• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT LAMICITRA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT LAMICITRA NUSANTARA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009

PT Lamicitra Nusantara Tbk

Pranowo Kartika, S.H., MBA Direktur Utama

(2)

Halaman

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI – Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009

Neraca

Konsolidasi

1

Laporan

Laba

Rugi

Konsolidasi

3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi

4

Laporan

Arus

Kas

Konsolidasi

5

(3)

Catatan ASET

Kas dan setara kas 2c, 2q, 3, 30 Rp 59.416.967 Rp 70.762.266

Investasi jangka pendek 2d, 4, 30 22.867.295 28.186.471

Piutang usaha 2f, 2i, 5, 27

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 15.085 6.066

Pihak ketiga 3.183.312 2.195.226

Piutang lain-lain 5.128.899 609.469

Persediaan 2g, 6 372.844.434 389.407.040

Pajak dan biaya dibayar di muka 2h, 2o, 7 5.382.123 6.004.466

Piutang kepada pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2i, 8, 27 38.135.163 21.647.128

Aset pajak tangguhan 2o, 25 6.339 395.226

Tanah yang belum dikembangkan 2g, 9, 31 26.271.641 26.271.641

Aset tetap

(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 118.316.913 pada tahun 2010

dan Rp 107.836.892 pada tahun 2009) 2e, 2j, 10, 31 79.977.301 83.800.221

Aset lain-lain 2k 1.888.119 487.960

JUMLAH ASET Rp 615.116.678 Rp 629.773.180

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

(4)

Catatan

KEWAJIBAN

Hutang bank 11 Rp 24.250.000 Rp 38.125.711

Hutang usaha 6.423.201 5.217.671

Hutang pajak 2o, 12, 24 5.568.715 7.883.057

Beban masih harus dibayar 13 4.434.005 3.973.998

Pendapatan diterima di muka 2n, 14 319.073.205 333.951.237

Hutang kepada pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2i, 8, 26 26.569.318 21.486.558

Kewajiban pajak tangguhan 2o 80.402 154.250

Penyisihan penggantian peralatan dan

perlengkapan hotel 2e, 2j 37.363 417.986

Uang jaminan penyewa 2q, 15, 29 14.112.610 14.790.171

Kewajiban lain-lain 2l, 16 8.271.323 1.659.075

Jumlah Kewajiban 408.820.142 427.659.714

HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH

ANAK PERUSAHAAN 17 14.539.102 16.608.169

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 125 per saham Modal dasar - 4.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh

-1.148.418.000 saham 18 143.552.250 143.552.250

Tambahan modal disetor - bersih (1.197.157) (1.197.157) (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

(5)

Catatan

PENDAPATAN USAHA 2n, 21, 27 Rp 29.774.796 Rp 41.940.227 BEBAN POKOK PENJUALAN 2n, 22 11.918.988 16.537.219 LABA KOTOR 17.855.808 25.403.008

BEBAN USAHA 2n, 23

Penjualan 395.543 396.291

Umum dan administrasi 8.442.450 7.342.390 Jumlah Beban Usaha 8.837.993 7.738.681 LABA USAHA 9.017.815 17.664.327 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2n

Laba (rugi) selisih kurs - bersih (1.511.730) 4.058.259 Penghasilan bunga 687.024 486.787 Laba penjualan aset tetap - bersih - -Beban bunga (902.171) (1.560.215) Lain-lain - bersih 509.103 451.534 Penghasilan (Beban) Lain-lain (1.217.774) 3.436.365 LABA SEBELUM PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 7.800.041 21.100.692 PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 2o, 24

Tahun berjalan

Final (1.410.916) (2.083.628)

Tidak Final (302.648) (337.451) Tangguhan - -Jumlah Beban Pajak (1.713.564) (2.421.079)

LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 6.086.477 18.679.613 HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN 17 (1.672.271) (7.176.256) LABA BERSIH Rp 4.414.206 Rp 11.503.357

LABA PER SAHAM DASAR 2p, 25 3,84 10,01

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

2010 2009

LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS ATAS

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan

(6)

Catatan Saldo 1 Januari 2009 Rp 143.552.250 Rp (1.197.157) Rp 1.372.309 Rp 30.274.538 Rp 174.001.940 Laba bersih - - - 11.503.357 11.503.357 Saldo 31 Maret 2009 143.552.250 (1.197.157) 1.372.309 41.777.895 185.505.297 Saldo 1 Januari 2010 Rp 143.552.250 Rp (1.197.157) Rp 1.372.309 Rp 43.615.826 Rp 187.343.228 Laba bersih - - - 4.414.206 4.414.206 Saldo 31 Maret 2010 Rp 143.552.250 Rp (1.197.157) Rp 1.372.309 Rp 48.030.032 Rp 191.757.434

dan Modal Entitas

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Selisih Nilai Transaksi

Modal Ditempatkan Tambahan Restrukturisasi

Jumlah Ekuitas

Disetor Penuh Disetor - Bersih Sepengendali Saldo Laba

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(7)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan Rp 46.386.615 Rp 53.274.941 Pembayaran pada karyawan dan pemasok (7.766.060) (7.258.233)

Kas diperoleh dari operasi 38.620.555 46.016.708

Pembayaran bunga (169.046) (354.817)

Pembayaran pajak penghasilan badan (1.639.831) (1.401.678)

Penerimaan bunga 678.647 952.480

Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 37.490.325 45.212.693

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penjualan aset tetap -

-Perolehan aset tetap (320.869) (3.544.894)

Penempatan investasi jangka pendek (22.867.295) (28.186.471) Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi (23.188.164) (31.731.365)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembagian dividen - bersih - -Pembayaran hutang bank jangka pendek dan jangka panjang (4.433.170) (10.093.453) Piutang dan hutang kepada pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa (3.375.688) (4.589.433)

Penambahan uang jaminan penyewa - -Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (7.808.858) (14.682.886)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 6.493.303 (1.201.558) Pengaruh perubahan kurs mata uang asing -

-KAS DAN SETARA -KAS AWAL TAHUN 52.923.664 71.963.824

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN Rp 59.416.967 Rp 70.762.266

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

(8)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Lamicitra Nusantara Tbk (d/h PT Lami Citra Persada) (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 32 tanggal 29 Januari 1988 dari Tjitra Sasanti Djatmiko, S.H., Notaris di Surabaya. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-9900. HT.01. 01.TH.89 tanggal 25 Oktober 1989. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 182 tanggal 23 Juli 2008 yang telah diperbaiki dengan akta No. 287 tanggal 30 Agustus 2008 dari Noor Irawati, S.H., Notaris di Surabaya mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan perubahan susunan pengurus Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-85053.AH.01.02.Tahun 2008, tanggal 12 Nopember 2008.

Perusahaan berdomisili di Surabaya dengan lokasi usaha di Surabaya dan Semarang. Kantor pusat Perusahaan berada di Jembatan Merah Plaza lantai 5, Jl. Taman Jayengrono No. 2 - 4, Surabaya.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan dan pengelolaan properti, jasa, perdagangan dan pertokoan. Perusahaan memulai usaha komersialnya pada Januari 1990. Saat ini kegiatan utama Perusahaan adalah penjualan stand di Jembatan Merah Plaza – Surabaya, pengelola kawasan berikat di Tanjung Emas Semarang dan penyertaan modal pada Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan depo peti kemas, perhotelan, real estat dan properti. Jumlah karyawan Perusahaan dan Anak Perusahaan rata-rata 717 dan 748 karyawan masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) PT Lamicitra Nusantara Tbk.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama : Laksmono Kartika

Komisaris : Sri Kuntjoro Dewi Maureen, MBA Komisaris Independen : Abdullah Gawi Oemar, S.E. Direktur Utama : Pranowo Kartika, S.H., MBA Direktur : Ir. Priyo Setya Budi

Drs. Udjang Ongkowidjojo Drs. Robin Wijaya Gejali, MBA Dra. Lanny Gondokusumo Siana Kartika

Prasetyo Kartika, B.Com, M.M.

Gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 1.038.000 dan Rp 946.000.

(9)

b. Anak Perusahaan

Perusahaan memiliki langsung lebih dari 50% saham Anak Perusahaan sebagai berikut:

Tahun 2010

Tahun

Persentase Operasi

Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Kepemilikan Komersial Jumlah Aset

PT Tunjungan Crystal Hotel Surabaya Perhotelan 99,33% 1996 43,403,753

(TCH)

PT Dharmabhakti Adijaya Surabaya Real estat 98,96% 1994 46,256,746

(DBAJ)

PT Wiratangguh Dharmacitra Surabaya Pengelolaan 80,00% 1993 1,212,486

(WTDC) Depo Peti

Kemas

PT Penta Persada Pertiwi Surabaya Properti 75,00% 2007 106,854,164

(PPP)

PT Persada Alam Nusantara Surabaya Properti 54,50% 2007 338,975,670

(PAN)

Tahun 2009

Tahun

Persentase Operasi

Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Kepemilikan Komersial Jumlah Aset

PT Tunjungan Crystal Hotel Surabaya Perhotelan 99,33% 1996 39,291,372

(TCH)

PT Dharmabhakti Adijaya Surabaya Real estat 98,96% 1994 45,441,331

(DBAJ)

PT Wiratangguh Dharmacitra Surabaya Pengelolaan 80,00% 1993 889,291

(WTDC) Depo Peti

Kemas

PT Penta Persada Pertiwi Surabaya Properti 75,00% 2007 104,016,197

(PPP)

PT Persada Alam Nusantara Surabaya Properti 54,50% 2007 359,312,597

(PAN)

Perusahaan mencatat penyertaan saham dengan menggunakan metode ekuitas (Equity Method).

c. Penawaran Umum Saham Perusahaan

Pada tanggal 29 Juni 2001, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-605/PM/2001 untuk melakukan penawaran umum atas 80.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan disertai penerbitan 160.000.000 Waran Seri I (Waran) yang diterbitkan menyertai saham biasa atas nama tersebut yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham di mana setiap satu pemegang saham baru Perusahaan akan memperoleh 2 Waran dan setiap 1 Waran akan memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham baru Perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp 125 (Rupiah penuh) per lembarnya. Waran

(10)

tersebut mempunyai jangka waktu pelaksanaan dari tanggal 18 Januari 2002 sampai dengan tanggal 16 Juli 2004.

Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham biasanya (1.148.418.000 saham) pada Bursa Efek Indonesia.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan, yang diedarkan oleh BAPEPAM-LK bagi emiten atau perusahaan publik industri real estat.

Laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, disusun berdasarkan pada saat terjadinya (accrual basis) dengan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.

Laporan arus kas konsolidasi disajikan dengan metode langsung yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah. b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan kepemilikan langsung lebih dari 50%. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku Anak Perusahaan yang diakuisisi dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendalian dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas.

c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta dibatasi penggunaannya.

d. Investasi Jangka Pendek

Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan, disajikan sebagai “Investasi Jangka Pendek”.

(11)

e. Penyisihan Penggantian Peralatan dan Perlengkapan Hotel

Penyisihan untuk penggantian peralatan dan perlengkapan hotel dibentuk berdasarkan persentase dari pendapatan jasa pelayanan hotel. Pembelian dan penggantian pada periode berjalan dibebankan ke penyisihan tersebut.

f. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

g. Persediaan

Sejak 1 Januari 2009, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengadopsi PSAK No. 14 (Revisi 2008), mengenai “Persediaan” yang efektif untuk pelaporan keuangan konsolidasi yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2009 dan diterapkan secara prospektif.

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode masuk pertama keluar pertama untuk persediaan bahan bakar, peralatan kantor dan pemeliharaan gedung, sedangkan untuk persediaan makanan, minuman dan keperluan hotel ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.

Persediaan tanah dan bangunan (stand/kios dan ruko) yang siap jual, bangunan yang sedang dikonstruksi, tanah matang, tanah dalam pematangan dan tanah yang belum dimatangkan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan tanah yang belum dimatangkan meliputi biaya pra perolehan dan perolehan tanah dan dipindahkan ke tanah dalam pematangan pada saat pematangan tanah akan dimulai atau dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut siap dibangun.

Biaya perolehan tanah dalam pematangan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dimatangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada aset pengembangan real estat.

Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat serta dipindahkan ke aset tanah dan bangunan pada saat selesai dibangun dan siap dijual dengan menggunakan metode identifikasi khusus.

h. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka merupakan biaya yang dibayar untuk masa manfaat berkisar antara 1 sampai 3 tahun dan diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

(12)

Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

j. Aset Tetap

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi

akumulasi penyusutan (kecuali hak atas tanah yang tidak disusutkan). Efektif 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset

Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) mengenai “Aktiva Tetap dan Aktiva

Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih model biaya (cost model) atau model

revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method)

berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Hak atas tanah sewa 17 - 18

Bangunan dan prasarana 20

Mesin dan peralatan 4 - 10

Perabot dan peralatan 4

Kendaraan 4

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Hak atas tanah sewa merupakan hak atas tanah milik Perusahaan yang berada di atas tanah yang disewa. Hak atas tanah tersebut disusutkan secara garis lurus sesuai dengan masa manfaatnya maksimum selama jangka waktu sewa tanah.

Peralatan dan perlengkapan hotel (tembikar, gelas, permadani, linen dan seragam) milik TCH (Anak Perusahaan) dinyatakan berdasarkan biaya perolehannya dan tidak disusutkan. Penggantian karena kerusakan dari aset tetap tersebut diperoleh dari penyisihan dana untuk penggantian peralatan dan perlengkapan hotel yang dicatat dalam akun “Penyisihan Penggantian Peralatan dan Perlengkapan Hotel”.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada periode terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak dipergunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

(13)

Sesuai dengan PSAK No. 48 mengenai “Penurunan Nilai Aset”, mewajibkan penelaahan atas indikasi penurunan nilai aset ke nilai wajar apabila terjadi indikasi kejadian atau peristiwa bahwa nilai tercatat tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset dibebankan sebagai rugi dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. k. Biaya Pra-Operasi

Biaya yang terjadi sebelum saat dimulainya kegiatan komersial dikapitalisasi dan akan diamortisasikan setelah dimulainya kegiatan usaha komersial.

l. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui kewajiban atas imbalan kerja karyawan yang

tidak didanai sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU”).

Sesuai PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”, biaya penyisihan imbalan kerja karyawan menurut UU ditentukan berdasarkan penilaian aktuaria menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar antara nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian aktuaria ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus

(straight-line method) berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Kemudian, biaya jasa

lalu diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sampai imbalan tersebut menjadi hak karyawan (vested).

m.Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan.

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan diakui pada saat penggunaan aset oleh pihak lain sejalan dengan berlakunya waktu atau pada saat periode digunakannya aset yang bersangkutan. Pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan disajikan sebelum dikenakan pajak penghasilan final. Uang muka yang diterima dari penyewa dicatat ke dalam akun pendapatan diterima di muka dan akan diakui sebagai pendapatan secara berkala sesuai dengan kontrak sewa yang berlaku.

Pendapatan dari penjualan dan jasa diakui pada saat barang atau jasa diserahkan.

Pendapatan dari penjualan pertokoan di plaza (stand), rumah toko (ruko) dan bangunan rumah tinggal beserta tanahnya diakui secara penuh (full accrual) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

- Pengikatan jual beli telah ditandatangani;

- Harga jual akan tertagih yaitu jumlah yang telah dibayar tersebut sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual;

(14)

- Penjual telah mengalihkan resiko dan manfaat kepemilikan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substantial adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan stand dan bangunan rumah tinggal beserta tanah yang dijual tersebut.

Sedangkan untuk penjualan kavling tanah yang pendirian bangunannya akan dilaksanakan oleh pembeli tanpa keterlibatan penjual (retail land sales), diakui secara penuh (full accrual) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

- Pengikatan jual beli telah ditandatangani;

- Pembeli telah membayar uang muka sekurang-kurangnya 20% dari harga jual yang telah disepakati dan masa pengembalian uang muka telah lewat;

- Harga jual akan tertagih, yaitu jumlah yang telah dibayar sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual;

- Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa yang akan datang bebas dari subordinasi; dan

- Selesainya pengembangan lingkungan di mana tanah tersebut berada, yaitu penjual tidak mempunyai kewajiban yang signifikan lagi.

Apabila persyaratan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi, maka seluruh uang yang diterima dari pembeli diperlakukan sebagai pendapatan diterima di muka dan dicatat dengan deposit

method sampai seluruh persyaratan tersebut terpenuhi.

Pendapatan atas iuran kebersihan dan keamanan diakui pada saat pembeli (pemilik) akan membangun kavling yang dimiliki.

Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). o. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini atas pendapatan jasa perhotelan dan depo kontainer ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Pendapatan dari sewa bangunan pabrik dan stand dikenakan pajak final sebesar 10% dari jumlah kotor nilai kontrak. Pendapatan jasa pemeliharaan (service charge) dikenakan pajak final sebesar 10% dari jumlah kotor nilai kontrak.

Pada tanggal 4 Nopember 2008, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 71 mengenai Pajak Penghasilan dari Penghasilan Atas Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan. Peraturan ini menyatakan bahwa penghasilan atas kepemilikan tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak bersifat final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan. Peraturan ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2009.

Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Atas penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.

Kecuali untuk usaha yang atas pendapatannya telah dikenakan pajak final, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua

(15)

perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

p. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

q. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha periode berjalan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan kewajiban moneter adalah kurs tengah Bank Indonesia.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, kurs yang digunakan masing-masing adalah :

2010 2009

(Rupiah penuh) (Rupiah penuh)

EUR 1, Euro Eropa 12,216 15,327

JPY 100, Yen Jepang 9,771 11,794

AS$ 1, Dolar Amerika Serikat 9,115 11,575

SGD 1, Dolar Singapura 6,505 7,617

AUD 1, Dolar Australia 8,344 7,949

HKD 1, Dolar Hongkong 1,174 1,494

r. Informasi Segmen

Informasi segmen disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasi.

Informasi segmen Perusahaan dan Anak Perusahaan disajikan menurut pengelompokan (segmen) usaha.

Segmen usaha adalah komponen yang dapat dibedakan (distinguishable components) dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian industri atau sekelompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para pelanggan di luar entitas Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Pada tahun 2000, Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan PSAK No. 5 (Revisi 2000)

mengenai “Pelaporan Segmen” yang efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2002. PSAK ini menetapkan prinsip-prinsip pelaporan informasi keuangan

(16)

berdasarkan segmen. Standar ini mengharuskan perusahaan publik dan perusahaan yang sedang dalam proses menerbitkan efek ekuitas atau efek hutang di pasar modal untuk mengidentifikasi segmen usaha dan segmen geografis berdasarkan faktor resiko dan imbalan yang berbeda untuk masing-masing segmen.

s. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena terdapatnya risiko yang melekat dalam suatu estimasi, hasil sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin didasarkan pada jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.

3. KAS DAN SETARA KAS

Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Kas 1,264,851 1.130.908

Bank Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 5,025,135 3,429,714

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1,066,800 766,598

PT Bank Pan Indonesia Tbk 2,279,005 617,664

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 233,699 648,792

PT Bank Mega Tbk 391,983 1,405,433

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 115,751 10,584

PT Bank Victoria 171,363 164,528

PT Bank Internasional Indonesia Tbk 90,346 44,567

PT Bank Mega Syariah

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 32,092 30,647

PT Bank Bukopin Tbk 322,010 129,070

PT Bank CIMB Niaga Tbk 10,276 -

PT Bank Jatim 5,547 7,353

Lain-lain 1,447 10,276

Dolar Amerika Serikat

The Hongkong and Shanghai Banking

Corporation Limited 1,666,795 11,326,964

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1,613,915 791,166

The Royal Bank of Scotland 749,057 530,560

PT Bank Pan Indonesia Tbk 561,121 58,390

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 39,357 86,377

PT Bank Mega Tbk 48,287 61,653

Fortis Bank S.A./N.V. 9,413 10,965

Citibank N.A. - Sub-jumlah 14,433,399 21,262,209

(17)

2010 2009 Deposito berjangka

Rupiah

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 7,715

PT Bank Mega Tbk 166,611 PT Bank Pan Indonesia Tbk 1,840,000

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 7,715

PT ICBC Indonesia 4,500,000

Dolar Amerika Serikat

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 30,108,353 4,154,021

PT Bank BRI Tbk 5,169,812

PT Bank Pan Indonesia Tbk 2,301,993 43,331,710

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited

Bank ICBC Indonesia 1,630,844

Sub-jumlah 43,718,717 49,500,057

Jumlah 59,416,967

70,762,266

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun

Rupiah 6% - 8% 6,5 % - 7 %

Dolar Amerika Serikat 2,0% - 4,75% 3,25 % - 4 %

4. INVESTASI JANGKA PENDEK

Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Penempatan di: Rupiah

PT Bank Mega Tbk 5,699,730 5,937,038 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 552,510 552,785 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 356,677 373,905 Dolar Amerika Serikat

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 16,258,378 21,322,743

Jumlah 22,867,295

28,186,471

Penempatan ini digunakan sebagai jaminan atas fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang diberikan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Mega Tbk (Mega) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kepada konsumen PAN dan PPP (Anak Perusahaan). Tingkat bunga atas penempatan ini adalah sebesar 5%-8% per tahun.

(18)

5. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari:

2010 2009

a. Jumlah piutang usaha berdasarkan jenis usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Jasa Perhotelan

PT Jasamitra Propertindo 15,085 6,066

Pihak ketiga

Jasa perhotelan 1,247,338 1,026,519

Properti 66,110 36,925

Sewa dan jasa pelayanan 323,168 494,781

Jasa depo peti kemas 395,193 342,739

Lain-lain 1,151,503 294,262

Sub-jumlah 3,183,312 2,195,226

Jumlah 3,198,397

2,201,292

b. Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari)

Belum jatuh tempo

Sudah jatuh tempo

1 s/d 30 hari 323,168 494,781 31 s/d 60 hari 1,247,338 1,026,519 61 s/d 90 hari 395,193 342,739 91 s/d 120 hari 66,110 36,925 > 120 hari 1,151,503 294,262 Jumlah 3,183,312

2,195,226

c. Jumlah piutang usaha berdasarkan mata uang

Seluruh piutang usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah dalam mata uang Rupiah.

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih, dan oleh karena itu tidak ditetapkan penyisihan piutang ragu-ragu.

Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (lihat Catatan 11).

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.

(19)

6. PERSEDIAAN

2010 2009

Unit siap dijual

− Stand Pusat Grosir Surabaya 132,143,277 152,798,099

− Stand Tunjungan Electronic Centre 102,218,678 98,648,774

− Stand Jembatan Merah Plaza II 58,447,286 58,447,286

− Stand Jembatan Merah Plaza I 11,319,189 11,319,189

− Ruko Jembatan Merah 3,491,509 3,491,509

Yang sedang dikonstruksi

− Ruko Jembatan Merah 16,765,188 16,765,188

− Jembatan Merah Plaza III 618,191 618,191

− Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) Mega Darmo Tanah matang

− Darmo Hill 14,367,698 14,367,698

Tanah dalam pematangan

− Basuki Rachmat 26,439,935 26,439,935

− Darmo Hill 6,560,680 5,997,748

Persediaan hotel

− Makanan, minuman dan perlengkapan 423,209 484,612

Lain-lain 49,594 28,811

Jumlah 372,844,434

389,407,040

Stand Pusat Grosir Surabaya (PGS) (d/h Grosir Stasiun Pasar Turi) yang tersedia untuk dijual, berlokasi di Jalan Dupak, Emplasemen Stasiun Surabaya Pasar Turi, Surabaya berstatus Hak Guna Bangunan atas nama PAN (Anak Perusahaan) yang berada di atas Hak Pengelolaan (HPL) atas tanah PT Kereta Api (Persero) (KAI) merupakan aset real estat milik PAN (Anak Perusahaan). Pada tahun 2008, Perusahaan telah memiliki sertifikat Strata Title atas bangunan PGS.

Stand Tunjungan Electronic Centre (TEC) (d/h Hi-Tech Centre (HTC)) yang tersedia untuk dijual, berlokasi di Jl. Tunjungan No. 5-7, Surabaya merupakan aset real estat milik PPP (Anak Perusahaan).

Stand Jembatan Merah Plaza I (JMP I) dan stand Jembatan Merah Plaza II (JMP II) yang tersedia untuk dijual, berlokasi di Jl. Taman Jayengrono No. 2-4, Surabaya merupakan aset real estat milik Perusahaan.

Ruko Jembatan Merah merupakan tanah dan rumah toko yang tersedia untuk dijual dan yang sedang dikonstruksi berlokasi di Jl. Jayengrono, Surabaya merupakan aset real estat milik Perusahaan.

Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) “Mega Darmo” merupakan rencana bangunan Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) “Mega Darmo” yang terletak di Kelurahan Pakis, Sawunggaling dan Darmo,

Kecamatan Sawahan dan Wonokromo, Surabaya dengan luas kurang lebih 250.100 m2. Berdasarkan Surat Izin No. 460/457/436.6.2/2009, Walikota Surabaya telah

memberikan izin lokasi kepada Perusahaan untuk keperluan pembangunan Pusat Kegiatan Bisnis (CBD) “Mega Darmo” yang terletak di Kelurahan Pakis, Sawunggaling dan Darmo, Kecamatan Sawahan dan Wonokromo, Surabaya.

(20)

Tanah matang dan tanah dalam pematangan Darmo Hill berlokasi di Jl. Pakis Argosari, Surabaya merupakan aset real estat milik DBAJ (Anak Perusahaan).

Tanah dalam pematangan Basuki Rachmat merupakan tanah dan bangunan yang akan dikembangkan yang terletak di Jl. Basuki Rachmat No. 80-82, Surabaya dengan luas kurang lebih 3.780 m2 merupakan aset real estat milik PAN (Anak Perusahaan) (lihat Catatan 31). Hak legal atas tanah matang dan tanah dalam pematangan adalah Hak Guna Bangunan atas nama Perusahaan, DBAJ dan PAN (Anak Perusahaan).

Persediaan stand siap jual dan ruko telah diasuransikan pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dari semua risiko termasuk gempa bumi, bencana alam dan kebakaran dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 742.654.640 pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, seluruh persediaan hotel telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dan PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya bersama-sama dengan asuransi aset tetap (lihat Catatan 10).

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami.

Persediaan tertentu digunakan sebagai jaminan atas hutang bank yang diperoleh (lihat Catatan 11).

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

7. PAJAK DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA

Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Pajak dibayar di muka

Pajak Penghasilan Final (lihat Catatan 25) 1,412,367 1,585,598

Pajak Penghasilan Pasal 21 383 383

Pajak Penghasilan Pasal 23

Pajak Penghasilan Pasal 25 117,685 121,117

Pajak Pertambahan Nilai 1,985,528 2,457,136

Sub-jumlah 3,515,963 4,164,234

Biaya dibayar di muka 1,866,160 1,840,232

(21)

8. PIUTANG DAN HUTANG KEPADA PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi keuangan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 27).

Rincian piutang dan hutang pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

2010 2009

Piutang

PT Madura Industrial Seaport City 35,847,572 16,738,310

PT Jasamitra Propertindo 2,087,920 4,837,980

PT Tunjangan Imperial Sukses 199,671 70,838

Jumlah 38,135,163

21,647,128

Hutang

PT Laksanacitra Nusantara 26,569,318

21,486,558

a. TCH (Anak Perusahaan) mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Tunjungan Imperial Sukses atas pengelolaan restoran seperti dijelaskan pada Catatan 31. Saldo yang timbul dari transaksi tersebut disajikan sebagai “Hutang/Piutang kepada Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

b. Piutang dan hutang kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya terutama timbul dari biaya Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan/atau sebaliknya.

c. Hutang PT Laksanacitra Nusantara (LC) terutama merupakan pinjaman modal kerja. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jaminan serta jangka waktu pengembalian.

Berdasarkan penelaahan terhadap kondisi keuangan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga atas piutang kepada pihak-pihak tersebut tidak dicadangkan penyisihan piutang ragu-ragu.

9. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, tanah yang belum dikembangkan adalah seluas 450.295 m2. Tanah ini terletak di Tanjung Emas, Semarang yang merupakan bagian dari hak pengelolaan pelabuhan Tanjung Emas, Semarang dari seluruh tanah yang dicadangkan untuk pengadaan Kawasan Berikat Tanjung Emas Processing Zone tahap II (lihat Catatan 31). Pada tahun 2005, Perusahaan telah menandatangani addendum perjanjian dengan Perusahaan

Umum Pelabuhan III, cabang Tanjung Emas Semarang, yang diantaranya berisi (lihat Catatan 31):

- Perpanjangan waktu atas tanah seluas + 270.800 m2 (yang telah dimanfaatkan) dari tanggal 31 Oktober 2011 menjadi tanggal 31 Oktober 2024.

(22)

- Pengembalian tanah seluas 69.263 m2 dan 190.312 m2 kepada Perusahaan Umum Pelabuhan III, cabang Tanjung Emas Semarang dengan kompensasi perpanjangan waktu sebesar 5 (lima) tahun untuk tanah seluas + 270.800 m2.

10. ASET TETAP

Akun ini terdiri dari:

2010

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Tanah 11,627,323 11.627.323 Hak atas tanah sewa 79,996,391 79.996.391 Bangunan dan prasarana 64,003,525 180,818 64,184,343 Mesin dan peralatan 16,310,341 10,247 16.320,588 Perabot dan peralatan 11,894,864 188,277 12,083,141 Kendaraan 13,772,668 309,760 14,082,428 Bangunan dalam penyelesaian 180,967 180,967 ( )

Jumlah 197,786,079 689,102 180,967 198,294,214

Akumulasi Penyusutan

Hak atas tanah sewa 47,272,583 551,525 47,824,108 Bangunan dan prasarana 40,067,702 1,593,415 41,661,117 Mesin dan peralatan 9,673,431 179,141 9,852,572 Perabot dan peralatan 8,876,618 220,165 9,096,783 Kendaraan 9,627,783 254,550 9,882,333 Jumlah 115,518,117 2,798,796 118,316,913 Nilai Buku 82,267,962 79,977,301

2009

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Tanah 11,627,323 11,627,323 Hak atas tanah sewa 79,996,391 79,996,391 Bangunan dan prasarana 51,539,885 51,539885 Mesin dan peralatan 9,922,552 58,500 9,981,052 Perabot dan peralatan 10,067,823 352,776 10,420,599 Kendaraan 13,229,280 13,299280 Bangunan dalam penyelesaian 11,345,496 3,497,087 14,842,583 Jumlah 181,728,750 3,908,363 191,637,113

Akumulasi Penyusutan

Hak atas tanah sewa 45,066,483 551,526 45,618,009 Bangunan dan prasarana 34,082,404 1,419,622 35,502,026 Mesin dan peralatan 9,283,985 13,498 9,297,483 Perabot dan peralatan 8,174,114 139,058 8,313,172 Kendaraan 8,853,451 252,751 9,106,202 Jumlah 105,460,437 2,376,455 107,836,892 Nilai Buku 82,268,313 83,800,221

(23)

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:

2010 2009

Beban pokok penjualan 2,610,562 2,162,921

Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 24) 188,234 213,534

Jumlah 2,798,796

2,376,455

Hak atas tanah sewa merupakan tanah di Kelurahan Tanjung Emas, Semarang seluas 278.143 m2 dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama Perusahaan (lihat Catatan 9). HGB tersebut berada di atas tanah yang disewa Perusahaan dari Perusahaan Umum Pelabuhan III (lihat Catatan 31). Hak atas tanah sewa yang berlokasi di Semarang digunakan oleh Perusahaan sebagai kawasan industri (Industrial Estate) dengan nama Tanjung Emas Export Processing Zone.

TCH (Anak Perusahaan) memiliki sebidang tanah seluas 4.339 m2 yang terletak di Jl. Tunjungan No. 102 – 104, kelurahan Kedungdoro – Surabaya dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan No.156/K yang berakhir pada tahun 2026. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Seluruh aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan diasuransikan pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dan PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 336.451.091 dan AS$ 1.886.358 serta Rp 333.978.918 dan AS$ 1.748.324 masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Aset tetap berupa mesin-mesin perlengkapan bangunan, peralatan dapur dan seluruh peralatan

dan perlengkapan hotel milik TCH (Anak Perusahaan), dengan biaya perolehan sebesar Rp 28.454.708 dijadikan jaminan sehubungan dengan perolehan fasilitas pinjaman Rekening

Koran dan Term Loan yang diperoleh TCH (Anak Perusahaan) dari PT Bank Mega Tbk. Jaminan tersebut juga dijadikan sebagai jaminan atas Perjanjian Kerjasama Pembiayaan berupa

Fasilitas Kredit Pemilikan Kios/Stand antara PPP dan PAN (Anak Perusahaan) dengan PT Bank Mega Tbk (lihat Catatan 11 dan 31).

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

11. HUTANG BANK

PT Bank Mega Tbk

Pada tanggal 23 Nopember 2006, TCH (Anak Perusahaan) memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari PT Bank Mega Tbk dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp 3.000.000 dan tingkat bunga sebesar 17% per tahun.

Pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas Term Loan dari bank yang sama.

(24)

Berdasarkan Surat No. 26/TCH/I/2009, TCH (Anak Perusahaan) telah menutup fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dari PT Bank Mega Tbk mulai tanggal 23 Januari 2009. PT Bank Pan Indonesia Tbk

Pada bulan Juni 2007, berdasarkan Akta Perjanjian Pengakuan Hutang dengan Pemberian

Jaminan yang telah diaktakan oleh Notaris Shinta Ameliawaty, S.H., No. 86, tanggal 22 Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Pan Indonesia Tbk berupa

Pinjaman Rekening Koran-Small Medium Business (PRK-SMB) dengan batas maksimum

sebesar Rp 2.000.000 dan Pinjaman Tetap Modal Langsung (PTML) sebesar Rp 18.000.000. Jangka waktu pinjaman adalah 1 tahun dengan tingkat bunga sebesar 12,5% per

tahun yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan. Fasilitas kredit ini dijamin dengan:

- Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 306/2007 - 343/2007 tanggal 22 Juni 2007 dari Notaris Shinta Ameliawaty, S.H.

- Giro mundur sebesar Rp 22.507.785 dengan berbagai tanggal jatuh tempo mulai tanggal 1 Juli 2007 sampai dengan 30 Desember 2008.

Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada Perusahaan, antara lain, perolehan pinjaman baru, merubah Anggaran Dasar Perusahaan termasuk susunan pengurus dan atau pemegang saham serta pemodalan, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset.

Pada tahun 2008, pinjaman ini telah dilunasi oleh Perusahaan. Hutang Bank Jangka Panjang

Akun ini terdiri dari:

2010 2009

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 20,000,000 30,000,000

PT Bank Mega Tbk 4,250,000 8,125,711

Jumlah 24,250,000 38,125,711

Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 22,000,000 13,100,000 Hutang jangka panjang – bersih 2,250,000

25,025,711

Tingkat bunga per tahun adalah sebesar 12,5% - 16%. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

a. Pada tahun 2006, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit investasi untuk pembiayaan kawasan Tanjung Emas Processing Zone dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, sebesar Rp 48.000.000 dengan suku bunga sebesar 16% per tahun. Jangka waktu pinjaman adalah 5 tahun.

(25)

Tambahan fasilitas kredit investasi ini dijamin dengan:

- Tanah berikut bangunan yang terletak di Jalan Coaster No. 8, Semarang dengan SHGB No. 19 atas nama Perusahaan.

- Company guarantee atas nama PT Laksanacitra Nusantara.

Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada Perusahaan, antara lain, pemeliharaan rasio keuangan tertentu dan pelunasan hutang kepada pemegang saham. Perusahaan harus memelihara rasio hutang terhadap ekuitas maksimal 2,7 kali, rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar minimal 1 kali.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Perusahaan telah memenuhi rasio keuangan yang dipersyaratkan oleh BNI.

b. Berdasarkan akta Notaris Wenda Taurusita Amidjaja, S.H., No. 11, tanggal 26 Januari 2005, PPP (Anak Perusahaan) memperoleh pinjaman dalam rangka tambahan biaya proyek pembangunan pusat perbelanjaan barang-barang elektronik di lokasi proyek TEC dari BNI sebesar Rp 49.824.000 yang terdiri dari Kredit Investasi Pokok sebesar Rp 47.599.000 dan Kredit Investasi Interest During Construction sebesar Rp 2.225.000, dengan tingkat suku bunga sebesar 15% per tahun. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu selama 4 tahun 1 triwulan.

Fasilitas kredit investasi ini dijamin dengan:

- Tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 380, yang terletak di Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur, atas nama PPP (Anak Perusahaan).

- Segala harta kekayaan penerima kredit, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada dikemudian hari.

Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada PPP (Anak Perusahaan), antara lain, pemeliharaan rasio keuangan tertentu, perolehan pinjaman baru, melakukan penggabungan usaha, atau penyertaan baru pada perusahaan lain, merubah Anggaran Dasar Perusahaan termasuk susunan pengurus dan atau pemegang saham serta pemodalan, memberikan pinjaman, membagi laba usaha dan membayar dividen, melakukan investasi, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset. Perusahaan harus memelihara rasio hutang terhadap ekuitas maksimal 2,75 kali, rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar minimal 1,2 kali.

Pada tahun 2009, pinjaman ini telah dilunasi oleh PPP (Anak Perusahaan). PT Bank Mega Tbk

Pada tanggal 23 Nopember 2006, TCH (Anak Perusahaan) memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Mega Tbk (Bank), yang telah diaktakan oleh Notaris Karin Christiana Basoeki, S.H., dengan Akta No. 2 tanggal 24 Januari 2007, berupa fasilitas Term Loan dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 34.000.000, dengan tingkat bunga sebesar 17% per tahun dan jangka waktu pinjaman selama 73 bulan, termasuk masa tenggang, yang akan berakhir pada tanggal 24 Pebruari 2013. Fasilitas kredit ini digunakan untuk pembiayaan renovasi hotel berikut relokasi Grand Ball Room dan penambahan 55 unit kamar hotel pada Hotel Tunjungan di Surabaya.

(26)

Fasilitas pinjaman Rekening Koran dan Term Loan yang diperoleh TCH (Anak Perusahaan) dijamin dengan:

a. Sebidang tanah dan bangunan dengan sertifikat HGB No. 156/K, seluas 4.339 m2 yang terletak di Desa/Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Kotamadya Surabaya, Propinsi Jawa Timur, atas nama TCH (Anak Perusahaan) dan Aliza Sri Wahjuni Gondokusumo.

b. Jaminan pribadi (borgtocht) dari Laksmono Kartika.

c. Jaminan fidusia atas seluruh peralatan dan equipment Hotel Tunjungan di Surabaya.

Berdasarkan Perubahan I Perjanjian Kredit yang diaktakan dengan Akta Notaris Karin Christiana Basoeki, S.H., No. 1 tanggal 9 Maret 2007, terdapat perubahan syarat kredit sebagai berikut:

a. Tingkat suku bunga menjadi 15,5% per tahun.

b. Jangka waktu pinjaman menjadi selama 84 bulan, termasuk masa tenggang selama 12 bulan, yang akan berakhir pada tanggal 24 Januari 2014.

Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada TCH (Anak Perusahaan), antara lain perolehan pinjaman baru, melakukan penggabungan usaha, atau penyertaan baru pada perusahaan lain, merubah Anggaran Dasar Perusahaan termasuk susunan pengurus dan atau pemegang saham serta pemodalan, memberikan pinjaman, membagi laba usaha dan membayar dividen, melakukan investasi, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset.

PT Bank Pan Indonesia Tbk

Pada bulan Juli 2008, berdasarkan Akta Perjanjian Pengakuan Hutang dengan Pemberian

Jaminan yang telah diaktakan oleh Notaris Shinta Ameliawaty, S.H., No. 180, tanggal 22 Juli 2008, PAN (Anak Perusahaan) memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Pan Indonesia

Tbk (Panin) berupa Pinjaman Rekening Koran-Small Medium Business (PRK-SMB) dengan batas maksimum sebesar Rp 2.000.000 dan Pinjaman Tetap Modal Langsung (PTML) sebesar Rp 20.000.000. Jangka waktu pinjaman masing-masing adalah 1 tahun dan 3 tahun dengan tingkat bunga sebesar 12,5% per tahun.

Fasilitas kredit ini dijamin dengan:

- Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 422/2008 - 459/2008 tanggal 22 Juli 2008 dari Notaris Shinta Ameliawaty, S.H.

- Giro mundur sebesar Rp 27.500.717 dengan berbagai tanggal jatuh tempo mulai tanggal 21 Juli 2008 sampai dengan 30 Maret 2011.

Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan kepada PAN (Anak Perusahaan), antara lain perolehan pinjaman baru, merubah Anggaran Dasar Perusahaan termasuk susunan pengurus dan atau pemegang saham serta pemodalan, bertindak selaku penjamin dan melakukan pengalihan, penjaminan atau penjualan aset.

Sampai dengan tanggal 31 Maret 2010, PAN (Anak Perusahaan) tidak menggunakan fasilitas PRK-SMB dan PTML.

(27)

12. HUTANG PAJAK Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Pajak Penghasilan Final (lihat Catatan 25) 83,830 116,687

Pajak Pembangunan 1 1,717,058 958,275 PBB 68,678 70,492 Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) Pasal 21 29,127 19,114 Pasal 23 982,362 2,124,274 Pasal 25 29,800 29,799

Pasal 29 (lihat Catatan 25) 744,369 2,325,155

Pajak Pertambahan Nilai 1,913,491 2,239,261

Jumlah 5,568,715

7,883,057

13. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Asuransi 549,840 593,405

Jasa profesional 215,431 151,471

Gaji 944,278 497,883

Listrik, telepon dan air 16,000 17,056

Lain-lain 2,708,456 2,714,183

Jumlah 4,434,005

3,973,998

Biaya masih harus dibayar – lain-lain terutama merupakan pencadangan atas biaya pengurusan dalam rangka penerbitan sertifikat Strata Title pada bangunan TEC milik PPP (Anak Perusahaan) pada tahun 2010 dan 2009.

14. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA

Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Uang muka penjualan stand 309,869,058 326,038,193

Sewa diterima di muka 7,724,161 6,031,172

Uang muka tamu hotel 1,479,986 1,881,872

(28)

15. UANG JAMINAN PENYEWA

Merupakan uang jaminan yang diterima dari penyewa sehubungan dengan sewa tanah dan bangunan di lokasi Kawasan Berikat Tanjung Emas-Semarang, sewa stand di JMP, sewa stand di PGS milik PAN (Anak Perusahaan), dan sewa stand di TEC milik PPP (Anak Perusahaan).

16. KEWAJIBAN LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja

Perusahaan 187,134 181,602 Anak Perusahaan TCH 1,141,241 898,829 PAN 443,748 244,856 PPP 62,950 23,219 DBAJ 7,206 7,206 WTDC 7,099 7,099 Sub-jumlah 1,849,378 1,362,811 Hutang lain-lain 6,421,945 296,264 Jumlah 8,271,323

1,659,075

Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasti atas uang pesangon, uang

penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kepada karyawan sebesar Rp 2.710.859 dan Rp 2.169.570 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 yang disajikan sebagai

bagian dari akun “Kewajiban Lain-lain”. Biaya yang dibebankan sebesar Rp 541.289 dan Rp 581.391 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 disajikan sebagai “Beban Usaha – Umum dan Administrasi – Imbalan Kerja” (lihat Catatan 24).

Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasti atas imbalan pasca kerja

(post employment benefit) tersebut berdasarkan perhitungan aktuaria pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 yang dilakukan oleh PT Rileos Pratama, aktuaris independen,

menggunakan metode “Projected Unit Credit” dan asumsi-asumsi sebagai berikut : Usia pensiun : 55 tahun

Tingkat kenaikan gaji tahunan : 1,5%-8% pada tahun 2010 dan 2,5%-8% pada tahun 2009 Tingkat kematian : Tabel Mortalita Indonesia 2

Suku bunga diskonto tahunan : 11%-12% pada tahun 2010 dan 12% pada tahun 2009 Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa jumlah akrual pada tahun 2010 dan 2009 tersebut adalah memadai untuk memenuhi ketentuan dalam keputusan tersebut.

(29)

17. HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN

2010 2009

a. Hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan

PAN 14,822,350 16,064,029 DBAJ 461,632 453,971 WTDC 192,782 159,121 TCH 11,338 9,972 PPP ( 949,001) ( 78,924) Jumlah 14,539,102

16,608,169

b. Hak minoritas atas laba bersih Anak Perusahaan

PAN ( 1,875,216 ) ( 7,455,746) DBAJ 422 400 WTDC ( 6,657) ( 3,696) TCH ( 781 ) ( 590) PPP 209,961 283,376 Jumlah ( 1,672,271 )

( 7,176,256) 18. MODAL SAHAM

Susunan pemegang saham dan kepemilikannya pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Jumlah Saham

Ditempatkan dan Persentase

Disetor Penuh Kepemilikan

Pemegang saham (Lembar) (%) Jumlah PT Laksanacitra Nusantara 1.066.687.992 92,88 133.335.999

Sri Kuntjoro Dewi Maureen 8 0,01 1

Masyarakat (masing-masing

di bawah 5%) 81.730.000 7,11 10.216.250

Jumlah 1.148.418.000 100,00 143.552.250

(30)

19. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI Akun ini berasal dari transaksi akuisisi 98,96% saham DBAJ (Anak Perusahaan) oleh Perusahaan pada tahun 1999. Akuisisi tersebut dilakukan antara entitas sepengendali.

20. DIVIDEN

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan yang telah diaktakan dengan akta No. 127 tanggal 23 Juni 2008 dari Noor Irawati, S.H., para pemegang saham telah menyetujui untuk membagi dividen tunai kepada para pemegang saham sebesar Rp 1 (Rupiah penuh) per lembar saham, yang telah dibagikan pada bulan Juli 2008.

21. PENDAPATAN USAHA

Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Pendapatan hotel 8,643,716 8,017,759

Penjualan ruko dan stand 11,985,410 25,105,968

Pendapatan sewa dan jasa pelayanan 8,802,143 8,460,335 Pendapatan jasa depo peti kemas

Pendapatan lainnya 343,527 356,165

Jumlah 29,774,796

41,940,227

Tidak ada penjualan kepada satu perusahaan yang melebihi 10% dari total penjualan pada tahun 2010 dan 2009.

(31)

22. BEBAN POKOK PENJUALAN Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Beban langsung hotel:

Energi dan pemeliharaan 1,357,483 1,300,406

Makan dan minuman 656,121 592,264

Gaji dan beban pegawai lainnya 639,578 547,648

Penyusutan 732,075 326,420

Telepon, telex dan faksimili 39,608 19,161

Lainnya 832,158 888,577

Sub-jumlah 4,257,023 3,674,476

Beban pokok penjualan ruko dan stand 4,747,955 9,913,854 Beban langsung pendapatan

sewa dan jasa pelayanan 2,512,525 2,540,955

Beban pokok jasa depo peti kemas 222,339

Beban pokok penjualan lainnya 179,146 407,934

Jumlah 11,918,988

16,537,219

Tidak ada pembelian kepada satu perusahaan yang melebihi 10% dari total pembelian pada tahun 2010 dan 2009.

23. BEBAN USAHA

Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Beban Penjualan

Gaji dan tunjangan 175,461 182,970

Iklan dan promosi 123,261 100,163

Sumbangan dan representasi 50,869 59,768

Pemeliharaan 14,493 22,490

Keperluan kantor 12,211 11,372

Telepon, telex dan faksimili 11,719 12,734

Perjalanan dinas 6,182 6,462

Lain-lain 1,347 332

Sub-jumlah 395,543 396,291

Beban Umum dan Administrasi

Gaji dan tunjangan 3,938,663 3,416,549

Listrik, air dan telepon 569,759 663,168

Perjalanan dinas 947,896 611,071

Representasi dan sumbangan 492,496 532,039

PBB dan PPI 868,842 782,136

Asuransi 563,019 343,772

(32)

2010 2009

Komisi dan sewa 248,998 103,087

Imbalan kerja (lihat Catatan 17)

Pajak 9,000 144,897

Keperluan kantor 86,479 80,578

Perijinan 31,473 29,968

Konsultan dan notaris 103,600 54,400

Administrasi bank 15,962 15,957

Lain-lain 378,029 351,234

Sub-jumlah 873,541 780,121

Jumlah 8,442,450 7,738,681

24. PAJAK PENGHASILAN

Beban (penghasilan) pajak Perusahaan dan Anak Perusahaan terdiri dari:

2010 2009

Pajak kini

Pajak Penghasilan final

Perusahaan 611,170 730,983 Anak Perusahaan PAN 745,683 1,352,645 PPP 54,063 - WTDC - - Sub-jumlah 1,410,916 2,083,628

Pajak Penghasilan tidak final 302,648 337,451

Pajak tangguhan Perusahaan Anak Perusahaan PAN ( ) WTDC DBAJ ( ) PPP ( ) TCH ( ) ( ) Sub-jumlah ( ) Jumlah 1,713,564

2,421,079

(33)

Pajak Kini

Pajak Penghasilan Final

Pajak penghasilan final Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010 2009

Pajak Penghasilan final atas pendapatan

yang telah diakui 1,410,916 2,083,628

Pajak Penghasilan final atas uang muka sewa 1,412,367 608,439

Jumlah Pajak Penghasilan final 2,823,283 2,692,067

Pajak Penghasilan final yang telah dibayar 2,739,454 1,823,879 Jumlah Hutang Pajak Penghasilan Final 83,829 868,188

Pajak Penghasilan Tidak Final

Perhitungan beban pajak dan hutang pajak penghasilan tidak final Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Beban pajak kini

Perusahaan Anak Perusahaan DBAJ 3,121 ( 5,977 ) WTDC 6,925 6,223 TCH 292,602 337,205 PAN - - PPP - - Jumlah 302,648 337,451

Dikurangi : Pajak Penghasilan-pasal 23 - -

Pajak Penghasilan-pasal 25 117,684 121,117

Hutang pajak tahun berjalan 184,964 216,334

Hutang pajak tahun lalu - -

(34)

Rincian: Perusahaan Anak Perusahaan TCH 203,202 243,406 PAN - - PPP - ( 2,002) WTDC 1,835 1,192 DBAJ ( 20,073) ( 26,262) Jumlah 184,964

216,334

Rekonsiliasi antara laba sebelum penghasilan (beban) pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan laba fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Laba sebelum penghasilan (beban) pajak menurut

laporan laba rugi konsolidasi 7,800,040 30,019,166 Laba sebelum pajak Anak Perusahaan ( 4,776,771 ) 17,784,826 Laba sebelum pajak Perusahaan 3,023,269 12,234,340 Dikurangi laba sebelum pajak atas penghasilan

yang sudah dikenakan Pajak Penghasilan final 3,023,269 12,234,340 Laba sebelum pajak atas penghasilan yang tidak

dikenakan Pajak Penghasilan final - -

Perbedaan tetap:

Penghasilan bunga deposito dan jasa giro ( ) ( )

Biaya pajak - - Representasi - - Jumlah ( ) ( ) Perbedaan waktu: Imbalan kerja Laba fiskal -

-

Beban pajak kini

Dikurangi pajak dibayar di muka ( ) ( )

(35)

25. LABA PER SAHAM

Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar:

2010 2009

Laba bersih

Laba bersih untuk perhitungan laba per saham dasar 4,414,206 11,503,357 Jumlah saham

Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk

perhitungan laba bersih per saham besar 1,148,418,000

1,148,418,000 Laba per saham dasar (Rupiah penuh) 3,84

10,01

26. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

Sifat dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Sifat hubungan istimewa Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Pemegang saham mayoritas Perusahaan PT Laksanacitra Nusantara Sebagian pengurus atau manajemen PT Jasamitra Propertindo

yang sama PT Madura Industrial Seaport City PT Tunjungan Imperial Sukses Transaksi Hubungan Istimewa

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang meliputi antara lain:

a. Sebesar 0,027% dan 0,031% dari jumlah pendapatan usaha masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, merupakan pendapatan usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, di mana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, piutang atas pendapatan usaha tersebut dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang meliputi 0,002% dan 0,001% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

b. TCH (Anak Perusahaan) melakukan perjanjian kerjasama dengan PT Tunjungan Imperial Sukses (TIS) untuk pengelolaan restoran di Hotel Tunjungan (lihat Catatan 31). Atas perjanjian tersebut TCH memperoleh pendapatan bagi hasil sebesar Rp 69.435 dan Rp 72.926 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2010 dan 2009. Piutang atas pendapatan tersebut pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 disajikan sebagai “Piutang kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” (lihat Catatan 8).

c. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadakan transaksi diluar usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang diungkapkan pada Catatan 8.

(36)

27. INFORMASI SEGMEN USAHA

Perusahaan dan Anak Perusahaan pada saat ini melakukan kegiatan usaha sebagai berikut: 1. Real estat

2. Sewa dan jasa pelayanan 3. Jasa perhotelan

4. Jasa depo peti kemas

a. Penjualan dan Pendapatan Usaha

2010 2009

Real estat 14,734,731 25,105,968

Jasa perhotelan 8,662,792 8,035,885

Sewa dan jasa pelayanan 6,052,821 8,460,334

Jasa depo peti kemas 343,527 356,165

Jumlah sebelum Eliminasi 29,793,871 41,958,352

Eliminasi ( 19,075 ) ( 18,125 )

Jumlah 29,774,796

41,940,227

Harga jual antar segmen ditetapkan berdasarkan harga jual. b. Laba Usaha dan Laba Sebelum Pajak

2010 2009

Real estat 4,442,369 12,306,993

Jasa perhotelan 1,411,863 1,381,283

Sewa dan jasa pelayanan 3,123,796 3,951,510

Jasa depo peti kemas 39,787 24,541

Laba usaha 9,017,815 17,664,327

Penghasilan (beban) lain-lain ( 1,217,774 ) 3,436,365 Laba sebelum beban pajak 7,800,041

21,100,692

(37)

c. Jumlah Aset

2010 2009

Real estat 722,239,674 684,235,177

Jasa perhotelan 43,403,753 39,291,372

Sewa dan jasa pelayanan 70,138,970 120,180,685

Jasa depo peti kemas 1,212,486 889,291

Jumlah sebelum Eliminasi 836,994,883 844,596,525 Eliminasi ( 221,878,205) ( 214,823,345 )

Jumlah 615,116,678

629,773,180

28. KONTINJENSI

a. Perusahaan melalui Pengadilan Negeri Semarang pada tanggal 10 April 1997 melakukan gugatan wanprestasi sehubungan dengan pekerjaan perbaikan bangunan pabrik yang mengalami kebakaran dan pembayaran sewa unit tanah dan bangunan milik Penggugat di Jalan Coaster Kavling A-06 dan A-05 Tanjung Emas Semarang terhadap PT Nostalgia Handcrafted Furniture Indonesia Tbk (Tergugat) untuk membayar kepada Perusahaan sebesar Rp 11.781.760 ditambah AS$ 2.384.345,20 dan bunga 2,5% per bulan sejak Desember 1996 sampai dibayar lunas.

Pada tingkat Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, gugatan tersebut diterima dan mewajibkan PT Nostalgia Handcrafted Furniture Indonesia Tbk (Tergugat) membayar ganti rugi sebesar Rp 1.781.760 ditambah AS$ 44.567,20. Atas keputusan tersebut pihak tergugat

mengajukan kasasi yang menghasilkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 4455K/Pdt/1998 tanggal 11 Mei 1999 sebagai berikut:

- Menolak gugatan Perusahaan (dahulu Penggugat, Termohon Banding I, sekarang Termohon Kasasi) seluruhnya;

- Menyatakan Sita Jaminan yang tertuang dalam Berita Acara Sita Jaminan No. 72/Pdt.G/1997/PN.Smg, tanggal 14 April 1997 dan tanggal 20 Agustus 1997 dan

Sita Perbandingan No. 72/Pdt.G/1997/PN.Smg, tanggal 26 Juni 1997 tidak sah dan tidak berharga; dan

- Memerintahkan kepada Pengadilan Negeri Semarang untuk mengangkat Sita Jaminan yang tertuang dalam Berita Acara Sita Jaminan No. 72/Pdt.G/1997/PN.Smg, tanggal 14 April 1997 dan tanggal 20 Agustus 1997 dan Sita Perbandingan No. 72/Pdt.G/1997/PN.Smg, tanggal 26 Juni 1997.

Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, belum ada perkembangan baru dari kasus ini.

b. Berdasarkan perkara perdata No. 101/Pdt.G/1991/PN.Sby di pengadilan Negeri Surabaya, Perusahaan sebagai turut tergugat II atas gugatan dari 9 (sembilan) pihak sebagai penyewa tanah dan/atau bangunan di atas tanah Hak Pengelolaan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut qq Pelabuhan Nasional Pelabuhan Daerah IV Surabaya yang diputuskan secara sepihak oleh Perusahaan Umum Pelabuhan III (Perumpel III) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya selaku Tergugat I pada tanggal 5 Januari 1991. Para penggugat menuntut ganti rugi kepada

Referensi

Dokumen terkait

Pada tanggal 2 Nopember 1991, Perusahaan telah menandatangani surat perjanjian dengan Perusahaan Umum Pelabuhan III, Cabang Tanjung Emas Semarang atas penggunaan tanah seluas ±

Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian, kewajiban keuangan yang dicatat

Sesuai dengan akta Notaris Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo,SH no.1, tanggal 1 Agustus 2003 Perusahaan memperoleh pinjaman untuk tambahan biaya proyek pengembangan pembangunan Mall

Kewajiban keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan hutang,

Pada saat Perusahaan melakukan pembelian kembali kewajibannya, kewajiban tersebut dikeluarkan dari neraca, dan perbedaan antara nilai tercatat kewajiban dengan jumlah yang

kurs  yang  berlaku  pada  tanggal  tersebut  dan  laba . atau  rugi  kurs  yang  terjadi 

Analisis kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang disajikan sebagai "Estimasi Kewajiban Atas Imbalan Kerja Karyawan" di neraca pada tanggal 31 Desember 2012

Perusahaan dan Anak perusahaan membebani bunga atas piutang dalam uang Rupiah yang berasal dari transaksi keuangan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tertentu