• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PETANI DALAM MEMBANGUN HUTAN RAKYAT Studi di Desa Ranggang, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PETANI DALAM MEMBANGUN HUTAN RAKYAT Studi di Desa Ranggang, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PETANI

DALAM MEMBANGUN HUTAN RAKYAT

Studi di Desa Ranggang, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan

The Effect of Psycological Factor to Farmers Decision in Community Forest

Development: Studies in Ranggang Village,Tanah Laut District, South Kalimantan

Idin Saepudin Ruhimat

Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Jl Raya Ciamis Banjar KM 4, Ciamis, Jawa Barat

ABSTRACT.Community forest has an important role in Indonesian life. Optimization of the important role

of community forest can be done by giving attention to the psychological factors that influence farmers’ decisions in community forests development. This study aims to determine the influence of psychological factors (attitudes, perceptions, and motivations) to farmers decision in community forest development in Ranggang Village either jointly or respectively. This Study was conducted in Ranggang Village, District Takisung, South Kalimantan use quantitative research design with explanatory survey research methods. Data were analyzed using path analysis. The results showed (1) psychological factors consisting of attitudes, perceptions and motivation jointly significant at 52,90 % against to farmers decision in community forests development in the Ranggang Village, and (2) psychological factors consisting of attitudes, perceptions and motivation each significantly by 12.60% to attitudes, 11.36% for perception, and 9.86% for the motivation of the farmer’s decision community forest development in Ranggang Village.

Keyword: Psychological factors, decision farmers, community forest

ABSTRAK.Hutan rakyat memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Optimasi terhadap

peranan penting hutan rakyat dapat dilakukan dengan memberikan perhatian kepada faktor psikologis yang berpengaruh terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor psikologis (sikap, persepsi, dan motivasi) terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang baik secara bersama-sama maupun masing-masing. Penelitian dilaksanakan di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung, Kabupatan Tanah Laut, Kalimantan Selatan menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survey eksplanasi. Data dianalisis dengan menggunakan analasis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan (1) faktor psikologis yang terdiri dari sikap, persepsi dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh nyata sebesar 52,90 % terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang, dan (2) faktor psikologis yang terdiri dari sikap, persepsi dan motivasi secara masing-masing berpengaruh nyata sebesar 12,60 % untuk sikap, 11,36 % untuk persepsi, dan 9,86 % untuk motivasi terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang.

(2)

PENDAHULUAN

Pembangunan hutan rakyat merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan kehutanan nasional di Indonesia, hal ini dikarenakan hutan rakyat memberikan sumbangan positif dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Mindawati, et.al. (2006) menyebutkan bahwa keberhasilan pembangunan hutan rakyat akan memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan nasional, dalam bentuk peningkatan produksi kayu dan hasil hutan ikutan, perluasan kesempatan kerja dan aksesbilitas pedesaan, perbaikan sistem tata air dan peningkatan perlindungan tanah dari gangguan erosi, peningkatan penguraian karbondioksida dan polutan lain di udara, penjaga kadar oksigen di udara agar tetap pada tingkat yang menguntungkan bagi makhluk hidup, dan penyediaan habitat untuk menjaga keragaman hayati (biodiversity) flora dan fauna. Selain Mindawati, et.al (2006), Harun (2006) menyebutkan hutan rakyat memiliki fungsi komplemen terhadap hutan produksi (hutan alam dan hutan tanaman industri) dalam memasok kebutuhan bahan baku kayu. Berdasarkan pendapat Mindawati dan Harun maka dapat disimpulkan bahwa hutan rakyat memiliki peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik peranan ekologis, peranan sosial, maupun peranan ekonomis.

Pentingnya peranan hutan rakyat dalam kehidupan bangsa Indonesia telah mendorong Pemerintah Indonesia untuk memberikan perhatian serius dalam pembangunan hutan rakyat, yaitu dengan melaksanakan beberapa program pembangunan hutan rakyat, diantaranya (Mindawati, et.al., 2006) : Gerakan Karang Kitri, Gerakan Penghijauan dan Reboisasi, Program bantuan teknis pengelolaan hutan rakyat, Gerakan Gandrung Tatangkalan, Program Penghijauan Nasional, Program GNRHL, Program Kecil Menanam Dewasa Memanen, Program KBR, dan lainnya.

Pembangunan hutan rakyat yang telah dilakukan pemerintah melalui beberapa program

yang telah disebutkan masih belum optimal. Salah satu penyebab belum optimalnya program pembangunan hutan rakyat adalah kurangnya pemahaman pemangku kepentingan terhadap faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan petani dalam membangun hutan rakyat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ruhimat (2007) yang menyimpulkan bahwa kekurangoptimalan program-program pembangunan hutan rakyat disebabkan oleh pendekatan program yang masih bersifat top

down, bersifat keproyekan, dan belum memberikan

perhatian terhadap faktor psikologis petani dalam membangun hutan rakyat.

Berdasarkan hasil penelitian Ruhimat (2007) maka optimasi keberhasilan pembangunan hutan rakyat di Indonesia dapat tercapai apabila seluruh stakeholder memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam membangun hutan rakyat. Salah satu faktor tersebut adalah faktor psikologis petani yang terdiri dari motivasi, persepsi, dan sikap petani. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor psikologis yang terdiri dari sikap, persepsi, dan motivasi (baik secara bersama-sama maupun masing-masing) terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang.

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar pijakan bagi stakeholder (pemerintah, swasta, dan lembaga masyarakat) dalam melakukan pengembangan hutan rakyat.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

(1) Faktor psikologis (sikap, persepsi, dan motivasi) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat.

(2) Faktor psikologis (sikap, persepsi, dan motivasi) secara masing-masing berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat

(3)

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survey eksplanasi. Penelitian survey eksplanasi dapat didefinisikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk mengetahui, mempelajari hubungan antar variabel, memecahkan masalah dengan teori, dan menguji hipotesis yang diajukan dengan data empirik (Riduwan, 2004). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.

Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling (teknik pengambilan sampel secara acak) terhadap petani di Desa Ranggang yang telah membangun dan memiliki hutan rakyat di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.

Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang kepala keluarga dari 130 orang. Pengambilan sampel yang berjumlah 100 orang didasarkan kepada pendapat Sarwono (2011) yang menjelaskan bahwa ukuran sampel minimal untuk melakukan uji path analysis adalah sebanyak 100 sampel. Selain Sarwono, Djarwanto (1999) menyebutkan bahwa sampel yang diambil untuk melakukan analisis jalur harus menggunakan sampel ukuran besar yaitu lebih dari 30 orang.

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari (1) data sekunder, yang diperoleh dari hasil studi pustaka dan studi dokumentasi dan (2) data primer, yang diperoleh dari pengamatan langsung terhadap objek penelitian dan survei menggunakan kuesioner yang bersifat tertutup. Adapun format jawaban dalam kuisioner tertutup menggunakan skala Likert (Likert Summated

Rating) dengan 5 (lima) alternatif jawaban.

Teknik analisis untuk menguji hipotesis yang

Analysis) dengan bantuan program SPSS versi

12. Struktur analisis hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam model diagram jalur sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram jalur pengaruh variabel sikap (X1), persepsi (X2), dan motivasi (X3) terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat

Figure 1 . Path diagram of effect Attitude (X1), perception (X2) and Motivation (X3) to farmers decision in community forest development (Y)

Berdasarkan diagram jalur yang telah digambarkan, maka persamaan struktural model pengaruh sikap, persepsi dan motivasi terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat adalah

Y = PYX1 + PYX2 + PYX3 + PYε dimana: X1 X2 X3 ε Y rX1X2 rX2X3 rX1X3 PYX1 PYX2 PYX3 = = = = = = = = = = =

variabel exogenous sikap petani variabel exogenous persepsi petani variabel exogenous motivasi petani variabel di luar variabel yang diteliti variabel endogenous keputusan petani dalam membangun hutan rakyat hubungan korelasi antara variabel X1 dengan X2

hubungan korelasi antara variabel X2 dengan X3

hubungan korelasi antara variabel X1 dengan X3

koefisien jalur atau besarnya pengaruh variabel X1 terhadap Y

koefisien jalur atau besarnya pengaruh variabel X2 terhadap Y

koefisien jalur atau besaarnya pengaruh variabel X3 terhadap Y

(4)

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian, yaitu variabel terikat (endogenous

variabel) yaitu keputusan petani dalam membangun

hutan rakyat (Y1) dan variabel bebas (eksogenous

variabel) yaitu sikap (X1), persepsi (X2), serta

motivasi (X3).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Ranggang memiliki luas wilayah 11,5 km2

dengan batas wilayah sebelah utara adalah Desa Ranggang Dalam, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Banua Lawas dan Desa Banua Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Desa Pagatan Besar dan Desa Gunung Makmur, serta sebelah timur berbatasan dengan Desa Batilai (Anonim, 2007). Adapun letak Desa Ranggang berada di Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.

Secara umum mata pencaharian utama Desa Ranggang adalah petani yaitu sekitar 70 %, diikuti dengan pedagang sebanyak 15 %, pembuat arang kayu 5 %, pegawai pemerintah 2 % atau karyawan swasta, buruh 5 %, dan pekerjaan lainnya 2 % (Anonim, 2007).

Desa Ranggang merupakan salah satu desa di Provinsi Kalimantan Selatan yang dijadikan sebagai lokasi program pembangunan hutan rakyat oleh pemerintah (pemerintah daerah dan pemerintah pusat) diantaranya pembangunan hutan rakyat melalui program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL), program Hutan Rakyat Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito (HR BPDAS), dan program Hutan Rakyat APBD II. Adapun total luasan pembangunan hutan rakyat yang melalui program GNRHL, HR BPDAS, dan HR APBD II di Desa Ranggang adalah 265 hektar dengan jenis tanaman pokok berupa tanaman mahoni, baik yang ditanam secara monokultur maupun tumpangsari dengan tanaman karet.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ruhimat

(2012) menyebutkan bahwa keseluruhan hutan rakyat yang terdapat di Desa Ranggang sampai dengan tahun 2009 merupakan hutan rakyat subsidi pemerintah yaitu hutan rakyat yang dibangun melalui program-program pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Hasil Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Pengaruh X1, X2, dan X3 Secara Simultan terhadap Y

Pengaruh X1, X2, dan X3 secara silmultan terhadap Y dirumuskan dengan hipotesis dalam bentuk statistik :

Ha : pYX1=pYX2=pYX3 ≠ 0 H0 : pYX1=pYX2=pYX3 = 0 Hipotesis dalam bentuk kalimat :

Ha : Sikap, Persepsi, dan Motivasi secara

simultan berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat

H0 : Sikap, Persepsi, dan Motivasi secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat

Uji signifikansi koefisien jalur dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas standar (0,05) dengan nilai probabilitas sig yang dihasilkan dari perhitungan program SPSS 12. Adapun kaidah pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut a. Jika nilai probabilitas standar (0,05) lebih kecil

dibandingkan nilai probabilitas sig atau (0,05 <

sig), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan

b. Jika nilai probabilitas standar (0,05) lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 ≥ Sig), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan

Hasil pengujian hipotesis pengaruh sikap, persepsi dan motivasi secara silmutan terhadap keputusan petani dengan uji F menggunakan program SPSS versi 12 dapat dilihat pada tabel 1.

(5)

Tabel 1. Anova pengaruh sikap, persepsi, dan motivasi terhadap keputusan petani

Table 1. Anova of influence attitudes, perceptions, and motivations to the farmer’s decision

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1163.304 3 387.768 35.962 .000a

Residual 1035.136 96 10.783

Total 2198.440 99

a. Predictors: (Constant), Motivasi_X3, Persepsi_X2, Sikap_X1 b. Dependent Variable: Keputusan_Y

Berdasarkan tabel 1 maka diperoleh nilai F hitung sebesar 35,962 dengan nilai sig = 0,000, karena nilai sig < 0,05 maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel sikap (X1), persepsi (X2), dan motivasi (X3) secara simultan berpengaruh siginifikan terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat (Y).

2. Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh X1, X2, dan X3 Secara Individual terhadap Y

Pengaruh X1, X2, dan X3 secara individual terhadap Y dirumuskan dengan hipotesis dalam bentuk statistik :

H0 : pYXi > 0 Xi = sikap (X1), persepsi (X2), dan motivasi (X3)

H1 : PYXi = 0

Hipotesis dalam bentuk kalimat :

H0 : Variabel Xi berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat

Ha : Variabel Xi tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat

Uji signifikansi analisis jalur pengaruh variabel Xi terhadap keputusan petani (Y) dilakukan dengan membandingkan antara nilai probabilitas standar (0,05) dengan nilai probabilitas sig yang dihasilkan dari perhitungan program SPSS 12. Adapun kaidah pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut

(a) Jika nilai probabilitas standar (0,05) lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0,05 < Sig), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan (b) Jika nilai probabilitas standar (0,05) lebih besar

atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 ≥ Sig), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan

Hasil pengujian hipotesis pengaruh sikap, persepsi dan motivasi secara individual terhadap keputusan petani dengan menggunakan uji t pada program SPSS versi 12 dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Uji t dan Koefisien jalur antara sikap, persepsi, dan motivasi terhadap keputusan petani

Table 2. t test and path coefficient of influence

attitudes, perceptions, and motivations to the farmer’s decision

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.567 4.909 .727 .469 Sikap_X1 .298 .064 .355 4.627 .000 Persepsi_X2 .331 .074 .337 4.471 .000 Motivasi_X3 .320 .075 .314 4.268 .000

a. Dependent Variable: Keputusan_Y

Tabel 2 memperlihatkan nilai sig yang dihasilkan dari uji t dengan perhitungan SPSS untuk variabel sikap, persepsi, dan motivasi secara individual adalah sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai probabilitas standar (0,05) atau sig (0,000) < 0,05 maka keputusannya adalah menerima Ha dan menolak H0. Hal ini berarti sikap (X1), persepsi

(X2), dan motivasi (X3) secara masing-masing

berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat (Y).

3. Besaran Koefisien Jalur Pengaruh Sikap, Persepsi dan Motivasi Terhadap Keputusan Petani dalam Membangun Hutan Rakyat

Pengaruh sikap, persepsi, dan motivasi terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat dapat dianalisis dengan menghitung nilai koefisien regresi yang distandarkan (Tabel 1)

(6)

dan koefisien korelasi (Tabel 2). Koefisien regresi yang distandarkan yaitu regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z

score. Koefisien jalur digunakan untuk menjelaskan

besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) (Riduwan dan Kuncoro, 2007).

Tabel 3. Koefisien korelasi antar variabel dengan menggunakan SPSS

Table 3. The correlation coefficient among variabels

using SPSS Correlations Keputusan Y Sikap X1 Persepsi X2 Motivasi X3 Pearson Correlation Keputusan_Y 1.000 .562 .526 .485 Sikap_X1 .562 1.000 .348 .285 Persepsi_X2 .526 .348 1.000 .208 Motivasi_X3 .485 .285 .208 1.000 Sig. (1-tailed) Keputusan_Y . .000 .000 .000 Sikap_X1 .000 . .000 .002 Persepsi_X2 .000 .000 . .019 Motivasi_X3 .000 .002 .019 . N Keputusan_Y 100 100 100 100 Sikap_X1 100 100 100 100 Persepsi_X2 100 100 100 100 Motivasi_X3 100 100 100 100

Tabel 4. Total pengaruh sikap, persepsi, dan motivasi terhadap keputusan petani

Table 4. Total effect attitudes, perceptions, and

motivations of the farmer’s decision

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .727a .529 .514 3.28370 2.034

a. Predictors: (Constant), Motivasi_X3, Persepsi_X2, Sikap_X1 b. Dependent Variable: Keputusan_Y

Berdasarkan hasil analisis jalur yang terlihat pada tabel 2 dan tabel 4 maka besaran koefisien jalur masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

PYX1 = β = 0,355

(t = 4,637 dengan probabilitas sig = 0,000) PYX2 = β = 0,337

(t = 4,471 dengan probabilitas sig = 0,000) PYX3 = β = 0,314

(t = 4,268 dengan probabilitas sig = 0,000)

Kerangka hubungan kausal empiris antara X1, X2, X3 terhadap Y dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut :

Y = PYX1 + PYX2 + PYX3 + PYε

Y = 0,335X1 + 0,337 X2 + 0,314 X3 + 0,686 ε dimana,

R2 YX

1X2X3 = 0,529

( nilai R Square dalam Tabel 4.) PYε =

= 0,686

Diagram jalur hubungan kausal empiris antara X1, X2,X3, dan Y dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram nilai koefisien jalur pengaruh sikap (X1), persepsi (X2), dan motivasi (X3) terhadap keputusan petani (Y) Figure 2 Path coefficient diagram effect of

attitude (X1), perception (X2) and motivation (X3) to decision farmer (Y))

Berdasarkan hasil analisis jalur (path analysis) dengan menggunakan program SPSS maka dapat diperoleh besaran pengaruh sebagai berikut:

• Besarnya pengaruh sikap (X1) terhadap

keputusan petani dalam membangun hutan rakyat (Y) adalah (0,355)2 = 0,1260 atau 12,60

%

• Besaran pengaruh persepsi (X2) terhadap

keputusan petani dalam membangun hutan rakyat (Y) adalah (0,337)2 = 0,1136 atau 11,36

%

• Besaran pengaruh motivasi (X3) terhadap

keputusan petani dalam membangun hutan rakyat (Y) adalah (0,314)2 =0,0986 atau 9,86 %

(7)

• Besarnya pengaruh sikap (X1), persepsi (X2),

dan motivasi (X3) secara bersama-sama

terhadap keputusan petani dalam membangtun hutan rakyat (Y) adalah 0,529 atau 52,90 %. Sisanya sebesar 47,10 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

Pembahasan

Keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang merupakan sebuah pilihan terakhir yang dilakukan oleh petani Desa Ranggang dalam memenuhi keinginannya untuk membangun hutan rakyat di lahan miliknya. Keputusan petani dalam membangun hutan rakyat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal dalam diri petani (faktor internal) maupun faktor yang berasal dari luar diri petani (faktor eksternal).

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi keputusan petani dalam membangun hutan rakyat adalah faktor psikologis yang terdiri dari sikap, persepsi, dan motivasi. Ketiga faktor psikologis tersebut merupakan faktor internal yang berperan besar dalam mempengaruhi keputusan untuk untuk membangun hutan rakyat. Hal ini sejalan dengan pendapat Cristiana (2004) dan Rauf (2003) yang menyebutkan pengambilan keputusan yang diambil petani dalam pengelolaan usahatani khususnya pengelolaan hama penyakit tanaman dipengaruhi oleh persepsi, sikap, dan motivasi petani dalam usahatani.

Hasil analisis data dengan path analysis menunjukkan bahwa pengaruh faktor psikologis yang terdiri dari sikap, persepsi dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh nyata sebesar 52,90 % terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat. Hal ini berarti sikap, persepsi, dan motivasi memberikan sumbangan total yang lebih besar dibandingkan jumlah seluruh faktor berpengaruh lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini (47,10 %) baik seluruh faktor eksternal (kebijakan, politik, dan lainnya) maupun faktor

Faktor psikologis pertama yang

mempengaruhi keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang adalah sikap petani. Sikap di dalam penelitian ini didefiniskan sebagai penilaian evaluatif yang dilakukan oleh petani secara menyeluruh untuk merespon suatu objek, orang, atau peristiwa yang berhubungan dengan program pembangunan hutan rakyat di Desa Ranggang. Definisi ini sejalan dengan pendapat Robbin (2006) dan Cristiana (2004) yang menyebutkan bahwa sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek,orang atau suatu peristiwa.

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur dengan SPSS (Tabel 2) dan diagram jalur (Gambar 2) menggambarkan bahwa sikap petani berpengaruh nyata sebesar 12,60 % terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang. Hasil wawancara dengan responden menggambarkan bahwa proses pembentukan sikap petani berlangsung secara bertahap yaitu melalui proses belajar baik berdasarkan pengalaman pribadi petani, maupun proses belajar sosial yang dihasilkan dari interaksi dengan petani lainnya sehingga menyebabkan terjadinya perubahan sikap petani dari tidak bersedia menjadi bersedia membangun hutan rakyat. Hal ini didukung oleh pendapat Muchlas (2005) perubahan sikap seseorang terjadi melalui proses belajar yang panjang yaitu melalui pengalaman pribadi, asosiasi beberapa sikap, dan hasil interaksi dengan individu-individu lainnya.

Hasil penelitian ini memberi penegasan terhadap kajian yang dikemukakan oleh Dharmmesta, et.al., (2008) yang menyebutkan sikap sebagai suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan pikir (neural) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek, yang diorganisir melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung dan atau secara dinamis pada perilaku/keputusan seseorang.

Faktor psikologis kedua yang mempengaruhi

keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang adalah persepsi. Persepsi

(8)

atau memberi makna pada informasi sensori yang diterima oleh seseorang menjadi sebuah gambaran lengkap yang bersifat subjektif (Cristiana, 2004). Oleh karena itu, persepsi petani dapat didefiniskan sebagai suatu proses yang membuat seorang petani untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan yang berhubungan dengan program pembangunan hutan rakyat yang diterimanya menjadi gambaran yang berarti dan lengkap.

Pada penelitian ini, persepsi memiliki pengaruh nyata sebesar 11,36 % terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang. Hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan hasil penelitian Purnaningsih (2006) yang menyebutkan bahwa persepsi memiliki pengaruh sangat kuat dengan keputusan petani dalam setiap tahapan usahatani.

Persepsi tentang hutan rakyat yang diterima oleh petani melibatkan interaksi yang kompleks dari seleksi, organisasi, dan interpretasi yang sangat tergantung kepada objek panca indera sebagai data kasar persepsi. Oleh karena itu persepsi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dominan terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang. Hasil wawancara dengan responden menggambarkan bahwa persepsi positif petani terhadap program pembangunan hutan rakyat di Desa Ranggang disebabkan oleh beberapa hal seperti pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki petani, pengalaman petani lain dan dukungan lingkungan, serta kedekatan petani dengan lokasi hutan rakyat milik petani lain yang berhasil membangun hutan rakyat. Hal ini menguatkan pendapat yang dikemukan oleh Thoha (2005) dan Adi (2002) yang mengemukakan bahwa persepsi dihasilkan oleh interaksi antara semua panca indera yang dimiliki oleh manusia dengan lingkungan sekitarnya baik lingkungan yang menyebabkan persepsi positif maupun persepsi negatif tentang sesuatu hal yang dipersepsikan.

Faktor psikologis yang ketiga adalah

motivasi. Motivasi dalam penelitian ini didefiniskan sebagai suatu proses yang membuat seorang petani untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan yang berhubungan dengan program pembangunan hutan rakyat yang diterimanya menjadi gambaran yang berarti dan lengkap. Definisi ini didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Asnawi dalam Sumiati (2011) yang menyatakan bahwa motivasi berasal dari kata “motive” yang berarti sesuatu pernyataan batin yang berwujud daya kekuatan untuk bertindak atau bergerak, baik langsung ataupun melalui saluran perilaku yang mengarah kepada sasaran. Dari kata dasar motive lahir kata ”motivasi” yang berarti dorongan dari dalam diri seseorang untuk berbuat dalam mencapai tujuannya..

Berdasarkan hasil analisis jalur yang telah dilakukan dalam penelitian ini, motivasi berpengaruh nyata sebesar 9,86 % terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang Motivasi yang mendasari keputusan petani dalam membangun hutan rakyat dalam penelitian ini terdiri dari motivasi dengan motif fisiologis (motif biologi/

biological motive) dan motif psikologis (motif kasih

sayang/affectional motive, motif mempertahankan diri/ego defensive motif, dan motif memperkuat diri/

ego boistering motive).

Hasil kajian yang dilakukan Handoko dalam Sumiati (2011) menyatakan bahwa motivasi sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, menggerakkan, mengorganisasikan dan menjadi suatu alasan/ dorongan seseorang untuk memutuskan atau bertindak sesuatu. Hal ini mengandung pengertian bahwa semakin besar motivasi (motif fisiologis dan motif psikologis) para petani untuk membangun hutan rakyat maka semakin besar kemungkinan petani tersebut memutuskan untuk membangun hutan rakyat di lahan yang dimilikinya.

(9)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Faktor psikologis yang terdiri dari sikap, persepsi dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh nyata sebesar 52,90 % terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat.

Faktor psikologis yang terdiri dari sikap, persepsi dan motivasi secara masing-masing berpengaruh nyata sebesar 12,60 % untuk sikap, 11,36 % untuk persepsi, dan 9,86 % untuk motivasi terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat.

Saran

Para stakeholder yang terkait program pembangunan hutan rakyat di Desa Ranggang baik instansi pemerintah, swasta maupun lembaga masyarakat disarankan untuk memberikan perhatikan kepada faktor psikologis petani (sikap, persepsi, dan motivasi,) dalam mengoptimalkan pembangunan hutan rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Sri Wahyudi. 2002. Hubungan Karakteristik dan Perilaku Komunikasi Petani dengan Persepsinya Terhadap Inovasi Alat Mesin Pertanian. Tesis Pascasrajana IPB. Bogor. (Tidak dipublikasikan)

Anonim, 2007. Profil Desa Ranggang Tahun 2007. Desa Ranggang. Kalimantan Selatan. Cristiana, Budi. 2004. Pola Pengambilan Keputusan

Petani dalam Pengelolaan Hama Penyakita Tanaman. Tesis Pascasrajana IPB. Bogor. (Tidak dipublikasikan)

Dharmmesta, Basu Swastha dan Handoko, Hani. 2008. Manajemen Pemasaran : Analisis

Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. BPFE

Press. Yogyakarta.

Djarwanto., 1999. Statistik Nonparametrik. BPFE Yogyakarta.

Harun, M.K.. 2006. Pengembangan Hutan Rakyat untuk Merehabilitasi Lahan Kritis di

dan Irfan, M. (eds). Komitmen Regenerasi: Prosiding Seminar Pemuda dan Masa Depan Pengelolaan Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan Maret 2006, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Halaman 113-134. Comdes Kalimantan. Banjarmasin. Mindawati, N., Widiarti, A., Rustaman, B.2006. Review

Hasil Penelitian Hutan Rakyat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor. Muchlas, Makmuri. 2005. Perilaku Organisasi.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun

Tesis. Alfabeta. Bandung.

Riduwan dan Kuncoro. 2007. Cara Menggunakan dan

Memakai Analisis Jalur. Alfabeta. Bandung.

Robbin, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. PT Indeks. Jakarta

Ruhimat. 2007. Pengaruh Partisipasi dan Komunikasi Antarstkeholder Terhadap Efektivitas Implementasi Program GNRHL. Tesis Pascasarja Universitas Sriwijaya. (Tidak dipublikasikan)

Ruhimat dalam Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan. 2012. Prodising Ekspose Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru “Dukungan BPK Banjarbaru dalam Pembangunan Kehutanan di Kalimantan”, 25-26 Oktober 2011. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan. Badan Litbang Kehutanan. Halaman 371-377 Sarwono, Jonathan. 2012. Path Analysis : Teori,

Aplikasi, Prosedur Analisis untuk Riset Skripsi, Tesis, Disertasi dengan Menggunakan SPSS. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sumiati. 2011. Analisis Kelayakan Finansial dan Faktor-faktor yang Memotivasi dalam Kegiatan Agroforestry. Tesis Pascasrajana IPB. Bogor. (Tidak dipublikasikan)

Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Gambar

Gambar 1.   Diagram jalur pengaruh variabel sikap  (X 1 ), persepsi (X 2 ), dan motivasi (X 3 )  terhadap keputusan petani dalam  membangun hutan rakyat
Table 1.   Anova  of  influence  attitudes,  perceptions,  and motivations to the farmer’s decision
Tabel 3.  Koefisien  korelasi  antar  variabel  dengan  menggunakan SPSS

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian membuktikan bahwa dalam budaya Batak Toba, kerentanan akan hak-hak perempuan yang diabaikan disebabkan oleh ideologi patriarki masih sangat

Orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan oranglain sesama kelamin, yang diketahuinya atau sepatutnya harusdiduganya belum dewasa, diancam dengan pidana

Terkait dengan hal tersebut, apabila ditarik benang merah maka tari Bêdhaya Êla-êla merupakan hasil ekspresi gerak tubuh, sebagai ekspresi yang bersifat individu, sekaligus hasil

[r]

Bagian Pengawasan Mutu hendaklah memberikan bantuan yang diperlukan atau mengambil bagian dalam pelaksanaan validasi berkala oleh bagian lain, khususnya bagian produksi untuk

Di dalam situs tersebut berisi sejarah Linux, ulasan seputar Linux, forum diskusi bagi para pengguna, tips dan trik, polling, serta tutorial instalasi distro Linux Xandros OS.

PBI 17/3/PBI/2015 untuk kewajiban penggunaan mata uang Rupiah diwilayah NKRI yang berlaku 1 Juli 2015, maka Perusahaan kami memberlakukan transaksi pembelian menggunakan mata

Elnusa adalah satu-satunya perusahaan nasional penyedia jasa hulu migas terpadu yang melayani perusahaan migas nasional mau pun internasional dengan konsep