasi yang dipersyarat-kan itu,
• Pasal IV, p a r a g r a p h 1, Registration Con-vention m e n e n t u k a n beberapa informasi yang perlu d i m u a t mengenai b e n d a a n t a r i k s a yang telah d i l u n c u r k a n . Infor-m a s i ini h e n d a k n y a d i t e n t u k a n , d a n t e r m a s u k informasi tentang berat b e n d a antariksa,
• Pasal I, Registration Convention mendefi-nisikan istilah negara peluncur [launching State) sesuai dengan istilah yang d i m u a t dalam Pasal I the Liability Convention 1972. Perkembangan b a r u dalam bidang tekno-logi p e l u n c u r a n d a n privatisasi sektor ini telah m e m b u k t i k a n b a h w a defmisi ini tidak d a p a t m e m e n u h i k e b u t u h a n ter-sebut. Oleh k a r e n a itu, berdasarkan peninjauan kembali secara teknik di Subkomite Drniah dan Teknik UNCOPUOS, yang j u g a t e r m a s u k p e m b a h a s a n di Subkomite H u k u m UNCOPUOS t e r h a d a p m a t e d yang d i s e b u t k a n p a d a butir (b) di a t a s , sebelum diskusi dilakukan dalam subkomite h u k u m , terlebih d a h u l u h a r u s diteliti a p a k a h definisi Negara peluncur "launching state" masih secara tepat m e n c a k u p s e m u a kegiatan p e l u n c u r a n ,
• Dalam rangka m e n g u n g k a p keterkaitan masing-masing lembaga dengan kegiatan peluncuran, disarankan bahwa subkomite h u k u m melanjutkan menganalisis masalah-m a s a l a h potensial yang berhubungan dengan organisasi internasional jika m e n e r a p k a n Konvensi Pendaftaran 1975, • Dalam rangka mengembangkan s t a t u s
bagian tertentu dari prinsip-prinsip ter-kait dengan Penggunaan Sumber Tenaga Nuklir di Antariksa, yang telah d i s a h k a n dengan Resolusi Majelis Umum 4 7 / 6 8 tanggal 14 Desember 1992, dan dihubung-kan dengan konvensi pendaftaran yaitu berkenaan kesediaan negara-negara u n t u k memberikan informasi yang terkait dalam hal terjadinya kegagalan peluncuran dengan resiko m a s u k n y a b a h a n - b a h a n radio aktif ke orbit Bumi, a t a u dalam k a s u s kecelakaan, m a k a s e h a r u s n y a prinsip-prinsip berikut d i m a s u k a n dalam t a m b a h a n konvensi pendaftaran yaitu: principles 5 (Notification of re-entry), 6 (Consultations) and 7 (Assistance to States).
S e m u a hasil, yang telah diaetujui oleh komite, h a r u s d i s a h k a n dengan Resolusi Majelis U m u m dan selanjutnya p a d a waktu tertentu a k a n ditransformasi-kan ke dalam h u k u m internasional sebagai s u a t u t a m b a h a n i n s t r u m e n h u k u m internasional konvensi pendaftaran, yang h a r u s diratifikasi oleh s e m u a Negara.
o Working paper submitted by the
Russian Federation
Working paper ini m e m u a t u s u l a n tentang metodologi u n t u k meninjau kembali s t a t u s kelima i n s t r u m e n h u k u m internasional mengenai k e a n t a r i k s a a n . Adapun metodologi yang diusulkan tersebut sebagai b e r i k u t :
• Addressing to the States parties to sach of the Jive instruments a request to transmit to the Secretary-General their views on the advisability of introducing any refinements or additions in those instruments. The same request should also be addressed to interested specialized agencies within the United Nations system and to various international space organizations,
• Analysis of the responses received and preparation of an expert opinion thereon
by the Scientific and Technical Sub-committee of the Committee on the Peaceful Uses of Outer Space,
• Analysis by the Legal Subcommittee of the expert opinion prepared by the Scientific and Technical Subcommittee and prepara-tion by the former of a corresponding expert legal opinion. It may be considered preferable to assign this task to a working group composed of members drawn from both subcommittees,
• Preparation by the Legal Subcommittee of draft provisions to be incorporated in texts amending each of the five existing instruments. Such drafts will also have to be considered from the perspective of their consistency with general international law, including the Charter of the United Nations, as well as the possible influence of such amendments on the legal regulation of issues still under discussion, such as nuclear power sources, space debris, the geostationary orbit, and the delimitation of airspace and outer space,
• Reaching of agreement on organizational procedures for the official adoption of
amendments to the five instruments on the basis of an integrated package approach.
Dengan kesimpulan bahwa usulan metodologi memungkinkan u n t u k meng-hindari perpecahan dalam h u k u m inter-nasional d a n u n t u k mengantisipasi situasi y a n g demikian terjadi p a d a lima i n s t r u m e n h u k u m k e a n t a r i k s a a n yang berakibat secara berkesinambungan, selanjutnya menciptakan berbagai kelompok Negara yang d i d a s a r k a n p a d a perbedaan hak dan kewajiban dalam s u a t u dan bidang yang s a m a .
Dalam r a n g k a mengantisipasi per-soalan tersebut, UNCOPUOS telah melaku-kan u p a y a p e m b a h a s a n mengenai review t e r h a d a p space treaties yang d i m a k s u d k a n u n t u k m e l a k u k a n klarifikasi t e r h a d a p berbagai terminologi yang d i p a n d a n g tidak s e s u a i lagi dengan perkembangan yang ada.
n Review the Concept of the "Launching State
Khusus mengenai terminologi negara peluncur [launching state), p a d a p e r t e m u a n di Bonn d i u s u l k a n r e n c a n a kerja, d a n selanjutnya p a d a sidang subkomite h u k u m t a h u n 1999, r e n c a n a kerja tersebut telah diterima menjadi salah s a t u item b a r u dengan j u d u l 'Review the Concept of the Launching State" yang d i b a h a s selama 3 (tiga) t a h u n , yaitu t a h u n 2000 sampai dengan t a h u n 2002 (Doc. A / 5 4 / 2 0 ) , dengan Busunan r e n c a n a kerja sebagai berikut, • Tahun 2000, presentasi k h u s u s mengenai
"New Launch Systems and Ventures", • Tahun 2 0 0 1 , Review konsep 'Launching
States" yang terdapat dalam Liability Convention, 1972, d a n Registration Con-vention, 1975 yang s u d a h diaplikasikan oleh negara-negara dan organisasi inter-nasional, dan
• T a h u n 2002, Review t e r h a d a p kemung-kinan peningkatan keterikatan negara-negara d a n peningkatan aplikasi secara u t u h Liability Convention, 1972 dan Registration Convention, 1975.
Pada sidang Ke-41 subkomite h u k u m t a h u n 2002, sekretariat komite telah m e m -buat sintesa tentang masalah ini, n a m u n tidak d i m a k s u d k a n sebagai interpretasi yang sah dari konsep 'launching state". Selanjutnya p a d a sidang ke-42 subkomite h u k u m t a h u n 2 0 0 3 , j u g a telah disepakati bahwa s e p a n t a s n y a s u b s t a n s i lentang penerapan konsep h u k u m "launching state" diajukan dalam bentuk Resolusi Majelis U m u m yang terpisah.
Pada sidang ke-43 subkomite h u k u m t a h u n 2004, working group telah m e m b a h a s secara intensif u s u l a n J e r m a n y a n g did u k u n g oleh negaranegara Eropa, k h u s u s -nya yang tergabung dalam European Space Agency (ESA), tentang rancangan Resolusi Majelis U m u m PBB yang berjudul "Appli-cation of the legal concept of the "launching states" yang telah d i u s u l k a n dalam Sidang ke-42 t a h u n 2003. P e m b a h a s a n konsep resolusi tersebut berjalan alot, dan sidang working group h a r u s mengalami p e n u n d a a n sampai beberapa kali u n t u k memberi
" •
kesempatan konsultasi informal a n t a r negara/kelompok negara yang berbeda pendapat. Perbedaan u t a m a terjadi a n t a r a J e r m a n y a n g d i d u k u n g oleh ESA dan kelompok negara-negara Amerika Latin dan Karibia (GRULAC) yang dipelopori oleh Kolombia, k h u s u s n y a mengenai redaksional tentang k l a u s u l y a n g m e n y e b u t k a n t e n t a n g on orbit transfer of ownership of space craft dalam operative paragraph ketiga, d a n antara Amerika Serikat dan Rusia mengenai istilah 'legal concept" yang t e r d a p a t dalam judul m a u p u n konsiderans. Dalam h a l ini Rusia menghendaki a g a r istilah tersebut diganti menjadi "definition'. U n t u k menya-tukan perbedaan t e r s e b u t Republik Chechnya m e n g u s u l k a n agar kembali ke mandat dari resolusi tersebut.
Setelah d i l a k u k a n beberapa kali konsultasi informal m a k a perbedaan ter-sebut a k h i r n y a d a p a t dijembatani dengan menawarkan dipakainya k a t a "concept" u n t u k menggantikan "legal concept" a t a u 'definition", dan d i t a m b a h k a n n y a s a t u klausul b a r u yang memberikan penegasan bahwa resolusi tidak d i m a k s u d k a n u n t u k memberikan authoritative interpretation konsep launching state m a u p u n sebagai a m a n d e m e n t e r h a d a p Registration Conven-tion, 1975 a t a u Liability ConvenConven-tion, 1972. Klausul tersebut secara lengkap berbunyi "Noting that nothing in these conclusions or in this resolution constitutes an authoritative interpretation of or proposed amendments to the Registration Convention or Liability Convention9.
S e h u b u n g a n dengan u p a y a per-u b a h a n konsep laper-unching state telah dikeluarkan Resolusi Majelis U m u m dengan judul "Application of the concept of the
launching state". Berdasarkan materi muatan resolusi majelis u m u m tersebut terdapat
beberapa rekomendasi sebagai berikut: • Merekomendasikan b a h w a negara-negara
yang m e l a k s a n a k a n kegiatan keantarik-saan, di dalam p e l a k s a n a a n kewajiban mereka b e r d a s a r k a n k e t e n t u a n Perseri-katan Bangsa-Bangsa tentang Perjanjian keantariksaan, k h u s u s n y a Outer Space Treaty, 1967, Liability Convention, 1972 dan Registration Convention, 1975, seperti
halnya persetujuan-persetujuan interna-sional lain yang terkait, mempertimbang-k a n p e n e t a p a n dan m e n e r a p mempertimbang-k a n otoritas h u k u m nasional dan menyediakan pe-ngawasan yang berkelanjutan terhadap kegiatan-kegiatari di antariksa dari lembaga n o n pemerintah berdasarkan jurisdiksinya, • J u g a m e r e k o m e n d a s i k a n b a h w a negara
mempertimbangkan kesimpulan dari per-setujuan-persetujuan sesuai dengan Liability Convention, dengan memperhati-kan p e l u n c u r a n bersama a t a u program-program kerja sama,
• Lebih lanjut merekomendasikan b a h w a komite a n t a r i k s a u n t u k m a k s u d damai m e n g u n d a n g negara anggota u n t u k menyampaikan informasi dengan d a s a r sukarela tentang praktek mereka menge-nai perpindahan kepemilikan benda a n t a r i k s a di orbit (on-orbit),
• Merekomendasikan bahwa negara-negara, a t a s d a s a r informasi tersebut, memper-timbangkan k e m u n g k i n a n penyelarasan praktek tersebut sesuai dengan m a k s u d u n t u k meningkatkan konsistensi per-u n d a n g - per-u n d a n g a n keantariksaan nasional dengan h u k u m internasional,
• Meminta, komite penggunaan a n t a r i k s a u n t u k tujuan damai, dalam p e m b u a t a n penggunaan s u m b e r daya dan fungsi sekretariat secara u t u h , u n t u k melanjut-kan penyediaan b a n t u a n dan informasi yang sesuai kepada negara-negara, ber-d a s a r k a n p e n n i n t a a n mereka, ber-dalam mengembangkan h u k u m a n t a r i k s a nasional berdasar p a d a perjanjian terkait.
2.1 Beberapa P e r m a s a l a h a n
P e m b a h a s a n masalah amendment Registration Convention dalam Working Group difokuskan p a d a 4 m a s a l a h sebagai berikut:
• Harmonization of practices (administrative and practical),
• Non-registration of space objects,
• Practice with regard to transfer of ownership of space objects in orbit,
• Practice with regard to registration/non-registration of foreign space objects.
S e h u b u n g a n dengan keempat rr.asa-lah tersebut di a t a s , Ketua Working Group mengajukan "Chairman's Non Papef tanggal 12 April 2 0 0 6 . Adapun materi m u a t a n d o k u m e n tersebut terdiri dari 3 hal pokok, yaitu: (i) manfaat menjadi pihak dalam Registration Convention 1975; (ii) pelaksa-n a a pelaksa-n Registratiopelaksa-n Copelaksa-nvepelaksa-ntiopelaksa-n 1 9 7 5 ; d a pelaksa-n fiii) keseragaman registrasi.
Dalam p e m b a h a s a n tentang Praktek Registrasi B e r d a s a r k a n Resolusi Majelis U m u m 172 IB PCVI) berkaitan dengan Keseragaman Registrasi beberapa fokus perhatian yang d i u a u l k a n dan disepakati oleh Working Group adalah :
a Harmonization of practices (administrative and practical);
(i) Diharapkan dapat dicapai keseragaman informasi y a n g diberikan p a d a saat registrasi, t e r m a s u k
• COSPAR international designator, bila diperlukan,
• Waktu peluncuran menggunakan GMT, • S t a n d a r unit p a r a m e t e r orbital d a s a r
a d a l a h kilometer, menit dan derajat, • Fungsi space object lyang m e r u p a k a n
u s u l a n Prof. Vladimir Kopal).
(ii) Informasi t a m b a h a n yang d a p a t dipertimbangkan u n t u k d i m a s u k k a n adalah
• Lokasi GSO, bila diperlukan,
• Weblink ke informasi resmi mengenai space objects,
• Pemberitahuan bila space object terkait tidak lag: berfungsi,
• Pemberitahuan mengenai tanggal k e r u s a k a n {decay) a t a u m a s u k kembali ke atmosfer berdasarkan GMT (usulan u n t u k kemungkinan m e n g g u n a k a n UTC tidak diterima), bila negara terkait dapat memberikan informasi tersebut.
(iii) Negara dan organisasi internasional perlu m e n e t a p k a n focal point nasional u n t u k registries. Kontak detail focal point h a r u s dipublikasikan melalui
website OOSA yang b e r h u b u n g a n dengan UN Register.
(iv) Weblinks ke national registry harus
diberikan melalui webpages OOSA yang terkait dengan UN Register, y a n g tersedia di internet.
(v) OOSA a k a n m e m i n t a d a n mempubli-kasi registrasi tersebut b e r d a s a r k a n Pasal IV Registration Convention, tersedia u n t u k s e m u a negara dalam rangka membantu negara-negara u n t u k memberikan informasi registrasi kepada PBB.
b. Non-registrasi space objects d a n registra-si/non-registrasi space objects "asing": • Disepakati perlunya s u a t u solusi u n t u k
k a s u s dimana organisasi internasional yang melakukan kegiatan a n t a r i k s a belum m e n y a t a k a n menerima h a k dan kewajiban di b a w a h Registration Con-vention, Di samping itu, diperlukan solusi cadangan u n t u k pendaftaran oleh organisasi internasional dalam k a s u s dimana tidak terdapat k e s e p a k a t a n me-ngenai registrasi di a n t a r a negara-negara anggota organisasi internasional tersebut,
• Negara t e m p a t peluncuran space object serta negara peluncur {launching state) perlu secara bersama m e n e n t u k a n negara m a n a yang a k a n mendaftarkan space object terkait,
• H a r u s didorong agar w a h a n a p e l u n c u r dan bagian-bagiannya serta tiap satelit yang dibawa perlu didaftarkan,
• Negara-negara perlu mendorong per-u s a h a a n j a s a p e l per-u n c per-u r a n yang m e n a w a r k a n j a s a kepada satelit asing agar m e m b e r i t a h u k a n kepada pemilik/ operator satelit agar m e n g h u b u n g i
negara yang tepat u n t u k m e n d a f t a r k a n satelitnya.
c. Transfer ownership of space objects in orbit
Berkaitan dengan p e m i n d a h a n kepemilikan benda antariksa di orbit, negara pendaftar h e n d a k n y a m e m b e r i t a h u k a n kepada Sekjen PBB t a m b a h a n informasi, b e r d a s a r k a n pasal IV, paragraf 2 Registra-tion ConvenRegistra-tion, u n t u k d i m a s u k k a n dalam daftar benda yang diluncurkan ke antariksa.
3 BEBERAPA MATERI AMANDEMEN 3.1 Substansi Amandemen yang
Disepa-kati
B e r d a s a r k a n p e m b a h a s a n sidang Subkomite H u k u m t a h u n 2007 dan Sidang UNCOPUOS ke 50 t a h u n 2007 disepakati
butir-butir amendment Registration Convention 1975 sebagai berikut:
a. Manfaat menjadi peserta Registration Convention, 1 9 7 5 y a i t u :
1) Dengan mengaksesi, m e n e r a p k a n dan meneliti k e t e n t u a n Registration Con-vention, negara-negara a k a n :
• Meningkatkan k e g u n a a n d a n m e n -daftarkan b e n d a a n t a r i k s a , yang d i s a m p a i k a n oleh negara-negara dan organisasi internasional a n t a r peme-rintah y a n g m e l a k u k a n kegiatan k e a n t a r i k s a a n yang telah dicatat b a h w a mereka telah mendeklarasi-kan p e n e r i m a a n n y a t e r h a d a p hak d a n kewajiban b e r d a s a r k a n Regis-tration Convention,
• Memperoleh manfaat dari cara dan prosedur t a m b a h a n yang m e m b a n t u dalam mengidentifikasi b e n d a antariksa,
• Memiliki h a k u n t u k meminta ban-t u a n dari negara lain, ban-t e r m a s u k negara-negara pemilik fasilitas tracking d a n monitoring, u n t u k mengiden-tifikasi s u a t u benda a n t a r i k s a yang telah menimbulkan kerugian a t a u yang dapat m e m b a h a y a k a n a t a u y a n g memiliki sifat merusak.
2) Aksesi d a n penerimaan secara keselu-r u h a n , implementasi d a n penelitian terhadap Registration Convention akan: • Mendorong peningkatan
pembentuk-a n pendpembentuk-aftpembentuk-arpembentuk-an npembentuk-asionpembentuk-al,
• Berkontribusi dalam pengembangan mekanisme dan prosedur nasional u n t u k memelihara pendaftaran nasional dan k e t e n t u a n informasi pendaftaran b e n d a a n t a r i k s a yang d i l u n c u r k a n ,
• Berkontribusi u n t u k m e l a k u k a n standardisasi baik prosedur nasional m a u p u n internasional bagi pendaf-t a r a n benda a n pendaf-t a r i k s a dengan
men-daftarkan benda antariksa yang diluncurkan,
• Berkontribusi u n t u k keseragaman mengenai informasi yang ditetapkan d a n dicatat dalam pendaftaran b e n d a a n t a r i k s a y a n g dilakukan
secara nasional,
• Berkontribusi u n t u k menerima d a n m e n c a t a t informasi daftar benda a n t a r i k s a yang d i l u n c u r k a n pada pendaftaran nasional d a n / a t a u informasi benda-benda y a n g tidak
lama di orbit.
3) Hanya negara pihak t e r h a d a p Regis-tration Convention, 1975 y a n g a k a n dapat mengajukan perubahan terhadap Konvensi dan berpartisipasi dalam peninjauan kembali Konvensi yang d a p a t dimintakan oleh pihak-pihak sesuai dengan Konvensi.
b. Ketaatan d a n penerapan Registration Convention, 1975:
• Negara-negara yang belum meratifikasi a t a u mengaksesi Registration Convention h a r u s menjadi p i h a k t e r h a d a p Konven-si tersebut dan menyampaikan. sampai waktu yang tepat u n t u k menjadi pihak Konvensi, informasi sesuai dengan Resolusi Majelis U m u m 1721 B (XVI), • Organisasi internasional a n t a r
peme-rintah yang melakukan kegiatan ke-a n t ke-a r i k s ke-a ke-a n h ke-a r u s m e n y ke-a t ke-a k ke-a n pene-r i m a a n mepene-reka t e pene-r h a d a p hak dan kewajiban b e r d a s a r k a n Registration Convention,
• Negara p i h a k Registration Convention, dan organisasi internasional antar peme-rintah yang m e n y a t a k a n penerimaan mereka t e r h a d a p h a k dan kewajiban berdasarkan Registration Convention menyampaikan informasi kepada Sekjen PBB sesuai dengan Konvensi,
• Negara pihak Registration Convention m e m b e n t u k s u a t u b a d a n registrasi nasional d a n menginformasikan kepada Sekjen PBB p e m b e n t u k a n tersebut sesuai dengan Konvensi.
c. Praktek Registrasi B e r d a s a r k a n Registra-tion ConvenRegistra-tion, Resolusi Majelis Umum 1721B (XVI), a t a u s u m b e r lain sehu-b u n g a n dengan keseragaman registrasi:
[1) Harmonization of administrative measures;
- P e m b a h a s a n h a r u s diberikan ter-h a d a p keseragaman ter-hasil dalam informasi yang disediakan dalam pendaftaran. Informasi tersebut h a r u s m e l i p u t i :
• COSPAR international designator, apabila diperlukan,
• Waktu p e l u n c u r a n m c n g g u n a k a n GMT,
• S t a n d a r unit p a r a m e t e r orbital d a s a r adalah kilometer, menit dan derajat,
• Fungsi space object
° Informasi t a m b a h a n yang dapat dipertimbangkan u n t u k d i m a s u k k a n adalah:
• Lokasi GSO, bila diperlukan, • Weblink ke informasi resmi
menge-nai space objects,
• Pemberitahuan bila space object terkait tidak lagi berfungsi,
• Pemberitahuan mengenai tanggal k e r u s a k a n {decay) a t a u m a s u k kembali ke atmosfer berdasarkan GMT, bila negara terkait d a p a t memberikan informasi tersebut. ° Negara dan organisasi internasional
perlu menetapkan focal point nasional u n t u k registries. Kontak detail focal point h a r u s dipublikasi melalui web page OOSA yang b e r h u b u n g a n dengan UN Register.
° Weblinks h e n d a k n y a dibentuk mela-lui web pages OOSA yang terkait dengan UN Register, y a n g tersedia di internet.
- OOSA a k a n m e n y u s u n s t a t u s regis-trator, temptete yang direfleksikan sesuai dengan kewajiban Pasal IV Registration Convention, tersedia u n t u k s e m u a negara dalam rangka m e m b a n t u negara-negara u n t u k memberikan informasi registrasi kepada PBB.
(2) Non-registrasi space objects dan registrasi/ non-registrasi space objects "asing": • Mengingat kompleksitas dari s t r u k t u r
tanggung jawab dalam organisasi a n t a r pemerintah internasional yang
m e l a k u k a n kegiatan a n t a r i k s a , h e n -d a k n y a -dicari s u a t u solusi -dalam k a s u s dimana organisasi internasional yang m e l a k u k a n kegiatan a n t a r i k s a yang belum m e n y a t a k a n p e n e r i m a a n
hak d a n kewajiban b e r d a s a r k a n Registration Convention, d a n s u a t u solusi c a d a n g a n secara u m u m u n t u k pendaftaran oleh organisasi a n t a r -pemerintah internasional d i b u t u h k a n dalam k a s u s d i m a n a tidak terdapat kesepakatan mengenai registrasi di a n t a r a negara-negara anggota organi-sasi tersebut,
• Negara tempat peluncuran space object serta negara peluncur (launching state) perlu secara b e r s a m a m e n e n t u k a n
negara m a n a yang a k a n mendaftarkan space object terkait,
• Pemisahan pendaftaran w a h a n a peluncur dan bagian-bagiannya serta setiap satelit h e n d a k n y a didorong. Satelit h e n d a k n y a d i m a s u k k a n p a d a s u a t u daftar dari negara pemilik satelit dan a t a u operator k a r e n a negara itu memiliki posisi terbaik u n t u k melakukan jurisdiksi d a n kontrol,
• Negara-negara perlu mendorong p e r u s a h a a n j a s a p e l u n c u r a n yang menawarkan j a s a kepada satelit asing agar memberitahukan kepada pemilik/ operator satelit agar menghubungi negara yang tepat u n t u k mendaftar-kan satelitnya.
(3) Transfer ownership of space objects in orbit;
Berkaitan dengan transfer kepemi-likan b e n d a a n t a r i k s a di orbit, negara pendaftar h e n d a k n y a m e m b e r i t a h u k a n kepada Sekjen PBB t a m b a h a n informasi, berdasarkan pasal IV, paragraf 2 Registra-tion ConvenRegistra-tion, u n t u k d i m a s u k k a n dalam daftar b e n d a yang d i l u n c u r k a n ke
antarik-3 . 2 Bentuk A m a n d e m e n
B e r d a s a r k a n p e m b a h a s a n p a d a Sidang ke-46 Subkomite H u k u m t a h u n 2007 d a n Sidang ke-50 UNCOPUOS t a h u n 2007 disepakati agar butirbutir a m a n
-demen tersebut dibuat dalam bentuk Resolusi Majelis U m u m . Untuk itu working group telah m e n y u s u n dan menyepakati 6 paragraf preambule dari Resolusi Majelis Umum d i m a k s u d sebagai b e r i k u t :
The General Assembly,
• Recalling the Treaty on Principles Governing the Activities of States in the Exploration and Use of Outer Space, including the Moon and Other Celestial Bodies, in particular articles 8 andl 1,
• Recalling the Convention on Registration of Objects Launched into Outer Space,
• Recalling its resolution 1721 B (XVI) of 20 December 1961,
• Recalling also its resolution 41/66 of 3 December 1986,
• Taking note of the report of the Committee on the Peaceful Uses of Outer Space on its fiftieth session and the report of the Legal Subcommittee on its forty-sixth session, in particular the conclusions of the Working Group on the Practice of States and International Organizations in Registering Space Objects, annexed to the report of the Legal Subcommittee,
• Noting that nothing in the conclusions of the Working Group or in the present resolution constitutes an authoritative interpretation of or a proposed amendement to the Registration Convention.
Keenam paragraf ini a k a n menjadi bagian y a n g tidak terpisahkan dari sublansi y a n g d i a m e n d e m e n tersebut di atas.
3.3 Analisis T e n t a n g Posisi Indonesia Terhadap Perubahan
Indonesia telah meratifikasi Registration Convention 1975 dengan Keputusan Presiden RI Nomor 5 Tahun
1997 tentang Pengesahan Convention on Registration of Objects Launched into Outer Space, 1975. Dengan meratifikasi tersebut maka Indonesia secara resmi telah menjadi Negara pihak p a d a perjanjian tersebut. Dalam rangka sebagai Negara peserta Konvensi ini, Indonesia sampai saat ini belum m e l a k s a n a k a n kewajiban inter-nasionalnya terkait dengan pelaksanaan
Konvensi tersebut. Apabila Indonesia m e l a k s a n a k a n kewajiban internasionalnya, maka sebagaimana Negara pihak, Indonesia memperoleh beberapa manfaat sebagai Negara p e s e r t a Konvensi. Di s a m p i n g manfaat sebagai Negara peserta, Indonesia juga h a r u s m e m e n u h i berbagai kewajiban internasional yang timbul dari Registration Convention 1975 tersebut t e r m a s u k materi p e r u b a h a n n y a ini yaitu :
• Memberikan informasi mengenai b e n d a a n t a r i k s a Indonesia; Informasi ini d i h a r a p k a n m e r u p a k a n informasi yang seragam serta beberapa t a m b a h a n informasi yang dimintakan terkait dengan p e r u b a h a n Konvensi ini,
• Menetapkan focal point nasional u n t u k registries. Kontak detail focal point h a r u s dipublikasi melalui web page OOSA yang b e r h u b u n g a n dengan UN Register.
Weblinks h e n d a k n y a dibentuk melalui web pages OOSA yang terkait dengan UN Register, yang tersedia di internet,
• Terkait dengan Non-registrasi space objects dan registrasi/ non-registrasi space objects "asing" sebaiknya Indonesia m e n e t a p k a n :
- Dalam p e l u n c u r a n bersama perlu menetapkan secara bersama negara m a n a yang a k a n mendaftarkan space object,
- Dalam pendaftaran tersebut perlu dipisahkan dalam pendaftarannya antara pendaftaran w a h a n a p e l u n c u r d a n bagian-bagiannya. K h u s u s t e r h a d a p satelit h e n d a k n y a d i m a s u k k a n p a d a s u a t u daftar dari negara pemilik satelit d a n a t a u operator karena negara itu memiliki posisi terbaik u n t u k melakukan jurisdiksi d a n kontrol,
- Perlu mendorong p e r u s a h a a n jasa peluncuran yang m e n a w a r k a n j a s a kepada satelit asing agar memberitahukan kepada pemilik/operator satelit agar menghubungi negara y a n g tepat u n t u k mendaftarkan satelitnya.
• Apabila Indonesia a t a u p e r u s a h a a n Indonesia m e l a k u k a n transfer kepemi-likan benda antariksa di orbit, hendaknya Indonesia sebagai negara pendaftar memberitahukan kepada Sekjen PBB