KOMPETENSI GURU PKn BERSERTIFIKASI DALAM
MENINGKATKAN KEBERHASILAN BELAJAR SISWA DI SMP
NEGERI KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Oleh:
KARTIKA SARI NURI WARDANI NIM: K6405022
PROGRAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
KOMPETENSI GURU PKn BERSERTIFIKASI DALAM
MENINGKATKAN KEBERHASILAN BELAJAR SISWA DI SMP
NEGERI KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh:
KARTIKA SARI NURI WARDANI NIM: K6405022
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
PROGRAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
HALAMAN PERSETUJUANSkripsi ini disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Ch. Baroroh, Msi Drs. H. Utomo, M.Pd
NIP.19520706 198004 2 001 NIP.19491108 197903 1 001
commit to user
HALAMAN PENGESAHANSkripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Machmud AR, SH, M.Si ………..
Sekretaris : RimaVien PH, SH, MH ………..
Anggota I : Dra. Ch. Baroroh, M.Si …………...
Anggota II: Drs. H. Utomo, M.Pd ………...
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user
ABSTRAKKartika Sari Nuri Wardani. KOMPETENSI GURU PKn
BERSERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009/2010, Skripsi. Surakarta: Mei 2011. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. (2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru PKn bersertifikasi dalam penerapan kompetensi guru. (3) Untuk mengetahui upaya- upaya yang dilakukan guru PKn bersertifikasi dalam meningkatkan keberhasilan belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan strategi studi kasus tunggal terpancang dalam arti lokasi yang diteliti adalah SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar. Sumber data yang digunakan berupa informan, dokumen dan arsip, serta tempat dan peristiwa. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan teknik pengamatan atau observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Untuk memperoleh validitas data dalam penelitian ini digunakan trianggulasi data serta informan review. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan analisis data model analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar melalui penerapan kompetensi profesional dengan menguasai materi, konsep dan pola pikir keilmuan; menguasai standar kompetensi dan komptensi dasar; mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif; mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kompetensi kepribadian dilaksanakan melalui bertindak sesuai dengan norma; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik; menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil dewasa, arif dan berwibawa; menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru. Pelaksanaan kompetensi pedagogik melalui penguasaan karakteristik peserta didik; menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; memanfaatkan TIK; memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik; menyelenggarakan penilaian untuk kepentingan pembelajaran; melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Sedangkan kompetensi sosial diterapkan dengan bersikap inklusif; bertindak objektif serta tidak diskriminatif; berkomunikasi dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan,
commit to user
orang tua dan masyarakat; berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri. Guru PKn bersertifikasi di SMP N di Kecamatan Karanganyar telah dapat menerapkan kompetensi yang guru dengan baik. (2) Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru PKn bersertifikasi dalam upaya menerapkan kompetensi guru antara lain: (a) Kendala yang dihadapi dalam penerapan kompetensi profesional yaitu kurangnya alat media pembelajaran atau pengadaan sarana dan prasarana sekolah masih kurang, tidak semua guru dapat mengikuti perkembangan IPTEK dengan cepat. (b) Kendala yang dihadapi dalam penerapan kompetensi pedagogik yaitu: masih terbatasnya guru dalam penguasaan TIK (Teknis Informatika dan Komunikasi), sarana media pembelajaran yang masih terbatas disekolah khususnya yang berkaitan dengan TIK, adanya pemahaman yang keliru dari siswa dan orang tua siswa bahwa mata pelajaran yang tidak UAN tidak penting. (3) Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru PKn bersertifikasi dalam upaya meningkatkan keberhasilan belajar siswa melalui: mengadakan remidi, penugasan baik individu maupun kelompok, melakukan bimbingan dan pendekatan kepada siswa, peran guru sebagai penunjuk jalan kepada nara sumber.
commit to user
ABSTRACTKartika Sari Nuri Wardani. THE COMPETENCE OF PKn TEACHER WHICH CERTIFICATE TO INCREASE OF STUDENT LEARNING SUCCESS IN SMP N KARANGANYAR OF KARANGANYAR REGENCY AT YEAR ACADEMIC 2009/2010, Skripsi. Surakarta: May, 2011. Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University Surakarta.
The aim of this study are: (1) to know the application of PKn Teacher competence which has certificated in SMP N Karanganyar of Karanganyar regency, (2) to know the obstacles which found by PKn teacher who has certificated at the application teacher competence, (3) to know the means which PKn teacher which has certificated must do to increase of student learning success.
This research uses descriptive qualitative method by using the strategy of minded whole case study which means that SMP N Karanganyar of Karanganyar regency is the only location analyzed. The sources of data used are informants, documents and archives, place and events. The techniques of data collecting used to obtain and arrange the research data are observation, interview and documentation techniques. The technique of sampling used is purposive sampling technique. Data triangulation and the informant review are used to gain data validity of the research. The analysis technique used is interactive analysis.
Based on the result of the research, it can be concluded: (1) The competence of PKn teacher which had certificate in SMP N Karanganyar of Karanganyar regency by means of application professional competence with take in hand and developed study which be their responsibility also application of variation learning method, used of medium and method also source of learning which had relevancies. Personality competence realization by means of teacher character which had steady personalities, charismatic, have a certain character and can be a leader. Realization of pedagogy competence by means of teacher character as a planner, developer of student potential, learning implementer. Whereas social competence implementation realized with cultivate a good relationship with society, school community, and had a good consideration. PKn teacher who had certificate in SMP N Karanganyar of Karanganyar regency already realized a teacher competence with good. (2) The obstacle which found by PPKn teacher who had certificate inside of means realized teacher competence are: (a) the obstacle which found inside of released professional competence are: time for learning average limited only 2x40 minutes of week, limited of learning medium or supplying of school tool and infrastructure, not at all teacher had a abilities about IPTEK. (b) The obstacle which found inside of realized pedagogy competence are: not at all teacher had enough abilities of TIK (Technique, Information, and Communicate), tool of learning medium which still limited at school specifically for TIK, misunderstanding from student and parents of student
commit to user
that suspicion for study which not UAN are not important. (3)The means which did by the PKn teacher who had certificate inside of means to increase of success student learning pass through: make a remediation, give an individual and group assignment, carry out of guidance and approach at student, teacher character as a guidance which give some advice for research source.
commit to user
MOTTO“Tegak rumah karena sendi runtuh sendi rumah maka binasalah, tegaklah bangsa
karena budi rusak budi runtuhlah bangsa”
( Hamka )
Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya
kemudahan dalam segala urusannya”
(Q.S. Ath- Tholaq: 4)
“Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat melintasinya melainkan
dengan kekuatan (ilmu pengetahuan)”.
(Q.S. Ar Rohman :33)
commit to user
PERSEMBAHANKarya ini penulis persembahkan Kepada:
1. Suami Tercinta
2. Ibu, Ayah dan Kakak Tercinta,
3. Keponakan kecil Nayla
4. Sahabat-sahabat Hegar, BG, Rong-rong,
Siwi, Lis, Ria, Dita, Mbahe
5. Teman-teman angkatan 2005
6. Almamater
commit to user
KATA PENGANTARPuji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT,
Tuhan yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi
sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak mengalami hambatan,
tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi.
Oleh karena itu dengan tersusunnya skripsi ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
ijin dalam penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Saiful Bachri, M. Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah
menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Sri Haryati, M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang telah memberi ijin dalam penyusunan skripsi ini. Dan
sebagai Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan
selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan; Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Ch. Baroroh, M.Si, selaku Pembimbing I dan Drs. H. Utomo, M.Pd,
selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dorongan moril
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan- masukan
kepada penulis.
6. Seluruh Kepala Sekolah di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar yang telah
memberi ijin mengadakan penelitian.
7. Seluruh Guru PKn Bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar
yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
commit to user
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi yang tak dapat
disebutkan semuanya.
Semoga amal baik dari Bapak, Ibu dan semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini mendapat imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
skripsi ini. Meski demikian penulis berharap dan memohon kepada Allah SWT,
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya untuk penulis, bagi
masyarakat pada umumnya, kalangan pendidikan pada khususnya dan terutama
bagi pembaca yang budiman.
Surakarta, Mei 2011
commit to user
DAFTAR ISIJUDUL………..………. i
PERSETUJUAN………..………. iii
PENGESAHAN………..………. iv
ABSTRAK………..……….. v
ABSTRACT………... vii
MOTTO………. ix
PERSEMBAHAN……… x
KATA PENGANTAR………...……….….. xi
DAFTAR ISI………... xiii
DAFTAR TABEL……… xvi
DAFTAR GAMBAR………... xvii
DAFTAR LAMPIRAN……… xviii
BAB I PENDAHULUAN………....1
A. Latar Belakang Masalah……….1
B. Perumusan Masalah………...6
C. Tujuan Penelitian………...7
D. Manfaat Penelitian……….7
BAB II LANDASAN TEORI………..8
A. Tinjauan Pustaka……….……...8
1. Tinjauan Tentang Kompetensi……….8
a. Pengertian Kompetensi………..8
b. Kompetensi yang harus ada pada seorang guru……….9
c. Cara-cara meningkatkan kompetensi………...17
2. Tinjauan Tentang Gur u………..18
a. Pengertia n dan tugas guru………18
b. Guru profesional……..……….19
c. Guru sebaga i agen perubahan………..20
d. Guru PKn berkompeten………20
1) Guru berkompetensi………...20
2) Guru PKn berkompeten………..21
commit to user
3. Tinjauan tentang Sertifikasi………...22
a. Pengertian, sasaran dan tujuan sertifikasi………22
b. Manfaat sertifikasi………26
c. Prinsip sertifikasi………..27
d. Guru bersertifikasi………28
4. Tinjauan tentang Pendidikan Kewarganegaraan………29
a. Pengertia n Pend idikan Kewarganegaraan………29
b. Sejarah dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan…………..31
c. Kepribadian Warga Negara yang baik….………...….32
d. Sumbangan PKn dalam keberhasilan belajar………...34
5. Tinjauan tentang Keberhasilan Belajar Siswa………35
a. Pengertian belajar dan keberhasilan belajar……….37
b. Kriteria keberhasilan belajar………37
c. Penilaian hasil belajar………..38
B. Kerangka Berpikir………39
BAB III METODOLOGI………...42
A. Tempat dan Waktu Penelitian………..………...42
1. Tempat penelitian………...42
2. Waktu penelitian………42
B. Bentuk dan Strategi Penelitian……….43
1. Bentuk penelitian………...43
2. Strategi penelitian………...43
C. Sumber Data...………..44
1. Informan……….45
2. Dokumen dan arsip………46
3. Tempat dan peristiwa……….46
D. Teknik Sampling (C uplikan)………47
E. Teknik Pengumpulan Data…...………47
1. Observasi………47
2. Wawancara……….48
3. Dokumentasi dan arsip………...49
commit to user
F. Validitas Data…..………49
G. Analisis Data…..……….50
H. Prosedur Penelitian………..52
BAB IV PEMBAHASAN……….54
A. Deskripsi Lokasi Pene litian…..………...54
1. Letak dan profil SMP N di Kecamatan Karanganyar………54
a. Profil SMP Negeri 1 Karanganyar………...54
b. Profil SMP Negeri 2 Karanganyar………...56
c. Profil SMP Negeri 3 Karanganyar………...57
d. Profil SMP Negeri 4 Karanganyar………...58
e. Profil SMP Negeri 5 Karanganyar………...59
2. Kondisi Umum Guru PKn Bersertifikasi...……...……….60
a. Pendidikan………61
b. Pengalaman mengajar………..62
c. Status………62
B. Deskripsi Hasil Penelitian……...……….63
1. Kompetensi Guru PKn Bersertifikasi……….……63
2. Kendala-kendala yang dihadapi guru PKn bersertifikasi……….128
3. Upaya-upaya guru PKn bersertifikasi dalam meningkatkan ……. Keberhasilan belajar……….131
C. Temuan Studi………....……….…140
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN……….…………...143
A. Kesimpulan………143
B. Implikasi………..………..145
C. Saran……...………146
DAFTAR PUSTAKA………..147
LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 150
commit to user
DAFTAR TABELHalaman
Tabel 1: Jadwal Penelitian……….…….…...43
Tabel 2: Kondisi guru SMP Negeri 1 Karanganyar………...55
Tabel 3: Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau………...
profesionalisme di SMP Negeri 1 Karanganyar………...55
Tabel 4: Kondisi guru SMP Negeri 2 Karanganyar………...………....56
Tabel 5: Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau………...
profesionalisme di SMP Negeri 2 Karanganyar………...56
Tabel 6: Kondisi guru SMP Negeri 3 Karanganyar………...………....57
Tabel 7: Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau………...
profesionalisme di SMP Negeri 3 Karanganyar………...58
Tabel 8: Kondisi guru SMP Negeri 4 Karanganyar………...………....58
Tabel 9: Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau…………
profesionalisme di SMP Negeri 4 Karanganyar………...59
Tabel 10: Kondisi guru SMP Negeri 5 Karanganyar………...………..59
Tabel 11: Jumlah guru yang mengikuti pengembangan kompetensi atau……….
profesionalisme di SMP Negeri 5 Karanganyar………..…...60
Tabel 12: Jumlah guru PKn bersertifikasi SMP Negeri di Kecamatan…………..
Karanganyar………...………...……….61
Tabel 13: Jenjang Pendidikan guru PKn bersertifikasi SMP Negeri di…………
Kecamatan Karanganyar………...……….61
Tabel 14: Lama mengajar dan tahun lulus sertifikasi guru PKn SMP Negeri di..
Kecamatan Karanganyar………..62
Tabel 15: Status guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan ………
Karanganyar………..63
Tabel 16: Data hasil angket siswa yang menerangkan tentang penmguasaan….. materi guru PKn……….67
Tabel 17: Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran yang diampu……….………...…………..69
Tabel 18: Kemampuan guru mengembangkan materi pelajaran yang diampu….71
commit to user
Tabel 19: Keprofesionalan dan tindakan reflektif guru……….73
Tabel 20: Pemanfaatan Teknologi informasi……….75
Tabel 21: Tabulasi akhir angket siswa mengenai kompetensi profesional guru….
PKn bersertifikasi di SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar ………
tahun ajaran 2009/2010……….78
Tabel 22: Hasil observasi mengenai kompetensi profesional………79
Tabel 23: Hasil angket siswa terhadap tindakan guru sesuai dengan norma…….81
Tabel 24: Hasil angket siswa terhadap pribadi guru yang jujur dan menjadi …
teladan bagi peserta didik………...………84
tabel 25: Hasil angket siswa terhadap pribadi guru yang dewasa, arif dan ……..
berwibawa………...87
Tabel 26: Hasil angket siswa terhadap etos kerja, dan rasa tanggung jawab ……
guru pada waktu mengajar……….89
Tabel 27: Tabulasi akhir hasil angket siswa mengenai kompetensi kepribadian…
guru PKn………...91
Tabel 28: Hasil observa si mengenai kompetensi kepribadian………...92
Tabel 29: Hasil angket siswa terhadap penguasaan karakteristik peserta didik….95
Tabel 30: Hasil angket siswa tentang penguasaan materi dan prinsip-prinsip…
Pembelajaran………..98
Tabel 31: Hasil angket siswa terhadap pengembangan kurikulum yang terkait
dengan mata pelajaran yang diampu ………100
Tabel 32: Hasil angket siswa terhadap guru dalam menyelenggarakan………..
pembelajaran yang mendidik………...103
Tabel 33: Hasil angket siswa terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan…
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran………..105
Tabel 34: Hasil angket siswa terhadap kemampuan guru dalam memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik………..….107
Tabel 35:Hasil angket siswa terhadap kemampuan guru dalam berkomunikasi
secara efektif terhadap peserta didik…….. ………...109
Tabel 36: Hasil angket siswa terhadap penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar siswa………..111
commit to user
Tabel 37: Hasil angket siswa terhadap pemanfaatan hasil penilaian dan ……..
evaluasi untuk kepentingan pembelajaran ………...……….113
Tabel 38: Hasil angket siswa terhadap tindakan reflektif guru untuk………
meningkatkan kualitas pembelajaran………...………115
Tabel 39: Tabulasi akhir hasil angket siswa mengenai kompetensi pedagogik…
guru PKn SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar tahun ajaran …..
2009/2010………116
Tabel 40: Hasil observasi mengenai kompetensi pedagogik………...117
Tabel 41: Hasil angket siswa terhadap sikap guru yang inklusif, bertindak……
objektif, serta tidak diskriminatif terhadap siswa………...…….121
Tabel 42: Hasil angket siswa terhadap sikap guru yang berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga …….
kependidikan, orang tua dan masya rakat………...….. 124
Tabel 42: Hasil angket siswa terhadap sikap guru yang mampu berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan sopan dengan sesama pendidik,…………
orang tua dan masyarakat……….124
Tabel 43: Tabulasi akhir hasil angket siswa mengenai kompetensi sosial………
guru PKn SMP Negeri di Kecamatan Karanganyar tahun ajaran……
2009/2010………...…….127
Tabel 44: Hasil observasi……….127
commit to user
DAFTAR GAMBARGambar 1: Skema Kerangka Berfikir……….41
Gambar 2: Skema Model Interaktif………...52
commit to user
DAFTAR LAMPIRANHalaman
Lampiran 1 : Daftar Infoman………..…………..151
Lampiran 2 : Pedoman wawancara ………...………...155
Lampiran 3 : Catatan Lapangan ………..……..………...159
Lampiran 4 : Nilai Hasil Belajar………...…………..……...…..302
Lampiran 5 : Hasil angket siswa………...……….326
Lampiran 6 : Foto Penelitian……….. …...346
Lampiran 7 : Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Dekan FKIP UNS………348
Lampiran 8 : Surat Keputusan Ijin Penulisan Skripsi Dekan FKIP UNS…...349
Lampiran 9 : Surat Permohonan Ijin Research Kepada Kepala Sekolah Di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar………350
Lampiran 10: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepala SMP Negeri Di Kecamatan Karanganyar………355
Lampiran 11: Surat Keterangan dari Kesbang Pol dan Linmas………360
Lampiran 12: Surat Keterangan dari Bapeda Kra……… 361
Lampiran 13 : Surat Keterangan dari Dikpora Kra…………...……….362
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era Globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,
menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk
senantiasa meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut menunjukkan pentingnya
upaya peningkatan kualitas pendidikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas
yang harus dilakukan secara terus- menerus, sehingga pendidikan sebagai wahana
dalam membangun watak bangsa (nation character building). Hal tersebut sesuai
dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas, Pasal 3) berikut ini:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka bekembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut dalam tatanan mikro
pendidikan harus mampu menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan
profesional. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia pembangunan,
pendidikan tidak bisa hanya terfokus pada kebutuhan material jangka pendek,
tetapi harus menyentuh dasar dalam memberikan watak pada visi dan misi
pendidikan yaitu perhatian mendalam pada etika moral dan spiritual yang luhur.
Dalam hal ini, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan sistemik
terhadap seluruh komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas dan
pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar,
sarana dan prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta
serta didukung oleh kebijakan pemerintah baik pusat maupun di daerah. Dari
semua itu, guru merupakan komponen yang paling menent ukan, karena di tangan
gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana, iklim pembelajaran
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama
dan utama. Guru akan menjadi sorotan yang strategis ketika membicarakan
masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam
sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan
pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru yang
menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses
belajar mengajar. Guru sangat berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu perbaikan apapun yang dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang
signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.
Sebagai tenaga profesional, guru dituntut untuk memiliki kemampuan
dan keterampilan atau kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugasnya
dengan baik. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 10 “
Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugasnya”.
Kompetensi guru harus dimiliki oleh setiap guru mengingat beban yang dipikul
oleh guru semakin berat. Dengan kompetensi yang dimiliki diharapkan seorang
guru dapat mendidik dan mengajar dengan baik yang dit unjukkan dengan
peningkatan prestasi belajar siswa.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru diantaranya adalah
kompetensi pedagogik meliputi: pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; kompetensi
kepribadian: kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia; kompetensi profesional: merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencangkup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya; dan
secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga pendidik, orang tua/
wali peserta didik dan masyarakat sekitar. (Daryanto, 2009:299-305)
Namun disis i lain profesi guru pada saat ini masih banyak dibicarakan
orang, atau masih dipertanyakan orang, baik dikalangan para pakar pendidikan
maupun di luar pakar pendidikan. Masyarakat atau orang tua murid pun
kadang-kadang mencemoohkan dan menuding guru tidak kompeten, tidak berkualitas dan
sebagainya, manakala putra-putrinya tidak bisa menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya sendiri atau memiliki kemampuan tidak sesuai dengan keinginannya.
Dari kalangan bisnis atau industrialis pun memprotes para guru karena kualitas
para lulusan dianggapnya kurang memuaskan bagi kepentingan perusahaannya.
Tentu saja tuduhan dan protes dari kalangan tersebut akan menurunkan wibawa
guru, bahkan cepat atau lambat juga akan menurunkan martabat guru.
Pengakuan masyarakat terhadap profesi guru masih sangat rendah. Kita
akui bahwa profesi guru paling mudah tercemar dalam arti masih ada saja orang
yang memaksakan diri menjadi guru walaupun sebenarnya yang bersangkutan
tidak dipersiapkan untuk menjadi guru.
Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1. Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan.
2. Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru.
3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya, sehingga wibawa guru semakin merosot. (Nana Sudjana dalam Uzer Usman, 2009:2)
Faktor lain yang mengakibatkan rendahnya pengakuan masyarakat
terhadap profesi guru yakni kelemahan yang terdapat pada diri guru itu sendiri, di
antaranya, rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme mereka. Penguasaan
terhadap materi dan metode pengajaran masih berada di bawah standar.
Oleh karena itu sudah saatnya kompetensi guru ditingkatkan. Dalam
dilakukan pemerintah adalah melakukan standar kompetensi dan sertifikasi guru
yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang diperkuat dengan adanya Undang-Undang No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam program standar kompetensi dan
sertifikasi guru tersebut, guru diuji secara berkala kinerja guru terus meningkat
dan dapat memenuhi syarat profesional yang memiliki kompetensi untuk
melaksanakan fungsi dan tujuan pendidikan sekolah khususnya dan serta tujuan
pendidikan nasional pada umumnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
tututan zaman.
Dengan adanya Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 maka keberadaan
guru akan lebih diakui oleh masyarakat, dan profesi guru akan menjadi profesi
yang diinginkan oleh banyak orang. Dengan adanya sertifikasi guru maka harus
diikuti dengan peningkatan kompetensi guru. Tidak hanya kompetensi profesional
saja yang harus ditingkatkan tetapi juga kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut harus dimiliki
oleh seorang guru, apalagi guru yang bersertifikasi. Seorang guru bersertifikasi
akan memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, baik guru negeri
maupun guru swasta akan dibayar pemerintah. Maka dituntut juga adanya
peningkatan kompetensi agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
lebih berkualitas.
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara dua unsur
manusiawi, yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang
mengajar. Proses belajar mengajar yang terjadi dikatakan berhasil apabila siswa
yang belajar menunjukkan hasil yang optimal.
Prestasi belajar siswa ditentukan oleh siswa itu sendiri dan keberhasilan
dalam proses belajar mengajar artinya hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh karakteristik individu dan kualitas pengajaran. Karakteristik
individu yang mempengaruhi hasil belajar siswa merupakan faktor yang berasal
dari dalam diri siswa, terdiri dari usia, kematangan, kesehatan, kelelahan, suasana
hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar. Sedangkan kualitas pengajaran
dari komponen-komponen pengajaran. Komponen pengajaran yang berhubungan
langsung dengan proses belajar mengajar adalah guru, kurikulum, metode, sarana,
dan prasarana. Sebagai salah satu komponen pengajaran, guru berperan amat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa karena guru adalah pihak
yang berinteraksi langsung dengan murid dalam proses belajar- mengajar di
sekolah, maka guru diharapkan selalu berusaha meningkatkan kemampuan
profesionalnya.
Mutu pendidikan sangat tergantung dari keberhasilan belajar anak didik.
Sementara keberhasilan belajar anak didik ditentukan oleh kemampuan atau
kompetensi yang dimiliki oleh guru, jadi gur u menjadi faktor penting untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Sungguhpun untuk mempersiapkan guru telah diupayakan sedemikian,
kenyataan menunjukkan, bahwa tidak semua guru di sekolah-sekolah kita
betul-betul profesional dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dapat dilihat dari
fenomena sebagai berikut:
1. Seringnya guru meninggalkan kelas tanpa alasan jelas dan kurang
memprioritaskan siswa.
2. Seringya siswa mengeluhkan cara mengajar guru yang kurang variatif
3. Masih belum dapat dijaminnya mutu pendidikan sebagaimana yang
dikehendaki.
Ternyata yang disoroti rendahnya mutu bukan sekedar guru ditingkat
dasar saja, melainkan juga sekolah menengah umum maupun kejuruan, baik
pertama maupun atas. Sederetan kritik yang yang dilontarkan terhadap mutu
pendidikan selama ini tertuju hampir seluruh jenjang pendidikan. Rendahnya nilai
siswa sekolah menengah, banyaknya lulusan sekolah menengah yang tidak dapat
bekerja sesuai bidangnya, senjangnya kesempatan kerja yang tersedia adalah
sedikit dari persoalan yang bersentuhan dengan kualitas pendidikan.
Berdasarkan kenyataan itu maka guru harus terus mengasah
kemampuannya atau kompetensi yang dimilikinya. Dengan itu maka guru dapat
Kecamatan Karanganyar memiliki 5 SMP Negeri yaitu SMP N 1
Karanganyar, SMP N 2 Karanganyar, SMP N 3 Karanganyar, SMP N 4
Karanganyar, dan SMP N 5 Karanganyar. Setiap sekolah mempunyai tujuan yang
sama yaitu berusaha menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. SMP
N di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar mempunyai 6 guru PKn
bersertifikasi. SMP N 1 Karanganyar mempunyai 1 guru PKn bersertifikasi, SMP
N 2 Karanganyar mempunyai 2 guru PKn bersertifikasi, SMP N 3 Karanganyar
mempunyai 1 guru PKn bersertifikasi, SMP N 4 Karanganyar mempunyai 1 guru
PKn bersertifikasi, dan SMP N 5 Karanganyar mempunyai 1 guru PKn
bersertifikasi. Pelajaran PKn yang telah diberikan kepada siswa sejak kelas VII
seharusnya dapat memberikan bekal agar siswa dapat memahami PKn baik secara
teori maupun penerapan dalam kehidupan sehari- hari. Peranan guru PKn sangat
dibutuhkan untuk memberikan pemahaman tentang pelajaran tersebut, tapi guru
PKn tidak hanya memberikan kontribusi positif kepada siswa dalam
meningkatkan keberhasilan belajar baik dilihat dari segi nilai mata pelajaran PKn
yang diraih siswa maupun dari segi etika dan moral siswa.
Inilah yang melatarbelakangi peneliti mengambil judul ”Kompetensi
Guru PKn Bersertifikasi dalam Meningkatkan Keberhasilan Belajar siswa
SMP Negeri Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun
ajaran 2009/2010”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mencoba meninjau
masalah yang berkaitan dengan kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP
Negeri Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. Adapun perumusan
masalah antara lain yaitu :
1. Bagaimana penerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar?
2. Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi guru PKn bersertifikasi dalam
3. Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan guru PKn bersertifikasi dalam
meningkatkan keberhasilan belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan kompetensi guru PKn bersertifikasi
di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru PKn bersertifikasi
dalam penerapan kompetensi guru.
3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan guru PKn bersetifikasi dalam
meningkatkan keberhasilan belajar siswa.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang pendidikan dan pengajaran, khususnya
pendidikan Kewarganegaraan yang berkaitan dengan kompetensi guru PKn
bersertifikasi dan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar PKn siswa
sehingga dapat menambah pengetahuan bagi guru, serta menambah khasanah
pustaka.
2. Praktis
a. Bagi guru dapat dijadikan sarana untuk selalu meningkatkan kompetensi
keguruan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi pendidikan.
b. Bagi siswa dapat digunakan sarana untuk selalu menumbuhkan potensi diri
agar dapat bermanfaat di masa datang dengan arahan dan bimbingan guru.
c. Bagi sekolah dengan tersedianya guru yang mempunyai kompetensi
profesional dapat meningkatkan kualitas siswa kemudian mampu
commit to user
BAB IILANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kompetensi
a. Pengertian Kompetensi
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 10, menjelaskan bahwa : “Kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalanya”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti
“(Kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal”.
Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.
Pendapat Mc. Leod yang juga dikutip Uzer Usman (1990: 14)
“Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”.
Dari uraian diatas mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu
yang diperoleh melalui pendidikan, kompetensi guru menunjuk pada
performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu
dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidik.
Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di
samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam
prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan dimaknai
sebagai perangkat yang efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi,
menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi
yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efisien.
Kompetensi guru diperlukan dalam rangka mengembangkan dan
mendemonstrasikan perilaku pendidikan, bukan sekedar mempelajari
keterampilan-keterampilan mengajar tertentu, tetapi merupakan
penggabungan dan aplikasi suatu keterampilan dan pengetahuan yang saling
bertautan dalam bentuk perilaku nyata.
Dari gambaran pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya.
b. Kompetensi yang Harus Ada Pada Seorang Guru
Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007, Standar Kompetensi Guru
Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK meliputi:
1) Kompetensi Pedagogik
a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
(1) Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan
aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar
belakang sosial-budaya.
(2) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang
diampu.
(3) Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
(4) Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata
pelajaran yang diampu.
b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
(1) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
(2) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu.
c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
(2) Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.
(3) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diampu.
(4) Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
(5) Menata materi pembelajaran secara benar sesuai pendekatan
yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
(6) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
(1) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang
mendidik.
(2) Mengembangkan komponen-komponen rancangan
pembelajaran.
(3) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk
kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
(4) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di
laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar
keamanan yang dipersyaratkan.
(5) Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang
releven dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran
yang diampu untuk mecapai tujuan pembelajaran secara utuh.
(6) Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang
diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.
(1) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran ya ng diampu
f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
(1) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong
(2) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik.
(1) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,
empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/ atau bentuk lain.
(2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi
kegiatan/ permainan yang mendidik yang terbangun secara
siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik
untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan
contoh, (b) reaksi guru terhadap respon peserta didik, dan
seterusnya.
h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
(1) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
diampu.
(2) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting
untuk dinilai dan evalusi sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang diampu.
(3) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
(4) Mengembangkan instrument penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.
(5) Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument.
(6) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan.
i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evalusi untuk kepentingan
pembelajaran.
(1) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evalusi untuk
menentukan ketuntasan belajar.
(2) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evalusi untuk
merancang program remedial dan pengayaan.
(3) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evalusi kepada
pemangku kepentingan.
(4) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
j) Melakukan tindakan reflektif untuk kepentingan kualitas
pembelajaran.
(1) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
(2) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan
pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
(3) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Mulyasa ,2007: 75).
2) Kompetensi Profesional
a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
(1) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
(2) Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi
kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan
kewarganegaraan(civic skiils).
(3) Menunjukkan manfaat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraa
b) Menguasai standar kompetesi dan kompetensi dasar mata pelajaran
yang diampu.
(1) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.
(2) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
(3) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.
c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
(1) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
(2) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
d) Mengembangkan keprofesio nalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
(1) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus- menerus.
(2) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
(3) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan.
(4) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
(1) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi.
(2) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan”.
E. Mulyasa (2006:135) menjelaskan ruang lingkup kompetensi profesional guru meliputi:
a) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.
b) Mampu mengembangkan dan menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
c) Mampu mengembangkan dan menggunakan alat, media, dan sumber belajar yang relevan.
3. Kompetensi Kepribadian
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
(1) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut,
suku, adapt- istiadat, derah asal, dan gender.
(2) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial
yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia
yang beragam.
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat.
(1) Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
(2) Berperilaku yang mencerminkan ketaqwaan dan akhlak mulia.
(3) Berperilaku ya ng dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota
masyarakat di sekitarnya.
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
(1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
(2) Menampilkan diri sebagai sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan
berwibawa.
d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru dan rasa percaya diri.
(2) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
(3) Bekerja mandiri secara profesional.
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
(1) Memahami kode etik profesi guru.
(2) Menerapkan kode etik profesi guru.
(3) Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)
butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
4 Kompetensi Sosial
a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi.
(1) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat
dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.
(2) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat,
orang tua peserta didik dan lingkungan sekplah karena perbedaan
agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status
sosial.
b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan sopan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
(1) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya
secara santun, emaptik dan efektif.
(2) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat
secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran
dan kemajuan peserta didik.
(3) Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta
c) Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
(1) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka
meningkatkan efektivitas sebagai pendidik.
(2) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk
mengembangkan dan meningkatkan kulitas pendidikan di daerah
yang bersangkutan.
d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.
(1) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas
ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
(2) Mengkomunikasikan hasil- hasil inovasi pembelajaran kepada
komunitas profesi sendiri secara lisan atau tulisan maupun bentuk
lain.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)
butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Dari pengertian tersebut dapat kita rincikan kompetensi guru
kedalam 3 bagian, yaitu :
a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik.
b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua
atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Berkaitan dengan tangung jawab; guru harus mengetahui, serta
berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus
bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran
disekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai individu yang berkecimpung dalam dunia pendidikan,
guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik.
Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus
mengenal nilai- nilai yang dianut dan berkembang dimasyarakat tempat
melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
c. Cara-Cara Meningkatkan Kompetensi
Menurut Daryanto (2009:383) “Peningkatan kompetensi kepribadian
dan sosial dilakukan secara terpadu dengan kegiatan dalam diklat, antara lain
melalui: (1) Pelaksanaan pelatihan yang profesional, dan (2) Pembiasaan
berperilaku sebagai guru yang memiliki kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial”.
Menurut Maantja, yang dipetik pada hari Jum’at jam 14.00 WIB (www.freewebs.com) Peningkatan kompetensi guru merupakan indikator peningkatan profesionalitas guru itu sendiri. Manajemen pengembangan kompetensi guru dapat diartikan sebagai usaha yang dikerjakan untuk memajukan dan meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilan guru demi kesempurnaan tugas pekerjaannya. Pengembangan kompetensi guru didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan:
1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya arus globalisasi dan informasi,
2) Menutupi kelemahan-kelemahan yang tak tampak pada waktu seleksi, 3) Mengembangkan sikap profesional,
4) Mengembangkan kompetensi profesional, dan
5) Menumbuhkan ikatan batin antara guru dan kepala sekolah.
Secara teknis, kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru adalah: Bimbingan dan tugas, Pendidikan dan pelatihan, Kursus-kursus, Studi lanjut, Promosi, Latihan jabatan, Rotasi jabatan, Konferensi, Penataran, Lokakarya, Seminar, dan Pembinaan profesional.
2. Guru
a. Pengertian Guru dan Tugas Guru
1) Pengertian Guru
Moh. Uzer Usman (1994:1) mengemukakan bahwa,“Guru
merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru”.
Pendapat lain menyatakan bahwa “Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar- mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan”. (Sardiman, 1996:123)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa guru dapat
menunjuk kepada jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus atau
dapat pula berarti orang yang berprofesi sebagai pengajar dan pendidik
yang menjadikan bidang pendidikan tidak sekedar sumber penghidupan
tetapi juga sarana pengabdian. Guru merupakan pribadi dewasa yag
mempersiapkan diri secara khusus melalui lembaga pendidikan guru,
menggunakan keahliannya, mengajar sekaligus mendidik siswanya
menjadi warga negara yang baik, berilmu, produktif, sosial, sehat dan
mampu berperan aktif dalam peningkatan Sumber Daya Manusia.
2) Tugas Guru
Sardiman AM (1996:148) menyatakan bahwa, “Tugas guru adalah
mendidik, membimbing anak didik agar menjadi manusia berpribadi”.
Seseorang dapat dikatakan sebagai guru tidak cukup tahu sesuatu materi
yang akan diajarkan, tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang
yang memang memiliki kepribadian guru dengan segala ciri tingkat
kedewasaan. Berarti untuk menjadi pendidik atau guru seseorang harus
berpribadi.
Menurut User Usman (2009:6)”Tugas guru dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu; tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan
tugas dalam bidang kemasyarakatan”. Tugas guru dalam bidang profesi
meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Tugas guru dalam bidang
kedua dan harus mampu menarik simpati peserta didik sehingga menjadi
idola para siswa, pelajaran yang diberikan hendaknya dapat menjadi
motivasi bagi siswa dalam belajar. Tugas guru dalam bid ang
kemasyarakatan guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.
c. Guru Profesional
Profesional merupakan jenis tugas, pekerjaan atau jabatan yang
memerlukan standar kualifikasi keahlian tertentu.
Menurut Daryanto (2009:254) Guru profesional adalah” Guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap, keterampilan profesional baik bersifat pribadian, sosial, maupun akademis. Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampaun maksimal.”
Sedangkan me nurut Undang-Undang Republik Indonesia No.14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10,
dijelaskan bahwa:
Pasal 8 : Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal 9 : Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program
diplomat empat.
Pasal 10 : (1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diatur dengan Peraturan
Guru merupakan jabatan yang memerlukan standar kualifikasi tertentu sebagai
tena ga profesional guru mempunyai kompetensi yang diperlukan untuk
mengajar sebagai penerapan profesionalisme.
d. Guru Sebagai Agen Perubahan
Pendidikan pertama diperoleh seorang anak adalah dari keluarga
yaitu orang tua. Orang tua yang mempunyai pengalaman yang lebih banyak
mengamalkan nilai-nilai kepada anak mereka. Nilai-nilai yang ditanamkan
oleh orang tua ada yang tidak sesuai dengan nilai- nilai yang didapat anak
disekolah. Oleh karena itu guru sebagai agen pembaharuan harus mampu
menjembatani para peserta didik. Tugas guru adalah memahami bagaimana
keadaan yang berbeda itu dengan menjelaskan kepada siswa melalui bahasa
yang merupakan alat untuk berpikir, melalui pengamatan yang dilakukan dan
menyusun kata-kata serta menyimpan dalam otak. Sehingga terjadilah
pemahaman sebagai hasil belajar. Perubahan inilah yang dilakukan melalui
pendidikan yang dapat memberikan hasil yang positif.
Tugas guru sebagai agen perubahan adalah “Menerjemahkan
kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa
modern yang akan diterima oleh peserta didik. Oleh karena itu, sebagai
jembatan antara generasi tua dan generasi muda, yang juga menerjemahkan
pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik”. (Martinis dan Maisah,
2009:112-113)
e. Guru PKn Berkompetensi
1) Guru Berkompetensi
Menurut Furqon, (2007:20) menyatakan bahwa “Guru yang
berkompeten adalah seorang guru yang dapat mengemban amanah,
memiliki keahlian dan profesional”.
Dalam bidang pendidikan, seorang pendidik dikatakan
berkompeten jika memiliki seperangkat kompetensi. Kaitannya dengan
maka perlu memperhatikan kompetensi lulusan yang relevan dengan
LPTK tersebut. Dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dinyatakan dala m pasal 28 ayat (3) bahwa: kompetensi sebagai
agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi Pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
2) Guru PKn Berkompeten
Berangkat dari uraian diatas seorang Guru PKn dapat dikatakan
berkompeten apabila merupakan lulusan dari LPTK program studi yang
sesuai yaitu program studi Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu guru
PKn juga harus memiliki seperangkat kompetensi seperti:
a) Kompetensi Pedagogik, kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
b) Kompetensi kepribadian, kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, mandiri dan berakhlak mulia.
c) Kompetensi sosial, kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
d) Kompetensi Profesional, kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan. (Furqon, 2007:22-24)
Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia No. 19 Tahun 2005
pasal 19 (10 menyatakan:
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Seorang guru PKn berkompeten harus mampu menciptakan
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif seperti yang tertuang pada PP
No. 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat (1) diatas.
Dijelaskan bahwa dalam paikem (Pembelajaran Aktif, Ino vatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terdapat beberapa unsur antara lain:
1) Peserta didik dan guru sama-sama aktif dan kreatif
2) Menarik minat peserta didik dan menyenangkan
3) Tingkat penguasaan materi lebih optimal (Daryanto, 2009:209)
Guru PKn berkompeten harus mampu mengaktifkan peserta didik,
mendorong kreativitas peserta didik dan menciptakan pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan.
3. Sertifikasi
a. Pengertian Sertifikasi, Sasaran, dan Tujuan
1) Pengertian Sertifikasi
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan
sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan
kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Sertifikasi adalah
prosedur yang digunakan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan
tertulis bahwa sesuatu produk, proses atau jasa telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan (Nataamijaya dalam Mulyasa, 2007:34).
Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan
sebagai proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan
uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan
kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.
Suyatno (2008:2) menyatakan bahwa sertifikasi guru adalah
proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik
diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesi guru.
Sertifikat adalah dokumen resmi yang menyatakan informasi di dalam
dokumen itu adalah benar adanya. Sertifikasi adalah proses pembuatan
dan pemberian dokumen tersebut. Guru yang telah mendapatkan sertifikat
berarti telah mempunyai kualifikasi mengajar seperti yang dijelaskan
dalam sertifikat itu.
Adapun dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan
sertifikasi guru adala h:
a) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
b) Undang-Undang No. 14 Tahun Tentang Guru dan Dosen.
c) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.
d) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 Te ntang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.(Daryanto,
2009:361)
2) Sasaran Sertifikasi
Undang-Undang Rebuplik Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional, Undang-Undang Rebuplik Indonesia No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan dosen, dan Peraturan Pemerintah Rebuplik
Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
menyatakan guru adalah pendidik profesional, termasuk guru bimbingan
konseling (guru BK) yang pada uraian ini selanjutnya disebut guru. Untuk
itu, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana
atau Diploma IV (SI / D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru yang diikuti
dengan peningkatan kesejahteraan guru, diharapkan dapat meningkatkan
mutu pembelajaran dan meningkatkan mutu layanan bimbingan dan
konseling bagi guru BK yang pada akhirnya meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. (Daryanto, 2009:359)
Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
Pasal 90 menyatakan:
“Peserta didik pendidik informal dapat memperoleh sertifikat
kompetensi yang setara dengan sertifikat kompetensi dari pendidikan
formal setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang terakreditasi atau oleh lembaga sertifikasi mandiri/
profesi sesuai ketentuan yang berlaku. Peserta pendidikan informal dapat
memperoleh ijazah yang setara dengan ijazah dari pendidikan dasar dan
menengah jalur formal setelah lulus uji kompetensi dan ujian nasional
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pencapaian suatu kompetensi akhir tenaga profesional dibuktikan atau
dinyatakan dengan suatu sertifikat kompetensi ataupun dokumen ijazah di
mana sertifikat kompetensi tersebut diterbitkan oleh satuan pendidikan
yang terakreditasi atau oleh lembaga sertifikasi mandiri yang dibentuk
oleh organisasi profesi yang diakui pemerintah sebagai tanda bahwa
peserta didik yang bersangkutan telah lulus uji kompetensi.
Jurnal National Commission on Educational Services (NCES)
yang dikutip oleh Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Standar
Kompetensi dan Sertifikasi Guru (2007:34) menyatakan” Certification ia
a procedure whereby the state evaluates and reviews a teacher
candidate`s credential an provides him or her a license to teach”. Artinya
sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah seorang guru
Berdasarkan rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa sertifikasi
guru merupakan suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang
telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan
pada suatu pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Oleh karena itu, proses
sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh
sertifikat kompetensi sesuai standar yang telah ditetapkan. Representasi
pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi
kompetensi adalah sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai
bukti pengakuan atas kompetensi guru yang memenuhi standar untuk
melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan
tertentu.
Dari uraian diatas dijelaskan bahwa sasaran dari sertifikasi adalah
pendidik profesional, termasuk guru bimbingan dan konseling (guru BK).
Dimana seorang guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademis
minimal Sarjana atau Diploma (SI atau D-IV).
3) Tujuan Sertifikasi
Banyak sekali tujuan sertifikasi guru. Tujuan utama sertifikasi
guru adalah:
a) Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b) Meningkatkan proses dan mutu hasil pend idikan. c) Meningkatkan martabat guru.
d) Meningkatkan profesionalitas guru. (Suyatno, 2008:3)
Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2007:35) mengungkapkan
sertifikasi guru bertujuan untuk hal- hal sebagai berikut:
a) Melindungi profesi pendidik dan tenaga pendidikan.
b) Melindungi masyarakat dari praktek-praktek yang tidak berkompeten sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.