MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA
BERWIRAUSAHA SISWA
Studi Kasus : SMK Kristen 2 Klaten
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusunoleh :
Anna Dyan Rosita Dewi
NIM : 071334046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN
MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA
BERWIRAUSAHA SISWA
Studi Kasus : SMK Kristen 2 Klaten
Oleh :
Anna Dyan Rosita Dewi
NIM : 071334046
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
iii
HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN
MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA
BERWIRAUSAHA SISWA
Studi Kasus : SMK Kristen 2 Klaten
Dipersiapkan dan ditulis oleh : ANNA DYAN ROSITA DEWI
NIM : 071334046
Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Pada tanggal 26 Januari 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Indra Darmawan, S.E, M.Si. ………
Sekretaris Laurentius Saptono, S.Pd, M.Si. ………
Anggota Drs. Bambang Purnomo, S.E, M.Si. ………
Anggota Ig. Bondan Suratno, S.Pd, M.Si ………
Anggota Cornelio Purwantini, S.Pd, M.SA. ………
Yogyakarta, 26 Januari 2012
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Dekan,
iv
v
MOTTO
Dengan berdoa dan berusaha, Pasti Bisa !
Hidup hanya satu kali….hargailah hidupmu dan lakukanlah
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Januari 2012
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Anna Dyan Rosita Dewi
Nomor Mahasiswa : 071334046
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA BERWIRAUSAHA SISWA
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 26 Januari 2012
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA BERWIRAUSAHA
SISWA
Studi Kasus: SMK Kristen 2 Klaten
Anna Dyan Rosita Dewi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan status sosial ekonomi orang tua terhadap jiwa berwirausaha siswa, (2) Hubungan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa.
Penelitian dilakukan pada siswa SMK Kristen 2 Klaten. Populasi penelitian adalah 552 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 94 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis product moment dari Pearson.
ix ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL ECONOMIC STATUS OF PARENTS AND LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS IN
ENTERPRENEURSHIP
A Case Study: Christian 2 Vocational Schools Klaten
Anna Dyan Rosita Dewi Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
This study aims to determine: (1) the relationship between social and economic status of parents and students' motivation in enterpreneurship; (2) the relationship between learning motivation and the spirit of students in entrepreneurship.
The study was conducted at 2 Klaten Christian Vocational students. The population of this research are 552 students. The samples are 94 students. The sampling technique is purposive sampling. Data collection techniques were questionnaires, interviews, and documentation. To test the research hypothesesPearson product moment analysis was applied.
x
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Motivasi Belajar Kewirausahaan Terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa “. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan-hambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat, dan bantuan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Indra Darmawan S.E, M.Si. selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;
5. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd, M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
xi
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
9. Staf pengajar dan tenaga administrasi SMK Kristen 2 Klaten yang telah memberikan waktu dan bantuan kepada penulis selama penelitian;
10. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;
11. Seluruh mahasiswa angkatan 2007 yang juga telah member masukan selama proses diskusi dan kerjasama yang baik selama ini;
12. Bapak Sriyono dan Ibu Tanti, terima kasih atas doa, pengorbanan, dan dukungan moral maupun material selama ini;
13. Mas Andi, terima kasih bantuan ngeprint dan modemnya;
14. Kekasihku, mas Hendro terima kasih untuk doanya, perhatiannya, dukungannya, bantuannya, dll. Ayo semangat kuliah S2 nya….aku bangga punya kamu;
15. Teman-teman seperjuangan yang menjadi temanku selama ini, terima kasih. Mudah-mudahan kalian tidakmelupakan kenangan kita dulu waktu kuliah; 16. Tetangga kamarku kos Pondok Daun, terima kasih dukungan dan perhatian
kalian. Buat kos rame terus !!! ;
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN TEORITIK ... 6
A. Status Sosial Ekonomi ... 6
xiii
3. Barang Berharga yang Dimiliki Keluarga ... 10
B. Motivasi Belajar ... 11
1. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Jiwa Berwirausaha Siswa ... 19
2. Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan dengan Jiwa Berwirausaha Siswa ... 20
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 23
E. Operasionalisasi Variabel ... 23
1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 24
a. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 24
b. Jumlah Tanggungan Orang Tua ... 25
c. Fasilitas Khusus Serta Kepemilikan Barang Berharga ... 25
2. Motivasi Belajar Kewirausahaan ... 27
3. Jiwa Berwirausaha Siswa ... 28
F. Hubungan Diantara Variabel Penelitian... 29
xiv
2. Hubungan antara Motivasi Belajar Kewirausahaan dengan Jiwa
Berwirausaha ... 30
a. Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 33
b. Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa ... 35
2. Pengujian Reliabilitas ... 38
J. Teknik Analisis Data ... 39
1. Deskripsi Data ... 39
2. Uji Normalitas ... 39
3. Uji Hipotesis ... 40
a. Pengujian Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Jiwa Berwirausaha ... 40
1) Rumusan Hipotesis ... 40
2) Pengujian Hipotesis ... 41
3) Interpretasi Koefisien Korelasi ... 41
b. Pengujian Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa ... 42
1) Rumusan Hipotesis ... 42
2) Pengujian Hipotesis ... 42
3) Interpretasi Koefisien Korelasi ... 43
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 44
A. Sejarah SMK Kristen 2 Klaten ... 44
B. Tujuan Satuan Pendidikan SMK Kristen 2 Klaten ... 45
1. Visi SMK Kristen 2 Klaten ... 45
2. Misi SMK Kristen 2 Klaten ... 45
C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMK Kristen 2 Klaten ... 46
D. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMK Kristen 2 Klaten ... 48
E. Sumber Daya Manusia SMK Kristen 2 Klaten ... 59
F. Siswa SMK Kristen 2 Klaten ... 53
xv
2. Motivasi Belajar Kewirausahaan ... 58
3. Jiwa Berwirausaha Siswa ... 59
B. Analisis Data ... 60
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 60
a. Uji Normalitas ... 60
2. Pengujian Hipotesis ... 61
a. Pengujian Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Jiwa Berwirausaha Siswa ... 61
1) Rumusan Hipotesis ... 61
2) Pengujian Hipotesis ... 62
b. Pengujian Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa ... 62
1) Rumusan Hipotesis ... 62
2) Pengujian Hipotesis ... 62
C. Pembahasan ... 63
1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Jiwa Berwirausaha Siswa .. 63
2. Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan dengan Jiwa Berwirausaha Siswa ... 64
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 66
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 66
C. Keterbatasan ... 68
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ciri dan Watak Kewirausahaan... 15
Tabel 3.1 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 24
Tabel 3.2 Jumlah Tanggungan Orang Tua ... 25
Tabel 3.3 Skor Barang yang Dimiliki Keluarga... 26
Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar Kerwirausahaan ... 28
Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Jiwa Berwirausaha ... 29
Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 34
Tabel 3.7 Rangkuman Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 34
Tabel 3.8 Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa ... 35
Tabel 3.9 Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa ... 36
Tabel 3.10 Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa ... 37
Tabel 3.11 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 39
Tabel 3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 41
Tabel 4.1 Sumber Daya Manusia SMK Kristen 2 Klaten ... 49
Tabel 4.2 Nama Wali Kelas ... 52
Tabel 4.3 Jumlah Siswa SMK Kristen 2 Tahun Ajaran 2011/1012 ... 53
Tabel 5.1 Klasifikasi Status Sosial Ekonomi Orang tua ... 57
Tabel 5.2 Klasifikasi Motivasi Belajar Kewirausahaan ... 58
Tabel 5.3 Klasifikasi Jiwa berwirausaha Siswa ... 59
xvii
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
1. Angket ... 70
LAMPIRAN 2
1. Rekapitulasi Data Penelitian ... 75 2. Deskripsi Data ... 84
LAMPIRAN 3
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86
LAMPIRAN 4
1. Uji Normalitas ... 90
LAMPIRAN 5
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
1. Angket ... 70
LAMPIRAN 2
1. Rekapitulasi Data Penelitian ... 75 2. Deskripsi Data ... 84
LAMPIRAN 3
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86
LAMPIRAN 4
1. Uji Normalitas ... 90
LAMPIRAN 5
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penyelenggara
pendidikan pada tingkat menengah memiliki peran untuk mempersiapkan
peserta didik agar siap bekerja, baik secara mandiri (wirausaha) maupun
mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Sebagai lembaga pendidikan tingkat
menengah, SMK berkewajiban untuk mempersiapkan lulusan yang mampu
bersaing di dunia kerja, baik bekerja pada orang atau lembaga lain maupun
dengan membuka lapangan kerja sendiri. Untuk dapat membuka lapangan
pekerjaan baru, seseorang hendaknya memiliki bekal prestasi. Prestasi ini
terlihat dari pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa selama di
sekolah. Faktor utama yang menentukan mampu tidaknya bersaing adalah
seberapa besar lulusan memiliki kompetensi dibidangnya, pengusaan terhadap
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuan untuk menghasilkan
produk unggul.
Jumlah lulusan SMK di Indonesia tahun 2010 mencapai 1.087.098
dengan proyeksi yang diserap oleh pasar kerja sebesar 50 persen atau 543.549
Berdasarkan pedoman penyusunan APBN tahun anggaran 2011 yang
salah satunya meliputi, tantangan dan kebijakan pembangunan tahun 2011
terkait dengan penciptaan pertumbuhan ekonomi, penanggulangan
kemiskinan dan ketenagakerjaan dalam tahun 2011 dijelaskan bahwa tingkat
kemiskinan tahun 2009 masih mencapai 14,15 persen dan diharapkan turun
menjadi 12 – 13,5 persen pada tahun 2010 dan menjadi 11,5 – 12,3 persen
pada tahun 2011. Selain itu, pada aspek ketenagakerjaan pada Agustus 2009
jumlah angkatan kerja sebanyak 113,83 juta orang dan jumlah orang yang
bekerja sebanyak 104,87 juta orang, sehingga terdapat 8,96 juta pengangguran
yang sedang mencari pekerjaan.
Fakta di atas menunjukkan masih banyaknya jumlah pengangguran di
Indonesia. Dengan demikian peran Sekolah Menengah Kejuruan dalam
mempersiapkan lulusannya untuk mampu bekerja dan menciptakan lapangan
pekerjaan menjadi sangat penting. Pihak sekolah perlu mendukung dalam
mengembangkan jiwa berwirausaha siswa, salah satunya dengan memberikan
kesempatan pada siswa untuk berjualan di sekolah. Kegiatan ini jika di
dukung dengan baik oleh pihak sekolah maka, selain akan melatih siswa
berwirausaha dan meningkatkan kepercayaan diri siswa juga dapat
meringankan beban orang tua atau bahkan menambah uang saku siswa.
Selain lembaga pendidikan, pihak yang juga berperan penting dalam
keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama seseorang untuk
bersosialisasi dengan dengan sesamanya. Dalam keluarga pula, siswa
memperoleh pembinaan dan pengalaman langsung karena justru pihak
keluarga mempunyai tanggung jawab pertama atas persiapan manusia
wirausaha. Oleh karena itu, seseorang akan memiliki sifat yang baik bila
berada di lingkungan keluarga yang baik begitu juga sebaliknya. Hampir
dapat dipastikan bahwa seorang anak yang hidup dalam lingkungan wirausaha
memiliki kecenderungan untuk ikut terjun dalam dunia wirausaha itu karena
sejak dari kecil anak sudah terbiasa dengan pekerjaan orang tua sebagai
wirausaha.
Jiwa berwirausaha merupakan salah satu bekal bagi seseorang dalam
menjalani pekerjaan secara mandiri. Salah satu faktor yang mempengaruhinya
adalah status sosial ekonomi orang tua. Status sosial ekonomi orang tua yang
akan diteliti disini mencakup : tingkat pendidikan orang tua, jumlah
tanggungan orang tua, dan barang berharga yang dimiliki keluarga. Motivasi
belajar siswa juga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
jiwa berwirausaha siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
“Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Motivasi Belajar
B. Batasan Masalah
Penelitian ini memfokuskan perhatian pada faktor yang mempengaruhi
jiwa berwirausaha pada siswa. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya jiwa berwirausaha pada siswa, namun dalam penelitian ini hanya
akan meneliti tentang status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar
kewirausahaan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap
jiwa berwirausaha siswa.
2. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar kewirausahaan terhadap
jiwa berwirausaha siswa.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi
orang tua terhadap jiwa berwirausaha siswa.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajar
kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan terhadap
lembaga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan agar dapat semaksimal
mungkin membekali siswa dengan ketrampilan dan mempersiapkan
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
A. Status Sosial Ekonomi
Menurut Winkel (1984: 165) status adalah kebutuhan akan kedudukan
atau posisi tertentu dalam masyarakat sesuai peranan atau tugas tertentu dalam
masyarakat. Sedangkan status sosial adalah tinggi atau rendahnya prestise
yang dimiliki seseorang berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam
suatu sistem sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang di maksud
dengan status adalah keadaan / kedudukan (orang, badan, dsb) dalam
hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya. Sedangkan menurut Mahmud
(1989:99) status sosial ekonomi keluarga antara lain mencakup tingkat
pendidikan orang tua, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan orang tua serta
fasilitas khusus serta barang-barang berharga yang ada dirumah seperti : radio,
televisi, mesin cuci dan sebagainya. Menurut pendapat para ahli di atas dapat
di tarik kesimpulan bahwa status sosial ekonomi merupakan kedudukan
seseorang dalam kelompok yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dan kepemilikan atas
barang-barang berharga.
Berdasarkan cara bagaimana status diperoleh, dapat dibedakan
1. Ascribed Status, kedudukan ini diperoleh seseorang bukan karena usaha melainkan karena pengaruh adat atau kebudayaan yang
berlaku atau corak masyarakat. Kedudukan ini diperoleh melalui
kelahiran.
2. Achieved Status, kedudukan ini diperoleh seseorang berkat jerih payah diri sendiri. Kedudukan seperti ini terbuka bagi siapa saja
asalkan mampu untuk memperolehnya.
Dalam kehidupan di masyarakat, seseorang yang memiliki status
sosial lebih tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat
dibandingkan dengan yang status sosialnya lebih rendah. Melly G.Tan
(1977:55) mengatakan bahwa konsep kedudukan dalam sosial ekonomi dalam
ilmu pengetahuan masyarakat lumrahnya mencakup tiga faktor yaitu, faktor
pendidikan, faktor pekerjaan, dan faktor pendapatan. Dalam penelitian ini,
faktor-faktor yang akan dibahas yaitu, faktor pendidikan, jumlah tanggungan
orang tua, dan kepemilikan atas barang-barang berharga.
1. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (
seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan,
seseorang akan memperoleh pengalaman dan mampu mengembangkan
potensi dan keterampilan yang dimilikinya.
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik
untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan
yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur
pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas,
mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai
pendidikan tinggi.
b. Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini,
serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al
Quran, yang banyak terdapat di setiap masjid dan Sekolah
Minggu, yang terdapat di gereja.
c. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang
Diantara ketiga jalur pendidikan diatas, pendidikan formal
merupakan jalur pendidikan yang sangat penting, karena tingkat
pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap kehidupannya, tidak
hanya terbatas dalam ilmu pengetahuan yang dimilikinya tetapi juga
akan berpengaruh terhadap penghasilan, kekayaan, bahkan status
sosialnya. Orang tua yang memiliki tingkat pencapaian pendidikan
formal yang tinggi, biasanya akan menurunkannya pada anaknya dan
anaknya pun juga akan termotivasi untuk bisa sejajar dengan
pendidikan orang tuanya bahkan bisa melebihinya.
2. Jumlah Tanggungan Orang Tua
Salah satu faktor yag mempengaruhi status sosial ekonomi
adalah jumlah tanggungan orang tua. Jumlah tanggungan orang tua
merupakan jumlah anggota dalam keluarga (anak) yang ditanggung
oleh orang tua. Jumlah tanggungan orang tua juga berhubungan
dengan jumlah pendapatan. Semakin sedikit anak yang ditanggung,
semakin besar pula kemungkinan kebutuhannya terpenuhi, begitu juga
sebaliknya. Status sosial dapat dilihat dari dapat tidaknya suatu
kebutuhan itu terpenuhi. Jika kebutuhannya dapat terpenuhi, maka
dapat dikatakan bahwa status sosialnya tinggi, begitu juga sebaliknya.
3. Barang Berharga yang Dimiliki Keluarga
Faktor lain yang mempengaruhi kedudukan seseorang dalam
masyarakat adalah fasilitas khusus serta barang berharga yang dimiliki
keluarga. Barang-barang yang dimiliki keluarga antara lain : rumah,
mobil, sepeda motor, telepon, telepon genggam, sawah, televisi, lemari
es, mesin cuci, dll. Semakin banyak barang yang berharga dimiliki
oleh keluarga, semakin tinggi pula status sosialnya dalam masyarakat.
Kedudukan seseorang di masyarakat, banyak ditentukan oleh apa yang
dia miliki yang di anggap penting dalam masyarakat. Semakin tinggi
pendidikan dan pekerjaannya, maka semakin tinggi statusnya di dalam
masyarakat. Begitu juga dengan banyaknya barang berharga yang dimiliki
seseorang, semakin dia memiliki barang yang banyak dan beragam, semakin
tinggi pula statusnya di masyarakat.
Keadaan keluarga juga akan berpengaruh pada cita-cita, motivasi, dan
minat pada anak, dalam artian bahwa semuanya itu akan dipengaruhi oleh
status sosial ekonomi keluarga. Seorang anak yang hidup dalam keluarga
yang ekonominya cukup, akan mempunyai kesempatan yang luas dalam
mengembangkan kemampuannya bila dibandingkan dengan seorang anak
yang hidup dalam keluarga dengan ekonomi yang kurang. Orang tua yang
tingkat pendidikannya tinggi, maka akan menyekolahkan anaknya minimal
B. Motivasi Belajar
Menurut Winkel (1984:27), motivasi berasal dari kata dasar ‘motif’
yang berarti daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi
merupakan daya penggerak yang telah menjadi aktif. Sehingga, motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai
tujuan yang dikehendaki. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi
merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan
menurut para ahli yang dikutip oleh Fudyartanta (2002:257), motivasi
didefinisikan sebagai berikut :
1. Atkinson mendefinisikan motivasi sebagai berikut:” the term motivation refers to the arousal of tendency to act to produce one or more effect”. Di sini motivasi menunjukkan tendensi berbuat yang meningkat untuk menghasilkan (memprodusir) satu atau lebih pengaruh-pengaruhnya (satu hasil atau lebih).
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan pengertian motivasi
secara singkat, ialah bahwa: motivasi adalah usaha untuk meningkatkan
kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Motivasi itu berlaku untuk semua
kegiatan termasuk kegiatan belajar.
Pengertian belajar (Uno.2007:21) adalah proses perubahan tingkah
laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja. Suatu kegiatan
belajar ialah upaya mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Jadi, jika dikatakan motivasi
belajar, maksudnya adalah mendorong atau memberi semangat kepada
individu yang melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar supaya
prestasinya meningkat menjadi lebik baik. Motivasi dapat timbul baik dari
luar maupun dari dalam manusia itu sendiri.
Bentuk motivasi belajar terbagi atas dua bentuk, yaitu
(Winkel,1984:27) :
1. Motivasi ekstrinsik : bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
2. Motivasi intrinsik : bentuk motivasi yang di dalamnyaaktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak
Menurut Uno (2007:23) Hakikat motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi:
a. adanya hasrat ingin berhasil,
b. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
c. adanya harapan dan cita-cita,
d. adanya penghargaan dalam belajar,
e. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
f. adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri yang tersebut di atas, maka dikatakan
seseorang itu telah memilki motivasi belajar yang sangat baik.
Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar dan mempengaruhi
arah aktivitas yang dipilih serta intensitas keterlibatan seseorang dalam suatu
aktivitas. Motivasi untuk belajar kewirausahaan sangat menentukan tingkah
laku seseorang dalam berwirausaha. Berwirausaha akan berhasil dengan baik,
bila seseorang memiliki motivasi belajar kewirausahaan yang tinggi. Hal ini
mengandung arti bahwa motivasi belajar kewirausahaan berkaitan dengan
usaha keras dan perjuangan yang tidak mudah putus asa dalam belajar
kewirausahaan untuk berhasil dalam berwirausaha.
Seseorang yang mempunyai motivasi untuk belajar tinggi, dia akan
lebih berprestasi bila dibandingkan dengan yang tidak mempunyai motivasi
belajar kewirausahaan tinggi, dia akan mempunyai dorongan yang kuat untuk
mempelajarinya dan akan lebih memiliki jiwa untuk berwirausaha.
C. Jiwa Berwirausaha
1. Pengertian Wirausaha
Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan “entrepreneurship“, yang dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai “tailbone of economy”, yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa, Soeharto Wirakusumo (Suryana, 2008:14).
Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan suatu nilai yang
diperlukan untuk memulai suatu usaha atau suatu proses dalam
mengerjakan suatu yang baru dan sesuatu yang berbeda.
Menurut Meredith (Suryana, 2008:17), berwirausaha berarti
memadukan perwatakan pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh
karena itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan, atau karier yang
harus bersifat fleksibel, dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil
resiko, mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan untuk
mencapai tujuan.
Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif
dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya
Pengertian wirausaha yang dikenal secara umum adalah membuka usaha
secara mandiri dalam bidang tertentu. Dalam suatu Negara, peran
wirausaha sangat penting. Wirausaha diharapkan dapat membantu
mengatasi masalah pengangguran karena dapat menciptakan peluang
kerja bagi orang lain. Terutama bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
yang sudah dibekali dengan keterampilan- keterampilan diharapkan
mampu bekerja secara mandiri sehingga dapat menciptakan lapangan
pekerjaan.
Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan
dengan konsep yang berbeda-beda. Berikut merupakan ciri-ciri dan watak
kewirausahaan menurut Geoffrey G.Meredith ( Suryana, 2008:24) :
Tabel 2.1
Ciri danWatak Kewirausahaan
No Ciri – ciri Watak
1 Percaya diri Keyakinan,ketidaktergantungan,
individualitas, dan optimisme.
2 Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.
3 Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.
4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul
5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel.
6 Berorientasi ke masa depan
Pandangan ke depan.
Selanjutnya, Arthur Kuriloff dan John M.Mepil (Suryana,2006:25),
mengemukakan karakteristik kewirausahaaan dalam bentuk nilai-nilai dan
perilaku kewirausahaan sebagai berikut :
a. Komitmen, menyelesaikan tugas hingga selesai.
b. Resiko moderat, tidak melakukan spekulasi malainkan
berdasarkan pada perhitungan yang matang.
c. Melihat peluang, memanfaatkan peluang yang ada sebaik
mungkin.
d. Obyektivitas, melakukan pengamatan secara nyata untuk
memperoleh kejelasan.
e. Umpan balik, menganalisis data kinerja waktu untuk memandu
kegiatan.
f. Optimisme, menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun
berada dalam situasi yang berat.
g. Uang, melihat uang sebagai suatu sumber daya, buka tujuan akhir.
h. Manajemen proaktif, mengelola berdasarkan perencanaan masa
2. Pengertian Jiwa Berwirausaha
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian ‘ jiwa ‘ adalah
seluruh kehidupan batin manusia ( yang terjadi dari perasaan,
pikiran,angan-angan, dsb). Istilah wirausaha pada waktu lalu lebih
dikenal dengan wiraswasta, kedua istilah ini mempunyai pengertian yang
sama. Wirausaha berasal dari kata ‘wira’ dan ‘usaha’. ‘ Wira ‘ dapat
berarti mulia, luhur, unggul, sedangkan ‘ usaha ‘ yang berarti kemampuan
melakukan usaha atas kekuatan sendiri. Pengertian wirausaha berarti
manusia unggul dalam usaha atas kekuatan sendiri dan tidak bergantung
pada orang lain. Jadi, jiwa berwirausaha adalah seluruh kehidupan batin
manusia yang menjadikan manusia itu unggul untuk dapat melakukan
usaha dengan kemampuan sendiri.
Meskipun diantara para ahli ada yang lebih menekankan
kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, akan tetapi sifat ini dimiliki
juga oleh bukan pengusaha. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang
yang memiliki perilaku inovatif, kreatif, dan pada setiap orang yang
menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan.
Menurut Dusselman, (Suryana, 2008:51), bahwa seorang yang
memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai
berikut :
a. Keinovasian, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan
b. Keberanian untuk menghadapi resiko, yaitu usaha untuk
menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan
dan dalam menghadapi ketidakpastian.
c. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu :
1) Usaha perencanaan
2) Usaha untuk mengkoordinir
3) Usaha untuk menjaga kelancaran usaha
4) Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha.
d. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan
mengarahkan terhadap tujuan usaha.
Dari konsep kewirausahaan, ciri dan watak kewirausahaan,
seseorang yang mempunyai jiwa berwirausaha merupakan pribadi yang
unggul yang mampu berpikir kreatif, inovatif, mempunyai keberanian
mengambil resiko, mampu memimpin, dalam melakukan usaha
mengutamakan keorisinilan dan selalu berorientasi ke masa depan serta
mampu menciptakan peluang dan dapat memanfaatkan setiap
D. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Jiwa
Berwirausaha Siswa
Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam
kelompok yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dan kepemilikan atas
barang-barang berharga. Kedudukan seseorang di masyarakat, banyak
ditentukan oleh apa yang dia miliki yang di anggap penting dalam
masyarakat. Semakin tinggi pendidikan dan pekerjaannya, maka
semakin tinggi statusnya di dalam masyarakat. Begitu juga dengan
banyaknya barang berharga yang dimiliki seseorang, semakin memiliki
barang yang banyak dan beragam, semakin tinggi pula statusnya di
masyarakat.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian ‘ jiwa ‘
adalah seluruh kehidupan batin manusia ( yang terjadi dari perasaan,
pikiran,angan-angan, dsb). Pengertian wirausaha berarti manusia
unggul dalam usaha atas kekuatan sendiri dan tidak bergantung pada
orang lain. Jadi, jiwa berwirausaha adalah seluruh kehidupan batin
manusia yang menjadikan manusia itu unggul untuk dapat melakukan
usaha dengan kemampuan sendiri.
Seseorang yang hidup dalam keluarga wirausaha, biasanya
langsung dengan orang tuanya yang berwirausaha sehingga jiwa
berwirausaha itu timbul sudah dari kecil.
2. Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan dengan Jiwa
Berwirausaha Siswa
Motivasi berarti daya penggerak dari dalam dan di dalam
subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan. Pengertian belajar (Uno.2007:21) adalah proses
perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang
disengaja. Jadi, motivasi belajar maksudnya adalah mendorong atau
memberi semangat kepada individu yang melakukan kegiatan belajar,
agar lebih giat belajar supaya prestasinya meningkat menjadi lebik
baik. Motivasi dapat timbul baik dari luar maupun dari dalam manusia
itu sendiri.
Seseorang yang mempunyai motivasi untuk belajar tinggi, dia
akan lebih berprestasi bila dibandingkan dengan yang tidak
mempunyai motivasi belajar. Begitu juga halnya dengan seseorang
yang mempunyai motivasi belajar kewirausahaan tinggi, dia akan
mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajarinya dan akan lebih
E. Paradigma Penelitian
Berdasarkan pada deskripsi dan kerangka berpikir di atas, maka akan
dibuat paradigma penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
Melalui diagram 2.1, maka dapat diketahui bahwa ada hubungan
antara status sosial ekonomi orang tua (X1) dan motivasi belajar
kewirausahaan (X2) terhadap jiwa berwirausaha siswa (Y).
F. Hipotesis
1. Ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap jiwa
berwirausaha siswa.
2. Ada hubungan antara motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa
berwirausaha siswa.
Status Sosial Ekonomi Orang tua
(X1)
Motivasi Belajar Kewirausahaan
(X2)
22
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah studi empirik pada siswa
SMK Kristen 2 Klaten. Studi empirik merupakan penelitian terhadap suatu
subyek yang kesimpulan dapat digeneralisasikan terhadap subyek yang lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitiannya adalah SMK Kristen 2 Klaten, Jl. Dr. Wahidin
Sudiro Husodo 42 Klaten.
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Yang menjadi subyek penelitiannya adalah siswa SMK Kristen 2
Klaten kelas XI dan XII bidang keahlian penjualan.
2. Obyek penelitian
Yang menjadi obyek penelitiannya adalah status sosial ekonomi orang
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,2002:108).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SMK Kristen 2 Klaten sebanyak 552 siswa.
2. Menurut Arikunto (2002: 109) yang dimaksud dengan sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dari penelitian ini
adalah siswa kelas XI dan XII jurusan penjualan. Dalam pengambilan
sampel, apabila respondennya kurang dari 100 maka di ambil
semuanya. Pada penelitian ini responden berjumlah 94, maka semua
responden di ambil semuanya.
3. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu
(Syofian,2010:148). Alasan digunakan sampel siswa kelas XI dan XII
jurusan penjualan karena mereka lebih dipersiapkan untuk
berwirausaha dan sudah melakukan praktek wirausaha.
E. Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang membentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2007:58).
1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Status sosial ekonomi orang tua mencakup tingkat pendidikan, jumlah
tanggungan keluarga, dan kepemilikan barang berharga.
a. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendididkan orang tua adalah tingkat pendidikan yang
berhasil orang tua dalam hal ini jenjang pendidikan formal yang
berhasil diselesaikan yaitu, SD, SLTP, SMA/SMK, dan perguruan
tinggi. Jalur pendidikan formal mempunyai jenjang pendidikan yang
jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai
pendidikan tinggi. Orang tua yang memiliki tingkat pencapaian
pendidikan formal yang tinggi, biasanya akan menurunkannya pada
anaknya dan anaknya pun juga akan termotivasi untuk bisa sejajar
dengan pendidikan orang tuanya bahkan bisa melebihinya.
Tingkat pendidikan orang tua dibagi menjadi 4 yaitu :
Tabel 3.1
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Kategori Skor
Tamatan SMP 1
Tamatan SMA 2
Tamatan D3 3
b. Jumlah Tanggungan Orang Tua
Merupakan jumlah anggota keluarga (anak) yang ditanggung oleh
orang tua. Baik merupakan saudara kandung maupun saudara bukan
kandung yang tinggal bersama dengan orang tua,
Jumlah tanggungan orang tua dapat dibagi menjadi :
Tabel 3.2
Jumlah Tanggungan Orang Tua
Jumlah tanggungan orang tua Skor
1 anak 1
2 anak 2
3 anak 3
4 anak 4
c. Fasilitas Khusus Serta Kepemilikan Barang Berharga
Fasilitas diukur dari banyaknya fasilitas khusus dan barang- barang
berharga yang dimiliki oleh keluarga. Barang-barang yang dimiliki
keluarga antara lain : rumah, mobil, sepeda motor, telepon, telepon
genggam, sawah, televisi, lemari es, mesin cuci, dll.
Berikut merupakan skor untuk masing-masing barang yang dimiliki
Tabel 3.3
Skor Barang yang Dimiliki Keluarga
Barang yang dimiliki Perkiraan harga (jumlah total) Skor
1. Mobil a. < Rp 20.000.000
b. Rp 20.000.000 – Rp 50.000.000 c. Rp 50.000.000 – Rp 80.000.000 d. > Rp 80.000.000 c. Rp 10.000.000 – Rp 20.000.000 d. > Rp 20.000.000
1 2 3 4 3. Komputer/laptop a. < Rp 2.000.000
2. Motivasi Belajar Kewirausahaan
Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Sehingga yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk belajar kewirausahaan dengan tujuan berhasil dalam berwirausaha.
Untuk mengukur motivasi belaja kewirausahaan, digunakan skala Likert
yang telah dimodifikasi (Jogiyanto,2004:66) yaitu skala yang digunakan
untuk mengukur respon subyek dalam 5 poin skala dengan interval yang
sama.
Selalu : SL
Sering : S
Kadang-Kadang : KD
Jarang : J
Tidak Pernah : TP
Sedangkan masing –masing pernyataan diberi skor :
SL S KD J TP
Pernyataan positif 5 4 3 2 1
Pernyataan negatif 1 2 3 4 5
Berikut ini merupakan tabel operasionalisasi variabel motivasi belajar
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar Kerwirausahaan
No Indikator Pernyataan
Positif
Pernyataan negatif
1 Adanya hasrat ingin berhasil 6,11
2 Adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar 3,4,7
3 Adanya harapan dan cita-cita 8,12
4 Adanya penghargaan dalam belajar 2
5 Adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar 1,5
6 Adanya lingkungan belajar yang
kondusif 9 10
3. Jiwa Berwirausaha Siswa
Untuk mengukur jiwa berwirausaha, digunakan skala Likert yang
dimodifikasi (Jogiyanto,2004:66) yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur respon subyek dalam 5 poin skala dengan interval yang sama.
Selalu : SL
Sering : S
Kadang-Kadang : KD
Jarang : J
Tidak Pernah : TP
Sedangkan masing –masing pernyataan diberi skor :
SL S KD J TP
Pernyataan positif 5 4 3 2 1
Berikut ini merupakan tabel operasionalisasi variabel jiwa berwirausaha :
Tabel 3.5
Operasionalisasi Variabel Jiwa Berwirausaha
No Indikator Pernyataan positif
Pernyataan negatif
1 Percaya diri 5,6,12
2 Berorientasi pada tugas dan hasil
1,11,13 14
3 Pengambilan resiko 7,16
4 Kepemimpinan 2,8
5 Keorisinilan 3
6 Berorientasi ke masa depan
4,9,10
7 Keinovasian 15
8 Kemampuan manajerial 17
F. Hubungan Diantara Variabel Penelitian
1. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Jiwa
Berwirausaha
Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam
kelompok yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dan kepemilikan atas
barang-barang berharga. Status sosial ekonomi orang tua dalam
tanggungan keluarga, dan fasilitas khusus serta barang-barang
berharga yang dimiliki oleh keluarga.
Dalam kehidupan di masyarakat, seseorang yang memiliki
status sosial tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur di
masyarakat dibandingkan dengan seseorang yang status sosialnya lebih
rendah. Orang tua dengan tingkat pendidikan yang tinggi, tentu saja
akan mengarahkan anaknya untuk mencapai pendidikan minimal sama
dengan orang tuanya. Banyaknya jumlah anggota keluarga yang
ditanggung oleh orang tua, juga akan mempengaruhi status sosialnya
di masyarakat, karena berkaitan dengan dapat atau tidaknya kebutuhan
yang dapat terpenuhi dalam keluarga itu. Kepemilikna atas
barang-barang berharga juga akan meningkatkan status sosial seseorang dalam
masyarakat. Seseorang dengan status sosial yang tinggi dimungkinkan
akan lebih memiliki jiwa berwirausaha. Hal ini disebabkan karena
untuk menjadi wirausaha dibutuhkan modal yang besar.
2. Hubungan antara Motivasi Belajar Kewirausahaan dengan Jiwa
Berwirausaha
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
belajar bisa dilakukan dalam bidang apapun, salah satunya adalah
belajar kewirausahaan. Motivasi untuk belajar kewirausahaan sangat
menentukan tingkah laku seseorang dalam berwirausaha.
Berwirausaha akan berhasil dengan baik, bila seseorang memiliki
motivasi belajar kewirausahaan yang tinggi. Seseorang yang
mempunyai motivasi belajar kewirausahaan tinggi, dia akan
mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajarinya dan akan lebih
memiliki jiwa untuk berwirausaha.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden. Teknik ini
digunakan untuk mengumpulkan data tentang status sosial ekonomi
orang tua, motivasi belajar kewirausahaan dan jiwa berwirausaha
siswa.
2. Wawancara
Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide, melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. Cara ini digunakan untuk mencari
informasi tentang data siswa kepada guru yang bersangkutan dan
3. Dokumentasi
Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk gambar, tulisan, atau karya monumental dari seseorang.
Teknik ini digunakan untuk mencari data mengenai gambaran umum
sekolah.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan
adalah angket atau kuesioner. Angket ini berisi sejumlah pertanyaan yang
digunakan untuk mengetahui informasi dari responden tentang status sosial
ekonomi orang tua dan motivasi belajar kewirausahaan siswa.
I. Teknik Pengujian Instrumen
1. Pengujian Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid. Dalam penelitian ini, pengujian validitas
Keterangan :
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
n = jumlah responden
x = skor total dari setiap item
y = skor total dari seluruh item.
Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dari hasil perhitungan
menunjukkan tinggi rendahnya validitas dari instrumen yang di ukur.
Selanjutnya hasil koefosien korelasi (r) ini dibandingkan dengan nilai r
korelasi product moment pada tabel dengan taraf signifikansi 0,05. Jika
rhitung> rtabelmaka butir soal tersebut bisa dikatakan valid, begitu juga
sebaliknya.
Pelaksanaan uji validitas dilakukan pada siswa SMK Sanjaya dengan
jumlah responden 41 siswa. Dari jumlah tersebut diketahui derajat kebebasan
sebesar 39, (41-2) siswa. Adapun rangkuman hasil uji validitas
masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
a. Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa
Ada sebanyak dua belas (12) butir soal yang diujikan pada pengujian ini.
Tabel 3.6
Rangkuman Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar
Item Soal r tabel r hitung Keterangan
1 0,261 0,447 valid
2 0,261 0,388 valid
3 0,261 0,407 valid
4 0,261 0,611 valid
5 0,261 0,351 valid
6 0,261 0,489 valid
7 0,261 0,239 Tidak valid
8 0,261 0,536 valid
9 0,261 0,127 Tidak valid
10 0,261 -0,411 Tidak valid
11 0,261 0,599 valid
12 0,261 0,589 valid
Dari sebanyak dua belas item soal, terdapat tiga soal yang tidak valid.
Adapun nomor soal tersebut adalah 7,9,dan 10. Item soal yang tidak valid
tersebut, kemudian dibuang dan dilakukan pengujian ulang. Berikut
merupakan hasil pengujian ulang :
Tabel 3.7
Rangkuman Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar
Item Soal
r tabel r hitung Keterangan
1 0,261 0.503 valid
2 0,261 0.478 valid
3 0,261 0.406 valid
5 0,261 0.407 valid
6 0,261 0.417 valid
8 0,261 0.559 valid
11 0,261 0.633 valid
12 0,261 0.654 valid
Dari tabel 3.9 menunjukkan bahwa sebanyak sepuluh item soal valid.
Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai
rhitungdengan rtabelpada taraf signifikansi 0,05. Jika rhitung>rtabelmaka
soal dikatakan valid, begitu juga sebaliknya. Pada pengujian ini diketahui
bahwa nilai
rtabel= 0,261.
b. Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa
Ada sebanyak tujuh belas (17) butir soal yang diujikan pada pengujian
ini. Berikut merupakan rangkuman uji validitas jiwa berwirausaha siswa :
Tabel 3.8
Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa
Item Soal r tabel r hitung Keterangan
1 0,261 0,132 Tidak valid
2 0,261 0,474 valid
3 0,261 0,045 Tidak valid
4 0,261 0,248 Tidak valid
5 0,261 0,397 valid
6 0,261 0,338 valid
7 0,261 0,550 valid
9 0,261 0,199 Tidak valid
10 0,261 0,215 Tidak valid
11 0,261 0,617 valid
12 0,261 0,413 valid
13 0,261 0,274 valid
14 0,261 0,204 Tidak valid
15 0,261 0,465 valid
16 0,261 0,447 valid
17 0,261 0,610 valid
Dari sebanyak tujuh belas item soal, ada enam item soal yang tidak valid.
Adapun soal yang tidak valid adalah soal nomor 1,3,4,9,10,dan 14. Item
yang tidak valid tersebut, kemudian dibuang dan dilakukan uji validitas
ulang. Hasil dari uji validitas ulang tampak dalam tabel 3.11 :
Tabel 3.9
Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa
Item Soal r tabel r hitung Keterangan
2 0,261 0.452 valid
5 0,261 0.417 valid
6 0,261 0.306 valid
7 0,261 0.574 valid
8 0,261 0.500 valid
11 0,261 0.664 valid
12 0,261 0.457 valid
13 0,261 0.198 Tidak valid
15 0,261 0.470 valid
16 0,261 0.439 valid
Setelah dilakukan pengujian ulang, ternyata masih ada item soal yang
tidak valid yaitu, soal nomor 13. Kemudian item soal yang tidak valid
tersebut dibuang dan dilakukan pengujian ulang lagi hingga semua item
soal valid. Hasil dari uji validitas ulang tampak dalam tabel berikut :
Tabel 3.10
Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa
Item Soal r tabel r hitung Keterangan
2 0,261 0.512 valid
5 0,261 0.399 valid
6 0,261 0.279 valid
7 0,261 0.587 valid
8 0,261 0.558 valid
11 0,261 0.687 valid
12 0,261 0.468 valid
15 0,261 0.421 valid
16 0,261 0.444 valid
17 0,261 0.559 valid
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa semua item soal valid. Dari tabel
diatas menunjukkan bahwa sebanyak sepuluh item soal valid.
Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai
rhitungdengan rtabelpada taraf signifikansi 0,05. Jika rhitung>rtabelmaka
soal dikatakan valid, begitu juga sebaliknya. Pada pengujian ini diketahui
bahwa nilai
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument dapat dipercaya
atau tidak untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Tujuan pengujian
reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil
pengukuran suatu obyek atau responden. Dalam penelitian ini, digunakan
koefisien Chronbach Alpha dengan rumus :
r
n =
r
n = reliabilitas instrumentK = jumlah soal
2b= jumlah varian soal
2t = varian total
Jika koefisien alpha > 0,6 maka instrument tersebut reliabel.
Sebaliknya jika koefisien alpha < 0,6 maka instrumen tersebut tidak reliabel
(Nunnaly,1967, dalam Imam Ghozali,2006:42). Uji reliabilitas instrumen
dilakukan dengan rumus cronbach alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for windows versi 15.00. Dengan data sebanyak 41 responden dengan dk = 39
(41-2), menunjukkan nilai
rtabel= 0,261. Berikut hasil rangkuman uji
Tabel 3.11
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel
Nilai r
tabel Nilai r hitung Keterangan
Status Sosial Ekonomi Orang Tua 0,261 0,750 Reliabel
Motivasi Belajar Kewirausahaan 0,261 0,820 Reliabel
Jiwa Berwirausaha Siswa 0,261 0,808 Reliabel
J. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Analisis ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan data hasil
observasi yang didapatkan dari penelitian di lapangan yang meliputi status
sosial ekonomi orang tua, pendapatan orang tua, motivasi belajar siswa, dan
jiwa berwirausaha siswa. Untuk keperluan diskripsi data, digunakan statistik
deskriptif untuk masing-masing variabel.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui gejala-gejala yang diteliti
apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan
dengan menggunakan rumus One-Sample Komolgorov-Smirnov
(Ghozali,2007:115) yaitu :
D = Max
F
X
S
n
X
1 1
Keterangan :
D = Deviasi maksimum
XF0 0 = Fungsi distribusi komulatif yang ditentukan
XSn 1 = Fungsi distribusi komulatif yang diobservasi
Jika nilai probabilitasnya > 0,05, maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
3. Uji Hipotesis
a. Pengujian Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Jiwa
Berwirausaha
Pengujian hipotesis ini diuji menggunakan Korelasi Product Moment. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan jiwa berwirausaha siswa.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis adalah sebagai
berikut :
1) Rumusan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan status sosial ekonomi orang tua terhadap
jiwa berwirausaha siswa.
Ha : Ada hubungan status sosial ekonomi orang tua terhadap jiwa
2) Pengujian Hipotesis
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
n = jumlah responden
x = skor total dari setiap item
y = skor total dari seluruh item.
3) Interpretasi Koefisien Korelasi
Untuk memberikan interpretasi terhadap tinggi rendahnya
hubungan, maka digunakan pedoman untuk memberikan
interpretasi terhadap koefisien korelasi (Suharsimi Arikunto,
2006:276) :
Tabel 3.12
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000 - 0,200 Sangat Rendah
0,200 - 0,400 Rendah
0,400 - 0,600 Agak rendah
0,600 - 0,800 Cukup
0,800 - 1,00 Tinggi
Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi 5 %, jika
nilai probabilitasnya < 0,05 maka hubungan korelasi tersebut
b. Pengujian Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan terhadap Jiwa
Berwirausaha Siswa
Pengujian hipotesis ini diuji menggunakan Korelasi Product Moment. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar kewirausahaan dengan jiwa berwirausaha siswa.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis adalah sebagai
berikut :
1) Rumusan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan motivasi belajar kewirausahaan terhadap
jiwa berwirausaha siswa.
Ha : Ada hubungan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa
berwirausaha siswa.
2) Pengujian Hipotesis
r=
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
x = skor total dari setiap item
y = skor total dari seluruh item.
3) Interpretasi Koefisien Korelasi
Untuk memberikan interpretasi terhadap tinggi rendahnya
hubungan, maka digunakan pedoman untuk memberikan
interpretasi terhadap koefisien korelasi sesuai dengan tabel 3.14 :
Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi 5 %,
jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka hubungan korelasi tersebut
44
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah SMK Kristen 2 Klaten
SMK Kristen 2 Klaten yang dulu SMEA Kristen didirikan pada
tanggal 1 januari 1968 oleh suatu panitia yang beranggotakan sebagai
berikut :
Ketua 1 : Sdr. Harsono, B.A.
Ketua 2 : Sdr. Mulyadi, B.A.
Sekretaris : Sdr. Sukarsono
Bendahara : Sdr. Widiyarto
Anggota : Sdr. Suhardi, B.A.
Sejak didirikan, SMK Kristen 2 Klaten sudah beberapa kali berpindah
tempat :
1. Pertama kali sekolah berada di dukuh Klaseman, Desa
Tonggalan
( menyewa ).
2. Sejak tahun 1970 tempat kedudukan sekolah pindah ke Jl.
3. SMK Kristen 2 Klaten menempati gedung baru milik sendiri di
Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo 42 Klaten sejak tahun 1978
sampai saat ini.
SMK Kristen 2 Klaten bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Kristen
Klaten yang beralamat di Jl. Seruni No.1 Tonggalan, Klaten Tengah,
Klaten. Saat ini SMK Kristen 2 Klaten memiliki luas tanah dengan status
hak milik seluas 4665 m. Seluruh gedung yang berada di SMK Kristen 2
Klaten merupakan bangunan yang bersifat permanen.
B. Tujuan Satuan Pendidikan SMK Kristen 2 Klaten
Tujuan pendidikan SMK Kristen 2 Klaten, sejalan dengan apa yang
tertuang dalam Visi dan Misinya yaitu:
1. Visi SMK Kristen 2 Klaten
Menjadi SMK yang SDM nya professional dan perspektif sehingga
mampu menghasilkan lulusan yang professional, kreatif, inovatif dan
beriman.
2. Misi SMK Kristen 2 Klaten
a. Mewujudkan pelayanan yang maksimal dalam upaya
memberdayakan sekolah.
b. Menyiapkan tamatan yang berkompetensi sesuai dengan
c. Melatih siswa untuk terampil mengoperasikan mesin-mesin bisnis,
peralatan kantor dan komputer.
d. Meningkatkan KBM yang berorientasi kemasa depan/ global yang
berakar pada budaya bangsa.
e. Melatih siswa untuk menjadi wirausaha yang handal.
f. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (ISO) 9001:2008.
C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMK Kristen 2 Klaten
Sesuai dengan bunyi pasal 15 PP No. 29 tahun 1990, lama
pendidikan sekolah menengah umum adalah 3 tahun. Sistem semester
telah diterapkan kembali pada tahun ajaran 2002/2003 sampai sekarang.
Dalam sistem semester ini, 1 tahun ajaran terdiri dari 2 penggalan yaitu :
semester ganjil dan semester genap.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
mengajar. Kurikulum dimaksudkan sebagai pedoman proses
belajar-mengajar dan membina pengembangan program studi untuk
mempersiapkan lulusan yang cakap, trampil, sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Selain itu dikenal adanya PSS (Pengembangan Sekolah
Kejuruan Seutuhnya) di SMK menjadi unit produksi dan dapat
Garis-garis besar program pengajaran (GBPP) memuat tentang
materi yang harus dipelajari siswa. Buku GBPP tentang kurikulum SMK
yang disebut buku II berisi tentang kerangka dasar program pembelajaran
yang terdiri dari tujuan yang hendak dicapai, susunan program kurikulum
berupa mata pelajaran yang harus dicapai, susunan program kurikulum
berupa mata pelajaran yang harus dipelajari, serta diskripsi singkat setiap
materi pelajaran.
Untuk melaksanakan kurikulum, SMK menganut pedoman
pelaksanaan proses belajar mengajar dan GBPP sebagai dasar penyusunan
petunjuk pelaksanaan yang meliputi:
1. Pedoman proses belajar mengajar
2. Pedoman penilaian
3. Pedoman bimbingan
4. Pedoman pembinaan guru
5. Pedoman sistem kredit
6. Pedoman pelaksanaan penataran
7. Pedoman kerja lapangan untuk sekolah lanjutan
Struktur program mata pelajaran dikelompokan dalam program
pilihan. Program ini masih dikelompokan menjadi mata pelajaran dasar
1. Program studi, yaitu program pendidikan pada sekolah
menengah kejuruan.
2. Jurusan adalah kumpulan program studi yang memiliki mata
pelajaran dasar kejuruan yang sama.
3. Kelompok merupakan pengelompokan pendidikan di SMK
yang terdiri dari:
a. Kelompok pertanian
b. Kelompok rekayasa
c. Kelompok bisnis dan manajemen
d. Kelompok budaya
e. Kelompok kesejahteraan masyarakat.
Kurikulum yang digunakan SMK Kristen 2 saat ini adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan edisi 2008.
SMK Kristen 2 Klaten memiliki 3 (tiga) proli yaitu :
a). Proli Akuntansi : Terakreditasi A
b). Proli Adm.Perkantoran : Terakreditasi B
c). Proli Penjualan : Terakreditasi A
D. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMK Kristen 2 Klaten
E. Sumber Daya Manusia SMK Kristen 2 Klaten
Tabel 4.1
Sumber Daya Manusia SMK Kristen 2 Klaten
No Nama Jabatan
1 Th. Retno Widyastuti S.Pd Kepala Sekolah
2 Sumarsih, S.Pd. Guru
3 Warsini, S.E. Guru
4 Drs. Sabar Waka H K I
5 Anton Maryoso, B.A. Guru
6 Dra. Sekti Bujayati Waka Kurikulum
7 Riwi Handayani, S.E. SarPras
8 Sarniati, B.A Guru
9 Sumirah, B.Th Waka Kesiswaan
10 Teguh Sugiharto, B.A. Guru
11 Dra. Nugraheni Pawestri Guru
12 Drs. Robin Elmo Purba Guru
13 Dra. Endang Daryati Bendahara
14 Ika Mustikawati, S.S. Guru
15 Dra. Tri Muryani Guru
17 Sri Marsini, S.Pd Guru
18 Indiyah Jawi Hastuti, S.Pd Guru
19 Kristian Sapto Nugroho, S.Pd Guru
20 Sugiyarto, S.Pd. Guru
21 Suyanto, B.BA. Guru
22 Drs. Kris Sumarwanto KaKomli Pemasaran
23 Joko Umbaran, S.Pd Kapro Teknik Grafika
24 Parmanto, S.Pd KaKomli Akuntansi
25 Rina Dwi Sulistiowati, S.Pd Guru
26 Nugrahawati Catur S, S.PAK Guru
27 Dra. Sri Purwanti Guru
28 Ratna Kriswidyastuti, S.Pd
Kakomli Administrasi
Perkantor
29 Mardanung PC, SE.Akt, M.Si. Guru
30 Petrus Dwi Harjanto, S.T. Guru
31 Hayuasti Novia Purwandari S.Si Guru
32 Maryanta, S.Sn. Guru
33 Yohanes Prasetyo Asmara P, S.S Guru
34 Krisnadi Prihanto, S.Pd Guru
35 Kristanto Agus Triyogo, S.Si Gu Guru
37 Haryadi Utama Guru
38 Sukisno Guru
39 Maryanto TU
40 Surat Tri Warsi Staf Perpustakaan
41 Riyanto TU
42 Musinah Karyawan
43 Setyaningsih Nurbahari TU
44 Saminah TU
45 Slamet Riyanto TU
46 Hesti Sudarwati TU
47 Gunawan satpam
48 Suratin pesuruh
49 Rismadi pesuruh
50 Sukiman pesuruh
51 Sartono pesuruh
52 Yusup Purnomo pesuruh
53 Sutrisno penjaga malam
54 Rosid Tandyo Ari Sembodo penjaga malam
Adapun guru yang menjadi wali kelas di SMK Kristen 2 Klaten adalah
Tabel 4.2
Nama Wali Kelas
No Kelas Nama Wali kelas
1 X AK 1 Sugiyarto, S.Pd.
2 X AK 2 Krisnadi Prihanto, S.Pd
3 X AP 1 Anton Maryoso, BA.
4 X AP 2 Indiyah Jawi Hastuti, S.Pd
5 X PM 1 Sarniati, B.A
6 X PM 2 Kristanto Agus Triyogo, S.Si Gu
7 X TPG Dra. Nugraheni Pawestri
8 XI AK 1 Yohanes Prasetyo Asmara P, S.S
9 XI AK 2 Maryanta, S.Sn.
10 XI AP 1 Drs. Robin Elmo Purba
11 XI AP 2 Hayuasti Novia Purwandari S.Si
12 XI PM 1 Sri Marsini, S.Pd
13 XI PM 2 Subardiyoto, S.Pd.
14 XI TPG Joko Umbaran, S.Pd
15 XII AK 1 Parmanto, S.Pd
16 XII AK 2 Ika Mustikawati, S.S.