• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN IDENTITAS DIRI REMAJA YANG DITAMPILKAN MELALUI ACCOUNT FACEBOOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAMBARAN IDENTITAS DIRI REMAJA YANG DITAMPILKAN MELALUI ACCOUNT FACEBOOK"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN IDENTITAS DIRI REMAJA YANG

DITAMPILKAN MELALUI ACCOUNT FACEBOOK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Nama : Fransiska Maharani Kurniawati

NIM : 079114134

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

(2)
(3)
(4)

Jika kau tidak mengetahui kemana kau pergi, jalan

manapun akan menyampaikanmu kesana

(Lewiss Caroll)

Aku akan berjalan bersama mereka yang

berjalan, karena aku tidak akan berdiri diam sebagai penonton

yang menyaksikan perarakan berlalu

(5)

Halaman Persembahan

Kupersembahkan untuk :

Tuhan, Sang Pemberi dan Penguasa Kehidupan

Papa & Mama, pengantaraku hadir di dunia

Kakakku, Mas Sani, yang mengajariku untuk memilih

apa yang menjadi pilihanku

Dan untuk semua mimpi-mimpiku..

Ini sebagai pintu masuk dan awal

(6)
(7)

GAMBARAN IDENTITAS DIRI REMAJA YANG DITAMPILKAN MELALUI ACCOUNT FACEBOOK

Fransiska Maharani Kurniawati

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran identitas diri remaja yang ditampilkan melalui account Facebook. Gambaran identitas diri pada penelitian ini dilihat melalui fitur info, foto profil, dan About Me. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi. Subjek pada penelitian ini adalah remaja pengguna Facebook yang berjumlah 124 orang dengan rentang usia antara 11 sampai 20 tahun. Data-data yang diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis kualitatif digunakan untuk mengategorisasikan data-data yang diperoleh dan teknik kuantitatif digunakan untuk mengolah data dengan membuat persentase dari data-data yang telah dikategorisasikan. Dari hasil penelitian ini, diperoleh bahwa gambaran identitas diri yang ditampilkan remaja pada account Facebook meliputi identitas religius, identitas jenis kelamin, identitas diri yang menunjukkan relasi, identitas sosial, identitas diri yang menunjukkan ketertarikan, identitas diri yang menunjukkan values, dan identitas diri yang bersifat informasional. Berdasarkan hasil ini, menunjukkan bahwa Facebook dapat dijadikan media untuk melihat gambaran identitas diri.

(8)

THE IMAGE OF ADOLESCENCE’S SELF IDENTITY THAT APPEARS THROUGH FACEBOOK ACCOUNT

Fransiska Maharani Kurniawati

ABSTRACT

This research was conducted to see the image of teenager’s self identity that appeared through Facebook account. The image of self identity discussed in this research done by analyzing some features provided in Facebook which are information, photo profile and About Me. Both descriptive and quantitative methods were used to conduct this research, yet the data collected by doing such an observation as well. The subjects in this research are 124 Facebook users within age 11 to 20 years old. The data collected to conduct this research was then analyzed by using both qualitative and quantitative methods. The qualitative data was used to categorize the data collected and quantitative method was used to calculate the data to get the percentage of the categorized data. From this research, it is found as the result that the image showed by the teenagers in the Facebook account are religion identity, gender identity, relationship identity, social identity, interest identity, values identity and informational identity. Based on the result found, it is showed that Facebook can become a media to see the image of self identity.

Key words: Self Identity, Facebook

(9)
(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, bimbingan, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Gambaran Identitas Diri Remaja yang Ditampilkan Melalui Account Facebook”.

Penulis menyadari bahwa selama menuntut ilmu di Fakultas Psikologi melibatkan berbagai hal. Atas segala saran, bimbingan, dukungan serta bantuan,dan dengan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang tidak pernah tidur dan selalu terjaga untuk membimbing saya.

2. Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

3. Titik Kristiyani, M.Psi, selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

4. MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik

5. Dr. Tjipto Susana, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi, yang sangat sabar membimbing saya dalam proses penulisan skripsi dari awal pengerjaan hingga akhir.

(11)

7. Kedua orangtua dan kakak, yang selalu memberikan doa, dukungan, serta kebebasan untuk memilih apa yang menjadi pilihan saya. Luv u mom, dad, n my brother.

8. My best friend, Santa, yang selalu menemaniku disaat susah, sakit, maupun senang serta memberiku semangat untuk terus maju.

9. Gank Tequilla in Me, Manda, Lily, dan Nia, tempat melepaskan kepenatan saat proses penulisan skirpsi. Tx guys.

10.Pipin, teman seperjuanganku saat seminar dan mencari tema skripsi. Nuwun Pinnn!!

11.Misha dan Chica, yang membantu saya dalam menerjemahkan abstrak versi bahasa Inggris.

12.Teman-teman kelas D, Flori, Ayutyastuti, Tia, Mami “Lida”, Sheila, Kristin, Cici, Niken, Galih “Nyowo”, Cha-cha, Sukun, Danang “Jumpes”, tempat bertukar pikiran, canda-tawa saat di kelas. Miss u all!!

13.Personil Sachio Band, Miko, Qwah, Rizky, Frans, yang selalu setia menanti saya untuk menggebuk “drum” bagi Sachio. Wait Me guys!!! 14.Subjek pada skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu

15.Semua pihak yang telah membantu, memberi dukungan dan semangat yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

(12)

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.

Yogyakarta, 22 Januari 2012

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………...iii

HALAMAN MOTTO ………iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….vi

ABSTRAK ………... vii

ABSTRACT ...………..viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………...ix

KATA PENGANTAR ………....x

DAFTAR ISI ……….xi

DAFTAR TABEL ...………xiv

BAB I PENDAHULUAN ………..1

A. Latar Belakang Masalah ...……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 9

(14)

D. Manfaat Penelitian ………. 10

BAB II LANDASAN TEORI ……….. 11

A. Remaja ……… 11

1. Definisi Remaja………. 11

2. Karakteristik Remaja ……… 13

3. Aspek Perkembangan Remaja ……….. 14

4. Tugas Perkembangan Remaja ……….. 19

5. Identitas Diri Remaja ……….. 21

B. Facebook ……… 32

1. Definisi Facebook ……… 32

2. Fitur-fitur Facebook ……… 34

BAB III METODE PENELITIAN ……… 36

A. Jenis Penelitian ……….. 36

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 37

1. Populasi ………... 37

2. Sampel ……….. 37

C. Metode Pengumpulan Data ……… 38

D. Analisis Data ……….. 39

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ………41

A. Pelaksanaan Pengumpulan Data ……….41

(15)

C. Kesimpulan Umum ……… 88

BAB V PENUTUP ………92

A. Kesimpulan ……… 92

B. Saran ……….. 92

DAFTAR PUSTAKA ………. 94

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tahun Kelahiran Subjek ………. 42

Tabel 2 Agama ……….... 43

Tabel 3 Agama ……….... 43

Tabel 4 Jenis Kelamin ………..44

Tabel 5 Jenis Kelamin ……… 45

Tabel 6 Ketertarikan pada Relasi Seksual ………45

Tabel 7 Ketertarikan pada Relasi Seksual ………46

Tabel 8 Sikap Terhadap Situasi Politik ………47

Tabel 9 Relationship Status ………. 49

Tabel 10 Relationship Status ………49

Tabel 11 Genre Musik Favorit ………. 51

Tabel 12 Jenis Buku Favorit ……… 52

Tabel 13 Genre Film Favorit ………53

Tabel 14 Jenis Acara Televisi Favorit ………. 54

(17)

Tabel 16 Olahraga Favorit ……….. 57

Tabel 17 Tim Olahraga Favorit ……….. 58

Tabel 18 Atlet Favorit ………... 59

Tabel 19 Identitas Profesi ……….. 61

Tabel 20 About Me ……… 62

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam empat puluh tahun terakhir, bidang komunikasi mengalami perubahan pesat yang dimulai sejak munculnya televisi dan berdampak pada penemuan serta pertumbuhan internet. Internet memungkinkan seluruh orang dari berbagai belahan bumi untuk menjalin suatu komunikasi dengan mudah dan cepat (Severin & Tankard, 2005). Selain itu, internet menawarkan berbagai macam akses terhadap informasi maupun hiburan dari seluruh dunia bagi penggunanya.

(19)

media informasi dan komunikasi yang cukup penting dan dapat diterima oleh penduduk dunia.

Internet menawarkan beragam jenis layanan, salah satunya adalah situs jejaring sosial. Situs jejaring sosial merupakan layanan berbasis web yang memungkinkan penggunanya untuk membangun sebuah profil publik atau semi publik di dalam suatu sistem yang dibatasi, mengartikulasikan daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung, dan melihat serta melintasi daftar koneksi yang dibuat oleh orang lain di dalam sistem (Boyd & Ellison, 2007).

Situs jejaring sosial merupakan sebuah media informasi dan komunikasi unik. Keunikan situs jejaring sosial bukan terletak pada layanan yang diberikan yang memungkinkan penggunanya untuk terhubung dengan orang yang baru, melainkan pada hubungan yang terlihat sosial dari para pengguna situs jejaring sosial (Haythornthwaite & Wellman, 1994). Selain itu, situs jejaring sosial ini menunjukan jalan di mana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari bahkan orang yang baru dikenal (Barnes, 2006).

(20)

Facebook merupakan situs jejaring sosial yang dibuat pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg. Facebook memungkinkan para penggunanya untuk membuat webpage pribadi, berbagi berbagai informasi pada pengguna lain, serta menjalin suatu koneksi dengan orang lain yang mungkin sulit digabungkan ke dalam satu dunia yang nyata dengan bantuan media internet (Hendroyono, 2010). Facebook memberikan kemudahan komunikasi bagi para penggunanya dengan keluarga maupun dengan orang-orang baru. Selain itu, Facebook juga menghadirkan suatu layanan dimana penggunanya memiliki kesempatan untuk berkomunikasi, seperti minat, ketertarikan, pengalaman, dan hobi pada para penggunanya dengan latar belakang yang mungkin berbeda (Hendroyono, 2010). Facebook memiliki beberapa fitur yang ditawarkan bagi para penggunanya, antara lain profil (profile), dinding (wall), info, notes, chatting, acara (events), permainan (games), groups, hadiah (gifts), video dan foto (photo). Fitur-fitur yang diberikan oleh Facebook bagi para penggunanya memiliki beberapa pengaruh yang berfungsi untuk merepresentasikan diri, salah satunya adalah untuk membentuk identitas diri dari pengguna Facebook dimana dengan situs jejaring sosial ini membuat seseorang merasa bahwa keberadaan dirinya ada dan dianggap oleh orang lain (Hardiman, 2010).

(21)

pengguna Facebook mencapai angka 13 juta pengguna serta terus bertambah menjadi 15 juta pengguna di awal tahun 2010, dan kini pada tahun 2011 pengguna Facebook telah mencapai angka 39 juta pengguna (Gonzales, 2011b). Pengguna Facebook tidak hanya berkisar antar rentang usia dewasa, tetapi juga rentang usia muda yang berkisar pada usia 14-24 tahun dan mencapai angka lebih dari 29 juta pengguna atau 68,8% dari seluruh jumlah pengguna Facebook (Gonzales, 2011c).

Remaja adalah masa yang dimulai pada usia 11 dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun (Erikson, 1968). Remaja juga merupakan masa dimana seseorang sedang mengalami perubahan dan perkembangan yang cukup besar di dalam hidupnya. Perubahan dan perkembangan tersebut antara lain adalah perubahan dan perkembangan fisik yang cukup cepat. Selain perubahan dan perkembangan fisik, remaja juga mengalami perubahan psikologis yang cukup besar dimana remaja adalah masa yang sedang mengalami perubahan peran dari anak-anak ke masa remaja, adaptasi terhadap lingkungan, interaksi dengan teman-teman sebaya, tanggung jawab dan rasa sosial, serta perkembangan identitas diri (Santrock, 2002).

(22)

terjadi antar individu (Durkheim, 1982). Karakteristik identitas diri dapat dibedakan dengan orang lain, hal tersebut dapat dilihat dari nama, pekerjaan, ras, budaya, jenis kelamin, serta peran di dalam masyarakat (Erikson dalam Santrock, 2007). Identitas merupakan bagian dari “diri” yang diketahui oleh orang lain (Altheide, 2000). Selain itu, identitas diri merupakan penghayatan individu tentang gambaran dirinya dan juga menunjuk pada penghayatan individu dalam membangun kesatuan naratif tentang dirinya dalam pengalaman emosional yang intensif yang bersifat mudah berubah, fleksibel dan spesifik sesuai dengan kondisi sosial dan budaya yang khas (James, 1998).

(23)

serta menutup diri akan keluar dari persembunyiannya dan membuka dirinya yang sebenarnya (Zhao, Grasmuck, & Martini, 2008).

Munculnya internet terutama situs jejaring sosial telah mengubah kondisi tradisional dalam konstruksi identitas dimana tubuh terlepas dari pertemuan sosial untuk berinteraksi satu sama lain di lingkungan online. Selain itu, di dalam situasi di mana audiovisual digunakan dalam kontak online, anonimitas dapat dipertahankan dengan cara menyembunyikan informasi tentang latar belakang pribadi seseorang, seperti nama dan tempat tinggal. Kombinasi tersebut menciptakan lingkungan teknologi baru dimana pembentukan identitas muncul (Bargh, McKenna, & Fitzsimons, 2002).

(24)

Foto memperlihatkan cita-cita atau gambaran diri ideal serta menekankan bagaimana hidup kita dapat selalu diingat (Holland, 1997). Holland (1991) berpendapat, bahwa foto-foto pribadi terjerat dan dipengaruhi oleh cerita-cerita budaya yang lebih besar tentang komunitas, keluarga dan gender. Foto pribadi menegaskan "nilai-nilai budaya yg terstruktur" (Chalfen, 1987, hal 98), melalui apa yang ditampilkan (Orhn, 1975). Ellison, Heino dan Gibbs (2006) mengatakan bahwa foto-foto yang digunakan pada profil Facebook disajikan dengan tujuan untuk mendeskripsikan diri, selain itu orang-orang yang menggunakan foto tidak hanya untuk memvisualisasikan diri mereka terlihat, tetapi juga untuk menekankan suatu kualitas yang penting bagi mereka. Chalfen (1987) melakukan pemeriksaan mengenai bagaimana seseorang membangun sebuah relasi, memanipulasi, menafsirkan, hidup dengan (siapa), berpartisipasi, dan umumnya menggunakan bentuk-bentuk simbolis visual.

Selain itu, gambaran identitas diri pengguna Facebook juga dapat dilihat melalui minat atau hobi pada fitur info dan narasi mengenai diri yang terdapat pada fitur “About Me” dan info di akun Facebook. Hal ini diperkuat dengan pernyataan James (1998), yang menyatakan bahwa identitas diri dapat dilihat melalui narasi yang dibangun individu tentang dirinya atau orang lain dalam pengalaman emosional yang fleksibel, serta Erikson (dalam Santrock, 2003) yang menyatakan bahwa potret identitas diri dapat dilihat melalui hal-hal yang disukai dan dilakukan seseorang termasuk olahraga favorit, musik, dan hobi (minat)

(25)

yang digunakan untuk menggambarkan identitas diri yang ditampilkan pada remaja pengguna Facebook dengan menggunakan tiga model konstruksi identitas diri pada pengguna Facebook yang mengadaptasi pada penelitian “Identity Construction on Facebook: Digital Empowerment in Anchored Relationships”,

dimana dalam penelitian tersebut dilakukan pada 63 subjek remaja akhir di Timur Laut Amerika Serikat dan berfokus pada empat ras, yaitu Afrika-Amerika, Vietnam-Amerika India-Amerika, dan Latin-Karibia. Penelitian ini menemukan tiga model konstruksi identitas diri pengguna Facebook. Tiga model konstruksi identitas diri tersebut adalah model “Visual”, “Enumerative”, dan “Narative”.

Identitas diri merupakan suatu representasi dari interaksi sosial yang terjalin antar individu. Gambaran identitas diri tersebut dapat dilihat berdasarkan lingkungan dimana individu tinggal. Lingkungan yang dapat digunakan untuk melihat gambaran identitas diri seseorang salah satunya adalah teknologi internet atau yang biasa disebut sebagai dunia online, khususnya adalah situs jejaring sosial Facebook dimana individu dapat keluar dari “persembunyiannya” dan membuka diri mereka yang sebenarnya melalui Facebook dan tidak terbentur oleh norma-norma dan sanksi sosial apanila individu melakukan pelanggaran ketika menampilkan identitas dirinya di lingkungan offline. Selain itu, di dalam lingkungan offline individu seringkali memakai “masker” atau menutup diri agar terhindar dari berbagai tekanan yang diberikan oleh lingkungan sosialnya. Facebook juga dapat dijadikan media untuk mempresentasikan diri.

(26)

untuk melihat identitas diri. Selain itu, penelitian mengenai Facebook belum banyak dilakukan, sehingga penelitian ini dapat memberikan sebuah referensi baru bagi peneliti lain. Penelitian ini secara khusus ingin melihat gambaran identitas diri yang ditampilkan remaja pengguna Facebook dengan menggunakan ketiga model konstruksi identitas diri yang mengadaptasi dari penelitian sebelumnya khusunya melalui fitur info, foto profil, serta self-description pada fitur “About Me” di akun pengguna Facebook. Jenis gambaran identitas diri tersebut lebih jelas akan dibahas pada bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan fakta-fakta, maka peneliti mengajukan rumusan masalah adalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah gambaran identitas diri remaja yang ditampilkan melalui account Facebook dilihat dari fitur foto, info, serta self-description pada fitur “About Me” di akun pengguna Facebook ?”

C. Tujuan Penelitian

(27)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai gambaran identitas diri remaja yang ditampilkan yang terbentuk dilihat dari galeri foto, minat (hobi), serta self-description pada fitur “About Me” melalui account Facebook

2. Manfaat Teoritis

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Remaja

1. Definisi Remaja

Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Papalia dan Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

(29)

Dreyer (dalam Waterman, 1984) mengemukakan bahwa masa remaja ditandai dengan kapabilitas intelektual yang lebih tinggi seperti logika formal operasional, penalaran analitis, kognisi sosial, penalaran moral, komitmen intelektual dan etik. Kesemua pendekatan ini menggambarkan bahwa pemikiran remaja ditandai oleh peningkatan pemikiran abstrak, mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda ketika berusaha memecahkan masalah, dan menilai secara logis alternatif-alternatif ketika berusaha mencari jalan keluar dari dilema. Sedangkan, Anna Freud (Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja adalah masa dimana terjadi proses perkembangan yang meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

(30)

dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001).

Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa individu mengalami kematangan seksual yang berlangsung pada usia antara 11 hingga 20 tahun. Pada masa remaja, seseorang mengalami beberapa perubahan, baik secara fisik maupun secara psikis. Pada masa ini, terjadi perubahan dalam proses biologis, psikologis, sosiologis, budaya, dan historis. Masa remaja juga meliputi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

.

2. Karakteristik Remaja

Masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu yang digunakan untuk membedakan periode sebelum masa remaja dan periode setelah masa remaja. Gunarsa (1991) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:

a. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. b. Ketidakstabilan emosi.

c. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.

(31)

e. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.

f. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.

g. Senang bereksperimentasi. h. Senang bereksplorasi.

i. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.

j. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

Sehingga dapat ditarik kesimpula bahwa masa remaja memiliki karakteristik tertentu yang digunakan untuk membedakan periode sebelum masa remaja dan periode setelah masa remaja, antara lain ketidakstabilan emosi, kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan, senang bereksperimentasi, senang bereksplorasi, dan memiliki kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

3. Aspek Perkembangan Remaja

(32)

1. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik adalah terjadinya perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual serta fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia & Olds, 2001).

2. Perkembangan Kognitif

(33)

seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasional formal (Papalia & Olds, 2001).

Tahap operasional formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis.

Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan (Santrock, 2002). Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.

(34)

perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam Papalia & Olds, 2001).

3. Perkembangan Sosio-Emosional

Perkembangan sosio-emosional adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; selain itu perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).

Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orangtua (Conger, 1991;Papalia & Olds, 2001). Dibandingkan masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler, dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001).

(35)

Kelompok teman sebaya dapat memengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) serta Papalia dan Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).

Oleh sebab itu, dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan fisik pada remaja ditandai dengan perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi.

Sedangkan perkembangan kognitif remaja berada pada tahap operasi formal dimana remaja mampu berpikir secara abstrak. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Selain itu, remaja juga berpikir secara hipotetis. Selain itu, perkembangan kognitif remaja yang masih seperti perkembangan kognitif masa kanak-kanak adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme.

(36)

identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup. Perkembangan sosial pada masa remaja juga lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua sehingga remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman.

4. Tugas Perkembangan Remaja

Tugas perkembangan remaja ini dapat dilihat melalui tahap psikososial dimana remaja memasuki tahap identitas vs kekacauan identitas yang merupakan tahap kelima dari perkembangan Erikson yang dialami individu pada masa remaja (Santrock, 2003).

Erikson (1968, dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengatakan bahwa identity versus identity confusion bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di masyarakat (Papalia, dkk, 2001).

(37)

Menurut Havighurst dalam Gunarsa (1991), tugas perkembangan remaja antara lain :

a. Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan

b. Memperoleh peranan sosial

c. Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif d. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya

e. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri f. Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan

g. Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga h. Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup

(38)

membentuk sebuah system nilai, moralitas, serta falsafah hidup yang positif.

5. Identitas Diri Remaja

1. Identitas Diri

1. Definisi Identitas Diri

Dalam bidang psikologi, banyak perspektif yang mengemukakan konsep mengenai istilah identitas diri (self-identity). Definisi identitas diri memiliki dua prefensi, yaitu prefensi yang pertama adalah identitas diri sebagai suatu hal yang mengacu pada sekumpulan sifat, konsep diri, atau sebuah struktur pengetahuan yang terlibat dalam pemrosesan informasi sosial dan personal (Buss, 1995). Prefensi kedua merupakan prefensi yang memberi batasan identitas diri sebagai representasi dunia sosial seorang individu (Durkheim, 1982) dimana konsep tentang identitas diri seorang individu terkait dengan posisinya sebagai anggota suatu kelompok. Sehingga, identitas diri seseorang biasanya berupa karakteristik-karakteristik yang membedakan seseorang dengan yang lainnya meliputi nama, jenis kelamin, umur, ras, suku, budaya, pekerjaan atau peran (Santrock, 2007).

(39)

dan pengetahuan sesuai dengan kondisi sosial serta budaya dimana individu tinggal. Selain itu, identitas diri juga berarti bahwa individu ingin memperlihatkan dirinya sebagai anggota suatu kelompok tertentu.

2. Gambaran Identitas Diri Remaja

Gambaran identitas diri adalah sebuah potret atau deskripsi mengenai diri yang dapat dilihat melalui proses identifikasi (Erikson, 1989). Selain itu, gambaran identitas diri merupakan suatu bentuk identifikasi tentang diri, baik bersifat positif maupun negatif. Komponen yang diidentifikasi adalah komponen afeksi, kognisi, dan perilaku yang berhubungan dengan tokoh-tokoh yang terdekat dengan dirinya (Secord dalam Bamberg, De Fina, & Schiffrin, 2002).

(40)

Archer (1994) mengemukakan bahwa komitmen merupakan titik akhir dari proses eksplorasi sebagai usaha pembentukan identitas. Komitmen merupakan aktivitas yang relatif tegas dan menarik tentang elemen-elemen identitas remaja, berperan sebagai pengarah menuju tindakan penuh arti pada sesuatu, yang dipilih dengan disertai keyakinan, kesetiaan, dan sulit untuk digoyang atau dipengaruhi. Ketidakadaan komitmen menunjukkan bahwa remaja memiliki komitmen lemah dan mudah dipengaruhi serta mudah berubah.Bila remaja tidak dapat mengintegrasikan identifikasi dan peran-perannya, ia akan menghadapi ‘kekaburan identitas’ (identity diffusion), memiliki kepribadian yang labil, tidak memiliki sikap bagi masa depannya, dan bahkan menunjukkan ketidaktertarikan dalam berbagai hal. Erikson memandang identitas sebagai suatu konsep integratif antara individu dengan lingkungannya. Menurut Marcia (dalam Archer, 1994), identitas adalah proses dimana individu menempatkan dirinya dalam dunia sosial. Remaja harus menetapkan identitas dirinya, siapa saya saat ini, ingin menjadi apa saya dimasa dewasa nanti.

3. Status Identitas Menurut Marcia

(41)

1) Difusi identitas/ identitity diffusion (tidak melakukan eksplorasi dan tidak membuat komitmen)

Istilah difusi identitas ini digunakan untuk menggambarkan remaja yang belum pernah mengalami krisis, sehingga mereka belum pernah mengeksplorasi dan mengevaluasi adanya alternatif yang berarti dalam hidupnya dan belum membuat suatu komitmen. Difusi identitas ini merupakankan keadaan yang bisa berubah dan masih terbuka untuk berbagai kemungkinan dan pengaruh, karena belum terbentuk struktur kepribadian yang kuat (Muus, 1998). Remaja yang berada pada status difusi identitas ini memiliki beberapa karakteristik, antara lain : (1) kurang memiliki konsep diri yang kokoh; (2) individu menunjukkan tingkat kecemasan dan tegangan internal yang tinggi; dan (3) tidak memiliki definisi yang jelas tentang siapa dirinya serta tidak dapat memperkirakan ciri dan sifat kepribadian yang dimiliki.

2) Membuka identitas/identity foreclosure (tidak melakukan eksplorasi, tetapi membuat komitmen, biasanya hal ini dipengaruhi oleh orangtua)

(42)

kembali komitmen yang telah dibuat. Status ini sering terjadi pada remaja yang mengidentifikasikan diri secara berlebihan terhadap nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang dewasa di sekelilingnya (overidentifiying). Individu menganggap standar ideal perilaku, harapan dan keinginan berdasarkan apa yang dianggap benar dan tepat oleh orang-orang di sekelilingnya (baik itu orangtua, guru, maupun teman) tanpa mencari tahu lebih lanjut. Hal ini menyebabkan individu sebagai proyeksi dari keinginan orang-orang di sekitarnya atau ‘alter egos’ (Muus, 1998). Jika keadaan ini terus berlangsung sampai pada usia dewasa, maka individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam mencapai identitas, karena stuktur kepribadiannya menjadi kaku dan kurang terbuka terhadap tantangan dan keadaan yang baru.

3) Moraturium identitas/identity moratorium (melakukan eksplorasi, tetapi tidak membuat komitmen)

(43)

mempertimbangkan kembali berbagai komitmen yang telah dibuat hingga mencapai keadaan yang lebih sesuai.

4) Pencapaian identitas/identity achievement (melakukan eksplorasi dan membuat komitmen).

Digunakan bagi remaja yang telah melewati krisis dan telah membuat komitmen. Individu yang telah berhasil mencapai identitas memiliki ciri-ciri antara lain: aktif, toleran terhadap perbedaan, mandiri secara emosional, tidak membenci diri sendiri, mampu bersikap empati dan memiliki hubungan yang harmonis dengan orang-orang sekitarnya.

Empat tipe status identitas ini bergantung kepada eksplorasi dan komitmen mereka. Eksplorasi dan komitmen adalah dua proses yang ada dalam pembentukan identitas diri

4. Model Konstruksi Identitas

Menurut Zhao, Grasmuck, dan Martini (2008), model konstruksi identitas adalah model yang digunakan untuk melihat gambaran identitas diri dan membedakan presentasi diri pengguna Facebook. Terdapat tiga model konstruksi identitas yang didasarkan pada teknik visual dan verbal. Ketiga model tersebut antara lain :

a. Visual

(44)

pengguna sendiri atau foto. Selain itu, model visual juga dapat diproyeksi melalui foto dengan konteks bersama teman-teman sehingga diri dianggap sebagai aktor karena pengguna Facebook berusaha menampilkan sebuah visualisasi yang menggambarkan seberapa luas dan dalamnya suatu hubungan sosial.

b. Enumerative

Model enumerative merupakan model konstruksi identitas yang dapat diartikan sebagai cultural-self atau diri sebagai konsumer. Pengguna dengan model ini menuliskan daftar mengenai ketertarikan atau hobi mereka termasuk musik, acara tv, dan buku favorit.

c. Narative

(45)

5. Jenis Gambaran Identitas Diri Remaja Pengguna Facebook yang Ditampilkan

Ada beberapa jenis gambaran identitas diri remaja pengguna Facebook yang ditampilkan pada akun Facebook, antara lain :

a. Identitas Profesi

Identitas profesi merupakan identitas yang membahas mengenai keputusan seseorang mengenai pekerjaan tidak hanya sebatas pekerjaan yang dibayar, tetapi juga meliputi pekerjaan yang tidak dibayar dan juga mengurus rumah tangga, menjalankan tanggung jawab orang tua, kegiatan sukarela atau kegiatan lain yang dikerjakan seseorang dengan jumlah waktu tertentu walaupun tidak memperoleh penghasilan dalam arti ekonomis, misalnya kegiatan kesenian, olah-raga amatir (Marcia, dalam Santrock 2003).

b. Identitas Religius

(46)

persoalan yang biasanya termasuk dalam pembicaraan mengenai agama.

c. Identitas Jenis Kelamin

Pengertian jenis kelamin dalam kamus Oxford (dalam Nauly, 2003) berarti bahwa jenis kelamin sebagai klasifikasi seks (sex classification); sex: the male and female gender. Selain itu, menurut Unger (dalam Basow, 1992) dalam psikologi hal-hal mengenai seks dan gender, maleness dan femaleness dipandang sebagai sebuah konstruk sosial yang ditegaskan oleh karakteristik jenis kelamin dalam presentasi diri (self presentation).

d. Identitas Politik

Jenis identitas ini membahas mengenai filsafat politik seseorang, hubungan antara individu dengan masyarakat, tidak terbatas pada persoalan partai politik. Selain itu, identitas politik juga terkait pada aliran politik yang dianut oleh seseorang seperti aliran politik yang konservatif, liberal, atau demokrasi (Erikson dalam Santrock, 2007).

e. Identitas Sosial

(47)

orang lain (Sherman, 1987). Identitas sosial ini dapat dilihat melalui ciri, atribut, atau simbol yang menandakan keberadaan suatu kelompok tersebut. Simbol ini bisa berupa bendera, lambang dari kelompok sosial tersebut, atribut-atribut kelompok sosial, serta simbol yang direpresentasikan pada tubuh seperti tato, piercing, dan

body painting (Olong & Kadir, 2006). f. Relationship with Friends

Menurut Marcia (1993), jenis identitas diri ini membahas mengenai bagaimana seseorang memberi arti pada dirinya dalam hubungannya dengan teman-teman. Jenis identitas diri ini kadang-kadang dianggap merupakan bagian dari intimacy, intimacy membahas mengenai bagaimana seseorang benar-benar berelasi dengan orang lain.

g. Relationship with Dates

Jenis identitas diri ini membahas mengenai hubungan dengan teman kencan atau “pacar” yang disertai komponen romantis yang potensial dan aktual, bagaimana seseorang mengartikan dirinya dalam hubungan dengan “pacar” (Marcia, 1993).

(48)

Selain itu, jenis gambaran identitas diri remaja pada penelitian ini juga mengadaptasi pada penelitian “Identity construction on Facebook: Digital Empowerment in Anchored

Relationships”. Ada tiga jenis gambaran identitas diri pada pengguna Facebook yang ditampilkan, antara lain :

a. Being-Popular

Individu dengan jenis ini merupakan individu yang menyajikan foto diri pada halaman display foto profil di account Facebook mereka sehingga audiens dapat melihat diri mereka. Selain itu, individu dengan jenis ini juga menampilkan foto-foto dengan konteks bersama teman-teman untuk memperlihatkan seberapa dalam hubungan sosial mereka. Menurut Williams (1983), individu dengan jenis being-populer memiliki karakteristik antara lain : (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri; dan (5) memiliki banyak keterikatan (connectedness) dengan orang lain dalam lingkungan online maupun offline.

b. Well-Roundedness

(49)

deskripsi mengenai ketertarikan dan hobi pada account Facebook mereka. Individu dengan jenis ini juga merupakan individu yang anti pada intelektualitas serta mengutamakan penampilan (Kinney & Fasulo, 1993).

c. Thoughtfulness

Jenis gambaran identitas diri ini merupakan jenis dimana individu seringkali menuliskan kalimat-kalimat bijaksana dan sering mengutip kata-kata dari orang lain untuk menggambarkan dirinya maupun orang lain pada fitur “About Me” di account Facebook mereka (Zhao, Grasmuck, & Martini, 2008). Selain itu, individu dengan jenis ini merupakan individu yang sering menuliskan agama mereka serta menuliskan kalimat-kalimat dengan konteks religius yang kemudian menjadi gambaran mengenai tingkat religiusitas individu pengguna Facebook.

B. Facebook

1. Definisi Facebook

(50)

dengan teman-teman, keluarga dan teman sekerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan dalam sharing informasi melewati social graph, digital mapping kehidupan real hubungan sosial manusia. Siapun boleh mendaftar di Facebook dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka kenal dalam lingkungan saling percaya.” (Facebook.com; 2009).

Selain itu, Facebook merupakan website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya. Sejak 11 September 2006, orang dengan dengan alamat email apa pun dapat mendaftar di Facebook.

Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School diluncurankan pertama kali pada 4 Februari dan awalnya hanya untuk siswa Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League.

(51)

tercepat kedua di dunia dari sisi jumlah pengguna. Indonesia hanya kalah dari AS yang juga merupakan pengguna Facebok terbanyak di dunia. Berdasarkan survei Inside Facebook yang dilakukan e-marketer, jumlah pengguna Facebook di Indonesia naik 1.431.160 juta pengguna dalam sebulan terakhir. Pada 1 Desember 2009, e-marketer mencatat jumlah pengguna Facebook di Indonesia 13.870.120 pengguna, sedangkan pada 1 Januari 2010 sebesar 15.301.280 pengguna. Indonesia hanya satu peringkat di bawah AS yang mencatat kenaikan jumlah pengguna 4.576.220 pengguna dalam periode yang sama dari 98.105.020 menjadi 102.681.240 pengguna.

2. Fitur-Fitur Facebook

Fitur-fitur yang ada pada Facebook, antara lain :

6. Wall

Fasilitas yang merupakan ruang tempat pengguna mengirimkan pesan-pesan terbuka

7. Photo Profile

Fasilitas yang merupakan ruang bagi pengguna untuk menampilkan foto pada profil mereka.

8. Info

Fasilitas yang berfungsi sebagai ruang untuk pengguna dapat menuliskan informasi-informasi terkait dengan diri mereka.

(52)

Melalui fasilitas ini, pengguna dapat mengelompokkan foto – foto dalam kategori event / lokasi. Dan fantastisnya, jumlah foto tidak dibatasi alias unlimited.

5. Event. Kita bisa mengisi kegiatan yang kita inginkan untuk diketahui pengguna lain. Misalnya party atau pun launching produk, kita pun dapat mengundang pengguna lain untuk menghadiri acara tersebut.

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi serta mengungkapkan suatu keadaan, peristiwa, serta fakta secara sistematik mengenai gambaran identitas diri remaja pengguna Facebook .

(54)

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang merupakan data hasil studi dokumentasi dan wawancara yang kemudian dinyatakan dengan angka. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif merupakan metode penelitian yang menggambarkan suatu keadaan atau fenomena yang sedang berlangsung di suatu masyarakat dengan menggunakan data statistik.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan dari elemen, objek, atau individu yang yang merupakan sumber dari suatu penelitian (Sulistyo dan Basuki, 1989). Target populasi dalam penelitian ini adalah remaja pengguna Facebook dengan rentang usia antara 11 sampai 20 tahun.

2. Sampel

Sampel merupakan beberapa bagian kecil yang diambil dari populasi sasaran penelitian (Ferguson, 1976). Proses yang meliputi pengambilan sebagian populasi dam melakukan observasi pada secara keseluruhan disebut pengambilan sampel atau sampling (Sevilla, Ochave, Punsalan, Regala, dan Uriarte, 1993).

(55)

merupakan teknik pengumpulan sampel yang digunakan dengan cara memilih siapa saja yang secara kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel (Krisyantono, 2008). Selain itu, menurut Krisyantono (2008), teknik accidental ini digunakan jika peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden atau karena topik yang diteliti adalah persoalan umum dimana semua orang mengetahuinya. Teknik pengambilan sampel accidental sampling ini juga dapat berarti teknik sampling yang cendeung dilakukan secara aksidental sehingga kelayakan pada sampel yang akan diteliti ditentukan oleh argementasi subjektif dari peneliti (Himawan, 2008).

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian selalu ada kegiatan untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan teknik studi dokumentasi dan wawancara. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan dokumen dan secara tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian (Hasan, 2002). Dokumen pada teknik pengumpulan data ini dapat berupa foto, buku harian, surat pribadi, laporan, dan dokumen lain. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan secara langsung oleh peneliti kepada subjek penelitian (Hasan, 2002).

(56)
(57)
(58)
(59)

Setelah melakukan seleksi usia, didapat 126 pengguna Facebook yang berasa pada rentang usia antara 11-20 tahun, akan tetapi 3 subjek gugur dikarenakan 2 subjek mengganti nama dan 1 account Facebook bukan merupakan milik individu, melainkan official Facebook grup band. Oleh sebab itu, subjek pada penelitian ini menjadi 123 pengguna . Untuk lebih jelas lihat tabel 1.1 berikut ini :

Tabel 1

Tahun Kelahiran Subjek

Tahun Kelahiran  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

1991  31 25.20325203 

1992  24 19.51219512 

1993  33 26.82926829 

1994  13 10.56910569 

1995  16 13.00813008 

1996  5 4.06504065 

1999  1 0.81300813 

TOTAL  123 100 

(60)

tahun, serta 5 orang (4,1%) dan 1 orang (0,8%) masing-masing dengan usia 15 dan 12 tahun.

Setelah melakukan seleksi usia, peneliti melihat informasi-informasi lain yang dilihat dalam dua fitur, antara lain fitur info dan foto profil yang dapat menjadi indikator untuk melihat gambaran identitas diri pengguna Facebook remaja, antara lain :

1. Info

a. Agama

Tabel 2

Agama

Agama  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Ditampilkan  103 83.7398374 

Tidak 

Ditampilkan  20 16.2601626 

TOTAL   123 100 

Tabel 3

Agama

Agama  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Islam  87 71.90082645 

Kristen  4 3.305785124 

Katolik  8 6.611570248 

Hindu  1 0.826446281 

Budha  1 0.826446281 

Tidak Ditampilkan  20 16.52892562 

(61)

Pada tabel 2, peneliti mengukur persentase pengguna Facebook yang menampilkan dan yang tidak menampilkan agama pada account Facebook mereka, sehingga dapat dilihat hasil bahwa 103 pengguna (83,7%) menampilkan agama dan 20 pengguna (16,3%) tidak menampilkan agama pada account Facebook mereka. Selain itu, pada tabel 3 peneliti mengukur persentase masing-masing agama yang di anut oleh remaja pengguna Facebook dan telah diakui oleh Negara Indonesia, sehingga diketahui bahwa 87 pengguna (70,7%) menganut agama Islam, 20 pengguna (16,3%) tidak menampilkan agama, 8 pengguna (6,5%) menganut agama Katolik, 4 pengguna (3,3%) menganut agama Kristen, dan 1 pengguna (0,8%) masing-masing untuk penganut agama Hindu, Budha. Peneliti juga menemukan hasil bahwa 2 pengguna menuliskan aliran kepercayaan yaitu Judaism dan Iluminati, akan tetapi kedua aliran kepercayaan tersebut tidak diakui oleh Negara Indonesia sehingga peneliti tidak menyantumkan persentase pada tabel.

b. Jenis Kelamin

Tabel 4

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Ditampilkan  93 75.6097561 

Tidak 

Ditampilkan  30 24.3902439 

(62)

Tabel 5

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Laki‐laki  70 56.91056911 

Perempuan  23 18.69918699 

Tidak 

Ditampilkan  30 24.3902439 

TOTAL  123 100 

Pada tabel 4, peneliti mengukur persentase pengguna Facebook yang menampilkan jenis kelamin pada account Facebook mereka, sehingga dapat dilihat bahwa 93 pengguna (75,6%) menampilkan jenis kelamin dan 30 pengguna (24,4%) tidak menampilkan jenis kelamin pada account Facebook mereka. Sedangkan, pada tabel 5 peneliti mengukur persentase jenis kelamin yang ditampilkan pengguna pada account Facebook, sehingga dapat dilihat bahwa 70 pengguna (56,9%) adalah laki-laki, 23 pengguna (18,7%) adalah perempuan, dan 30 pengguna (24,4%) tidak menampilkan jenis kelamin.

c. Ketertarikan pada Relasi Seksual

Tabel 6

Ketertarikan pada Relasi Seksual

Sex (Interested In)  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Ditampilkan  107 86.99186992 

Tidak Ditampilkan  16 13.00813008 

(63)

Tabel 7

Ketertarikan pada Relasi Seksual

Jenis Kelamin  Sex (Interested In)  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Laki‐laki  Women  52  42.27642276

Perempuan  Men  12  9.756097561

Laki‐laki  Women & Men  11  8.943089431

Perempuan  Women & Men  5  4.06504065

Perempuan  Women  2  1.62601626

Laki‐laki  Tidak Ditampilkan  7  5.691056911

Perempuan  Tidak Ditampilkan  4  3.25203252

Tidak ditampilkan  Women & Men  5  4.06504065

Tidak ditampilkan  Women  14  11.38211382

Tidak ditampilkan  Men  6  4.87804878

Tidak ditampilkan  Tidak Ditampilkan  5  4.06504065

TOTAL  123  100

(64)

hasil bahwa jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang tidak menampilkan ketertarikan terhadap orang lain masing-masing sebanyak 7 pengguna (5,7%) dan 4 pengguna (3,3%). Pada pengukuran persentase ini diperoleh juga hasil bahwa pengguna yang tidak menampilkan jenis kelamin tetapi menampilkan ketertarikan terhadap seseorang antara lain ketertarikan pada perempuan dan laki-laki diperoleh hasil sebanyak 5 pengguna (4,1%), ketertarikan pada perempuan sebanyak 14 pengguna (11,4%), ketertarikan pada laki-laki sebanyak 6 pengguna (4,9%), dan tidak menampilkan ketertarikan terhadap orang lain sebanyak 5 pengguna (4,1%).

d. Politik

Tabel 8

Sikap Terhadap Situasi Politik

Sikap Terhadap Situasi Politik  Frekuensi Persentase (dalam %) 

Tidak menunjukkan identitas politik 39 31.70731707

Menunjukkan ketidakpedulian terhadap  situasi politik 

14 11.38211382

Menunjukkan ketidaksukaan terhadap  situasi politik 

21 17.07317073

Menunjukkan kesukaan pada situasi  politik 

1 0.81300813

Pluralisme  4 3.25203252

Demokratis  5 4.06504065

Netral  3 2.43902439

Komunisme  1 0.81300813

Tidak Ditampilkan   35 28.45528455

(65)
(66)

e. Relationship Status (Status Relasi) Tabel 9

Relationship Status

Relation  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Ditampilkan  104 84.55284553 

Tidak Ditampilkan  19 15.44715447 

TOTAL  123 100 

Tabel 10

Relationship Status 

Relation  Frekuensi Persentase (dalam %) 

In Relationship  30 24.3902439 

Single  45 36.58536585 

Engaged  10 8.130081301 

Married  11 8.943089431 

Complicated  3 2.43902439 

Open Relationship  4 3.25203252 

Divorced  2 1.62601626 

Tidak Ditampilkan  18 14.63414634 

TOTAL  123 100 

   

(67)

(married), 10 pengguna (8,1%) menampilkan status bertunangan (engaged), 4 pengguna (3,3%) menampilkan status open relationship, 3 pengguna (2,4%) menampilkan status complicated, 2 pengguna (1,6%) menampilkan status bercerai (divorced), dan 18 pengguna (15%) tidak menampilkan status relasi pada account Facebook.

f. Ketertarikan

Pada penelitian ini, peneliti mengukur persentase ketertarikan remaja pengguna Facebook yang dilihat pada fitur info dan fitur About Me. Pada fitur info ketertarikan dibagi menjadi dua bagian, yaitu ketertarikan pada arts and entertainment serta ketertarikan pada sports (olahraga). Ketertarikan pada arts and entertainment dibagi menjadi lima, yaitu genre musik, jenis buku, genre film (movie), jenis acara televisi, dan games (permainan), sedangkan ketertarikan pada sports (olahraga) dibagi menjadi tiga, yaitu jenis olahraga favorit, tim olahraga favorit, dan atlet favorit. Sedangkan pada fitur About Me ketertarikan dibagi dalam tiga bagian, yaitu ketertarikan terhadap tokoh idola, ketertarikan terhadap objek, dan ketidaksukaan terhadap objek.

(68)

ketertarikan atau hobinya. Selain itu, individu dengan gambaran identitas diri well-roundedness merupakan individu yang kurang tertarikpada intelektualitas serta mengutamakan penampilan (Kinney, 1993).

1. Info

1.1Arts and Entertainment a. Genre Musik Favorit

Tabel 11

Genre Musik Favorit

Genre Musik  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Musik beraliran keras  197 75.4789272 

Musik beraliran lembut  12 4.597701149 

Musik dengan beat lambat/sedang  37 14.17624521 

Musik dengan beat cepat  8 3.0651341 

Unspecified  2 0.766283525 

Tidak ditampilkan  5 1.915708812 

Total  261 100 

(69)

pengguna (0,8%) yang menuliskan musik favorit mereka dengan tidak spesifik (unspecified), contohnya “anything easy listening”, serta 5 pengguna (1,9%) tidak menampilkan musik favorit pada account Facebook. Total genre musik favorit yang dipilih oleh pengguna Facebook adalah 261, jumlah ini berbeda dengan jumlah subjek penelitian karena 1 pengguna dapat menuliskan genre musik favorit lebih dari 1 genre musik.

b. Jenis Buku Favorit

Tabel 12

Jenis Buku Favorit

Genre Buku  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Realigi  19 12.10191083

Science  6 3.821656051

Politk  2 1.27388535

Majalah  7 4.458598726

Komik/Kartun  8 5.095541401

Komedi  5 3.184713376

History  3 1.910828025

Biografi  7 4.458598726

Misteri/horor  7 4.458598726

Fiksi/Novel/Fantasi  21 13.37579618

Musik  8 5.095541401

Informasional  13 8.280254777

Adventure  2 1.27388535

Porno  1 0.636942675

Unspecified  9 5.732484076

Tidak ditampilkan  39 24.84076433

TOTAL  157 100

(70)

menyukai jenis buku fiksi/novel/fantasi, 19 pengguna (12,1%) menyukai jenis buku realigi, 13 pengguna (8,3%) menyukai jenis buku informasional, 8 pengguna (5,1%) masing-masing menyukai jenis buku komik/kartun dan musik, 7 pengguna (4,5%) masing-masing menyukai jenis buku biografi, misteri/horror, dan majalah, 6 pengguna (3,8%) masing-masing menyukai jeni buku science, 5 pengguna (3,2%) menyukai jenis buku komedi, 3 pengguna (1,9%) menyukai jenis buku history (sejarah), 2 pengguna (1,3%) menyukai jenis buku politik dan adventure (petualangan), 1 pengguna (0,6%) menyukai jenis buku sport magazine dan buku porno. Selain itu, pada pengukuran ini terdapat 9 pengguna (5,7%) yang menampilkan jenis buku favorit dengan tidak spesifik, contohnya “Yang penting bagus”, dan 39 pengguna (24,8%) tidak menampilkan jenis buku favorit pada account Facebook.

c. Genre Film Favorit

Tabel 13

Genre Film Favorit

Genre Movie  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Drama  75 31.38075314

Komedi  21 8.786610879

Biografi  2 0.836820084

Thriller  7 2.928870293

Horor/misteri  17 7.112970711

Action  25 10.46025105

Fantasy  19 7.949790795

Kartun  20 8.368200837

Adventure  9 3.765690377

Disaster  5 2.092050209

(71)

Realigi  9 3.765690377

Porno  1 0.418410042

Unspecified  4 1.673640167

Tidak ditampilkan  23 9.623430962

TOTAL  239 100

Berdasarkan tabel 1.13, dapat dilihat hasil bahwa 75 pengguna (31,4%) menyukai genre film drama, 25 pengguna (10,5%) menyukai film action, 21 pengguna (8,8%) menyukai film komedi, 20 pengguna (8,4%) menyukai film kartun, 19 pengguna (8%) menyukai genre film fantasy, 17 pengguna (7,1%) menyukai genre film horror/misteri, 9 pengguna (3,8%) masing-masing menyukai genre film adventure dan realigi, 7 pengguna (2,9%) menyukai genre film thriller, 5 pengguna (2,1%) menyukai film bergenre disaster (bencana), 2 pengguna (0,8%) masing-masing menyukai film dengan genre biografi dan sport (olahraga), serta 1 pengguna (0,4%) menyukai film porno. Selain itu, didapat pula hasil bahwa 4 pengguna (1,7%) menuliskan genre film favorit mereka tidak spesifik, contohnya “Banyak”, serta 23 pengguna (9,6%) tidak menampilkan genre film favorit mereka.

d. Jenis Acara Televisi Favorit

Tabel 14

Jenis Acara Televisi Favorit

Acara TV  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Musik  48 20.60085837 

Komedi  43 18.45493562 

(72)

Berita  8 3.433476395 

Reality Show  34 14.59227468 

Horor  3 1.287553648 

Adventure  6 2.575107296 

Kartun  45 19.31330472 

Animal/pets  1 0.429184549 

Realigi  2 0.858369099 

Film  10 4.291845494 

Education  1 0.429184549 

Unspecified  6 2.575107296 

Tidak ditampilkan  17 7.296137339 

TOTAL  233 100 

(73)

e. Games Favorit

Tabel 15

Games Favorit

Genre Games  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Olahraga  10 7.246376812 

Kartu  12 8.695652174 

Adventure  7 5.072463768 

Fighting  13 9.420289855 

Fun  2 1.449275362 

Intelegence Quiz  1 0.724637681 

Musik  3 2.173913043 

Photografi  1 0.724637681 

Tidak Ditampilkan  89 64.49275362 

TOTAL  138 100 

(74)

1.2Sports

a. Olahraga Favorit

Tabel 16

Olahraga Favorit

Jenis Olahraga  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

BMX/sepeda  5 3.937007874 

Sepakbola/futsal  10 7.874015748 

Renang  3 2.362204724 

Rounders/baseball  3 2.362204724 

Basket  3 2.362204724 

Skateboard  1 0.787401575 

Joging,lari,fitness  4 3.149606299 

Bela diri  2 1.57480315 

Motorcross  2 1.57480315 

Rugby  1 0.787401575 

Tenis meja  1 0.787401575 

Unspecified  4 3.149606299 

Tidak Ditampilkan  88 69.29133858 

TOTAL  127 100 

(75)

Ranjang”, serta 88 pengguna (69,3%) tidak menampilkan olahraga favoritnya di account Facebook.

b. Tim Olahraga Favorit

Tabel 17

Tim Olahraga Favorit

Tim Olahraga  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Sepakbola  42 32.0610687 

Basket  3 2.290076336 

BMX/sepeda  6 4.580152672 

Skateboard  2 1.526717557 

Motorcross  1 0.763358779 

Backpacker  1 0.763358779 

Cheers  1 0.763358779 

Unspecified  13 9.923664122 

Tidak ditampilkan  62 47.32824427 

TOTAL  131 100 

(76)

c. Atlet Favorit

Tabel 18

Atlet Favorit

Altet  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Sepakbola  35 25.73529412 

Basket  7 5.147058824 

Motor 

(MotoGP,motorcross)  6 4.411764706 

Skateboard  2 1.470588235 

Tinju  2 1.470588235 

Sepeda/BMX  3 2.205882353 

Surf  1 0.735294118 

Bulutangkis  1 0.735294118 

Unspecified  3 2.205882353 

Tidak Ditampilkan  76 55.88235294 

TOTAL  136 100 

(77)

2. About Me

Pada tabel 20, dapat dilihat persentase ketertarikan pengguna Facebook terhadap tokoh idola sebesar 25 pengguna (16%), ketertarikan terhadap objek 15 pengguna (9,6%), dan 2 pengguna (1,3%) menuliskan ketidaksukaan terhadap objek. Narasi yang dituliskan pada fitur About Me oleh remaja pengguna Facebook terkait dengan ketertarikan pada tokoh idola, misalnya “My inspiration is to heroes : 1. Bli I Wayan Ari Astina, 2. Bli I Made Budi Sartika, 3. Bli I Made Eka Arsana, They are true heroes

Indo punkrock”, ketertarikan pada objek ditunjukkan dengan contoh “I love cat, I love vampire, I love converse, I love BMTH, I love darkness, I

(78)

f. Identitas Profesi

Tabel 19

Identitas Profesi

Pekerjaan  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Ditampilkan  31 25.20325203

Unspecified  45 36.58536585

Tidak Ditampilkan  47 38.21138211

TOTAL  123 100

(79)

g. About Me

Tabel 20

About Me

About Me  Frekuensi Persentase (dalam %)  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Ketertarikan/Hobi 

       Terhadap Tokoh Idola  25 16.02564103  42  26.92307692 

       Terhadap Objek  15 9.615384615 

       Ketidaksukaan Terhadap objek  2 1.282051282  Karakteristik 

      Psikologis 

       Positif  23 14.74358974  36  23.07692308 

       Negatif  13 8.333333333 

      Fisik 

       Positif  0 3  1.923076923 

       Negatif  3 1.923076923 

Relasi 

       Teman Kencan  3 1.923076923  6  3.846153846 

       Keluarga  3 1.923076923 

Identitas Sosial 

       Identitas Sosial yang bersifat informal  14 8.974358974  17  10.8974359         Identitas Sosial yang bersifat formal  3 1.923076923 

Values 

      Harapan  1 0.641025641  19  12.17948718 

      Kehidupan  4 2.564102564 

       Inspirasional  5 3.205128205 

       Keadilan  2 1.282051282 

       Menunjukkan Sikap Agresi  7 4.487179487  Gambar 

       Tangan "Metal"  1 0.641025641  7  4.487179487 

       Tengkorak  4 2.564102564 

       Wanita Tanpa Busana  2 1.282051282 

Menunjukkan Identitas Religius  2 1.282051282  2  1.282051282 

Unspecified  11 7.051282051  11  7.051282051 

Tidak Ditampilkan  11 7.051282051  11  7.051282051 

Informasional  2 1.282051282  2  1.282051282 

(80)
(81)

a. Ketertarikan/Hobi

(Sudah dijelaskan di bagian “Ketertarikan”) b. Karakteristik

1. Psikologis

Pada tabel 20, dapat dilihat hasil bahwa sebesar 23 pengguna (14,7%) mendeskripsikan dirinya terkait dengan karakteristik psikologis secara positif dan 13 pengguna (8,3%) menuliskan deskripsi diri terkait dengan psikologis secara negatif. Deskripsi diri yang terkait dengan karakteristik psikologis secara positif ditunjukkan dengan contoh “Always pray, positive thinking” dan deskripsi diri yang terkait dengan karakteristik secara negatif ditunjukkan dengan contoh “Jail, nakal, bandel, ngeyel, gak mau kalah, suka coret-coret tembok”. Hal ini berarti bahwa lebih banyak remaja pengguna Facebook yang mendeskripsikan karakteristik psikologis dalam dirinya secara positif daripada mendeskripsikan karakteristik psikologis secara negatif. Selain itu, hasil ini juga semakin memperkuat bahwa fitur About Me tidak hanya mengindikasikan gambaran identitas diri thoughtfulness.

2. Fisik

(82)

bahwa remaja pengguna Facebook memandang karakteristik fisik pada diri mereka kurang baik.

c. Relasi

1. Relasi dengan Teman Kencan

Pada tabel 20, didapat hasil bahwa sebesar 3 pengguna (1,9%) menampilkan deskripsi terkait dengan teman kencan. Narasi terkait dengan relasi bersama teman kencan ini ditunjukkan dengan contoh “Live without you is like a nice without stars.. My eye is made to see u, My lips is made to kiss u, My hand is made to touch u, Every tipart of

me is made for u”.

2. Relasi dengan Keluarga

Pada Tabel 20, dapat dilihat hasil bahwa 3 pengguna (1,9%) menuliskan deskripsi mengenai relasi dengan keluarga. Deskripsi mengenai relasi keluarga ditunjukkan dengan contoh “Mother always behind me support me, my mother is my inspiration”. Identitas Sosial

d. Identitas Sosial

1. Identitas Sosial yang Bersifat Informal a. Anggota Kelompok

(83)

2. Identitas Sosial yang Bersifat Formal a. Akademik

Pada tabel 20, diperoleh hasil sebesar 2 pengguna (1,2%) menuliskan narasi yang menggambarkan identitas sosial terkait dengan status akademik seseorang. Gambaran identitas diri ini ditunjukkan dengan contoh “UGM’11”.

b. Menunjukkan Identitas Profesi

(Sudah dijelaskan di bagian “Info” (tabel 19))

e. Menunjukkan Identitas Religius

Pada tabel 20 sebanyak 2 pengguna (1,2%) menuliskan narasi yang menggambarkan identitas religius, misalnya “NamaMU slalu ada di tempat pertama di hatiku dan selalu mjd yg utama dihidupku

dimanapun ku berada tak akan berubah. NamaMU slalu berada di

tempat pertama”.

f. Informasional

Pada tabel 20 terdapat 2 pengguna (1,2%) yang menuliskan narasi yang bersifat informasional, misalnya “4shared berusaha mencegah penyebaran konten illegal dan akan bekerja sama dengan pihak

penegak hokum, pemilik dari produk yang dilindungi hak cipta, serta

(84)

g. Values

Pada fitur About Me, peneliti juga mengukur persentase remaja pengguna Facebook yang menuliskan narasi mengenai nila-nilai yang di anut dalam diri mereka. Nilai-nilai yang dibuat dalam sebuah narasi biasanya berisi mengenai kalimat-kalimat bijaksana serta kutipan-kutipan dari orang lain untuk menggambarkan dirinya (Zhao, Grasmuck, & Martini, 2008). Berdasarkan tabel 20, diperoleh hasil sebesar 5 pengguna (3,2%) menuliskan nila-nilai hidup yang bersifat inspirasional yang ditunjukkan dengan contoh “Jangan pernah putus asa sebelum kira melakukan, semua hal bisa terjadi bila kita terus

berusaha”, 4 pengguna (2,6%) menuliskan narasi terkait dengan nilai-nilai kehidupan yang ditunjukkan dengan contoh “Kehidupan ini bagai permainan ular tangga”, 4 pengguna (2,6%) menuliskan narasi yang menunjukkan sikap agresi remaja pengguna Facebook yang ditunjukkan dengan contoh “Ini bukan tentang bagaimana kamu terjatuh, tapi bagaimana kamu mengepal dan membalasnya”, 3 pengguna (1,9%) menuliskan narasi mengenai nilai-nilai yang menggambarkan perilaku negatif, misalya “…. Aku gk pernah takut dengan peraturan sekolah yang memuakan, dengan guru yang selalu

(85)

pertikaian yang tiada berguna,..”, dan 1 pengguna (0,6%) menuliskan narasi terkait dengan nilai-nilai yang bersifat harapan, misalnya “Gue akan berusaha semaksimal mungkin buat jadi vokalis professional!”.

h. Gambar

Pada tabel 20, dapat dilihat hasil bahwa sebesar 4 pengguna (2,6%), 2 pengguna (1,3%), dan 1 pengguna (0,6%) masing-masing mengisi fitur About Me dengan gambar tengkorak, wanita tanpa busana, dan tangan “metal”.. Selain itu, dapat dilihat hasil sebesar 11 pengguna (6,5%) masing-masing menampilkan narasi di fitur About Me secara tidak spesifik, misalnya “Entahlah” dan tidak menuliskan apapun di fitur About Me.

2. Foto Profil

Tabel 21

Foto profil

Foto Profil  Frekuensi  Persentase (dalam %)  Frekuensi  Persentase (dalam %) 

Diri Sendiri 

85  69.10569106 

       Diri Sendiri  69  56.09756098

       Diri dan objek (alat musik)  3  2.43902439        Diri dan objek (alat olahraga)  3  2.43902439

       Diri dan pemandangan  2  1.62601626

       Diri dan hewan peliharaan  1  0.81300813

       Diri dan Alkohol  1  0.81300813

Diri dan aktivitas musik/band  5  4.06504065

      Diri dan aktivitas olahraga  1  0.81300813 Diri dan Relasi dengan Orang lain 

28  22.76422764 

      Diri dan orang lain  18  14.63414634

      Diri dan teman kencan  7  5.691056911

Gambar

Tabel 18 Atlet Favorit ………………………………………………………...  59
Tabel  1 Tahun Kelahiran Subjek
Tabel 2 Agama
tabel 3 peneliti mengukur persentase masing-masing agama yang di anut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kendala yang dihadapi yaitu tidak adanya alat untuk mengukur kelembaban yaitu dehumidifer, tidak adanya pustakawan yang ahli akan kegiatan pelestarian bahan pustaka,

Penjadualan menggunakan Algoritma Heuristic HC yang mempunyai tujuan yang sama dengan Algoritma Genetika maka didapatkan penjadualan job : 6-5-2-1-3-8-4-7 dengan makespan

This study concluded that students have positive perception toward the implementation of portfolio assessment because it gives so many benefits for the students: (1)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan tanaman kayu apu ( Pistia stratiotes ) sebagai media fitoremediasi dalam menurunkan kadar belerang pada air sumur

Penelitian ini juga menjelaskan bahwa anggota kelompok kerja yang kohesivitasnya tinggi, akan berbeda dengan kelompok kerja yang kohesivitasnya rendah, bisa dilihat

bahawa lakuan tutur ekspresif amat kerap ditunjukkan dalam penyampaian status diikuti dengan lakuan bahasa asertif dan direktif. Kajian mereka juga

Untuk pengembangan ilmu dan penelitian selanjutnya dengan metode serupa, saran yang akan disampaikan penulis yaitu, dapat menggunakan sistem rangking untuk menilai

Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah hipotesis Ha, yaitu terdapat interaksi antara pemanfaatan CD komputer BSE (klasikal dan kelompok kecil) dengan motivasi