• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LANGENSARI KECAMATAN LANGENSARI KOTA BANJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LANGENSARI KECAMATAN LANGENSARI KOTA BANJAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LANGENSARI KECAMATAN LANGENSARI

KOTA BANJAR

Hasbi Pranoto¹ (rabbi.cukup@ymail.com)

Nandang Hendriawan² (nandang.hendriawan@yahoo.com) Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

ABSTRACT

The background of this research is that the commodity of California Papaya in Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar is prospective, it is expected that by developing this kind of commodity will endorse the farm business profitability. The developing of California Papaya Farm Business in Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar is supported by the compatibility of its climate and topography. The problem facing by the farmer is capital building. The method used in this writing is descriptive and quantitative. This study focusing on the current problem of farmer. The population of this study is the farmers of California Papaya in Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar as many as 54 famers. Sampling is taken by using simple random sampling technique 50 % of population. This research shows that geographical factors affected on California Papaya farm business is climate, latitude and hydrology system. The human factors affected on California Papaya farm business is knowledge, maintenance skill and marketing, while the impediment factors of developing California papaya farm business is average air temperature, soil condition and capital building in Desa langensari kecamatan langensari Kota Banjar. The efforts to develop California Papaya farm business in Desa langensari kecamatan langensari Kota Banjar are to extend the capital, to expand marketing range, intensifying agricultural illumination and partnership building.

Keywords : Cultivation, papaya california, farmer

PENDAHULUAN Latar Belakang

Buah-Buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik berskala kecil, menengah maupun besar, karena memiliki keunggulan berupa nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri yang terus meningkat.

(2)

Kota Banjar merupakan daerah dataran dengan luas wilayah mencapai 131,97 km2 dan berada pada ketinggian antara 20 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut (mdpl) serta beriklim tropis. Sedangkan kecamatan yang seluruh permukaan wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 25 mdpl adalah Kecamatan Langensari sehingga sangat cocok sebagai daerah basis pertanian dengan irigasi teknis yang memadai. Sektor pertanian masih merupakan sektor yang memegang peranan cukup besar dalam perekonomian Kota Banjar dimana sebagian besar penduduknya masih menggantungkan penghidupannya dari sektor ini, tingkat kesuburan tanah di Kota Banjar pada umumnya tergolong sedang (baik) dengan tekstur halus. Terutama pada sektor pertanian buah-buahan di Kota Banjar yang luas lahannya sampai 3249 ha.

Adanya usaha budidaya Pepaya California yaitu karena adanya permintaan pasar dari luar Kota Banjar yang dijalin oleh para sekelompok tani di Desa langensari dengan menjalin kemitraan dengan beberapa pasar dan toko buah di sejumlah dareah di luar Kota Banjar. Buah Pepaya jenis California dinilai menjanjikan untuk meningkatkan taraf ekonomi petani, dan sekarang Buah Pepaya jenis ini mulai menjadi pilihan petani untuk usaha budidaya Buah Pepaya. Selain Buahnya yang manis menyegarkan, Pepaya juga mengandung nutrisi yang baik untuk kesehatan. Pepaya California memiliki keunggulan diantaranya Buahnya tidak terlalu besar dan berkulit tebal.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk Mengetahui Faktor-faktor geografis apa saja yang mempengaruhi pengemabangan usaha budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar. 2) Untuk Mengkaji Upaya-upaya apakah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan usaha budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar.

Penelitian Yang Relevan

Banyaknya penelitian tentang budidaya tanaman pertanian yang dikaji dari sudut pandang geografi baik secara fisik maupun ekonomi. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Haris Irfan Susandi, tahun 2011 meneliti tentang “Prospek

(3)

Pengembangan Budidaya Ubi jalar (Ipomea Batatas L) di Desa Bandorasa kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan”. Hasil penelitian tersebut adalah :

a. Kondisi fisis-geografis seperti iklim, jenis tanah, ketinggian tempat di daerah penelitian merupakan faktor pendukung dalam pengembangan budidaya ubi jalar. Faktor geografi sosial seperti kesulitan pemasaran hasil panen pertanian merupakan faktor sosial penghambat dalam pengembangan ubi jalar. Adapun faktor pendukung dalam pengembangan budidaya di daerah penelitian yaitu pengetahuan dan keterampilan petani budidaya ubi jalar.

b. Upaya-upaya dalam yang dapat dilakukan dalam pengembangan budidaya ubi jalar yaitu dengan meningkatkan modal usaha dengan meminjam kepada tengkulak dan saudara, perluasan pemasaran, membuat olahan ubi jalar dalam bentuk ubi jalar segar, dan tepung/pati.

METODE PENELITIAN

Sehubungan dengan masalah yang penulis teliti dan masalah yang terjadi pada masa sekarang, maka metode yang penulis gunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif. Penggunaan metode deskriptif kuantitatif ini diarahkan untuk mengungkapkan data tentang faktor-faktor geografi apa saja yang mempengaruhi pengembangan usaha budidaya pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar.

PEMBAHASAN

Deskripsi Kegiatan Budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar.

Budidaya Pepaya California di Desa Langensari pada awalnya diperkenalkan oleh APPI (Asosiasi Petani Pepaya Indonesia) Kecamatan Langensari. Dan awal pembibitan dilakukan pada tahun 2010. Pengembangan komoditas tanaman Buah Pepaya jenis California di Desa Langensari Kecamatan Langensari dinilai sangat menjanjikan, di harapkan dengan adanya pengembangan akan terus meningkat usaha budidaya Pepaya tersebut. Produksi dari hasil panen budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kecematan langensari sebesar 17 ton per minggunya.

(4)

a) Persiapan Tanam

Lahan di bersihkan dari gulma (rumput dan ilalang) setelah itu Bajak tanah supaya gembur, Buat lobang tanam dengan ukuran 60cmx60cmc60cm, jarak antara as lobang ke as lobang 2,5 m.

Masukan pupuk organik 1 karung untuk 1 lobang atau kurang lebih 20 kg, masukan pula pupuk anorganik sebanyak 300 gram, bila perlu masukan kapur pertanian sebanyak 500 gram, untuk memastikan tanah mempunyai kandungan kapur cukup, karena pohon Pepaya memerlukan kapur yang tinggi, aduk tanah, pupuk dan kapur sampai merata dan biarkan adukan tersebut 10s/d14 hari supaya pupuk permentasi dengan tanah. Pemupukan sangat penting dalam menjaga kesuburan tanah, sesuai dengan pendapat Sutanto (2002:153) menyatakan bahwa : Program pemupukan bertujuan meningkatkan kesuburan dan kegiatan biologi tanah yang dilaksanakan dengan cara menambahkan bahan organik dalam jumlah yang memadai, dan sedapat mungkin berasal dari dalam petak pertanaman itu sendiri.

Gambar 1

Bibit yang Telah Ditanam b) Pembibitan dan Penanaman Pohon Pepaya California

Pembinaan dilakukan bersamaan dengan pengolahan lahan tanam karena pembibitan di persemian memerlukan waktu 30 hari s/d 40 hari.

Biji yang telah kering di rendam dengan memakai air hangat kurang lebih 40 derajat C selama 5 menit lalu ganti air rendaman tersebut dengan air dingin,

(5)

direndam 24-36jam. Buang air rendaman yang dingin lalu rendam kembali selama 2 menit dengan air hangat, setelah 2 menit buang air rendamannya, keringkan biji yang telah direndamkan dengan kain lap tetapi jangan terlalu kering dan terlalu basah karena jika terlalu kering biji tidak mau tumbuh begitu juga jika terlalu basah biji akan membusuk.

Biji yang sudah di lap masukan ke dalam plastik / wadah yang gelap supaya tidak terkena radiasi cahaya, gunanya untuk membantu mempercepat akar, simpan ditempat yang bersuhu antara 30 derajat C s/d 40 derajat C. Tunggu sampai biji keluar kecambah / akar, biasanya pada hari ke 10 sebagian biji akan keluar akarnya. Sambil menunggu biji keluar akar, siapkan tanah yang dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1:1 aduk sampai rata dan biarkan adukan tersebut selama kurang lebih 1 minggu.

Masukan tanah ke dalam poliback ukuran 10x15 cm. Ambil biji yang tumbuh akar dan masukan ke poliback, sebaiknya lebih dari 1 biji yakni antara 2 atau 3 biji. Siram 2 hari 1x dan lakukan penyemprotan 1 minggu 1x dengan air + fungsida + insektisida + pupuk majemuk supaya bibit tumbuh sehat. Bibit harus terlindung dari terik matahari dan hujan namun bibit juga memerlukan cahaya dan air, jadi kita dapat menggunakan plastik transparan atau paranet untuk melindunginya. Setelah berumur lebih dari 1 bulan, bibit bisa ditanam dilahan yang telah disiapkan.

c) Perawatan Pohon Pepaya

Pohon Pepaya yang baru di tanam harus diperhatikan dan dipastikan mendapat suplay air dan makanan yang cukup dan perhatikan juga gejala – gejala penyakit yang dimungkinkan akan timbul, sebaiknya sebelum sebelum penyakit menyerang tanaman, kita lakukan pencegahan dengan melakukan penyemprotanbisa dilakukan antara 10 s/d 14 hari sekali.

(6)

Gambar 2

Penyemprotan Hama dan Penyakit pada Pohon Pepaya California

Gunanya penyemprotan selain untuk mencegah dan mengobati penyakit juga member pupuk tambahan yakni berupa pupuk majemuk untuk penyemprotan tanaman sebelum berbungan atau pada usia 1s/d 3 bulan (1 bulan di poliback persemayan sampai 2 bulan di lahan tanam dan bulan ke 3 biasanya phon Pepaya akan kelyar bunga atau bakal Buah maka kita gunakan campuran yaitu : air + pestisida (Fungsida + insektisida) + pupuk majemuk untuk batang dan daun. Setelah pohon Pepaya berbunga, campuran diatas ditambah pupuk majemuk untuk Buah. d) Memilih Pohon Pepaya yang Berbunga Sempurna

Biji yang ditanam di poliback 2 sampai 3 biji. Dari 2 atau 1 pohon yang tumbuh di poliback, lalu dipindah ke lahan tanam, kemungkinan besar tidak semua pohon tumbuh menjadi Pepaya yang berbunga sempurna, ada yang tumbuh dengan bunga jantan dan ada yang juga yang tumbuh dengan bunga betina. Pohon Pepaya yang berbunga sempurna akan menghasilkan Buah yang diinginkan yakni bagus, besar dan lonjong.

(7)

Gambar 3

Kebun Pepaya California di Desa Langensari

Pohon Pepaya yang berbunga jantan, akan menghasilkan Buah Pepaya yang kecil-kecil dan kebanyakan bunga saja, bentuk beruntun seperti anggur, dalam istilah bahasa sunda yaitu Pepaya karayunan. Pohon Pepaya yang berbunga betina akan menghasilkan Buah yang bentuknya bulat, Jadi agar usaha budidaya ini menghasilkan keuntungan yang optimal, maka yang kita tanam hanya pohon yang berbunga sempurna saja, yang berbunga jantan dan betina dibuang. Cara menentukan pohon Pepaya berbunga sempurna, tidak dapat dilihat dari bentuk pohonnya namun kita harus mengambil salah satu bunga yang ada pada pohon tersebut lalu belah dengan pisau kecil maka didalam bunga tersebut akan terlihat putik serat rambut yang berwarna kuning dan belum berbentuk Buah maka dapat dipastikan pohon tersebut berbunga sempurna.

Faktor Geografi yang Dapat Mempengaruhi Pengembangan Usaha Budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar

a. Faktor geografi fisis yang dapat mempengaruhi pengembangan usaha budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar dengan melihat faktor yang mendukung dan menghambatnya, seperti :

1) Reijntjes, et.al (1992:76) Menyatakan bahwa Kondisi pertumbuhan tanaman dan ternak sangat ditentukan oleh kondisi iklim. Kondisi ini bisa tidak selalu optimal bagi pertumbuhan, bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman, ternak

(8)

atau tanah, dan bisa mencakup faktor resiko besar. Berdasarkan klasifikasi menurut Schmidth-Ferguson, iklim di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar dengan nilai (Q) 23,4%, termasuk jenis iklim tipe B, yaitu iklim basah tropis. Hal ini sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman Pepaya California. karena pohon pepaya dapat tumbuh dengan kondisi iklim tropis maupun subtropis.

2) Curah hujan di Desa Langensari dalam lima tahun terakhir rata-rata 1215,2 mm/tahun. Hal ini sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman Pepaya California. pepaya idealnya tumbuh dengan curah hujan 1000-2000 mm/tahun, hal ini sesuai dengan kondisi di Desa Langensari Kecamatan langensari Kota Banjar.

3) Suhu udara mempengaruhi besarnya curah hujan, laju evaporasi, transpirasi. Suhu di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar yaitu 35 °C sedangkan suhu optimum dari syarat pertumbuhan Pepaya California yang ideal adalah 22 °C-26 °C. meskipun begitu hal ini tidak terlalu menghambat dari pertumbuhan Pepaya California karena petani dapat mengatasi hal tersebut dengan menjaga kelembaban tanah dengan melakukan penyiraman pada lahan yang ditanami pohon Pepaya California.

4) Jenis tanah daerah penelitian yaitu Aluvial dan podsolik merah kuning, dengan derajat keasaman (pH 5-6). Tanah aluvial adalah tanah berasal dari endapan baru dan berlapis-lapis, bahan organik jumlahnya tidak teratur dengan kedalaman, tanah aluvial atau tanah entisol termasuk tanah yang subur. Menurut Hardjowigeno (2010:235) “Problema tanah ultisol dan oksisol (atau tanah-tanah Podsolik merah kuning) adalah reaksi tanah yang masam, kandungan Al yang tinggi, unsur hara rendah, sehingga diperlukan pengapuran dan pemupukan serta pengelolaan yang baik agar tanah menjadi produktif dan tidak rusak”. Walaupun tanah podsolik merah kuning mempunyai kandungan asam, petani dapat mengatasi hal tersebut dengan pengapuran pada lahan yang mau ditanami bibit Pepaya California untuk menetralisir kandungan asam dalam tanah.

(9)

Gambar 4

Peta Formasi Geologi Kecamatan langensari

5) Menurut Akub (1998:11) bahwa “Topografi adalah gambaran tentang tingkat kemiringan dan ketinggian tanah dari permukaan laut. Topografi di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar sebagian besar adalah dataran rendah dengan ketinggian yaitu 16 mdpl diatas permukaan laut, hal ini cocok karena syarat pertumbuhan Pepaya dari ketinggian 0-1000 mdpl.

6) Kondisi air (hidrologi) di Desa Langensari memiliki 1.634 sumur gali dan 561 sumur pompa, selain itu di sebelah utara daerah Desa Langensari terdapat Sungai Citanduy yang melintasi di daerah sebagian besar Lahan Pertanian Pepaya California. meskipun musim kemarau petani tidak kesulitan dalam mencari sumber air, karena petani dapat mengambil sumber air dari sungai Citanduy menggunakan pompa air.

b. Faktor geografi manusia yang dapat mempengaruhi pengembangan usaha budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar dengan melihat faktor yang mendukung dan menghambatnya, seperti :

1) Pengetahuan petani dalam budidaya pepaya California sebagian besar dari kelompok tani yang memperkenalkan sekaligus mengajak untuk budidaya

(10)

Pepaya California di dukung juga dengan kegiatan penyuluhan yang dilakukan PPL (penyuluh pertanian lapangan).

2) Keterampilan petani Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar pada umumnya secara teknis bisa melakukan budidaya Pepaya California. Dan hal ini tidak memgalami kesulitan apapun.

3) Pemeliharaan petani Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar tidak mempunyai kesulitan, sebagian besar petani sudah bisa melakukan budidaya Pepaya California.

4) Pemasaran hasil panen Pepaya California petani menjualnya ke tengkulak yang berkerjasama dengan asosiasi untuk memperluas pemasarannya. Hal ini sangat mendukung karena meskipun dijual ke tengkulak hasil dari nilai jual Pepaya California sangat menjanjikan daripada usaha pertanian yang lainnya, dan selain itu adanya permintaan pasar-pasar di kota besar seperti ke pasar Caringin Bandung dan pasar Keramatjati Jakarta.

5) Faktor penghambat pada aspek geografi manusianya dalam usaha budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar yaitu dalam hal modal usaha, Untuk modal awal dari pembibitan dan modal untuk biaya perawatan pupuk yang menjadi kesulitan untuk petani Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar.

Upaya-upaya yang Dapat Dilakukan dalam Mengembangkan Usaha Budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar

a. Meningkatkan Modal Usaha

Modal merupakan unsur produksi yang paling penting, tanpa modal segalanya tidak akan berjalan. Untuk menambah modal usaha, petani Pepaya California melakukan upaya dengan meminjam modal ke Gapoktan dan Saudara. b. Perluasan Pemasaran

Perluasan pemasaran yang dapat dilakukan oleh petani Pepaya California yaitu dengan menjalin kemitraan dengan Asosiasi Mustika Carica di Desa Langensari Kecamatan langensari Kota Banjar. Sebagian besar petani di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar yaitu menjual hasil panennya ke tengkulak yang nantinya dijual ke pasar Caringin di Bandung dan pasar Keramatjati

(11)

di Jakarta. Dan selain itu sebagian kecil petani menjualnya ke pasar Langensari dan pasar Kota Banjar

c. Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan Untuk mendorong petani dalam meningkatkan usaha budidaya Pepaya California mengenai pengetahuan petani, pembudidayaan dan pengembangan usaha budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar. Sebagian besar petani Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar dalam 3 bulan atau 4 bulan sekali mendapatkan Penyuluhan dari petugas PPL (Peyuluhan Pertanian Lapangan) dari BPP (Badan Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Langensari.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil deskripsi dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu bahwa Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar mempunyai kondisi geografi yang cocok sebagai daerah basis pertanian, Terutama dalam usaha budidaya Pepaya California. Hal ini dilihat dari faktor-faktor geografi yang mendukung usaha budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar, yaitu faktor geografi fisisnya adalah iklim, curah hujan, ketinggian tempat dan air (hidrologi) sedangkan faktor yang menghambatnya adalah suhu rata-rata dan kondisi tanah di Desa Langensari. Dan faktor geografi manusianya yang mendukung adalah pengetahuan, keterampilan, pemeliharaan, pemasaran serta yang menjadi faktor penghambatnya adalah dalam hal modal usaha.

Saran

Untuk dapat mengembagkan usaha budidaya Pepaya California yaitu meningkatkan modal usaha dengan adanya modal pinjaman dari gapoktan, perluasan pemasaran dan penyuluhan guna mendukung pengembangan usaha Budidaya Pepaya California di Desa Langensari Kota Banjar.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, Sarwono(2010). Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo

Reijntjes, et.al (1992). Pertanian Masa Depan Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Yogyakarta: Kanisius.

Sutanto,Rachman. (2002). Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius.

Tisnasomantri, Akub. (1998). Geomorfologi Umum (Konsep Dasar dan Morfologi Fluvial). Bandung: FPIPS-IKIP.

Referensi

Dokumen terkait

Konsumsi ransum pada R4 lebih rendah daripada R3 disebabkan karena R4 kandungan energinya paling tinggi sehingga kelinci yang diberi ran - sum R4 makan lebih sedikit dari R3

Sehingga masyarakat umum mengetahui pengaruh tingkat investasi dan belanja pemerintah terhadap produk domestik regional bruto sebagai salah satu indikator

Kesimpulan dari penelitian ini adalah berdasarkan uji regresi linier berganda, mengartikan bahwa pencapaian laba kotor yang diperoleh perusahaan dapat digunakan untuk

Hasilnya menunjukkan meskipun terdapat banyak konten acara dalam Halal Expo Japan namun bila dicermati secara lebih mendalam dan kritis dapat terlihat baik konten- konten

soxhlet dikembalikan ke labu didih. Proses dilanjutkan dengan distilasi etanol dari minyak dengan suhu pemanas mantel 200 o C hingga ¾ sirkulasi. Etanol hasil distilasi

Salah satu organisasi nirlaba tersebut adalah perkumpulan sosial di masyarakat yang berfungsi sebagai sarana partisipasi mereka dalam pembangun an bangsa

1999 dalam Dahlanuddin (2002), bahwa sebagian besar populasi kambing di dunia dimiliki oleh peternak tradisional dengan skala kecil ( small holder farming ). Ini

manusia yang baik dalam pengembangan teknologi sehingga generasi berikutnya dapat berkontribusi dalam kemajuan teknologi tersebut, bukan sekadar sebagai penikmat