PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN EKONOMI ORANG TUA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, DAN LINGKUNGAN
SEKOLAH TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI
DI SMA NEGERI 4 PADANG (STUDI KASUS KELAS XII)
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
Oleh :
FERAWATI
NPM: 12090166
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2017
Pengaruh Tingkat Pendapatan Ekonomi Orang Tua, Tingkat Pendidikan Orang Tua, dan Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Siswa Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMA Negeri 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII)
Oleh
Ferawati1, Sumarni2, Hayu Yolanda Utami3 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan 2.3
Dosen STKIP-PGRI Sumatera Barat
[email protected], [email protected]
ABSTRAK
This type of research is descriptive and associative. The population in this study is a Class XII student at SMAN 4 Padang. Sample of 154 people with a stratified sampling technique. Data analysis technique used is descriptive analysis and inductive analysis with SPSS version 16.0 and Eviews version 6.The results showed that: First of economic income level of parents positive and significant effect on the interests of students continue their education to college, which is indicated by the regression coefficient of 0.680. The regression coefficient is significant because the value thitung 6.335> 1.975 ttable. Second, the education level of parents positive and significant effect on the interests of students continue their education to college, which is indicated by the regression coefficient of 0.035. The regression coefficient is significant because the value thitung 2,724> ttable 1.975. The third school environment positive and significant effect on the interests of students continue their education to college, which is indicated by the regression coefficient of 0.465. The regression coefficient is significant because the value thitung 9.404> 1.975 ttable. The fourth level of economic income of parents, educational level, and the school environment positive and significant effect on the interests of students continue their education to college. Where the values obtained Fhitung 374.54> Ftabel 2.66.
Keywords: Education Level Parents' Habits, Interpersonal Communication, Facilities, Motivation
ABSTRAK
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas XII di SMAN 4 Padang. Sampel berjumlah 154 orang dengan teknik pengambilan sampel berstrata.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis induktif dengan bantuan program SPSS versi 16.0 dan Eviews versi 6. Hasil penelitian menunjukkanbahwa: Pertama,tingkat pendapatan ekonomi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, yang ditunjukkan oleh nilai koefisienregresi sebesar 0,680. Nilai koefisienregresi ini signifikan karena nilai thitung sebesar 6,335> ttabel sebesar 1,975. Kedua, tingkat pendidikan orang tua berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, yang ditunjukkan oleh nilai koefisienregresi sebesar 0,035. Nilai koefisien regresi ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,724> ttabel sebesar 1,975. Ketiga, lingkungan sekolah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, yang ditunjukkan olehnilai koefisienregresi sebesar 0,465. Nilai koefisienregresi ini signifikan karena nilai thitungsebesar 9,404>ttabelsebesar 1,975. Keempat, tingkat pendapatan ekonomi orang tua, tingkat
pendidikan, dan lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dimana diperoleh nilai Fhitung374.54>Ftabel2,66.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia, karena pendidikan mampu menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu menciptakan manusia yang produktif sehingga dapat memajukan bangsa yang mampu menciptakan generasi yang memiliki kemampuan menciptakan suatu hal yang bernilai positif. Menurut (Hamalik, 2003:2) “Pendidikan dalam arti luas didalamnya terkandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih”.
Dalam pendidikan ini pada hakekatnya siswa memiliki minat yang sangat besar dalam melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi untuk mendapatkan kemampuan berfikir yang lebih luas dan penggalaman yang lebih banyak. Pendidikan memiliki tiga tahap,yaitu melalui sekolah dasar (SD), sekolah menegah pertama (SMP) dan sekolah menegah atas (SMA) dan sekolah menegah kejuruan (SMK). Perguruan Tinggi adalah suatu lembaga pendidikan formal menyelenggarakan pendidikan sebagai lanjutan dari SMK, SMA.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 47 tahun 2008 tentang wajib belajar (Bab I pasal I). Dengan adanya Perguruan Tinggi ini akan memberikan peluang bagi pelajar untuk bisa memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak lagi, dengan melanjutkan keperguruan tinggi banyak ilmu yang akan diperoleh dalam meningkatkan ilmu pengetahuan yang sebelumnya dipelajari di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menegah Atas, pendidikan yang lebih baik juga dapat dicapai melalui Perguruan Tinggi.
Menurut (Daryanto, 2009:53), “minat adalah kecendrungan yang yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”.
Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
Tabel 1: Data Kelulusan Masuk Pada Perguruan Tinggi Negeri Siswa SMA N Se-Kecamatan / Kota Padang Tahun 2015/2016 No Sekolah Jumlah Siswa Lulus UN Jumlah Lulus PTN 1 SMA N 1 Padang 271 142 2 SMA N 2 Padang 194 100 3 SMA N 3 Padang 233 154 4 SMA N 4 Padang 282 148 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Padang (2016)
Dari observasi awal terhadap 251 orang siswa kelas XII SMA Negeri 4 Padang, diketahui minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
Tabel 2: Data Kelulusan Siswa SMAN 4 Padang Jalur Perguruan Tinggi (PMDK) 5 Tahun Terakhir (2012-2016) No Tahun Jumlah Lulus (Siswa) Melanjutkan Ke PT (PMDK) Siswa % 1 2011/2012 286 96 33,5% 2 2012/2013 277 112 40,4% 3 2013/2014 263 146 55,5% 4 2014/2015 315 158 50,15% 5 2015/2016 282 148 52,4%
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 4 Padang (2016)
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menurut (Sunarto, dkk, 2002: 196-198) diklasifikasikan menjadi: 1) Faktor sosial ekonomi yaitu kondisi sosial dan ekonomi orang tua dan masyarakat, 2) Faktor lingkungan baik lingkungan kehidupan masyarakat, lingkungan kehidupan rumah tangga maupun lingkungan teman sebaya dan 3) Faktor pandangan hidup merupakan bagian yang terbentuk dari lingkungan meliputi pendirian seseorang dan cita-cita.
Selanjutnya, minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh pendapatan ekonomi orang tua (Sunarto, dkk, 2002:
196-198). Seperti yang diketahui bahwa orang tua mempunyai andil dan peran yang cukup besar dalam pendidikan anak, orang tua yang membawa dan mendorong anak untuk bersekolah dan orang tua bertanggung jawab dalam menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak (Ahmadi, 2007:231). Orang tua yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua sosial ekonominya rendah. Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga orang tua, anggota masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah.Sekolah menampung siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang atau kondisi sosial ekonomi yang berbeda dan orang tua yang membiayai kebutuhan anak-anaknya disekolah dan juga orang tuanya yang melengkapi fasilitas anaknya untuk sekolah.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi yang menyebabkan belum optimalnya minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi yaitu:
1. Jumlah siswa yang masuk ke perguruan tinggi melalui jalur PMDK masih berfluktuasi setiap tahunnya. 2. Rendahnya pendapatan orang tua
berpengaruh terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
3. Rendahnya tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
4. Adanya peran Guru BK dalam melanjutkan ke perguruan tinggi 5. Lingkungan sekolah yang kondusif
dan mendukung siswa dalam melanjutkan ke perguruan tinggi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh tingkat pendapatan ekonomi orang tua terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII)?
2. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII)?
3. Bagaimana pengaruh lingkungan sekolah terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII)?
4. Bagaimana pengaruh tingkat pendapatan ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua, dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII)?
LANDASAN TEORI Minat (Y)
Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dengan diwujudkan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. (Bastiano, dkk, 2007:4-24) minat merupakan yang ada pada diri sendiri dan tidak dibawa dalam kandungan yang ditegaskan oleh (Slameto, 2013:180), bahwa minat diartikan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Berikut indikator minat melanjutkan ke perguruan tinggi menurut (Slameto, 2010):
1. adanya perasaan senang 2. adanya usaha 3. adanya kecenderungan 4. adanya keinginan 5. adanya perhatian 6. adanya ketertarikan 7. adanya kebutuhan 8. adanya harapan
9. adanya dorongan dan kemauan. Tingkat Pendapatan Ekonomi Orang Tua (X1)
Pendapatan merupakan balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi atas penggunaan faktor – faktor produksi, seperti : tanah, modal, tenaga kerja dan keahlian yang dimilikinya. Menurut Sajogya dalam (Mike, 2007:17) pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari usaha atau pekerjaan yang dilakukan baik dari hasil pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan.
Menurut (Mardiasmo, 2003:109), mengartikan pendapatan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari dalam atau luar negeri yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan bentuk apapun. Menurut (Jhingan, 2010:31) pendapatan orang tua berpengaruh terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang mana pendapatan adalah penghasilan berupa uang selama periode tertentu. Pendapatan dapat diartikan sebagai semua penghasilan atau menyebabkan bertambahnya kemampuan seseorang
yang digunakan untuk tabungan, dengan pendapatan yang diperoleh tersebut digunakan untuk keperluan hidup untuk mencapai kepuasan. Indikator Tingkat Pendapatan Ekonomi Orang Tua. Menurut (Badan Pusat Statistik, 2009) membedakan pendapatan penduduk menjadi 4 golongan yaitu :
1. Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan.
2. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan.
3. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 1.500.000 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan.
4. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata kurang dari Rp.1.500.000,00 per bulan.
Tingkat Pendidikan Orang Tua (X2) Menurut (Ihsan, 2005:18), tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan menegah, dan pendidikan tinggi. Indikator Tingkat Pendidikan Orang TuaMenurut (Ihsan, 2003:18), Indikator pendidikan orang tua adalah:
1) Pendidikan orang tua yang tidak tamat SD
2) Pendidikan orang tua yang tamat SD/sederajat
3) Pendidikan orang tua yang tamat SMP/sederajat
4) Pendidikan orang tua yang tamat SMA/sederajat
5) Pendidikan orang tua yang tamat Perguruan Tinggi/sederajat Pengertian Lingkungan Sekolah (X3)
Sekolah adalah lembaga pendidikan secara resmi
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja & terarah yang dilakukan oleh pendidik yang professional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu & diikuti oleh peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari tingkat anak-anak sampai perguruan tinggi. Menurut (Sumitro, 2006:81) Sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan & meneruskan pendidikan anak menjadi warga Negara yang cerdas, terampil & bertingkah laku baik sehingga anak bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tingggi. Sekolah sebagai tempat belajar bagi seorang siswa dan teman-temannya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dari gurunya dimana pelaksanaan kegiatan belajar dilaksanakan secara formal. Indikator dan Faktor–Faktor dalam Lingkungan Sekolah Menurut (Slameto, 2013:64-69) faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup:
1) Metode mengajar 2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Disiplin sekolah
6) Alat pelajaran. 7) Waktu sekolah
8) Standar Pelajaran Diatas Ukuran
9) Keadaan Gedung 10) Tugas Rumah HIPOTESIS
1. diduga terdapat pengaruh signifikan antara tingkat pendapatan ekonomi orang tua terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA Negeri 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII).
: ≠ 0
2. Diduga terdapat pengaruh signifikan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA Negeri 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII).
: ≠ 0
3. Diduga terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan sekolah terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA Negeri 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII).
: ≠ 0
4. Diduga terdapat pengaruh signifikan tingkat pendapatan ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA Negeri 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII).
0
: ≠ 0 METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka jenis penelitian ini adalah berupa deskriptif dan asosiatif. Menurut (Iskandar, 2009) penelitian deskriptif dan asosiatif ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif karena bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu pengaruh tingkat pendapatan ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua, lingkungan sosial terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA Negeri 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII) . Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 4 Padang, penelitian lapangan ini dilaksanakan
pada bulan desember 2016. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 251 orang. Dari 251 populasi yang menjadi sampel adalah 154 orang siswa dengan teknik pengambilan sampel yaitu Proporsional Random Sampling degan nilai kritis 5%. Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala.
Teknik Analisa Data 1. Analisis Deskriptif 2. Analisis Induktif 3. Uji Asumsi Klasik
Model Regresi
Sebelum melakukan penelitian terhadap responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui Validitas dan Reliabilitas.
Menurut (Arikunto, 2010:211) validitas adalah ukuran yang menunjukkan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan instrumen.
Suatu instrument dinyatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu menyungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Pernyataan dinyatakan valid jika corrected item total correlation> 0,361. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Gozali, 2012:48). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,70. Untuk mengukur reliabilitas dari suatu instrumen dalam penelitian ini, peneliti melihat nilai Cronbach Alpha dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.0
Tabel 3: Hasil Uji Validitas
Variabel Keterangan
Valid Tidak Valid
Y 22 5
X3 11 0
Sumber: Olahan Data SPSS (Peneliti),2016
Tabel :Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Jumlah Item Pernyataan Cronbac h’s alpha Nilai Kritis Kesim pulan
Minat Siswa 27 0,916 0,70 Reliabel
Lingkungan Sekolah
11 0,873 0,70 Reliabel
Sumber: Olahan Data SPSS, Desember 2016
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tingkat Capaian Responden (TCR) variabel
Berdasarkan TCR dari masing-masing variabel bahwa rata-rata skor variabel Minat Siswa adalah 3,71 dengan TCR sebesar 74,17% dengan katergori cukup. Rata-rata skor variabel Tingkat Pendapatan Ekonomi Orang Tua Rp 1.748.148,15. Rata-rata skor variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua terbanyak pada interval 12-14 yaitu pada jenjang pendidikan SMA dan Diploma sebanyak 71,60% (ayah) dan 12-14 yaitu jenjang pendidikan SMA dan Diploma sebanyak 56,17 (ibu) dan yang paling sedikit pada interval 18-20 yaitu pada jenjang pendidikan Sarjana sebanyak 4,32% (ayah) dan 18-20 yaitu pada jenjang pendidikan Sarjana sebanyak 3,09% (ibu). Rata-rata Variabel Lingkungan Sekolah adalah 3,32 dengan TCR sebesar 66,34% dengan kategori cukup.
UJI ASUMSI KLASIK Hasil Uji Normalitas
Uji ini merupakan uji normalitas dengan berdasarkan pada koefisien keruncingan (kurtosis) dan koefisien kemiringan (skewness). Uji ini dilakukan dengan membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan nilai X2 tabel, berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh nilai JB pada tabel dibawah ini:
Tabel. 4: Uji Normalitas Descriptive Statistics N Skewness Kurtosis Statis tic Statis tic Std. Error Statis tic Std. Error Standardized Residual 154 1.034 .195 6.417 .389 Valid N (listwise) 154
Sumber: Olahan data primer 2016
Hasil Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas yaitu adanya hubungan yang kuat antara variabel dalam persamaan regresi. Adanya multikolinearitas menyebabkan adanya tidak kepastian estimasi, sehingga mengarahkan kesimpulan yang menerima hipotesis nol. Hal ini menyebabkan koefisien elastisitas menjadi tidak signifikan.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara melihat VIF (Variance Inflation Factor) dari semua variabel bebas yang dapat diestimasi. Apabila nilai VIF ≥ 10 maka terdapat kasus multikolinearitas, sebaliknya apabila nilai VIF ≤ 10 maka tidak terdapat kasus multikolinearitas.Dengan bantuan eviews dan Microsoft excel, maka didapat nilai VIF antara variabel bebas untuk lebih jelasnya hasil uji multikolinearitas.
Berikut hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 37: Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel R2 VIF Keterangan
X1 = X2, X3 4,90 1 Tidak terdapat multikolinearitas X2 = X1, X3 3,44 9 Tidak terdapat multikolinearitas X3 = X1, X2 3,12 4 Tidak terdapat multikolinearitas
Sumber : hasil olahan data primer 2016
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi pokok dari model regrasi linear klasik adalah heteroskedastisitas atau varian pada variabel bebas lainnya. Untuk menguji asumsi homoskedastisitas. Metode uji white merupakan salah satu metode yang digunakan ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Metode uji white merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam satu varian error term (Ut) suatu model regresi. Apabila terjadi pengaruh yang signifikan antara variabel dengan variabel terikat maka terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya, apabila variabel bebas tidak terpengaruh secara signifikan terhadap variabel pengganggu maka tidak terdapat heteroskedastisitas.
Adapun hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan metode White adalah sebagai berikut:
Tabel 38
:
Hasil Uji HeteroskedastisitasModel R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .338a .114 .078 .08794
Sumber: Olahan Data Primer, 2016
Hasil Uji Autokorelasi
Adapun uji outokerelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Durbin Watson, uji DW merupakan uji yang sangat populer yang digunakan untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris yang di estimasi:
Tabel 39 :Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .939a .882 .880 .18105 1.644
Sumber: Olahan data primer 2016 HASIL UJI HIPOTESIS
1. Pengaruh Tingkat Pendapatan Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII).
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tingkat pendapatan ekonomi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat siswa melajutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien sebesar 0,680. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung sebesar 6.335> ttabel sebesar 1,975 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Secara keseluruhan tingkat pendapatan ekonomi orang tua berada pada kategori sedang yaitu Rp 1500.000,00 – Rp 2.500.00,00. Pada kategori ini terdapat 93 siswa atau 57,41% tingkat pendapatan orang tua siswa berada pada kategori sedang.
Selain itu, berdasarkan analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,882, yang artinya 88,2% perubahan pada variabel dependen (minat siswa) dapat dijelaskan oleh variabel independen, termasuk didalamnya variabel tingkat pendapatan ( ). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan ekonomi orang tua berpengaruh secara positif dan sinifikan terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang.
2. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII).
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat siswa melajutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang.Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien sebesar 0,035. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung sebesar 2.724 > ttabel sebesar 1,975 dengan nilai signifikan 0,007< 0,05. Secara keseluruhan tingkat pendidikan orang tua berada pada kategori pendidikan 12-14 yaitu pada jenjang pendidikan SMA dan Diploma sebanyak 71,60% (ayah) dan 12-14 yaitu jenjang pendidikan SMA dan Diploma sebanyak 56,17 (ibu) dan yang paling sedikit pada interval 18-20 yaitu pada jenjang pendidikan Sarjana sebanyak 4,32% (ayah) dan 18-20 yaitu pada jenjang pendidikan Sarjana sebanyak 3,09% (ibu).
Selain itu, berdasarkan analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,882, yang artinya 88,2% perubahan pada variabel dependen (minat siswa) dapat dijelaskan oleh variabel independen, termasuk didalamnya variabel tingkat pendidikan ( ). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua berpengaruh secara positif dan sinifikan terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang.
3. Pengaruh Lingkungan Sekolah
Terhadap Minat Siswa
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII).
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat siswa melajutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 9,404 > ttabel sebesar 1,975 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan sekolah terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII).
Berdasarkan distribusi frekuensi total rata-rata tanggapan responden pada indikator lingkungan sekolah adalah sebesar 3.32 pada TCR sebesar 66.34% tergolong pada kategori cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa lingkungan sekolah di SMA N 4 Padang tergolong pada kategori cukup baik.
4. Pengaruh Tingkat Pendapatan Ekonomi Orang Tua, Tingkat Pendidikan, dan Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tingkat Pendapatan Ekonomi Orang Tua, Tingkat Pendidikan, dan Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMA N 4
Padang (Studi Kasus Kelas XII). Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung 374.54 > Ftabel 2,66 dan nilai signifikan 0,000 <0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa Tingkat Pendapatan Ekonomi Orang Tua, Tingkat Pendidikan, dan Lingkungan Sekolah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII). Dengan demikian penelitian ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan hasil analisis data diatas, tentang pengaruh Tingkat Pendapatan Ekonomi Orang Tua, Tingkat Pendidikan, dan Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII), maka dapatdi simpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat pendapatan ekonomi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA Negeri 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII). Dimana diperoleh nilai koefisien sebesar 0,680 dan thitung sebesar 6.335> ttabel sebesar 1,975 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak.
2. Tingkat pendidikan orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA Negeri 4 Padang(Studi Kasus Kelas XII).Dimana diperoleh nilai koefisien 0,035dan nilai thitung sebesar 2,724> ttabel sebesar 1,975 dengan
nilai signifikan 0,007< 0,05 yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak. 3. Lingkungan sekolah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA Negeri 4 Padang(Studi Kasus Kelas XII).Dimana diperoleh nilai koefisien 0,465 dan nilai thitung sebesar 9,404> ttabel sebesar 1,975 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak.
4. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung 374.54> Ftabel2,66 dan nilai signifikan 0,000 <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Tingkat Pendapatan Ekonomi Orang Tua, Tingkat Pendidikan, dan Lingkungan Sekolah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Minat Siswa Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII). Dengan demikian penelitian ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian ini sebagai berikut ini: 1. Tingkat pendapatan ekonomi
orang tua terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII). Berdasarkan hasil analisis capaian responden yang terendah terdapat pada kategori tinggi rentang Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 dengan jumlah responden sebanyak 6 siswa dari 162 siswa atau sebanyak 3,70%. Oleh sebab itu jika orang tua menginginkan anaknya memiliki pendidikan yang baik, orang tua harus bisa
mengatur keuangannya, walaupun biaya hidup lebih utama, tetapi biaya pendidikan anak juga lebih utama, karena anak merupakan aset bagi orang tua nantinya. Jika orang tua dari awal sudah memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya maka kemungkinan anak tersebut nantinya akan mendapatkan pekerjaan yang baik pula.
2. Tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di SMA N 4 Padang (Studi Kasus Kelas XII). Berdasarkan hasil analisis capaian responden yang terendah yang paling sedikit pada interval 18-20 yaitu pada jenjang pendidikan Sarjana sebanyak 4,32% (ayah) dan sebanyak 3,09% (ibu). Disarankan agar orang tua selalu mengingatkan anak bahwa pendidikan itu penting agar anak mempunyai minat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 3. Lingkungan sekolah berdasarkan
hasil analisa data bahwa relasi siswa dengan siswa berdasarkan hasil capaian responden yang terendah terdapat pada indikator relasi siswa dengan siswa dengan rata-rata skor sebesar 3.16 pada TCR sebesar 63.21% tergolong pada kategori cukup baik. Oleh karena itu, disarankan kepada siswa hendaknya memiliki hubungan yang baik dan sosialisasi yang tercipta dengan baik sehingga siswa memiliki pengetahuan yang luas apabila tercipta sosisalisasi yang tinggi antar siswa sehingga termotivasi dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Ahmadi, A. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. (2009). Pandangan Proses Pemebelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: Publisher.
Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: bumi aksara.
Hamalik. (2003). proses belajar mengajar. Bandung: bumi aksara. Hurlock, E. B. (2006). Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Ihsan, F. (2005). Dasar-Dasar
Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Irianto, agus. (2010). Statistik Konsep Dasar dan Aplikasi dan Pengembangannya. Jakarta: Kencana.
Jhingan, M. (2010). Ekonomi pembangunan dan perencanaan. Jakarta: PT Rajawali Press.
Muhibin Syah. (2004). Psikologi Peendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya. Nasir dan Riduwan. (2009). Metode dan
Teknik Penyusunan: Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.. Purwanto. (2009). Ilmu Pendidikan
teoritis Dan Aktif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sadirman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. 2013: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2014). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata. (2007). Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suliyanto. (2011). Ekonometrika
Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS. (F. S. Suyantoro, Ed.). Yogjakarta: Andi Yogjakarta. Suryabrata. (2007). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Remaja Rosdakarya.