• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIPERTENSI DERAJAT II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HIPERTENSI DERAJAT II"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

HIPERTENSI DERAJAT II

By:

Rena Irta Yulis 09101048 Pembimbing :

Dr. Feriandri Hutomo

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS ABDURRAB

PUSKESMAS TENAYAN RAYA PEKANBARU

2015

 

(2)

Hipertensi  TD sistolik ≥140 mmHg dan atau ≥ 90 mmHg  diastolik yang terjadi secara kronik pada seseorang yang  sedang tidak mengkonsumsi obat antihipertensi ± 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara  berkembang  639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan  menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025 menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang  ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di  dunia masalah yang cukup penting dalam pelayanan kesehatan  primer, khususnya di Puskesmas

P

en

da

hu

lu

an

(3)

Tinjauan Pustaka

suatu keadaan seseorang 

dengan tekanan darah 

sistolik 

140 mmHg 

dan/atau 

90 mmHg 

diastolik yang terjadi 

secara kronik pada 

seseorang yang tidak 

sedang makan Obat Anti 

Hipertensi (OAH) 

DEFINISI

Hipertensi

(4)

Tekanan darah

TD :  curah jantung x resistensi 

(5)

Batasan hipertensi dengan 

mempertimbangkan usia dan jenis kelamin 

diajukan oleh Kaplan sebagai berikut

Pria usia < 45 

tahun, dikatakan 

hipertensi 

apabila TD pada 

waktu berbaring 

di atas atau 

sama dengan 

130/90 mmHg

Pria usia > 45 

tahun, dikatakan 

hipertensi 

apabila TD pada 

waktu berbaring 

di atas 145/95 

mmHg

Pada wanita, TD 

di atas atau 

sama dengan 

160/95 mmHg 

dinyatakan 

kepentingan 

pengobatan

(6)

Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Etiologinya

Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Etiologinya

Hipertensi Esensial merupakan jenis hipertensi  yang tidak diketahui  penyebabnya dan terdapat  sekitar 95% kasus  Terbagi 2 yaitu:  Hipertensi esensial benigna  dan maligna Hipertensi Esensial merupakan jenis hipertensi  yang tidak diketahui  penyebabnya dan terdapat  sekitar 95% kasus  Terbagi 2 yaitu:  Hipertensi esensial benigna  dan maligna Hipertensi Sekunder meliputi 5% kasus  hipertensi.  Hipertensi Sekunder meliputi 5% kasus  hipertensi. 

(7)

Faktor-Faktor Risiko

obesitas, kurang olah raga,  merokok, menderita diabetes  melitus, mengkonsumsi garam  berlebih, minum alkohol dan kopi,  diet, pil KB, stres emosional, dan  sebagainya 

Faktor risiko 

yang dapat 

dikendalikan 

atau dikontrol

Faktor risiko 

yang dapat 

dikendalikan 

atau dikontrol

umur, jenis kelamin, dan genetik

Faktor risiko 

yang tidak dapat 

dikendalikan 

atau dikontrol

Faktor risiko 

yang tidak dapat 

dikendalikan 

atau dikontrol

(8)

Manifestasi Klinis

Jika HT berat atau menahun dan tidak diobati secara teratur  sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, dan pandangan

yang menjadi kabur

Keluhan yang sering tejadi  sakit kepala, telinga berdengung, cepat marah, insomnia, sesak napas, rasa berat di tengkuk, rasa mudah lelah, mata berkunang-kunang dan jarang disertai epistaksis

sakit kepala, epistaksis dan migren  gejala klinis hipertensi esensial meskipun tidak jarang yang tanpa gejala

(9)

Diagnosis dan Evaluasi Klinik

Klasifikasi

TD Sistolik

TD

Diastolik

( mmHg)

(mmHg)

Normal

< 120          dan

< 80

Pre-hipertensi

120-139 atau          80-89

Hipertensi 

stage

 1 140-159 atau

90-99

Hipertensi 

stage

 2

 160

atau

100

(10)

Evaluasi Klinik

1.

sis

mne

Ana

2.

an fisik

eriksa

pem

3.

njang 

enu

n p

eriksaa

Pem

(11)

Penatalaksanaan

Farmakologis

Non

(12)

Pengobatan Farmakologis 

Pengobatan hipertensi berlandaskan pada beberapa prinsip : • Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan

pengobatan kausal.

Pengobatan hipertensi primer menurunkan tekanan darah

dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.

Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat antihipertensi selain dengan perubahan gaya hidup.

Pengobatan hipertensi primer pengobatan jangka panjang dengan kemungkinan besar untuk seumur hidup.

(13)

Tabel 4. Petunjuk untuk Seleksi Pengobatan Hipertensi

No. Golongan Obat Indikasi Kuat Indikasi yang Mungkin Kontra Indikasi

Kuat

Kontra

Indikasi yang Mungkin

1 Diuretik Gagal jantung Usia lanjut Hipertensi sistolik - Gout Dislipidemia Pria yang seksual aktif 2 β-Blocker Angina Pasca Infark miokard Takiaritmia Gagal jantung Kehamilan Diabetes melitus Asma dan PPOK A-V block (derajat 2 atau 3) Dislipidemia Atlit atau pasien yang aktif secara fisik

Penyakit

pembuluh darah perifer

3 ACE Inhibitor Gagal jantung Disfungsi ventrikel kiri Pasca Infark miokard Nefropati diabetic - Kehamilan Hiperkalemia Stenosis arteri renalis bilateral

(14)

-4 Antagonis Kalsium Angina Usia lanjut Hipertensi sistolik Penyakit pembuluh darah perifer - Gagal jantung kongestif (Verapamil atau diltiazem) 5 -Blocker Hipertrofi prostate (BPH) Intoleransi glukosa Dislipidemi a Inkontinens

ia urin Hipotensi ortostatik

6 Antagonis Angiotensin II Batuk karena ACE inhibitor Gagal

jantung KehamilanStenosis arteri renalis bilateral Hiperkalem ia

(15)
(16)

Terapi Non Farmakologis

1 . • men ghe ntik an  mer oko k 2. • men uru nka n b era t bad an b erle bih 3.  • men uru nka n ko nsu msi  alk oho l ber lebih 4 . • latih an fi sik 5. • men uru nka n a supa n g ara m

6. n  nka uru  men rta  se yur  sa  dan uah msi b nsu n ko tka gka in men • asu pan

 le mak .

(17)

ILUSTRASI KASUS

Identitas pasien:

Nama

:  Ny. M

Jenis kelamin:  Perempuan 

Umur

:  46 tahun

Pekerjaan

:  Pedagang

Alamat

:  Jalan Sepakat

Tgl. Periksa :  15 Maret 2015

(18)

Anamnesis (autonanamnesis)

Keluhan utama : kepala pusing sejak 2 hari yang laluRiwayat penyakit sekarang :

Sejak 2 bulan yang lalu pasien sering merasakan

pundak terasa kaku yang menjalar ke tengkuk dan kepala pusing. Pusing dirasakan tidak seperti berputar, dan terasa berat. Keluhan tersebut datang tiba-tiba dan tidak dipengaruhi oleh aktivitas. Pasien juga sering merasakan dada berdebar-debar, mudah lelah dengan aktivitas ringan, pasien mengaku sulit tidur. Pasien beberapa kali berobat ke bidan. Saat diukur tekanan darah pasien tinggi.

(19)

2 hari yang lalu pasien merasa pundak dan 

tengkuk  terasa  kaku,  dan  kepala  terasa 

pusing  dan  berat  rasa  terhimpit.  Pasien 

merasa  lemas  dan  mata 

berkunang-kunang. mual (-), muntah (-). Nafsu makan 

berkurang.  Untuk  mengurangi  keluhan 

pasien  mengkonsumsi  obat  dari  warung.   

Pasien  kemudian  berobat  ke  Poli  umum, 

tekanan darah 180/100 mmHg. 

(20)

Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat darah tinggi diketahui sejak 2 tahun 

yang lalu.

Riwayat sakit jantung (-)

Riwayat sakit kencing manis tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga:

Riwayat darah tinggi (+) ayah dan ibu pasien.

Riwayat keluarga menderita kencing manis (-).

(21)

Riwayat kebiasaan:

• Riwayat merokok, alkohol(-)

• Riwayat konsumsi pil KB (-)

• Riwayat kebiasaan makan 

bersantan/berminyak (+)

• Riwayat aktivitas fisik yang kurang , olahraga (-)

Riwayat sosial ekonomi :

• Pekerjaan: pedagang pasar, ekonomi: 

menengah ke bawah

(22)

Pemeriksaan Fisik

Kondisi umum : tampak sakit ringan

Kesadaran      : komposmentis

Status gizi   : obesitas I (Tinggi badan 

152 cm dan berat badan 61 kg, maka IMT 

=  26.40 kg/m

2

(23)

Tanda-tanda vital:

Tekanan darah : 180/100 mmHg

Frekuensi nadi : 112 kali/menit

Frekuensi nafas  : 20 kali/menit 

(24)

Kepala:

• Mata:- Konjungtiva  : tidak anemis

• Sklera : tidak ikterik

• Leher: JVP 5-2 cmH

2

O dan tidak terdapat 

pembesaran KGB.

Orofaring:

• Faring : tidak hiperemis

• Tonsil : T1/T1

• Leher : tidak ada pembesaran KGB

(25)

Thorax: Paru

• Inspeksi: dada simetris, gerakan nafas simetris kiri = kanan • Palpasi : fremitus kiri = kanan

• Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru

• Auskultasi : vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-)

Jantung

• Inspeksi: ictus cordis terlihat di RIC V LMCS • Palpasi : ictus crdis teraba di RIC V LMCS • Perkusi : batas jantung kanan: RIC V LSD

Batas jantung kiri : RIC V LMCS

(26)

Abdomen

Inspeksi: perut cembung dan simetris

Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan

lien tidak teraba

Perkusi : timpani (+)

Auskultasi: Bising usus (+) normal

Ekstremitas

Atas : dalam batas normal, edema (-), clubbing finger (-)

Bawah : dalam batas normal, edema (-), clubbing finger

(27)

RESUME

Pasien Ny. M, perempuan, 46 tahun, datang ke Poli

umum Puskesmas Tenayan Raya pada tanggal 15 Maret

2015 dengan keluhan utama sakit kepala sejak 2 hari

yang lalu. Sakit kepala tidak seperti berputar, rasa berat

pada bahu yang menjalar ke tengkuk, mata

berkunang-kunang, mual dan badan terasa lemas serta kesulitan

tidur, mual, muntah. Riwayat kencing manis (-).

(28)

Riwayat berobat ke bidan, namun tidak rutin

minum obat. Kebiasaan makan-makanan

berminyak.

Pada

pemeriksaan

fisik

ditemukan, obesitas derajat I yaitu dengan

IMT 26,40 kg/m

2

. tekanan darah 180/100

cm. Pemeriksaan fisik paru, jantung,

abdomen dan ekstremitas tidak ditemukan

adanya kelainan.

(29)

DAFTAR MASALAH

 

• Hipertensi derajat II

• obesitas derajat I

DIAGNOSIS KERJA

(30)

RENCANA PENATALAKSANAAN Non farmakologistirah baringDiet rendah garammenurunkan berat badan berlebihlatihan fisikmeningkatkan konsumsi buah dan sayur serta  menurunkan asupan lemak. Farmakologis captopril 25 mg 1 x 1Hidrochlortiazid 25 mg 2 x 1 p.c

(31)

Pembahasan 

Hipertensi grade 2

dari keluhan dan gejala klinis, serta hasil 

pengukuran  tekanan  darah  pasien, 

riwayat keluarga, riwayat kebiasaan.

(32)

Obesitas derajat 1

dari IMT : 26,40 kg/m2

Obesitas dan dislipidemia 

 faktor resiko 

penyakit kardiovaskular pada pasien 

(33)

Pemilihan  obat  pada  pasien  ini  berdasarkan 

pada JNC 7, dimana pada hipertensi II diberikan 

kombinasi  2  obat,  dengan  mempertimbangkan 

Petunjuk untuk Seleksi Pengobatan Hipertensi 

Pada pasien ini menggunakan kombinasi 2 jenis 

obat  yaitu  dari  golongan 

ACE  inhibitor 

dan 

(34)

Obat  ini  cukup  memberikan  harapan 

karena  bekerja  pada  sistem  RAA 

(Renin- 

Angiotensin- 

Aldosteron) 

menaikkan kecepatan filtrasi glomerulus 

dengan  menghambat  pembentukan 

vasokonstriktor 

yang 

sangat 

kuat 

(angiotensin II) 

dan  juga  bekerja  di  tubuli  distal 

sehingga dapat menghambat reabsorbsi 

natrium dan klorida.

(35)

Non farmakologis

memperbaiki pola makan yang cenderung tinggi kolesterol,mengkonsumsi makanan cukup serat seperti buah dan

sayuran,

mengurangi konsumsi garam,

selain itu pasien juga harus dianjurkan untuk melaksankan aktivitas fisik seperti olahraga yang teratur dan usaha untuk menurunkan BB.

Hal ini bertujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor risiko serta penyakit penyerta lainnya yang mungkin ada.

(36)

Daftar Pustaka

World Health Organization–International Society of

Hypertension Guidelines Subcommittee. Guidelines for The Management of Hypertension. Journal of

Hypertension, 2005. 161-164. • Armilawaty, Amalia H, Amiruddin R. Hipertensi dan Faktor  Risikonya dalam Kajian Epidemiologi.  http://www.ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/12/08/hipe rtensi-dan-faktor-resikonya-dalam-kajian-epidemiologi/  [diakses 16 Maret 2015] • Susalit E, Kapojos EJ, Lubis HR. Hipertensi Primer. Dalam  : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3, Jilid II. Jakarta :  Balai Penerbit FKUI, 2001. 453-454, 459-464, 470. • Harmaya AK. Penatalaksanaan Hipertensi Terkini 2008.  http://eharmayaku.blogspot.com/2008/03/penatalaksanaan-h ipertensi-terkini-2008.html  [diakses 16 Maret 2015] • Guyton dan Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9.  Jakarta : Buku Kedokteran EGC, 1997. 285-287. • Mardiah, Ali Z, Ramdja M. Karakteristik Sosiodemografi,  Genetik, dan Pengetahuan Pasien Hipertensi di Poliklinik  Penyakit Dalam RS Mohammad Hoesin Palembang.  Jurnal Kedokteran Indonesia Medika, Volume XXIX,  Nomor 5, 2003. 299-300. • Bakris GL. Hipertensi. Dalam : Panduan Klinik Ilmu  Penyakit Dalam, Edisi 3. Jakarta : Buku Kedokteran EGC,  1998. 20.   .

• Kaplan N.M. Primary Hypertension: Pathogenesis,

Mechanism Of Hypertension with Obesity in: Kaplan’s Clinical Hypertension ninth edition. Philadelphia, 2006.  USA: Lippincott W.

• Fisher NDL & Williams GH. Hypertensive Vascular

Disease. Dalam: Harrison’s Principles of Internal  Medicine, 16th Edition. USA: McGraw-Hill Companies  Inc., 2005.1463-81  • Massie BM. Hipertensi Sistemik. Dalam : Diagnosis dan  Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :  Salemba Medika. 2002. 382. • Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam : Buku Ajar  Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 4, Jilid I. Jakarta : Buku  Kedokteran EGC, 2006. 610-613. 

•  American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care,  2005 ; 28(S1): S37-41 • Suyono S. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Buku  Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 4, Jilid III. Jakarta :  Balai Penerbit FKUI, 2006. 1874-78 • Gustaviani R. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes  Melitus. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 4,  Jilid III. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2006. 1879-81 • Soegondo S. Farmakoterapi pada pengendalian  glikemia Diabetes Melitus tipe 2. Dalam: Buku Ajar Ilmu  Penyakit Dalam, Edisi 4, Jilid III. Jakarta : Balai Penerbit  FKUI, 2006. 1882-84  

(37)

Gambar

Tabel 4. Petunjuk untuk Seleksi Pengobatan Hipertensi No. Golongan  Obat Indikasi Kuat Indikasi yang Mungkin Kontra  Indikasi
ILUSTRASI KASUS • Identitas pasien: • Nama :  Ny. M • Jenis kelamin:  Perempuan  • Umur :  46 tahun • Pekerjaan :  Pedagang • Alamat :  Jalan Sepakat • Tgl. Periksa :  15 Maret 2015

Referensi

Dokumen terkait

Varietas jagung bernutrisi beta karoten tinggi yang telah dilepas dengan nama Provit A1 dan Provit A2 dibentuk melalui seleksi antarpopulasi berasal dari populasi Obatanpa (Pro-

The second major character who has important role in the story is Edward Cullen, because he is someone that makes Isabella Swan to be hypnotized, to fall in love.. Physically, he

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat ditarik simpulan bahwa kadar rata-rata katekin pada kulit pisang kepok kuning sebesar 17,1077%, sedangkan pada kulit

Oleh karena itu, dalam penelitian ini, ke dalam yogurt, ditambahkan bakteri probiotik yang mampu bertahan hidup, berkembang biak, berkompetisi dalam hal adhesi dan substrat

Variabel pendapatan merupakan uang saku yang dimiliki mahasiswa, biaya transport merupakan biaya angkutan baik angkutan penumpang umum maupun angkutan pribadi selain bus

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor psikologis yang terdiri dari sikap, persepsi, dan motivasi (baik secara bersama-sama maupun

2) menginstruksikan kepada Bank Kustodian untuk membayarkan dana hasil likuidasi yang menjadi hak pemegang Unit Penyertaan dengan ketentuan bahwa perhitungannya dilakukan

Lantai satu dengan tingkat pencahayaan yang rendah sebaiknya digunakan untuk ruang- ruang audio visual atau rapat, atau yang tidak digunakan untuk membaca dan menulis lama (sering)