GODEAN No. 20, YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh :
CRISSANTUS DEWANTORO
NIM : 012214070
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
”Nothing you can do, but you can learn how to be you in time”
v
vi
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Agustus 2008 Penulis
vii
Studi Kasus Pada Warung Internet ‘RAJAWALI’ Di Jalan Godean No. 20, YOGYAKARTA
Crissantus Dewantoro
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) karakteristik konsumen pengguna jasa warung internet “Rajawali”, (2) kepuasan konsumen warung internet “Rajawali” terhadap jasa warung internet “Rajawali” dan (3) atribut jasa manakah yang terpenting bagi konsumen warung internet “Rajawali”.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan teknik analisis data yang dipergunakan adalah analisis persentase, Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) dan analisis prioritas kepentingan
viii
A Case Study At Warung Internet ‘RAJAWALI’ At Jalan Godean No. 20, YOGYAKARTA
Crissantus Dewantoro
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2008
This research was aimed to identity (1) characteristics of the customers of Warung Internet ”Rajawali”, (2) the customers satisfaction of Warung Interrnet ”Rajawali”, and (3) the most important attribute as perceived by consumers of Warung Interrnet ”Rajawali”
The data collection technique used was questionnaire. While the data analysis techniques used were analysis of percentage, customer satisfaction index and analysis of priority.
x
sehingga proses penelitian dan pembuatan skripsi untuk meraih gelar sarjana bisa terealisasi. Proses pembutan skripsi yang berjudul “ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS JASA WARUNG INTERNET” ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap waung internet ‘RAJAWALI’,
Penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari semua pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si, Akt selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono SE, MBA. selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dara Yoyakarta..
3. Ibu Dra. B. R. Diah Utari, M. Si. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. E. Sumardjono, M.B.A. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.
xi
maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Kakanda Danies yang telah mendoakanku dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Sahabat-sahabatku di Manajemen angkatan 2001 yang selama ini telah memberikan motivasi sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam sistematika maupun isi yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk memperbaiki penyusunan karya tulis berikutnya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2008
xii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……… iii
HALAMAN MOTO ……… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi
ABSTRAK …..……… vii
ABSTRACT ……… viii
KATA PENGANTAR ……… ix
DAFTAR ISI ...……… xi
BAB I PENDAHULUAN ….……… 1
A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Rumusan Masalah …...……… 3
C. Batasan Masalah …….………. 4
D. Tujuan Penelitian ………. 4
E. Manfaat Penelitian ………... 5
F. Sistematika Penulisan ………. 6
BAB II LANDASAN TEORI …….……… 8
A. Pemasaran ……… 8
B. Strategi Pemasaran ……….. 10
C. Perilaku Konsumen……….. 11
D. Faktor yang Mempearuhi Perilaku Konsumen ……… 11
E. Pengertian Jasa ……… 14
F. Kualitas Jasa ……… 14
G. Karakteristik Jasa ……… 16
H. Faktor Penyebab Buruknya Kualitas Jasa ………... 17
xiii
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ……… 26
E. Jenis dan Sumber Data ……… 27
F. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ……….. 27
G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ………. 28
H. Teknik Analisis Data ………. 31
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN SEJARAH PERUSAHAAN ……… 34
A. Sejarah Singkat Perusahaan ……… 34
B. Struktur Organisasi dan Personolia ………. 34
C. Sistem pemasaran ……… 35
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………... 37
A. Analisis Validitas dan Reliabilitas Responden ……… 37
B. Deskripsi Data Penelitian ……… 48
BAB IV KESIMPULAN ………. 62
A. Kesimpulan ………... 62
B. Saran ……….. 63
C. Keterbatasan ……….. 64
DAFTAR PUSTAKA ………. 65
LAMPIRAN ……..………. 66
A. Lampiran I Kuesioner ….……….…… 67
B. Lampiran II Validitas dan Reliabilitas ……….…… 75
C. Lampiran III Input Data ..……….…… 95
D. Lampiran IV Indeks Kepuasan Pelanggan ..……….…… 98
1 A. Latar Belakang
Manusia mempunyai kebutuhan yang sangat kompleks. Bukan hanya
kebutuhan yang mendasar, seperti sandang, pangan dan papan tetapi juga
kebutuhan hiburan yang terus bertambah seiring dengan perkembangan
teknologi. Teknologi pun dituntut untuk berkembang dengan tujuan
memenuhi kebutuhan manusia yang “tidak pernah terpuaskan”. Salah satu
kebutuhan yang sangat penting saat ini adalah kebutuhan akan informasi.
Informasi menjadi kunci utama dalam keberhasilan setiap orang baik pebisnis,
dosen, mahasiswa, pelajar dan seluruh masyarakat. Dengan informasi,
seseorang dapat lebih mengenal keadaan di luar dirinya, lingkungannya dan
dunianya.
Begitu pentingnya informasi bagi setiap orang sehingga membuat
perusahaan-perusahaan penghasil teknologi tinggi berlomba-lomba untuk
menghasilkan sesuatu yang dapat berguna bagi manusia dalam mendapatkan
informasi dengan lebih mudah, lebih cepat, lebih murah dan yang terpenting
lebih benar dan akurat. Karena untuk kepentingan itulah para ilmuwan telah
menciptakan internet, yaitu sebuah jaringan komunikasi yang dapat menembus
batas-batas antar negara (borderless) dengan biaya yang murah.
Di Indonesia, hampir semua masyarakatnya mengetahui tentang
pribadi. Namun tidak sedikit pula masyarakat yang belum dapat menikmati
fasilitas internet secara pribadi. Untuk memenuhi kebutuhan seluruh
masyarakat yang membutuhkan informasi melalui fasilitas internet,
perusahaan-perusahaan layanan jasa informasi berlomba-lomba untuk
menyajikan jasa yang dapat memenuhi harapan konsumen. Salah satu cara
yang dilakukan adalah dengan mendirikan warung internet atau lebih dikenal
dengan nama WARNET.
Perusahaan warnet jelas berkaitan langsung dengan konsumen. Hal
yang perlu dipahami bagi pengusaha warnet adalah meningkatkan dan
mempertahankan kualitas pelayanan terutama dalam melayani konsumen.
Dengan demikian, kebutuhan dan kepuasan konsumen akan tercapai dan ini
merupakan aspek vital untuk bertahan dalam bisnis dan memenangkan
persaingan. Dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen
menyebabkan setiap warnet harus menempatkan orientasi pada kepuasan
konsumen sebagai tujuan utamanya.
Dalam mencapai tujuan perusahaan banyak cara bisa dilakukan, yang
semuanya tergantung dari kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Untuk
memenangkan persaingan tersebut, cara yang dapat dilakukan adalah
memberikan fasilitas dan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta
menonjolkan kemampuan-kemampuan khusus atau unik yang dimiliki, seperti
pelayanan yang memuaskan, tersedianya ruang tunggu, kecepatan dalam
mengakses internet, area parkir yang memadai serta fasilitas-fasilitas lain yang
Yogyakarta adalah kota pelajar yang merupakan sasaran utama bagi
setiap pengusaha jasa internet untuk mendirikan warnet. Para mahasiswa
dipandang sebagai segmen pasar utama, yang menjadi konsumen terbesar.
Masing-masing warnet mempunyai pelanggan bahkan member yang cukup
fanatik, sehingga tidak heran apabila setiap malam warnet-warnet ini hampir
selalu penuh oleh pengunjung atau pengguna jasa warnet.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berkaitan dengan sikap konsumen terhadap jasa
warnet di Warnet Rajawali di Yogyakarta. Dibandingkan dengan
warnet-warnet lain di jalan Godean, penulis merasa bahwa Warnet Rajawali
mempunyai lebih banyak konsumen. Oleh karena itu, penulis mengambil
judul “Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas Jasa Warung
Internet ; Studi Kasus pada Warung Internet “Rajawali” di Jalan
Godean No. 20, Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Kualitas jasa merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup sebuah
perusahaan dan lewat kualitas jasa inilah konsumen atau pelanggan akan
menilai keseriusan perusahaan (warung internet “Rajawali”) dalam melayani
pelanggan atau konsumennya. Kepuasan merupakan tingkat perasaan di mana
seseorang menyatakan perbandingan atas kinerja produk jasa yang diterima
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka
permasalahan yang akan dikaji adalah:
1. Bagaimana karakteristik konsumen pengguna jasa warung internet
“Rajawali”?
2. Bagaimana kepuasan konsumen pengguna jasa warung internet “Rajawali”
terhadap jasa warung internet “Rajawali”?
3. Atribut jasa manakah yang terpenting bagi konsumen pengguna jasa
warung internet “Rajawali”?
C. Batasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, penulis
membatasi penelitiannya pada:
a. Karakteristik konsumen yang dijadikan subyek penelitian meliput jenis
kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan tiap bulan.
b. Atribut jasa yang diteliti di warung internet “Rajawali” adalah tangibles,
reliability, responsiveness, assurancedanempaty.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Karakteristik konsumen pengguna jasa warung internet “Rajawali”.
2. Kepuasan konsumen warung internet “Rajawali” terhadap jasa warung
internet “Rajawali”.
3. Atribut jasa manakah yang terpenting bagi konsumen warung internet
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Perusahaan (Warnet “Rajawali”)
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi perusahaan agar dijadikan
sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik Warnet dalam menentukan
strategi untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga
dapat meningkatkan pendapatan.
2. Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Universitas Sanata
Dharma, yaitu dalam memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi
perpustakaan dan sebagai sumber referensi bagi penelitian lainnya.
3. Penulis
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman yang berharga bagi penulis serta dapat
menerapkan teori-teori yang pernah didapatkan selama duduk di bangku
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini digunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dari penelitian, batasan masalah, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi uraian teoritis dan hasil studi pustaka yang
digunakan sebagai dasar dan penuntun diadakannya penelitian ini.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini membahas dan menjelaskan jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian
dan pengukurannya, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan
teknik pengambilan sampel dan teknik pengujian instrumen
penelitian.
BAB IV Sejarah dan Gambaran Umum warung internet “Rajawali”
Bab ini akan membahas mengenai Sejarah dan gambaran umum
warung internet “Rajawali”
BAB V Analisis Data dan Pembahasannya
Bab ini meliputi uraian tentang hasil pengolahan data, analisis data,
BAB VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan
Bab ini berisikan kesimpulan yang diambil penulis dari penelitian
dan saran-saran kepada pihak warung internet “Rajawali”disertai
pernyataan penulis akan keterbatasan penelitian yang
8 A. Pemasaran
Bila kita bicara mengenai pemasaran, pasti tidak terlepas dari urusan
pelanggan. Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemasaran.
Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan dengan memberikan kepuasan.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang penting yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan hidupnya, berkembang dan
memperoleh laba. Menurut Philip Kotler, Pemasaran didefinisikan sebagai
suatu proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan
pertukaran produk dan nilai. (Kotler, 2006:4)
Konsep pemasaran sebagai falsafah bisnis yang pada dasarnya bertujuan
memuaskan kebutuhan konsumen memiliki tiga unsur pokok, yaitu (Swasta
dan Handoko,1997: 6-8):
1. Orientasi Pada Konsumen
Perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen harus:
a. Menentukan kebutuhan pokok (basic need) dari pembeli yang akan
dilayani dan dipenuhi.
b. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan
pokok konsumen, maka perusahaan harus memiliki kelompok pembeli
tertentu. Bahkan kebutuhan tertentu dari kelompok pembeli tersebut.
c. Menentukan produk dan program pemasaran perusahaan dapat
menghasilkan barang-barang dengan tipe model yang berbeda-beda
dan dipasarkan dengan program pemasaran yang berlainan.
d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur menilai dan
menafsirkan keinginan sikap perilaku mereka.
e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model
yang menarik.
2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (integrated marketing)
Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan
setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha
yang terkoordinasi untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga
tujuan perusahaan dapat direalisasikan. Selain itu harus terdapat juga
penyesuaian dan koordinasi antar produk, harga, saluran distribusi dan
promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan
konsumen.
3. Kepuasan Konsumen (Consumer Satisfaction)
Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka
panjang akan mendapatkan laba ialah banyak sedikitnya kepuasan yang
memaksimalkan kepuasan konsumen, tetapi perusahaan harus
mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen
Untuk menjalankan konsep pemasaran tersebut diperlukan keterlibatan
manajemen pemasaran. Menurut Phillip Kotler (2006:14) Manajemen
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan
harga, promosi dan distribusi dari gagasan, barang dan jasa untuk
menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan
organisasi. Definisi tersebut memandang manajemen pemasaran sebagai suatu
proses yang meliputi analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian,
hal tersebut mencakup gagasan, barang dan jasa. Manajemen pemasaran
dilandasi oleh gagasan pertukaran dan tujuannya adalah menghasilkan
kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.
B. Strategi Pemasaran
Menurut Philip Kotler (1997: 82), strategi pemasaran adalah
pendekatan pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai
sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu, dimana di dalamnya tercantum
keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan produk dalam
pasar, bauran pemasaran, dan biaya pemasaran yang diperlukan.
Sebagaimana yang diterangkan dalam definisi di atas, salah satu
elemen strategi pemasaran adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran
fungsi yang penting yaitu: produk, harga, promosi, dan saluran distribusi, atau
yang disebut juga denganMarketing Mix(Kotler, 1997: 82).
C. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen ditimbulkan oleh adanya interaksi antara
faktor-faktor lingkungan di satu pihak dan individu di pihak lain. Perilaku konsumen
adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu (konsumen) yang
dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar lainnya yang
mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang-barang yang
diinginkannya. (Amirullah, 2002:3)
D. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler, 2000:
183-200) adalah:
1. Faktor budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh paling meluas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen:
a. Kultur (kebudayaan)
Kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan
perilaku seseorang. Nilai-nilai kebutuhan dan kepercayaan biasanya
relatif stabil sepanjang masa, tapi bisa berubah dari satu generasi ke
generasi berikutnya sehubungan dengan perubahan-perubahan yang
b. Sub kultur
Setiap kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih
spesifik. Sub kultur mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras dan
daerah geografis. Banyak sub kultur membentuk segmen pasar yang
penting di mana para pemasar sering merancang produk dan program
pemasaran yang khusus dibuat untuk kebutuhan mereka.
c. Kelas sosial
Setiap masyarakat memiliki pengelompokan status terutama
berdasarkan kesamaan dalam pendapatan, pendidikan dan pekerjaan.
Dari kesamaan-kesamaan inilah muncul sikap sosial yang mencirikan
kelas tertentu.
2. Faktor sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok acuan, keluarga, peran dan status sosial.
a. Kelompok acuan
Banyak kelompok mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan
seseorang terdiri dari kelompok yang berpengaruh langsung atau tidak
langsung terhadap perilaku seseorang. Orang-orang juga terpengaruh
oleh kelompok-kelompok di mana mereka bukan anggotanya.
Kelompok yang seseorang ingin masuk disebut kelompok aspirasional.
Para pemasar berusaha untuk mengidentifikasikan kelompok acuan
b. Keluarga
Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling
berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua seseorang.
Pengaruh yang lebih langsung pada perilaku pembelian sehari-hari
adalah keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak.
c. Peran dan status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya.
Posisi orang dalam setiap kelompok dapat didefinisikan dalam istilah
peran dan status. Setiap peran membawa status.
3. Faktor pribadi
a. Usia dan tahap siklus hidup
b. Pekerjaan
c. Keadaan ekonomi
d. Gaya hidup
e. Kepribadian dan konsep pribadi.
4. Faktor psikologis
a. Motivasi
Suatu motivasi (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk
mendorong seseorang untuk bertindak
b. Persepsi
Persepsi tidak hanya tergantung pada stimulan fisik tapi juga pada
stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan
c. Pengetahuan
Teori pengetahuan mengajarkan pemasar bahwa mereka dapat
menciptakan permintaan akan suatu produk dengan
menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan
petunjuk yang memotivasinya dan memberikan penguatan yang
positif.
d. Kepercayaan dan sikap pendirian
Melalui bertindak dan belajar, orang-orang memperoleh kepercayaan
dan pendirian yang kemudian mempengaruhi perilaku pembelian
mereka.
E. Pengertian Jasa
Ada beberapa definisi jasa yang telah dikemukakan oleh para pakar
ekonomi, jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible
(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi
jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. (Kotler, 2005:111)
F. Kualitas Jasa
Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
Dengan kata lain ada 2 faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa
yaitu expected sevice dan perceived service (Pasuraman, et al, 1985: Fandy
Tjiptono,2000:70). Apabila jasa yang diterima atau dirasa (perceived service)
sesuai dengan yang diharapkan (expected service), maka kualitas jasa akan
dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.
Dalam bisnis jasa, kualitas pelayanan merupakan suatu hal yang
penting dan harus dikerjakan dengan baik, karena aplikasi kualitas sebagai
sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi
perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik
sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh.
Menurut Parasuraman dan kawan-kawan (dalam Fandy Tjiptono,
2000:70) ada 5 dimensi pokok yang menentukan kualitas jasa, kelima dimensi
tersebut adalah:
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu bukti fisik dari jasa, meliputi fasilitas
fisik dan kondisi fisik sekitar, perlengkapan, pegawai dan sarana
komunikasi.
2. Reliability (dapat dipercaya), yaitu kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Pelayanan yang
reliabel merupakan harapan pelanggan dan berarti pelayanan tersebut
diselesaikan tepat waktu dengan cara yang sama dan tanpa kesalahan.
3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan dan kesediaan para staf/
pegawai untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan
4. Assurance (jaminan), merupakan jaminan yang diberikan perusahaan
untuk konsumennya mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan
sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau
keragu-raguan.
5. Empathy (empati), yaitu kemampuan untuk peduli dan peka. meliputi
kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian
pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan.
G. Karakteristik Jasa
Karakteristik dari jasa adalah sebagai berikut (Kotler, 1985 : 354-355):
1. Tidak berwujud
Jasa yang tidak berwujud berarti bahwa jasa tersebut tidak dapat
dilihat, diucapkan, dirasakan, didengar, atau dicium sebelum membelinya.
Contohnya : seorang wanita yang memperoleh perawatan muka, tidak
dapat melihat hasilnya sebelum pembelian.
2. Tidak dapat dipisahkan
Salah satu sifat utama dari jasa adalah diproduksi dan dikonsumsi
pada waktu yang bersamaan dan tidak dapat dipisahkan dari penyedianya,
baik penyedia yang berupa mesin maupun manusia. Contohnya : saat
menonton konser Rolling Stones, nilai hiburannya tidak dapat dipisahkan
dari diri Rolling Stones tersebut. Jika Rolling Stones berhalangan hadir
dan digantikan oleh penyanyi Marie Osmond maka jasa yang diberikan
3. Keanekaragaman
Keragaman jasa berarti terdapat berbagai macam bentuk-bentuk
jasa yang tersedia di masyarakat. Jasa dinilai berhasil apabila mutu yang
diberikan baik bagi konsumen yang menggunakannya disamping waktu,
tempat dan bagaimana jasa tersebut disediakan. Contohnya: suatu
pencangkokkan jantung oleh Dr. Christian Bernard, kemungkinan
kualitasnya lebih baik daripada yang dilakukan oleh seorang dokter yang
masih pemula.
4. Tidak tahan lama
Jasa tidak tahan lama berarti jasa tidak dapat disimpan untuk dijual
atau dipakai kemudian. Contohnya: dalam suatu penerbangan, tempat
duduk yang tidak dipakai dianggap hilang.
H. Faktor Penyebab Buruknya Kualitas Jasa
Setiap perusahaan harus benar-benar memahami sejumlah faktor
potensial yang bisa menyebabkan buruknya kualitas jasa, di antaranya
(Tjiptono & Chandra: 175-176):
1. Produksi dan konsumsi yang terjadi secara simultan
Salah satu karakteristik unik jasa adalah inseparability, artinya jasa
diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Hal ini kerapkali
membutuhkan kehadiran dan partisipasi pelanggan dalam proses
penyampaian jasa. Konsekuensinya, bermacam persoalan sehubungan
Beberapa kelemahan yang mungkin ada pada karyawan jasa dan
mungkin berdampak negatif terhadap persepsi kualitas meliputi:
a. Tidak terampil dalam melayani pelanggan
b. Cara berpakaian karyawan kurang sesuai dengan konteks
c. Tutur kata karyawan kurang sopan atau bahkan menyebalkan
d. Bau badan karyawan mengganggu kenyamanan pelanggan
e. Karyawan selalu cemberut atau pasang tampang “angker”.
2. Intensitas tenaga kerja yang tinggi
Keterlibatan karyawan secara intensif dalam penyampaian jasa dapat pula
menimbulkan masalah kualitas, yaitu berupa tingginya variabilitas jasa
yang dihasilkan. Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi antara lain: upah
rendah (umumnya karyawan yang melayani atau berinteraksi langsung
dengan pelanggan memiliki tingkat pendidikan dan upah yang rendah
dalam sebuah perusahaan), pelatihan yang kurang memadai atau bahkan
tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi, tingkat perputaran karyawan
yang terlalu tinggi dan lain-lain.
3. Dukungan terhadap pelanggan internal kurang memadai
Karyawan front-line merupakan ujung tombak sistem penyampaian jasa.
Agar mereka dapat memberikan jasa secara efektif, mereka membutuhkan
dukungan dari fungsi-fungsi utama manajemen (operasi, pemasaran,
keuangan dan SDM). Dukungan tersebut bisa berupa peralatan (perkakas,
material, pakaian seragam), pelatihan ketrampilan, maupun informasi
unsur pemberdayaan (empowerment), baik menyangkut karyawan
front-line maupun manajer. Pemberdayaan dalam konteks ini tidak diartikan
secara sempit sebagai sekedar penghapusan hierarki, arahan atau
akuntabilitas pribadi. Akan tetapi, pemberdayaan lebih dilihat sebagai
state of mind. Karyawan dan manajer yang diberdayakan akan lebih
mampu:
a. Mengendalikan dan menguasai cara melaksanakan tugas dan
pekerjaannya.
b. Memahami konteks dimana pekerjaannya dilaksanakan dan kesesuaian
pekerjaannya dalam kerangka pekerjaan yang lebih luas (big picture).
c. Bertanggung jawab atas output kerja pribadi.
d. Mengemban tanggung jawab bersama atas kinerja unit dan organisasi.
e. Menjamin keadilan dalam distribusi balas jasa berdasarkan kinerja
individual dan kinerja kolektif.
4. Gap komunikasi
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa komunikasi merupakan faktor esensial
dalam menjalin kontak dan relasi dengan pelanggan. Bila terjadi gap
komunikasi, maka bisa timbul penilaian atau persepsi negatif terhadap
kualitas jasa. Gap-gap komunikasi bisa berupa:
a. Penyedia jasa memberikan janji berlebihan, sehingga tidak mampu
memenuhinya.
b. Penyedia jasa tidak bisa selalu menyajikan informasi terbaru kepada
prosedur/ aturan, perubahan susunan barang di rak pajangan pasar
swalayan dan lain-lain.
c. Pesan komunikasi penyedia jasa tidak dipahami pelanggan.
d. Penyedia jasa tidak memperhatikan atau tidak segera menanggapi
keluhan dan atau saran pelanggan.
5. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama
Pelanggan merupakan individu unik dengan preferensi, perasaan dan
emosi masing-masing. Dalam hal interaksi dengan penyedia jasa, tidak
semua pelanggan bersedia menerima jasa yang seragam (standardized
services). Seringkali ada pelanggan yang menginginkan atau bahkan
menuntut jasa yang sifatnya personal dan berbeda dengan pelanggan lain.
Hal ini memunculkan tantangan bagi penyedia jasa dalam hal kemampuan
memahami kebutuhan spesifik pelanggan individual dan memahami
perasaan pelanggan terhadap penyedia jasa dan layanan yang mereka
terima.
6. Pengembangan atau perluasan jasa secara belebihan
Di satu sisi, mengintroduksi jasa baru/ menyempurnakan jasa lama dapat
meningkatkan peluang pertumbuhan bisnis dan menghindari terjadinya
layanan yang buruk. Di sisi lain, bila terlampau banyak jasa baru dan
tambahan terhadap jasa yang sudah ada, hasil yang didapat belum tentu
optimal, bahkan tidak menutup kemungkinan timbul masalah-masalah
membedakan variasi penawaran jasa, baik dari segi fitur, keunggulan,
maupun tingkat kualitasnya.
7. Visi bisnis jangka pendek
Visi jangka pendek (misalnya, orientasi pada pencapaian target penjualan
dan laba tahunan, penghematan biaya sebesar-besarnya, peningkatan
produktivitas tahunan dan lain-lain) bisa merusak kualitas jasa yang
sedang dibentuk untuk jangka panjang. Sebagai contoh, kebijakan sebuah
bank untuk menekan biaya dengan cara menutup sebagian kantor
cabangnya akan mengurangi tingkat akses bagi para nasabahnya yang pada
gilirannya bisa menimbulkan ketidakpuasan pelanggan dan persepsi
negatif terhadap kualitas jasa bank yang bersangkutan.
I. Kepuasan Konsumen
Teori kepuasan konsumen sangat beraneka ragam karena masih terus
mengalami perkembangan sehingga belum tercapai kesepakatan tentang
konsep yang paling efektif. Beberapa teori kepuasan konsumen dalam Oliver
dan De Sabro, 1998 (Tjiptono, 1995: 36-40):
1. Equality Theory
Menurut teori ini, seseorang akan puas apabila rasio hasil
(outcome) yang diperolehnya seimbang dengan input yang digunakan.
Dengan kata lain, kepuasan terjadi apabila konsumen merasakan bahwa
hasil terhadap inputnya proposional terhadap rasio yang sama yang
2. Attribution Theory
Teori ini menyatakan bahwa ada tiga dimensi (penyebab) yang
menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu hasil (outcome) sehingga
dapat ditentukan apakah suatu pembelian memuaskan atau tidak. Ketiga
dimensi tersebut antara lain:
a. Stabilitas atau Variabilitas.
Apakah faktor penyebabnya sementara atau permanen?
b. Locus of Causality.
Apakah penyebabnya berhubungan dengan konsumen (external
attribution) atau dengan pemasar (internal attribution)?
Internal attributionseringkali berkaitan dengan kemampuan dan usaha
yang dilakukan oleh pemasar, sedangkan external attribution
dihubungkan dengan berbagai faktor, seperti tingkat kesulitan suatu
tugas (task difficulty) dan faktor keberuntungan.
c. Controllability.
Apakah penyebab tersebut berada dalam kendali kemauannya sendiri
ataukah dihambat oleh faktor luar yang tidak dapat dipengaruhi?
3. The Expectancy Disconfirmation Model
Pada model ini, kepuasan pelanggan ditentukan oleh dua variabel
kognitif, yaitu:
a. Harapan pra pembeli yaitu keyakinan kinerja yang diantisipasi dari
b. Disconfirmation yaitu perbedaan antara harapan pra pembeli dan
persepsi purna beli. Para pakar mengidentifikasikan tiga pendekatan
dalam mengkonseptualisasikan harapan pra pembeli, yaitu :
1) Equitable Performance (Normative Performance) yaitu penilaian
normatif yang mencerminkan kinerja yang seharusnya diterima
seseorang atas biaya dan usaha yang telah diarahkan untuk
membeli dan menggunakan suatu produk atau jasa.
2) Ideal Performance yaitu tingkat kinerja optimum atau ideal yang
diharapkan oleh seorang konsumen.
3) Expected Performanceyaitu tingkat kinerja yang diperkirakan atau
yang paling diharapakan atau disukai konsumen. Tipe ini yang
paling banyak digunakan dalam penelitian kepuasan atau
ketidakpuasan konsumen.
Penilaian kepuasan atau ketidakpuasan berdasarkan expected
performance model ada tiga jenis, yaitu positive disconfirmation (bila kinerja
melebihi dari yang diharapkan), simple disconfirmation (bila keduanya
seimbang) dan negative disconfirmation (bila kinerja lebih buruk daripada
yang diharapkan). Kesulitan pada model ini yaitu belum dikemukakannya
konseptualisasi yang pasti mengenai standar perbandingan dan
disconfirmation constructs(Tse dan Wilton, 1998 : 204, dalam Tjiptono, 1995
: 36).
Setiap perusahaan harus menentukan kesenjangannya sendiri melalui
sendiri (Harper, dkk, 2000 : 287). Baik buruknya jasa akan sepenuhnya
ditentukan oleh lingkungan kerjanya (the working environment). Dan karena
jasa biasanya dilakukan dengan kontak langsung pada pelanggannya, maka
pujian atau kritikan akan diterima secara tunai dari pelanggan.
Kualitas atau mutu memang merupakan suatu taruhan bagi dunia jasa
saat ini. Apalagi pada saat situasi bisnis dan perekonomian yang sulit. Mutu
produk jasa hanyalah hasil akhir dari suatu rangkaiaan panjang kegiatan
produk yang harus dikaitkan dengan suatu rangkaian yang lebih panjang lagi
dalam pemasaran dan segala layanannya (service). Mulai dari pengadaan,
pengolahan, desain dan produksinya, penyerahan, pemasaran, dan segala
macam pelayanan konsumen, bahkan sampai dengan pelayanan purna jual dan
keterjaminan suplai jangka panjang.
Namun penentu akhir dari keseluruhan kegiatan manajemen tersebut
adalah konsumen, klien, pelanggan, pembeli (customer oriented). Peningkatan
mutu sangatlah penting bahkan harus benar-benar diperhatikan dalam
25 A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus,
yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan
mengidentifikasi semua variabel yang berpengaruh terhadap penelitian selama
kurun waktu tertentu dan hasil penelitian ini tidak berlaku bagi perusahaan
lain. Penelitian dengan studi kasus adalah suatu penelitian terperinci mengenai
suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan
kondisi masa lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh. (Umar, 1997:
29)
Jenis penelitian ini berupa studi kasus yang dilakukan pada warung
internet “Rajawali”. Maka dari itu kesimpulan dari hasil penelitian ini hanya
berlaku bagi pihak warung internet “Rajawali” saja, bukan suatu generalisasi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di warung internet Rajawali Jalan Godean No.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subjek penelitian ini adalah konsumen pengguna jasa warung
internet “Rajawali” jalan Godean No. 20, Yogyakarta.
2. Obyek Penelitian
Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah kepuasan konsumen
terhadap atribut-atribut dimensi kualitas jasa warung internet “Rajawali”
dan urutan variabel atribut-atribut kualitas jasa berdasarkan prioritas
responden.
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran
Variabel dalam penelitian ini adalah kepuasan terhadap atribut-atribut
kualitas jasa warung internet “Rajawali” yang meliputi bukti langsung
(tangible), keandalan (realibility), daya tanggap (responsiveness), jaminan
(asurance) dan empati (empathy). Untuk mengukur kepuasan digunakan
kuesioner yang mengukur harapan konsumen atas masing-masing atribut dan
kinerja yang dirasakan konsumen atas masing-masing atribut. Selisih antara
skor harapan dan kinerja mencerminkan tingkat kepuasan konsumen.
Sedangkan pengukuran untuk setiap atribut jasa, peneliti menggunakan skala
E. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri
dan diperoleh langsung dari responden. Data primer yang digunakan
dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner
adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan dalam
bentuk daftar pertanyaan kepada responden
2. Data sekunder
Data sekunder dapat diperoleh dari warung internet “Rajawali” dan
studi kepustakaan. Dalam penelitian, yang merupakan data sekunder
adalah data tentang sejarah warung internet “Rajawali”, personalia,
pemasaran dan struktur perusahaan.
F. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2004:72). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang ke
warung internet “Rajawali” dan jumlahnya tidak diketahui dengan pasti.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan diberlakukan
untuk populasi (Sugiyono, 2004:73). Sampel adalah bagian dari populasi yang
menggunakan jasa warung internet “Rajawali” dari bulan Januari – Februari
2008. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 100 responden.
Dala penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah Non Random
Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004:78),
pertimbangan tersebut seperti dalam hal responden yang benar-benar
menyewa internet dan menggunakan internet lebih dari 1 jam.
G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian yang
sesungguhnya, kuesioner diuji coba terlebih dahulu. Pelaksanaan uji coba
kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui kesahihan butir (validitas). Uji
coba instrumen ini menggunakan 30 orang reponden di dalam sampel.
“Sebuah instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
(Sugiyono, 2004: 109)
Penelitian ini menggunakan uji validitas yang dilakukan dengan
analisis butir. Untuk pengujian validitas instrumen digunakan teknik
korelasiproduct momentdengan rumus:
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi produk moment
N : Jumlah subyek
XY
: Jumlah dari hasil perkalian antara skor x dan Skor y
X
: Jumlah dari skor-skor X
Y
: Jumlah dari skor-skor Y 2
X
: Jumlah dari pengkuadratan skor-skor X
2
Y
: Jumlah dari pengkuadratan skor-skor Y
2 )
(X : Hasil pengkuadratan dari seluruh skor X 2
)
(Y : Hasil pengkuadratan dari seluruh skor Y
Dari perhitungan tersebut akan diketahui validitas masing-masing
butir pertanyaan. Kriteria validitas adalah jika rxy≥ rtabel korelasi produk moment pada taraf signifikansi 5%
2. Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas maka instrumen itu perlu diuji lagi
dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas yaitu ukuran yang mampu
menunjukkan kemampuan instrumen untuk dipercaya. Untuk uji
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik pengujian koefisien
alpha Cronbach. Untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan
0 – 1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0 – 10
atau 0 – 100 atau bentuk skala 1 – 3, 1 – 5, atau 1 – 7 dan seterusnya dapat
rxy = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
t2 = Varian total
∑b2= Jumlah varian butir
Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak
digunakan ketentuan sebagai berikut:
Jikarxy≥rtabeldengan taraf signifikasi 5% maka instrumen tersebut reliabel
Jika rxy < rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka instrumen
tersebut tidak reliabel.
Uji validitas dan reliabilitas instrumen di atas yang dipaparkan
teknisnya secara manual, kiranya perlu dibantu dengan paparan teknis
pengolahan melalui dukungan komputer, untuk lebih memudahkan dalam
pengolahan data. Dalam mengolah data validitas dan reliabilitas ini penulis
memanfaatkan fasilitas paket software SPSS versi 10.0
H. Teknik Analisis Data
1. permasalahan pertama adalah karakteristik konsumen, teknik yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan
mengetahui profil pelanggan pengguna jasa warnet “Rajawali”, yang
rumusnya sebagai berikut (Sugiono 2004:63):
N
nx
P
Di mana :
P = Jumlah persentase
nx = Jumlah yang akan dianalisis
N = Jumlah Total
2. Untuk masalah kedua, rumus yang digunakan untuk menganalisis yaitu
dengan menggunakan Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP). IKP merupakan
instrumen yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan,
berbentukcheck listdengan skala likert atau skala ordinal.
IKP = PP – EP, di mana :
IKP = Indeks Kepuasan Konsumen
PP =Perceived Performance(kinerja)
EP =Expectation(harapan)
Indeks kepuasan diperoleh dari hasil pengurangan antara perceived
denganexpectation, sebab dengan rumus ini dapat diketahui selisih antara
kinerja/ realita yang ada dengan harapan yang dibayangkan. Untuk
mengetahui seberapa besar kepuasan yang dirasakan konsumen terhadap
kualitas pelayanan tersebut diterapkan untuk masing-masing responden
dengan total skor semua indikator dengan menggunakan tabel (Tjiptono,
Tabel Indeks Kepuasan Pelanggan
Adapun alternatif jawaban untuk pertanyaan harapan dan kinerja
dengan menggunakan jasa warung internet “Rajawali” yaitu:
Keterangan
Harapan Kinerja
Skor
Sangat Berharap Sangat Setuju 5
Berharap Setuju 4
Netral Netral 3
Tidak Berharap Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Berharap Sangat Tidak Setuju 1
Interpretasi dari kepuasan konsumen (customer satisfaction) yaitu:
Perceived(kinerja)> expectation(harapan) = Sangat Puas
Perceived(kinerja)
=
expectation(harapan) = PuasPerceived(kinerja)
<
expectation(harapan) = Tidak Puas3. Teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah ketiga
adalah analisis prioritas kepentingan. Analisis ini berdasarkan jawaban
responden dari kuesioner bagian pertama yaitu dengan meminta responden
memberikan nilai peringkat pada masing-masing atribut dan nantinya akan
diolah dengan memberikan bobot dari masing-masing prioritas seperti
berikut:
peringkat 1 diberi bobot nilai 5
peringkat 2 diberi bobot nilai 4
peringkat 4 diberi bobot nilai 2
peringkat 5 diberi bobot nilai 1
Jawaban responden dari setiap atribut dikalikan dengan bobot yang
diberikan dari setiap atribut, kemudian dijumlahkan. Hasil perkalian tiap
atribut menentukan urutan kepentingan dimana hasil yang paling besar
39 34 A. Sejarah Singkat Perusahaan
Graha Rajawali didirikan pada tangggal 1 November 2000 oleh 4 orang
pemilik, yaitu Bapak Yanto, Budi, Surya dan Toni. Pada awalnya Graha
rajawali hanyalah sebuah Wartel dengan nama Rajawali, karena melihat
potensi pasar di sekitar perusahaan yang mendukung untuk didirikan warnet,
maka Bapak Yanto yang juga memiliki latar belakang Master Ekonomi
mengajak ketiga rekannya yang lain untuk ikut bergabung menanamkan
modalnya untuk bisnis jasa internet dengan status kepemilikan bersama.
Graha Rajawali beralamat di Jl. Godean No. 20 Yogyakarta. Lokasi
tersebut dipilih dengan alasan penghematan biaya tempat. Lokasi itu sendiri
sebenarnya merupakan rumah tinggal bapak Yanto yang juga merupakan
pemilik perusahaan yang mengajukan gagasan pendirian Warnet Rajawali.
Graha Rajawali juga membuka usaha di tempat lain, yaitu di Jl. Monjali dan di
Mrican Yogyakarta.
B. Struktur Organisasi dan Personalia
Struktur organisasi dari Graha Rajawali sangat sederhana. Keempat
pemilik perusahaan membagi tugas untuk beberapa fungsi, fungsi tersebut
adalah keuanagan, operasional, karyawan dan teknis komputer. Graha
Rajawali memiliki 14 orang karyawan yang bertugas sebagai operator internet.
Keempat belas karyawan tersebut setiap harinya bekerja dalam 4 shift selama
6 jam untuk tiap shiftnya. Karyawan bekerja selama 7 hari kerja, dengan
sistem libur begantian menurut kesepakatan bersama. Untuk hari tertentu,
seperti hari Natal dan Idul Fitri karyawan libur sesuai dengan agama yang
dianutnya. Sistem penggajian karjawan dilakukkan tiap tanggal 1, akan tetapi
gaji yang diberikan tidak sesuai dengan UMR yaang ditetapkan, hal tersebut
dikarenakan sitem kerja yang part time. Ada bonus dan THR untuk karyawan,
akan tetapi karyawan tidak diberikan fasilitas untuk operasional kerjanya.
Struktur organisasi untuk Graha Rajawali akan tampak seperti di bawah
ini:
Gambar IV.1
Struktur Organisasi Graha Rajawali
C. Sistem Pemasaran
Graha Rajawali hanya menawarkan layanan jasa internet dan tidak
menawarkan produk lain di luar itu. Sistem pelayaan konsumen dilakukan
dengan sangat sederhana, yaitu konsumen datang menuju meja operator
internet/gamenet untuk memilih nomor bilik, setelah komputer dihidupkan
billing dibuka sampai konsumen selesai dengan kepentingannya. Setelah
selesai maka konsumen dapat membayar tagihannya di meja operator. Tarif
yang ditawarkan didasarkan pada tarif standar yang telah ditentukan oleh Pemilik Perusahaan
AWARI (Asosiasi Warnet Republik Indonesia) yaitu sebesar Rp. 3.000/jam.
Untuk memperkenalkan usahanya kepada para konsumen, manajemen
memanfaatkan promosi dengan cara penyebaran brosur dan pemasangan
spanduk. Yang menjadi sasaran perusahaan adalah masyarakat sekitar
perusahaan yang membutuhkan layanan jasa internet seperti murid sekolah,
37
Dalam bab V ini disajikan pembahasan terhadap analisis data yang telah
dilakukan. Pembahasan akan dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama
merupakan analisis validitas dan reliabilitas, sedangkan pada pembahasan yang
kedua akan berisi tentang pembahasan dari rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana karakteristik konsumen pengguna jasa warung internet
“Rajawali”?
2. Bagaimana kepuasan konsumen pengguna jasa warung internet “Rajawali”
terhadap jasa warung internet “Rajawali”?
3. Atribut jasa manakah yang terpenting bagi konsumen pengguna jasa
warung internet “Rajawali”?
A Analisis Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan terhadap kuesioner yang
digunakan dalam penelitian. Melalui pengujian validitas dan reliabilitas
tersebut dapat diketahui apakah kuesioner yang digunakan memiliki validitas
dan reliabilitas pengukuran yang baik, sehingga layak digunakan sebagai alat
pengambil data. Pengujian validitas dan reliabilitas ini perlu dilakukan,
mengingat data yang diperoleh dari kuesioner yang tidak valid dan tidak
Pengujian terhadap validitas item pertanyaan dilakukan dengan
menggunakan metode item corrected item - total correlation. Untuk
menentukan gugur atau valid tidaknya suatu item pertanyaan, digunakan
kriteria yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto yaitu: jika rxy ≥ rtabel (0,374) korelasi produk moment pada taraf signifikansi 5% maka butir
pertanyaan dikatakan valid.
Pengujian terhadap reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode
alpha cronbach. Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliabel atau
tidak digunakan ketentuan sebagai berikut :
Jika rxy ≥ rtabel dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen tersebut reliabel
Jikarxy<rtabeldengan taraf signifikansi 5% maka instrumen tersebut tidak
reliabel.
1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja
a. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Dimensi
Bukti Fisik (Reliability)
Variabel Kinerja Dimensi Kehandalan (K1) diukur dengan 4 butir
pertanyaan. Berdasarkan hasil uji yang disajikan dalam tabel 5.1.1,
tampak bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien validitas >
0,374. Dengan demikian ditinjau dari validitas item pertanyaan maka
seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner Variabel Kinerja
Dimensi Kehandalan (K1) layak digunakan sebagai alat pengumpul
Tabel 5.1.1
Koefisien Validitas Kuesioner Variabel Kinerja Dimensi Kehandalan (K1)
No Pertanyaan
Corrected Item-Total
Correlation rtabel Keterangan
1. Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya koefisien
reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,7144. Karena kuesioner dimensi
tersebut memiliki koefisien reliabilitas 0,7144 ≥ 0,374 dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen kuesioner tersebut reliabel.
b. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Dimensi
jaminan (assurance)
Variabel Kinerja Dimensi Assurance (K2) diukur dengan 4 butir
pertanyaan. Berdasarkan hasil uji yang disajikan dalam tabel 5.1.2,
tampak bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien validitas >
0,374. Dengan demikian ditinjau dari validitas item pertanyaan maka
seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner Variabel Kinerja
Dimensi Kehandalan (K2) layak digunakan sebagai alat pengumpul
Table 5.1.2
Koefisien Validitas Kuesioner Variabel Kinerja Dimensi Assurance (K2)
No Pertanyaan
Corrected Item-Total
Correlation rtabel Keterangan
1. Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya
koefisien reliabilitascronbach alphasebesar 0,6871. Karena kuesioner
dimensi tersebut memiliki koefisien reliabilitas 0,6871≥0,374dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen kuesioner tersebut reliabel.
c. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Dimensi
Bukti Fisik (tangibles)
Variabel Kinerja Dimensi Bukti Fisik (K3) diukur dengan 4 butir
pertanyaan. Berdasarkan hasil uji yang disajikan dalam tabel 5.1.3,
tampak bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien validitas >
0,374. Dengan demikian ditinjau dari validitas item pertanyaan maka
seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner Variabel Kinerja
Dimensi Bukti Fisik (K3) layak digunakan sebagai alat pengumpul
Table 5.1.3
Koefisien Validitas Kuesioner Variabel Kinerja Dimensi Bukti Fisik (K3)
No Pertanyaan
Corrected Item-Total
Correlation rtabel Keterangan
1. Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya koefisien
reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,7540. Karena kuesioner dimensi
tersebut memiliki koefisien reliabilitas 0,7540≥ 0,374 dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen kuesioner tersebut reliabel.
d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Dimensi
Empati (emphaty)
Variabel Kinerja Dimensi Empati (K4) diukur dengan 4 butir
pertanyaan. Berdasarkan hasil uji yang disajikan dalam tabel 5.1.4,
tampak bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien validitas >
0,374. Dengan demikian ditinjau dari validitas item pertanyaan maka
seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner Variabel Kinerja
Table 5.1.4
Koefisien Validitas Kuesioner Variabel Kinerja Dimensi Jaminan (K4)
No Pertanyaan
Corrected Item-Total
Correlation rtabel Keterangan
1. Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya koefisien
reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,6289. Karena kuesioner dimensi
tersebut memiliki koefisien reliabilitas 0,6289 ≥ 0,374 dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen kuesioner tersebut reliabel.
e. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Dimensi
Daya Tanggap (Responsiveness)
Variabel Kinerja Dimensi Daya Tanggap (K5) diukur dengan 4
butir pertanyaan. Berdasarkan hasil uji yang disajikan dalam tabel
5.1.5, tampak bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien
validitas > 0,374. Dengan demikian ditinjau dari validitas item
pertanyaan maka seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner
Variabel Kinerja Dimensi Daya Tanggap (K5) layak digunakan
Table 5.1.5
Koefisien Validitas Kuesioner Variabel Kinerja DimensiDaya Tanggap(K5)
No Pertanyaan
Corrected
Item-Total Correlation rtabel Keterangan
1. Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya koefisien
reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,8364. Karena kuesioner dimensi
tersebut memiliki koefisien reliabilitas 0, 8364≥ 0,374 dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen kuesioner tersebut reliabel.
2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Harapan
a. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Harapan Dimensi
Kehandalan (reliability)
Variabel Harapan Dimensi Kehandalan (H1) diukur dengan 4 butir
pertanyaan. Berdasarkan hasil uji yang disajikan dalam tabel 5.1.6,
tampak bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien validitas >
0,374. Dengan demikian ditinjau dari validitas item pertanyaan maka
seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner Variabel Harapan
Dimensi Kehandalan (H1) layak digunakan sebagai alat pengumpul
Table 5.1.6
Koefisien Validitas Kuesioner Variabel Harapan Dimensi Kehandalan (H1)
No Pertanyaan
Corrected
Item-Total Correlation rtabel Keterangan
1. Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya
koefisien reliabilitascronbach alphasebesar 0,9180. Karena kuesioner
dimensi tersebut memiliki koefisien reliabilitas 0,9180≥0,374dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen kuesioner tersebut reliabel.
b. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Harapan Dimensi
Jaminan (assurance)
Variabel Kinerja Dimensi Jaminan (H2) diukur dengan 4 butir
pertanyaan. Berdasarkan hasil uji yang disajikan dalam tabel 5.1.7,
tampak bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien validitas >
0,374. Dengan demikian ditinjau dari validitas item pertanyaan maka
seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner Variabel Kinerja
Table 5.1.7
Koefisien Validitas Kuesioner Variabel Harapan Dimensi Jaminan (H2)
No Pertanyaan
Corrected
Item-Total Correlation rtabel Keterangan 1. Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya koefisien
reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,7636. Karena kuesioner dimensi
tersebut memiliki koefisien reliabilitas 0,7636 ≥ 0,374 dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen kuesioner tersebut reliabel.
c. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Harapan Dimensi
Bukti Fisik (tangible)
Variabel Kinerja Dimensi Daya Tanggap (H3) diukur dengan 4
butir pertanyaan. Berdasarkan hasil uji yang disajikan dalam tabel
5.1.8, tampak bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien
validitas > 0,374. Dengan demikian ditinjau dari validitas item
pertanyaan maka seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner
Variabel Kinerja Dimensi Daya Tanggap (H3) layak digunakan
Table 5.1.8
Koefisien Validitas Kuesioner Variabel Harapan Dimensi Daya Tanggap (H3)
No Pertanyaan
Corrected Item-Total
Correlation rtabel Keterangan 1. Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya
koefisien reliabilitascronbach alphasebesar 0,6880. Karena kuesioner
dimensi tersebut memiliki koefisien reliabilitas 0,6880≥ 0,374 dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen kuesioner tersebut reliabel.
d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Harapan Dimensi
Empati (empathy)
Variabel Kinerja Dimensi Jaminan (H4) diukur dengan 4 butir
pertanyaan. Berdasarkan hasil uji yang disajikan dalam tabel 5.1.9,
tampak bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien validitas >
0,374. Dengan demikian ditinjau dari validitas item pertanyaan maka
seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner Variabel Kinerja
Table 5.1.9
Koefisien Validitas Kuesioner Variabel Harapan Dimensi Jaminan (H4)
No Pertanyaan
Corrected
Item-Total Correlation rtabel Keterangan
1. Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya koefisien
reliabilitascronbach alpha sebesar 0, 7875. Karena kuesioner dimensi
tersebut memiliki koefisien reliabilitas 0,7875 ≥ 0,374 dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen kuesioner tersebut reliabel.
e. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Harapan Dimensi
Daya Tanggap (resposiveness)
Variabel Kinerja Dimensi Empati (H5) diukur dengan 4 butir
pertanyaan. Berdasarkan hasil uji yang disajikan dalam tabel 5.1.10,
tampak bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien validitas >
0,374. Dengan demikian ditinjau dari validitas item pertanyaan maka
seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner Variabel Kinerja
Dimensi Empati (H5) layak digunakan sebagai alat pengumpul data.
Table 5.1.10
Koefisien Validitas Kuesioner Variabel Harapan Dimensi Empati (H5)
No Pertanyaan
Corrected
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas diperoleh besarnya koefisien
reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,6713. Karena kuesioner dimensi
tersebut memiliki koefisien reliabilitas 0,6713 ≥ 0,374 dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen kuesioner tersebut reliabel.
B Deskripsi Data Penelitian
1. Karakteristik Responden
1. Karakteristik reponden berdasarkan jenis kelamin
Tabel V. 4
Karakteristik Nasabah Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki laki 73 73 %
Perempuan 27 27 %
Total 100 100 %
Sumber : Data primer
Berdasarkan tabel V.4 diatas diketahui dari 100 orang
konsumen warung internet “Rajawali” yang menjadi sampel dalam
penelitian ini reponden berjenis kelamin pria, yaitu berjumlah 73
responden dengan persentase 73%. Sedangkan perempuan berjumlah
27 responden dengan persentase 27 %. Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa mayoritas konsumen warung internet “Rajawali”
b. Persentase Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.4
Persentase responden berdasarkan usia Usia Jumlah responden Persentase < 15 tahun
15 – 20 tahun 21 – 26 tahun 27 – 32 tahun > 32 tahun
0
Total 100 100%
Sumber : data diolah
Dari 100 orang konsumen warung internet “Rajawali” yang
menjadi sampel dalam penelitian ini, berdasarkan karakteristik usia,
diperoleh responden yang berusia 15 – 20 tahun sebanyak 32 orang,
berusia antara 21 - 26 tahun yaitu sebanyak 58 orang atau 58%, 6%
berusia antara 27 - 32 tahun, 4% berusia diatas 32 tahun dan tidak ada
konsumen yang berusia di bawah 15 tahun (lampiran 3). Dari hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen yang
menggunakan jasa warnet Rajawali adalah mereka yang berusia 21 –
26 tahun.
c. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 5.5
Persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah responden Persentase SD
Total 100 100%
Dari 100 orang pelanggan warung internet “Rajawali” yang
menjadi obyek dalam penelitian ini berdasarkan karakteristik tingkat
pendidikan, pelanggan warung internet “Rajawali” dengan pendidikan
terakhir SMA sebanyak 28 responden, Diploma 33 responden, Sarjana
S1/S2/S3 sebanyak 39 responden dan tidak ada responden dengan
tingkat pendidikan SD dan SMP (lampiran 3). Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa mayoritas konsumen warnet Rajawali adalah
mereka yang memiliki tingkat pendidikan Sarjana S1/S2/S3.
d. Persentase Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.5
Persentase responden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Jumlah responden Persentase Pelajar/Mahasiswa
Total 100 100%
Sumber: data diolah
Dari 100 orang pelanggan warung internet “Rajawali” yang
menjadi obyek dalam penelitian ini berdasarkan karakteristik
pekerjaan, pelanggan warung internet “Rajawali” yang berstatus
sebagai pelajar/mahasiswa sebesar 57 responden, PNS 9 responden,
karyawan swasta 15 responden, wiraswasta 10 responden dan yang
memiliki status pekerjaan selain itu sebesar 9 responden (lampiran 3).
warung internet “Rajawali” adalah mereka yang berstatus
pelajar/mahasiswa.
e. Persentase Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan
Tabel 5.5
Persentase responden berdasarkan penghasilan per bulan
Penghasilan/bulan Jumlah responden Persentase < Rp 500.000
Rp 500.000 – Rp 1.000.000 Rp 1.000.001 – Rp 1.500.000 Rp 1.500.001 – Rp 2.000.000 > Rp 2.000.000
62
Total 100 100%
Sumber: data diolah
Dari 100 orang pelanggan warung internet “Rajawali” yang
menjadi obyek dalam penelitian ini berdasarkan karakteristik
penghasilan perbulan, mayoritas pengguna jasa warung internet
“Rajawali” adalah mereka yang memiliki penghasilan kurang dari Rp
500.000,- perbulan (lampiran 3).
2. Indeks Kepuasan Pelanggan
d. Dimensi Kehandalan (reliability)
Tabel 5.2.1
Pertanyaan Dimensi Kehandalan
Keterangan Kinerja Harapan Kinerja -Harapan Kesesuaian pelaksanaan dengan
jadwal yang telah disusun. 419 382 37
Perhatian serius warung internet
“Rajawali” terhadap
Konsumen yang mendapat masalah
Ketetapan waktu pelayanan sesuai
dengan janji yang diberikan 421 394 27
Keakuratan penenganan/
pengadministrasian catatan
dokumen oleh warung internet
“Rajawali”
423 380 43
Sumber: Lampiran 4
1) Dari data tabel 5.2.1, bisa dilihat bahwa dari segi dimensi
kehandalan variable pertanyaan kesesuaian pelayanan dengan
jadwal yang telah disusun, skor IKP = 37, dari skor tersebut dapat
diinterpretasikan Perceived
>
expectation yang mengindikasikan bahwa konsumen sangat puas dengan kesesuaian pelayanandengan jadwal yang telah disusun.
2) Dari data tabel 5.2.1, bisa dilihat bahwa dari segi dimensi
kehandalan variable pertanyaan perhatian serius warung internet
“Rajawali” terhadap konsumen yang mendapat masalah, skor IKP
= 40, dari skor tersebut dapat diinterpretasikan Perceived
>
expectation yang mengindikasikan bahwa mahasiswa sangat puas
atas perhatian serius perusahaan terhadap konsumen yang
mendapat masalah.
3) Dari data tabel 5.2.1 bisa dilihat bahwa dari segi dimensi
kehandalan variable pertanyaan ketepatan waktu pelayananan
sesuai dengan janji yang diberikan, skor IKP = 27, dari skor
mengindikasikan bahwa konsumen sangat puas atas ketepatan
waktu pelayanan sesuai dengan janji yang diberikan.
4) Dari data tabel 5.2.1, bisa dilihat bahwa dari segi dimensi
kehandalan variable pertanyaan keakuratan penanganan/
pengadministrasian catatan dokumen oleh warung internet
“Rajawali”, skor IKP = 43, dari skor tersebut dapat
diinterpretasikan perceived
>
expectation yang mengindikasikanbahwa konsumen sangat puas atas penanganan/ pengadministrasian
catatan dokumen oleh perusahaan.
e. Dimensi Jaminan (assurance)
Tabel 5.2.2
Pertanyaan Dimensi Jaminan
Keterangan Kinerja Harapan Kinerja -Harapan Kompetensi atau kemampuan staf/
pegawai 428 406 22
Perasaan aman selama berinteraksi
dengan warung internet “Rajawali” 417 411 6
Kesabaran staf/ pegawai dalam
memberikan pelayanan 417 397 20
Dukungan perusahaan terhadap
staf/ pegawai dalam memberikan
pelayanan
430 416 14
Sumber: Lampiran 4
1) Dari data tabel 5.2.2 bisa dilihat bahwa dari segi dimensi jaminan
skor IKP = 22, dari skor tersebut dapat diinterpretasikan Perceived
>
expectation yang mengindikasikan bahwa menurut konsumenstaf/ pegawai bisa menjamin kompetensi/ kemampuannya dalam
melayani konsumen.
2) Dari data tabel 5.2.2 bisa dilihat bahwa dari segi dimensi jaminan
variable pertanyaan perasaan aman selama berinteraksi dengan
konsumen, skor IKP = 6, dari skor tersebut dapat diinterpretasikan
perceived
>
expectation yang mengindikasikan bahwa konsumen sangat puas terhadap jaminan keamanan selama berinteraksidengan perusahaan.
3) Dari data tabel 5.2.2 bisa dilihat bahwa dari segi dimensi jaminan
variable pertanyaan kesabaran staf/ pegawai dalam memberikan
pelayanan skor IKP = 20, dari skor tersebut dapat diinterpretasikan
perceived
>
expectation yang mengindikasikan bahwa konsumen sangat puas.4) Dari data tabel 5.2.2 bisa dilihat bahwa dari segi dimensi jaminan
variable pertanyaan dukungan perusahaan terhadap staf/ pegawai
dalam memberikan pelayanan, skor IKP = 14, dari skor tersebut
dapat diinterpretasikan perceived
>
expectation yang mengindikasikan bahwa konsumen sangat puas atas dukunganc. Dimensi Bukti Fisik (tangible)
Tabel 5.2.3
Pertanyaan Dimensi Bukti Fisik
Keterangan Kinerja Harapan Kinerja -Harapan Kondisi peralatan: kemutakhiran
peralatan yang dimiliki 418 402 16
Kondisi kawasan dan gedung:
kenyamanan/ kebersihan fasilitas
fisik
428 412 16
Kondisi sumber daya manusia:
kerapian penampilan staf/ pegawai 436 410 26
Keselarasan fasilitas fisik:
Penampilan fasilitas warung
internet “Rajawali” yang sepadan/
sebanding dengan yang telah
dijanjikan
433 399 34
Sumber: Lampiran 4
1) Dari data tabel 5.2.3 bisa dilihat bahwa dari segi dimensi bukti
fisik (tangible) variable pertanyaan kondisi peralatan, skor IKP =
16, dari skor tersebut dapat diinterpretasikan perceived
>
expectation yang mengindikasikan bahwa konsumen sangat puas
dengan kmutakhiran peralatan yang dimiliki oleh warung internet
“Rajawali”.
2) Dari data tabel 5.2.3 bisa dilihat bahwa dari segi dimensi bukti
fisik variable pertanyaan kondisi kawasan dan gedung, skor IKP =