PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON
TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG
(Studi kasus siswa SMP 2 Getasan Tahun 2008)
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata I
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh :
ASMINI BUDIYANI
NIM. 114 06 240
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2008
P E N G E S A H A k
Judul : PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON
TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG (Studi Kasus Siswa
SMP 2 Getasan Tahun 2008)
Nama : ASMINI BUDIYANI
NIM : 114 06 240
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 26 Agustus 2008
Dewan Penguji
Ketua Sekretaris
NIP. 150 242 800 NIP. 150 302 5^0
1
Salatiga,... Agustus,2008
N ota P em b im b in g
Lampiran : 4 Exp
Hal : Naskah Skripsi
Sdr. Asmini Budiyani
Kepada
Yth. Ketus Jurusan Tarbiyah
STAIN Salatiga #
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Asmini Budiyani
Nomor Induk : 114 06 240
Judul : PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON
TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG (Studi Kasus di
SMP Negeri 2 Getasan)
Dengan ini mohon agar Skripsi saudara tersebut segera di munaqosahkan.
Demikian harap menjadikan maklum.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing
Karya yang sangat sederhana ini kupersembahkan :
1. Ayah Bundaku yang telah rela berkorban mendidik dan bertanggung
jawab terhadapku.
2. Kakak ( Eko Wahyudi+ Yuliati) dan adiku ( Budi Susilo ) yang
memotivasi dan membantu dalam penyusuanan skripsi sampai
selesai
3. Keponakannku Risqi Wahyu Nugroho yang selalu memberi semangat
dalam Skripsiku.
va
MOTTO
^Kegagalan adalah kunci kesuksesan”
“ Berakit-rakit kehulu berenang-renang ketcpian, Bersakit - sakit dahulu
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji
bagi Allah seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan
kepada uswah kita, panutan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya,
sahabat dan pengikutnya yang selalu senantiasa istiqomah pada ajarannya, Amien.
Dengan mengucap syukur alhamdulillahirobbil ‘alamien kepada Ilahi yang
maha suci, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun dalam bentuk
sederhana. Oleh karena itu, kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada beliau :
1. Bapak DR. Imam Sutomo, MA. Selaku Rektor STAJN Salatiga dan pada
Bapak Ibu Dosen yang telah berkenan memberikan bekal ilmu pengetahuan.
2. Ibu Dra. Siti Ruhayati, M.Ag. selaku konsultan yang ielah ihklas meluangkan
waktu dan memberi petunjuk-petunjuk sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
3. Bapak Sir Samsuri S.Ag selaku kepala sekolah SMP 2 Getasan yang telah
membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis mengadakan
penelitian.
4. Bapak, Ibu, Kakak, Adik dan teman yang telah membiayai dan membantu
penelitian dan penulisan skripsi ini.
Tiada lain harapan penulis, semoga Tuhan Yang Maha Esa
melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah dan Inayah-Nya Kepada Bapak dan ibu
tersebut di atas dan mendapatkan balasan yang layak sesuai dengan amal
kebaikannya.
Salatiga, Agustus 2008
Penulis
ix
C. Intensitas
a. Pengertian intensitas... 19
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas... 20
D. Perilaku Menyimpang a. Pengertian perilaku menyimpang... 22
b. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang... 23
c. Faktor yang mempengaruhi perilaku penyimpang... 24
E. Pengaruh Intensitas Menonton Sinetron Terhadap Perilaku Menyimpang 28 BAB III. LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Data Tentang Situasi Umum Sekolah SMP 2 Getasan 1 .• Luas dan letak strategis... 29
2. Jumlah siswa dan keadaan siswa... 29
3. Kondisi guru dan karyawan... 31
4. Keadaan sarana prasarana... 32
5. Pestasi yang dicapai... 33
6. Keadaan social kemasyarakatan... 34
7. Keadaan pendidikan... 34
B. Daftar Hasil Angket... 35
BAB IV. ANALISA DATA A. Analisa data pertama... 42
B. Analisis data kedua... 50
C. Analisis data ketiga ... 57
BAB V. PENUTUP
a. Kesimpulan... 67
b. Saran... 67
c. Penutup... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
XI
DAFTAR TABEL
TABEL I
TABEL II
TABEL III
• TABEL IV
TABEL V
! TABEL VI
TABEL VII
TABEL VIII
TABEL IX
TABEL X
TABEL XI
Daftar Respoden
Jawaban Angket Intensitas Menonton Sinetron
Jawaban Perilaku Menyimpang
Jawaban Angket Intensitas Menonton Sinetron
Komparasi Intensitas Menonton Sinetron
Prosentase Jawaban Angket Intensitas Menonton Sinetron
Nilai Jawaban Perilaku Menyimpang
Komparasi Perilaku Menyimpang
Prosentase Jawaban Perilaku Menympang
Bungan Intensitas Menonton Terhadap Perilaku Menyimpang
Tabel Kerja untuk Mencari Pengaruh Korelasi antara
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa usia SMP anak mulai dikatakan menginjak masa remaja.
Pengertian remaja pada saat ini belum ada kata sepakat. Dari para ahli Ilmu
Pengetahuan tentang batas remaja 1
Namun, penulis mencoba menuliskan beberapa pendapat tentang
defin»si remaja. Pengertian remaja dapat diartikan di mana remaja itu tinggal
dan dari mana remaja itu ditinjau. Misalnya: dalam masyarakat kota, remaja
yang akan diterima masyarakat pastilah remaja yang pandai dan sosialnya
sudah matang serta meyakinkan. Berbeda dengan masyarakat desa yang belum
begitu maju. Dengan wawasan yang tidak luas yang hanya membantu orang
tua, diterima atau tidaknya dilihat dari sejauh mana remaja itu ikut serta dalam
kehidupan masyarakat.
Pada masa remaja sering disebut masa puber atau pubertas. Pubertas
dari bahasa latin yang artinya menjadi dewasa. Dapat diartikan pula pubertas
dari kata putescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan yaitu
a suatu tanda kelamin sekunder yang menampakan perkembangan seksual.
Tayangan pergaulan bebas remaja di kota besar yang sarat akan dunia
germclap (dugem), seperti tayangan remaja dalam mengkonsumsi obat
terlarang, cara berpakaian yang minim alias kurang bahan, sexy goyangan 1 2
1 Zakiah Darajat, Dr. Pembinaan Remaja, Bulan Bintang, Jakarta 1975 him 9
2 Tri Rumini, Prof.Dra,Sti Sundari Rs,M P d. Perkembangan A nak dan Remaja ,PT Rineka Cipta, Jakarta, him 78.
2
yang sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga
menimbulkan seks bebas, ucapan-ucapan kasar dan memaki-maki atau
menghina dan sebagainya.3
Media diyakinkan telah menggeser tugas guru, agamawan maupun
orang tua sebagai Edukator, menyediakan role model bagi anak dan remaja
dan menjadi sumber acuan untuk mendefinisikan mana yang baik dan mana
yang buruk 4
Tidak semua sinetron di Indonesia itu bemutu reniah ada iuga yang
mengedepankan unsur budaya dan pendidikan yang sangat digemari.
Contohnya dalam sinetron Bajai Bajuri yang menceritakan kehidupan
sekelompok masyarakat kecil yang tinggal di Jakarta, Si Doel Anak Sekolahan
yang menceritakan kehidupan masyarakat Betawi di Jakarta pada Post
“Keluarga Cemara” yang menceritakan keluarga sederhana dan masih banyak
lagi5
Mulai dari sinilah masalah yang sering tidak disadari. Ada sebagian
remaja yang meniru gaya hidup pemeran sinetron, baik yang positif maupun
yang negatif.
Sebagai contoh film VCD banyak berpengaruh pada remaja yang
masih dalam taraf belajar, yaitu menyita waktu belajar mereka sehingga tidak
berfikir kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan, pelajaran disekolah atau PR
mereka, tetapi hanya berfikir sang tokoh dan meniru gaya dalam kehidupan
sehari hari. 1
1 http :// Erwin-informasi. gloss. com.Tayang'in T V Sinetron, diakses 16 Mei 2008 ^ Ibid, Diakses tanggal 16 Mei 2008
Sinetron adalah akronim dari elektronik, sebenarnya adalah sandiwara
yang yang disiarkan ditelevisi6
Sinetron pada masa sekarang ini marak tayangan kalangan remaja,
terutama pada anak sekolah, semuanya dan kegiatan rumah sampai di sekolah,
pada sinetron yang di tayangkan di televisi banyak yang mememberi pengaruh
besar terhadap kemerosotan moral dan aqidah pelajar Indonesia. Beberapa
yang tidak bagus di lihat oleh remaja seperti ; Buruan Cium Gue, Cinderella,
Cinta Suci
Sinetron secara tidak langsung dapat mempengaruhi remaja dimana
perilaku remaja yang selalu ingin meniru dan rasa ingin tahu, persoalan pesan
yang disampaikan yang ada didalam film bersifat positif maupun negatif.
Dengan tayangan tersebut remaja akan meniru apa yang ditampilkan
dalam sinetron tersebut dalam sebuah prilaku dalam kehidupan sehari hari,
perilaku dibagi menjadi 2 yaitu bersifat positif dan bersifat negatif, yang
bersifat positif contohnya menolong, jujur, selalu menjaga hal hal yang buruk.
Yang bersifat negatif contohnya berbohong, mencuri mabuk mabukan,
berkelahi, merokok dan berlaku senaknya .
Awal dari sinetron penulis ingin mengetahui seberapa besar
pengaruhnya menonton sinteron terhadap perilaku menyimpang pada anak
sekolah, maka penulis ingin meneliti seberapa jauh tentang kebenaran tentang
konsep tersebut dengan melakukan penelitian di SMP 2 Getasan dengan
mengambil judul “PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON
4
TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG" (Studi Kasus siswa SMP 2
Getasan)
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahan penafsiran maka,
penulis akan menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut
1. Pengaruh
Yang dimaksud pengaruh adalah yang ada atau yang timbul dari
suatu orang benda, (yang ikut membentuk watak kepercayaan atau
perbuatan seseorang)7 8 9
2. Intensitas
Intensitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia artinya tingkatan
o
atau ukuran.
3. Menonton
Menonton berasal dari kata tonton. Jadi, menonton artinya melihat,
menyaksikan, suatu pertunjukan.y
4. Sinetron
Sinetron adalah akronim sinema elekronik Sinetron adalah
sandiwara bersambung yang disiarkan oleh televisi 10
Adapun indikatornya menonton sinetron adalah ;
• Sering menonton sinetron
7 Departemen Pendidiikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Balai Pustaka, Jakarta, 2002.hlm.848
8 Ibid,hlm.438 9 Ibid, him. 1206
• Mudah terpengaruh budaya yang di tampilkan
• Meniru gaya yang ada di sinetron
• Malas belajar
• Sering tidak mengerjakan PR
• Malas - malasan
5. Perilaku
Perilaku artinya tanggapan atau reaksi individu terhadap
rangsangan terhadap lingkungan.11
6. Menyimpang
Menurut kamus besar menyimpang adalah menyalahi kebiasaan
dan sebagainya. 11 12
Adapun indikator dari perilaku yang menyimpang sebagai berikut:
• Mudah terpengaruh hal-hal yang negatif
• Suka berkelahi
• Judi
• Mabuk-mabukkan
• Berbicara kasar
• Mencuri
• Tidak patuh
• Berlaku seenaknya
11 Departemen Pendidiikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesiar, Balai Pustaka, Jakarta, 2002 him 859
6
Dengan penegasan istilah diatas maka, secara keseluruhan yang
dimaksud oleh judul tersebut adalah untuk mempelajari, menyelidiki secara
mendalami tentang perilaku menyimpang terhadap anak SMP 2 Getasan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka merumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah intensitas menonton sinetron pada siswa SMP 2 Getasan ?
2. Berapa banyak siswa SMP 2 Getasan yang perilaku menyimpang ?
3. Adakah pengaruh intensitas menonton sinetron terhadap perilaku
menyimpang SMP 2 Getasan ?
D. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui variabel intensitas menonton sinetron pada siswa SMP 2
Getasan !
2. Ingin mengetahui variabel perilaku menyimpang siswa SMP 2 Getasan..!
3. Ingin mengetahui adakah pengaruh intensitas perilaku menyimpang pada
siswa SMP 2 Getasan !
E. Hipotesis
1 7 Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar atau salah .
Dalam penelitian ini penulis beranggapan bahwa sering menonton sinetron,
maka akan mempengaruhi perilaku anak dengan kata lain hipotesis yang
dituliskan oleh penulis adalah adanya pengaruh yang timbulkan dalam *
menonton sinetron terhadap pelaku menyimpang terhadap siswa SMP 2
Getasan
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode;
1. Populasi dan Sample.
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian 14 15' Sedangkan
Sutrisno Hadi mengatakan semua individu untuk siapa kenyataan-
kenyataan yang diperoleh dari sample itu hendaknya digeneralisasikan
disebut populasi atau universal.13 Dari pendapat di aras populasi adalah
keseluruhan individu dalam suatu wilayah penelitian yang akan
dikenai hasil penelitian. Dalam populasi penelitian meliputi siswa 465
siswa SMP 2 Getasan 2008 .
b. Sampel dan teknik pengambilan sampel
Menurut Suharsini Arikunto adalah sebagian atau perwakilan
dari populasi yang diteliti. 16 Menurut Sukandar Rumidi berpendapat
sample adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama
yang merupakan sumber data. 17
Kesimpulan dari penulis populasi merupakan sebagian yang
mewakili seluruh subjek penelitian. Mengenai besar kecilnya
14 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Bina Aksara , Jakartal991 Him 102
15 Sutrsno Hadi ,Opcit Him 70 16 Suharsini Arikonto ,Hlml04
8
penelitian tidak ada ketentuan akan tetapi pelu diingat bahwa semakin
banyaknya sample yang diambil maka kesimpulan yang diperoleh
semakin baik. Dengan ini, Suharsini Arikunto menyatakan sekedar
ancer-ancer apabila suabjeknya kurang dari 100 maka, sebaiknya
diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian popuiasi.
Sedangkan yang subjeknya besar diambil antara 10-15% atau lebih
1 o
sesuai dengan kemampuan.
Untuk menghemat waktu dan tenaga, yang menetapkan
besarnya sample kurang lebih 13 % dari populasi. Te.rnis pengambilan
sample mengunakan proportional random samping karena dengan
keadaan populsi yang ada yaitu siswa SMP 2 Getasan sejumlah 465
orang penulis menetapkan 60 orang sebagai sample.
Dari jumlah siswa tersebut diambil sample dengan
perbandingan sesuai jumlah populasi. Pengambilan sample random
sampling dimaksudkan agar setiap individu dalam kelompok
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sample. Salah satu
cara sangat baik dalam recearch mungkin satu satunya yang terbaik 18 19
2. Variabel Penelitian
Penelitian 2 variabel yaitu intensitas menonton film sebagai
variable pertama (X). Sedangkan, perilaku menyimpang sebagai variabel
kedua(Y). Dengan landasan penelitian ini bahwa intesnsias menonton film.
Sebagai variable pertama dan diduga berpengaruh terhadap variabel kedua
1. Angket kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden yang artinya laporan
tentang pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui.
2. Dengan angket ini dapat kita gunakan sebagai metode pokok untuk
memperoleh informasi tentang intensitas pengaruh sinetron terhadap
perilaku yang menyimpang siswa SMP 2 Getasan.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Angket
Angket atau quisioner adalah sebuah pertanyaan tertulis untuk
memperoleh informasi dari Responden dalam ari i laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui20
Angket disini digunakan sebagai metode untuk memperoleh
informasi tentang pengaruh Intensitas menonton Sinetron terhadap
perilaku menyimpang
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik
fenomena-fenomena yang diselidiki 21. Pengunaan metode observasi
untuk mengumpulkan data tentang lokasi penelitian dan pada
pelaksanaan pengisian angket
20 Ibid him 124
10
c. Dokumentasi
Dokumen berasal dari kala dukumen yang artinya barang
tertulis 22 Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai situasi Sekolah SMP 2 dari dokumentasi yang ada di
Sekolah tersebut.
4. Analisa Data
Analisa data yang penulis gunakan melalui beberapa tahap:
a. Analisa pendahuluan
Yaitu tahap pengelompokan data dan distribusi frekuensi dan
diadakan pengolahan atau memberi hasil nilai angket sebagai berikut:
1. Alternatif Jawaban A diberi nilai skore 3
2. Alternatif Jawaban B diberi nilai skore 2, dan
3. Alternatif Jawaban C diberi nilai skore 1
b. Analisis uji hipotesis
Data dalam rumus prosentasi (untuk mengetahui frekuensi
intensitas menonton film).
F
P = ---- X1 0 0 % N
Keterangan:
P : Prosentase menonton sinetron
F: Frekuensi menonton sinetron
N: Jumlah populasi yang menonton sinetron
Setelah data terkumpul penulis mengolah dan menganalisis
secara deskrektif. Dengan teknik presentasi untuk mengetahui
frekuensi gejala yang muncul. Sedangkan untuk mengetahui variable x
dengan y mengunakan teknis statistik.
Rxy = n
Z x y - ( I x) ( I y )
V ( { N Z x M I x ’X N Z y M I y * ) )
Keterangan:
Rxy = Nilai koefisien korelasi antara x dan y
Xy = Produk nilai X dan Y
X2 = Variabel nilai X
Y 2 = Variabel Nilai Y
N = Jumlah Sampel yang diteliti
12
G. Sistimatika
Yang dimaksud sistematika skripsi penulis ini adalah urutan persoalan
yang membahas dalam skripsi secara keseluruhan dari permulaan sampai akhir
penulisan. Oleh karena itu, dalam penulisanya hanya sebagai gambaran
skripsi terdiri 5 bab. Tiap-tiap bab terdiri anak bab dan pasai bab.
BAB 1. PENDAHULUAN
Adapun isi dalam pendahuluan adalah latar belakang masalah,
penegasan istilah ,perumusan masalah hipotesa tujuan penulisan, metode
Penulisan, sistematikan Penulisan
BAB IL LANDASAN TEORI
A. Sinetron
a. Pengertian sinentron
b. Macam -macam sinetron
B. Televesi
a. Pengertian Televisi
b. Keunggulan Televisi
c. Dampak Televisi
d. Pesan yang harus disampaikan
C. Intensitas
a. Pengertian intensitas
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas
D. Perilaku menyimpang
b. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang
c. Faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang
E. Pengaruh intensitas menonton sinetron terhadap perilaku
menyimpang
BAB ID. LAPORAN HASIL PENENITIAN
A. Data Tentang Situasi Umum Sekolah SMP 2 Getasan
1. Luas dan letak srategis
2. Jumlah siswa dan keadaan siswa
3. Keadaan sosial kemasyarakatan
4. Keadaan sarana
5. Keadaan sosial pendidikan
B. Daftar Hasil Angket
BAB IV. ANALISA DATA
A. Analisa data
B. Interprestasi hasil penelitian
LANDASAN TEORI
BAB II
A. Sinetron
1. Pengertian Sinetron
Sinetron adalah akronim dari sinema elektronik. Sinetron sebenarnya
adalah sandiwara bersambung yang disiarkan ditelevisi 1
Sinetron merupakan cerita tentang kehidupan manusia dalam sehari-
hari yang bercorak dengan masalah. Seperti drama atau sandiwara, yang
diawali dengan perkenalan tokoh. Tokoh ini memiliki karakter khas masing-
masing. Dengan karakter yang berbeda akan menimbulkan konflik yang
awalnya masalah kecil akan menjadi besai. Sehingga pada akhrimya pada
titik klimaks. Dalam sinetron diakhiri bahagia atau sedih tergantung pada
sutradaranya.
2. . Macam-macam Sinetron
Sinetron dibuat banyak episode yang bertujuan untuk semata-mata
kompersial sehingga menurunkan kualitas cerita. Pada akhimya sinetron
yang di tayangkan tidak mendidik tetapi sinetron hanya bersifat menghibur.
Banyak sinetron di Indonesia yang bersifat kehidupan remaja dengan
percintaan, keluarga yang banyak konflik dan pada saat ini yang di gemari
film yang berbau ghoib.
Tidak semua sinetron di Indonesia itu bemutu rendah ada juga yang
mengedepankan unsur budaya dan pendidikan yang sangat digemari.
Contohnya dalam sinetron Bajai Bajuri yang menceritakan kehidupan
1 HWp'JhvikipediiLorg / wiki / sinetron diakes tanggal 16 Mei 2008
sekelompok masyarakat kecil yang tinggal di Jakarta, Si Doel Anak
Sekolahan yang menceritakan kehidupan masyarakat Betawi di Jakarta pada
Post “Keluarga Cemara” yang menceritakan keluarga sederhana dan masih
banyak lagi2
Dalam sinetron banyak jumlah sinetron yang berkualitas jika di
banding dengan sinetron yang ditayangkan hanya mengandalkan face sang
pemain yang menpunyai semboyan kejar tayang atau rambu-rambu
penonton.
Berbagai tayangan televisi itu adalah ciptaan manusia, yang berawal
dari kebiasaan dan perkembangan yang lanjut akan melakukan yang
mencerminkan sikap hidup. Tata perlakuan yang relatif kuat. Televisi
merupakan komunikasi masa kini, yang berperan sebagai bentuk
mengedepankan budaya dalam masyarakat Indonesia. Televisi adalah media
komunikasi yang mempunyai kelebihan di banding dengan media masa lain.
Dengan kelebihan ini memiliki kesempatan yang besar untuk menjatuhkan
dan meruntuhkan budaya bangsa.
Dari karakteristik yang dilayangkan, maka sinetron dapat
memberikan peran sebagai hiburan, pendidikan dan memajukan
kebudayaan.
Kekhawatiran dalam menonton sinetron adalah yang ada sekarang
melupakan dimana menayangkan sinetron. Dalam peranan apa yang
16
ditayangkan dari progam tersebut. Sebagai target dan penanggung jawaban
mereka terhadap moral yang sudah biasa batas baik dan buruknya.
•
Dapat diambil contoh, adalah satu sinetron yang mengangkat tema
Anak Sekolah dari SD sampai SMA. Dilihat dari sudut pandang tertentu
film ini baik karena mengangkat sekolah sebagai latar ceritanya. Namun bila
dilihat dari sudut cerita, maka sangat di sayangkan, dapat dikatakan isinya
tidak mendidik dan unsur edukatif yang ditayangkan terasa minim. Pada usia
6-12 tahun mereka memiliki karakter yang masih suka bermain, bergaul
dengan teman sebaya suka mengembangkan peran sosial dan juga dalam
tahap mengembangkan sikap sehat mengenai diri sendiri. Dalam
perkembangan operasional kongkrit, yang berarti lebih dapat dimengerti
dalam suatu sifat. Oleh karena itu mereka lebih suka menonton televisi dari
pada mendengarkan radio.
Dalam faktanya jika disesuaikan dengan cerita isi sinetron Indonesia
sebagian besar mengangkat masalah remaja. Maka akan terdapat
kesenjangan yang sangat besar antara apa yang sedang mereka cari. Mereka
mendapatkan pendidikan melalui naluri ilmiah mereka sebagai individu
yang mandiri. Misalnya konflik-konflik yang tidak jelas baik antara anak
dengan yang lain maupun konflik yang ada diantara para guru.
Hal ini akan menjadi masalah sosial karena berkaitan dengan
kepentingan orang banyak (bukan kepentingan pemilik modal) untuk
menyelesaikan masalah sosial dapat diperlukan perubahan yang dilakukan
untuk siapapun yang ingin menyelamatkan buah walaupun akarnya belum
kuat mengengam tanah. Apalagi buah itu bukan anak-anak, adik-adik atau
saudara-saudara kita yang belum matang untuk menemukan jatidiri mereka.
B. Televisi
1. Pengertian Televisi
Definisi Televisi dalam kamus bahasa Indonesia adalah pertunjukan
gambar hidup dengan jarak jauh.3
Televisi merupakan tanyangan atau hiburan yang menampilkan dari
.program anak sampai orang dewasa. Televisi masih terlihat kurang sesuai
dalam tayangan remaja bagaimana sebenarnya pihak televisi menayangkan
acara yang layak untuk remajaY? Dalam suatu televisi banyak sedikitnya
akan menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
tayangan tidak memperhatikan tentang pendidikan dan estitika. Sedangkan
remaja sering meniru, maka seorang remaja melakukan perilaku
menyimpang.
2. Keunggulan Televisi
Dengan bermacam-macam cara untuk menarik minat penonton,
maka dari pihak produser juga berusaha agar film yang menjadi tontonan
dibuat penasaran. Film tersebut hanya mengandalkan kejar tayang saja.
Dalam hal tersebut apa yang mereka berikan pesan-pesan yang baik dan
dapat di tiru oleh anak-anak, sebab bagaimanapun juga hal ini akan diterima
oleh anak baik yang negatif maupun yang positif, hal ini yang harus
diperhatikan dengan mudah sinetron dapat dikonsumsi anak-anak.dari pihak
18
pembuat filmpun juga dituntut untuk membuat film yang bermutu jangan
v
hanya karena tujuan komersil sehingga kualitasnya menurun. Sinetron dapat
menyajikan yang bersifat hiburan.
3. Dampak yang ditimbulkan Televisi
Menurut Gunarto, Kepala kajian anak dan Media, Yayasan
Kesejahteraan (YKAI) ada beberapa aspek yang ada kaitannya dengan
penilai sinetron yang dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif.
Salah satunya yaitu aspek nimoritas. misalnya, yang menyangkut nilai
buruk, benar dan salah.4
Dari aspek inilah tidak kelihatan, tapi menjadi aspek yang penting
perilaku tertentu yang di masyarakat di anggap salah, di sinetron
ditampilkan begitu saja tanpa ada perilaku salah
Dalam aspek ini memang tidak kelihatan seperti aspek kekerasan,
akan tetapi akan menjadi aspek yang penting. Perilaku tertentu yang
dianggap masyarakat di anggap salah. Sinetron yang di tampilkan begitu
saja tanpa penekanan perilaku yang salah.
4 Pesan yang harus disampaikan
Kadang-kadang orang ingin cara dan metode >ang berbeda-beda
contohnya sinetron yang mengesahkakan tentang keprawanan. (Virgin
ketika di tanyakan keprawanannya). film yang mengangkat tentang
keperawanan, dalam kaidah estitika modem yang mempunyai kasenian yang
memiliki motif yang kuat.
Film virgin ini kurang menghargai akal sehat, yang tidak memiliki
motivasi yang kuat terhadap konflik seksual. Disebuah pelajaran hendaknya
menghargai dan menghormati pembuat film.
Jadi dalam mencapai yang dimaksud mulia tetapi dalam tata.cara
kurang baik. Apakah dalam film tersebut remaja supaya mempertahankan
keprawanan atau melecehkan keprawanan. Film di kemas yang bagus dan *
mudah di pahami pesan yang di sampaikan pada masayarakat banyak.
Menurut Very, pakar komunikasi lain. DE Flour juga menernagakan
pendapat tentang karakteristik khayalak. 'mendai message cointian stimulus
antribulus the haver diferential interation with personal characteriesties o f
number o f audience (and therefor 0 there will variation in affect with
coorpond to such individual diffences “5
C. Intensitas
1. Pengertian Intensitas
Intensitas menuiut kamus besar bahasa Indonesia artinya tingkatan
atau ukuran.6 Intensitas merupakan alat yang mengukur atau tingkatan untuk
mengetahui sejauh mana tentang keterkiatanya menonton televisi dengan
perilaku menyimpang pada remaja .
Dalam intensitas menonton sinetron tingkatan atau ukuran
penyimpangan perilaku yang menyimpang anrtara lain: sinetron memakai
pakaian yang tidak sopan, merorok, berkelahi, berkata kasar dan memalak.
5 Darwanto sastro Subroto,Produksi Acara Televisi, Duta Wacana Universitas Press, Jakarta .yogyakarta ,1994 Him 25
6 Departemen Pendidikan N asional, Kam us Besar Bahasa Indonesia , Balai pustaka , Jakarta , 2002,Him 859
1
20
2. Faktor faktor yang mempengaruhi Intensitas.
Dalam kehidupan remaja agar dapat mengurangi menonton televisi.
Hal ini akan mempengaruhi pola hidup anak.
Faktor-faktornya adalah:
1. Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Perkembangan otak pada usia 0-3 tahun dapat menimbulkan
gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca
verbal maupun pemahaman, juga menghambat kemampuan anak dalam
mengekpresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresif dan
kekerasan dalam usia 5- 10 tahun, serta tidak mampu membedakan
antara realitas dan khayalan 7
Jadi, Televisi sangat berpengaruh dalam perkembangan pada rpasa-
masa itu. Dengan demikian akan mengganggu pola flkir dan emajinasi
dalam kehidupannya. .Karena belum mampu untuk mang filter antara
realita dengan khayalan, dengan demikian remaja akan mengikuti
pemeran atau aktor tersebut.
2. Berpengaruh terhadap sikap
Anak yang banyak mononton televivi namum dalam belum
memiliki daya kristis yang tinggi. Besar kemungkinannya terpengaruh
oleh apa yang di tampilkan di televisi .Mereka bisa berpikir bahwa
semua orang dalam kelompok teriertentu mempunyai sifat yang sama
dengan orang yang ada di televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap dan
dapat terbawa hingga mereka dewasa K
Di lam menonton televisi remaja belum bisa mengkritisi dalam
sebuah film. Seringnya menonton film akan mempengaruhi pola fikir
anak, pengaruh dalam menonton televisi akan berdampak setelah
dewasa. Sinetron menampilkan yang kurang dalam memberi kasan
yang baik, misalnya remaja yang menonton televisi yang berbau pacaran
dan ciuman , dan mereka akan meniru apa yang di tonton di televisi
hingga dewasa
3. Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel memikat dan membuat orang ketagihan
sehingga anak menjadi malas belajar . * 9 *
Dengan adanya televisi tidak mampu mengatur waktu dengan baik,
akan berpengaruh dalam kehidupan anak. Misalnya ketika ada film yang
disukai, maka ada PR dari sekolah di tunda sampai acara yang di suka
selesai. Bahkan ada yang di kerjakan di sekolahan.
4. Membentuk pola fakir sederhana
Terlalu tonton telesisi tidak dan tidak pernah membaca
menyebabkan anak akan pola fikirnya sederhana kurang kritis, liniaer
searah dan pada akhirnya imajinasinya, intelektual, reatifitas dan
pengetahuan '°.
22
Siswa yang sering menonton televisi akan mengurangi belajar anak
hingga tidak bisa mengatur waktu pada akhirnya anak akan
mengimajinasiakan apa yang dilihat dan akan merusak kreatifitas anak .
D. Perilaku Menyimpang
1. Pengertian perilaku menyimpang
Pengertian perilaku menyimpang masih sulit dilakukan, masalahnya
adalah terhadap persoalan apa? sebagai contoh anak pulang larut malam,
merokok bisa dikatakan menyimpang lerhadap peraturan orang tua dan
karena itu, dinamakan kenakalan 11
Tetapi jika penyimpangan terhadap tata krama masyarakat, seperti
mengangkat kaki dihadapan orang yang lebih tinggi derajatnya (dikalangan
suku jawa dan sunda) bisa digolongkan yang didalam hal ini dinamakan
kekurangajaran11 12
Salah satu pengertian penyimpangan perilaku remaja dalam
kenakalan anak dilakukan oleh: M Gold J petronio (weiner,1980 him 497)
yaitu sebagai berikut: kenakalan adalah tindakan oleh sese orang yang belum
dewasa yang disengaja melanggar hukum dan yang perlu diketahui oleh
anak itu sendiri bahwa perbuatan itu sempat diketahui oleh petugas hukum
ia bisa dikenai hukuman.13
Dengan adanya pengertian faktor yang diatas yang paling penting
adalah unsur yang pelanggaran hukum yang disengaja seila kesadaran anak
itu sendiri tentang apa yang menjadi konsekuensinya. Sedangkan pengertian
11 Sarlito Wirawan , Psikolgi Remaja . PT raja Grafindo , persada , Jakarta 1997, Him 197 n Ibid, Him 196
merokok bukan salah satu kenakalan selama tidak ada undang undang yang
melarang bahwa anak di bawah umur tidak boleh merokok.
Dengan pengertian ini, pengertian kenakalan remaja menjadi
terbatas. Padahal kelakuan-kelakuan yang menyimpang dari peratuan orang
tua, peraturan sekolah, atau norma masyarakat. Hal ini hukum juga bisa
membawa remaja kenakalan lebih serius atau kejahatan yang melanggar
hukum pada masa dewasa.
Perilaku menyimpang merupakan semua tingkah laku yang telah
menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam masyarakat (norma agama,
etika, peraturan sekolah, peraturan rumah dan lain-lain), tetapi jika sudah
mengarah pada hukum pidana itu disebut kenakalan.14
2. Bentuk -bentuk perilaku menyimpang
Banyaknya kasus yang terjadi di sekolah maupun dalam sekolah
seperti, merokok, baju tidak di masukkan, memalak, bersikap seenaknya
berkelahi,.dengan demikian karena banyaknya tayangan sinetron. Secara
tidak langsung menampilkan adegan tersebut. Contohnya siswa sering
merokok di sekolah baik secara sembunyi sembunyi atau merokok dengan
secara terang terangan.dan banyak perilaku menyimpang yang kadang
membuat warga risi, resah, cemas dan takut. Apalagi anak sekolah sudah
mengenal yang namanya bermain judi, mabuk-mabukan dan napza.
Walaupun siswa yang terlibat kecil namun hal itu sangat mambahayakan
14 Ibid,Him 179
24
bagi siswa dan akan membayakan lingkungan yang ada disekitar. Kadang
dengan masalah ringan seperti mengejek, berkata kasar dan memalak
Firman Allah yang dalam surat al maidah :
90
Cr? i
J13
U >!
\y~*Kj i o j l
b, J » t t ' s' f t t ■" " * v
d^~lx>-Ls ^yJa«xuJl
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.15
3. Faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang
Para ahli yang mengkaji masalah sepakat bahwa setiap masalah
bahwa setiap pada kasus yang kasus kan di sebab kan oleh yang lain. 16
Dengan adanya penyebab suatu kasus yang selalu tidak sama
dengan kasus yang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah :
1. Kondisi psikologi
Ketika pada usia sekolah SMP sampai SMA merupakan masa-
masa yang rawan mereka masih labil dan rawan dalam masalah. Pada
masa ini sering di gambarkan sebagai Srom dan drong period (topan dan
15 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Q ur’ an dan terjemahnya ,Cv Asy- syifa’ 1995 Him 176 .
b. Faktcr psikoedukatif yaitu ketertiban dan kelancaran proses belajar
dalam sekolah
c. Faktor efektifitas interaksi edukatif di sekolah.
4. Lingkungan masyarakat
Dalam kebudayaan kekerasan yang berkembang dalam
masyarakat saat ini punya andil yang besar baik media cetak atau
elektronik. Misalnya, aksi kekerasan yang terjadi dalam berita yang
v
ditampilkan dan dari situlah para siswa secara tidak langsung telah
melakukan proses belajar meniru.
5 . Tindakan kurang antisiatif dari aparat keamanan
Daiam hal ini aparat penegak keamanan kurang memiliki suatu
kewibawaan dan konsistensi untuk menindak para pelaku. Ada keraguan
apakah para pelaku tawuran bisa dikategorikan tindakan kriminal atau
kenakalan dalam tingkat biasa. Ada pendapat dari Philip Graham yang
lebih mendasar teorinya dalam pengamatan empiris dari sudut kesehatan
dan mental anak remaja18
Menurut Graham terdapat beberapa faktor penyebab kelainan perilaku
dalam dua golongan.
1. lingkungan
a. Malnutrisi (kekurangan Gizi)
b. Kemiskinan dikota besar
27
c. Gangguan lingkungan (kecelakaan lalu lintas, polusi, bencana
alam dll)
d. Migrasi (urbabnisasi, pengungsian karena perang dll)
e. Faktor Sekolah kesalahan mendidik faktor kurikulum dll.
f. Keluarga bercerai (perceraian perpisahan vanr terlalu lama dll
g. Gangguan dalam pengasuhan keluarga.
1. Kematian orang tua
2. Orang tua sakit atau cacat berat,
3. Hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis
4. Orang tua sakit jiwa
5. Kesulitan dalam mengasuh karena penganguran, temapt
tinggal yang tidak memenuhi syarat dll
2. Pribadi
a. Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi marah,
hiperaktif dll)
b. Cacat tubuh
c. Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri.
E. Pengaruh Intensitas Menonton Sinetron Terhadap Perilaku Menyimpang
Pada jaman sekarang ini stasiun televisi menayangkan sinetron sangat
menjamur tanpa menngenal usia . Sinentron sering dilihat oleh anak kecil yang
belum bisa membedakan baik dan buruknya. Efek dari sinetron yang di
timbulkan kurangnya konsentrasi pada pelajaran. Sehingga menagalami
Dengan seringnya melihat sinetron akan membawa dampak yang baik
atau yang jelek. Karena dalam penayangan televisi anak pada usia remaja masih
dalam keadaan yang labil. Sebagian anak remaja apa yang dilihat dan didengar
anak ditiru. Misalnya ketika seorang remaja melihat aktris / aktornya memakai
pakaian sexy maka akan meniru gaya mereka, jika tidak mengikuti mode
tersebut maka seorang remaja ketinggalan jaman .
I
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A . Data Tentang Situasi Umum Sekolah SMP Getasan
1. Profil
SMP 2 Getasan terletak di perbatasan Kota Salatiga, yang
beralamatkan di Dusun Setugur, Desa Jetak Kecamatan Getasan Kab.
Semarang Jawa Tengah
Dilihat dari segi letak geografis, SMP 2 Getasan letak dan
daerahnya kurang strategis karena berada di tengah-tengah desa, dengan
begitu dapat di jangkau dengan naik angkutan nomoi 16 dan angkutan
jurusan Kembangsari Kopeng, karena disite ada tempat penting seperti:
Pasar Kembang dan Pasar kaget yang diadakan lima had sekali.
2. Keadaan Jumlah Siswa
a. Data siswa berdasarkan Tahun ajaran 2007/2008
Tabe . I. Data Siswa berdasarkan tahun ajaran 2007 / 20() 8
1 VIII A 20 17 37 18 18 - 1
2 VIII B 20 15 35 29 - - 6
3 VIII C 13 26 39 27 12 -
-4 VIII D 23 14 37 37 - -
-5 VIIIE 20 15 35 35 - -
-•umlah 96 87 183 149 30 - 7
1 IX A 20 21 41 27 14 -
-2 IX B 22 18 4 38 - - 2
3 IX C 17 23 40 30 9 - 1
4 IX D 19 18 37 37 - -
-5 IX E 19 18 37 37 - -
-*umlah 96 98 195 169 23 - 3
b. Tamatan (3 tahun terakhir)
Tabel. II. Data Tamatan tiga tahun terakhir
Tahun Lulusan Rata- Rata
Pelajaran Jumlah Target Hasil Target
2005/2006 155 172 6,49 7.00
2007/2007 138 163 6,31 7,00
2007/2008 145 195 5,83 7,00
31
c. Angka yang mengulang ( 3 Tahun terakhir)
Tabel. III. Angka yang mengulang (tiga tahun terakhir) Tahun
d. Kondisi Siswa (3 tahun Terakhir )
Tabel. IV. Konc isi siswa (tiga tahun terakhir)
Tahun Jumlah Rasio siswa yang diterima dan
Pelajaran Pendaftaraan
2005/2006 185 185 dan 185
2006/2007 196 196 dan 196
2007/2008 205 205 dar. 205
3. Kondisi Guru dan Karyawan
a. Kondisi Guru
Tabel. V. Kondisi Guru
b. Kondisi Tenaga Administasi
Tabel. VI. Kondisi Tenaga Kerja Ijasah Tertinggi
•
PT PTT
S3/S2 -
-SI - 1
D3 -
-D2/D1/SLTA/ SMP 3 2
JUMLAH 3 3
4. Kondisi sarana Prasarana
Tabel. VII. Kondisi Sarana dan prasarana
NO Ruang Jumlah Luas M'
1 Lahan -
-a Lahan terbangun 36 11660
b Lahan terbuka - 11440
c Lahan Praktek 2 80
2 a Ruang -
-a Teori pendidikan 15
-b Runag lab IPA 1 40
c Ruang computer 1 48
d Ruang olahraga -
-e Ruang perpustakaan - 80
f Ruang kesenian -
33
*
a Ruang kepala sekolah 1 21
b Ruang guru 1 48
c Ruang TU 1 42
d Ruang penunjang 1 72
e Ruang Ibadah 1 72
f Ruang koprasi sekolah 1 35
g Ruang OSIS +PMR +
Buku Reverensi/ Sumber 123 371
5. Prestasi Yang Dicapai
No Tahun perolehan Pertasi
yang dicapai
tingkat Juara
ke
1 2006/2007 MTQ Kabupaten I
2 2007/2008 MABSI Putri Kabupaten I
3 2007/2008 Sepak Cakraw Kabupaten II
4 207/2008 Sepak Cakraw Karisideran II
6 2007/2008 Tartir Al-Quran Kabupaten III
6. Keadaan Sosial Kemasyarakatan
Warga SMP 2 Negeri Getasan dari berbagai elemen masyarakat,
latar belakang, agama dan tingkat ekonomi yang berbeda-beda dengan
tetap meengedepankan kerukunan antar masing-masing pihak sehinnga
, tercipta kondisi yang aman dan tertib, saling membantu dalam setiap
kesulitan yang dihadapi selain itu juga mengikutsertakan partisipasi aktif
orang tua/wali siswa untuk membantu dan bekerjasama dalam memajukan
SMP 2 Negeri Getasan
Seperti halnya dalam memperingati hari-hari besar agama masing-
masing pihak saling menjaga agar kerukunan yang terjalin sudah cukup
lama tidak terpecah hanya persoalan yang kecil, yang seharusnya bisa
dimusyawarahkan dengan baik dan bersama-sama saling terbuka satu
sama yang lain.
Tidak terlepas dari semua itu peran para wali murid/orang tua juga
penting selain sebagai pengontrol bila mana yang ada sesuatu, dari
sekolahan tidak mampu menyelesaikan masalah maka erang tua diikut
sertakan dalam menyelesaiakan persoalan, yang dihadapi baik bentuk
fisik mapun sarana prasama maupun non fisik yang berupa masalah kecil
menghadapi peserta didik.
7. Keadaan Pendidikan
Sebagian kecil telah menyelesaikan jenjang studinya kejenjang
35
SLTA dan di beri tugas pada tenaga administasi. Masing-masing individu
saling menjaga dan tidak merendahkan yang tamatan lebih rendah dan
yang lebih tnggi berbesar hati, semua seperti keluarga tidak membeda-
bedakan baik status maupun golongan dan pangkat jika hal-hal yang
bermasalah dengan cepat di selesaikan dan dibahas di forum terbuka
semua bisa memberi masukan
Misalnya dalam setiap bulan sekali ada pertemuan rutin yang
bersifat umum untuk memecahkan masalah dalam mengajar
menyelesaikan administrasi sekolah, keuangan, anak bermasalah .
Paling ada yang selang waktu untuk melakukan koordinasi antara
masing-masing pihak dalam memegang jabatan yang dilimpahkan dalam
mengemban tugas di sekolah, misal kesulitan dalam menyampaikan
pelajaran tertentu yang belum di kuasai. Maka dalam waktu yang tidak
begitu banyak yang lain siap membantu.
Begitu juga dengan administasi yang di berikan misalnya dalam
melakukan pembelajaran setiap masing-masing pihak menemukan
kesulitan yang dihadapi, anak yang bermasalah hal ini di tangani oleh
guru BP/BK.
B. Daftar Hasil Angket
Responden yang diteliti sejumlah 60 orang dari 465 atau 13 % dari
seluruh siswa SMP 2 Getasan. hal ini sudah memenuhi standar sesuai
dengan pendapat Suharsini Arikonto yang mengatakan subjek besar dapat
dari tiga kelas diambil secara acak, kelas satu 20,kelas dua 20 dan kelas
20.
Tabel IX. Daftar Responden
NO NAMA NO NAMA
1 Ngarfani 31 Eka Apriluaningrum
2 Rismanto 32 Miratus S
3 Sri Juwarti 33 Novita kusmiyati
4 Segung Sarjono 34 M Rifai
5 Elsa Linda Sari 35 Agus Samino
6 Catur Yuliana 36 Kusnanto
7 Ariyana MK 37 Devi purwati
8 Widi Astuti 38 Ratih setioini
9 Siti Maryatun 39 Joko P
10 Agus Wahyono 40 Pujiono
11 Purwadi 41 Suparjo
12 Perihatin 42 Supriyanto
13 Suparmi 43 Sisi P
14 Nur wahyudi 44 Ria Anjar S
15 Muhladi K 45 Sadi Sulistianto
16 Ismiati 46 Sulistio G
17 Muhammad safii 47 Sugiarto
18 Sulasmi 48 Dwi N
19 N laila Ismiati 49 Windaria
20 Sriyani 50 Wulan dari
21 Apri 51 Anderi Setio wait
22 Wahyu N H 52 Anjar K
23 Wahyudi 53 SitiMainunah
24 Gianto 54 Agus S
25 Wawan Indra L 55 Saleh
26 Suyadi P 56 Rudi Wahono
27 Arif J 57 Adi Riyanro
28 Sumarno 58 Sri wahyunmgsih
29 Slamet 59 Sir wahyuni
30 Ika Yulianti 60 Sarwono
Data tentang intensitas menonton sinetron dan perilaku menyimpang
diperoleh dengan menyebarkan angket, hasil penyebaran angket sebagai
37
1. Data tentang responden terhadap angket intensitas menonton sinetron dapat
dilihat pada tabel c
Tabe X. Jawaban angket intensitas menonton sinetron
39
2 .Data tentang jawaban responden terhadap angket pelaku menyimpang
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel. XI Jawaban Angket Perilaku Menyimpang
41
49 C C B C C A B A C C C C C C C
50 C C C B C C C B B C C C C C C
51 C C B B C A B A B B C B C C B
52 C
c
B B B A C C C C C C C C C53 C B B C C C C C B C C C C C C
54 C C B C C A B B C C C C C C C
55 C C B C C C C C B C c C C C C
56 C C B C C A B A C C c C C C C
57 B C C C C C C C C B
c
C C C C58 C C C C C C B C C A
c
C B n C59 C C B C
c
A B A C Cc
C Cc
C60 A A B B B B B B A B B B B B B
Setelah data terkumpul, maka langkah yang tempuh selanjutnya adalah
menganalisis data. Hal ini dimaksud untuk memperoleh jawaban dari
permasalahan pertanyaan yang ditanyakan.
Adapun tujuan penelitian ini, sebagaimana telah disebutkan dalam bab
pendahuluan yaitu:
1. Ingin mengetahui sejauh mana intensitas menonton sinetron pada siswa SMP
2 Getasan.!
2. Ingin menetahui sejauh mana perilaku menyimpang pada siswa SMP 2
Getasan !.
3. Ingin mengetahui adakah pegaruh intensitas perilaku menyimpang pada siswa
SMP 2 Getasan!
Dalam analisis penulis membagi menjadi beberapa tahap yaitu :
A. Analisis Pertama
Analisis tentang data intensitas menonton sinetron
1. Analisis Penilaian Data
Untuk mencari nilai jawaban-jawaban pertanyaan angktet yang
terdiri dari 15 pertanyaan, masing-masing jawaban disediakan 3 alternatif
jawaban yang berbobot sebagai berikut.
a. Alternatif jawaban A dengan nilai 3
• b. Alternatif jawaban B dengan nilai 2
c. Alternatif jawaban C dengan nilai 1
4 4
Dari data yang telah di rekap hasilnya sebagai berikut:
Tabel IV. Nilai Angket Intensitas Menonton Sinetron
No Nomer Pertanyaan Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 1 1 3 1 1 1 2 3 2 3 1 2 2 2 28
2 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2' 2 1 21
3 3 3 2 2 1 2 3 1 2 1 3 o 3 3 2 32
4 3 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 23
5 3 1 1 2 2 1 3 1 1 1 3 1 1 2 2 25
6 3 1 3 2 1 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 26
7 3 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 21
8 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 20
9 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 3 34
10 3 1 3 2 1 3 2 1 2 2 1 3 1 2 1 26
11 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2 34
12 3 1 3 2 1 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 26
13 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 1 2 3 34
14 3 1 3 2 2 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 24
15 3 1 1 2 2 1 3 1 1 1 3 1 1 2 2 25
16 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 1 34
18 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 35
19 3 2 2 2 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 25
20 3 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 2 2 2 29
21 2 3 1 2 3 2 2 3 1 2 3 1 1 2 .2 26
22 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 1 2 34
23 3 3 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 1 25
24 1 3 1 3 1 2 1 1 2 3 1 2 1 2 1 25
25 3 1 1 3 1 1 1 2 3 2 3 1 2 2 2 28
26 2 3 1 2 1 2 2 3 3 2 1 3 1 2 2 26
27 3 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 1 2 1 29
28 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 J 1 2 oZ 1 23
29 3 1 1 3 2 1 1 2 3 2 3 1 2 2 2 29
30 3 3 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 1 25
31 3 1 3 2 2 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 27
32 1 3 1 3 1 2 2 2 2 3 1 2 1 2 1 27
33 3 1 1 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 1 3 35
34 3 1 1 3 1 2 1 2 3 2 3 1 2 3 2 30
35 3 1 3 2 1 3 3 3 2 2 1 3 1 3 2 31
36 2 3 2 2 2 2 3 2 1 3 X.o 1 1 2 3 31
37 3 1 3 2 2 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 27
38 1 3 1 3 1 2 2 2 2 3 1 2 1 1 1 26
39 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 3 1 2 2 24
I 46
40 3 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 1 2 2 30
41 3 3 2 2 2 1 9 1 3 1 2 3 1 2 1 29
42 1 2 1 3 1 2 2 i.•-» 2 3 1 2 1 1 1 25
43 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 1 2 2 25
44 3 1 1 1 1 1 i 1 1 1 3 1 I 2 1 18
45 1 2 1 3 1 2 2 2 2 3 1 '>A* 1 1 1 25
46 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2 34
47 3 1 1 3 1 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 30
48 3 1 3 2 1 3 3 3 2 2 1 3 1 3 2 31
49 2 3 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 2 1 31
50 3 1 3 2 2 3 1 1 2 3 3 3 3 3 2 33
51 1 3 1 3 1 2 2 2 2 3 1 2 1 1 .1 26
52 2 3 2 3 2 2 3 2 1 3 2 2 1 2 1 31
53 3 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 1 2 2 30
54 3 3 2 2 2 1 9 1 3 1 3 3 1 2 1 30
55 1 2 1 3 1 3 2 2 2 3 1 2 1 3 1 28
56 3 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 3 1 2 2 28
57 1 3 1 3 1 2 1 1 2 3 1 2 1 1 1 24
58 2 2 1 3 1 3 2 2 2 3 i 2 1 3 1 29
59 3 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 24
2. Analisis Berdasarkan Skor
Untuk mencari analisis ini dengan mengunakan persentase ,dengan
rumus F
F = ---- x 100% N
Adapun langkahnya adalah
a. Mencari tingkat intensitas menonton sinetron
A (tinggi) B (sedang), C ( rendah)
Tingkat intensitas menonton sinetron
1. Tinggi ( kategori A) mencapai 20 Siswa
2. Sedang (Kategori B) mencapai 34 siswa
3. Rendah ( kategori C ) mencapai 6 siswa
b. Mencari prosentase masing-masing kategori
20
1. Kategori A ---- X 100 % = 34 %
60
34
2. Kategori B ---- X 100 % = 56%
60
6
---- X 100%= 10% 3. Kategori C
48
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel V. Komparasi Intensitas Menonton Sinetron
No
c. Analisis berdasarkan item-item angket
Tabel: VI Prosentasi Jawaban Angket Perilaku Menyimpang
No Item Jawaban Jawaban Jawaban
A B C A B C
1
Seperti apa yang kamu ketahui sekarang ini semakin banyak sinetron yang beredar dan
No Item Jawaban Jawaban Jawaban
A B c: A B C
3
Jika adik suka menonton sinetron Jen is sinetron apakah yang adik sukai ?
12 16 32 20% 27% 53%
4
Jika adik menonton televisi, pada saat atau pada waktu yang bagai mana ?
18 28 14 30% 47% 23%
5
Apakah Adik suka film yang didalamnya
Bila adik suka jenis sinetron yang ada dinomer 5, berapa kali adik menonton dalam
19 20 21 32% 33% 35%
7
50
No Item Jawaban Jawaban Jawaban
A B C A B C hari apakah adik meniru gaya bicara maupun
Apa yang adik rasakan dengan munculnya sinetron yang
kebanyakan mengangkat anak sekolah SD sampai SMP?
19 18 23 32% 30% 38%
13
Apa yang adik lakukan jika sinetron tersebut
menampilkan adegan aktor yang berpacaran ?
11 11 38 18% 18% 63%
14
Apa yang adik lakukan jika sinetron tersebut
d. Analisis Bobot Item
Setelah diketahui jawaban pada tiap-tiap item dari variabel
tenang intensitas menonton sinetron, selanjutnya peneliti akan
Dari 60 respoden , yang memilih jawaban dari 1 sampai 15 yang
memilih jawaban ada 20 siswa atau 33 %. Ada yang nemilih
jawaban .Ada 34 siswa atau 56 % dan yang memilih C ada 6
siswa atau 10 % .
B. Analisis Kedua
Analisis tentang data perilaku menyimpang
1. Analisis Penilaian Data
Untuk mencari nilai jawaban-jawaban pertanyaan angktet yang
trediri dari 15 pertanaan, masing-masing jawabn disediakan 3 alternatif
jawaban yang berbobot sebagai berikut.
a. Alternatif jawaban A dengan nilai 3
b. Alternatif jawaban B dengan nilai 2
c. Alternatif jawaban C dengan nilai 1
Dari data yang telah di rekap hasilnya sebagai berikut:
Tabel IV. Nilai angket perilaku menyimpang
No Nomer Pertanyaan Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 18
2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 18
3 2 1 2 1 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 i 21
4 2 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 i 20
52
6 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 i 19
7 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 19
8 1 1 2 1 1 1 3 3 1 1 2 1 2 1 1 20
9 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 20
10 1 1 2 1 3 3 2 2 3 1 1 1 1 1 1 22
11 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 18
12 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 20
13 1 1 2 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 20
14 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 18
15 1 1 2 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18
16 1 1 2 1 4 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 20
17 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 18
18 3 3 2 2 4 1 1 3 2 3 2 1 2 1 1 29
19 1 1 2 1 4 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 20
20 1 1 2 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 21
21 1 1 2 1 1 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 19
22 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 30
23 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 21
24 3 3 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
25 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 2 21
26 2 1 2 2 2 1 1 Z, 2 3 1 1 1 1 1 23
28 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 23
29 1 1 2 2 1 1 1 l 2 3 1 1 1 1 1 20
30 1 1 2 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 20
31 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 21
32 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 17
33 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 z.o 1 1 21
34 1 1 2 2 1 3 2 3 2 2 1 1 1 1 2 25
35 2 1 2 1 1 1 2 1 2 3 1 1 2 1 1 22
36 1 2 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 21
37 1 2 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 21
38 1 1 2 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 20
39 1 1 2 1 1 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 19
40 1 1 2 2 1 1 1 1 Oz- 3 1 1 1 1 1 20
41 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 23
42 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 i 1 17
43 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 19
44 1 1 2 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18
45 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 19
46 1 1 2 1 1 1 ii 2 2 3 1 1 1 1 2 21
47 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 23
48 1 1 2 1 1 1 l 1 2 2 2 1 1 1 1 19
49 1 1 2 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1
—
54
50 1 1 2 1 1 5 z. 3 1 1 1 1 1 1 1 19
51 1 1 2 2 1 3 2 3 2 2 1 1 1 1 2 25
52 1 1 2 1 1 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 19
53 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 18
54 1 1 2 1 1 3 2 2 ii 1 1 1 1 1 1 20
55 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 19
56 1 1 2 1 1 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 19
57 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 21
58 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 19
59 1 1 2 1 1 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 19
60 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2
___
2 2 2 2 2 30
2. Analisis Berdasarkan Skor
Untuk mencari analisis ini dengan mengunakan persentase dengan rumus:
F
P = ---- x 100% N
Adapun langkahnya adalah
a. Mencari tingkat intensitas menonton sinetron
A (tinggi) B (sedang), C ( rendah)
Tingkat intensitas menonton sinetron
1. Tinggi ( kategori A) mencapai 2 Siswa
2. Sedang (Kategori B) mencapai 22 siswa
b. Mencari presentase masing-masing kategori
2
1. Kategori A ---- X 100 = 3%
60
22
2. Kategori B ---- X 100 % = 37%
60
36
3. Kategori C ---- ^ 100% — 60%
60
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel V. Komparasi Perilaku Menyimnang
No
Nilai
Intensitas
Menonton
Interval Frekuensi Presentase
1. Tinggi (A) 26- 30 2 3%
2. Sedang (B) 21-24 22 37%
3. Rendah (C) 16-20 36 60%
56
No Item Jawaban Jawaban Jawaban
A B- C A B C
7
Apabila adik melakukan perbuatan yang
ditayangkan di sinetron itu sadarkah terhadap apa yang di perbuat atau dicontohkan ? dirasakan dalam hati adik sebagai remaja.? berkelahi / tawuran antar pelajar ?
1 12 47 2% 20% 78%
12
Apakah anda pernah merokok bersama-sama di luar sekolah pada waktu nongkrong bareng sama yang lain ?
No Item Jawaban Jawaban Jawaban
A B C A B C
13
Pernahkan adik sekali waktu tidak membayar uang SPP atau untuk membayar buku ?
a. Analisis Bobot Item
Setelah diketahui jawaban pada tiap- tiap item dari variabel tentang
perilaku menyimpang, selanjutnya peneliti akan menganalilis
berdasarkan tiap- tiap bobot pada itemnya sebagai berikut:
Dari 60 respoden, yang memilih jawaban dari 1 sampai 15 yang
memilih jawaban ada 2 siswa atau 3 %. Ada yang nemilih jawaban
.Ada 22 siswa atau 37 % dan yang memilih C ada 36 siswa atau 60 %
C. Analisis Ketiga
Analisis ketiga yaitu hubungan antara intensitas menonton sinetron
dengan perilaku menyimpang. Dalam penyajian data pada bab ini akan di
58
sinetron sebagai variabel X dan perilaku menyimpang Y. Untuk lebih jelasnya
penulis menyajian dalam bentuk tabel.
Untuk melakukan analisis tentang hubungan inensitas menonton
sinetron dan perilaku menyimpang penulis mengunakan rumus Product
Moment sebagai berikut:
N I x y - ( Z x ) G y )
R x y =
---<
({NZxMIx2)(
NZyMZy2))
Untuk mengerjakan rumus diatas, dicari terlebih dahulu unsur-unsur
yang mewakili rumus tersebut melalui tabel
Tabel VIII.
Hubungan Intensitas Menonton Sinetron (>.)
Perilaku Menyimpang (y)
No.
Responden Skor X Skor Y
1 28 18
2 21 18
3 32 21
4 23 20
5 25 21
6 26 19
7 21 19
8 20 20
9 34 20
10 26 22
15 25 18
16 33 20
17 25 18
18 35 29
19 25 20
20 29 21
21 26 19
22 33 30
23 25 21
24 25 25
25 28 21
26 26 23
27 27 20
28 23 23
29 29 20
30 25 20
31 27 21
32 27 17
33 32 21
34 30 25
35 31 22
36 31 21
37 27 21
38 26 20
39 24 19
40 30 20
42 25 17
Tabel VIII. Hubungan Intensitas Menonton Sinetron (x )Periiaku
11 34 18 1.156 324 612
13 34 20 1.156 400 680
14 24 18 576 324 432
15 25 18 625 324 450 '
16 33 20 1.089 400 660
17 25 18 625 324 450
18 35 29 1.225 841 1.015
19 25 20 625 400 500
20 29 21 841 441 609
21 26 19 676 361 494
22 33 30 1.089 900 990
23 25 21 625 441 525
24 25 25 625 625 625
25 28 21 784 441 588
26 26 23 676 529 598
27 27 20 729 400 540
28 23 23 529 529 529
29 29 20 841 400 580
30 25 20 625 400 500
31 27 21 729 441 567
32 27 17 729 289 459
33 32 21 1.024 441 672
34 30 25 900 625 750
35 31 22 961 484 682
36 31 21 961 441 651
37 27 21 729 441 567
39 24 19 576 361 456
1.668 1.236 47.284 25.914 34.545
Keterangan:
Xy = 34.545
X2 = 47.284
Y2 = 25.194
Rxy
Jadi hasilnya 0, 286
Setelah data di analisis dengan cara menggunakan tekhnik korelasi
Product Moment. Untuk mengetahui dapat dan tidaknya hipotesa yang
diterima. Maka dikonsultasikan ke nilai X dan nilai Y yang terdapat dalam r
tabel. Diperoleh sama atau lebih besar dari nilai r dalam tabel r. Maka nilainya
64
yakni 60 siswa maka dapat dilihat bahwa r tabel dalam tabel Product Moment
adalah taraf 5 % sebesar 0.254 Dan taraf 1 % sebesar 0,330. berdasarkan tabel
dapat dibandingkan bahwa nilai yang dijawab adalah 0,254 dalam taraf. 0,286
dalam taraf 0,330 nilai rxy tabel lebih besar dari nilai tabel 0,254< 0,286 >
0,330.
v
Oleh karena itu rxy lebih besar dari r, maka Ho di tolak, artinya Ha
diterima.
Hipotesis yang berbunyi pengaruh intensitas menonton sinetron
terhadap perilaku menyimpang siswa SMP 2 Getasan tahun 2008 teryata
terbukti dan dapat diterima kebenarannya.
D. Interpretasi Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian teryata ada pengaruh sinetrcn yang di
tonton oleh siswa-siswi SMP 2 Getasan, terhadap perilaku menyimpang. Itu
artinya bahwa sinetron yang saat ini fungsinya sebagai hiburan tetapi juga
membawa dampak terhadap perilaku anak. Peran media televisi sebagai salah
satu dari alat komunikasi maka, seharusnya memiliki tugas (dalam tatanan
sistim social masyarakat) sebagai penyampai informasi, alat pemasyarakatan,
motiavsi, perdebatan dan diskusi, pendidikan, memajukan kebudayaan,
hiburan dan integrasi. Bila dilihat dari karakteristik tayangannya, maka
sinetron dapat memberikan perannya sebagai sarana hiburan, pendidikan dan
memajukan kebudayaan. Hal yang menghawatirkan adalah, sinetron-sinetron
apa yang diharapkan dari tayangan tersebut, bagaimana target penonton
mereka, dan apa pertanggungjawaban mereka yang teilibat didalamnya
terhadap nilai moral yang sudah mulai biasa batas antara baik dan buruk
bahkan biasa pula ditingkatkan umur mana kebaikan dan keburukan itu daoat
ditangkap. Karena dalam pendidikan, ada nilai yang disampaikan selain
pengetahuan.
Media diyakinkan telah menggeser tugas guru, agamawan maupun
orang tua sebagai Edukator, menyediakan role model bagi anak dan remaja
dan menjadi sumber acuan untuk mendefinisikan mana yang baik dan mana
yang buruk ,'
Tanpa disadari remaja akan meniru apa yang dilampilkan dalam
sinetron tersebut dalam berperilaku keseharian. Sinetron ini sebenarnya
mewakili sinetron lainnya, sample yang buruk, dan menjadi sorotan utama.
Paling tidak dari sini nantinya bisa menjadi acuan, bahwa hal-hal seperti ini
juga ada pada sinetron-sinetron lainnya.
PENUTUP
BAB V
A. Kesimpulan
Setelah penulis meneliti secara keseluruhan skripsi tentang pengaruh
intensitas menonton sinetron terhadap perilaku menyimpang. Maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat intensitas remaja yang diwakili oleh SMP 2 Getasan bertaraf
sedang.menapai 34 siswa atau 56 % dari 60 responden.
2. Perilaku menyimpang pada siswa SMP 2 Getasan di kategorikan sedang
ada 36 siswa atau 60% dari 60 responden
3. Setelah di analisis korelasi Product Moment, penelitian terdapat pengaruh
intensitas menonton sinetron terhadap perilaku menyimpang tingkatannya
sedang. Terbukti analisis statistik terbilang signifikan. 5% 0,254
sedangkan taraf 1% sebesar 0,330 maka dapat diartikan Rxy tabelnya
(0,254 <0,286 >0,330)
B . Saran
Dari kesimpulan diatas ada beberapa saran dari penulis :
1. Bagi guru Bimbingan Konseling sekolah agar lebih meningkatkan
pengarahan terhadap siswa. Agar siswa tidak melakukan perilaku
menyimpang
2. Kepada orang tua supaya mengarahkan, memperhatikan tingkah laku anak
agar agar tidak terpengaruh oleh tayangan sinetron.
3. Kepada siswa agar lebih selektif dalam menonton sinetron
C . Penutup
Puji Sy ikur kehadlir2t Allah SWT yang telah memberikan nikmat,
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan lancar dan sesuai dari rencana semula
Meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam
penulisan skripsi namun sebagai manusia biasa yang khilaf dari kritikan yang
membangun sehingga hanya kesempurnaan skripsi yang akan mendatang .
Akhirnya kepada Allah kami kembalikan segala persoalan dan tempat
memohon segala pertolongan.Amin...
Salatiga , 5 Agustus 2008