GAMBARAN IDENTITAS DIRI REMAJA YANG
DITAMPILKAN MELALUI ACCOUNT FACEBOOK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Nama : Fransiska Maharani Kurniawati
NIM : 079114134
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
Jika kau tidak mengetahui kemana kau pergi, jalan
manapun akan menyampaikanmu kesana
(Lewiss Caroll)
Aku akan berjalan bersama mereka yang
berjalan, karena aku tidak akan berdiri diam sebagai penonton
yang menyaksikan perarakan berlalu
Halaman Persembahan
Kupersembahkan untuk :
Tuhan, Sang Pemberi dan Penguasa Kehidupan
Papa & Mama, pengantaraku hadir di dunia
Kakakku, Mas Sani, yang mengajariku untuk memilih
apa yang menjadi pilihanku
Dan untuk semua mimpi-mimpiku..
Ini sebagai pintu masuk dan awal
GAMBARAN IDENTITAS DIRI REMAJA YANG DITAMPILKAN MELALUI ACCOUNT FACEBOOK
Fransiska Maharani Kurniawati
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran identitas diri remaja yang ditampilkan melalui account Facebook. Gambaran identitas diri pada penelitian ini dilihat melalui fitur info, foto profil, dan About Me. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi. Subjek pada penelitian ini adalah remaja pengguna Facebook yang berjumlah 124 orang dengan rentang usia antara 11 sampai 20 tahun. Data-data yang diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis kualitatif digunakan untuk mengategorisasikan data-data yang diperoleh dan teknik kuantitatif digunakan untuk mengolah data dengan membuat persentase dari data-data yang telah dikategorisasikan. Dari hasil penelitian ini, diperoleh bahwa gambaran identitas diri yang ditampilkan remaja pada account Facebook meliputi identitas religius, identitas jenis kelamin, identitas diri yang menunjukkan relasi, identitas sosial, identitas diri yang menunjukkan ketertarikan, identitas diri yang menunjukkan values, dan identitas diri yang bersifat informasional. Berdasarkan hasil ini, menunjukkan bahwa Facebook dapat dijadikan media untuk melihat gambaran identitas diri.
THE IMAGE OF ADOLESCENCE’S SELF IDENTITY THAT APPEARS THROUGH FACEBOOK ACCOUNT
Fransiska Maharani Kurniawati
ABSTRACT
This research was conducted to see the image of teenager’s self identity that appeared through Facebook account. The image of self identity discussed in this research done by analyzing some features provided in Facebook which are information, photo profile and About Me. Both descriptive and quantitative methods were used to conduct this research, yet the data collected by doing such an observation as well. The subjects in this research are 124 Facebook users within age 11 to 20 years old. The data collected to conduct this research was then analyzed by using both qualitative and quantitative methods. The qualitative data was used to categorize the data collected and quantitative method was used to calculate the data to get the percentage of the categorized data. From this research, it is found as the result that the image showed by the teenagers in the Facebook account are religion identity, gender identity, relationship identity, social identity, interest identity, values identity and informational identity. Based on the result found, it is showed that Facebook can become a media to see the image of self identity.
Key words: Self Identity, Facebook
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, bimbingan, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Gambaran Identitas Diri Remaja yang Ditampilkan Melalui Account Facebook”.
Penulis menyadari bahwa selama menuntut ilmu di Fakultas Psikologi melibatkan berbagai hal. Atas segala saran, bimbingan, dukungan serta bantuan,dan dengan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang tidak pernah tidur dan selalu terjaga untuk membimbing saya.
2. Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
3. Titik Kristiyani, M.Psi, selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
4. MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik
5. Dr. Tjipto Susana, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi, yang sangat sabar membimbing saya dalam proses penulisan skripsi dari awal pengerjaan hingga akhir.
7. Kedua orangtua dan kakak, yang selalu memberikan doa, dukungan, serta kebebasan untuk memilih apa yang menjadi pilihan saya. Luv u mom, dad, n my brother.
8. My best friend, Santa, yang selalu menemaniku disaat susah, sakit, maupun senang serta memberiku semangat untuk terus maju.
9. Gank Tequilla in Me, Manda, Lily, dan Nia, tempat melepaskan kepenatan saat proses penulisan skirpsi. Tx guys.
10.Pipin, teman seperjuanganku saat seminar dan mencari tema skripsi. Nuwun Pinnn!!
11.Misha dan Chica, yang membantu saya dalam menerjemahkan abstrak versi bahasa Inggris.
12.Teman-teman kelas D, Flori, Ayutyastuti, Tia, Mami “Lida”, Sheila, Kristin, Cici, Niken, Galih “Nyowo”, Cha-cha, Sukun, Danang “Jumpes”, tempat bertukar pikiran, canda-tawa saat di kelas. Miss u all!!
13.Personil Sachio Band, Miko, Qwah, Rizky, Frans, yang selalu setia menanti saya untuk menggebuk “drum” bagi Sachio. Wait Me guys!!! 14.Subjek pada skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu
15.Semua pihak yang telah membantu, memberi dukungan dan semangat yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.
Akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.
Yogyakarta, 22 Januari 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ………...iii
HALAMAN MOTTO ………iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….vi
ABSTRAK ………... vii
ABSTRACT ...………..viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………...ix
KATA PENGANTAR ………....x
DAFTAR ISI ……….xi
DAFTAR TABEL ...………xiv
BAB I PENDAHULUAN ………..1
A. Latar Belakang Masalah ...……… 1
B. Rumusan Masalah ……… 9
D. Manfaat Penelitian ………. 10
BAB II LANDASAN TEORI ……….. 11
A. Remaja ……… 11
1. Definisi Remaja………. 11
2. Karakteristik Remaja ……… 13
3. Aspek Perkembangan Remaja ……….. 14
4. Tugas Perkembangan Remaja ……….. 19
5. Identitas Diri Remaja ……….. 21
B. Facebook ……… 32
1. Definisi Facebook ……… 32
2. Fitur-fitur Facebook ……… 34
BAB III METODE PENELITIAN ……… 36
A. Jenis Penelitian ……….. 36
B. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 37
1. Populasi ………... 37
2. Sampel ……….. 37
C. Metode Pengumpulan Data ……… 38
D. Analisis Data ……….. 39
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ………41
A. Pelaksanaan Pengumpulan Data ……….41
C. Kesimpulan Umum ……… 88
BAB V PENUTUP ………92
A. Kesimpulan ……… 92
B. Saran ……….. 92
DAFTAR PUSTAKA ………. 94
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tahun Kelahiran Subjek ………. 42
Tabel 2 Agama ……….... 43
Tabel 3 Agama ……….... 43
Tabel 4 Jenis Kelamin ………..44
Tabel 5 Jenis Kelamin ……… 45
Tabel 6 Ketertarikan pada Relasi Seksual ………45
Tabel 7 Ketertarikan pada Relasi Seksual ………46
Tabel 8 Sikap Terhadap Situasi Politik ………47
Tabel 9 Relationship Status ………. 49
Tabel 10 Relationship Status ………49
Tabel 11 Genre Musik Favorit ………. 51
Tabel 12 Jenis Buku Favorit ……… 52
Tabel 13 Genre Film Favorit ………53
Tabel 14 Jenis Acara Televisi Favorit ………. 54
Tabel 16 Olahraga Favorit ……….. 57
Tabel 17 Tim Olahraga Favorit ……….. 58
Tabel 18 Atlet Favorit ………... 59
Tabel 19 Identitas Profesi ……….. 61
Tabel 20 About Me ……… 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam empat puluh tahun terakhir, bidang komunikasi mengalami perubahan pesat yang dimulai sejak munculnya televisi dan berdampak pada penemuan serta pertumbuhan internet. Internet memungkinkan seluruh orang dari berbagai belahan bumi untuk menjalin suatu komunikasi dengan mudah dan cepat (Severin & Tankard, 2005). Selain itu, internet menawarkan berbagai macam akses terhadap informasi maupun hiburan dari seluruh dunia bagi penggunanya.
media informasi dan komunikasi yang cukup penting dan dapat diterima oleh penduduk dunia.
Internet menawarkan beragam jenis layanan, salah satunya adalah situs jejaring sosial. Situs jejaring sosial merupakan layanan berbasis web yang memungkinkan penggunanya untuk membangun sebuah profil publik atau semi publik di dalam suatu sistem yang dibatasi, mengartikulasikan daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung, dan melihat serta melintasi daftar koneksi yang dibuat oleh orang lain di dalam sistem (Boyd & Ellison, 2007).
Situs jejaring sosial merupakan sebuah media informasi dan komunikasi unik. Keunikan situs jejaring sosial bukan terletak pada layanan yang diberikan yang memungkinkan penggunanya untuk terhubung dengan orang yang baru, melainkan pada hubungan yang terlihat sosial dari para pengguna situs jejaring sosial (Haythornthwaite & Wellman, 1994). Selain itu, situs jejaring sosial ini menunjukan jalan di mana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari bahkan orang yang baru dikenal (Barnes, 2006).
Facebook merupakan situs jejaring sosial yang dibuat pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg. Facebook memungkinkan para penggunanya untuk membuat webpage pribadi, berbagi berbagai informasi pada pengguna lain, serta menjalin suatu koneksi dengan orang lain yang mungkin sulit digabungkan ke dalam satu dunia yang nyata dengan bantuan media internet (Hendroyono, 2010). Facebook memberikan kemudahan komunikasi bagi para penggunanya dengan keluarga maupun dengan orang-orang baru. Selain itu, Facebook juga menghadirkan suatu layanan dimana penggunanya memiliki kesempatan untuk berkomunikasi, seperti minat, ketertarikan, pengalaman, dan hobi pada para penggunanya dengan latar belakang yang mungkin berbeda (Hendroyono, 2010). Facebook memiliki beberapa fitur yang ditawarkan bagi para penggunanya, antara lain profil (profile), dinding (wall), info, notes, chatting, acara (events), permainan (games), groups, hadiah (gifts), video dan foto (photo). Fitur-fitur yang diberikan oleh Facebook bagi para penggunanya memiliki beberapa pengaruh yang berfungsi untuk merepresentasikan diri, salah satunya adalah untuk membentuk identitas diri dari pengguna Facebook dimana dengan situs jejaring sosial ini membuat seseorang merasa bahwa keberadaan dirinya ada dan dianggap oleh orang lain (Hardiman, 2010).
pengguna Facebook mencapai angka 13 juta pengguna serta terus bertambah menjadi 15 juta pengguna di awal tahun 2010, dan kini pada tahun 2011 pengguna Facebook telah mencapai angka 39 juta pengguna (Gonzales, 2011b). Pengguna Facebook tidak hanya berkisar antar rentang usia dewasa, tetapi juga rentang usia muda yang berkisar pada usia 14-24 tahun dan mencapai angka lebih dari 29 juta pengguna atau 68,8% dari seluruh jumlah pengguna Facebook (Gonzales, 2011c).
Remaja adalah masa yang dimulai pada usia 11 dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun (Erikson, 1968). Remaja juga merupakan masa dimana seseorang sedang mengalami perubahan dan perkembangan yang cukup besar di dalam hidupnya. Perubahan dan perkembangan tersebut antara lain adalah perubahan dan perkembangan fisik yang cukup cepat. Selain perubahan dan perkembangan fisik, remaja juga mengalami perubahan psikologis yang cukup besar dimana remaja adalah masa yang sedang mengalami perubahan peran dari anak-anak ke masa remaja, adaptasi terhadap lingkungan, interaksi dengan teman-teman sebaya, tanggung jawab dan rasa sosial, serta perkembangan identitas diri (Santrock, 2002).
terjadi antar individu (Durkheim, 1982). Karakteristik identitas diri dapat dibedakan dengan orang lain, hal tersebut dapat dilihat dari nama, pekerjaan, ras, budaya, jenis kelamin, serta peran di dalam masyarakat (Erikson dalam Santrock, 2007). Identitas merupakan bagian dari “diri” yang diketahui oleh orang lain (Altheide, 2000). Selain itu, identitas diri merupakan penghayatan individu tentang gambaran dirinya dan juga menunjuk pada penghayatan individu dalam membangun kesatuan naratif tentang dirinya dalam pengalaman emosional yang intensif yang bersifat mudah berubah, fleksibel dan spesifik sesuai dengan kondisi sosial dan budaya yang khas (James, 1998).
serta menutup diri akan keluar dari persembunyiannya dan membuka dirinya yang sebenarnya (Zhao, Grasmuck, & Martini, 2008).
Munculnya internet terutama situs jejaring sosial telah mengubah kondisi tradisional dalam konstruksi identitas dimana tubuh terlepas dari pertemuan sosial untuk berinteraksi satu sama lain di lingkungan online. Selain itu, di dalam situasi di mana audiovisual digunakan dalam kontak online, anonimitas dapat dipertahankan dengan cara menyembunyikan informasi tentang latar belakang pribadi seseorang, seperti nama dan tempat tinggal. Kombinasi tersebut menciptakan lingkungan teknologi baru dimana pembentukan identitas muncul (Bargh, McKenna, & Fitzsimons, 2002).
Foto memperlihatkan cita-cita atau gambaran diri ideal serta menekankan bagaimana hidup kita dapat selalu diingat (Holland, 1997). Holland (1991) berpendapat, bahwa foto-foto pribadi terjerat dan dipengaruhi oleh cerita-cerita budaya yang lebih besar tentang komunitas, keluarga dan gender. Foto pribadi menegaskan "nilai-nilai budaya yg terstruktur" (Chalfen, 1987, hal 98), melalui apa yang ditampilkan (Orhn, 1975). Ellison, Heino dan Gibbs (2006) mengatakan bahwa foto-foto yang digunakan pada profil Facebook disajikan dengan tujuan untuk mendeskripsikan diri, selain itu orang-orang yang menggunakan foto tidak hanya untuk memvisualisasikan diri mereka terlihat, tetapi juga untuk menekankan suatu kualitas yang penting bagi mereka. Chalfen (1987) melakukan pemeriksaan mengenai bagaimana seseorang membangun sebuah relasi, memanipulasi, menafsirkan, hidup dengan (siapa), berpartisipasi, dan umumnya menggunakan bentuk-bentuk simbolis visual.
Selain itu, gambaran identitas diri pengguna Facebook juga dapat dilihat melalui minat atau hobi pada fitur info dan narasi mengenai diri yang terdapat pada fitur “About Me” dan info di akun Facebook. Hal ini diperkuat dengan pernyataan James (1998), yang menyatakan bahwa identitas diri dapat dilihat melalui narasi yang dibangun individu tentang dirinya atau orang lain dalam pengalaman emosional yang fleksibel, serta Erikson (dalam Santrock, 2003) yang menyatakan bahwa potret identitas diri dapat dilihat melalui hal-hal yang disukai dan dilakukan seseorang termasuk olahraga favorit, musik, dan hobi (minat)
yang digunakan untuk menggambarkan identitas diri yang ditampilkan pada remaja pengguna Facebook dengan menggunakan tiga model konstruksi identitas diri pada pengguna Facebook yang mengadaptasi pada penelitian “Identity Construction on Facebook: Digital Empowerment in Anchored Relationships”,
dimana dalam penelitian tersebut dilakukan pada 63 subjek remaja akhir di Timur Laut Amerika Serikat dan berfokus pada empat ras, yaitu Afrika-Amerika, Vietnam-Amerika India-Amerika, dan Latin-Karibia. Penelitian ini menemukan tiga model konstruksi identitas diri pengguna Facebook. Tiga model konstruksi identitas diri tersebut adalah model “Visual”, “Enumerative”, dan “Narative”.
Identitas diri merupakan suatu representasi dari interaksi sosial yang terjalin antar individu. Gambaran identitas diri tersebut dapat dilihat berdasarkan lingkungan dimana individu tinggal. Lingkungan yang dapat digunakan untuk melihat gambaran identitas diri seseorang salah satunya adalah teknologi internet atau yang biasa disebut sebagai dunia online, khususnya adalah situs jejaring sosial Facebook dimana individu dapat keluar dari “persembunyiannya” dan membuka diri mereka yang sebenarnya melalui Facebook dan tidak terbentur oleh norma-norma dan sanksi sosial apanila individu melakukan pelanggaran ketika menampilkan identitas dirinya di lingkungan offline. Selain itu, di dalam lingkungan offline individu seringkali memakai “masker” atau menutup diri agar terhindar dari berbagai tekanan yang diberikan oleh lingkungan sosialnya. Facebook juga dapat dijadikan media untuk mempresentasikan diri.
untuk melihat identitas diri. Selain itu, penelitian mengenai Facebook belum banyak dilakukan, sehingga penelitian ini dapat memberikan sebuah referensi baru bagi peneliti lain. Penelitian ini secara khusus ingin melihat gambaran identitas diri yang ditampilkan remaja pengguna Facebook dengan menggunakan ketiga model konstruksi identitas diri yang mengadaptasi dari penelitian sebelumnya khusunya melalui fitur info, foto profil, serta self-description pada fitur “About Me” di akun pengguna Facebook. Jenis gambaran identitas diri tersebut lebih jelas akan dibahas pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan fakta-fakta, maka peneliti mengajukan rumusan masalah adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah gambaran identitas diri remaja yang ditampilkan melalui account Facebook dilihat dari fitur foto, info, serta self-description pada fitur “About Me” di akun pengguna Facebook ?”
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai gambaran identitas diri remaja yang ditampilkan yang terbentuk dilihat dari galeri foto, minat (hobi), serta self-description pada fitur “About Me” melalui account Facebook
2. Manfaat Teoritis
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Remaja
1. Definisi Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Papalia dan Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Dreyer (dalam Waterman, 1984) mengemukakan bahwa masa remaja ditandai dengan kapabilitas intelektual yang lebih tinggi seperti logika formal operasional, penalaran analitis, kognisi sosial, penalaran moral, komitmen intelektual dan etik. Kesemua pendekatan ini menggambarkan bahwa pemikiran remaja ditandai oleh peningkatan pemikiran abstrak, mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda ketika berusaha memecahkan masalah, dan menilai secara logis alternatif-alternatif ketika berusaha mencari jalan keluar dari dilema. Sedangkan, Anna Freud (Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja adalah masa dimana terjadi proses perkembangan yang meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001).
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa individu mengalami kematangan seksual yang berlangsung pada usia antara 11 hingga 20 tahun. Pada masa remaja, seseorang mengalami beberapa perubahan, baik secara fisik maupun secara psikis. Pada masa ini, terjadi perubahan dalam proses biologis, psikologis, sosiologis, budaya, dan historis. Masa remaja juga meliputi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
.
2. Karakteristik Remaja
Masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu yang digunakan untuk membedakan periode sebelum masa remaja dan periode setelah masa remaja. Gunarsa (1991) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
a. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. b. Ketidakstabilan emosi.
c. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
e. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
f. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
g. Senang bereksperimentasi. h. Senang bereksplorasi.
i. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
j. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Sehingga dapat ditarik kesimpula bahwa masa remaja memiliki karakteristik tertentu yang digunakan untuk membedakan periode sebelum masa remaja dan periode setelah masa remaja, antara lain ketidakstabilan emosi, kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan, senang bereksperimentasi, senang bereksplorasi, dan memiliki kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
3. Aspek Perkembangan Remaja
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik adalah terjadinya perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual serta fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia & Olds, 2001).
2. Perkembangan Kognitif
seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasional formal (Papalia & Olds, 2001).
Tahap operasional formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis.
Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan (Santrock, 2002). Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.
perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam Papalia & Olds, 2001).
3. Perkembangan Sosio-Emosional
Perkembangan sosio-emosional adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; selain itu perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orangtua (Conger, 1991;Papalia & Olds, 2001). Dibandingkan masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler, dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001).
Kelompok teman sebaya dapat memengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) serta Papalia dan Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).
Oleh sebab itu, dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan fisik pada remaja ditandai dengan perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi.
Sedangkan perkembangan kognitif remaja berada pada tahap operasi formal dimana remaja mampu berpikir secara abstrak. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Selain itu, remaja juga berpikir secara hipotetis. Selain itu, perkembangan kognitif remaja yang masih seperti perkembangan kognitif masa kanak-kanak adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme.
identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup. Perkembangan sosial pada masa remaja juga lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua sehingga remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman.
4. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja ini dapat dilihat melalui tahap psikososial dimana remaja memasuki tahap identitas vs kekacauan identitas yang merupakan tahap kelima dari perkembangan Erikson yang dialami individu pada masa remaja (Santrock, 2003).
Erikson (1968, dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengatakan bahwa identity versus identity confusion bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di masyarakat (Papalia, dkk, 2001).
Menurut Havighurst dalam Gunarsa (1991), tugas perkembangan remaja antara lain :
a. Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
b. Memperoleh peranan sosial
c. Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif d. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
e. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri f. Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
g. Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga h. Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup
membentuk sebuah system nilai, moralitas, serta falsafah hidup yang positif.
5. Identitas Diri Remaja
1. Identitas Diri
1. Definisi Identitas Diri
Dalam bidang psikologi, banyak perspektif yang mengemukakan konsep mengenai istilah identitas diri (self-identity). Definisi identitas diri memiliki dua prefensi, yaitu prefensi yang pertama adalah identitas diri sebagai suatu hal yang mengacu pada sekumpulan sifat, konsep diri, atau sebuah struktur pengetahuan yang terlibat dalam pemrosesan informasi sosial dan personal (Buss, 1995). Prefensi kedua merupakan prefensi yang memberi batasan identitas diri sebagai representasi dunia sosial seorang individu (Durkheim, 1982) dimana konsep tentang identitas diri seorang individu terkait dengan posisinya sebagai anggota suatu kelompok. Sehingga, identitas diri seseorang biasanya berupa karakteristik-karakteristik yang membedakan seseorang dengan yang lainnya meliputi nama, jenis kelamin, umur, ras, suku, budaya, pekerjaan atau peran (Santrock, 2007).
dan pengetahuan sesuai dengan kondisi sosial serta budaya dimana individu tinggal. Selain itu, identitas diri juga berarti bahwa individu ingin memperlihatkan dirinya sebagai anggota suatu kelompok tertentu.
2. Gambaran Identitas Diri Remaja
Gambaran identitas diri adalah sebuah potret atau deskripsi mengenai diri yang dapat dilihat melalui proses identifikasi (Erikson, 1989). Selain itu, gambaran identitas diri merupakan suatu bentuk identifikasi tentang diri, baik bersifat positif maupun negatif. Komponen yang diidentifikasi adalah komponen afeksi, kognisi, dan perilaku yang berhubungan dengan tokoh-tokoh yang terdekat dengan dirinya (Secord dalam Bamberg, De Fina, & Schiffrin, 2002).
Archer (1994) mengemukakan bahwa komitmen merupakan titik akhir dari proses eksplorasi sebagai usaha pembentukan identitas. Komitmen merupakan aktivitas yang relatif tegas dan menarik tentang elemen-elemen identitas remaja, berperan sebagai pengarah menuju tindakan penuh arti pada sesuatu, yang dipilih dengan disertai keyakinan, kesetiaan, dan sulit untuk digoyang atau dipengaruhi. Ketidakadaan komitmen menunjukkan bahwa remaja memiliki komitmen lemah dan mudah dipengaruhi serta mudah berubah.Bila remaja tidak dapat mengintegrasikan identifikasi dan peran-perannya, ia akan menghadapi ‘kekaburan identitas’ (identity diffusion), memiliki kepribadian yang labil, tidak memiliki sikap bagi masa depannya, dan bahkan menunjukkan ketidaktertarikan dalam berbagai hal. Erikson memandang identitas sebagai suatu konsep integratif antara individu dengan lingkungannya. Menurut Marcia (dalam Archer, 1994), identitas adalah proses dimana individu menempatkan dirinya dalam dunia sosial. Remaja harus menetapkan identitas dirinya, siapa saya saat ini, ingin menjadi apa saya dimasa dewasa nanti.
3. Status Identitas Menurut Marcia
1) Difusi identitas/ identitity diffusion (tidak melakukan eksplorasi dan tidak membuat komitmen)
Istilah difusi identitas ini digunakan untuk menggambarkan remaja yang belum pernah mengalami krisis, sehingga mereka belum pernah mengeksplorasi dan mengevaluasi adanya alternatif yang berarti dalam hidupnya dan belum membuat suatu komitmen. Difusi identitas ini merupakankan keadaan yang bisa berubah dan masih terbuka untuk berbagai kemungkinan dan pengaruh, karena belum terbentuk struktur kepribadian yang kuat (Muus, 1998). Remaja yang berada pada status difusi identitas ini memiliki beberapa karakteristik, antara lain : (1) kurang memiliki konsep diri yang kokoh; (2) individu menunjukkan tingkat kecemasan dan tegangan internal yang tinggi; dan (3) tidak memiliki definisi yang jelas tentang siapa dirinya serta tidak dapat memperkirakan ciri dan sifat kepribadian yang dimiliki.
2) Membuka identitas/identity foreclosure (tidak melakukan eksplorasi, tetapi membuat komitmen, biasanya hal ini dipengaruhi oleh orangtua)
kembali komitmen yang telah dibuat. Status ini sering terjadi pada remaja yang mengidentifikasikan diri secara berlebihan terhadap nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang dewasa di sekelilingnya (overidentifiying). Individu menganggap standar ideal perilaku, harapan dan keinginan berdasarkan apa yang dianggap benar dan tepat oleh orang-orang di sekelilingnya (baik itu orangtua, guru, maupun teman) tanpa mencari tahu lebih lanjut. Hal ini menyebabkan individu sebagai proyeksi dari keinginan orang-orang di sekitarnya atau ‘alter egos’ (Muus, 1998). Jika keadaan ini terus berlangsung sampai pada usia dewasa, maka individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam mencapai identitas, karena stuktur kepribadiannya menjadi kaku dan kurang terbuka terhadap tantangan dan keadaan yang baru.
3) Moraturium identitas/identity moratorium (melakukan eksplorasi, tetapi tidak membuat komitmen)
mempertimbangkan kembali berbagai komitmen yang telah dibuat hingga mencapai keadaan yang lebih sesuai.
4) Pencapaian identitas/identity achievement (melakukan eksplorasi dan membuat komitmen).
Digunakan bagi remaja yang telah melewati krisis dan telah membuat komitmen. Individu yang telah berhasil mencapai identitas memiliki ciri-ciri antara lain: aktif, toleran terhadap perbedaan, mandiri secara emosional, tidak membenci diri sendiri, mampu bersikap empati dan memiliki hubungan yang harmonis dengan orang-orang sekitarnya.
Empat tipe status identitas ini bergantung kepada eksplorasi dan komitmen mereka. Eksplorasi dan komitmen adalah dua proses yang ada dalam pembentukan identitas diri
4. Model Konstruksi Identitas
Menurut Zhao, Grasmuck, dan Martini (2008), model konstruksi identitas adalah model yang digunakan untuk melihat gambaran identitas diri dan membedakan presentasi diri pengguna Facebook. Terdapat tiga model konstruksi identitas yang didasarkan pada teknik visual dan verbal. Ketiga model tersebut antara lain :
a. Visual
pengguna sendiri atau foto. Selain itu, model visual juga dapat diproyeksi melalui foto dengan konteks bersama teman-teman sehingga diri dianggap sebagai aktor karena pengguna Facebook berusaha menampilkan sebuah visualisasi yang menggambarkan seberapa luas dan dalamnya suatu hubungan sosial.
b. Enumerative
Model enumerative merupakan model konstruksi identitas yang dapat diartikan sebagai cultural-self atau diri sebagai konsumer. Pengguna dengan model ini menuliskan daftar mengenai ketertarikan atau hobi mereka termasuk musik, acara tv, dan buku favorit.
c. Narative
5. Jenis Gambaran Identitas Diri Remaja Pengguna Facebook yang Ditampilkan
Ada beberapa jenis gambaran identitas diri remaja pengguna Facebook yang ditampilkan pada akun Facebook, antara lain :
a. Identitas Profesi
Identitas profesi merupakan identitas yang membahas mengenai keputusan seseorang mengenai pekerjaan tidak hanya sebatas pekerjaan yang dibayar, tetapi juga meliputi pekerjaan yang tidak dibayar dan juga mengurus rumah tangga, menjalankan tanggung jawab orang tua, kegiatan sukarela atau kegiatan lain yang dikerjakan seseorang dengan jumlah waktu tertentu walaupun tidak memperoleh penghasilan dalam arti ekonomis, misalnya kegiatan kesenian, olah-raga amatir (Marcia, dalam Santrock 2003).
b. Identitas Religius
persoalan yang biasanya termasuk dalam pembicaraan mengenai agama.
c. Identitas Jenis Kelamin
Pengertian jenis kelamin dalam kamus Oxford (dalam Nauly, 2003) berarti bahwa jenis kelamin sebagai klasifikasi seks (sex classification); sex: the male and female gender. Selain itu, menurut Unger (dalam Basow, 1992) dalam psikologi hal-hal mengenai seks dan gender, maleness dan femaleness dipandang sebagai sebuah konstruk sosial yang ditegaskan oleh karakteristik jenis kelamin dalam presentasi diri (self presentation).
d. Identitas Politik
Jenis identitas ini membahas mengenai filsafat politik seseorang, hubungan antara individu dengan masyarakat, tidak terbatas pada persoalan partai politik. Selain itu, identitas politik juga terkait pada aliran politik yang dianut oleh seseorang seperti aliran politik yang konservatif, liberal, atau demokrasi (Erikson dalam Santrock, 2007).
e. Identitas Sosial
orang lain (Sherman, 1987). Identitas sosial ini dapat dilihat melalui ciri, atribut, atau simbol yang menandakan keberadaan suatu kelompok tersebut. Simbol ini bisa berupa bendera, lambang dari kelompok sosial tersebut, atribut-atribut kelompok sosial, serta simbol yang direpresentasikan pada tubuh seperti tato, piercing, dan
body painting (Olong & Kadir, 2006). f. Relationship with Friends
Menurut Marcia (1993), jenis identitas diri ini membahas mengenai bagaimana seseorang memberi arti pada dirinya dalam hubungannya dengan teman-teman. Jenis identitas diri ini kadang-kadang dianggap merupakan bagian dari intimacy, intimacy membahas mengenai bagaimana seseorang benar-benar berelasi dengan orang lain.
g. Relationship with Dates
Jenis identitas diri ini membahas mengenai hubungan dengan teman kencan atau “pacar” yang disertai komponen romantis yang potensial dan aktual, bagaimana seseorang mengartikan dirinya dalam hubungan dengan “pacar” (Marcia, 1993).
Selain itu, jenis gambaran identitas diri remaja pada penelitian ini juga mengadaptasi pada penelitian “Identity construction on Facebook: Digital Empowerment in Anchored
Relationships”. Ada tiga jenis gambaran identitas diri pada pengguna Facebook yang ditampilkan, antara lain :
a. Being-Popular
Individu dengan jenis ini merupakan individu yang menyajikan foto diri pada halaman display foto profil di account Facebook mereka sehingga audiens dapat melihat diri mereka. Selain itu, individu dengan jenis ini juga menampilkan foto-foto dengan konteks bersama teman-teman untuk memperlihatkan seberapa dalam hubungan sosial mereka. Menurut Williams (1983), individu dengan jenis being-populer memiliki karakteristik antara lain : (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri; dan (5) memiliki banyak keterikatan (connectedness) dengan orang lain dalam lingkungan online maupun offline.
b. Well-Roundedness
deskripsi mengenai ketertarikan dan hobi pada account Facebook mereka. Individu dengan jenis ini juga merupakan individu yang anti pada intelektualitas serta mengutamakan penampilan (Kinney & Fasulo, 1993).
c. Thoughtfulness
Jenis gambaran identitas diri ini merupakan jenis dimana individu seringkali menuliskan kalimat-kalimat bijaksana dan sering mengutip kata-kata dari orang lain untuk menggambarkan dirinya maupun orang lain pada fitur “About Me” di account Facebook mereka (Zhao, Grasmuck, & Martini, 2008). Selain itu, individu dengan jenis ini merupakan individu yang sering menuliskan agama mereka serta menuliskan kalimat-kalimat dengan konteks religius yang kemudian menjadi gambaran mengenai tingkat religiusitas individu pengguna Facebook.
B. Facebook
1. Definisi Facebook
dengan teman-teman, keluarga dan teman sekerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan dalam sharing informasi melewati social graph, digital mapping kehidupan real hubungan sosial manusia. Siapun boleh mendaftar di Facebook dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka kenal dalam lingkungan saling percaya.” (Facebook.com; 2009).
Selain itu, Facebook merupakan website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya. Sejak 11 September 2006, orang dengan dengan alamat email apa pun dapat mendaftar di Facebook.
Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School diluncurankan pertama kali pada 4 Februari dan awalnya hanya untuk siswa Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League.
tercepat kedua di dunia dari sisi jumlah pengguna. Indonesia hanya kalah dari AS yang juga merupakan pengguna Facebok terbanyak di dunia. Berdasarkan survei Inside Facebook yang dilakukan e-marketer, jumlah pengguna Facebook di Indonesia naik 1.431.160 juta pengguna dalam sebulan terakhir. Pada 1 Desember 2009, e-marketer mencatat jumlah pengguna Facebook di Indonesia 13.870.120 pengguna, sedangkan pada 1 Januari 2010 sebesar 15.301.280 pengguna. Indonesia hanya satu peringkat di bawah AS yang mencatat kenaikan jumlah pengguna 4.576.220 pengguna dalam periode yang sama dari 98.105.020 menjadi 102.681.240 pengguna.
2. Fitur-Fitur Facebook
Fitur-fitur yang ada pada Facebook, antara lain :
6. Wall
Fasilitas yang merupakan ruang tempat pengguna mengirimkan pesan-pesan terbuka
7. Photo Profile
Fasilitas yang merupakan ruang bagi pengguna untuk menampilkan foto pada profil mereka.
8. Info
Fasilitas yang berfungsi sebagai ruang untuk pengguna dapat menuliskan informasi-informasi terkait dengan diri mereka.
Melalui fasilitas ini, pengguna dapat mengelompokkan foto – foto dalam kategori event / lokasi. Dan fantastisnya, jumlah foto tidak dibatasi alias unlimited.
5. Event. Kita bisa mengisi kegiatan yang kita inginkan untuk diketahui pengguna lain. Misalnya party atau pun launching produk, kita pun dapat mengundang pengguna lain untuk menghadiri acara tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi serta mengungkapkan suatu keadaan, peristiwa, serta fakta secara sistematik mengenai gambaran identitas diri remaja pengguna Facebook .
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang merupakan data hasil studi dokumentasi dan wawancara yang kemudian dinyatakan dengan angka. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif merupakan metode penelitian yang menggambarkan suatu keadaan atau fenomena yang sedang berlangsung di suatu masyarakat dengan menggunakan data statistik.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan dari elemen, objek, atau individu yang yang merupakan sumber dari suatu penelitian (Sulistyo dan Basuki, 1989). Target populasi dalam penelitian ini adalah remaja pengguna Facebook dengan rentang usia antara 11 sampai 20 tahun.
2. Sampel
Sampel merupakan beberapa bagian kecil yang diambil dari populasi sasaran penelitian (Ferguson, 1976). Proses yang meliputi pengambilan sebagian populasi dam melakukan observasi pada secara keseluruhan disebut pengambilan sampel atau sampling (Sevilla, Ochave, Punsalan, Regala, dan Uriarte, 1993).
merupakan teknik pengumpulan sampel yang digunakan dengan cara memilih siapa saja yang secara kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel (Krisyantono, 2008). Selain itu, menurut Krisyantono (2008), teknik accidental ini digunakan jika peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden atau karena topik yang diteliti adalah persoalan umum dimana semua orang mengetahuinya. Teknik pengambilan sampel accidental sampling ini juga dapat berarti teknik sampling yang cendeung dilakukan secara aksidental sehingga kelayakan pada sampel yang akan diteliti ditentukan oleh argementasi subjektif dari peneliti (Himawan, 2008).
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian selalu ada kegiatan untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan teknik studi dokumentasi dan wawancara. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan dokumen dan secara tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian (Hasan, 2002). Dokumen pada teknik pengumpulan data ini dapat berupa foto, buku harian, surat pribadi, laporan, dan dokumen lain. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan secara langsung oleh peneliti kepada subjek penelitian (Hasan, 2002).
Setelah melakukan seleksi usia, didapat 126 pengguna Facebook yang berasa pada rentang usia antara 11-20 tahun, akan tetapi 3 subjek gugur dikarenakan 2 subjek mengganti nama dan 1 account Facebook bukan merupakan milik individu, melainkan official Facebook grup band. Oleh sebab itu, subjek pada penelitian ini menjadi 123 pengguna . Untuk lebih jelas lihat tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1
Tahun Kelahiran Subjek
Tahun Kelahiran Frekuensi Persentase (dalam %)
1991 31 25.20325203
1992 24 19.51219512
1993 33 26.82926829
1994 13 10.56910569
1995 16 13.00813008
1996 5 4.06504065
1999 1 0.81300813
TOTAL 123 100
tahun, serta 5 orang (4,1%) dan 1 orang (0,8%) masing-masing dengan usia 15 dan 12 tahun.
Setelah melakukan seleksi usia, peneliti melihat informasi-informasi lain yang dilihat dalam dua fitur, antara lain fitur info dan foto profil yang dapat menjadi indikator untuk melihat gambaran identitas diri pengguna Facebook remaja, antara lain :
1. Info
a. Agama
Tabel 2
Agama
Agama Frekuensi Persentase (dalam %)
Ditampilkan 103 83.7398374
Tidak
Ditampilkan 20 16.2601626
TOTAL 123 100
Tabel 3
Agama
Agama Frekuensi Persentase (dalam %)
Islam 87 71.90082645
Kristen 4 3.305785124
Katolik 8 6.611570248
Hindu 1 0.826446281
Budha 1 0.826446281
Tidak Ditampilkan 20 16.52892562
Pada tabel 2, peneliti mengukur persentase pengguna Facebook yang menampilkan dan yang tidak menampilkan agama pada account Facebook mereka, sehingga dapat dilihat hasil bahwa 103 pengguna (83,7%) menampilkan agama dan 20 pengguna (16,3%) tidak menampilkan agama pada account Facebook mereka. Selain itu, pada tabel 3 peneliti mengukur persentase masing-masing agama yang di anut oleh remaja pengguna Facebook dan telah diakui oleh Negara Indonesia, sehingga diketahui bahwa 87 pengguna (70,7%) menganut agama Islam, 20 pengguna (16,3%) tidak menampilkan agama, 8 pengguna (6,5%) menganut agama Katolik, 4 pengguna (3,3%) menganut agama Kristen, dan 1 pengguna (0,8%) masing-masing untuk penganut agama Hindu, Budha. Peneliti juga menemukan hasil bahwa 2 pengguna menuliskan aliran kepercayaan yaitu Judaism dan Iluminati, akan tetapi kedua aliran kepercayaan tersebut tidak diakui oleh Negara Indonesia sehingga peneliti tidak menyantumkan persentase pada tabel.
b. Jenis Kelamin
Tabel 4
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (dalam %)
Ditampilkan 93 75.6097561
Tidak
Ditampilkan 30 24.3902439
Tabel 5
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (dalam %)
Laki‐laki 70 56.91056911
Perempuan 23 18.69918699
Tidak
Ditampilkan 30 24.3902439
TOTAL 123 100
Pada tabel 4, peneliti mengukur persentase pengguna Facebook yang menampilkan jenis kelamin pada account Facebook mereka, sehingga dapat dilihat bahwa 93 pengguna (75,6%) menampilkan jenis kelamin dan 30 pengguna (24,4%) tidak menampilkan jenis kelamin pada account Facebook mereka. Sedangkan, pada tabel 5 peneliti mengukur persentase jenis kelamin yang ditampilkan pengguna pada account Facebook, sehingga dapat dilihat bahwa 70 pengguna (56,9%) adalah laki-laki, 23 pengguna (18,7%) adalah perempuan, dan 30 pengguna (24,4%) tidak menampilkan jenis kelamin.
c. Ketertarikan pada Relasi Seksual
Tabel 6
Ketertarikan pada Relasi Seksual
Sex (Interested In) Frekuensi Persentase (dalam %)
Ditampilkan 107 86.99186992
Tidak Ditampilkan 16 13.00813008
Tabel 7
Ketertarikan pada Relasi Seksual
Jenis Kelamin Sex (Interested In) Frekuensi Persentase (dalam %)
Laki‐laki Women 52 42.27642276
Perempuan Men 12 9.756097561
Laki‐laki Women & Men 11 8.943089431
Perempuan Women & Men 5 4.06504065
Perempuan Women 2 1.62601626
Laki‐laki Tidak Ditampilkan 7 5.691056911
Perempuan Tidak Ditampilkan 4 3.25203252
Tidak ditampilkan Women & Men 5 4.06504065
Tidak ditampilkan Women 14 11.38211382
Tidak ditampilkan Men 6 4.87804878
Tidak ditampilkan Tidak Ditampilkan 5 4.06504065
TOTAL 123 100
hasil bahwa jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang tidak menampilkan ketertarikan terhadap orang lain masing-masing sebanyak 7 pengguna (5,7%) dan 4 pengguna (3,3%). Pada pengukuran persentase ini diperoleh juga hasil bahwa pengguna yang tidak menampilkan jenis kelamin tetapi menampilkan ketertarikan terhadap seseorang antara lain ketertarikan pada perempuan dan laki-laki diperoleh hasil sebanyak 5 pengguna (4,1%), ketertarikan pada perempuan sebanyak 14 pengguna (11,4%), ketertarikan pada laki-laki sebanyak 6 pengguna (4,9%), dan tidak menampilkan ketertarikan terhadap orang lain sebanyak 5 pengguna (4,1%).
d. Politik
Tabel 8
Sikap Terhadap Situasi Politik
Sikap Terhadap Situasi Politik Frekuensi Persentase (dalam %)
Tidak menunjukkan identitas politik 39 31.70731707
Menunjukkan ketidakpedulian terhadap situasi politik
14 11.38211382
Menunjukkan ketidaksukaan terhadap situasi politik
21 17.07317073
Menunjukkan kesukaan pada situasi politik
1 0.81300813
Pluralisme 4 3.25203252
Demokratis 5 4.06504065
Netral 3 2.43902439
Komunisme 1 0.81300813
Tidak Ditampilkan 35 28.45528455
e. Relationship Status (Status Relasi) Tabel 9
Relationship Status
Relation Frekuensi Persentase (dalam %)
Ditampilkan 104 84.55284553
Tidak Ditampilkan 19 15.44715447
TOTAL 123 100
Tabel 10
Relationship Status
Relation Frekuensi Persentase (dalam %)
In Relationship 30 24.3902439
Single 45 36.58536585
Engaged 10 8.130081301
Married 11 8.943089431
Complicated 3 2.43902439
Open Relationship 4 3.25203252
Divorced 2 1.62601626
Tidak Ditampilkan 18 14.63414634
TOTAL 123 100
(married), 10 pengguna (8,1%) menampilkan status bertunangan (engaged), 4 pengguna (3,3%) menampilkan status open relationship, 3 pengguna (2,4%) menampilkan status complicated, 2 pengguna (1,6%) menampilkan status bercerai (divorced), dan 18 pengguna (15%) tidak menampilkan status relasi pada account Facebook.
f. Ketertarikan
Pada penelitian ini, peneliti mengukur persentase ketertarikan remaja pengguna Facebook yang dilihat pada fitur info dan fitur About Me. Pada fitur info ketertarikan dibagi menjadi dua bagian, yaitu ketertarikan pada arts and entertainment serta ketertarikan pada sports (olahraga). Ketertarikan pada arts and entertainment dibagi menjadi lima, yaitu genre musik, jenis buku, genre film (movie), jenis acara televisi, dan games (permainan), sedangkan ketertarikan pada sports (olahraga) dibagi menjadi tiga, yaitu jenis olahraga favorit, tim olahraga favorit, dan atlet favorit. Sedangkan pada fitur About Me ketertarikan dibagi dalam tiga bagian, yaitu ketertarikan terhadap tokoh idola, ketertarikan terhadap objek, dan ketidaksukaan terhadap objek.
ketertarikan atau hobinya. Selain itu, individu dengan gambaran identitas diri well-roundedness merupakan individu yang kurang tertarikpada intelektualitas serta mengutamakan penampilan (Kinney, 1993).
1. Info
1.1Arts and Entertainment a. Genre Musik Favorit
Tabel 11
Genre Musik Favorit
Genre Musik Frekuensi Persentase (dalam %)
Musik beraliran keras 197 75.4789272
Musik beraliran lembut 12 4.597701149
Musik dengan beat lambat/sedang 37 14.17624521
Musik dengan beat cepat 8 3.0651341
Unspecified 2 0.766283525
Tidak ditampilkan 5 1.915708812
Total 261 100
pengguna (0,8%) yang menuliskan musik favorit mereka dengan tidak spesifik (unspecified), contohnya “anything easy listening”, serta 5 pengguna (1,9%) tidak menampilkan musik favorit pada account Facebook. Total genre musik favorit yang dipilih oleh pengguna Facebook adalah 261, jumlah ini berbeda dengan jumlah subjek penelitian karena 1 pengguna dapat menuliskan genre musik favorit lebih dari 1 genre musik.
b. Jenis Buku Favorit
Tabel 12
Jenis Buku Favorit
Genre Buku Frekuensi Persentase (dalam %)
Realigi 19 12.10191083
Science 6 3.821656051
Politk 2 1.27388535
Majalah 7 4.458598726
Komik/Kartun 8 5.095541401
Komedi 5 3.184713376
History 3 1.910828025
Biografi 7 4.458598726
Misteri/horor 7 4.458598726
Fiksi/Novel/Fantasi 21 13.37579618
Musik 8 5.095541401
Informasional 13 8.280254777
Adventure 2 1.27388535
Porno 1 0.636942675
Unspecified 9 5.732484076
Tidak ditampilkan 39 24.84076433
TOTAL 157 100
menyukai jenis buku fiksi/novel/fantasi, 19 pengguna (12,1%) menyukai jenis buku realigi, 13 pengguna (8,3%) menyukai jenis buku informasional, 8 pengguna (5,1%) masing-masing menyukai jenis buku komik/kartun dan musik, 7 pengguna (4,5%) masing-masing menyukai jenis buku biografi, misteri/horror, dan majalah, 6 pengguna (3,8%) masing-masing menyukai jeni buku science, 5 pengguna (3,2%) menyukai jenis buku komedi, 3 pengguna (1,9%) menyukai jenis buku history (sejarah), 2 pengguna (1,3%) menyukai jenis buku politik dan adventure (petualangan), 1 pengguna (0,6%) menyukai jenis buku sport magazine dan buku porno. Selain itu, pada pengukuran ini terdapat 9 pengguna (5,7%) yang menampilkan jenis buku favorit dengan tidak spesifik, contohnya “Yang penting bagus”, dan 39 pengguna (24,8%) tidak menampilkan jenis buku favorit pada account Facebook.
c. Genre Film Favorit
Tabel 13
Genre Film Favorit
Genre Movie Frekuensi Persentase (dalam %)
Drama 75 31.38075314
Komedi 21 8.786610879
Biografi 2 0.836820084
Thriller 7 2.928870293
Horor/misteri 17 7.112970711
Action 25 10.46025105
Fantasy 19 7.949790795
Kartun 20 8.368200837
Adventure 9 3.765690377
Disaster 5 2.092050209
Realigi 9 3.765690377
Porno 1 0.418410042
Unspecified 4 1.673640167
Tidak ditampilkan 23 9.623430962
TOTAL 239 100
Berdasarkan tabel 1.13, dapat dilihat hasil bahwa 75 pengguna (31,4%) menyukai genre film drama, 25 pengguna (10,5%) menyukai film action, 21 pengguna (8,8%) menyukai film komedi, 20 pengguna (8,4%) menyukai film kartun, 19 pengguna (8%) menyukai genre film fantasy, 17 pengguna (7,1%) menyukai genre film horror/misteri, 9 pengguna (3,8%) masing-masing menyukai genre film adventure dan realigi, 7 pengguna (2,9%) menyukai genre film thriller, 5 pengguna (2,1%) menyukai film bergenre disaster (bencana), 2 pengguna (0,8%) masing-masing menyukai film dengan genre biografi dan sport (olahraga), serta 1 pengguna (0,4%) menyukai film porno. Selain itu, didapat pula hasil bahwa 4 pengguna (1,7%) menuliskan genre film favorit mereka tidak spesifik, contohnya “Banyak”, serta 23 pengguna (9,6%) tidak menampilkan genre film favorit mereka.
d. Jenis Acara Televisi Favorit
Tabel 14
Jenis Acara Televisi Favorit
Acara TV Frekuensi Persentase (dalam %)
Musik 48 20.60085837
Komedi 43 18.45493562
Berita 8 3.433476395
Reality Show 34 14.59227468
Horor 3 1.287553648
Adventure 6 2.575107296
Kartun 45 19.31330472
Animal/pets 1 0.429184549
Realigi 2 0.858369099
Film 10 4.291845494
Education 1 0.429184549
Unspecified 6 2.575107296
Tidak ditampilkan 17 7.296137339
TOTAL 233 100
e. Games Favorit
Tabel 15
Games Favorit
Genre Games Frekuensi Persentase (dalam %)
Olahraga 10 7.246376812
Kartu 12 8.695652174
Adventure 7 5.072463768
Fighting 13 9.420289855
Fun 2 1.449275362
Intelegence Quiz 1 0.724637681
Musik 3 2.173913043
Photografi 1 0.724637681
Tidak Ditampilkan 89 64.49275362
TOTAL 138 100
1.2Sports
a. Olahraga Favorit
Tabel 16
Olahraga Favorit
Jenis Olahraga Frekuensi Persentase (dalam %)
BMX/sepeda 5 3.937007874
Sepakbola/futsal 10 7.874015748
Renang 3 2.362204724
Rounders/baseball 3 2.362204724
Basket 3 2.362204724
Skateboard 1 0.787401575
Joging,lari,fitness 4 3.149606299
Bela diri 2 1.57480315
Motorcross 2 1.57480315
Rugby 1 0.787401575
Tenis meja 1 0.787401575
Unspecified 4 3.149606299
Tidak Ditampilkan 88 69.29133858
TOTAL 127 100
Ranjang”, serta 88 pengguna (69,3%) tidak menampilkan olahraga favoritnya di account Facebook.
b. Tim Olahraga Favorit
Tabel 17
Tim Olahraga Favorit
Tim Olahraga Frekuensi Persentase (dalam %)
Sepakbola 42 32.0610687
Basket 3 2.290076336
BMX/sepeda 6 4.580152672
Skateboard 2 1.526717557
Motorcross 1 0.763358779
Backpacker 1 0.763358779
Cheers 1 0.763358779
Unspecified 13 9.923664122
Tidak ditampilkan 62 47.32824427
TOTAL 131 100
c. Atlet Favorit
Tabel 18
Atlet Favorit
Altet Frekuensi Persentase (dalam %)
Sepakbola 35 25.73529412
Basket 7 5.147058824
Motor
(MotoGP,motorcross) 6 4.411764706
Skateboard 2 1.470588235
Tinju 2 1.470588235
Sepeda/BMX 3 2.205882353
Surf 1 0.735294118
Bulutangkis 1 0.735294118
Unspecified 3 2.205882353
Tidak Ditampilkan 76 55.88235294
TOTAL 136 100
2. About Me
Pada tabel 20, dapat dilihat persentase ketertarikan pengguna Facebook terhadap tokoh idola sebesar 25 pengguna (16%), ketertarikan terhadap objek 15 pengguna (9,6%), dan 2 pengguna (1,3%) menuliskan ketidaksukaan terhadap objek. Narasi yang dituliskan pada fitur About Me oleh remaja pengguna Facebook terkait dengan ketertarikan pada tokoh idola, misalnya “My inspiration is to heroes : 1. Bli I Wayan Ari Astina, 2. Bli I Made Budi Sartika, 3. Bli I Made Eka Arsana, They are true heroes
Indo punkrock”, ketertarikan pada objek ditunjukkan dengan contoh “I love cat, I love vampire, I love converse, I love BMTH, I love darkness, I
f. Identitas Profesi
Tabel 19
Identitas Profesi
Pekerjaan Frekuensi Persentase (dalam %)
Ditampilkan 31 25.20325203
Unspecified 45 36.58536585
Tidak Ditampilkan 47 38.21138211
TOTAL 123 100
g. About Me
Tabel 20
About Me
About Me Frekuensi Persentase (dalam %) Frekuensi Persentase (dalam %)
Ketertarikan/Hobi
Terhadap Tokoh Idola 25 16.02564103 42 26.92307692
Terhadap Objek 15 9.615384615
Ketidaksukaan Terhadap objek 2 1.282051282 Karakteristik
Psikologis
Positif 23 14.74358974 36 23.07692308
Negatif 13 8.333333333
Fisik
Positif 0 3 1.923076923
Negatif 3 1.923076923
Relasi
Teman Kencan 3 1.923076923 6 3.846153846
Keluarga 3 1.923076923
Identitas Sosial
Identitas Sosial yang bersifat informal 14 8.974358974 17 10.8974359 Identitas Sosial yang bersifat formal 3 1.923076923
Values
Harapan 1 0.641025641 19 12.17948718
Kehidupan 4 2.564102564
Inspirasional 5 3.205128205
Keadilan 2 1.282051282
Menunjukkan Sikap Agresi 7 4.487179487 Gambar
Tangan "Metal" 1 0.641025641 7 4.487179487
Tengkorak 4 2.564102564
Wanita Tanpa Busana 2 1.282051282
Menunjukkan Identitas Religius 2 1.282051282 2 1.282051282
Unspecified 11 7.051282051 11 7.051282051
Tidak Ditampilkan 11 7.051282051 11 7.051282051
Informasional 2 1.282051282 2 1.282051282
a. Ketertarikan/Hobi
(Sudah dijelaskan di bagian “Ketertarikan”) b. Karakteristik
1. Psikologis
Pada tabel 20, dapat dilihat hasil bahwa sebesar 23 pengguna (14,7%) mendeskripsikan dirinya terkait dengan karakteristik psikologis secara positif dan 13 pengguna (8,3%) menuliskan deskripsi diri terkait dengan psikologis secara negatif. Deskripsi diri yang terkait dengan karakteristik psikologis secara positif ditunjukkan dengan contoh “Always pray, positive thinking” dan deskripsi diri yang terkait dengan karakteristik secara negatif ditunjukkan dengan contoh “Jail, nakal, bandel, ngeyel, gak mau kalah, suka coret-coret tembok”. Hal ini berarti bahwa lebih banyak remaja pengguna Facebook yang mendeskripsikan karakteristik psikologis dalam dirinya secara positif daripada mendeskripsikan karakteristik psikologis secara negatif. Selain itu, hasil ini juga semakin memperkuat bahwa fitur About Me tidak hanya mengindikasikan gambaran identitas diri thoughtfulness.
2. Fisik
bahwa remaja pengguna Facebook memandang karakteristik fisik pada diri mereka kurang baik.
c. Relasi
1. Relasi dengan Teman Kencan
Pada tabel 20, didapat hasil bahwa sebesar 3 pengguna (1,9%) menampilkan deskripsi terkait dengan teman kencan. Narasi terkait dengan relasi bersama teman kencan ini ditunjukkan dengan contoh “Live without you is like a nice without stars.. My eye is made to see u, My lips is made to kiss u, My hand is made to touch u, Every tipart of
me is made for u”.
2. Relasi dengan Keluarga
Pada Tabel 20, dapat dilihat hasil bahwa 3 pengguna (1,9%) menuliskan deskripsi mengenai relasi dengan keluarga. Deskripsi mengenai relasi keluarga ditunjukkan dengan contoh “Mother always behind me support me, my mother is my inspiration”. Identitas Sosial
d. Identitas Sosial
1. Identitas Sosial yang Bersifat Informal a. Anggota Kelompok
2. Identitas Sosial yang Bersifat Formal a. Akademik
Pada tabel 20, diperoleh hasil sebesar 2 pengguna (1,2%) menuliskan narasi yang menggambarkan identitas sosial terkait dengan status akademik seseorang. Gambaran identitas diri ini ditunjukkan dengan contoh “UGM’11”.
b. Menunjukkan Identitas Profesi
(Sudah dijelaskan di bagian “Info” (tabel 19))
e. Menunjukkan Identitas Religius
Pada tabel 20 sebanyak 2 pengguna (1,2%) menuliskan narasi yang menggambarkan identitas religius, misalnya “NamaMU slalu ada di tempat pertama di hatiku dan selalu mjd yg utama dihidupku
dimanapun ku berada tak akan berubah. NamaMU slalu berada di
tempat pertama”.
f. Informasional
Pada tabel 20 terdapat 2 pengguna (1,2%) yang menuliskan narasi yang bersifat informasional, misalnya “4shared berusaha mencegah penyebaran konten illegal dan akan bekerja sama dengan pihak
penegak hokum, pemilik dari produk yang dilindungi hak cipta, serta
g. Values
Pada fitur About Me, peneliti juga mengukur persentase remaja pengguna Facebook yang menuliskan narasi mengenai nila-nilai yang di anut dalam diri mereka. Nilai-nilai yang dibuat dalam sebuah narasi biasanya berisi mengenai kalimat-kalimat bijaksana serta kutipan-kutipan dari orang lain untuk menggambarkan dirinya (Zhao, Grasmuck, & Martini, 2008). Berdasarkan tabel 20, diperoleh hasil sebesar 5 pengguna (3,2%) menuliskan nila-nilai hidup yang bersifat inspirasional yang ditunjukkan dengan contoh “Jangan pernah putus asa sebelum kira melakukan, semua hal bisa terjadi bila kita terus
berusaha”, 4 pengguna (2,6%) menuliskan narasi terkait dengan nilai-nilai kehidupan yang ditunjukkan dengan contoh “Kehidupan ini bagai permainan ular tangga”, 4 pengguna (2,6%) menuliskan narasi yang menunjukkan sikap agresi remaja pengguna Facebook yang ditunjukkan dengan contoh “Ini bukan tentang bagaimana kamu terjatuh, tapi bagaimana kamu mengepal dan membalasnya”, 3 pengguna (1,9%) menuliskan narasi mengenai nilai-nilai yang menggambarkan perilaku negatif, misalya “…. Aku gk pernah takut dengan peraturan sekolah yang memuakan, dengan guru yang selalu
pertikaian yang tiada berguna,..”, dan 1 pengguna (0,6%) menuliskan narasi terkait dengan nilai-nilai yang bersifat harapan, misalnya “Gue akan berusaha semaksimal mungkin buat jadi vokalis professional!”.
h. Gambar
Pada tabel 20, dapat dilihat hasil bahwa sebesar 4 pengguna (2,6%), 2 pengguna (1,3%), dan 1 pengguna (0,6%) masing-masing mengisi fitur About Me dengan gambar tengkorak, wanita tanpa busana, dan tangan “metal”.. Selain itu, dapat dilihat hasil sebesar 11 pengguna (6,5%) masing-masing menampilkan narasi di fitur About Me secara tidak spesifik, misalnya “Entahlah” dan tidak menuliskan apapun di fitur About Me.
2. Foto Profil
Tabel 21
Foto profil
Foto Profil Frekuensi Persentase (dalam %) Frekuensi Persentase (dalam %)
Diri Sendiri
85 69.10569106
Diri Sendiri 69 56.09756098
Diri dan objek (alat musik) 3 2.43902439 Diri dan objek (alat olahraga) 3 2.43902439
Diri dan pemandangan 2 1.62601626
Diri dan hewan peliharaan 1 0.81300813
Diri dan Alkohol 1 0.81300813
Diri dan aktivitas musik/band 5 4.06504065
Diri dan aktivitas olahraga 1 0.81300813 Diri dan Relasi dengan Orang lain
28 22.76422764
Diri dan orang lain 18 14.63414634
Diri dan teman kencan 7 5.691056911