31 MARET 2011 DAN 2010 DAN
Catatan ASET
Kas dan setara kas 2c, 2q, 3, 28 59,689,912 59,416,967
Investasi jangka pendek 2d, 2q, 4, 28 19,105,887 22,867,295
Piutang usaha 2f, 2i, 5, 25
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 60,814 15,085
Pihak ketiga 3,134,086 3,183,312
Piutang lain-lain 3,684,116 5,128,899
Persediaan 2g, 6 355,158,271 372,844,434
Pajak dan biaya dibayar di muka 2h, 2o, 7 6,871,003 5,382,123
Piutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2i, 8, 25 59,057,162 38,135,163
Aset pajak tangguhan 2o, 23 25,259 6,339
Tanah yang belum dikembangkan 2g, 9, 29 26,271,641 26,271,641
Aset tetap
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 128.817.239 pada tahun 2011
dan Rp 118.316.913 pada tahun 2010) 2e, 2j, 10, 29 69,872,432 79,977,301
Aset lain-lain 2k 136,357 1,888,119
JUMLAH ASET 603,066,940 615,116,678
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan KEWAJIBAN
Hutang bank 11 26,151,160 24,250,000
Hutang usaha 2s, 29 7,526,591 6,423,201
Hutang pajak 2o, 12, 23 3,979,629 5,568,715
Beban masih harus dibayar 2n, 13 4,168,707 4,434,005
Pendapatan diterima di muka 2n, 14 286,957,988 319,073,205
Hutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2i, 8, 25 16,558,261 26,569,318
Kewajiban pajak tangguhan 2o (6,963) 80,402
Penyisihan penggantian peralatan dan
perlengkapan hotel 2e, 2j 46,338 37,363
Uang jaminan penyewa 2q, 15, 28 13,067,278 14,112,610
Kewajiban lain-lain 2l, 16 7,718,383 8,271,323
Jumlah Kewajiban 366,167,372 408,820,142
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 2b, 17 25,099,344 14,539,102
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 125 (Rupiah penuh) per saham
Modal dasar - 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh
-1.148.418.000 saham 18 143,552,250 143,552,250
Tambahan modal disetor - bersih 2m (1,197,157) (1,197,157) Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali 2b, 19 1,372,309 1,372,309
Saldo laba 68,072,822 48,030,032
Jumlah Ekuitas 211,800,224 191,757,434
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 603,066,940 615,116,678
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2011 2010
Catatan
PENDAPATAN USAHA 2n, 20, 25 31,167,559 29,774,796
BEBAN POKOK PENJUALAN 2n, 21 11,808,959 11,918,988
LABA KOTOR 19,358,600 17,855,808
BEBAN USAHA 2n, 22
Penjualan 354,148 395,543 Umum dan administrasi 9,171,965 8,442,450 Jumlah Beban Usaha 9,526,113 8,837,993
LABA USAHA 9,832,487 9,017,815
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2n
Rugi selisih kurs - bersih (411,392) (1,511,730) Penghasilan bunga 142,300 687,024 Laba penjualan aset tetap - bersih 2j, 10 40,000 -Beban bunga (764,395) (902,171) Lain-lain - bersih 834,363 509,103 Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (159,124) (1,217,774)
LABA SEBELUM PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 9,673,363 7,800,041
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 2o, 23
Kini
Final (1,335,294) (1,410,916)
Tidak Final (334,197) (302,648) Tangguhan - -Jumlah Beban Pajak (1,669,491) (1,713,564)
LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 8,003,872 6,086,477
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 2b, 17 (1,860,114) (1,672,271)
LABA BERSIH 6,143,758 4,414,206
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (RUPIAH PENUH) 2p, 24 5.35 3.84
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2011 2010
LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS ATAS
Saldo 1 Januari 2010 143,552,250 (1,197,157) 1,372,309 43,615,826 187,343,228 Laba bersih - - - 4,414,206 4,414,206 Saldo 31 Maret 2010 143,552,250 (1,197,157) 1,372,309 48,030,032 191,757,434 Saldo 1 Januari 2011 143,552,250 (1,197,157) 1,372,309 61,929,064 205,656,466 Laba bersih - - - 6,143,758 6,143,758 Saldo 31 Maret 2011 143,552,250 (1,197,157) 1,372,309 68,072,822 211,800,224
Modal Ditempatkan Tambahan Restrukturisasi
dan Modal Entitas
Selisih Nilai Transaksi
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 45,531,947 46,386,615 Pembayaran pada karyawan dan pemasok (15,740,613) (7,766,060) Kas diperoleh dari operasi 29,791,334 38,620,555 Pembayaran bunga (9,085) (169,046) Pembayaran pajak penghasilan badan (1,724,172) (1,639,831)
Penerimaan bunga 178,199 678,647
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 28,236,276 37,490,325 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan aset tetap - -Perolehan aset tetap (30,980) (320,869) Penempatan investasi jangka pendek (19,105,887) (22,867,295) Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi (19,136,867) (23,188,164) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan hutang bank jangka pendek - -Pembayaran hutang bank jangka pendek dan jangka panjang (3,339,795) (4,433,170) Piutang dan hutang kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
hubungan istimewa (4,922,646) (3,375,688) Penambahan (pengembalian) uang jaminan penyewa - -Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (8,262,441) (7,808,858) KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS 836,968 6,493,303
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing - -KAS DAN SETARA -KAS AWAL TAHUN 58,852,944 52,923,664
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 59,689,912 59,416,967
2011 2010
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Lamicitra Nusantara Tbk (d/h PT Lami Citra Persada) (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 32 tanggal 29 Januari 1988 dari Tjitra Sasanti Djatmiko, S.H., Notaris di Surabaya. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-9900. HT.01. 01.TH.89 tanggal 25 Oktober 1989. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 182 tanggal 23 Juli 2008 yang telah diperbaiki dengan akta No. 287 tanggal 30 Agustus 2008 dari Noor Irawati, S.H., Notaris di Surabaya mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan perubahan susunan pengurus Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-85053.AH.01.02.Tahun 2008, tanggal 12 Nopember 2008.
Perusahaan berdomisili di Surabaya dengan lokasi usaha di Surabaya dan Semarang. Kantor pusat Perusahaan berada di Jembatan Merah Plaza lantai 5, Jl. Taman Jayengrono No. 2 - 4, Surabaya.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan dan pengelolaan properti, jasa, perdagangan dan pertokoan. Perusahaan memulai usaha komersialnya pada bulan Januari 1990. Saat ini, kegiatan utama Perusahaan adalah penjualan stand di Jembatan Merah Plaza – Surabaya, pengelola kawasan berikat di Tanjung Emas Semarang dan penyertaan modal pada Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan depo peti kemas, perhotelan, real estat dan properti. Jumlah karyawan Perusahaan dan Anak Perusahaan rata-rata 717 karyawan masing-masing pada tahun 2011 dan 2010.
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) PT Lamicitra Nusantara Tbk.
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Laksmono Kartika
Komisaris : Sri Kuntjoro Dewi Maureen, MBA Komisaris Independen : Abdullah Gawi Oemar, S.E. Direktur Utama : Pranowo Kartika, S.H., MBA Direktur : Ir. Priyo Setya Budi
Drs. Udjang Ongkowidjojo Drs. Robin Wijaya Gejali, MBA Dra. Lanny Gondokusumo Siana Kartika
Prasetyo Kartika, B.Com, M.M.
Gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 1.098.000 dan Rp 1.038.000.
b. Anak Perusahaan
Perusahaan memiliki langsung lebih dari 50% saham Anak Perusahaan sebagai berikut: Tahun 2011
Tahun Persentase Operasi
Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Kepemilikan Komersial Jumlah Aset
PT Tunjungan Crystal Hotel Surabaya Perhotelan 99,33% 1996 41.215.293 (TCH)
PT Dharmabhakti Adijaya Surabaya Real estat 98,96% 1994 47.251.848 (DBAJ)
PT Wiratangguh Dharmacitra Surabaya Pengelolaan 80,00% 1993 1.397.275
(WTDC) Depo Peti
Kemas
PT Penta Persada Pertiwi Surabaya Properti 75,00% 2007 107.890.681 (PPP)
PT Persada Alam Nusantara Surabaya Properti 54,50% 2007 359.990.971 (PAN)
Tahun 2010
Tahun Persentase Operasi
Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Kepemilikan Komersial Jumlah Aset
PT Tunjungan Crystal Hotel Surabaya Perhotelan 99,33% 1996 43.403.753
PT Dharmabhakti Adijaya Surabaya Real estat 98,96% 1994 46.256.746 (DBAJ)
PT Wiratangguh Dharmacitra Surabaya Pengelolaan 80,00% 1993 1.212.486
(WTDC) Depo Peti
Kemas
PT Penta Persada Pertiwi Surabaya Properti 75,00% 2007 106.854.164 (PPP)
PT Persada Alam Nusantara Surabaya Properti 54,50% 2007 338.975.670 (PAN)
Perusahaan mencatat penyertaan saham dengan menggunakan metode ekuitas (Equity Method).
c. Penawaran Umum Saham Perusahaan
Pada tanggal 29 Juni 2001, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-605/PM/2001 untuk melakukan penawaran umum atas 80.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan disertai penerbitan 160.000.000 Waran Seri I (Waran) yang diterbitkan menyertai saham biasa atas nama tersebut yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham
di mana setiap satu pemegang saham baru Perusahaan akan memperoleh 2 Waran dan setiap 1 Waran akan memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham baru
Perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp 125 (Rupiah penuh) per sahamnya. Waran tersebut mempunyai jangka waktu pelaksanaan dari tanggal 18 Januari 2002 sampai dengan tanggal 16 Juli 2004.
Pada tanggal 31 Maret 2011, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham biasanya (1.148.418.000 saham) pada Bursa Efek Indonesia.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan, yang diedarkan oleh BAPEPAM-LK bagi emiten atau perusahaan publik industri real estat.
Laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, disusun berdasarkan pada saat terjadinya (accrual basis) dengan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara
biaya perolehan dan nilai realisasi neto.
Laporan arus kas konsolidasi disajikan dengan metode langsung yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah. b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan kepemilikan langsung lebih dari 50%. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas pada Anak Perusahaan disajikan sebagai akun “Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan” dalam neraca konsolidasi. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku Anak Perusahaan yang diakuisisi dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas dalam neraca konsolidasi.
c. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas kewajiban dan pinjaman lainnya serta tidak dibatasi penggunaannya.
d. Investasi Jangka Pendek
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan dari tanggal penempatannya namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan dari tanggal penempatannya, disajikan sebagai “Investasi Jangka Pendek” dalam neraca konsolidasi.
e. Penyisihan Penggantian Peralatan dan Perlengkapan Hotel
Penyisihan untuk penggantian peralatan dan perlengkapan hotel dibentuk berdasarkan persentase dari pendapatan jasa pelayanan hotel. Pembelian dan penggantian pada periode berjalan dibebankan ke penyisihan tersebut.
f. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain
Piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Pada saat pengakuan awal, piutang diakui pada nilai wajarnya dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu.
Penurunan Nilai
Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Piutang ragu-ragu dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak tertagih.
g. Persediaan
Sejak tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengadopsi PSAK No. 14 (Revisi 2008) mengenai “Persediaan” yang efektif untuk pelaporan keuangan konsolidasi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009 dan diterapkan secara prospektif.
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode masuk pertama keluar pertama untuk persediaan bahan bakar, peralatan kantor dan pemeliharaan gedung, sedangkan untuk persediaan makanan, minuman dan keperluan hotel ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Persediaan tanah dan bangunan (stand/kios dan ruko) yang siap jual, bangunan yang sedang dikonstruksi, tanah matang, tanah dalam pematangan dan tanah yang belum dimatangkan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah.
Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat serta dipindahkan ke aset tanah dan bangunan pada saat selesai dibangun dan siap dijual dengan menggunakan metode identifikasi khusus.
Biaya perolehan tanah dalam pematangan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dimatangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada aset pengembangan real estat.
Biaya perolehan tanah yang belum dimatangkan meliputi biaya pra perolehan dan perolehan tanah dan dipindahkan ke tanah dalam pematangan pada saat pematangan tanah akan dimulai atau dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut siap dibangun.
h. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka merupakan biaya yang dibayar untuk masa manfaat berkisar antara 1 sampai 3 tahun dan diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.
i. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
j. Aset Tetap
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan (kecuali hak atas tanah yang tidak disusutkan). Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007)
mengenai “Aset Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) mengenai “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Hak atas tanah sewa 10 - 13
Bangunan dan prasarana 20
Mesin dan peralatan 4 - 10
Perabot dan peralatan 4
Hak atas tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Hak atas tanah sewa merupakan hak atas tanah milik Perusahaan yang berada di atas tanah yang disewa. Hak atas tanah tersebut disusutkan secara garis lurus sesuai dengan masa manfaatnya maksimum selama jangka waktu sewa tanah.
Peralatan dan perlengkapan hotel (tembikar, gelas, permadani, linen dan seragam) milik TCH (Anak Perusahaan) dinyatakan berdasarkan biaya perolehannya dan tidak disusutkan. Penggantian karena kerusakan dari aset tetap tersebut diperoleh dari penyisihan dana untuk penggantian peralatan dan perlengkapan hotel yang dicatat dalam akun “Penyisihan Penggantian Peralatan dan Perlengkapan Hotel” dalam neraca konsolidasi.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak dipergunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Sesuai dengan PSAK No. 48 mengenai “Penurunan Nilai Aset”, mewajibkan penelaahan atas indikasi penurunan nilai aset ke nilai wajar apabila terjadi indikasi kejadian atau peristiwa bahwa nilai tercatat tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset dibebankan sebagai rugi dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. k. Biaya Pra-Operasi
Biaya yang terjadi sebelum saat dimulainya kegiatan komersial dikapitalisasi dan akan diamortisasikan setelah dimulainya kegiatan usaha komersial. Penangguhan pembebanan tersebut hanya terbatas pada biaya-biaya yang memiliki manfaat di masa depan yang antara lain meliputi beban pendirian Anak Perusahaan.
l. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui kewajiban atas imbalan kerja karyawan yang
tidak didanai sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU”).
Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”, biaya penyisihan imbalan kerja karyawan menurut UU ditentukan berdasarkan penilaian aktuaria menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar antara nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian aktuaria ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus
(straight-line method) berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Kemudian, biaya jasa lalu diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sampai imbalan tersebut menjadi hak karyawan (vested).
m.Biaya Emisi Saham
Biaya emisi saham dikurangkan langsung dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan pertokoan di plaza (stand), rumah toko (ruko) dan bangunan rumah tinggal beserta tanahnya diakui secara penuh (full accrual) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
- Pengikatan jual beli telah ditandatangani;
- Harga jual akan tertagih, yaitu jumlah yang telah dibayar tersebut sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual;
- Tagihan bebas dari subordinasi; dan
- Penjual telah mengalihkan resiko dan manfaat kepemilikan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substantial adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan stand dan bangunan rumah tinggal beserta tanah yang dijual tersebut.
Sedangkan untuk penjualan kavling tanah yang pendirian bangunannya akan dilaksanakan oleh pembeli tanpa keterlibatan penjual (retail land sales) diakui secara penuh (full accrual) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:
- Pengikatan jual beli telah ditandatangani;
- Pembeli telah membayar uang muka sekurang-kurangnya 20% dari harga jual yang telah disepakati dan masa pengembalian uang muka telah lewat;
- Harga jual akan tertagih, yaitu jumlah yang telah dibayar tersebut sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual;
- Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa yang akan datang bebas dari subordinasi; dan
- Selesainya pengembangan lingkungan dimana tanah tersebut berada, yaitu penjual tidak mempunyai kewajiban yang signifikan lagi.
Apabila persyaratan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi, maka seluruh uang yang diterima dari pembeli diperlakukan sebagai pendapatan diterima di muka dan dicatat dengan deposit method sampai seluruh persyaratan tersebut terpenuhi.
Pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan diakui pada saat penggunaan aset oleh pihak lain sejalan dengan berlakunya waktu atau pada saat periode digunakannya aset yang bersangkutan. Pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan disajikan sebelum dikenakan pajak penghasilan final. Uang muka yang diterima dari penyewa dicatat dalam akun “Pendapatan Diterima di Muka” dan akan diakui sebagai pendapatan secara berkala sesuai dengan kontrak sewa yang berlaku.
Pendapatan dari penjualan dan jasa diakui pada saat barang atau jasa diserahkan.
Pendapatan atas iuran kebersihan dan keamanan diakui pada saat pembeli (pemilik) akan membangun kavling yang dimiliki.
o. Pajak Penghasilan
Pada tanggal 4 Nopember 2008, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 71 mengenai Pajak Penghasilan dari Penghasilan atas Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. Peraturan ini menyatakan bahwa penghasilan atas kepemilikan tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak bersifat final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan. Peraturan ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2009.
Beban pajak kini atas pendapatan jasa perhotelan dan depo kontainer ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Pendapatan dari sewa bangunan pabrik dan stand dikenakan pajak final sebesar 10% dari jumlah kotor nilai kontrak. Pendapatan jasa pemeliharaan (service charge) dikenakan pajak final sebesar 10% dari jumlah kotor nilai kontrak.
Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Atas penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.
Kecuali untuk usaha yang atas pendapatannya telah dikenakan pajak final, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca konsolidasi. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas konsolidasi.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
p. Laba Bersih per Saham Dasar
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan yaitu sebesar 1.148.418.000 saham pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.
q. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca konsolidasi, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan kewajiban moneter adalah kurs tengah Bank Indonesia.
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, kurs yang digunakan masing-masing adalah:
2011 2010
(Rupiah penuh) (Rupiah penuh)
EUR 1, Euro Eropa 12.317 12.216
JPY 100, Yen Jepang 10.514 9.771
AUD 1, Dolar Australia 9.001 8.344
AS$ 1, Dolar Amerika Serikat 8.709 9.115
SGD 1, Dolar Singapura 6.906 6.505
HKD 1, Dolar Hongkong 1.118 1.174
r. Informasi Segmen
Informasi segmen disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasi.
Informasi segmen Perusahaan dan Anak Perusahaan disajikan menurut pengelompokan (segmen) usaha.
Segmen usaha adalah komponen yang dapat dibedakan (distinguishable components) dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian industri atau sekelompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para pelanggan di luar entitas Perusahaan dan Anak Perusahaan.
Pada tahun 2000, Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan PSAK No. 5 (Revisi 2000)
mengenai “Pelaporan Segmen” yang efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2002. PSAK ini menetapkan prinsip-prinsip pelaporan informasi keuangan
berdasarkan segmen. Standar ini mengharuskan perusahaan publik dan perusahaan yang sedang dalam proses menerbitkan efek ekuitas atau efek hutang di pasar modal untuk mengidentifikasi segmen usaha dan segmen geografis berdasarkan faktor resiko dan imbalan yang berbeda untuk masing-masing segmen.
s. Hutang Usaha
Hutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
t. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena terdapatnya risiko yang melekat dalam suatu estimasi, hasil sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin didasarkan pada jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.
3. KAS DAN SETARA KAS
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
Kas 1.112.383 1.264.851
Bank Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 3.912.716 5.025.135
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2.264.761 1.066.800
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 45.632 115.751
PT Bank Victoria 177.921 171.363
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 122.197 90.346
PT Bank Jatim 5.547 5.547
PT Bank Mega Tbk 305.740 391.983
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 284.282 233.699
PT Bank Mega Syariah - -
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 33.204 32.092
PT Bank Bukopin Tbk 149.383 322.010
PT Bank CIMB Niaga Tbk 10.276 10.276
PT Bank Pan Indonesia Tbk 533.048 2.279.005
Lain-lain 3.166 1.447
Dolar Amerika Serikat
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited 664.607 1.666.795
PT Bank Pan Indonesia Tbk 559.741 561.121
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 322.439 1.613.915
PT Bank Mega Tbk 46.484 48.287
PT ANZ Panin Bank (d/h The Royal Bank
of Scotland) 39.690 749.057
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 220.251 39.357
Fortis Bank S.A./N.V. 9.004 9.413
Sub-jumlah 9.710.089 14.433.399
Deposito berjangka Rupiah
PT Bank Mega Tbk 22.000.000 -
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2.593.299 -
PT ICBC Indonesia - 4.500.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 7.715 7.715
PT Bank Central Asia Tbk 48.474 -
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24.217.952 30.108.353 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - 5.169.812
PT ICBC Indonesia - 1.630.844
PT Bank Pan Indonesia Tbk - 2.301.993
Sub-jumlah 48.867.440 43.718.717
2011 2010 Tingkat bunga deposito berjangka per tahun
Rupiah 5% - 8% 6% - 8%
Dolar Amerika Serikat 2,25% - 4,25% 2,0% - 4,75%
4. INVESTASI JANGKA PENDEK
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
Penempatan di: Rupiah
PT Bank Mega Tbk 4.609.589 5.699.730
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 552.184 552.510
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 356.677 356.677
PT Bank Pan Indonesia Tbk 110.863 -
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 13.476.574 16.258.378
Jumlah 19.105.887
22.867.295
Penempatan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Mega Tbk (Mega) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) digunakan sebagai jaminan atas fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang diberikan oleh BNI, Mega dan BRI kepada konsumen PAN dan PPP (Anak Perusahaan). Tingkat bunga atas penempatan ini adalah sebesar 5,75%-7,5% per tahun dan 5%-8% per tahun masing-masing pada tahun 2011 dan 2010.
Penempatan di PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin) merupakan escrow account atas fasilitas kredit yang diperoleh PAN (Anak Perusahaan) dari Panin (lihat Catatan 11).
5. PIUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
a. Jumlah piutang usaha berdasarkan jenis usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Jasa perhotelan
PT Jasamitra Propertindo 60.814 15.085
Pihak ketiga
Jasa perhotelan 971.933 1.247.338
Sewa dan jasa pelayanan 200.154 323.168
Jasa depo peti kemas 135.960 395.193
Properti 36.925 66.110
Lain-lain 1.789.114 1.151.503
Sub-jumlah 3.134.086 3.183.312
2011 2010 b. Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari)
Belum jatuh tempo - -
Sudah jatuh tempo
1 s/d 30 hari 200.154 323.168 31 s/d 60 hari 971.933 1.247.338 61 s/d 90 hari 135.960 395.193 91 s/d 120 hari 36.925 66.110 > 120 hari 1.789.114 1.151.503 Jumlah 3.134.086
3.183.312
c. Jumlah piutang usaha berdasarkan mata uang
Seluruh piutang usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah dalam mata uang Rupiah.
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih, dan oleh karena itu tidak ditetapkan penyisihan piutang ragu-ragu.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
6. PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
Unit siap dijual
Stand Pusat Grosir Surabaya 109.330.023 132.143.277
Stand Tunjungan Electronic Centre 104.227.920 102.218.678
Stand Jembatan Merah Plaza II 58.414.923 58.447.286
Stand Jembatan Merah Plaza I 11.319.189 11.319.189
Ruko Jembatan Merah 3.884.509 3.491.509
Yang sedang dikonstruksi
Ruko Jembatan Merah 16.765.188 16.765.188
Toll City 1.442.466 -
Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) Mega Darmo 726.000 -
Jembatan Merah Plaza III 618.191 618.191
Tanah matang
Darmo Hill 14.367.698 14.367.698
Tanah dalam pematangan
Basuki Rachmat 26.439.935 26.439.935
Darmo Hill 7.122.080 6.560.680
Persediaan hotel
Makanan, minuman dan perlengkapan 476.801 423.209
Lain-lain 23.348 49.594
Stand Pusat Grosir Surabaya (PGS) (d/h Grosir Stasiun Pasar Turi) yang tersedia untuk dijual, berlokasi di Jl. Dupak, Emplasemen Stasiun Surabaya Pasar Turi, Surabaya berstatus Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama PAN (Anak Perusahaan) yang berada di atas Hak Pengelolaan (HPL) atas tanah PT Kereta Api (Persero) (KAI) merupakan aset real estat milik PAN (Anak Perusahaan). Pada tahun 2008, PAN (Anak Perusahaan) telah memiliki sertifikat Strata Title atas bangunan PGS.
Stand Tunjungan Electronic Centre (TEC) (d/h Hi-Tech Centre (HTC)) yang tersedia untuk dijual, berlokasi di Jl. Tunjungan No. 5-7, Surabaya merupakan aset real estat milik PPP (Anak Perusahaan).
Stand Jembatan Merah Plaza I (JMP I) dan stand Jembatan Merah Plaza II (JMP II) yang tersedia untuk dijual, berlokasi di Jl. Taman Jayengrono No. 2-4, Surabaya merupakan aset real estat milik Perusahaan.
Ruko Jembatan Merah merupakan tanah dan rumah toko yang tersedia untuk dijual dan yang sedang dikonstruksi berlokasi di Jl. Jayengrono, Surabaya merupakan aset real estat milik Perusahaan.
Jembatan Merah Plaza III yang sedang dikonstruksi berlokasi di Jl. Taman Jayengrono, Surabaya merupakan aset real estat milik Perusahaan.
Toll City yang sedang dikonstruksi merupakan Proyek Pembangunan Fly Over Toll Road Lintas Tengah melalui Kali Mas Surabaya, merupakan aset real estat milik Perusahaan.
Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) “Mega Darmo” merupakan rencana bangunan Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) “Mega Darmo” yang terletak di Kelurahan Pakis, Sawunggaling dan Darmo, Kecamatan Sawahan dan Wonokromo, Surabaya dengan luas kurang lebih 250.100 m2,
merupakan aset real estat milik PAN (Anak Perusahaan). Berdasarkan Surat Izin No. 460/457/436.6.2/2009, Walikota Surabaya telah memberikan izin lokasi kepada Perusahaan
untuk keperluan pembangunan Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) “Mega Darmo” yang terletak di Kelurahan Pakis, Sawunggaling dan Darmo, Kecamatan Sawahan dan Wonokromo, Surabaya. Tanah matang dan tanah dalam pematangan Darmo Hill berlokasi di Jl. Pakis Argosari, Surabaya merupakan aset real estat milik DBAJ (Anak Perusahaan).
Tanah dalam pematangan Basuki Rachmat merupakan tanah dan bangunan yang akan dikembangkan yang terletak di Jl. Basuki Rachmat No. 80-82, Surabaya dengan luas kurang lebih 3.780 m2, merupakan aset real estat milik PAN (Anak Perusahaan).
Hak legal atas tanah matang dan tanah dalam pematangan adalah HGB atas nama DBAJ dan PAN (Anak Perusahaan).
Persediaan stand siap jual dan ruko telah diasuransikan pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dari semua risiko termasuk gempa bumi, bencana alam dan kebakaran dengan nilai
pertanggungan sebesar Rp 827.575.640 dan Rp 742.654.640 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, seluruh persediaan hotel telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya bersama-sama dengan asuransi aset tetap (lihat Catatan 10). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami.
Persediaan tertentu digunakan sebagai jaminan atas hutang bank yang diperoleh (lihat Catatan 11).
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.
7. PAJAK DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
Pajak dibayar di muka
Pajak Penghasilan Final (lihat Catatan 24) 1.695.486 1.412.367
Pajak Penghasilan Pasal 21 383 383
Pajak Penghasilan 25 277.016 117.685
Pajak Pertambahan Nilai 1.618.822 1.985.528
Sub-jumlah 3.591.707 3.515.963
Biaya dibayar di muka 3.279.296 1.866.160
Jumlah 6.871.003
5.382.123
8. PIUTANG DAN HUTANG KEPADA PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi keuangan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 25).
Rincian piutang dan hutang pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
2011 2010
Piutang
PT Madura Industrial Seaport City 58.603.065 35.847.572
PT Jasamitra Propertindo 350.675 2.087.920
PT Tunjangan Imperial Sukses 103.422 199.671
Jumlah 59.057.162
38.135.163
Hutang
PT Laksanacitra Nusantara 16.558.261
26.569.318
a. TCH (Anak Perusahaan) mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Tunjungan Imperial Sukses atas pengelolaan restoran seperti dijelaskan pada Catatan 30. Saldo yang timbul dari transaksi tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca konsolidasi.
b. Piutang dan hutang kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya terutama timbul dari biaya Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan/atau sebaliknya.
c. Hutang PT Laksanacitra Nusantara (LC) terutama merupakan pinjaman modal kerja. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jaminan serta jangka waktu pengembalian. Berdasarkan penelaahan terhadap kondisi keuangan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga atas piutang kepada pihak-pihak tersebut tidak dicadangkan penyisihan piutang ragu-ragu.
9. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, tanah yang belum dikembangkan adalah seluas 450.295 m2. Tanah ini terletak di Tanjung Emas, Semarang yang merupakan bagian dari hak pengelolaan pelabuhan Tanjung Emas, Semarang dari seluruh tanah yang dicadangkan untuk pengadaan Kawasan Berikat Tanjung Emas Processing Zone tahap II (lihat Catatan 29).
Perusahaan telah menandatangani Surat Addendum Perjanjian dengan Perusahaan Umum
Pelabuhan III Cabang Tanjung Emas Semarang No. HK 0501/154/TMS-2005 tertanggal 23 September 2005, mengenai perpanjangan sewa atas tanah seluas ± 450.295 m2 yang belum
dikembangkan (dalam bentuk tambak dan tanah tergenang air) selama 13 tahun yang akan
berakhir pada tanggal 31 Oktober 2024 dengan membayar uang pemasukan sebesar Rp 1.353.182 (lihat Catatan 29).
10. ASET TETAP
Akun ini terdiri dari:
2011
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Hak atas tanah 11.627.323 - - - 11.627.323 Hak atas tanah sewa 79.996.391 - - - 79.996.391 Bangunan dan prasarana 64.185.108 - - - 64.185.108 Mesin dan peralatan 16.355.267 4.100 - - 16.359.367 Perabot dan peralatan 12.211.573 49.638 - - 12.261.211 Kendaraan 14.246.929 13.342 - - 14.260.271 Bangunan dalam penyelesaian - - - - -Jumlah 198.622.591 67.080 - - 198.689.671
Akumulasi Penyusutan
Hak atas tanah sewa 49.478.682 551.526 - - 50.030.208 Bangunan dan prasarana 46.363.450 1.603.341 - - 47.966.761 Mesin dan peralatan 10.389.476 179.174 - - 10.568.650 Perabot dan peralatan 9.747.309 216.922 - - 9.964.231 Kendaraan 10.325.218 - 37.829 - 10.287.389 Jumlah 126.304.135 2.550.933 37.829 - 128.817.239
Nilai Buku 72.318.456 69.872.432
2010
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Hak atas tanah 11.627.323 - - - 11.627.323 Hak atas tanah sewa 79.996.391 - - - 79.996.391 Bangunan dan prasarana 64.003.525 180.818 - - 64.184.343 Mesin dan peralatan 16.310.341 10.247 - - 16.320.588 Perabot dan peralatan 11.894.864 188.277 - - 12.083.141 Kendaraan 13.772.668 309.760 - - 14.082.428 Bangunan dalam penyelesaian 180.967 - 180.967 ( - ) - Jumlah 197.786.079 689.102 180.967 - 198.294.214
Akumulasi Penyusutan
Hak atas tanah sewa 47.272.583 551.525 - - 47.824.108 Bangunan dan prasarana 40.067.702 1.593.415 - - 41.661.117 Mesin dan peralatan 9.673.431 179.141 - - 9.852.572 Perabot dan peralatan 8.876.618 220.165 - - 9.096.783 Kendaraan 9.627.783 254.550 - - 9.882.333 Jumlah 115.518.117 2.798.796 - - 118.316.913
Nilai Buku 82.267.962 79.977.301
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
2011 2010
Beban pokok penjualan 2.359.476 2.610.562
Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 22) 191.457 188.234
Jumlah 2.550.933
2.798.796
TCH (Anak Perusahaan) memiliki sebidang tanah seluas 4.339 m2 yang terletak di Jl. Tunjungan No. 102 – 104, Kelurahan Kedungdoro – Surabaya dengan hak legal berupa HGB No. 156/K yang berakhir pada tahun 2026. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Hak atas tanah sewa merupakan tanah di Kelurahan Tanjung Emas, Semarang seluas 721.095 m2 dengan hak legal berupa HGB No. 19 atas nama Perusahaan yang berakhir pada tahun 2024 (lihat Catatan 9). HGB tersebut berada di atas tanah yang disewa Perusahaan dari Perusahaan Umum Pelabuhan III (lihat Catatan 30). Hak atas tanah sewa yang berlokasi di Semarang digunakan oleh Perusahaan sebagai kawasan industri (Industrial Estate) dengan nama Tanjung Emas Export Processing Zone.
Seluruh aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan diasuransikan pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dan PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran, bencana alam dan
risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 403.874.501 dan AS$ 1.886.689 serta Rp 336.451.091 dan AS$ 1.886.358 masing-masing untuk tahun 2011dan 2010. Manajemen
berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Aset tetap berupa mesin-mesin perlengkapan bangunan, peralatan dapur dan seluruh peralatan
dan perlengkapan hotel milik TCH (Anak Perusahaan), dengan biaya perolehan sebesar Rp 28.454.708 dijadikan jaminan sehubungan dengan perolehan fasilitas pinjaman Rekening
Koran dan Term Loan yang diperoleh TCH (Anak Perusahaan) dari PT Bank Mega Tbk. Jaminan tersebut juga dijadikan sebagai jaminan atas Perjanjian Kerjasama Pembiayaan berupa
Fasilitas Kredit Pemilikan Kios/Stand antara PPP dan PAN (Anak Perusahaan) dengan PT Bank Mega Tbk (lihat Catatan 11 dan 29).
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.
11. HUTANG BANK
Hutang Bank Jangka Pendek
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
PT Bank Pan Indonesia Tbk
Pinjaman Rekening Koran - -
Pinjaman Tetap Modal Langsung 18.151.160 -
Jumlah 18.151.160
-
PT Bank Mega Tbk
Pada tanggal 23 Nopember 2006, TCH (Anak Perusahaan) memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari PT Bank Mega Tbk (Mega) dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp 3.000.000 dan tingkat bunga sebesar 17% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas Term Loan dari bank yang sama.
Berdasarkan Surat No. 26/TCH/I/2009, TCH (Anak Perusahaan) telah menutup fasilitas PRK dari Mega mulai tanggal 23 Januari 2009.
PT Bank Pan Indonesia Tbk
Pada bulan Juli 2008, berdasarkan Akta Perjanjian Pengakuan Hutang dengan Pemberian
Jaminan yang telah diaktakan oleh Notaris Shinta Ameliawaty, S.H., No. 180, tanggal 22 Juli 2008, PAN (Anak Perusahaan) memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Pan Indonesia
Tbk (Panin) berupa Pinjaman Rekening Koran-Small Medium Business (PRK-SMB) dengan batas maksimum sebesar Rp 2.000.000 dan Pinjaman Tetap Modal Langsung (PTML) sebesar Rp 20.000.000. Jangka waktu pinjaman masing-masing adalah 1 tahun dan 3 tahun dengan tingkat bunga sebesar 12,5% per tahun.
Fasilitas kredit ini dijamin dengan:
- Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 422/2008 - 459/2008 tanggal 22 Juli 2008 dari Notaris Shinta Ameliawaty, S.H.
- Giro mundur sebesar Rp 27.500.717 dengan berbagai tanggal jatuh tempo mulai tanggal 21 Juli 2008 sampai dengan 30 Maret 2011.
- Giro mundur sebesar Rp 2.247.696 yang akan jatuh pada bulan Juli 2011.
Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada PAN (Anak Perusahaan) antara lain, perolehan pinjaman baru, mengubah Anggaran Dasar PAN (Anak Perusahaan) termasuk
susunan pengurus dan/atau pemegang saham serta pemodalan, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset.
Hutang Bank Jangka Panjang
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 8.000.000 20.000.000
PT Bank Mega Tbk - 4.250.000
Jumlah 8.000.000 24.250.000
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 8.000.000 22.000.000
Hutang jangka panjang – bersih -
2.250.000
Tingkat bunga per tahun adalah sebesar 10%-13,5% dan 12,5%-16% masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
a. Pada tahun 2006, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi untuk pembiayaan kawasan Tanjung Emas Export Processing Zone dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sebesar Rp 48.000.000 dengan suku bunga sebesar 16% per tahun. Jangka waktu pinjaman adalah 5 tahun.
Tambahan fasilitas kredit investasi ini dijamin dengan:
- Tanah berikut bangunan yang terletak di Jl. Coaster No. 8, Semarang dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 19 atas nama Perusahaan.
- Company guarantee atas nama PT Laksanacitra Nusantara.
Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada Perusahaan, antara lain, pemeliharaan rasio keuangan tertentu dan pelunasan hutang kepada pemegang saham. Perusahaan harus memelihara rasio hutang terhadap ekuitas maksimal 2,7 kali, rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar minimal 1 kali.
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, Perusahaan telah memenuhi rasio keuangan yang dipersyaratkan oleh BNI.
b. Berdasarkan akta Notaris Wenda Taurusita Amidjaja, S.H., No. 11, tanggal 26 Januari 2005, PPP (Anak Perusahaan) memperoleh pinjaman dalam rangka tambahan biaya proyek pembangunan pusat perbelanjaan barang-barang elektronik di lokasi proyek TEC dari BNI sebesar Rp 49.824.000 yang terdiri dari Kredit Investasi Pokok sebesar Rp 47.599.000 dan Kredit Investasi Interest During Construction sebesar Rp 2.225.000, dengan tingkat suku bunga sebesar 15% per tahun. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu selama 4 tahun 1 triwulan.
Fasilitas kredit investasi ini dijamin dengan:
- Tanah dengan SHGB No. 380, yang terletak di Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur, atas nama PPP (Anak Perusahaan).
- Segala harta kekayaan penerima kredit, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada dikemudian hari.
Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada PPP (Anak Perusahaan), antara lain, pemeliharaan rasio keuangan tertentu, perolehan pinjaman baru, melakukan penggabungan usaha, atau penyertaan baru pada perusahaan lain, mengubah Anggaran Dasar PPP (Anak Perusahaan) termasuk susunan pengurus dan/atau pemegang saham serta pemodalan, memberikan pinjaman, membagi laba usaha dan membayar dividen, melakukan investasi, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset. PPP (Anak Perusahaan) harus memelihara rasio hutang terhadap ekuitas maksimal 2,75 kali, rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar minimal 1,2 kali.
Pada tahun 2009, pinjaman ini telah dilunasi oleh PPP (Anak Perusahaan).
PT Bank Mega Tbk
Pada tanggal 23 Nopember 2006, TCH (Anak Perusahaan) memperoleh fasilitas kredit dari Mega yang telah diaktakan oleh Notaris Karin Christiana Basoeki, S.H., dengan akta No. 2 tanggal 24 Januari 2007, berupa fasilitas Term Loan dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 34.000.000, dengan tingkat bunga sebesar 17% per tahun dan jangka waktu pinjaman selama 73 bulan, termasuk masa tenggang, yang akan berakhir pada tanggal 24 Pebruari 2013. Fasilitas kredit ini digunakan untuk pembiayaan renovasi hotel berikut relokasi Grand Ball Room dan penambahan 55 unit kamar hotel pada Hotel Tunjungan di Surabaya.
Fasilitas PRK dan Term Loan yang diperoleh TCH (Anak Perusahaan) dijamin dengan:
a. Sebidang tanah dan bangunan dengan SHGB No. 156/K, seluas 4.339 m2 yang terletak di Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Kotamadya Surabaya, Propinsi Jawa Timur, atas nama TCH (Anak Perusahaan) dan Aliza Sri Wahjuni Gondokusumo.
b. Jaminan pribadi (borgtocht) dari Laksmono Kartika.
c. Jaminan fidusia atas seluruh peralatan dan equipment Hotel Tunjungan di Surabaya.
Berdasarkan Perubahan I Perjanjian Kredit yang diaktakan dengan akta Notaris Karin Christiana Basoeki, S.H., No. 1 tanggal 9 Maret 2007, terdapat perubahan syarat kredit sebagai berikut:
a. Tingkat suku bunga menjadi 15,5% per tahun.
b. Jangka waktu pinjaman menjadi selama 84 bulan, termasuk masa tenggang selama 12 bulan, yang akan berakhir pada tanggal 24 Januari 2014.
Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada TCH (Anak Perusahaan), antara lain, perolehan pinjaman baru, melakukan penggabungan usaha, atau penyertaan baru pada perusahaan lain, mengubah Anggaran Dasar TCH (Anak Perusahaan) termasuk susunan pengurus dan/atau pemegang saham serta pemodalan, memberikan pinjaman, membagi laba usaha dan membayar dividen, melakukan investasi, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset.
12. HUTANG PAJAK
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
Pajak Penghasilan Final (lihat Catatan 23) 107.569 83.830
Pajak Pembangunan 1 1.204.859 1.717.058 PBB 69.000 68.678 Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) - - Pasal 21 31.734 29.127 Pasal 23 1.008.484 982.362 Pasal 25 46.677 29.800
Pasal 29 (lihat Catatan 23) 697.047 744.369
Pajak Pertambahan Nilai 814.259 1.913.491
Jumlah 3.979.629
5.568.715
13. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
Asuransi 595.893 549.840
Jasa profesional 174.712 215.431
Gaji 516.120 944.278
Beban bunga 151.119 -
Listrik, telepon dan air 16.334 16.000
Lain-lain 2.714.529 2.708.456
Jumlah 4.168.707
4.434.005
Biaya masih harus dibayar – lain-lain terutama merupakan pencadangan atas biaya pengurusan dalam rangka penerbitan sertifikat Strata Title pada bangunan TEC milik PPP (Anak Perusahaan) pada tahun 2011 dan 2010.
14. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
Uang muka penjualan stand 277.410.230 309.869.058
Sewa diterima di muka 7.680.455 7.724.161
Uang muka tamu hotel 1.867.303 1.479.986
15. UANG JAMINAN PENYEWA
Merupakan uang jaminan yang diterima dari penyewa sehubungan dengan sewa tanah dan bangunan di lokasi Kawasan Berikat Tanjung Emas-Semarang dan sewa stand di JMP milik Perusahaan, sewa stand di PGS milik PAN (Anak Perusahaan) serta sewa stand di TEC milik PPP (Anak Perusahaan).
16. KEWAJIBAN LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja
Perusahaan 196.696 187.134 Anak Perusahaan TCH 1.617.008 1.141.241 PAN 774.377 443.748 PPP 170.387 62.950 DBAJ 7.206 7.206 WTDC 7.099 7.099 Sub-jumlah 2.772.773 1.849.378 Hutang lain-lain 4.945.610 6.421.945 Jumlah 7.718.383
8.271.323
Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasti atas uang pesangon, uang penghargaan kerja dan ganti kerugian kepada karyawan sebesar Rp 3.728.831 dan Rp 2.710.859 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 yang disajikan sebagai bagian dari “Kewajiban Lain-lain” dalam neraca konsolidasi. Biaya yang dibebankan sebesar Rp 1.017.972 dan Rp 541.289 masing-masing pada tahun 2011 dan 2010 disajikan sebagai akun “Beban Usaha – Umum dan Administrasi – Imbalan Kerja” dalam laporan laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 22).
Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasti atas imbalan pasca kerja
(post employment benefit) tersebut berdasarkan perhitungan aktuaria pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 yang masing-masing dilakukan oleh PT Ricky Leonard Jasatama dan
PT Rileos Pratama, aktuaris independen, menggunakan metode “Projected Unit Credit” dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Usia pensiun : 55 tahun
Tingkat proyeksi kenaikan gaji : 1,5%-8% pada tahun 2010 dan 2009 Tabel mortalita : Tabel Mortalita Indonesia 2
Tingkat diskonto : 9,5% pada tahun 2010 dan 11%-12% pada tahun 2009 Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa jumlah akrual pada tahun 2011 dan 2010 tersebut adalah memadai untuk memenuhi ketentuan dalam keputusan tersebut.
17. HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN
2011 2010
a. Hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan
PAN 25.858.373 14.822.350 DBAJ 467.706 461.632 WTDC 228.809 192.782 TCH 12.797 11.338 PPP ( 1.468.341) ( 949.001) Jumlah 25.099.344
14.539.102 2011 2010
b. Hak minoritas atas laba bersih Anak Perusahaan
PAN ( 1.810.403) ( 1.875.216) DBAJ 507 422 WTDC ( 7.062) ( 6.657) TCH ( 1.110) ( 781) PPP ( 42.046) 209.961 Jumlah ( 1.860.114) ( 1.672.271)
18. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham dan kepemilikannya pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham Persentase Ditempatkan dan Kepemilikan
Pemegang saham Disetor Penuh (%) Jumlah PT Laksanacitra Nusantara 1.066.687.992 92,88 133.335.999
Sri Kuntjoro Dewi Maureen 8 0,01 1
Masyarakat (masing-masing
di bawah 5%) 81.730.000 7,11 10.216.250
Jumlah 1.148.418.000 100,00 143.552.250
19. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
Akun ini berasal dari transaksi akuisisi 98,96% saham DBAJ (Anak Perusahaan) oleh Perusahaan pada tahun 1999. Akuisisi tersebut dilakukan antara entitas sepengendali.
20. PENDAPATAN USAHA
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
Penjualan ruko dan stand 12.354.572 11.985.410
Pendapatan sewa dan jasa pelayanan 8.738.312 8.802.143
Pendapatan hotel 9.651.623 8.643.716
Pendapatan jasa depo peti kemas 291.529 343.527
Pendapatan lainnya 131.523 -
Jumlah 31.167.559
29.774.796
Tidak ada penjualan kepada satu perusahaan yang melebihi 10% dari total penjualan pada tahun 2011 dan 2010.
21. BEBAN POKOK PENJUALAN
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
Beban langsung hotel:
Energi dan pemeliharaan 1.444.767 1.357.483
Makan dan minuman 649.973 656.121
Penyusutan 699.634 732.075
Gaji dan beban pegawai lainnya 627.806 639.578
Telepon, telex dan faksimili 13.743 39.608
Lainnya 918.186 832.158
Sub-jumlah 4.354.109 4.257.023
Beban pokok penjualan ruko dan stand 4.490.423 4.747.955
Beban langsung pendapatan
sewa dan jasa pelayanan 2.658.528 2.512.525
Beban pokok jasa depo peti kemas 167.788 222.339
Beban pokok pendapatan lainnya 138.111 179.146
Jumlah 11.808.959
11.918.988
Tidak ada pembelian kepada satu perusahaan yang melebihi 10% dari total pembelian pada tahun 2011 dan 2010.
22. BEBAN USAHA
Akun ini terdiri dari:
2011 2010
Beban Penjualan
Gaji dan tunjangan 197.391 175.461
Iklan dan promosi 60.259 123.261
Sumbangan dan representasi 42.351 50.869
Pemeliharaan 20.344 14.493
Telepon, telex dan faksimili 12.814 11.719
Keperluan kantor 11.474 12.211
Perjalanan dinas 8.666 6.182
Lain-lain 849 1.347
Sub-jumlah 354.148 395.543
Beban Umum dan Administrasi
Gaji dan tunjangan 4.286.684 3.938.663
Representasi dan sumbangan 912.792 492.496
Asuransi 573.464 563.019
Listrik, air dan telepon 209.304 569.759
Perjalanan dinas 1.074.797 947.896
Pajak 10.200 9.000
PBB dan PPI 1.040.526 868.842
Imbalan kerja (lihat Catatan 16) - -
Komisi dan sewa 343.091 248.998
Penyusutan (lihat Catatan 10) 191.457 188.234
Keperluan kantor 100.315 86.479
Konsultan dan notaris 30.040 103.600
Perijinan 33.903 31.473
Administrasi bank 13.966 15.962
Lain-lain 351.426 378.029
Sub-jumlah 9.171.965 8.442.450
23. PAJAK PENGHASILAN
Beban (penghasilan) pajak Perusahaan dan Anak Perusahaan terdiri dari:
2011 2010
Pajak kini
Pajak Penghasilan Final
Perusahaan 612.269 611.170
Anak Perusahaan
PAN 617.728 745.683
PPP 105.296 54.063
Sub-jumlah 1.335.293 1.410.916
Pajak Penghasilan Tidak Final 334.198 302.648
Pajak tangguhan Perusahaan - - Anak Perusahaan WTDC - - DBAJ - - TCH - - PAN - - PPP - - Sub-jumlah - - Jumlah 1.669.491
1.713.564 Pajak Kini
Pajak Penghasilan Final
Pajak penghasilan final Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
2011 2010
Pajak Penghasilan final atas pendapatan
yang telah diakui 1.335.293 1.410.916
Pajak Penghasilan final atas uang muka sewa 1.695.485 1.412.367
Jumlah Pajak Penghasilan final 3.030.778 2.823.283
Pajak Penghasilan final yang telah dibayar 2.022.294 2.739.454
Pajak Penghasilan Tidak Final
Perhitungan beban pajak dan hutang pajak penghasilan tidak final Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:
2011 2010
Beban pajak kini
Perusahaan - - Anak Perusahaan TCH 250.149 292.602 PAN 34.743 - DBAJ ( 6.963) 3.121 PPP 48.715 - WTDC 7.553 6.925 Jumlah 334.197 302.648
Dikurangi : Pajak Penghasilan-pasal 23 - -
Pajak Penghasilan-pasal 25 277.016 117.684
Hutang pajak tahun berjalan 57.181 184.964
Hutang pajak tahun lalu 44.894 -
Jumlah Hutang Pajak Penghasilan Tidak Final 102.075
184.964
Rincian: Perusahaan ( 61.444) - Anak Perusahaan PAN ( 1.071) - TCH 110.118 203.202 WTDC 2.367 1.835 PPP 34.485 - DBAJ ( 27.274) ( 20.073) Jumlah 57.181
184.964
Rekonsiliasi antara laba sebelum penghasilan (beban) pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan laba fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut:
2011 2010
Laba sebelum penghasilan (beban) pajak menurut
laporan laba rugi konsolidasi 13.231.504 7.800.040
Laba sebelum pajak Anak Perusahaan ( 6.845.410) ( 4.776.771 )
Laba sebelum pajak Perusahaan 6.386.094 3.023.269
Dikurangi laba sebelum pajak atas penghasilan
yang telah dikenakan Pajak Penghasilan Final ( 3.895.730) ( 3.023.269 ) Laba sebelum pajak atas penghasilan yang tidak
Perbedaan tetap:
Penghasilan bunga ( 7.933 ) -
Biaya pajak 3.973 -
Biaya representasi dan sumbangan 187.176 -
Sub-jumlah 183.216 -
Perbedaan waktu:
Imbalan kerja - -
Laba fiskal 2.673.580
-
Beban pajak kini 334.198 -
Dikurangi pajak penghasilan dibayar
di muka – pasal 25 ( 277.017 ) -
Jumlah Hutang Pajak Penghasilan Tidak Final
- Perusahaan 57.181
-
24. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba bersih per saham dasar:
2011 2010
Laba bersih
Laba bersih untuk perhitungan laba bersih
per saham dasar 6.143.758 4.414.206
Jumlah saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk
perhitungan laba bersih per saham dasar 1.148.418.000
1.148.418.000 Laba bersih per saham dasar (Rupiah penuh) 5,35
3,84
25. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
Sifat dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Sifat hubungan istimewa Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pemegang saham mayoritas Perusahaan PT Laksanacitra Nusantara Sebagian pengurus atau manajemen PT Jasamitra Propertindo
yang sama PT Madura Industrial Seaport City
PT Tunjungan Imperial Sukses Transaksi Hubungan Istimewa
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang meliputi antara lain:
a. Sebesar 0,024% dan 0,027% dari jumlah pendapatan usaha masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, merupakan pendapatan usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, di mana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Piutang atas pendapatan usaha tersebut disajikan sebagai akun “Piutang Usaha – Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca konsolidasi, yang meliputi 0,004% dan 0,002% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.
b. TCH (Anak Perusahaan) melakukan perjanjian kerjasama dengan PT Tunjungan Imperial Sukses (TIS) untuk pengelolaan restoran di Hotel Tunjungan (lihat Catatan 29). Atas perjanjian tersebut TCH memperoleh pendapatan bagi hasil sebesar Rp 76.786 dan Rp 69.435 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010. Piutang atas pendapatan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca konsolidasi (lihat Catatan 8) yang meliputi 0,013% dan 0,025% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.
c. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadakan transaksi diluar usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang diungkapkan pada Catatan 8.
26. INFORMASI SEGMEN USAHA
Perusahaan dan Anak Perusahaan pada saat ini melakukan kegiatan usaha sebagai berikut: 1. Real estat
2. Sewa dan jasa pelayanan 3. Jasa perhotelan
4. Jasa depo peti kemas
a. Penjualan dan Pendapatan Usaha
2011 2010
Real estat 15.166.537 14.734.731
Jasa perhotelan 9.674.332 8.662.792
Sewa dan jasa pelayanan 6.057.869 6.052.821
Jasa depo peti kemas 291.529 343.527
Jumlah sebelum Eliminasi 31.190.267 29.793.871
Eliminasi ( 22.708 ) ( 19.075 )
Jumlah 31.167.559