• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG (Studi kasus siswa SMP 2 Getasan Tahun 2008) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG (Studi kasus siswa SMP 2 Getasan Tahun 2008) SKRIPSI"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON

TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG

(Studi kasus siswa SMP 2 Getasan Tahun 2008)

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata I

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh :

ASMINI BUDIYANI

NIM. 114 06 240

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2008

(2)

P E N G E S A H A k

Judul : PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON

TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG (Studi Kasus Siswa

SMP 2 Getasan Tahun 2008)

Nama : ASMINI BUDIYANI

NIM : 114 06 240

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Salatiga, 26 Agustus 2008

Dewan Penguji

Ketua Sekretaris

NIP. 150 242 800 NIP. 150 302 5^0

(3)

1

Salatiga,... Agustus,2008

N ota P em b im b in g

Lampiran : 4 Exp

Hal : Naskah Skripsi

Sdr. Asmini Budiyani

Kepada

Yth. Ketus Jurusan Tarbiyah

STAIN Salatiga #

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini kami

kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Asmini Budiyani

Nomor Induk : 114 06 240

Judul : PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON

TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG (Studi Kasus di

SMP Negeri 2 Getasan)

Dengan ini mohon agar Skripsi saudara tersebut segera di munaqosahkan.

Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pembimbing

(4)

Karya yang sangat sederhana ini kupersembahkan :

1. Ayah Bundaku yang telah rela berkorban mendidik dan bertanggung

jawab terhadapku.

2. Kakak ( Eko Wahyudi+ Yuliati) dan adiku ( Budi Susilo ) yang

memotivasi dan membantu dalam penyusuanan skripsi sampai

selesai

3. Keponakannku Risqi Wahyu Nugroho yang selalu memberi semangat

dalam Skripsiku.

(5)

va

MOTTO

^Kegagalan adalah kunci kesuksesan”

“ Berakit-rakit kehulu berenang-renang ketcpian, Bersakit - sakit dahulu

(6)

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji

bagi Allah seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan

kepada uswah kita, panutan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya,

sahabat dan pengikutnya yang selalu senantiasa istiqomah pada ajarannya, Amien.

Dengan mengucap syukur alhamdulillahirobbil ‘alamien kepada Ilahi yang

maha suci, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun dalam bentuk

sederhana. Oleh karena itu, kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan banyak

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada beliau :

1. Bapak DR. Imam Sutomo, MA. Selaku Rektor STAJN Salatiga dan pada

Bapak Ibu Dosen yang telah berkenan memberikan bekal ilmu pengetahuan.

2. Ibu Dra. Siti Ruhayati, M.Ag. selaku konsultan yang ielah ihklas meluangkan

waktu dan memberi petunjuk-petunjuk sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

3. Bapak Sir Samsuri S.Ag selaku kepala sekolah SMP 2 Getasan yang telah

membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis mengadakan

penelitian.

4. Bapak, Ibu, Kakak, Adik dan teman yang telah membiayai dan membantu

penelitian dan penulisan skripsi ini.

Tiada lain harapan penulis, semoga Tuhan Yang Maha Esa

melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah dan Inayah-Nya Kepada Bapak dan ibu

tersebut di atas dan mendapatkan balasan yang layak sesuai dengan amal

kebaikannya.

Salatiga, Agustus 2008

Penulis

(7)

ix

C. Intensitas

a. Pengertian intensitas... 19

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas... 20

D. Perilaku Menyimpang a. Pengertian perilaku menyimpang... 22

b. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang... 23

c. Faktor yang mempengaruhi perilaku penyimpang... 24

E. Pengaruh Intensitas Menonton Sinetron Terhadap Perilaku Menyimpang 28 BAB III. LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Data Tentang Situasi Umum Sekolah SMP 2 Getasan 1 .• Luas dan letak strategis... 29

2. Jumlah siswa dan keadaan siswa... 29

3. Kondisi guru dan karyawan... 31

4. Keadaan sarana prasarana... 32

5. Pestasi yang dicapai... 33

6. Keadaan social kemasyarakatan... 34

7. Keadaan pendidikan... 34

B. Daftar Hasil Angket... 35

BAB IV. ANALISA DATA A. Analisa data pertama... 42

B. Analisis data kedua... 50

C. Analisis data ketiga ... 57

(8)

BAB V. PENUTUP

a. Kesimpulan... 67

b. Saran... 67

c. Penutup... 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

(9)

XI

DAFTAR TABEL

TABEL I

TABEL II

TABEL III

• TABEL IV

TABEL V

! TABEL VI

TABEL VII

TABEL VIII

TABEL IX

TABEL X

TABEL XI

Daftar Respoden

Jawaban Angket Intensitas Menonton Sinetron

Jawaban Perilaku Menyimpang

Jawaban Angket Intensitas Menonton Sinetron

Komparasi Intensitas Menonton Sinetron

Prosentase Jawaban Angket Intensitas Menonton Sinetron

Nilai Jawaban Perilaku Menyimpang

Komparasi Perilaku Menyimpang

Prosentase Jawaban Perilaku Menympang

Bungan Intensitas Menonton Terhadap Perilaku Menyimpang

Tabel Kerja untuk Mencari Pengaruh Korelasi antara

(10)

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa usia SMP anak mulai dikatakan menginjak masa remaja.

Pengertian remaja pada saat ini belum ada kata sepakat. Dari para ahli Ilmu

Pengetahuan tentang batas remaja 1

Namun, penulis mencoba menuliskan beberapa pendapat tentang

defin»si remaja. Pengertian remaja dapat diartikan di mana remaja itu tinggal

dan dari mana remaja itu ditinjau. Misalnya: dalam masyarakat kota, remaja

yang akan diterima masyarakat pastilah remaja yang pandai dan sosialnya

sudah matang serta meyakinkan. Berbeda dengan masyarakat desa yang belum

begitu maju. Dengan wawasan yang tidak luas yang hanya membantu orang

tua, diterima atau tidaknya dilihat dari sejauh mana remaja itu ikut serta dalam

kehidupan masyarakat.

Pada masa remaja sering disebut masa puber atau pubertas. Pubertas

dari bahasa latin yang artinya menjadi dewasa. Dapat diartikan pula pubertas

dari kata putescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan yaitu

a suatu tanda kelamin sekunder yang menampakan perkembangan seksual.

Tayangan pergaulan bebas remaja di kota besar yang sarat akan dunia

germclap (dugem), seperti tayangan remaja dalam mengkonsumsi obat

terlarang, cara berpakaian yang minim alias kurang bahan, sexy goyangan 1 2

1 Zakiah Darajat, Dr. Pembinaan Remaja, Bulan Bintang, Jakarta 1975 him 9

2 Tri Rumini, Prof.Dra,Sti Sundari Rs,M P d. Perkembangan A nak dan Remaja ,PT Rineka Cipta, Jakarta, him 78.

(11)

2

yang sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga

menimbulkan seks bebas, ucapan-ucapan kasar dan memaki-maki atau

menghina dan sebagainya.3

Media diyakinkan telah menggeser tugas guru, agamawan maupun

orang tua sebagai Edukator, menyediakan role model bagi anak dan remaja

dan menjadi sumber acuan untuk mendefinisikan mana yang baik dan mana

yang buruk 4

Tidak semua sinetron di Indonesia itu bemutu reniah ada iuga yang

mengedepankan unsur budaya dan pendidikan yang sangat digemari.

Contohnya dalam sinetron Bajai Bajuri yang menceritakan kehidupan

sekelompok masyarakat kecil yang tinggal di Jakarta, Si Doel Anak Sekolahan

yang menceritakan kehidupan masyarakat Betawi di Jakarta pada Post

“Keluarga Cemara” yang menceritakan keluarga sederhana dan masih banyak

lagi5

Mulai dari sinilah masalah yang sering tidak disadari. Ada sebagian

remaja yang meniru gaya hidup pemeran sinetron, baik yang positif maupun

yang negatif.

Sebagai contoh film VCD banyak berpengaruh pada remaja yang

masih dalam taraf belajar, yaitu menyita waktu belajar mereka sehingga tidak

berfikir kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan, pelajaran disekolah atau PR

mereka, tetapi hanya berfikir sang tokoh dan meniru gaya dalam kehidupan

sehari hari. 1

1 http :// Erwin-informasi. gloss. com.Tayang'in T V Sinetron, diakses 16 Mei 2008 ^ Ibid, Diakses tanggal 16 Mei 2008

(12)

Sinetron adalah akronim dari elektronik, sebenarnya adalah sandiwara

yang yang disiarkan ditelevisi6

Sinetron pada masa sekarang ini marak tayangan kalangan remaja,

terutama pada anak sekolah, semuanya dan kegiatan rumah sampai di sekolah,

pada sinetron yang di tayangkan di televisi banyak yang mememberi pengaruh

besar terhadap kemerosotan moral dan aqidah pelajar Indonesia. Beberapa

yang tidak bagus di lihat oleh remaja seperti ; Buruan Cium Gue, Cinderella,

Cinta Suci

Sinetron secara tidak langsung dapat mempengaruhi remaja dimana

perilaku remaja yang selalu ingin meniru dan rasa ingin tahu, persoalan pesan

yang disampaikan yang ada didalam film bersifat positif maupun negatif.

Dengan tayangan tersebut remaja akan meniru apa yang ditampilkan

dalam sinetron tersebut dalam sebuah prilaku dalam kehidupan sehari hari,

perilaku dibagi menjadi 2 yaitu bersifat positif dan bersifat negatif, yang

bersifat positif contohnya menolong, jujur, selalu menjaga hal hal yang buruk.

Yang bersifat negatif contohnya berbohong, mencuri mabuk mabukan,

berkelahi, merokok dan berlaku senaknya .

Awal dari sinetron penulis ingin mengetahui seberapa besar

pengaruhnya menonton sinteron terhadap perilaku menyimpang pada anak

sekolah, maka penulis ingin meneliti seberapa jauh tentang kebenaran tentang

konsep tersebut dengan melakukan penelitian di SMP 2 Getasan dengan

mengambil judul “PENGARUH INTENSITAS MENONTON SINETRON

(13)

4

TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG" (Studi Kasus siswa SMP 2

Getasan)

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahan penafsiran maka,

penulis akan menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut

1. Pengaruh

Yang dimaksud pengaruh adalah yang ada atau yang timbul dari

suatu orang benda, (yang ikut membentuk watak kepercayaan atau

perbuatan seseorang)7 8 9

2. Intensitas

Intensitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia artinya tingkatan

o

atau ukuran.

3. Menonton

Menonton berasal dari kata tonton. Jadi, menonton artinya melihat,

menyaksikan, suatu pertunjukan.y

4. Sinetron

Sinetron adalah akronim sinema elekronik Sinetron adalah

sandiwara bersambung yang disiarkan oleh televisi 10

Adapun indikatornya menonton sinetron adalah ;

• Sering menonton sinetron

7 Departemen Pendidiikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Balai Pustaka, Jakarta, 2002.hlm.848

8 Ibid,hlm.438 9 Ibid, him. 1206

(14)

• Mudah terpengaruh budaya yang di tampilkan

• Meniru gaya yang ada di sinetron

• Malas belajar

• Sering tidak mengerjakan PR

• Malas - malasan

5. Perilaku

Perilaku artinya tanggapan atau reaksi individu terhadap

rangsangan terhadap lingkungan.11

6. Menyimpang

Menurut kamus besar menyimpang adalah menyalahi kebiasaan

dan sebagainya. 11 12

Adapun indikator dari perilaku yang menyimpang sebagai berikut:

• Mudah terpengaruh hal-hal yang negatif

• Suka berkelahi

• Judi

• Mabuk-mabukkan

• Berbicara kasar

• Mencuri

• Tidak patuh

• Berlaku seenaknya

11 Departemen Pendidiikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesiar, Balai Pustaka, Jakarta, 2002 him 859

(15)

6

Dengan penegasan istilah diatas maka, secara keseluruhan yang

dimaksud oleh judul tersebut adalah untuk mempelajari, menyelidiki secara

mendalami tentang perilaku menyimpang terhadap anak SMP 2 Getasan.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka merumuskan

masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah intensitas menonton sinetron pada siswa SMP 2 Getasan ?

2. Berapa banyak siswa SMP 2 Getasan yang perilaku menyimpang ?

3. Adakah pengaruh intensitas menonton sinetron terhadap perilaku

menyimpang SMP 2 Getasan ?

D. Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui variabel intensitas menonton sinetron pada siswa SMP 2

Getasan !

2. Ingin mengetahui variabel perilaku menyimpang siswa SMP 2 Getasan..!

3. Ingin mengetahui adakah pengaruh intensitas perilaku menyimpang pada

siswa SMP 2 Getasan !

E. Hipotesis

1 7 Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar atau salah .

Dalam penelitian ini penulis beranggapan bahwa sering menonton sinetron,

maka akan mempengaruhi perilaku anak dengan kata lain hipotesis yang

dituliskan oleh penulis adalah adanya pengaruh yang timbulkan dalam *

(16)

menonton sinetron terhadap pelaku menyimpang terhadap siswa SMP 2

Getasan

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode;

1. Populasi dan Sample.

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian 14 15' Sedangkan

Sutrisno Hadi mengatakan semua individu untuk siapa kenyataan-

kenyataan yang diperoleh dari sample itu hendaknya digeneralisasikan

disebut populasi atau universal.13 Dari pendapat di aras populasi adalah

keseluruhan individu dalam suatu wilayah penelitian yang akan

dikenai hasil penelitian. Dalam populasi penelitian meliputi siswa 465

siswa SMP 2 Getasan 2008 .

b. Sampel dan teknik pengambilan sampel

Menurut Suharsini Arikunto adalah sebagian atau perwakilan

dari populasi yang diteliti. 16 Menurut Sukandar Rumidi berpendapat

sample adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama

yang merupakan sumber data. 17

Kesimpulan dari penulis populasi merupakan sebagian yang

mewakili seluruh subjek penelitian. Mengenai besar kecilnya

14 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Bina Aksara , Jakartal991 Him 102

15 Sutrsno Hadi ,Opcit Him 70 16 Suharsini Arikonto ,Hlml04

(17)

8

penelitian tidak ada ketentuan akan tetapi pelu diingat bahwa semakin

banyaknya sample yang diambil maka kesimpulan yang diperoleh

semakin baik. Dengan ini, Suharsini Arikunto menyatakan sekedar

ancer-ancer apabila suabjeknya kurang dari 100 maka, sebaiknya

diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian popuiasi.

Sedangkan yang subjeknya besar diambil antara 10-15% atau lebih

1 o

sesuai dengan kemampuan.

Untuk menghemat waktu dan tenaga, yang menetapkan

besarnya sample kurang lebih 13 % dari populasi. Te.rnis pengambilan

sample mengunakan proportional random samping karena dengan

keadaan populsi yang ada yaitu siswa SMP 2 Getasan sejumlah 465

orang penulis menetapkan 60 orang sebagai sample.

Dari jumlah siswa tersebut diambil sample dengan

perbandingan sesuai jumlah populasi. Pengambilan sample random

sampling dimaksudkan agar setiap individu dalam kelompok

mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sample. Salah satu

cara sangat baik dalam recearch mungkin satu satunya yang terbaik 18 19

2. Variabel Penelitian

Penelitian 2 variabel yaitu intensitas menonton film sebagai

variable pertama (X). Sedangkan, perilaku menyimpang sebagai variabel

kedua(Y). Dengan landasan penelitian ini bahwa intesnsias menonton film.

Sebagai variable pertama dan diduga berpengaruh terhadap variabel kedua

(18)

1. Angket kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden yang artinya laporan

tentang pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui.

2. Dengan angket ini dapat kita gunakan sebagai metode pokok untuk

memperoleh informasi tentang intensitas pengaruh sinetron terhadap

perilaku yang menyimpang siswa SMP 2 Getasan.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Angket

Angket atau quisioner adalah sebuah pertanyaan tertulis untuk

memperoleh informasi dari Responden dalam ari i laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui20

Angket disini digunakan sebagai metode untuk memperoleh

informasi tentang pengaruh Intensitas menonton Sinetron terhadap

perilaku menyimpang

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik

fenomena-fenomena yang diselidiki 21. Pengunaan metode observasi

untuk mengumpulkan data tentang lokasi penelitian dan pada

pelaksanaan pengisian angket

20 Ibid him 124

(19)

10

c. Dokumentasi

Dokumen berasal dari kala dukumen yang artinya barang

tertulis 22 Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai situasi Sekolah SMP 2 dari dokumentasi yang ada di

Sekolah tersebut.

4. Analisa Data

Analisa data yang penulis gunakan melalui beberapa tahap:

a. Analisa pendahuluan

Yaitu tahap pengelompokan data dan distribusi frekuensi dan

diadakan pengolahan atau memberi hasil nilai angket sebagai berikut:

1. Alternatif Jawaban A diberi nilai skore 3

2. Alternatif Jawaban B diberi nilai skore 2, dan

3. Alternatif Jawaban C diberi nilai skore 1

b. Analisis uji hipotesis

Data dalam rumus prosentasi (untuk mengetahui frekuensi

intensitas menonton film).

F

P = ---- X1 0 0 % N

Keterangan:

P : Prosentase menonton sinetron

F: Frekuensi menonton sinetron

N: Jumlah populasi yang menonton sinetron

(20)

Setelah data terkumpul penulis mengolah dan menganalisis

secara deskrektif. Dengan teknik presentasi untuk mengetahui

frekuensi gejala yang muncul. Sedangkan untuk mengetahui variable x

dengan y mengunakan teknis statistik.

Rxy = n

Z x y - ( I x) ( I y )

V ( { N Z x M I x ’X N Z y M I y * ) )

Keterangan:

Rxy = Nilai koefisien korelasi antara x dan y

Xy = Produk nilai X dan Y

X2 = Variabel nilai X

Y 2 = Variabel Nilai Y

N = Jumlah Sampel yang diteliti

(21)

12

G. Sistimatika

Yang dimaksud sistematika skripsi penulis ini adalah urutan persoalan

yang membahas dalam skripsi secara keseluruhan dari permulaan sampai akhir

penulisan. Oleh karena itu, dalam penulisanya hanya sebagai gambaran

skripsi terdiri 5 bab. Tiap-tiap bab terdiri anak bab dan pasai bab.

BAB 1. PENDAHULUAN

Adapun isi dalam pendahuluan adalah latar belakang masalah,

penegasan istilah ,perumusan masalah hipotesa tujuan penulisan, metode

Penulisan, sistematikan Penulisan

BAB IL LANDASAN TEORI

A. Sinetron

a. Pengertian sinentron

b. Macam -macam sinetron

B. Televesi

a. Pengertian Televisi

b. Keunggulan Televisi

c. Dampak Televisi

d. Pesan yang harus disampaikan

C. Intensitas

a. Pengertian intensitas

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas

D. Perilaku menyimpang

(22)

b. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang

c. Faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang

E. Pengaruh intensitas menonton sinetron terhadap perilaku

menyimpang

BAB ID. LAPORAN HASIL PENENITIAN

A. Data Tentang Situasi Umum Sekolah SMP 2 Getasan

1. Luas dan letak srategis

2. Jumlah siswa dan keadaan siswa

3. Keadaan sosial kemasyarakatan

4. Keadaan sarana

5. Keadaan sosial pendidikan

B. Daftar Hasil Angket

BAB IV. ANALISA DATA

A. Analisa data

B. Interprestasi hasil penelitian

(23)

LANDASAN TEORI

BAB II

A. Sinetron

1. Pengertian Sinetron

Sinetron adalah akronim dari sinema elektronik. Sinetron sebenarnya

adalah sandiwara bersambung yang disiarkan ditelevisi 1

Sinetron merupakan cerita tentang kehidupan manusia dalam sehari-

hari yang bercorak dengan masalah. Seperti drama atau sandiwara, yang

diawali dengan perkenalan tokoh. Tokoh ini memiliki karakter khas masing-

masing. Dengan karakter yang berbeda akan menimbulkan konflik yang

awalnya masalah kecil akan menjadi besai. Sehingga pada akhrimya pada

titik klimaks. Dalam sinetron diakhiri bahagia atau sedih tergantung pada

sutradaranya.

2. . Macam-macam Sinetron

Sinetron dibuat banyak episode yang bertujuan untuk semata-mata

kompersial sehingga menurunkan kualitas cerita. Pada akhimya sinetron

yang di tayangkan tidak mendidik tetapi sinetron hanya bersifat menghibur.

Banyak sinetron di Indonesia yang bersifat kehidupan remaja dengan

percintaan, keluarga yang banyak konflik dan pada saat ini yang di gemari

film yang berbau ghoib.

Tidak semua sinetron di Indonesia itu bemutu rendah ada juga yang

mengedepankan unsur budaya dan pendidikan yang sangat digemari.

Contohnya dalam sinetron Bajai Bajuri yang menceritakan kehidupan

1 HWp'JhvikipediiLorg / wiki / sinetron diakes tanggal 16 Mei 2008

(24)

sekelompok masyarakat kecil yang tinggal di Jakarta, Si Doel Anak

Sekolahan yang menceritakan kehidupan masyarakat Betawi di Jakarta pada

Post “Keluarga Cemara” yang menceritakan keluarga sederhana dan masih

banyak lagi2

Dalam sinetron banyak jumlah sinetron yang berkualitas jika di

banding dengan sinetron yang ditayangkan hanya mengandalkan face sang

pemain yang menpunyai semboyan kejar tayang atau rambu-rambu

penonton.

Berbagai tayangan televisi itu adalah ciptaan manusia, yang berawal

dari kebiasaan dan perkembangan yang lanjut akan melakukan yang

mencerminkan sikap hidup. Tata perlakuan yang relatif kuat. Televisi

merupakan komunikasi masa kini, yang berperan sebagai bentuk

mengedepankan budaya dalam masyarakat Indonesia. Televisi adalah media

komunikasi yang mempunyai kelebihan di banding dengan media masa lain.

Dengan kelebihan ini memiliki kesempatan yang besar untuk menjatuhkan

dan meruntuhkan budaya bangsa.

Dari karakteristik yang dilayangkan, maka sinetron dapat

memberikan peran sebagai hiburan, pendidikan dan memajukan

kebudayaan.

Kekhawatiran dalam menonton sinetron adalah yang ada sekarang

melupakan dimana menayangkan sinetron. Dalam peranan apa yang

(25)

16

ditayangkan dari progam tersebut. Sebagai target dan penanggung jawaban

mereka terhadap moral yang sudah biasa batas baik dan buruknya.

Dapat diambil contoh, adalah satu sinetron yang mengangkat tema

Anak Sekolah dari SD sampai SMA. Dilihat dari sudut pandang tertentu

film ini baik karena mengangkat sekolah sebagai latar ceritanya. Namun bila

dilihat dari sudut cerita, maka sangat di sayangkan, dapat dikatakan isinya

tidak mendidik dan unsur edukatif yang ditayangkan terasa minim. Pada usia

6-12 tahun mereka memiliki karakter yang masih suka bermain, bergaul

dengan teman sebaya suka mengembangkan peran sosial dan juga dalam

tahap mengembangkan sikap sehat mengenai diri sendiri. Dalam

perkembangan operasional kongkrit, yang berarti lebih dapat dimengerti

dalam suatu sifat. Oleh karena itu mereka lebih suka menonton televisi dari

pada mendengarkan radio.

Dalam faktanya jika disesuaikan dengan cerita isi sinetron Indonesia

sebagian besar mengangkat masalah remaja. Maka akan terdapat

kesenjangan yang sangat besar antara apa yang sedang mereka cari. Mereka

mendapatkan pendidikan melalui naluri ilmiah mereka sebagai individu

yang mandiri. Misalnya konflik-konflik yang tidak jelas baik antara anak

dengan yang lain maupun konflik yang ada diantara para guru.

Hal ini akan menjadi masalah sosial karena berkaitan dengan

kepentingan orang banyak (bukan kepentingan pemilik modal) untuk

menyelesaikan masalah sosial dapat diperlukan perubahan yang dilakukan

(26)

untuk siapapun yang ingin menyelamatkan buah walaupun akarnya belum

kuat mengengam tanah. Apalagi buah itu bukan anak-anak, adik-adik atau

saudara-saudara kita yang belum matang untuk menemukan jatidiri mereka.

B. Televisi

1. Pengertian Televisi

Definisi Televisi dalam kamus bahasa Indonesia adalah pertunjukan

gambar hidup dengan jarak jauh.3

Televisi merupakan tanyangan atau hiburan yang menampilkan dari

.program anak sampai orang dewasa. Televisi masih terlihat kurang sesuai

dalam tayangan remaja bagaimana sebenarnya pihak televisi menayangkan

acara yang layak untuk remajaY? Dalam suatu televisi banyak sedikitnya

akan menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung. Dalam

tayangan tidak memperhatikan tentang pendidikan dan estitika. Sedangkan

remaja sering meniru, maka seorang remaja melakukan perilaku

menyimpang.

2. Keunggulan Televisi

Dengan bermacam-macam cara untuk menarik minat penonton,

maka dari pihak produser juga berusaha agar film yang menjadi tontonan

dibuat penasaran. Film tersebut hanya mengandalkan kejar tayang saja.

Dalam hal tersebut apa yang mereka berikan pesan-pesan yang baik dan

dapat di tiru oleh anak-anak, sebab bagaimanapun juga hal ini akan diterima

oleh anak baik yang negatif maupun yang positif, hal ini yang harus

diperhatikan dengan mudah sinetron dapat dikonsumsi anak-anak.dari pihak

(27)

18

pembuat filmpun juga dituntut untuk membuat film yang bermutu jangan

v

hanya karena tujuan komersil sehingga kualitasnya menurun. Sinetron dapat

menyajikan yang bersifat hiburan.

3. Dampak yang ditimbulkan Televisi

Menurut Gunarto, Kepala kajian anak dan Media, Yayasan

Kesejahteraan (YKAI) ada beberapa aspek yang ada kaitannya dengan

penilai sinetron yang dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif.

Salah satunya yaitu aspek nimoritas. misalnya, yang menyangkut nilai

buruk, benar dan salah.4

Dari aspek inilah tidak kelihatan, tapi menjadi aspek yang penting

perilaku tertentu yang di masyarakat di anggap salah, di sinetron

ditampilkan begitu saja tanpa ada perilaku salah

Dalam aspek ini memang tidak kelihatan seperti aspek kekerasan,

akan tetapi akan menjadi aspek yang penting. Perilaku tertentu yang

dianggap masyarakat di anggap salah. Sinetron yang di tampilkan begitu

saja tanpa penekanan perilaku yang salah.

4 Pesan yang harus disampaikan

Kadang-kadang orang ingin cara dan metode >ang berbeda-beda

contohnya sinetron yang mengesahkakan tentang keprawanan. (Virgin

ketika di tanyakan keprawanannya). film yang mengangkat tentang

keperawanan, dalam kaidah estitika modem yang mempunyai kasenian yang

memiliki motif yang kuat.

(28)

Film virgin ini kurang menghargai akal sehat, yang tidak memiliki

motivasi yang kuat terhadap konflik seksual. Disebuah pelajaran hendaknya

menghargai dan menghormati pembuat film.

Jadi dalam mencapai yang dimaksud mulia tetapi dalam tata.cara

kurang baik. Apakah dalam film tersebut remaja supaya mempertahankan

keprawanan atau melecehkan keprawanan. Film di kemas yang bagus dan *

mudah di pahami pesan yang di sampaikan pada masayarakat banyak.

Menurut Very, pakar komunikasi lain. DE Flour juga menernagakan

pendapat tentang karakteristik khayalak. 'mendai message cointian stimulus

antribulus the haver diferential interation with personal characteriesties o f

number o f audience (and therefor 0 there will variation in affect with

coorpond to such individual diffences “5

C. Intensitas

1. Pengertian Intensitas

Intensitas menuiut kamus besar bahasa Indonesia artinya tingkatan

atau ukuran.6 Intensitas merupakan alat yang mengukur atau tingkatan untuk

mengetahui sejauh mana tentang keterkiatanya menonton televisi dengan

perilaku menyimpang pada remaja .

Dalam intensitas menonton sinetron tingkatan atau ukuran

penyimpangan perilaku yang menyimpang anrtara lain: sinetron memakai

pakaian yang tidak sopan, merorok, berkelahi, berkata kasar dan memalak.

5 Darwanto sastro Subroto,Produksi Acara Televisi, Duta Wacana Universitas Press, Jakarta .yogyakarta ,1994 Him 25

6 Departemen Pendidikan N asional, Kam us Besar Bahasa Indonesia , Balai pustaka , Jakarta , 2002,Him 859

(29)

1

20

2. Faktor faktor yang mempengaruhi Intensitas.

Dalam kehidupan remaja agar dapat mengurangi menonton televisi.

Hal ini akan mempengaruhi pola hidup anak.

Faktor-faktornya adalah:

1. Berpengaruh terhadap perkembangan otak

Perkembangan otak pada usia 0-3 tahun dapat menimbulkan

gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca

verbal maupun pemahaman, juga menghambat kemampuan anak dalam

mengekpresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresif dan

kekerasan dalam usia 5- 10 tahun, serta tidak mampu membedakan

antara realitas dan khayalan 7

Jadi, Televisi sangat berpengaruh dalam perkembangan pada rpasa-

masa itu. Dengan demikian akan mengganggu pola flkir dan emajinasi

dalam kehidupannya. .Karena belum mampu untuk mang filter antara

realita dengan khayalan, dengan demikian remaja akan mengikuti

pemeran atau aktor tersebut.

2. Berpengaruh terhadap sikap

Anak yang banyak mononton televivi namum dalam belum

memiliki daya kristis yang tinggi. Besar kemungkinannya terpengaruh

oleh apa yang di tampilkan di televisi .Mereka bisa berpikir bahwa

semua orang dalam kelompok teriertentu mempunyai sifat yang sama

(30)

dengan orang yang ada di televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap dan

dapat terbawa hingga mereka dewasa K

Di lam menonton televisi remaja belum bisa mengkritisi dalam

sebuah film. Seringnya menonton film akan mempengaruhi pola fikir

anak, pengaruh dalam menonton televisi akan berdampak setelah

dewasa. Sinetron menampilkan yang kurang dalam memberi kasan

yang baik, misalnya remaja yang menonton televisi yang berbau pacaran

dan ciuman , dan mereka akan meniru apa yang di tonton di televisi

hingga dewasa

3. Mengurangi semangat belajar

Bahasa televisi simpel memikat dan membuat orang ketagihan

sehingga anak menjadi malas belajar . * 9 *

Dengan adanya televisi tidak mampu mengatur waktu dengan baik,

akan berpengaruh dalam kehidupan anak. Misalnya ketika ada film yang

disukai, maka ada PR dari sekolah di tunda sampai acara yang di suka

selesai. Bahkan ada yang di kerjakan di sekolahan.

4. Membentuk pola fakir sederhana

Terlalu tonton telesisi tidak dan tidak pernah membaca

menyebabkan anak akan pola fikirnya sederhana kurang kritis, liniaer

searah dan pada akhirnya imajinasinya, intelektual, reatifitas dan

pengetahuan '°.

(31)

22

Siswa yang sering menonton televisi akan mengurangi belajar anak

hingga tidak bisa mengatur waktu pada akhirnya anak akan

mengimajinasiakan apa yang dilihat dan akan merusak kreatifitas anak .

D. Perilaku Menyimpang

1. Pengertian perilaku menyimpang

Pengertian perilaku menyimpang masih sulit dilakukan, masalahnya

adalah terhadap persoalan apa? sebagai contoh anak pulang larut malam,

merokok bisa dikatakan menyimpang lerhadap peraturan orang tua dan

karena itu, dinamakan kenakalan 11

Tetapi jika penyimpangan terhadap tata krama masyarakat, seperti

mengangkat kaki dihadapan orang yang lebih tinggi derajatnya (dikalangan

suku jawa dan sunda) bisa digolongkan yang didalam hal ini dinamakan

kekurangajaran11 12

Salah satu pengertian penyimpangan perilaku remaja dalam

kenakalan anak dilakukan oleh: M Gold J petronio (weiner,1980 him 497)

yaitu sebagai berikut: kenakalan adalah tindakan oleh sese orang yang belum

dewasa yang disengaja melanggar hukum dan yang perlu diketahui oleh

anak itu sendiri bahwa perbuatan itu sempat diketahui oleh petugas hukum

ia bisa dikenai hukuman.13

Dengan adanya pengertian faktor yang diatas yang paling penting

adalah unsur yang pelanggaran hukum yang disengaja seila kesadaran anak

itu sendiri tentang apa yang menjadi konsekuensinya. Sedangkan pengertian

11 Sarlito Wirawan , Psikolgi Remaja . PT raja Grafindo , persada , Jakarta 1997, Him 197 n Ibid, Him 196

(32)

merokok bukan salah satu kenakalan selama tidak ada undang undang yang

melarang bahwa anak di bawah umur tidak boleh merokok.

Dengan pengertian ini, pengertian kenakalan remaja menjadi

terbatas. Padahal kelakuan-kelakuan yang menyimpang dari peratuan orang

tua, peraturan sekolah, atau norma masyarakat. Hal ini hukum juga bisa

membawa remaja kenakalan lebih serius atau kejahatan yang melanggar

hukum pada masa dewasa.

Perilaku menyimpang merupakan semua tingkah laku yang telah

menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam masyarakat (norma agama,

etika, peraturan sekolah, peraturan rumah dan lain-lain), tetapi jika sudah

mengarah pada hukum pidana itu disebut kenakalan.14

2. Bentuk -bentuk perilaku menyimpang

Banyaknya kasus yang terjadi di sekolah maupun dalam sekolah

seperti, merokok, baju tidak di masukkan, memalak, bersikap seenaknya

berkelahi,.dengan demikian karena banyaknya tayangan sinetron. Secara

tidak langsung menampilkan adegan tersebut. Contohnya siswa sering

merokok di sekolah baik secara sembunyi sembunyi atau merokok dengan

secara terang terangan.dan banyak perilaku menyimpang yang kadang

membuat warga risi, resah, cemas dan takut. Apalagi anak sekolah sudah

mengenal yang namanya bermain judi, mabuk-mabukan dan napza.

Walaupun siswa yang terlibat kecil namun hal itu sangat mambahayakan

14 Ibid,Him 179

(33)

24

bagi siswa dan akan membayakan lingkungan yang ada disekitar. Kadang

dengan masalah ringan seperti mengejek, berkata kasar dan memalak

Firman Allah yang dalam surat al maidah :

90

Cr? i

J

13

U >!

\y~*K

j i o j l

b

, J » t t ' s' f t t ■" " * v

d^~lx>-Ls ^yJa«xuJl

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)

khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib

dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah

perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.15

3. Faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang

Para ahli yang mengkaji masalah sepakat bahwa setiap masalah

bahwa setiap pada kasus yang kasus kan di sebab kan oleh yang lain. 16

Dengan adanya penyebab suatu kasus yang selalu tidak sama

dengan kasus yang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah :

1. Kondisi psikologi

Ketika pada usia sekolah SMP sampai SMA merupakan masa-

masa yang rawan mereka masih labil dan rawan dalam masalah. Pada

masa ini sering di gambarkan sebagai Srom dan drong period (topan dan

15 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Q ur’ an dan terjemahnya ,Cv Asy- syifa’ 1995 Him 176 .

(34)

b. Faktcr psikoedukatif yaitu ketertiban dan kelancaran proses belajar

dalam sekolah

c. Faktor efektifitas interaksi edukatif di sekolah.

4. Lingkungan masyarakat

Dalam kebudayaan kekerasan yang berkembang dalam

masyarakat saat ini punya andil yang besar baik media cetak atau

elektronik. Misalnya, aksi kekerasan yang terjadi dalam berita yang

v

ditampilkan dan dari situlah para siswa secara tidak langsung telah

melakukan proses belajar meniru.

5 . Tindakan kurang antisiatif dari aparat keamanan

Daiam hal ini aparat penegak keamanan kurang memiliki suatu

kewibawaan dan konsistensi untuk menindak para pelaku. Ada keraguan

apakah para pelaku tawuran bisa dikategorikan tindakan kriminal atau

kenakalan dalam tingkat biasa. Ada pendapat dari Philip Graham yang

lebih mendasar teorinya dalam pengamatan empiris dari sudut kesehatan

dan mental anak remaja18

Menurut Graham terdapat beberapa faktor penyebab kelainan perilaku

dalam dua golongan.

1. lingkungan

a. Malnutrisi (kekurangan Gizi)

b. Kemiskinan dikota besar

(35)

27

c. Gangguan lingkungan (kecelakaan lalu lintas, polusi, bencana

alam dll)

d. Migrasi (urbabnisasi, pengungsian karena perang dll)

e. Faktor Sekolah kesalahan mendidik faktor kurikulum dll.

f. Keluarga bercerai (perceraian perpisahan vanr terlalu lama dll

g. Gangguan dalam pengasuhan keluarga.

1. Kematian orang tua

2. Orang tua sakit atau cacat berat,

3. Hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis

4. Orang tua sakit jiwa

5. Kesulitan dalam mengasuh karena penganguran, temapt

tinggal yang tidak memenuhi syarat dll

2. Pribadi

a. Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi marah,

hiperaktif dll)

b. Cacat tubuh

c. Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri.

E. Pengaruh Intensitas Menonton Sinetron Terhadap Perilaku Menyimpang

Pada jaman sekarang ini stasiun televisi menayangkan sinetron sangat

menjamur tanpa menngenal usia . Sinentron sering dilihat oleh anak kecil yang

belum bisa membedakan baik dan buruknya. Efek dari sinetron yang di

timbulkan kurangnya konsentrasi pada pelajaran. Sehingga menagalami

(36)

Dengan seringnya melihat sinetron akan membawa dampak yang baik

atau yang jelek. Karena dalam penayangan televisi anak pada usia remaja masih

dalam keadaan yang labil. Sebagian anak remaja apa yang dilihat dan didengar

anak ditiru. Misalnya ketika seorang remaja melihat aktris / aktornya memakai

pakaian sexy maka akan meniru gaya mereka, jika tidak mengikuti mode

tersebut maka seorang remaja ketinggalan jaman .

(37)

I

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A . Data Tentang Situasi Umum Sekolah SMP Getasan

1. Profil

SMP 2 Getasan terletak di perbatasan Kota Salatiga, yang

beralamatkan di Dusun Setugur, Desa Jetak Kecamatan Getasan Kab.

Semarang Jawa Tengah

Dilihat dari segi letak geografis, SMP 2 Getasan letak dan

daerahnya kurang strategis karena berada di tengah-tengah desa, dengan

begitu dapat di jangkau dengan naik angkutan nomoi 16 dan angkutan

jurusan Kembangsari Kopeng, karena disite ada tempat penting seperti:

Pasar Kembang dan Pasar kaget yang diadakan lima had sekali.

2. Keadaan Jumlah Siswa

a. Data siswa berdasarkan Tahun ajaran 2007/2008

Tabe . I. Data Siswa berdasarkan tahun ajaran 2007 / 20() 8

(38)

1 VIII A 20 17 37 18 18 - 1

2 VIII B 20 15 35 29 - - 6

3 VIII C 13 26 39 27 12 -

-4 VIII D 23 14 37 37 - -

-5 VIIIE 20 15 35 35 - -

-•umlah 96 87 183 149 30 - 7

1 IX A 20 21 41 27 14 -

-2 IX B 22 18 4 38 - - 2

3 IX C 17 23 40 30 9 - 1

4 IX D 19 18 37 37 - -

-5 IX E 19 18 37 37 - -

-*umlah 96 98 195 169 23 - 3

b. Tamatan (3 tahun terakhir)

Tabel. II. Data Tamatan tiga tahun terakhir

Tahun Lulusan Rata- Rata

Pelajaran Jumlah Target Hasil Target

2005/2006 155 172 6,49 7.00

2007/2007 138 163 6,31 7,00

2007/2008 145 195 5,83 7,00

(39)

31

c. Angka yang mengulang ( 3 Tahun terakhir)

Tabel. III. Angka yang mengulang (tiga tahun terakhir) Tahun

d. Kondisi Siswa (3 tahun Terakhir )

Tabel. IV. Konc isi siswa (tiga tahun terakhir)

Tahun Jumlah Rasio siswa yang diterima dan

Pelajaran Pendaftaraan

2005/2006 185 185 dan 185

2006/2007 196 196 dan 196

2007/2008 205 205 dar. 205

3. Kondisi Guru dan Karyawan

a. Kondisi Guru

Tabel. V. Kondisi Guru

(40)

b. Kondisi Tenaga Administasi

Tabel. VI. Kondisi Tenaga Kerja Ijasah Tertinggi

PT PTT

S3/S2 -

-SI - 1

D3 -

-D2/D1/SLTA/ SMP 3 2

JUMLAH 3 3

4. Kondisi sarana Prasarana

Tabel. VII. Kondisi Sarana dan prasarana

NO Ruang Jumlah Luas M'

1 Lahan -

-a Lahan terbangun 36 11660

b Lahan terbuka - 11440

c Lahan Praktek 2 80

2 a Ruang -

-a Teori pendidikan 15

-b Runag lab IPA 1 40

c Ruang computer 1 48

d Ruang olahraga -

-e Ruang perpustakaan - 80

f Ruang kesenian -

(41)

33

*

a Ruang kepala sekolah 1 21

b Ruang guru 1 48

c Ruang TU 1 42

d Ruang penunjang 1 72

e Ruang Ibadah 1 72

f Ruang koprasi sekolah 1 35

g Ruang OSIS +PMR +

Buku Reverensi/ Sumber 123 371

5. Prestasi Yang Dicapai

No Tahun perolehan Pertasi

yang dicapai

tingkat Juara

ke

1 2006/2007 MTQ Kabupaten I

2 2007/2008 MABSI Putri Kabupaten I

3 2007/2008 Sepak Cakraw Kabupaten II

4 207/2008 Sepak Cakraw Karisideran II

(42)

6 2007/2008 Tartir Al-Quran Kabupaten III

6. Keadaan Sosial Kemasyarakatan

Warga SMP 2 Negeri Getasan dari berbagai elemen masyarakat,

latar belakang, agama dan tingkat ekonomi yang berbeda-beda dengan

tetap meengedepankan kerukunan antar masing-masing pihak sehinnga

, tercipta kondisi yang aman dan tertib, saling membantu dalam setiap

kesulitan yang dihadapi selain itu juga mengikutsertakan partisipasi aktif

orang tua/wali siswa untuk membantu dan bekerjasama dalam memajukan

SMP 2 Negeri Getasan

Seperti halnya dalam memperingati hari-hari besar agama masing-

masing pihak saling menjaga agar kerukunan yang terjalin sudah cukup

lama tidak terpecah hanya persoalan yang kecil, yang seharusnya bisa

dimusyawarahkan dengan baik dan bersama-sama saling terbuka satu

sama yang lain.

Tidak terlepas dari semua itu peran para wali murid/orang tua juga

penting selain sebagai pengontrol bila mana yang ada sesuatu, dari

sekolahan tidak mampu menyelesaikan masalah maka erang tua diikut

sertakan dalam menyelesaiakan persoalan, yang dihadapi baik bentuk

fisik mapun sarana prasama maupun non fisik yang berupa masalah kecil

menghadapi peserta didik.

7. Keadaan Pendidikan

Sebagian kecil telah menyelesaikan jenjang studinya kejenjang

(43)

35

SLTA dan di beri tugas pada tenaga administasi. Masing-masing individu

saling menjaga dan tidak merendahkan yang tamatan lebih rendah dan

yang lebih tnggi berbesar hati, semua seperti keluarga tidak membeda-

bedakan baik status maupun golongan dan pangkat jika hal-hal yang

bermasalah dengan cepat di selesaikan dan dibahas di forum terbuka

semua bisa memberi masukan

Misalnya dalam setiap bulan sekali ada pertemuan rutin yang

bersifat umum untuk memecahkan masalah dalam mengajar

menyelesaikan administrasi sekolah, keuangan, anak bermasalah .

Paling ada yang selang waktu untuk melakukan koordinasi antara

masing-masing pihak dalam memegang jabatan yang dilimpahkan dalam

mengemban tugas di sekolah, misal kesulitan dalam menyampaikan

pelajaran tertentu yang belum di kuasai. Maka dalam waktu yang tidak

begitu banyak yang lain siap membantu.

Begitu juga dengan administasi yang di berikan misalnya dalam

melakukan pembelajaran setiap masing-masing pihak menemukan

kesulitan yang dihadapi, anak yang bermasalah hal ini di tangani oleh

guru BP/BK.

B. Daftar Hasil Angket

Responden yang diteliti sejumlah 60 orang dari 465 atau 13 % dari

seluruh siswa SMP 2 Getasan. hal ini sudah memenuhi standar sesuai

dengan pendapat Suharsini Arikonto yang mengatakan subjek besar dapat

(44)

dari tiga kelas diambil secara acak, kelas satu 20,kelas dua 20 dan kelas

20.

Tabel IX. Daftar Responden

NO NAMA NO NAMA

1 Ngarfani 31 Eka Apriluaningrum

2 Rismanto 32 Miratus S

3 Sri Juwarti 33 Novita kusmiyati

4 Segung Sarjono 34 M Rifai

5 Elsa Linda Sari 35 Agus Samino

6 Catur Yuliana 36 Kusnanto

7 Ariyana MK 37 Devi purwati

8 Widi Astuti 38 Ratih setioini

9 Siti Maryatun 39 Joko P

10 Agus Wahyono 40 Pujiono

11 Purwadi 41 Suparjo

12 Perihatin 42 Supriyanto

13 Suparmi 43 Sisi P

14 Nur wahyudi 44 Ria Anjar S

15 Muhladi K 45 Sadi Sulistianto

16 Ismiati 46 Sulistio G

17 Muhammad safii 47 Sugiarto

18 Sulasmi 48 Dwi N

19 N laila Ismiati 49 Windaria

20 Sriyani 50 Wulan dari

21 Apri 51 Anderi Setio wait

22 Wahyu N H 52 Anjar K

23 Wahyudi 53 SitiMainunah

24 Gianto 54 Agus S

25 Wawan Indra L 55 Saleh

26 Suyadi P 56 Rudi Wahono

27 Arif J 57 Adi Riyanro

28 Sumarno 58 Sri wahyunmgsih

29 Slamet 59 Sir wahyuni

30 Ika Yulianti 60 Sarwono

Data tentang intensitas menonton sinetron dan perilaku menyimpang

diperoleh dengan menyebarkan angket, hasil penyebaran angket sebagai

(45)

37

1. Data tentang responden terhadap angket intensitas menonton sinetron dapat

dilihat pada tabel c

Tabe X. Jawaban angket intensitas menonton sinetron

(46)
(47)

39

2 .Data tentang jawaban responden terhadap angket pelaku menyimpang

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel. XI Jawaban Angket Perilaku Menyimpang

(48)
(49)

41

49 C C B C C A B A C C C C C C C

50 C C C B C C C B B C C C C C C

51 C C B B C A B A B B C B C C B

52 C

c

B B B A C C C C C C C C C

53 C B B C C C C C B C C C C C C

54 C C B C C A B B C C C C C C C

55 C C B C C C C C B C c C C C C

56 C C B C C A B A C C c C C C C

57 B C C C C C C C C B

c

C C C C

58 C C C C C C B C C A

c

C B n C

59 C C B C

c

A B A C C

c

C C

c

C

60 A A B B B B B B A B B B B B B

(50)

Setelah data terkumpul, maka langkah yang tempuh selanjutnya adalah

menganalisis data. Hal ini dimaksud untuk memperoleh jawaban dari

permasalahan pertanyaan yang ditanyakan.

Adapun tujuan penelitian ini, sebagaimana telah disebutkan dalam bab

pendahuluan yaitu:

1. Ingin mengetahui sejauh mana intensitas menonton sinetron pada siswa SMP

2 Getasan.!

2. Ingin menetahui sejauh mana perilaku menyimpang pada siswa SMP 2

Getasan !.

3. Ingin mengetahui adakah pegaruh intensitas perilaku menyimpang pada siswa

SMP 2 Getasan!

Dalam analisis penulis membagi menjadi beberapa tahap yaitu :

A. Analisis Pertama

Analisis tentang data intensitas menonton sinetron

1. Analisis Penilaian Data

Untuk mencari nilai jawaban-jawaban pertanyaan angktet yang

terdiri dari 15 pertanyaan, masing-masing jawaban disediakan 3 alternatif

jawaban yang berbobot sebagai berikut.

a. Alternatif jawaban A dengan nilai 3

• b. Alternatif jawaban B dengan nilai 2

c. Alternatif jawaban C dengan nilai 1

(51)

4 4

Dari data yang telah di rekap hasilnya sebagai berikut:

Tabel IV. Nilai Angket Intensitas Menonton Sinetron

No Nomer Pertanyaan Jml

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 1 1 3 1 1 1 2 3 2 3 1 2 2 2 28

2 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2' 2 1 21

3 3 3 2 2 1 2 3 1 2 1 3 o 3 3 2 32

4 3 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 23

5 3 1 1 2 2 1 3 1 1 1 3 1 1 2 2 25

6 3 1 3 2 1 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 26

7 3 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 21

8 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 20

9 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 3 34

10 3 1 3 2 1 3 2 1 2 2 1 3 1 2 1 26

11 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2 34

12 3 1 3 2 1 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 26

13 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 1 2 3 34

14 3 1 3 2 2 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 24

15 3 1 1 2 2 1 3 1 1 1 3 1 1 2 2 25

16 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 1 34

(52)

18 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 35

19 3 2 2 2 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 25

20 3 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 2 2 2 29

21 2 3 1 2 3 2 2 3 1 2 3 1 1 2 .2 26

22 3 3 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 1 2 34

23 3 3 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 1 25

24 1 3 1 3 1 2 1 1 2 3 1 2 1 2 1 25

25 3 1 1 3 1 1 1 2 3 2 3 1 2 2 2 28

26 2 3 1 2 1 2 2 3 3 2 1 3 1 2 2 26

27 3 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 1 2 1 29

28 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 J 1 2 oZ 1 23

29 3 1 1 3 2 1 1 2 3 2 3 1 2 2 2 29

30 3 3 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 1 25

31 3 1 3 2 2 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 27

32 1 3 1 3 1 2 2 2 2 3 1 2 1 2 1 27

33 3 1 1 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 1 3 35

34 3 1 1 3 1 2 1 2 3 2 3 1 2 3 2 30

35 3 1 3 2 1 3 3 3 2 2 1 3 1 3 2 31

36 2 3 2 2 2 2 3 2 1 3 X.o 1 1 2 3 31

37 3 1 3 2 2 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 27

38 1 3 1 3 1 2 2 2 2 3 1 2 1 1 1 26

39 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 3 1 2 2 24

(53)

I 46

40 3 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 1 2 2 30

41 3 3 2 2 2 1 9 1 3 1 2 3 1 2 1 29

42 1 2 1 3 1 2 2 i.•-» 2 3 1 2 1 1 1 25

43 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 1 2 2 25

44 3 1 1 1 1 1 i 1 1 1 3 1 I 2 1 18

45 1 2 1 3 1 2 2 2 2 3 1 '>A* 1 1 1 25

46 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2 34

47 3 1 1 3 1 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 30

48 3 1 3 2 1 3 3 3 2 2 1 3 1 3 2 31

49 2 3 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 2 1 31

50 3 1 3 2 2 3 1 1 2 3 3 3 3 3 2 33

51 1 3 1 3 1 2 2 2 2 3 1 2 1 1 .1 26

52 2 3 2 3 2 2 3 2 1 3 2 2 1 2 1 31

53 3 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 1 2 2 30

54 3 3 2 2 2 1 9 1 3 1 3 3 1 2 1 30

55 1 2 1 3 1 3 2 2 2 3 1 2 1 3 1 28

56 3 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 3 1 2 2 28

57 1 3 1 3 1 2 1 1 2 3 1 2 1 1 1 24

58 2 2 1 3 1 3 2 2 2 3 i 2 1 3 1 29

59 3 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 24

(54)

2. Analisis Berdasarkan Skor

Untuk mencari analisis ini dengan mengunakan persentase ,dengan

rumus F

F = ---- x 100% N

Adapun langkahnya adalah

a. Mencari tingkat intensitas menonton sinetron

A (tinggi) B (sedang), C ( rendah)

Tingkat intensitas menonton sinetron

1. Tinggi ( kategori A) mencapai 20 Siswa

2. Sedang (Kategori B) mencapai 34 siswa

3. Rendah ( kategori C ) mencapai 6 siswa

b. Mencari prosentase masing-masing kategori

20

1. Kategori A ---- X 100 % = 34 %

60

34

2. Kategori B ---- X 100 % = 56%

60

6

---- X 100%= 10% 3. Kategori C

(55)

48

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel V. Komparasi Intensitas Menonton Sinetron

No

c. Analisis berdasarkan item-item angket

Tabel: VI Prosentasi Jawaban Angket Perilaku Menyimpang

No Item Jawaban Jawaban Jawaban

A B C A B C

1

Seperti apa yang kamu ketahui sekarang ini semakin banyak sinetron yang beredar dan

(56)

No Item Jawaban Jawaban Jawaban

A B c: A B C

3

Jika adik suka menonton sinetron Jen is sinetron apakah yang adik sukai ?

12 16 32 20% 27% 53%

4

Jika adik menonton televisi, pada saat atau pada waktu yang bagai mana ?

18 28 14 30% 47% 23%

5

Apakah Adik suka film yang didalamnya

Bila adik suka jenis sinetron yang ada dinomer 5, berapa kali adik menonton dalam

19 20 21 32% 33% 35%

7

(57)

50

No Item Jawaban Jawaban Jawaban

A B C A B C hari apakah adik meniru gaya bicara maupun

Apa yang adik rasakan dengan munculnya sinetron yang

kebanyakan mengangkat anak sekolah SD sampai SMP?

19 18 23 32% 30% 38%

13

Apa yang adik lakukan jika sinetron tersebut

menampilkan adegan aktor yang berpacaran ?

11 11 38 18% 18% 63%

14

Apa yang adik lakukan jika sinetron tersebut

d. Analisis Bobot Item

Setelah diketahui jawaban pada tiap-tiap item dari variabel

tenang intensitas menonton sinetron, selanjutnya peneliti akan

(58)

Dari 60 respoden , yang memilih jawaban dari 1 sampai 15 yang

memilih jawaban ada 20 siswa atau 33 %. Ada yang nemilih

jawaban .Ada 34 siswa atau 56 % dan yang memilih C ada 6

siswa atau 10 % .

B. Analisis Kedua

Analisis tentang data perilaku menyimpang

1. Analisis Penilaian Data

Untuk mencari nilai jawaban-jawaban pertanyaan angktet yang

trediri dari 15 pertanaan, masing-masing jawabn disediakan 3 alternatif

jawaban yang berbobot sebagai berikut.

a. Alternatif jawaban A dengan nilai 3

b. Alternatif jawaban B dengan nilai 2

c. Alternatif jawaban C dengan nilai 1

Dari data yang telah di rekap hasilnya sebagai berikut:

Tabel IV. Nilai angket perilaku menyimpang

No Nomer Pertanyaan Jml

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 18

2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 18

3 2 1 2 1 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 i 21

4 2 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 i 20

(59)

52

6 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 i 19

7 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 19

8 1 1 2 1 1 1 3 3 1 1 2 1 2 1 1 20

9 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 20

10 1 1 2 1 3 3 2 2 3 1 1 1 1 1 1 22

11 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 18

12 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 20

13 1 1 2 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 20

14 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 18

15 1 1 2 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18

16 1 1 2 1 4 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 20

17 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 18

18 3 3 2 2 4 1 1 3 2 3 2 1 2 1 1 29

19 1 1 2 1 4 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 20

20 1 1 2 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 21

21 1 1 2 1 1 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 19

22 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 30

23 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 21

24 3 3 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

25 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 2 21

26 2 1 2 2 2 1 1 Z, 2 3 1 1 1 1 1 23

(60)

28 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 23

29 1 1 2 2 1 1 1 l 2 3 1 1 1 1 1 20

30 1 1 2 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 20

31 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 21

32 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 17

33 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 z.o 1 1 21

34 1 1 2 2 1 3 2 3 2 2 1 1 1 1 2 25

35 2 1 2 1 1 1 2 1 2 3 1 1 2 1 1 22

36 1 2 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 21

37 1 2 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 21

38 1 1 2 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 20

39 1 1 2 1 1 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 19

40 1 1 2 2 1 1 1 1 Oz- 3 1 1 1 1 1 20

41 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 23

42 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 i 1 17

43 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 19

44 1 1 2 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18

45 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 19

46 1 1 2 1 1 1 ii 2 2 3 1 1 1 1 2 21

47 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 23

48 1 1 2 1 1 1 l 1 2 2 2 1 1 1 1 19

49 1 1 2 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1

(61)

54

50 1 1 2 1 1 5 z. 3 1 1 1 1 1 1 1 19

51 1 1 2 2 1 3 2 3 2 2 1 1 1 1 2 25

52 1 1 2 1 1 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 19

53 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 18

54 1 1 2 1 1 3 2 2 ii 1 1 1 1 1 1 20

55 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 19

56 1 1 2 1 1 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 19

57 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 21

58 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 19

59 1 1 2 1 1 5 2 3 1 1 1 1 1 1 1 19

60 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2

___

2 2 2 2 2 30

2. Analisis Berdasarkan Skor

Untuk mencari analisis ini dengan mengunakan persentase dengan rumus:

F

P = ---- x 100% N

Adapun langkahnya adalah

a. Mencari tingkat intensitas menonton sinetron

A (tinggi) B (sedang), C ( rendah)

Tingkat intensitas menonton sinetron

1. Tinggi ( kategori A) mencapai 2 Siswa

2. Sedang (Kategori B) mencapai 22 siswa

(62)

b. Mencari presentase masing-masing kategori

2

1. Kategori A ---- X 100 = 3%

60

22

2. Kategori B ---- X 100 % = 37%

60

36

3. Kategori C ---- ^ 100% — 60%

60

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel V. Komparasi Perilaku Menyimnang

No

Nilai

Intensitas

Menonton

Interval Frekuensi Presentase

1. Tinggi (A) 26- 30 2 3%

2. Sedang (B) 21-24 22 37%

3. Rendah (C) 16-20 36 60%

(63)

56

No Item Jawaban Jawaban Jawaban

A B- C A B C

7

Apabila adik melakukan perbuatan yang

ditayangkan di sinetron itu sadarkah terhadap apa yang di perbuat atau dicontohkan ? dirasakan dalam hati adik sebagai remaja.? berkelahi / tawuran antar pelajar ?

1 12 47 2% 20% 78%

12

Apakah anda pernah merokok bersama-sama di luar sekolah pada waktu nongkrong bareng sama yang lain ?

(64)

No Item Jawaban Jawaban Jawaban

A B C A B C

13

Pernahkan adik sekali waktu tidak membayar uang SPP atau untuk membayar buku ?

a. Analisis Bobot Item

Setelah diketahui jawaban pada tiap- tiap item dari variabel tentang

perilaku menyimpang, selanjutnya peneliti akan menganalilis

berdasarkan tiap- tiap bobot pada itemnya sebagai berikut:

Dari 60 respoden, yang memilih jawaban dari 1 sampai 15 yang

memilih jawaban ada 2 siswa atau 3 %. Ada yang nemilih jawaban

.Ada 22 siswa atau 37 % dan yang memilih C ada 36 siswa atau 60 %

C. Analisis Ketiga

Analisis ketiga yaitu hubungan antara intensitas menonton sinetron

dengan perilaku menyimpang. Dalam penyajian data pada bab ini akan di

(65)

58

sinetron sebagai variabel X dan perilaku menyimpang Y. Untuk lebih jelasnya

penulis menyajian dalam bentuk tabel.

Untuk melakukan analisis tentang hubungan inensitas menonton

sinetron dan perilaku menyimpang penulis mengunakan rumus Product

Moment sebagai berikut:

N I x y - ( Z x ) G y )

R x y =

---<

({NZxMIx2)(

NZyMZy2))

Untuk mengerjakan rumus diatas, dicari terlebih dahulu unsur-unsur

yang mewakili rumus tersebut melalui tabel

Tabel VIII.

Hubungan Intensitas Menonton Sinetron (>.)

Perilaku Menyimpang (y)

No.

Responden Skor X Skor Y

1 28 18

2 21 18

3 32 21

4 23 20

5 25 21

6 26 19

7 21 19

8 20 20

9 34 20

10 26 22

(66)

15 25 18

16 33 20

17 25 18

18 35 29

19 25 20

20 29 21

21 26 19

22 33 30

23 25 21

24 25 25

25 28 21

26 26 23

27 27 20

28 23 23

29 29 20

30 25 20

31 27 21

32 27 17

33 32 21

34 30 25

35 31 22

36 31 21

37 27 21

38 26 20

39 24 19

40 30 20

(67)

42 25 17

Tabel VIII. Hubungan Intensitas Menonton Sinetron (x )Periiaku

(68)

11 34 18 1.156 324 612

13 34 20 1.156 400 680

14 24 18 576 324 432

15 25 18 625 324 450 '

16 33 20 1.089 400 660

17 25 18 625 324 450

18 35 29 1.225 841 1.015

19 25 20 625 400 500

20 29 21 841 441 609

21 26 19 676 361 494

22 33 30 1.089 900 990

23 25 21 625 441 525

24 25 25 625 625 625

25 28 21 784 441 588

26 26 23 676 529 598

27 27 20 729 400 540

28 23 23 529 529 529

29 29 20 841 400 580

30 25 20 625 400 500

31 27 21 729 441 567

32 27 17 729 289 459

33 32 21 1.024 441 672

34 30 25 900 625 750

35 31 22 961 484 682

36 31 21 961 441 651

37 27 21 729 441 567

(69)

39 24 19 576 361 456

1.668 1.236 47.284 25.914 34.545

Keterangan:

Xy = 34.545

X2 = 47.284

Y2 = 25.194

(70)

Rxy

Jadi hasilnya 0, 286

Setelah data di analisis dengan cara menggunakan tekhnik korelasi

Product Moment. Untuk mengetahui dapat dan tidaknya hipotesa yang

diterima. Maka dikonsultasikan ke nilai X dan nilai Y yang terdapat dalam r

tabel. Diperoleh sama atau lebih besar dari nilai r dalam tabel r. Maka nilainya

(71)

64

yakni 60 siswa maka dapat dilihat bahwa r tabel dalam tabel Product Moment

adalah taraf 5 % sebesar 0.254 Dan taraf 1 % sebesar 0,330. berdasarkan tabel

dapat dibandingkan bahwa nilai yang dijawab adalah 0,254 dalam taraf. 0,286

dalam taraf 0,330 nilai rxy tabel lebih besar dari nilai tabel 0,254< 0,286 >

0,330.

v

Oleh karena itu rxy lebih besar dari r, maka Ho di tolak, artinya Ha

diterima.

Hipotesis yang berbunyi pengaruh intensitas menonton sinetron

terhadap perilaku menyimpang siswa SMP 2 Getasan tahun 2008 teryata

terbukti dan dapat diterima kebenarannya.

D. Interpretasi Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian teryata ada pengaruh sinetrcn yang di

tonton oleh siswa-siswi SMP 2 Getasan, terhadap perilaku menyimpang. Itu

artinya bahwa sinetron yang saat ini fungsinya sebagai hiburan tetapi juga

membawa dampak terhadap perilaku anak. Peran media televisi sebagai salah

satu dari alat komunikasi maka, seharusnya memiliki tugas (dalam tatanan

sistim social masyarakat) sebagai penyampai informasi, alat pemasyarakatan,

motiavsi, perdebatan dan diskusi, pendidikan, memajukan kebudayaan,

hiburan dan integrasi. Bila dilihat dari karakteristik tayangannya, maka

sinetron dapat memberikan perannya sebagai sarana hiburan, pendidikan dan

memajukan kebudayaan. Hal yang menghawatirkan adalah, sinetron-sinetron

(72)

apa yang diharapkan dari tayangan tersebut, bagaimana target penonton

mereka, dan apa pertanggungjawaban mereka yang teilibat didalamnya

terhadap nilai moral yang sudah mulai biasa batas antara baik dan buruk

bahkan biasa pula ditingkatkan umur mana kebaikan dan keburukan itu daoat

ditangkap. Karena dalam pendidikan, ada nilai yang disampaikan selain

pengetahuan.

Media diyakinkan telah menggeser tugas guru, agamawan maupun

orang tua sebagai Edukator, menyediakan role model bagi anak dan remaja

dan menjadi sumber acuan untuk mendefinisikan mana yang baik dan mana

yang buruk ,'

Tanpa disadari remaja akan meniru apa yang dilampilkan dalam

sinetron tersebut dalam berperilaku keseharian. Sinetron ini sebenarnya

mewakili sinetron lainnya, sample yang buruk, dan menjadi sorotan utama.

Paling tidak dari sini nantinya bisa menjadi acuan, bahwa hal-hal seperti ini

juga ada pada sinetron-sinetron lainnya.

(73)

PENUTUP

BAB V

A. Kesimpulan

Setelah penulis meneliti secara keseluruhan skripsi tentang pengaruh

intensitas menonton sinetron terhadap perilaku menyimpang. Maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat intensitas remaja yang diwakili oleh SMP 2 Getasan bertaraf

sedang.menapai 34 siswa atau 56 % dari 60 responden.

2. Perilaku menyimpang pada siswa SMP 2 Getasan di kategorikan sedang

ada 36 siswa atau 60% dari 60 responden

3. Setelah di analisis korelasi Product Moment, penelitian terdapat pengaruh

intensitas menonton sinetron terhadap perilaku menyimpang tingkatannya

sedang. Terbukti analisis statistik terbilang signifikan. 5% 0,254

sedangkan taraf 1% sebesar 0,330 maka dapat diartikan Rxy tabelnya

(0,254 <0,286 >0,330)

B . Saran

Dari kesimpulan diatas ada beberapa saran dari penulis :

1. Bagi guru Bimbingan Konseling sekolah agar lebih meningkatkan

pengarahan terhadap siswa. Agar siswa tidak melakukan perilaku

menyimpang

2. Kepada orang tua supaya mengarahkan, memperhatikan tingkah laku anak

agar agar tidak terpengaruh oleh tayangan sinetron.

3. Kepada siswa agar lebih selektif dalam menonton sinetron

(74)

C . Penutup

Puji Sy ikur kehadlir2t Allah SWT yang telah memberikan nikmat,

rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

dengan lancar dan sesuai dari rencana semula

Meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam

penulisan skripsi namun sebagai manusia biasa yang khilaf dari kritikan yang

membangun sehingga hanya kesempurnaan skripsi yang akan mendatang .

Akhirnya kepada Allah kami kembalikan segala persoalan dan tempat

memohon segala pertolongan.Amin...

Salatiga , 5 Agustus 2008

Gambar

gambar hidup dengan jarak jauh.3
Tabel. II. Data Tamatan tiga tahun terakhir
Tabel. III. Angka yang mengulang (tiga tahun terakhir)
Tabel. VI. Kondisi Tenaga Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tentukan besaran ruang gerak anda. Sumber

Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami ISPA dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Ruang Anak RSU Bangil

Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Melipat dan Tempel (Litem) pada Kelompok B1 TK Pertiwi Desa Sambirata Kecamatan

kepribadian karyawan dengan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. karyawan, terdapat 3 karyawan yang kepribadiannya tidak cocok

“alasan saya menggu nakan konseling individu dengan teknik REBT, atas dasar berlandaskan pada latar belakang masalah yang dihadapi konseli yang menunjukkan

Akar Kuning ( Arcangelisia flava Merr) adalah tanaman obat tradisional yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit seperti pencernaan,. penyakit

penggunaan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau pada akhir tahun. anggaran untuk mengetahui capaian kinerja program/kegiatan yang dibiayai

Aplikasi ini memuat tentang pembelian dan penjualan onderdil motor tiap kali transaksi terjadi sehingga transaksi pembelian dan penjualan dapat dipermudah serta memudahkan