• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Arsitektur

Di Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Oleh :

RUSLAN

0900239

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut)

Oleh Ruslan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ruslan 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bandung, Agustus 2014

Diajukan Kepada Dewan Penguji

Sidang Sarjana Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

Mengetahui : Pembimbing I,

Erna Krisnanto, S.T., M.T.

NIP. 19720607 199802 1 002

Pembimbing II,

Nuryanto, S.Pd., M.T.

NIP. 19760513 200604 1 010

Ketua

Prodi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI Bandung

Lilis Widaningsih, S.Pd.,M.T.

NIP. 19621231 198803 2 005 Ketua

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI Bandung

Dra. Rr. Tjahyani Busono, M.T.

(4)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut)

Oleh

RUSLAN

0900239

ABSTRAK

Penerapan sistem pembelajaran moving class dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut. Hal ini dilakukan berdasarkan kenyataan dilapangan, yaitu kurangnya motivasi belajar siswa Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut, yang berimplikasi pada rendahnya nilai siswa dalam mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Menggambar Rencana Kolom Beton Bertulang yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Dengan dilakukan sistem pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, khususnya siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut. Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana gambaran penerapan sistem pembelajaran moving class di SMK Negeri 2 Garut; (2) bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut; (3) seberapa besar kontribusi penerapan sistem pembelajaran moving class terhadap motivasi belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui gambaran penerapan sistem pembelajaran moving class di SMK Negeri 2 Garut; (2) mengetahui gambaran motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut; (3) mengetahui seberapa besar kontribusi penerapan sistem pembelajaran moving class terhadap motivasi belajar siswa.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner dan didukung oleh studi pustaka. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut yang berjumlah 174 siswa dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut yang berjumlah 45 siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan gambaran umum, uji normalitas, menghitung koefisien korelasi, menghitung koefisien diterminasi, pengujian hipotesis dan analisis regresi.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kontribusi penerapan sistem pembelajaran moving class terhadap motivasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Garut Jurusan Teknik Gambar Bangunan adalah sebesar 24,6%. Hubungan antara variabel X dengan variabel Y, berdasarkan perhitungan koefisien korelasi adalah sebesar 0,496 termasuk dalam kategori sedang.

(5)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

STUDENT’S LEARNING MOTIVATION

(Case Studies of XI Engineering Drawings of Building Student SMK 2 Garut)

RUSLAN

0900239

ABSTRACT

The implementation of moving class learning system is done in SMK 2 Garut of XI grades that are majoring Engineering Drawings of Building. It is done based on real situation, namely the lack of motivation of the student which is implicates to the low of the student result in Cost Budget Plan subject (RAB) and draw a plan of reinforced concrete bony that do not pass the criteria of minimum grade (KKM) is 75. This learning system expected to increase student learning motivation, especially a student Engineering Drawings of Building in grade XI of SMK 2 Garut. The issues in this study are 1) how is the implementation of learning systems moving class in SMK 2 Garut?; 2)how is the XI student’s motivation of Engineering Drawings of Building in SMK 2 Garut?; 3)how much moving class learning system contributes to student’s learning motivation? The purposes of this study are to 1)know the description of implementation of learning systems moving class in SMK 2 Garut; 2)know the description of the XI student’s motivation who are majoring Engineering Drawings Building in SMK 2 Garut; 3)know how much moving class learning system contributes to student’s learning motivation.

The research method used in this study is descriptive quantitative approach. The data collection used questionnaire and supported by literature study. The study population was all Engineering Drawings students in SMK 2 Garut totaling 174 students and the sample in this study was XI class student majoring Engineering Drawings that are 45 students. Data analysis techniques used in this study is a general description of calculation, normality test, calculate the correlation coefficient, calculate the coefficient terminated, hypothesis testing and regression analysis.

The results of this study indicate that the contribution of the implementation of learning system moving class on student’s motivation in SMK 2 Garut majoring Engineering Drawings of The Building is equal to 24,6%. The relation between variable X and variable Y based on the calculation of the coefficient of 0,496 is included in the average category.

(6)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Diagram... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Penjelasan Istilah Dalam Judul ... 5

G. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pembelajaran ... 7

1. Pengertian Sistem ... 7

2. Pengertian Pembelajaran ... 8

B. Jenis-jenis Sistem Pembelajaran ... 8

1. Sistem Konvensional ... 8

2. Sistem pembelajaran Moving Class ... 8

C. Motivasi dalam Pembelajaran ... 22

1. Pengertian Motivasi... 22

(7)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Fungsi Motivasi Dalam Pembelajaran ... 24

4. Sumber-Sumber Motivasi ... 26

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 31

6. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah ... 34

7. Prinsip-prinsip motivasi belajar ... 36

8. Upaya membangkitkan motivasi belajar ... 38

9. Indikator- indikator dalam motivasi belajar ... 38

D. Hipotesis Penelitian ... 41

BAB III MOTODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 42

B. Variabel Penelitian ... 43

C. Paradigma Penelitian ... 44

D. Populasi dan Sampel ... 45

E. Data dan Sumber Data ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data dan Kisi-kisi instrumen penelitian... 47

G. Pengujian Instrumen Penelitian... 53

H. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 59

1. Uji validitas ... 59

a) Variabel X (Pelaksanaan sistem pembelajaran moving class) ... 59

b) Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ... 61

2. Uji Reliabelitas ... 62

a) Variabel X (Pelaksanaan sistem pembelajaran moving class) ... 62

b) Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ... 63

B. Analisis Data ... 63

1. Perhitungan Gambaran Umum ... 63

a. Variabel X (Pelaksanaan Sistem Pembelajaran Moving Class) .. 63

(8)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

 Gambaran Tiap Indikator Variabel X ... 64

b. Variabel Y (Motivasi Belajar) ... 69

 Gambaran Umum Variabel Y ... 69

 Gambaran Tiap Indikator Variabel Y ... 70

2. Uji Normalitas ... 73

3. Mengitung koefisien korelasi ... 74

4. Perhitungan Koefisien Determinasi ... 76

5. Pengujian Hipotesis ... 77

6. Analisis Regresi ... 78

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

1. Pelaksanaan Sistem Pembelajaran Moving Class (Variabel X) ... 78

a. Pelaksanaan KBM ... 79

b. Peran Guru dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) ... 79

c. Kondisi Ruang Belajar, Kondisi Perabot Kelas, dan Daya Tampung Kelas ... 79

d. Overhead Jalan dan Pencapaian Antar Ruang ... 81

2. Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y) ... 83

a. Motivasi intrinsik ... 83

b. Motivasi Ekstrinsik ... 84

3. Kontribusi Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class Terhadap Motivasi Belajar Siswa... 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA

(9)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam pendidikan membuat setiap sekolah hendaknya selalu melakukan berbagai inovasi pembelajaran untuk mendasari dan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya memberikan situasi dimana siswa dapat secara optimal mengembangkan kompetensi diri sesuai perkembangan umur dan intelektual masing-masing siswa. Karena kemampuan belajar setiap anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Anak-anak akan tumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar yang didukung lingkungan yang dirancang secara cermat dengan menggunakan konsep yang jelas. Untuk mengambangkan kemampuan siswa dalam bereksplorasi, berfikir kreatif, dan mengembangkan kemapuan lain yang dimiliki siswa, sekolah perlu menerapkan berbagai model pembelajaran yang dikelola dengan sistem moving class.

Konsep sistem pembelajaran moving class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan mata pelajarannya. Dengan moving class, pada saat pergantian jam pelajaran maka siswa akan meninggalkan kelas menuju ke ruang kelas yang lain sesuai dengan mata pelajaran yang telah dijadwalkan, sementara siswa melakukan

moving, guru dapat menyiapkan materi pelajaran terlebih dahulu. Keuntungan

(10)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Garut ini masih menggunakan sistem pembelajaran yang konvensional (kelas menetap). Sistem pembelajaran konvensional di SMK menggunakan metode pembelajaran ceramah. Metode ceramah ini merupakan metode yang diterapkan oleh guru dalam kegiatan belajar dan mengajar. Dalam metode ini, biasanya membutuhkan pengembangan kemampuan siswa dalam berfikir untuk memecahkan masalah. Sering ditemukan guru hanya menggunakan metode yang monoton. Dalam metode ini guru hanya memberikan materi melalui ceramah, pemberian tugas dan diskusi bebas. Guru belum bisa memberikan metode pembelajaran yang menarik. Guru terkesan tidak dapat mengembangkan metode pembelajaran, sehingga setiap proses belajar dan mengajar tidak ada bedanya. Dari temuan di lapangan pada saat studi awal, bahwa guru hanya melakukan metode ceramah dan di dalam kelas tidak terdapat media pembelajaran yang dapat mendukung kegiatan belajar dan mengajar. Hal ini akan berpengaruh pada siswa pada saat mengerjakan tugas, yaitu masih banyaknya siswa yang tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas dikarenakan siswa jenuh dan bosan dengan suasana kelas serta banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas karena tidak mengerti dengan materi yang disampaikan oleh guru. Di samping itu, hal ini juga akan berpengaruh pada nilai siswa dalam belajar dengan banyak ditemukannya nilai siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75, sehingga harus mengikuti perbaikan (lihat tabel di bawah ini).

Tabel 1.1

Nilai UTS Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Menggambar Rencana Kolom Beton Bertulang Semester Genap Kelas XI TGB-I dan II

MATA PELAJARAN RAB MATA PELAJARAN KOLOM BETON

(11)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Melihat kenyataan dan data nilai di atas, maka perlu dilakukan penelitian dari segi sistem pembelajarannya. Salah satu sistem pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu moving class, karena dapat mengembangkan media dan alat-alat dalam belajar serta dapat menggunakan fasilitas kelas dengan maksimal. Sistem ini digunakan pada mata pelajaran rencana anggaran biaya (RAB) dan menggambar rencana kolom beton bertulang. Yang membedakan penelitian ini dengan guru yang lama yaitu pada media pembelajaran dan metode pembelajarannya sesuai dengan karakter moving class.

Moving class pada guru yang lama kegiatan belajar dan mengajar menitik

beratkan keterlibatan siswa pada guru. Alat peraga dan alat bantu KBM harus dibawa guru ketika perpindahan kelas, ruang belajar tidak mencirikan kekhasan mata pelajaran, identitas ruang belajar adalah ruang kelas dan suasana baru peserta didik diperoleh sewaktu jam istirahat dan pulang sekolah. Sedangkan

moving class pada penelitian ini kegiatan belajar dan mengajar menitik beratkan

pada siswa untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Alat peraga dan alat bantu KBM berada dalam ruangan, ruang belajar mencirikan kekhasan mata pelajaran, identitas ruang belajar adalah ruang mata pelajaran, dan setiap pergantian jam pelajaran suasana baru bagi siswa karena kondisi ruang mata pelajaran yang berbeda-beda.

Uraian di atas itulah menjadi latar belakang dilakukannya penelitian yang berjudul Kontribusi Sistem Pembelajaran Moving Class Terhadap Motivasi

Belajar Siswa : Studi Kasus Siswa Kelas Xi Jurusan Teknik Gambar Bangunan

SMK Negeri 2 Garut. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

gambaran bagi sekolah yang akan melaksanakan sistem pembelajaran moving

(12)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah

1. Rendahnya motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut. Hal ini ditandai oleh kurang senangnya siswa terhadap pelajaran Rencana Anggaran Biaya, sehingga akan berpengaruh pada kehadiran dan nilai siswa yang rendah;

2. Pembelajaran dengan sistem konvensional monoton, sehingga kurang memberikan motivasi untuk belajar. Hal ini ditandai pada sistem konvensional, guru hanya menjelaskan materi ajar melalui komunikasi satu arah sehingga tidak adanya interaksi yang dinamis hal ini membuat siswa jenuh dan bosan dalam belajar.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian mengenai penerapan sistem pembelajaran moving class di SMK Negeri 2 Garut ini dibatasi pada hal jadwal pelajaran, staff pengajar, sarana dan prasarana. Sarana meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan yang menunjang proses pembelajaran. Sedangkan prasarana meliputi lahan, ruang kelas, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja dan ruang/tempat lainnya yang menunjang proses pembelajaran; 2. Motivasi belajar yang diungkap dalam penelitian ini yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dibatasi pada hal keinginan untuk mendapatkan informasi atau pemahaman, keinginan untuk memperoleh keterampilan, pengembangan sikap untuk berhasil, keinginan untuk diterima oleh orang lain dan memberi sumbangan kepada kelompok. Sedangkan motivasi ekstrinsik dibatasi pada nilai, hadiah, persaingan, ejekan dan hukuman;

(13)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka rumusan masalah yang diangkat yaitu:

1. Bagaimana gambaran penerapan sistem pembelajaran moving class di SMK Negeri 2 Garut?

2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut?

3. Seberapa besar kontribusi penerapan sistem pembelajaran moving class terhadap motivasi belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk:

1. Mengetahui gambaran penerapan sistem pembelajaran moving class di SMK Negeri 2 Garut;

2. Mengetahui gambaran motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut;

3. Mengetahui seberapa besar kontribusi penerapan sistem pembelajaran

moving class terhadap motivasi belajar siswa.

F. Penjelasan Istilah dalam Judul

1. Kontribusi dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Supriono, 2010), kontribusi berarti sumbangan. Sementara padanan katanya dalam Bahasa Inggris adalah contribution yang berarti juga sumbangan atau iuran;

2. Moving Class Menurut Nugroho (2009) merupakan sistem belajar

(14)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Motivasi Menurut Gintings (2008) berasal dari bahasa latin (movere) yang dalam bahasa inggris sama artinya dengan “to move” kata kerja yang artinya menggerakan. Motivasi itu sendiri dalam Bahasa Inggris adalah

motivation yaitu sebuah kata benda yang artinya penggerakan.

G. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat teoritis

a) Memberikan sumber atau teori-teori tentang moving class bagi sekolah-sekolah yang lain;

b)Menambah wawasan dan nalar pelajar dalam memotivasi diri;

c) Menambah ilmu pengetahuan, baik di bidang pendidikan maupun dalam bersosialisasi bagi guru.

2. Manfaat Praktis

a) Referensi untuk menciptakan sistem pembelajaran dan metode pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi mengajar guru dan belajar siswa;

b) Menciptakan suasana belajar yang kondusif yang sesuai dengan matapelajarannya masing-masing bagi guru.

(15)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Dan Pendekatan Penelitian

Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk mendapatkan data dalam bentuk deskripsi, kemudian dianalisis secara mendalam melalui data dengan cara mengedarkan angket yang ditunjang dengan studi kepustakaan/menggunakan literatur-literatur yang relevan dengan kajian penelitian.

Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan metode penelitian. Sesuai dengan susunan penelitian tata cara meneliti.

MenurutSugiyono (2010) menyatakan bahwa:

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Hal tersebut di atas menunjukan bahwa di dalam sebuah penelitian sangat diperlukan adanya sebuah metode yang dapat melandasi kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Di dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan sehingga akan mempermudah langkah-langkah penelitian selanjutnya. Metode penelitian yang tetap merupakan pedoman penyelidikan yang terarah.

(16)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pemecahan masalah yang diselidiki dilakukan dengan menggambarkan pengaruh antar objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada.

B. Variabel Penelitian

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel dan konstrak (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat inspirasi, penghasilan, pendidikan,status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different value). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder (1981), dimana penelitian mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa Menurut Sugiyono (2010) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama, yaitu sebagai berikut:

a. Variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). (Sugiyono 2010)

b. Variabel Dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono 2010)

1) Variabel bebas (Variabel X) adalah penerapan sistem pembelajaran

moving class di SMK Negeri 2 Garut.

(17)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu C. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka penelitian dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian.

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan Sugiyono (2010). Berikut adalah paradigma penelitian dan memberikan gambaran tentang variabel-variabel dalam peneltian ini secara jelas.

Diagram 3.1 Paradigma Penelitian Sumber : Data Pribadi, 2014

Siswa kelas

(18)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Menurut Moh Nazir (2011) “Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan”. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek ini perlu ditetapkan secara akurat karena jika tidak akurat maka data yang terkumpul tidak dapat dianalisis.

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009) adalah

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Sesuai dengan data yang telah ada, maka populasi penelitian ini adalah

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 174 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiono (2010). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode nonprobabilitas dengan teknik sampling purposive. Teknik

sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

(19)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

E. Data Dan Sumber Data

1. Data

Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut Murdick, dkk (1984) merumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Menurut Zulkifli Amsyah (1987) data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke dalam berbagai bentuk media (Gultom et al, 2005).

Dalam penelitian ini terdapat dua data, yaitu data primer dan data skunder. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiono, 2010)

Dalam penelitian ini data primer adalah jenis data variabel X dan Y dengan keluaran penelitian berupa data kuantitatif. Sedangkan data skunder adalah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Seluruh siswa kelas XI jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut.

b. Kurikulum SMK Negeri 2 Garut.

c. Studi kepustakaan mengenai sistem pembelajaran moving class, motivasi belajar dan teori pendukung lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, menggunakan dua sumber data untuk mengumpulkan informasi dan analisis yang berkaitan dengan penelitian. Menurut (Sugiono, 2010). Sumber data adalah sebagai berikut:

(20)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sedangkan data dokumentasi meliputi foto-foto kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan penelitian.

b. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini data skunder adalah data yang didapat dari teori-teori kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam hal ini teori yang dimaksud adalah teori-teori tentang sistem pembelajaran moving class dan motivasi belajar.

Analisis data primer dan sekunder menjadi sangat penting untuk mendukung dasar penelitian menjadi hasil penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data Dan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan yang dirumuskan secara tetap. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh benar-benar akurat. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka digunakan teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik yang digunakan untuk mengatahui jumalah populasi penelitian, dalam hal ini siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut dan kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 2 Garut.

b. Kuesioner/Angket

Menurut Sugiyono (2009) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi sistem pembelajaran

moving class terhadap motivasi belajar siswa, bentuknya berupa pernyataan

(21)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

memberikan jawaban atas pernyataan yang sesuai dengan kenyataan dalam proses belajar mengajar siswa dengan sistem pembelajaran moving class. c. Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan referensi data dalam penelitian dan harus relevan atau sesuai dengan topik penelitian, fokus atau variabel penelitian.

2. Kisi-kisi instrumen penelitian

instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dalam hal ini variabel yang diteliti adalah jenis variabel X dan Y yang berbentuk angket. Angket ini diharapkan mampu memberikan solusi dan dapat memecahkan masalah dan menjadi data utama dalam penelitian. Angket dibuat berdasarkan atas kisi-kisi instrumen yang telah ditetapkan. Kisi-kisi instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

Variabel X adalah sistem pembelajaran moving class di SMK Negeri 2 Garut, aspek yang diungkap adalah pelaksanaan KBM, peran guru dalam KBM, kondisi ruang belajar, kondisi perabotan kelas, overhead jalan, daya tampung kelas, dan pencapaian antar ruang.

Variavel Y adalah motivasi belajar siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut, aspek yang diungkap adalah motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Jumlah item pernyataan untuk kedua variabel sebanyak 45 item pernyataan.

Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel X adalah skala penilaian (rating scale). Rating scale adalah skala pengukuran untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain (Sugiono, 2010). Sedangkan untuk variabel Y menggunakan skala

likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.

(22)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1.

Skala Jawaban Angket Variabel X dan Y

Variabel X Variabel Y Bobot Jawaban

Sangat Baik (SB) Sangat Setuju (SS) 4

Baik (B) Setuju (S) 3

Kurang Baik (KB) Kurang Setuju (KS) 2

Tidak Baik (TB) Tidak Setuju (TS) 1

(23)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

JUDUL VARIABEL INDIKATOR NO ITEM

PERNYATAAN RESPONDEN

b. Jeda waktu dari kelas ke kelas c. Pemanfaatan waktu belajar d. Alokasi waktu proses belajar e. Waktu istirahat yang diberikan

1,2,3,4,5

Siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut. 2. Peran guru dalam KBM

a. Kehadiran guru

a. Media belajar dan alat peraga b. Ruang belajar

c. kelas

(24)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4. Kondisi perabot kelas

a. Keadaan perabotan kelas b. Media pembelajaran c. Letak kursi dan meja d. Ruang belajar

5. Daya tampung kelas a. Jumlah kursi dan meja b. Luas ruang belajar c. Penataan kursi dan meja 6. Overhead jalan

a. Curah hujan b. Lebar koridor c. Jarak kelas

(25)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Motivasi belajar siswa (Variabel Y)

1. Motivasi Intrinsik a. Kebutuhan (need) b. Harapan (expentancy) c. Minat

26,27,28,29,30,31

Siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut. 2. Motivasi Ekstrinsik

a. Kecemasan terhadap hukuman b. Penghargaan dan pujian c. Peran orang tua

d. Peran pengajar e. Kondisi lingkungan

32,33,34,35 37,38,39,40,41

(26)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu G. Pengujian Instrumen Penelitian

Sesuai dengan penelitian instrumen yang digunakan haruslah valid dan reliabel dalam pengumpulan data. Agar mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Sehingga menghasilkan data yang diperlukan dalam penelitian maka instrumen harus benar dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.

1. Uji Validitas

Uji validitas penting dilakukan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat ukur (tes) dapat mengukur apa yang harusnya diukur. Sebagaimana pendapat Arikunto dalam Andang (2010) menyatakan bahwa “validitas tes adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas akan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

(Arikunto, 2010)

Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel x dan y

∑X = jumlah skor yang diperoleh dari responden yang diuji ∑ = jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan

responden yang diuji N = jumlah responden

Setelah harga rxy diperoleh, kemudian dikonsultasikan pada tabel harga kritik r

product moment dengan taraf signifikansi 5% dengan drajat kebebasan (dk) = n-2. Selanjutnya instrumen dikatakan valid jika harga rhitung>rtabel dan sebaliknya jika

rhitung < rtabel maka instrumen tidak valid.

= � ∑ − ∑ . ∑

(27)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Uji Reliabelitas

Reliabelitas adalah teknik untuk mengetahui konsistensi alat ukur (kuisioner). Besarnya reliabelitas alat ukur yang telah diujikan menunjukan sejauh mana tingkat kepercayaan dalam mengukur subjek penelitian. Dalam uji reliabilitas ini penelitian menggunakan rumus Alpha dimana rumus ini digunakan mengukur tingkat kepercayaan angket. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Arikunto, 2010) Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σb2 : jumlah varians butir

Σ2

t : varians total

Hasil perhitungan yang dilakukan dengan program Statistik SPSS Versi 17 kemudian di konsultasikan dengan angka koefisien R, yaitu sebesar 0,600 (Ghazali : 2001). Bila koefisien alpha lebih besar dari angka koefisien R, maka alat penelitian (angket) yang diuji adalah reliabel. Berikut tabel koefisien alpha yang dikelompokan berdasarkan kriteria indek reliabilitas sebagaimana yang dipaparkan oleh Arikunto (2010).

Tabel 3.2 Indeks Reliabilitas

No INTERVAL KRITERIA

1 <0,200 Sangat Rendah

2 0,200 – 0,399 Rendah

3 0,400 – 0,599 Cukup

4 0,600 – 0,799 Tinggi

5 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi

(28)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu H. Teknik Analisis Data

Pengelolaan data penelitian setelah penyebaran angket dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan Gambaran Umum

Untuk mengetahui gambaran umum dari masing-masing variabel dalam hal ini, yaitu variabel X (pelaksanaan sistem pembelajaran moving class), Y (motivasi belajar siswa). Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

P = Nilai prosentase

fo = Jumlah frequensi tiap skor x skor masing-masing frequensi n = Skor ideal

dimana :

 Untuk mencari gambaran jawaban tiap responden n = nilai bobot tertinggi x jumlah item.

 Untuk mencari gambaran tiap indikator n = jumlah frequensi tiap skor x skor masing-masing frequensi x jumlah responden.

Langkah –langkah dalam menghitung gambaran umum masing-masing responden berdasarkan rumus di atas yaitu sebagai berikut:

1. Memberi bobot untuk alternatif setiap jawaban.

2. Menghitung total skor dari semua jawaban yang dipilih responden.

3. Mencocokan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan dengan butir alternatif

4. Menghitung skor total tiap item dalam suatu indikator

5. Mengkonsultasikan total nilai skor rata-rata dengan standar yang ada. Adapun skala yang ditetapkan dalam mengkonsultasikan hasil perhitungan data prosentase adalah sebagai berikut:

(29)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Pedoman Penilaian Prosentase

INTERVAL KRITERIA

81% – 100 % Sangat Baik/Sangat Tinggi

61% – 80% Baik/Tinggi

41% – 60% Cukup

21% – 40% Tidak Baik/Rendah

0% – 20% Sangat Tidak Baik/Sangat Rendah (Arikunto, 2006)

2. Uji Normalitas

Berdasarkan paparan di atas bahwa uji normalitas ini berfungsi untuk mengatahui normal atau tidaknya variabel tersebut dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan menggunakan program statistic SPSS Versi 17 dengan menggunakan rumus Shapiro-Wilk. Adapun kriteria normalitas yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut Kuncoro (Ekasari, 2010).

a. Signifikansi atau Probabilitas <0,05 data tidak normal b. Signifikansi atau Probabilitas >0,05 data normal

3. Menghitung Koefisien Korelasi

Korelasi dalam ilmu statistik digunakan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih, dengan nilai korelasi ditunjukan pada koefisien korelasi. Menurut Sudjana (2005), “untuk keperluan perhitungan koefisien korelasi berdasarkan sekumpulan data (XiYi) berukuran n dapat menggunakan rumus

product moment correlation sebagai berikut :

Keterangan :

∑ = �ℎ = �ℎ

∑ = �ℎ = �

∑ = �ℎ �

= ∑ − ∑ . ∑

(30)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam menentukan koefisien terdapat ada dua penjelasan apabila koefisien korelasi bernilai positif, artinya dua variabel searah. Sebaliknya, jika nilai koefisien korelasinya negatif maka hubungannya akan berlawanan arah. Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan ± 1,00. Artinya, bila korelasi 0 maka tidak ada korelasi, sedangkan bila korelasinya + 1 berarti sangat tinggi. Tanda (+) pada korelasi menunjukan hubungan searah sedangkan tanda minus (-) menunjukan hubungan berlawanan arah.

Untuk memberi interpretasi terhadap korelasi maka dapat menggunakan tabel sebagai berikut :

Tabel 3.4

Tabel Kriteria Penafsiran Koefisien Korelasi

INTERVAL TINGKAT HUBUNGAN

Menghitung besarnya prosentase drajat kontribusi variabel X (pelaksanaan sistem pembelajaran moving class) terhadap variabel Y (motivasi belajar siswa) yaitu dengan mengkuadratkan angka R. Perhitungan koefisien determinasi ini menggunakan program statistik SPSS Versi 17. Angka R squere akan didapat pada tabel model summary.

5. Pengujian Hipotesis

Pengujian diterima atau tidak diterimanya hipotesis, yang sekaligus merupakan tanda keberartian atau ketidakberartian hubungan antara variabel-variabel yang menggunakan rumus sebagai berikut:

(Sudjana, 2005)

= √ −

(31)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Setelah diperoleh harga thitung kemudian dibandingkan dengan dk = (n-2)

dengan taraf kepercayaan 95%. Kriteria pengujiannya, apabila thitung >ttabel maka

Ho ditolak artinya koefisien korelasi signifikan atau sebaliknya. Pengujian hipotesis ini menggunkan program SPSS Versi 17. Angka thitung akan dapat

melalui uji t yang terdapat pada tabel ceofficientsa. 6. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk meramalkan variabel indevenden (bebas) dan variabel dependen (tergantung). Dalam jenisnya regresi terbagi menjadi dua yaitu, regresi sederhana dan regresi berganda. Disebut regresi sederhana (simple

regression) jika hanya ada satu variabel independen sedangkan disebut regresi

(32)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dari temuan data dan analisis data pada bab sebelumnya, semua masalah yang terdapat dalam penelitian ini dapat terjawab yang akan dipaparkan sebagai berikut berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya:

1. Penerapan Sistem Pembelajaran Moving Class di SMK Negeri 2 Garut.

Berdasarkan hasil penelitian penerapan sistem pembelajaran moving class terhadap motivasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Garut. Dari semua indikator yang diujikan termasuk dalam kategori baik. Adapun indikator yang diujikan yaitu, pelaksanaan KBM, peran guru dalam KBM, kondisi ruang belajar, kondisi perabotan kelas, daya tampung kelas, overhead jalan dan pencapaian antar ruang.

2. Motivasi Belajar Siswa Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri

2 Garut.

Berdasarkan hasil penelitian, dari semua gambaran umum jawaban siswa Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut memiliki motivasi yang tinggi. Hal ini dibuktikan berdasarkan indikator yang diujikan yaitu, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yang berada dalam kategori tinggi.

3. Besar Kontribusi Sistem Pembelajaran Moving Class Terhadap Motivasi

Belajar Siswa.

(33)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

mengajar, alat pelajaran, dan waktu sekolah. Dari kedua faktor di atas yang paling mempengaruhi yaitu faktor intern, faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yang sulit dirubah dan membutuhkan proses untuk merubahnya.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, penelitian ingin menyampaikan beberapa saran agar pelaksanaan sistem pembelajaran moving class dapat berjalan dengan baik sehingga motivasi belajar siswa lebih tinggi. Adapun saran yang ingin disamapaikan diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut:

a. Siswa SMK Negeri 2 Garut dapat memahami atauran dalam pelaksanaan sistem pembelajaran moving class supaya siswa dapat disiplin dalam belajar.

b. Jika sistem ini benar-benar dilaksanakan waktu yang diberikan untuk perpindahan pada siswa dari kelas ke kelas upayakan pada kelas yang terdekat.

c. Penataan kelas yang kurang, diharapkan bahwa tiap siswa memiliki kesadaran terhadap kelasnya masing-masing.

2. Bagi seluruh Guru Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut :

a. Tujuan dari penerapan sistem pembelajaran moving class ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat terwujud apabila guru dapat memberikan contoh kepada siswa tentang kedisiplinan dan bertanggung jawab dengan tugas dan kewajibannya sesuai dengan tujuan

moving class.

(34)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

c. Guru dapat mengembangkan metode belajar dengan semenarik mungkin sehingga siswa merasa tertarik untuk belajar dan merasa nyaman berada di dalam ruangan.

3. Bagi pihak SMK Negeri 2 Garut:

a. Penyususnan jadwal dan jam pelajaran serta waktu perpindahan disesuaikan dengan jarak kelas, sehingga waktu belajar siswa benar-benar efektif.

b. Penyediaan perabotan kelas yang kurang lengkap diharapkan mampu terpenuhi sehingga sehingga sistem pembelajaran moving class ini dapat berjalan dengan baik.

(35)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M. (2001). Pokok-pokok teori sistem. Jakarta: PT RajaGrapindo Persada

Amaliah, Hidayah Siti. (2012). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Sistem

Moving Class Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X. Jurnal Ilmiah.

Tersedia: jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/509/pdf

[online] Diakses pada tanggal [22 November 2013]

Andang, P Wulan. (2010). Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Classing

Blogging Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) di SMP. Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta

Akang. (2009). Strategi belajar dengan moving class. [Online] Tersedia: http://manajemen belajar.blogspot.com/2009/08/strategi-belajar-dengan-m oving-class.html [02 Mei 2014]

Baluk Nugroho, R. (2009). Strategi belajar dengan moving class. [Online]. Tersedia: http://manajemenbelajar.blogspot.com/2009/08/strategi-belajar-dengan-moving-class.html [03 Februari 2014]

Deva. (2012). Contoh Teori Motivasi Belajar Untuk Skripsi. [online]. http://devamelodica.com/contoh-teori-motivasi-belajar-untuk-skripsi [Online] diakses pada 29 januari 2014

(36)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Direktorat Pembina SMA. (2010). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembelajaran

Moving Class di SMA, Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA.

Ekasari,L. (2010). Kontribusi Sistem Pembelajaran Moving Class Terhadap

Motivasi Belajar Siswa: Study Kasus Siswa Kelas XI Jurusan Teknik

Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Sumedang. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia

Gintings, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung: Humaniora

Handrianto, P. (2012). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar [online]. Tersedia sainsjournal-fst11.web.unair.ac.id [02 Mei 2014]

Khaerudin. 2007. Penerapan sistem moving class. [online]. Tersedia: http://www.alkausar.org [25 Januari 2014]

Menteri Pendidikan Nasional SMK. (2008). Standar sarana dan prasarana. Jakarta. [online].Tersedia:

fkep.unand.ac.id/images/berita/peraturan/Standar_sarana__prasarana.pdf‎ [27 Februari 2014]

Novitasari,A. (2011). Hubungan Motivasi Pasien dengan Pelaksanaan Mobilisasi

Dini Pasca Seksio Sesarea di RSU Mitra Sejati Medan. Sumatra Utara :

Universitas Sumatera Utara [online] Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/27186 [30 Januari 2014]

Purwanto.(2008). Moving class. [online]. Tersedia

http://purwanto65.wordpress.com/2008/07/21/moving-class/ [25 Januari 2014] R. Ajeng Herty P (2014). Kontribusi Sistem Pembelajaran Moving Class

Terhadap Hasil Belajar Siswa. Bandung : Universitas Pendidikan

(37)

RUSLAN, 2014

KONTRIBUSI SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Ronny Preslysia. (2007). Moving class. [online]. Tersedia: http://www.indonesianschool.org [25 Januari 2014]

Rose, C. (2003). Kuasai lebih cepat. Bandung: Kaifa

Sugiyono, (2008) Metode Penelitian dan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta

Sanjaya, Wina. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: KENCANA Sardiman A. M.(2011). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Supriyono, Ari. (2006). Kontribusi Pemahaman Kewirausahaan Terhadap

Motivasi Mahasiswa Untuk Menciptakan Lapangan Kerja. Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia

Sriyono. Dkk (1992). Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Silaban, R. dkk. (2008). Pengaruh Strategi Penyampaian Pembelajaran

Menggunakan Modul Dan Pembelajaran Dosen Langsung Serta Motivasi

Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kualiah Autocad

di FT-Mesin UNIMED Medan. Laporan Hasil Penelitian, 8-9.

Waliya, N. (2007). Pengaruh Motivasi Belajar Peserta Diklat Dan Interaksi

Peserta Diklat Dengan Guru Terhadap Kesulitan Belajar Peserta Diklat

Pada Mata Diklat Menggambar Teknik Dasar. Skripsi serjana pendidikan

teknk arsitektur pada FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung :Tidak Diterbitkan

Gambar

Tabel 1.1 Nilai UTS Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Menggambar Rencana Kolom
Gambar Bangunan
Tabel 3.1. Skala Jawaban Angket Variabel X dan Y
Gambar Bangunan
+5

Referensi

Dokumen terkait

dan/atau kenegaraan presiden ke Kerajaan Arab saudi pada tanggal 20 sampai dengan 21 Mei iotz, maka untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan dipandang..

4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus III

Dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung tempe kedelai 14,1%, 28,2%, dan 56,4% selama masa prepubertal dapat menurunkan viabilitas spermatozoa mencit jantan galur

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kinerja sistem ventilasi alami dengan kondisi angin yang ada di sekitar gedung pada kondisi bangunan yang tebal/gemuk, dengan

(3) Secara bersama - sama terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Antar Pribadi Kepala Sekolah dengan Guru

Tidak memenuhi syarat Lokasi tujuan akhir pengiriman barang tidak sesuai dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 tahun 2014.. tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Pengertian nama domain atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website, atau