PT LAMICITRA NUSANTARA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAANLAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
DAN
ASET
Kas dan setara kas 2c, 2q, 3, 29, 31a 58.852.944 52.923.664
Investasi jangka pendek 2d, 2q, 4, 11, 29, 31a 19.742.468 23.584.401
Piutang usaha 2f, 2i, 5, 26, 31d
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 22.839 15.085
Pihak ketiga 3.733.593 4.298.978
Piutang lain-lain 2f, 31d 3.938.548 5.088.022
Persediaan 2g, 6, 11, 31c 357.373.432 377.166.426
Pajak dan biaya dibayar di muka 2h, 2o, 7 6.788.441 5.367.138
Piutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2f, 2i, 8, 26 55.280.788 31.567.773
Aset pajak tangguhan 2o, 24 25.259 6.339
Tanah yang belum dikembangkan 2g, 9, 30 26.271.641 26.271.641
Aset tetap
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 126.304.135 pada tahun 2010
dan Rp 115.518.117 pada tahun 2009) 2e, 2j, 10, 11, 30 72.318.456 82.267.962
Aset lain-lain 2k 180.082 1.931.844
JUMLAH ASET 604.528.491 610.489.273
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
KEWAJIBAN
Hutang bank 4, 6, 10, 11, 31b, 31e 29.890.555 27.950.000
Hutang usaha 2s, 12, 30, 31e 8.665.676 6.735.807
Hutang pajak 2o, 13, 24 4.474.595 5.449.277
Beban masih harus dibayar 2n, 14 4.410.455 4.049.825
Pendapatan diterima di muka 2n, 15 291.425.542 323.224.614
Hutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2i, 8, 26, 31e 16.141.956 21.756.489
Kewajiban pajak tangguhan 2o, 24 - 80.402
Penyisihan penggantian peralatan dan
perlengkapan hotel 2e, 2j 45.838 31.013
Uang jaminan penyewa 2q, 16, 29 13.118.481 14.836.145
Kewajiban lain-lain 2l, 17 7.459.698 6.165.642
Jumlah Kewajiban 375.632.796 410.279.214
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 2b, 18 23.239.229 13.605.871
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 125 (Rupiah penuh) per saham
Modal dasar - 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh
-1.148.418.000 saham 19 143.552.250 143.552.250
Tambahan modal disetor - bersih 2m (1.197.157) (1.197.157)
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali 2b, 20 1.372.309 1.372.309
Saldo laba 61.929.064 42.876.786
Jumlah Ekuitas 205.656.466 186.604.188
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 604.528.491 610.489.273
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Catatan
PENDAPATAN USAHA 2n, 21, 26 128.970.729 134.898.800
BEBAN POKOK PENJUALAN 2n, 22 55.145.053 54.852.025
LABA KOTOR 73.825.676 80.046.775
BEBAN USAHA 2n, 23
Penjualan 2.003.202 1.848.135
Umum dan administrasi 35.711.866 42.904.733
Jumlah Beban Usaha 37.715.068 44.752.868
LABA USAHA 36.110.608 35.293.907
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2n
Rugi selisih kurs - bersih (1.862.708) (8.944.501)
Penghasilan bunga 1.966.243 1.457.333
Laba penjualan aset tetap - bersih 2j, 10 165.500 50.250
Beban bunga (3.101.198) (5.076.313)
Lain-lain - bersih 3.061.351 2.290.056
Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih 229.188 (10.223.175)
LABA SEBELUM PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 36.339.796 25.070.732
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 2o, 24
Kini
Final (6.292.856) (6.683.724)
Tidak Final (1.460.626) (1.301.739)
Tangguhan 99.322 (309.062)
Jumlah Beban Pajak (7.654.160) (8.294.525)
LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 28.685.636 16.776.207
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 2b, 18 (9.633.358) (4.173.959)
LABA BERSIH 19.052.278 12.602.248
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (RUPIAH PENUH) 2p, 25 16,59 10,97
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2010 2009
LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS ATAS
Saldo 1 Januari 2009 143.552.250 (1.197.157) 1.372.309 30.274.538 174.001.940
Laba bersih - - - 12.602.248 12.602.248
Saldo 31 Desember 2009 143.552.250 (1.197.157) 1.372.309 42.876.786 186.604.188
Laba bersih - - - 19.052.278 19.052.278
Saldo 31 Desember 2010 143.552.250 (1.197.157) 1.372.309 61.929.064 205.656.466
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal Ditempatkan Tambahan Restrukturisasi
dan Modal Entitas
Selisih Nilai Transaksi
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 112.110.866 120.836.806 Pembayaran pada karyawan dan pemasok (72.507.305) (82.957.355) Kas diperoleh dari operasi 39.603.561 37.879.451 Pembayaran bunga (2.950.079) (5.076.313) Pembayaran pajak penghasilan badan (7.899.376) (9.792.583)
Penerimaan bunga 1.966.243 1.457.333
Penerimaan lain-lain 3.210.614 2.290.056 Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 33.930.963 26.757.944
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan aset tetap 165.500 50.250 Perolehan aset tetap (1.041.751) (10.291.799) Pencairan investasi jangka pendek 3.841.933 4.416.066 Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi 2.965.682 (5.825.483)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan hutang bank jangka pendek 22.000.000 -Pembayaran hutang bank jangka pendek dan jangka panjang (20.059.445) (19.078.911) Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (23.713.015) (12.070.220) Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (5.614.533) (1.042.858) Penambahan (pengembalian) uang jaminan penyewa (1.717.664) 136.057 Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (29.104.657) (32.055.932)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS 7.791.988 (11.123.471)
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing (1.862.708) (7.916.689)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 52.923.664 71.963.824
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 58.852.944 52.923.664
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:
Reklasifikasi bangunan dalam penyelesaian menjadi aset tetap 181.583 17.996.634
2010 2009
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Lamicitra Nusantara Tbk (d/h PT Lami Citra Persada) (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 32 tanggal 29 Januari 1988 dari Tjitra Sasanti Djatmiko, S.H., Notaris di Surabaya. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-9900. HT.01. 01.TH.89 tanggal 25 Oktober 1989. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 182 tanggal 23 Juli 2008 yang telah diperbaiki dengan akta No. 287 tanggal 30 Agustus 2008 dari Noor Irawati, S.H., Notaris di Surabaya mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas dan perubahan susunan pengurus Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-85053.AH.01.02.Tahun 2008, tanggal 12 Nopember 2008.
Perusahaan berdomisili di Surabaya dengan lokasi usaha di Surabaya dan Semarang. Kantor pusat Perusahaan berada di Jembatan Merah Plaza lantai 5, Jl. Taman Jayengrono No. 2 - 4, Surabaya.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan dan pengelolaan properti, jasa, perdagangan dan pertokoan. Perusahaan memulai usaha komersialnya pada bulan Januari 1990. Saat ini, kegiatan utama Perusahaan adalah penjualan stand di Jembatan Merah Plaza – Surabaya, pengelola kawasan berikat di Tanjung Emas Semarang dan penyertaan modal pada Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan depo peti kemas, perhotelan, real estat dan properti. Jumlah karyawan Perusahaan dan Anak Perusahaan rata-rata 693 dan 717 karyawan masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) PT Lamicitra Nusantara Tbk.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Laksmono Kartika
Komisaris : Sri Kuntjoro Dewi Maureen, MBA
Komisaris Independen : Abdullah Gawi Oemar, S.E.
Direktur Utama : Pranowo Kartika, S.H., MBA
Direktur : Ir. Priyo Setya Budi
Drs. Udjang Ongkowidjojo Drs. Robin Wijaya Gejali, MBA Dra. Lanny Gondokusumo Siana Kartika
Prasetyo Kartika, B.Com, M.M.
Gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 5.785.421 dan Rp 4.267.000.
b. Anak Perusahaan
Perusahaan memiliki langsung lebih dari 50% saham Anak Perusahaan sebagai berikut:
31 Desember 2010
Tahun
Persentase Operasi
Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Kepemilikan Komersial Jumlah Aset PT Tunjungan Crystal Hotel Surabaya Perhotelan 99,33% 1996 42.267.744 (TCH)
PT Dharmabhakti Adijaya Surabaya Real estat 98,96% 1994 47.334.563 (DBAJ)
PT Wiratangguh Dharmacitra Surabaya Pengelolaan 80,00% 1993 1.368.753
(WTDC) Depo Peti
Kemas
PT Penta Persada Pertiwi Surabaya Properti 75,00% 2007 106.188.957 (PPP)
PT Persada Alam Nusantara Surabaya Properti 54,50% 2007 360.273.060 (PAN)
31 Desember 2009
Tahun
Persentase Operasi
Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Kepemilikan Komersial Jumlah Aset PT Tunjungan Crystal Hotel Surabaya Perhotelan 99,33% 1996 44.594.161 (TCH)
PT Dharmabhakti Adijaya Surabaya Real estat 98,96% 1994 46.305.187 (DBAJ)
PT Wiratangguh Dharmacitra Surabaya Pengelolaan 80,00% 1993 1.211.254
(WTDC) Depo Peti
Kemas
PT Penta Persada Pertiwi Surabaya Properti 75,00% 2007 105.828.434 (PPP)
PT Persada Alam Nusantara Surabaya Properti 54,50% 2007 337.393.610 (PAN)
Perusahaan mencatat penyertaan saham dengan menggunakan metode ekuitas (Equity
Method).
c. Penawaran Umum Saham Perusahaan
Pada tanggal 29 Juni 2001, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-605/PM/2001 untuk melakukan penawaran umum atas 80.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan disertai penerbitan 160.000.000 Waran Seri I (Waran) yang diterbitkan menyertai saham biasa atas nama tersebut yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham
setiap 1 Waran akan memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham baru Perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp 125 (Rupiah penuh) per sahamnya. Waran tersebut mempunyai jangka waktu pelaksanaan dari tanggal 18 Januari 2002 sampai dengan tanggal 16 Juli 2004.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham biasanya (1.148.418.000 saham) pada Bursa Efek Indonesia.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan, yang diedarkan oleh BAPEPAM-LK bagi emiten atau perusahaan publik industri real estat.
Laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, disusun
berdasarkan pada saat terjadinya (accrual basis) dengan konsep biaya perolehan
(historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto.
Laporan arus kas konsolidasi disajikan dengan metode langsung yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan kepemilikan langsung lebih dari 50%. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas pada Anak Perusahaan disajikan sebagai akun “Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan” dalam neraca konsolidasi. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku Anak Perusahaan yang diakuisisi dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas dalam neraca konsolidasi.
c. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas kewajiban dan pinjaman lainnya serta tidak dibatasi penggunaannya.
d. Investasi Jangka Pendek
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan dari tanggal penempatannya namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan dari tanggal penempatannya, disajikan sebagai “Investasi Jangka Pendek” dalam neraca konsolidasi.
e. Penyisihan Penggantian Peralatan dan Perlengkapan Hotel
Penyisihan untuk penggantian peralatan dan perlengkapan hotel dibentuk berdasarkan persentase dari pendapatan jasa pelayanan hotel. Pembelian dan penggantian pada periode berjalan dibebankan ke penyisihan tersebut.
f. Piutang
Piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Pada saat pengakuan awal, piutang diakui pada nilai wajarnya dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu.
Penurunan Nilai
Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Piutang ragu-ragu dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak tertagih.
g. Persediaan
Sejak tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengadopsi PSAK No. 14 (Revisi 2008) mengenai “Persediaan” yang efektif untuk pelaporan keuangan konsolidasi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009 dan diterapkan secara prospektif.
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode masuk pertama keluar pertama untuk persediaan bahan bakar, peralatan kantor dan pemeliharaan gedung, sedangkan untuk persediaan makanan, minuman dan keperluan hotel ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Persediaan tanah dan bangunan (stand/kios dan ruko) yang siap jual, bangunan yang sedang dikonstruksi, tanah matang, tanah dalam pematangan dan tanah yang belum dimatangkan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah.
Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat serta dipindahkan ke aset tanah dan bangunan pada saat selesai dibangun dan siap dijual dengan menggunakan metode identifikasi khusus.
Biaya perolehan tanah dalam pematangan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dimatangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada aset pengembangan real estat.
Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya pra perolehan dan perolehan tanah dan dipindahkan ke tanah dalam pematangan pada saat pematangan tanah akan dimulai atau dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut siap dibangun.
h. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka merupakan biaya yang dibayar untuk masa manfaat berkisar antara 1 sampai 3 tahun dan diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.
i. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
j. Aset Tetap
Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset Tetap” suatu entitas harus
memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai
kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Hak atas tanah sewa 10 - 13
Bangunan dan prasarana 20
Mesin dan peralatan 4 - 10
Perabot dan peralatan 4
Kendaraan 4
Hak atas tanah sewa merupakan hak atas tanah milik Perusahaan yang berada di atas tanah yang disewa. Hak atas tanah tersebut disusutkan secara garis lurus sesuai dengan masa manfaatnya maksimum selama jangka waktu sewa tanah.
Peralatan dan perlengkapan hotel (tembikar, gelas, permadani, linen dan seragam) milik TCH (Anak Perusahaan) dinyatakan berdasarkan biaya perolehannya dan tidak disusutkan. Penggantian karena kerusakan dari aset tetap tersebut diperoleh dari penyisihan dana untuk penggantian peralatan dan perlengkapan hotel yang dicatat dalam akun “Penyisihan Penggantian Peralatan dan Perlengkapan Hotel” dalam neraca konsolidasi.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak dipergunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Sesuai dengan PSAK No. 48 mengenai “Penurunan Nilai Aset”, mewajibkan penelaahan atas indikasi penurunan nilai aset ke nilai wajar apabila terjadi indikasi kejadian atau peristiwa bahwa nilai tercatat tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset dibebankan sebagai rugi dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
k. Biaya Pra-Operasi
Biaya yang terjadi sebelum saat dimulainya kegiatan komersial dikapitalisasi dan akan diamortisasikan setelah dimulainya kegiatan usaha komersial. Penangguhan pembebanan tersebut hanya terbatas pada biaya-biaya yang memiliki manfaat di masa depan yang antara lain meliputi beban pendirian Anak Perusahaan.
l. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui kewajiban atas imbalan kerja karyawan yang
tidak didanai sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU”).
Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”, biaya penyisihan imbalan kerja karyawan menurut UU ditentukan berdasarkan penilaian aktuaria
menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuaria diakui
sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar antara nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian aktuaria ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus
(straight-line method) berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Kemudian, biaya jasa lalu diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sampai imbalan tersebut menjadi
m.Biaya Emisi Saham
Biaya emisi saham dikurangkan langsung dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan.
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan pertokoan di plaza (stand), rumah toko (ruko) dan bangunan
rumah tinggal beserta tanahnya diakui secara penuh (full accrual) apabila seluruh kriteria
berikut terpenuhi:
- Pengikatan jual beli telah ditandatangani;
- Harga jual akan tertagih, yaitu jumlah yang telah dibayar tersebut sekurang-kurangnya
telah mencapai 20% dari harga jual;
- Tagihan bebas dari subordinasi; dan
- Penjual telah mengalihkan resiko dan manfaat kepemilikan kepada pembeli melalui suatu
transaksi yang secara substantial adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan stand dan bangunan rumah tinggal beserta tanah yang dijual tersebut.
Sedangkan untuk penjualan kavling tanah yang pendirian bangunannya akan dilaksanakan
oleh pembeli tanpa keterlibatan penjual (retail land sales) diakui secara penuh (full accrual)
apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:
- Pengikatan jual beli telah ditandatangani;
- Pembeli telah membayar uang muka sekurang-kurangnya 20% dari harga jual yang telah
disepakati dan masa pengembalian uang muka telah lewat;
- Harga jual akan tertagih, yaitu jumlah yang telah dibayar tersebut sekurang-kurangnya
telah mencapai 20% dari harga jual;
- Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa yang akan datang bebas dari subordinasi;
dan
- Selesainya pengembangan lingkungan dimana tanah tersebut berada, yaitu penjual tidak
mempunyai kewajiban yang signifikan lagi.
Apabila persyaratan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi, maka seluruh uang yang diterima
dari pembeli diperlakukan sebagai pendapatan diterima di muka dan dicatat dengan deposit
method sampai seluruh persyaratan tersebut terpenuhi.
Pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan diakui pada saat penggunaan aset oleh pihak lain sejalan dengan berlakunya waktu atau pada saat periode digunakannya aset yang bersangkutan. Pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan disajikan sebelum dikenakan pajak penghasilan final. Uang muka yang diterima dari penyewa dicatat dalam akun “Pendapatan Diterima di Muka” dan akan diakui sebagai pendapatan secara berkala sesuai dengan kontrak sewa yang berlaku.
Pendapatan dari penjualan dan jasa diakui pada saat barang atau jasa diserahkan.
Pendapatan atas iuran kebersihan dan keamanan diakui pada saat pembeli (pemilik) akan membangun kavling yang dimiliki.
o. Pajak Penghasilan
Pada tanggal 4 Nopember 2008, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 71 mengenai Pajak Penghasilan dari Penghasilan atas Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. Peraturan ini menyatakan bahwa penghasilan atas kepemilikan tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak bersifat final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan. Peraturan ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2009.
Beban pajak kini atas pendapatan jasa perhotelan dan depo kontainer ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Pendapatan dari sewa bangunan pabrik dan stand dikenakan pajak final sebesar
10% dari jumlah kotor nilai kontrak. Pendapatan jasa pemeliharaan (service charge)
dikenakan pajak final sebesar 10% dari jumlah kotor nilai kontrak.
Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Atas penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.
Kecuali untuk usaha yang atas pendapatannya telah dikenakan pajak final, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca konsolidasi. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas konsolidasi.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
p. Laba Bersih per Saham Dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan yaitu sebesar 1.148.418.000 saham pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
q. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca konsolidasi, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan kewajiban moneter adalah kurs tengah Bank Indonesia.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs yang digunakan masing-masing adalah:
2010 2009
(Rupiah penuh) (Rupiah penuh)
EUR 1, Euro Eropa 11.956 13.510
JPY 100, Yen Jepang 11.029 10.170
AUD 1, Dolar Australia 9.143 8.432
USD 1, Dolar Amerika Serikat 8.991 9.400
SGD 1, Dolar Singapura 6.981 6.699
HKD 1, Dolar Hongkong 1.155 1.212
r. Informasi Segmen
Berdasarkan PSAK No. 5 (Revisi 2000) mengenai “Pelaporan Segmen” menetapkan prinsip-prinsip pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengidentifikasi dan menyajikan informasi keuangan berdasarkan segmen usaha dan segmen geografis.
Informasi segmen disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasi.
Informasi segmen Perusahaan dan Anak Perusahaan disajikan menurut pengelompokan (segmen) usaha.
Segmen usaha adalah komponen yang dapat dibedakan (distinguishable components) dan
menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian industri atau sekelompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para pelanggan di luar entitas Perusahaan dan Anak Perusahaan.
s. Hutang Usaha
Hutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
t. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena terdapatnya risiko yang melekat dalam suatu estimasi, hasil sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin didasarkan pada jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.
3. KAS DAN SETARA KAS
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Kas
Rupiah 413.714 442.788
Mata uang asing 151.440 123.216
2010 2009 Bank
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 3.202.920 3.811.897
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.683.489 706.881
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 395.431 223.593
PT Bank Victoria Internasional Tbk 176.693 169.648
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 131.712 100.758
PT Bank Jatim 108.754 7.099
PT Bank Mega Tbk 106.119 257.259
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 83.975 351.570
PT Bank Mega Syariah 49.046 48.416
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 33.092 32.004
PT Bank Bukopin Tbk 26.410 26.286
PT Bank CIMB Niaga Tbk 10.276 10.276
PT Bank Pan Indonesia Tbk - 510.392
Dolar Amerika Serikat
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited 511.192 1.161.291
PT Bank Pan Indonesia Tbk 442.703 401.473
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 332.994 936.782
PT Bank Mega Tbk 47.265 49.918
PT ANZ Panin Bank (d/h The Royal Bank
of Scotland) 41.038 643.345
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 38.631 69.911
Fortis Bank S.A/N.V 9.004 9.413
Sub-jumlah 7.430.744 9.528.212
Deposito berjangka Rupiah
PT Bank Mega Tbk 22.000.000 -
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 4.582.905 -
PT Bank Central Asia Tbk 48.474 -
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 7.715 7.715
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24.217.952 35.349.928
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - 5.169.812
PT Bank Pan Indonesia Tbk - 2.301.993
Sub-jumlah 50.857.046 42.829.448
Jumlah 58.852.944
52.923.664
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun
Rupiah 5%-8% 6%-8%
4. INVESTASI JANGKA PENDEK
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Penempatan di: Rupiah
PT Bank Mega Tbk 4.692.246 5.744.939
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 552.260 552.560
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 356.677 373.905
PT Bank Pan Indonesia Tbk 234.041 -
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 13.907.244 16.912.997
Jumlah 19.742.468
23.584.401
Penempatan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Mega Tbk (Mega) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) digunakan sebagai jaminan atas fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang diberikan oleh BNI, Mega dan BRI kepada konsumen PAN dan PPP (Anak Perusahaan). Tingkat bunga atas penempatan ini adalah sebesar 5,75%-7,5% per tahun dan 5%-8% per tahun masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
Penempatan di PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin) merupakan escrow account atas fasilitas
kredit yang diperoleh PAN (Anak Perusahaan) dari Panin (lihat Catatan 11).
5. PIUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
a. Jumlah piutang usaha berdasarkan jenis usaha
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Jasa perhotelan
PT Jasamitra Propertindo 22.839 15.085
Pihak ketiga
Jasa perhotelan 1.284.955 1.053.523
Sewa dan jasa pelayanan 320.245 577.039
Jasa depo peti kemas 245.264 413.518
Properti 36.925 1.036.925
Lain-lain 1.846.204 1.217.973
Sub-jumlah 3.733.593 4.298.978
2010 2009
b. Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari)
Belum jatuh tempo 377.334 591.089
Sudah jatuh tempo
1 s/d 30 hari 1.557.614 1.331.798 31 s/d 60 hari 81.461 255.448 61 s/d 90 hari 75.857 188.273 91 s/d 120 hari - 155.556 > 120 hari 1.664.166 1.791.899 Jumlah 3.756.432
4.314.063
c. Jumlah piutang usaha berdasarkan mata uang
Seluruh piutang usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah dalam mata uang Rupiah.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan tidak terdapat bukti obyektif bahwa piutang usaha mengalami penurunan nilai, dan oleh karena itu tidak ditentukan adanya penurunan nilai piutang usaha.
6. PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Unit siap dijual
− Stand Pusat Grosir Surabaya 113.820.446 136.165.152
− Stand Tunjungan Electronic Centre 102.585.745 101.804.364
− Stand Jembatan Merah Plaza II 58.414.923 58.447.286
− Stand Jembatan Merah Plaza I 11.319.189 11.319.189
− Ruko Jembatan Merah 3.884.509 3.491.509
Yang sedang dikonstruksi
− Ruko Jembatan Merah 16.765.188 16.765.188
− Toll City 837.466 -
− Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) Mega Darmo 726.000 726.000
− Jembatan Merah Plaza III 618.191 618.191
Tanah matang
− Darmo Hill 14.367.698 14.367.698
Tanah dalam pematangan
− Basuki Rachmat 26.439.935 26.439.935
− Darmo Hill 7.122.080 6.560.680
Persediaan hotel
− Makanan, minuman dan perlengkapan 438.097 422.945
Lain-lain 33.965 38.289
Stand Pusat Grosir Surabaya (PGS) (d/h Grosir Stasiun Pasar Turi) yang tersedia untuk dijual, berlokasi di Jl. Dupak, Emplasemen Stasiun Surabaya Pasar Turi, Surabaya berstatus Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama PAN (Anak Perusahaan) yang berada di atas Hak Pengelolaan (HPL) atas tanah PT Kereta Api (Persero) (KAI) merupakan aset real estat milik PAN
(Anak Perusahaan). Pada tahun 2008, PAN (Anak Perusahaan) telah memiliki sertifikat Strata
Title atas bangunan PGS.
Stand Tunjungan Electronic Centre (TEC) (d/h Hi-Tech Centre (HTC)) yang tersedia untuk dijual, berlokasi di Jl. Tunjungan No. 5-7, Surabaya merupakan aset real estat milik PPP (Anak Perusahaan).
Stand Jembatan Merah Plaza I (JMP I) dan stand Jembatan Merah Plaza II (JMP II) yang tersedia untuk dijual, berlokasi di Jl. Taman Jayengrono No. 2-4, Surabaya merupakan aset real estat milik Perusahaan.
Ruko Jembatan Merah merupakan tanah dan rumah toko yang tersedia untuk dijual dan yang sedang dikonstruksi berlokasi di Jl. Jayengrono, Surabaya merupakan aset real estat milik Perusahaan.
Jembatan Merah Plaza III yang sedang dikonstruksi berlokasi di Jl. Taman Jayengrono, Surabaya merupakan aset real estat milik Perusahaan.
Toll City yang sedang dikonstruksi merupakan Proyek Pembangunan Fly Over Toll Road Lintas
Tengah melalui Kali Mas Surabaya, merupakan aset real estat milik Perusahaan.
Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) “Mega Darmo” merupakan rencana bangunan Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) “Mega Darmo” yang terletak di Kelurahan Pakis, Sawunggaling dan Darmo,
Kecamatan Sawahan dan Wonokromo, Surabaya dengan luas kurang lebih 250.100 m2,
merupakan aset real estat milik PAN (Anak Perusahaan). Berdasarkan Surat Izin No. 460/457/436.6.2/2009, Walikota Surabaya telah memberikan izin lokasi kepada Perusahaan
untuk keperluan pembangunan Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) “Mega Darmo” yang terletak di Kelurahan Pakis, Sawunggaling dan Darmo, Kecamatan Sawahan dan Wonokromo, Surabaya. Tanah matang dan tanah dalam pematangan Darmo Hill berlokasi di Jl. Pakis Argosari, Surabaya merupakan aset real estat milik DBAJ (Anak Perusahaan).
Tanah dalam pematangan Basuki Rachmat merupakan tanah dan bangunan yang akan dikembangkan yang terletak di Jl. Basuki Rachmat No. 80-82, Surabaya dengan luas kurang
lebih 3.780 m2, merupakan aset real estat milik PAN (Anak Perusahaan).
Hak legal atas tanah matang dan tanah dalam pematangan adalah HGB atas nama DBAJ dan PAN (Anak Perusahaan).
Persediaan stand siap jual dan ruko telah diasuransikan pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dari semua risiko termasuk gempa bumi, bencana alam dan kebakaran dengan nilai
pertanggungan sebesar Rp 827.575.640 dan Rp 742.654.640 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh persediaan hotel telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya bersama-sama dengan asuransi aset tetap (lihat Catatan 10). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami.
Persediaan tertentu digunakan sebagai jaminan atas hutang bank yang diperoleh (lihat Catatan 11).
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
7. PAJAK DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Pajak dibayar di muka
Pajak Penghasilan Final (lihat Catatan 24) 702.879 598.868
Pajak Penghasilan Pasal 23 824.068 824.068
Pajak Pertambahan Nilai 1.720.071 2.022.783
Sub-jumlah 3.247.018 3.445.719
Biaya dibayar di muka 3.541.423 1.921.419
Jumlah 6.788.441
5.367.138
8. PIUTANG DAN HUTANG KEPADA PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi keuangan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 26).
Rincian piutang dan hutang pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
2010 2009
Piutang
PT Madura Industrial Seaport City 54.854.100 29.323.054
PT Jasamitra Propertindo 350.675 2.091.349
PT Tunjangan Imperial Sukses 76.013 153.370
Jumlah 55.280.788
31.567.773
Hutang
PT Laksanacitra Nusantara 16.141.956
21.756.489
a. TCH (Anak Perusahaan) mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Tunjungan Imperial
Sukses atas pengelolaan restoran seperti dijelaskan pada Catatan 30. Saldo yang timbul dari transaksi tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca konsolidasi.
b. Piutang dan hutang kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya terutama timbul dari biaya Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan/atau sebaliknya.
c. Hutang PT Laksanacitra Nusantara (LC) terutama merupakan pinjaman modal kerja.
Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jaminan serta jangka waktu pengembalian. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan tidak terdapat bukti obyektif bahwa piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa mengalami penurunan nilai, dan oleh karena itu tidak ditentukan adanya penurunan nilai piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
9. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tanah yang belum dikembangkan adalah seluas
450.295 m2. Tanah ini terletak di Tanjung Emas, Semarang yang merupakan bagian dari hak
pengelolaan pelabuhan Tanjung Emas, Semarang dari seluruh tanah yang dicadangkan untuk pengadaan Kawasan Berikat Tanjung Emas Processing Zone tahap II (lihat Catatan 10 dan 30). Perusahaan telah menandatangani Surat Addendum Perjanjian dengan Perusahaan Umum
Pelabuhan III Cabang Tanjung Emas Semarang No. HK 0501/154/TMS-2005 tertanggal
23 September 2005, mengenai perpanjangan sewa atas tanah seluas ± 450.295 m2 yang belum
dikembangkan (dalam bentuk tambak dan tanah tergenang air) selama 13 tahun yang akan
berakhir pada tanggal 31 Oktober 2024 dengan membayar uang pemasukan sebesar Rp 1.353.182 (lihat Catatan 30).
10. ASET TETAP
Akun ini terdiri dari:
2010
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Hak atas tanah 11.627.323 - - - 11.627.323 Hak atas tanah sewa 79.996.391 - - - 79.996.391 Bangunan dan prasarana 64.003.525 - - 181.583 64.185.108 Mesin dan peralatan 16.310.341 44.926 - - 16.355.267 Perabot dan peralatan 11.894.864 316.709 - - 12.211.573 Kendaraan 13.772.668 679.500 205.239 - 14.246.929 Bangunan dalam penyelesaian 180.967 616 - ( 181.583 ) -Jumlah 197.786.079 1.041.751 205.239 - 198.622.591
Akumulasi Penyusutan
Hak atas tanah sewa 47.272.583 2.206.099 - - 49.478.682 Bangunan dan prasarana 40.067.702 6.295.748 - - 46.363.450 Mesin dan peralatan 9.673.431 716.045 - - 10.389.476 Perabot dan peralatan 8.876.618 870.691 - - 9.747.309 Kendaraan 9.627.783 902.674 205.239 - 10.325.218 Jumlah 115.518.117 10.991.257 205.239 - 126.304.135
Nilai Buku 82.267.962 72.318.456
2009
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Hak atas tanah 11.627.323 - - - 11.627.323 Hak atas tanah sewa 79.996.391 - - - 79.996.391 Bangunan dan prasarana 51.539.885 914.409 - 11.549.231 64.003.525 Mesin dan peralatan 9.922.552 1.220.827 - 5.166.962 16.310.341 Perabot dan peralatan 10.067.823 547.720 1.120 1.280.441 11.894.864 Kendaraan 13.229.280 776.738 233.350 - 13.772.668 Bangunan dalam penyelesaian 11.345.496 6.832.105 - ( 17.996.634 ) 180.967 Jumlah 187.728.750 10.291.799 234.470 - 197.786.079
Akumulasi Penyusutan
Hak atas tanah sewa 45.066.483 2.206.100 - - 47.272.583 Bangunan dan prasarana 34.082.404 5.985.298 - - 40.067.702 Mesin dan peralatan 9.283.985 389.446 - - 9.673.431 Perabot dan peralatan 8.174.114 703.624 1.120 - 8.876.618 Kendaraan 8.853.451 1.007.682 233.350 - 9.627.783 Jumlah 105.460.437 10.292.150 234.470 - 115.518.117
Nilai Buku 82.268.313 82.267.962
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
2010 2009
Beban pokok penjualan 10.222.108 9.530.442
Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 23) 769.149 761.708
Jumlah 10.991.257
10.292.150
TCH (Anak Perusahaan) memiliki sebidang tanah seluas 4.339 m2 yang terletak di Jl. Tunjungan
No. 102 – 104, Kelurahan Kedungdoro – Surabaya dengan hak legal berupa HGB No. 156/K yang berakhir pada tahun 2026. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Hak atas tanah sewa merupakan tanah di Kelurahan Tanjung Emas, Semarang seluas
721.095 m2 dengan hak legal berupa HGB No. 19 atas nama Perusahaan yang berakhir pada
tahun 2024 (lihat Catatan 9). HGB tersebut berada di atas tanah yang disewa Perusahaan dari Perusahaan Umum Pelabuhan III (lihat Catatan 30). Hak atas tanah sewa yang berlokasi di Semarang digunakan oleh Perusahaan sebagai kawasan industri (Industrial Estate) dengan nama
Tanjung Emas Export Processing Zone.
Pada tahun 2010 dan 2009, pengurangan aset tetap terdiri dari:
2010 2009
Harga jual aset tetap 165.500 50.250
Nilai buku - -
Seluruh aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan telah diasuransikan pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dan PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya bersama-sama dengan asuransi persediaan hotel (lihat Catatan 6) dengan nilai
pertanggungan sebesar Rp 403.874.501 dan USD 1.886.689 serta Rp 336.451.091 dan USD 1.886.358 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai
pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Aset tetap tertentu digunakan sebagai jaminan atas hutang bank yang diperoleh (lihat Catatan 11).
Aset tetap berupa mesin-mesin perlengkapan bangunan, peralatan dapur dan seluruh peralatan
dan perlengkapan hotel milik TCH (Anak Perusahaan), dengan biaya perolehan sebesar Rp 28.454.708 dijadikan jaminan sehubungan dengan perolehan fasilitas pinjaman Rekening
Koran dan Term Loan yang diperoleh TCH (Anak Perusahaan) dari PT Bank Mega Tbk.
Jaminan tersebut juga dijadikan sebagai jaminan atas Perjanjian Kerjasama Pembiayaan berupa
Fasilitas Kredit Pemilikan Kios/Stand antara PPP dan PAN (Anak Perusahaan) dengan PT Bank Mega Tbk (lihat Catatan 11 dan 30).
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang menunjukkan adanya penurunan nilai aset pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
11. HUTANG BANK
Hutang Bank Jangka Pendek
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
PT Bank Pan Indonesia Tbk
Pinjaman Rekening Koran 287.230 -
Pinjaman Tetap Modal Langsung 18.603.325 -
Jumlah 18.890.555
-
PT Bank Pan Indonesia Tbk
Pada bulan Juli 2008, berdasarkan Akta Perjanjian Pengakuan Hutang dengan Pemberian
Jaminan yang telah diaktakan oleh Notaris Shinta Ameliawaty, S.H., No. 180, tanggal 22 Juli 2008, PAN (Anak Perusahaan) memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Pan Indonesia
Tbk (Panin) berupa Pinjaman Rekening Koran-Small Medium Business (PRK-SMB) dengan
batas maksimum sebesar Rp 2.000.000 dan Pinjaman Tetap Modal Langsung (PTML) sebesar Rp 20.000.000. Jangka waktu pinjaman masing-masing adalah 1 tahun dan 3 tahun dengan tingkat bunga sebesar 12,5% per tahun.
Fasilitas kredit ini dijamin dengan:
- Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 422/2008 - 459/2008 tanggal 22 Juli 2008 dari
- Giro mundur sebesar Rp 27.500.717 dengan berbagai tanggal jatuh tempo mulai tanggal 21 Juli 2008 sampai dengan 30 Maret 2011.
- Giro mundur sebesar Rp 2.247.696 yang akan jatuh tempo sampai dengan bulan Juli 2011.
Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada PAN (Anak Perusahaan) antara lain, perolehan pinjaman baru, mengubah Anggaran Dasar PAN (Anak Perusahaan) termasuk susunan pengurus dan/atau pemegang saham serta pemodalan, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset.
PT Bank Mega Tbk
Pada tanggal 23 Nopember 2006, TCH (Anak Perusahaan) memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari PT Bank Mega Tbk (Mega) dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp 3.000.000 dan tingkat bunga sebesar 17% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan
jaminan yang sama dengan fasilitas Term Loan dari bank yang sama.
Berdasarkan Surat No. 26/TCH/I/2009, TCH (Anak Perusahaan) telah menutup fasilitas PRK dari Mega mulai tanggal 23 Januari 2009.
Hutang Bank Jangka Panjang
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 11.000.000 22.500.000
PT Bank Mega Tbk - 5.450.000
Jumlah 11.000.000 27.950.000
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 11.000.000 16.300.000
Hutang jangka panjang – bersih -
11.650.000
Tingkat bunga per tahun adalah sebesar 10%-13,5% dan 12,5%-16% masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
a. Pada tahun 2006, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi untuk
pembiayaan kawasan Tanjung Emas Export Processing Zone dari PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sebesar Rp 48.000.000 dengan suku bunga sebesar 16% per tahun. Jangka waktu pinjaman adalah 5 tahun.
Tambahan fasilitas kredit investasi ini dijamin dengan:
- Tanah berikut bangunan yang terletak di Jl. Coaster No. 8, Semarang dengan Sertifikat
Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 19 atas nama Perusahaan (lihat Catatan 10).
- Company guarantee atas nama PT Laksanacitra Nusantara.
Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada Perusahaan, antara lain, pemeliharaan rasio keuangan tertentu dan pelunasan hutang kepada pemegang saham.
Perusahaan harus memelihara rasio hutang terhadap ekuitas maksimal 2,7 kali, rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar minimal 1 kali.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan telah memenuhi rasio keuangan yang dipersyaratkan oleh BNI.
b. Berdasarkan akta Notaris Wenda Taurusita Amidjaja, S.H., No. 11, tanggal 26 Januari 2005,
PPP (Anak Perusahaan) memperoleh pinjaman dalam rangka tambahan biaya proyek pembangunan pusat perbelanjaan barang-barang elektronik di lokasi proyek TEC dari BNI sebesar Rp 49.824.000 yang terdiri dari Kredit Investasi Pokok sebesar Rp 47.599.000 dan
Kredit Investasi Interest During Construction sebesar Rp 2.225.000, dengan tingkat suku
bunga sebesar 15% per tahun. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu selama 4 tahun 1 triwulan.
Fasilitas kredit investasi ini dijamin dengan:
- Tanah dengan SHGB No. 380, yang terletak di Kelurahan Genteng, Kecamatan
Genteng, Surabaya, Jawa Timur, atas nama PPP (Anak Perusahaan) (lihat Catatan 10).
- Segala harta kekayaan penerima kredit, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada dikemudian hari.
Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada PPP (Anak Perusahaan), antara lain, pemeliharaan rasio keuangan tertentu, perolehan pinjaman baru, melakukan penggabungan usaha, atau penyertaan baru pada perusahaan lain, mengubah Anggaran Dasar PPP (Anak Perusahaan) termasuk susunan pengurus dan/atau pemegang saham serta pemodalan, memberikan pinjaman, membagi laba usaha dan membayar dividen, melakukan investasi, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset. PPP (Anak Perusahaan) harus memelihara rasio hutang terhadap ekuitas maksimal 2,75 kali, rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar minimal 1,2 kali.
Pada tahun 2009, pinjaman ini telah dilunasi oleh PPP (Anak Perusahaan). PT Bank Mega Tbk
Pada tanggal 23 Nopember 2006, TCH (Anak Perusahaan) memperoleh fasilitas kredit dari Mega yang telah diaktakan oleh Notaris Karin Christiana Basoeki, S.H., dengan akta No. 2
tanggal 24 Januari 2007, berupa fasilitas Term Loan dengan jumlah maksimum kredit sebesar
Rp 34.000.000, dengan tingkat bunga sebesar 17% per tahun dan jangka waktu pinjaman selama 73 bulan, termasuk masa tenggang, yang akan berakhir pada tanggal 24 Pebruari 2013. Fasilitas kredit ini digunakan untuk pembiayaan renovasi hotel berikut relokasi Grand Ball Room dan penambahan 55 unit kamar hotel pada Hotel Tunjungan di Surabaya.
Fasilitas PRK dan Term Loan yang diperoleh TCH (Anak Perusahaan) dijamin dengan:
a. Sebidang tanah dan bangunan dengan SHGB No. 156/K, seluas 4.339 m2 yang terletak di
Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Kotamadya Surabaya, Propinsi Jawa Timur, atas nama TCH (Anak Perusahaan) dan Aliza Sri Wahjuni Gondokusumo (lihat Catatan 10).
b. Jaminan pribadi (borgtocht) dari Laksmono Kartika.
Berdasarkan Perubahan I Perjanjian Kredit yang diaktakan dengan akta Notaris Karin Christiana Basoeki, S.H., No. 1, tanggal 9 Maret 2007, terdapat perubahan syarat kredit sebagai berikut:
a. Tingkat suku bunga menjadi 15,5% per tahun.
b. Jangka waktu pinjaman menjadi selama 84 bulan, termasuk masa tenggang selama
12 bulan, yang akan berakhir pada tanggal 24 Januari 2014.
Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada TCH (Anak Perusahaan), antara lain, perolehan pinjaman baru, melakukan penggabungan usaha, atau penyertaan baru pada perusahaan lain, mengubah Anggaran Dasar TCH (Anak Perusahaan) termasuk susunan pengurus dan/atau pemegang saham serta pemodalan, memberikan pinjaman, membagi laba usaha dan membayar dividen, melakukan investasi, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset.
Pada tahun 2010, pinjaman ini telah dilunasi oleh TCH (Anak Perusahaan).
12. HUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
CV Multiguna Abadi Pratama 2.914.945 756.913
Sub-Kontraktor Finishing TEC 1.942.463 1.942.463
Sub-Kontraktor Mekanikal Elektrikal 1.484.267 1.484.267
PT Jaya Kencana 263.273 633.285
Pussadi 103.014 -
Dewata Aluminium 95.000 143.479
PT Javatex Internusa Perkasa 89.845 -
PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III 44.587 38.584
Lain-lain 1.728.282 1.736.816
Jumlah 8.665.676
6.735.807
Tidak terdapat saldo hutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Seluruh hutang usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah dalam mata uang Rupiah.
Tidak terdapat jaminan yang diberikan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan atas hutang usaha kepada pihak ketiga tersebut.
13. HUTANG PAJAK
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Pajak Penghasilan Final (lihat Catatan 24) 69.097 80.010
2010 2009 Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) 445 14.017 Pasal 21 154.267 98.741 Pasal 23 1.159.922 1.385.473 Pasal 25 115.170 43.943
Pasal 29 (lihat Catatan 24) 355.887 441.721
Pajak Pertambahan Nilai 1.273.938 1.416.606
Jumlah 4.474.595
5.449.277
14. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Asuransi 923.493 625.874
Jasa profesional 310.402 288.981
Gaji 203.345 397.877
Beban bunga 151.119 -
Listrik, telepon dan air 16.334 16.000
Lain-lain 2.805.762 2.721.093
Jumlah 4.410.455
4.049.825
Biaya masih harus dibayar – lain-lain terutama merupakan pencadangan atas biaya pengurusan
dalam rangka penerbitan sertifikat Strata Title pada bangunan TEC milik PPP (Anak
Perusahaan) pada tahun 2010 dan 2009.
15. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Uang muka penjualan stand 281.552.498 313.928.359
Sewa diterima di muka 7.134.128 6.068.026
Uang muka tamu hotel 2.738.916 3.228.229
Jumlah 291.425.542
323.224.614
16. UANG JAMINAN PENYEWA
Merupakan uang jaminan yang diterima dari penyewa sehubungan dengan sewa tanah dan bangunan di lokasi Kawasan Berikat Tanjung Emas-Semarang dan sewa stand di JMP milik Perusahaan, sewa stand di PGS milik PAN (Anak Perusahaan) serta sewa stand di TEC milik
PPP (Anak Perusahaan) sebesar Rp 2.556.886 dan USD 1.174.685 serta Rp 2.333.022 dan USD 1.330.120 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
17. KEWAJIBAN LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja
Perusahaan 1.152.754 1.048.615 Anak Perusahaan TCH 1.617.008 1.141.241 PAN 774.377 443.748 PPP 170.387 62.950 DBAJ 7.206 7.206 WTDC 7.099 7.099 Sub-jumlah 3.728.831 2.710.859 Hutang lain-lain 3.730.867 3.454.783 Jumlah 7.459.698
6.165.642
Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasti atas uang pesangon, uang penghargaan kerja dan ganti kerugian kepada karyawan sebesar Rp 3.728.831 dan Rp 2.710.859 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 yang disajikan sebagai bagian dari “Kewajiban Lain-lain” dalam neraca konsolidasi. Biaya yang dibebankan sebesar Rp 1.017.972 dan Rp 541.289 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 disajikan sebagai akun “Beban Usaha – Umum dan Administrasi – Imbalan Kerja” dalam laporan laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 23).
Mutasi kewajiban diestimasi atas imbalan kerja pada tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 2009
Saldo awal tahun 2.710.859 2.169.570
Pencadangan pada tahun berjalan (lihat Catatan 23) 1.017.972 541.289
Saldo akhir tahun 3.728.831
2.710.859
Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasti atas imbalan pasca kerja
(post employment benefit) tersebut berdasarkan perhitungan aktuaria pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 yang masing-masing dilakukan oleh PT Ricky Leonard Jasatama
dan PT Rileos Pratama, aktuaris independen, menggunakan metode “Projected Unit Credit”
dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Usia pensiun : 55 tahun
Tingkat proyeksi kenaikan gaji : 1,5%-8% pada tahun 2010 dan 2009
Tabel mortalita : Tabel Mortalita Indonesia 2
Tingkat diskonto : 9,5% pada tahun 2010 dan 11%-12% pada tahun 2009
Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa jumlah akrual pada tahun 2010 dan 2009 tersebut adalah memadai untuk memenuhi ketentuan dalam UU No. 13/2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2004).
18. HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN
2010 2009
a. Hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan
PAN 22.537.581 12.947.134
DBAJ 468.213 462.054
WTDC 221.748 186.126
TCH 11.687 10.557
Jumlah 23.239.229
13.605.871
b. Hak minoritas atas laba bersih Anak Perusahaan
PAN ( 9.590.447 ) ( 4.338.851) DBAJ ( 6.159 ) ( 7.683) WTDC ( 35.622 ) ( 30.701) TCH ( 1.130 ) ( 1.176) PPP - 204.452 Jumlah ( 9.633.358 )
( 4.173.959) 19. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham dan kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham Persentase
Ditempatkan dan Kepemilikan
Pemegang saham Disetor Penuh (%) Jumlah
PT Laksanacitra Nusantara 1.066.687.992 92,88 133.335.999
Sri Kuntjoro Dewi Maureen 8 0,01 1
Masyarakat (masing-masing
di bawah 5%) 81.730.000 7,11 10.216.250
Jumlah 1.148.418.000 100,00 143.552.250
20. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
Akun ini berasal dari transaksi akuisisi 98,96% saham DBAJ (Anak Perusahaan) oleh Perusahaan pada tahun 1999. Akuisisi tersebut dilakukan antara entitas sepengendali.
21. PENDAPATAN USAHA
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Penjualan ruko dan stand 59.339.209 68.119.735
Pendapatan sewa dan jasa pelayanan 34.987.403 34.213.585
Pendapatan hotel 31.543.484 29.602.648
Pendapatan jasa depo peti kemas 1.473.555 1.313.114
Pendapatan lainnya 1.627.078 1.649.718
Jumlah 128.970.729
134.898.800
Tidak ada penjualan kepada satu perusahaan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha pada tahun 2010 dan 2009.
22. BEBAN POKOK PENJUALAN
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Beban langsung hotel:
Energi dan pemeliharaan 8.410.156 6.041.118
Makan dan minuman 2.945.068 2.757.078
Penyusutan 2.856.041 2.116.775
Gaji dan beban pegawai lainnya 2.548.836 2.296.799
Telepon, telex dan faksimili 26.356 50.002
Lainnya 4.287.412 3.881.780
Sub-jumlah 21.073.869 17.143.552
Beban pokok penjualan ruko dan stand 22.377.069 26.256.933
Beban langsung pendapatan
sewa dan jasa pelayanan 10.307.567 10.119.050
Beban pokok jasa depo peti kemas 877.329 771.425
Beban pokok pendapatan lainnya 509.219 561.065
Jumlah 55.145.053
54.852.025
Tidak ada pembelian kepada satu perusahaan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha pada tahun 2010 dan 2009.
23. BEBAN USAHA
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Beban Penjualan
Gaji dan tunjangan 914.721 953.154
Iklan dan promosi 561.111 459.388
2010 2009
Pemeliharaan 104.849 61.462
Telepon, telex dan faksimili 51.046 48.291
Keperluan kantor 46.837 48.968
Perjalanan dinas 27.395 20.449
Lain-lain 60.988 80.332
Sub-jumlah 2.003.202 1.848.135
Beban Umum dan Administrasi
Gaji dan tunjangan 15.879.699 14.054.271
Representasi dan sumbangan 3.047.328 4.264.871
Asuransi 2.436.246 2.132.710
Listrik, air dan telepon 2.344.566 9.384.069
Perjalanan dinas 2.270.680 4.428.239
Pajak 1.534.856 516.774
PBB dan PPI 1.055.101 2.245.936
Imbalan kerja (lihat Catatan 17) 1.017.972 541.289
Komisi dan sewa 919.745 710.832
Penyusutan (lihat Catatan 10) 769.149 761.708
Keperluan kantor 729.507 445.182
Konsultan dan notaris 384.356 319.738
Perijinan 368.605 335.879 Administrasi bank 54.649 54.204 Lain-lain 2.899.407 2.709.031 Sub-jumlah 35.711.866 42.904.733 Jumlah 37.715.068
44.752.868 24. PAJAK PENGHASILAN
Beban (penghasilan) pajak Perusahaan dan Anak Perusahaan terdiri dari:
2010 2009
Pajak kini
Pajak Penghasilan Final
Perusahaan 2.488.381 2.722.108
Anak Perusahaan
PAN 3.507.612 3.806.610
PPP 296.863 155.006
Sub-jumlah 6.292.856 6.683.724
Pajak Penghasilan Tidak Final 1.460.626 1.301.739
Pajak tangguhan
Perusahaan - 332.293
Anak Perusahaan
WTDC 1.801 431
2010 2009 TCH ( 100.856) ( 71.679) PAN - 56.199 PPP - ( 8.145) Sub-jumlah ( 99.322) 309.062 Jumlah 7.654.160
8.294.525 Pajak Kini
Pajak Penghasilan Final
Pajak penghasilan final Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 2009
Pajak Penghasilan final atas pendapatan
yang telah diakui 6.292.856 6.683.724
Pajak Penghasilan final atas uang muka sewa 702.879 598.868
Jumlah Pajak Penghasilan final 6.995.735 7.282.592
Pajak Penghasilan final yang telah dibayar 6.926.638 7.202.582
Jumlah Hutang Pajak Penghasilan Final 69.097
80.010
Pajak Penghasilan Tidak Final
Perhitungan beban pajak dan hutang pajak penghasilan tidak final Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:
2010 2009
Beban pajak kini
Perusahaan 218.745 288.286 Anak Perusahaan TCH 590.519 560.123 PAN 398.249 214.883 DBAJ 126.303 121.951 PPP 95.475 85.383 WTDC 31.335 31.113 Jumlah 1.460.626 1.301.739
Dikurangi : Pajak Penghasilan-pasal 23 116.407 363.718
Pajak Penghasilan-pasal 25 1.033.226 541.194
Hutang pajak tahun berjalan 310.993 396.827
Hutang pajak tahun lalu 44.894 44.894
2010 2009 Rincian: Perusahaan 77.375 8.286 Anak Perusahaan PAN 120.679 106.166 TCH 81.027 198.123 WTDC 45.258 45.552 PPP 31.438 83.381 DBAJ 110 213 Jumlah 355.887
441.721
Rekonsiliasi antara laba sebelum penghasilan (beban) pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan laba fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut:
2010 2009
Laba sebelum penghasilan (beban) pajak menurut
laporan laba rugi konsolidasi 36.339.796 25.070.732
Laba sebelum pajak Anak Perusahaan ( 25.348.331 ) ( 13.296.059 )
Laba sebelum pajak Perusahaan 10.991.465 11.774.673
Dikurangi laba sebelum pajak atas penghasilan
yang telah dikenakan Pajak Penghasilan Final ( 9.851.516 ) ( 10.697.212 )
Laba sebelum pajak atas penghasilan yang tidak
dikenakan Pajak Penghasilan Final 1.139.949 1.077.461
Perbedaan tetap:
Penghasilan bunga ( 305.334 ) ( 33.163 )
Biaya pajak 1.518 1.541
Biaya representasi dan sumbangan 20.531 16.902
Sub-jumlah ( 283.285 ) ( 14.720 )
Perbedaan waktu:
Imbalan kerja 104.138 60.254
Laba fiskal 960.802
1.122.995
Beban pajak kini 218.745 288.286
Dikurangi pajak penghasilan dibayar
di muka – pasal 25 ( 141.370 ) ( 280.000 )
Jumlah Hutang Pajak Penghasilan Tidak Final
Pajak Tangguhan
Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:
2010 2009
Aset Pajak Tangguhan Anak Perusahaan
TCH 20.454 -
WTDC 2.793 4.594
DBAJ 2.012 1.745
Jumlah 25.259
6.339
Kewajiban Pajak Tangguhan Anak Perusahaan
TCH -
80.402
Perhitungan beban (penghasilan) pajak – tangguhan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:
2010 2009
Pajak Tangguhan
Imbalan kerja ( 118.941 ) 283.926
Penyusutan aset tetap 19.619 34.388
Dampak perubahan tarif pajak - ( 9.252 )
Beban (Penghasilan) Pajak – Tangguhan ( 99.322 )
309.062
Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perusahaan mencatat dampak perubahan tarif pajak tersebut sebesar Rp 9.252 pada tahun 2009 sebagai bagian dari penghasilan (beban) pajak pada tahun berjalan. Pengaruh pajak atas beda waktu yang signifikan dan rugi fiskal kumulatif adalah sebagai berikut:
2010 2009
TCH
Aset (kewajiban) pajak tangguhan
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja 404.252 285.311
Aset tetap ( 383.798 ) ( 365.713 )
Jumlah 20.454
( 80.402 )
WTDC
Aset pajak tangguhan
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja 1.775 1.775
Aset tetap 1.018 2.819
2010 2009 DBAJ
Aset (kewajiban) pajak tangguhan
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja 1.802 1.802
Aset tetap 210 ( 57 )
Jumlah 2.012
1.745
Rekonsiliasi antara penghasilan (beban) pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
2010 2009
Laba sebelum penghasilan (beban) pajak menurut
laporan laba rugi konsolidasi 36.339.796 25.070.732
Laba sebelum pajak Perusahaan dan Anak Perusahaan yang penghasilannya telah
dikenakan Pajak Penghasilan Final ( 30.169.960 ) ( 19.402.283 )
Laba sebelum pajak Perusahaan dan Anak Perusahaan yang penghasilannya tidak
dikenakan Pajak Penghasilan final 6.169.836 5.668.449
Pengenaan pajak ( 1.542.459 ) ( 1.587.166 )
Perbedaan tetap:
Penghasilan bunga 84.001 18.200
Biaya pajak ( 1.643 ) ( 1.756 )
Biaya representasi dan sumbangan ( 97.612 ) ( 76.133 )
Lain-lain 196.409 36.054
Jumlah 181.155 ( 23.635 )
Beban Pajak Penghasilan Tidak Final
Perusahaan dan Anak Perusahaan ( 1.361.304 ) ( 1.610.801 )
Beban Pajak Penghasilan final ( 6.292.856 ) ( 6.683.724 )
Jumlah Beban Pajak ( 7.654.160 ) (
8.294.525 )
25. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba bersih per saham dasar:
2010 2009
Laba bersih
Laba bersih untuk perhitungan laba bersih
per saham dasar 19.052.278 12.602.248
Jumlah saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk
perhitungan laba bersih per saham dasar 1.148.418.000