• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TEGANGAN CONNECTING ROD PADA MOBIL TIPE X DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMERIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TEGANGAN CONNECTING ROD PADA MOBIL TIPE X DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMERIK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TEGANGAN CONNECTING ROD PADA MOBIL TIPE X

DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMERIK

Rudi Saputra1, Hudha Nurzaen2

Program Studi Teknik Mesin, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta Selatan 1 2

email1 : rudisaputra09@yahoo.com

Abstract

Kemajuan teknologi sekarang ini telah menghasilkan berbagai kreasi dalam segala hal yang bertujuan memudahkan segala aktifitas manusia. Ada berbagai sarana transportasi tersedia, mulai dari darat, udara, dan laut. Kendaraan yang diproduksi massal di negara kita umumnya kendaraan darat, salah satunya adalah kendaraan roda empat yaitu mobil. Connecting rod

merupakan komponen mesin yang berperan untuk mengubah gerakan resiprok (maju mundur/turun naik) piston menjadi gerakan berputar (rotary) pada poros engkol. Dalam tugas akhir ini, menganalisa distribusi tegangan connecting rodpada mobil dengan menggunakan metode elemen hingga.Connecting rod yang dianalisa adalah connecting rodmobil dengan 1500 CC. Adapun material dari connecting rod ini ialah AISI 1045 cold drawn dengan kekuatan luluh

(σy) sebesar530 N/mm2. Tujuan tugas akhir ini adalah untuk menganalisa tegangan yang terjadi pada connecting rod setelah dipengaruhi oleh tekanan statis. Setelah itu mencari nilai tegangan

Von Mises yaitu tegangan maksimun dan tegangan minimum untuk mengetahui connecting rod

ini dalam keadaan aman atau tidak dengan bantuan dari software Solidworks 2014. Setelah dilakukan analisa didapat bahwa tegangan Von Mises maksimum yang terjadi yaitu sebesar 39,74332 N/mm2 dan tegangan Von Misesminimum yang terjadi yaitu sebesar 0,00169 N/mm2. Dari hasil tersebut dapat dilihat nilai tegangan Von Mises berada di bawah batas izin tegangan

yield material baja AISI 1045 sehingga connecting rod ini dapat dikatakan dalam keadaan aman.

Keywords: connecting rod, analisis tegangan von mises, metode elemen hingga dan solidworks 2014

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi sekarang ini telah menghasilkan berbagai kreasi dalam segala hal yang bertujuan memudahkan segala aktifitas manusia. Ada berbagai sarana transportasi tersedia, mulai dari darat, udara, dan laut. Kendaraan yang diproduksi massal di negara kita umumnya kendaraan darat, salah satunya adalah kendaraan roda empat yaitu mobil. Agar mobil kita memiliki umur yang lebih panjang maka selain komponen mobil didesain dengan efektif dan efisien, serta tergantung dari material dari komponen tersebut.

Pada saat proses pembakaran yang terjadi di dalam silinder, tenaga yang dihasilkan oleh gas pembakaran sangatlah tinggi. Jika piston dan kelengkapannya tidak mampu menahan daya ledak dari proses pembakaran tersebut, dapat dipastikan kalau piston dan connecting rod (batang piston) dapat pecah. Connecting rod juga dimaksimalkan untuk mampu menahan gaya dari berat pistondan hasil pembakaran dalam silinder. Akibat gaya tersebut connecting rod menerima beban aksial dan lentur sehingga connecting rod

harus mampu menerima beban tersebut. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis ingin mengimplementasikan dari penelitian untuk dapat mengetahui seberapa kuat material connecting rod tersebut, bila tekanan desain 2 kali lebih besar daripada tekanan standar pabrik, sedangkan tekanan standar pabrik mempunyai nilai tekanan 219 psi dinaikan 2 kali lebih besar menjadi 438 psi.

Analisis lebih lanjut mengenai kasus kegagalan yang terjadi pada bagian connecting rod. Kegagalan connecting rod biasanya terjadi karena kelelahan dari material connecting rod, serta menentukan tindakan pencegahan yang efektif dan efisien terhadap kasus kegagalan tersebut. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya tegangan berlebihan yang menyebabkan terjadinya tegangan tinggi hingga mencapai harga kritis dari kekuatan materialnya.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan

(2)

permasalahan pada skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bagaimana menganalisis tegangan connecting rod yang terjadi pada mobil tipe X serta mengetahui seberapa kuat material connecting rod tersebut, bila tekanan desain 2 kali lebih besar daripada tekanan standar pabrik. Batasan Masalah

Adapun batasan – batasan masalah analisis tegangan pada skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak membahas tentang perpindahan panas yang terjadi pada proses pembakaran. 2. Beban – beban yang terjdi pada

struktur connecting rod adalah dari daya maksimal mobil yang

didapatkan dari sumber/referensi. 3. Analisis tegangan menggunakan

program solidwork 2014. 4. Analisis yang dilakukan adalah

komponen connecting rod (batang piston) pada mobil.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari skripsi ini adalah:

1. Menghitung distribusi tegangan yang terjadi pada batang penghubung, baik tegangan maksimal maupun daerah-daerah kritis akibat pembebanan statis dengan Metode Numerik menggunakan program Solidworks 2014.

2. Mengetahui mekanisme kegagalan connecting rod.

3. Mengetahui yield strength maksimal dari baja yang digunakan pada batang penghubung sehingga dapat

dikategorikan aman atau tidak. TINJAUAN PUSTAKA

Connecting Rod

Batang penghubung (Connecting Rod) merupakan komponen mesin yang berperan untuk mengubah gerakan bolak-balik (maju mundur/turun naik) piston menjadi gerakan berputar (rotary) pada poros engkol. Dalam operasinya rod menyangga bantalan untuk pena piston dan pena engkol. Panjang minimum batang di tentukan oleh jari-jari piston dan dimensi pada berat yang berlawanan. Selain itu juga batang penghubung juga dapat menyediakan/melengkapi pena piston dengan pelumasan oli dan dalam beberapa hal dengan pendinginan oli. [1]Pada Gambar 1. adalah komponen connecting rod yang diambil di workshop PT. FHN.

Gambar 1.Connecting Rod. [11]

Jenis Beban Yang Diterima Connecting Rod

Dalam melakukan analisis desain suatu struktur, perlu adanya gambaran yang jelas mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada struktur. Hal penting yang mendasar adalah pemisahan antara beban-beban yang bersifat statis dan dinamis.

a. Beban Statis

Beban statis adalah beban yang memiliki perubahan intensitas beban terhadap waktu berjalan lambat atau konstan.

b. Beban Dinamis

Beban dinamis dapat didefiniskan sebagai beban fungsi waktu. Beban dinamis dapat dikelompokkan atas dua jenis pembebanan yaitu pembebanan kejut (impact) dan beban berfluktuasi (fluctuating) atau disebut juga beban lelah (fatigue) karena dapat menyebabkan kelelahan pada material walaupun nilai beban belum mencapai batas maksimum kekuatan materialnya.

Beban kejut adalah beban yang diberikan pada suatu benda/ material dengan kecepatan tinggi, waktu yang sangat pendek, dan tiba-tiba. Beban berfluktuasi adalah beban yang bekerja pada suatu benda/material dengan amplitudo konstan, amplitude dalam bentuk variabel, dan amplitude secara acak.

Beban fluktuasi amplitudo konstan, secara umum mempunyai ciri-ciri:

1) Memiliki nilai maksimum 2) Memiliki nilai minimum 3) Ada model/tipe siklusnya

Pada umumnya, connecting rod dibuat menggunakan proses casting atau forging dan menerima beban yang bervariasi, yaitu: [11]

• Beban kompresi pada arah longitudinal. Kerusakan yang terjadi pada connecting rod disebabkan oleh stress, yang dihasilkan dari beban kompresi yang besar dan terjadi pada saat pembakaran di ruang bakar.

• Beban tarik yang lain, seperti perubahan kecepatan pada piston.

• Beban bending pada lengan connecting

rod, seperti pada saat pergerakan osilasi

dari poros pin small end maupun big end.

(3)

Konsep Tegangan

Tegangan adalah suatu ukuran intensitas pembebanan yang dinyatakan oleh gaya dan dibagi oleh luas di tempat gaya tersebut bekerja. Komponen tegangan pada sudut yang tegak lurus pada bidang di tempat bekerjanyagaya tersebut disebut tegangan langsung, dan merupakan tegangan tarik atau tensile (positif), atau tegangan tekan atau compressive (negatif). Menurut Iremonger, MJ. Secara matematis definisi tersebut dapat ditulis pada persamaan 2.1 : [7]

(2.1) Dimana :

Konsep Regangan

Regangan adalah suatu bentuk tanpa dimensi untuk menyatakan perubahan bentuk (deformasi). Regangan dinyatakan sebagai pertambahan panjang per satuan panjang. Hukum Hooke menyatakan bahwa dalam batas-batas tertentu, tegangan pada suatu bahan adalah berbanding lurus dengan regangan. Secara matematis, regangan dapat ditulis pada persamaan 2.2 :[7]

(2.2) Dimana :

Metode Elemen Hingga

Salah satu metode komputasional yang sering digunakan untuk menganalisis masalah struktur adalah metode elemen hingga. Untuk menganalisa pengaruh gaya, temperatur dan aliran air atau angin terhadap besaran-besaran seperti deformasi, tegangan, temperatur, tekanan dan kecepatan air dan sebagainya. Sifat-sifat distribusi pengaruh tersebut, dalam suatu massa tergantung dari pada karakteristik sistem gaya dan sistem massa itu sendiri. [13] Metode elemen hingga membagi (diskrit) struktur menjadi kecil tetapi terbatas, yang didefinisikan dengan baik, substruktur elastic (elemen). Dengan menggunakan fungsi polynomial dan dengan operasi matriks, perilaku elastis setiap elemen terus menerus dikembangkan dalam hal material elemen dan sifat geometris. Beban dapat diterapkan dalam elemen (gravitasi, dinamis, termal, dll), pada permukaan elemen, atau di nodal elemen.

Analisis Stress Tiga Dimensi

Persamaan umum untuk menganalisa stress dari suatu continum tiga dimensi, identik dengan persamaan yang dipakai pada kasus dua dimensi dan kasus-kasus yang sebelumnya. Dalam bentuk simbolik, diulang kembali persamaan-persamaan yang berlaku juga untuk kasus tiga dimensi. Persamaan-persamaan menurut Sukatio, Yerri Ir. MT. tersebut adalah : Persamaan Kesetimbangan : [16]

(2.5) Matrik Kekakuan : [16]

(2.3)

Vektor Beban Temperatur Nodal : [16] (2.4) Vektor Gaya Nodal : [16]

(2.5) Vektor Traksi Pada Permukaan : [16]

(2.6) Vektor Body Force : [16]

5.1. Stress Dan Strain Tiga Dimensi

Tinjauan dimulai dengan memperhatikan elemen dengan ukuran dx,dy,dz dalam koordinat

Cartesius. Perhatikan Gambar 2.

Gambar 2. Stress tiga dimensi pada sebuah elemen. [16] Normal stress, berarah tegak lurus pada permukaan elemen dinyatakan dalam dan seterusnya. Dari kesetimbangan moment diperoleh : Oleh karenanya hanya ada tiga tegangan geser yang independen, dan ada tiga normal stress.

(2.8)

Dimana u, v dan w adalah displacement pada arah sumbu x, y, dan z. Tegangan geser (shear stress) diberikan dalam persamaan 2.9 : [16]

(2.9)

(4)

Dalam bentuk matrik kolom, stress dan strain

dinyatakan persamaan 2.10 : [16]

dan (2.10)

Untuk material Isotropik, hubungan antara stress dan strain didapat persamaan pada 2.11: [16]

(2.11)

Matrik konstitutif [C] ditunjukkan pada persamaan 2.12: [16]

Software Solidworks

Solidworks merupakan program rancang bangun yang banyak digunakan untuk mengerjakan desain produk, desain mesin, desain mould, desain konstruksi, ataupun keperluan teknik yang lain. Solidworks dilengkapi dengan tool yang digunakan untuk menghitung dan analisis hasil desain seperti tegangan, regangan, maupun pengaruh suhu, angin, dll. Solidworks adalah program pemodelan yang berbasis fitur parametrik, maksudnya semua objek dan hubungan antar geometric dapat dimodifikasi kembali meskipun geometriknya sudah jadi tanpa perlu mengulang lagi dari awal. Dengan metode ini sangat memudahkan dalam proses desain suatu produk atau rancangan.

Solidworks banyak digunakan untuk merancang

roda gigi, mesin mobil, casing ponsel dan lain-lain. Fitur yang tersedia dalam solidworks lebih easy-to-use dibanding dengan aplikasi CAD lainnya.

Solidworks cocok untuk mahasiswa yang sedang

menempuh pendidikan di jurusan tehnik sipil, tehnik industri dan tehnik mesin, karena proses penggunaan

solidworks lebih cepat dibanding vendor-vendor

software CAD lain yang lebih dulu ada. Solidworks

juga dapat melakukan simulasi pada desain yang dibuat dengan solidworks. Analisis kekuatan desain juga dapat dilakukan secara sederhana dengan

solidworks, dan yang paling penting, solidworks

dapat membuat disain animasi menggunakan fitur yang telah disediakan oleh software solidworks.

METODOLOGI PENELITIAN

Diagram alir metodologi penelitian merupakan gambaran dari langkah-langkah penelitian. Secara garis

besar metode penelitian yang akan dilaksanakan seperti pada gambar 3. :

Gambar 3. Diagram alir metode penelitian.

Dalam melakukan analisa pada connecting rod ini, dibuat urutan proses agar dalam pengerjaan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Dalam skripsi ini, penulis melakukan pemodelan dengan software solidworks 2014.

Data Sifat Material Paduan Baja Aisi 1045 Cold

Drawn

Properti dari material model harus disesuaikan dengan material sesungguhnya yaitu Baja AISI 1045

Cold Drawn seperti yang terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 (%)[17]

Mechanical Properties Metric English

Hardness, Brinell 179 179

Hardness, Knoop 200 200

Hardness, Rockwell B 88 88

Haedness, Vickers 188 188

Tensile Strength, Ultimate 625 MPa 90600 psi Tensile Strength, Yield 530 MPa 76900 psi Elongation At Break 12,0% 12,00%

Reduction Of Area 35,0% 35,00%

Modulus Of Elasticity 205 GPa 29700 ksi

Bulk Modulus 140 GPa 20300 ksi

Poissons Ratio 0,290 0,290

Machinabilitty 55% 55%

Shear Modulus 80,0 GPa 11600 ksi

(5)

Perhitungan Gaya yang Terjadi pada Connecting

Rod

Gaya yang diterima oleh connecting rod ini dapat diketahui melalui persamaan 3.1 : [12]

(3.1)

Dimana :

P = Tekanan dari ruang bakar (N/mm2) F = Gaya yang diterima (N)

A = Luasan daerah yang menerima gaya (mm2 Tekanan yang terjadi sebesar 438 Psi = 3,019 N/mm2 akibat ledakan yang terjadi diruang bakar. Diketahui luas dari piston yang berdiameter 74 mm kemudian mencari luas dari piston melalui persamaan 3.2 : [12]

(3.2)

Menentukan Ketebalan Shank

Gambar 4. I-Section of connecting rod.[14]

Dapat ditentukan luas dari potongan connecting rod dari gambar 4..[14]

(3.3) Lalu moment of inertia dari potongan

connecting rod dari sumbu X. [14]

(3.4)

Dan moment of inertia dari potongan

connecting rod dari sumbu Y. [14]

(3.5) Kemudian menemukan dimensi pada I-section. Karena batang penghubung dirancang dengan mengambil gaya pada batang penghubung (FC) sama dengan gaya maksimum pada piston (FL) karena tekanan gas, oleh karena itu didapat persamaan 3.6. [14]

(3.6)

Buckling Load

Buckling Stress atau tegangan Tekuk adalah ketidakstabilan yang mengarah ke modus kegagalan. Secara teoritis, Tegangan tekuk disebabkan oleh bifurkasi dalam solusi untuk persamaan keseimbangan statis.

Adapun definisi lain mengenai tegangan tekuk adalah suatu proses dimana suatu struktur tidak mampu mempertahankan bentuk aslinya. Konsekuensi buckling pada dasarnya adalah masalah

geometrik dasar, dimana terjadi lendutan besar sehingga akan mengubah bentuk struktur.

Gambar 5. Tipe dari bebean buckling.[14] Kita tahu bahwa batang penghubung dirancang untuk buckling pada sekitar sumbu X (yaitu di bidang gerak batang penghubung) dengan asumsi kedua ujungnya berengsel. Karena faktor keamanannya itu adalah F.S = 10 yang didapat dari

compression ratio 10:1, maka buckling load didapat dengan persamaan 3.7. [14]

WB = FC x F.S. (3.7)

Untuk persamaan 3.7 dapat dituliskan melalui tegangan langsung dengan luas penampang.

(3.8)

Dimana :

= Tegangan Euler (N/mm2)

Pemodelan Connecting Rod Dengan

Menggunakan Solidworks 2014

Untuk melakukan analisa pada connecting rod,

maka diperlukan permodelan connecting rod yang akan dinalisa. Connecting rod pada skripsi ini akan dibuat permodelan dan analisanya dengan menggunakan Software Solidworks 2014.

Connecting rod tersebut dibuat dalam beberapa

komponen, komponen yang dibuat itu antara ain adalah Small End, Big End, dan batang penampangnya. Setelah semua komponen itu dibuat, komponen tersebut akan diassembling atau disatukan menjadi satu komponen utuh untuk memudahkan pada saat dianalisis terlihat pada Gambar 6.

(6)

Gambar 6. Pemodelan connecting rod keseluruhan.

Pada gambar 6.dilihat bahwa connecting rod

tersebut telah dimodelkan secara keseluruhan atau komponennya telah disatukan. Pemodelan

connecting rod tersebut dibuat secara solid menjadi satu komponen utuh. pemodelan connecting rod ini cukup penting karena akan menentukan analisa yang akan dilakukan selanjutnya.

Pemodelan Tegangan Pada Connecting Rod Dengan Software Solidworks 2014

Perhitungan yang dilakukan adalah dengan memodelkan persoalan tersebut kedalam model metode elemen hingga dengan perangkat solidworks

2014. Properti dari material model tersebut disesuaikan dengan material sesungguhnya yaitu paduan Baja AISI 1045 cold drawn. Spesifikasi sifat materialnya dapat dilihat pada table 1.

Hasil tegangan dengan mengguakan perangkat lunak sangat peka terhadap model, jenis tahanan dan pembebanan yang dilakukan. Dalam hal distribusi tegangan pada model connecting rod.

Gambar 7. Distribusi tegangan pada connecting rod.[19]

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat menganalisis tegangan dengan menggunakan

Software Solidworks 2014 adalah membuat geometri

pada connecting rod sebagai tahapan Study, setelah komponen-komponen dari connecting rod sudah dibuat lalu pilih Simulation lalu klik Study Advisor>NewStudy >lalu pilih type static untuk jenis simulasinya.

Setelah itu klik kanan pada bagian Parts untuk memilih jenis material yang digunakan > klik kanan juga pada bagian Fixtures lalu pilih Fixed Geometry, yaitu big end> klik External Loads dengan memilih opsi force lalu pilih bagian small end sebagai permukaan yang terkena tekanan dengan hasil perhitungan sebesar 12977,654 N > Klik Mesh and Run.

Analisis Tegangan Von Mises Pada Connecting

Rod Dengan Software Solidworks 2014

Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa batang penghubung tersebut mengalami tegangan maksimum sebesar 71,80748 N/mm2 yang berada pada daerah yang

ditunjukkan pada gambar 8.

Gambar 8. Tegangan maksimum pada connecting rod.[19]

Sedangkan tegangan minimumnya adalah sebesar 0,00305 N/mm2 yang ditunjukkan pada gambar 9.

Gambar 9. Tegangan minimum pada connecting rod. [19]

(7)

Analisis Simulasi Hasil Translation Displacment Dengan Software Solidworks 2014

Gambar 10. Translation diplacement connecting rod. [19] Dari gambar 10 dapat diketahui bahwa besarnya perpindahan translasi maksimum pada deformasi gambar 4.4 adalah 2616e-002 mm. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan bentuk maksimum yang terjadi pada struktur batang penghubung Baja AISI 1045 cold drawn adalah sebesar 2616e-002 mm dari bentuk awalnya yang ditunjukkan pada daerah yang berwarna merah.

Hasil Print Out Analisis Connecting Rod Dengan Software Solidworks 2014

Tabel 2. Material Properties[19]

Tabel 3. Loads and Fixtures[19]

Tabel 4. Mesh Information[19]

(8)

Tabel 5. Study Result[19]

PEMBAHASAN

Dari hasil perhitungan tekanan yang terjadi pada connecting rod diketahui bahwa tekanan yang terjadi pada connecting rod yaitu tekanan kerja akibat tekanan dari pressure yang bekerja pada saat

mesin terjadi ledakan saat piston berada pada posisi kompresi atau titik mati atas (TMA).

Beban akibat tekanan pressure pada saat

connecting rod beroprasi yaitu beban kompresi pada

arah longitudinal. Kerusakan yang terjadi pada

connecting rod disebabkan oleh stress, yang

dihasilkan dari beban kompresi yang besar dan terjadi pada saat pembakaran di ruang bakar. Pada saat dilakukan analysis dengan menggunakan

Software Solidworks 2014 besar tegangan akibat

tekanan pressure sebesar 438 Psi dan menerima gaya yang sudah diketahui pada perhitungan analitik yaitu sebesar 12977,654 N maka tegangan maksimum yang terjadi pada connecting rod sebesar 71,80748 N/mm2 pada titik nodal 17672, sedangkan tegangan minimum yang terjadi pada connecting rod

sebesar 0,00305 N/mm2 pada titik nodal 11391. Pada perhitungan analitik besar tegangan langsung akibat buckling load sebesar

dan mengalami berubahan bentuk atau displacement minimum 0 mm pada titik nodal 318 sedangkan maksimumnya 0.026165 mm pada titik nodal 11303. Material yang digunakan pada

connecting rod tersebut adalah Baja AISI 1045 cold

drawn yang mempunyai nilai yield Strength sebesar

530 Mpa, dan Tensile Strength sebesar 625 Mpa. Dari data tegangan yang didapat akibat tekanan

pressure pada saat connecting rod beroprasi yaitu

beban kompresi pada arah longitudinal maka dapat disimpulkan tegangan yang terjadi pada connecting rod saat beroprasi masih dibawah batas tegangan maksimum pada connecting rod dan masih dibawah nilai batas yield strength dan tensile straingh pada material maka dapat disimpulkan bahwa connecting rod ini aman.

Tetapi jika beban tinggi ini terus menerus terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan mengakibatkan fatigue, fatigue inilah yang mengakibatkan terjadinya fracture pada connecting rod dan jika dibiarkan maka akan menyebabkan terjadinya kemungkinan patahnya connecting rod.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari analisis mengenai tegangan pada connecting rod pada mobil tipe x adalah sebagai berikut:

1. Parameter utama yang dimasukan untuk menghitung suatu tegangan pada solidworks

2014 adalah gaya dengan perhitungan analitik yaitu sebesar 12977,654 Newton.

2. Material yang digunakan adalah Baja AISI 1045 cold drawn mempunyai nilai yield strength sebesar 530 Mpa, dan tensile strength

625 Mpa. Sedangkan tegangan langsung akibat buckling load sebesar , maka dapat disimpulkan connecting rod dapat terbukti aman karena tegangan buckling load

(9)

yang terjadi pada perhitungan analitik masih dibawah yield strength pada material yang digunakan.

3. Berdasarkan analisis stress dengan menggunakan software solidworks 2014 didapat hasil tegangan akibat tekanan atau

pressure yang terjadi di ruang bakar, bagian

yang mendapatkan tegangan yang terbesar adalah pada bagian small end (gambar 4.2). Tegangan yang diterima pada small end adalah sebesar 71,80748 N/mm2 pada titik nodal 11391 (tabel 4.4).

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abidin, Zainal. 2015. Analisis Tegangan

dan Defleksi Pada Connecting Rod Sepeda

Motor 100cc. Sumatera Selatan: Universitas Sriwijaya.

[2] Brooks, Charlie R. Choudhury , Ashok. 2008. Failure Analysis of Engineering

Materials. McGraw-Hill.

[3] Engine Mechanical Manual Book ESM Nissan March MY13.

[4] Engine Mechanical Manual Book. 2009. PT. Nissan Motor Indonesia.

[5] Hamrock, B.J., Jacobson, Bo dan Schmid, S.R. 1999. Fundamentals Of Macjine

Elements. Singapore: McGraw-Hill.

[6] H.S, Hendry. 2011. Pengetahuan Bahan dan Teknik.

[7] Iremonger, MJ. 1990. Dasar Analisis Tegangan. Jakarta: Universitas Indonesia. [8] Khovakh, M. 1979. MotorVehicle Engines.

Moscow:MIR Publisher.

[9] Laintarawan I Putu, Nyoman Suta dan Wayan Artana. 2009. Buku Ajar Elemen

Hingga. Denpasar: Universitas Hindu

Indonesia.

[10] New Step 1 Manual Book Toyota Astra Motor

[11] Nurdiyansyah, Rendy. 2012.

Tegangan Pada Connecting Rod.

Semarang: Universitas Diponegoro. [12] Petrovsky, M. 1973. Marine

Internal Combustion Engine. Moscow:

MIR Publisher.

[13] Professor Olek Zienkiewicz: Founder of Finite Element Method.

[14] R. S. Khurmi dan J. K. Gupta. 2005. A Text Book Of Machine Design.

India: Eurasia Publishing House.

[15] Shigley Joseph E, Mitchell Larry D, Harahap Gandhi. 1984. Perencanaan Teknik Mesin, Edisi ke empat, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

[16] Sukatio, Yerri Ir. MT. 2004.

Dasar-Dasar Metode Elemen Hingga.

Yogyakarta: Andi.

[17] Matweb Material Property Data.http://matweb.com

[18] Widiajaya. 2012. Perancangan dan Pengembangan Connecting Rod dan Crankshaft Mesin Otto Satu Silinder

Empat Langkah Berkapasitas 65 CC.

Jakarta: Universitas Indonesia.

[19] Computer Program Solidworks 2014 Versi SP 2.0

[20] https://www.slideshare.net/cruzsar wan/buku-soliworks

Gambar

Gambar 1.Connecting Rod.  [11]
Diagram alir metodologi penelitian merupakan  gambaran dari langkah-langkah penelitian
Gambar 5. Tipe dari bebean buckling. [14]  Kita tahu bahwa batang penghubung dirancang  untuk  buckling  pada sekitar sumbu X (yaitu di  bidang gerak batang penghubung) dengan asumsi  kedua ujungnya berengsel
Gambar 6. Pemodelan connecting rod keseluruhan.
+3

Referensi

Dokumen terkait

(www.kompas.com). Berdasarkan survei awal yang dilakukan terhadap sepuluh remaja yang bermain internet >5 jam perhari diperoleh jawaban; 70% mengatakan bahwa mereka biasanya

(1) Seksi Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,

Judul : Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bayi Dengan Berat Badan Bayi (Usia 1-12 Bulan) Di Posyandu Nusa Indah Rw 5 Kelurahan Krembangan

Berdasarkan hasil analisis data uji simultan, dapat diketahui bahwa variabel promosi penjualan, harga, dan pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat konsumen

(Linje 592) Det bevidner om at det er svært for den enkelte at se hvor og hvilken forskel det gør om man køber det ene eller det andet produkt. Vi undre os her over hvordan

Namun setelah Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Sultan Ternate ke-19 kembali dari Giri, Gresik dan menyandang gelar Sultan, agama Islam menjadi agama resmi Kesultanan. Dari Ternate,

Muara Sungai Wulan merupakan salah satu kawasan bermangrove yang masih tersisa di wilayah Pantai Utara Jawa Tengah. Perputaran nutrien yang ada di perairan

Berdasarkan pendapat yang telah di paparkan dapat disimpulkan analisis data digunakan juga untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti, karena analisis data yang