• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALYSIS OF THE EFFECT OF SELFISHNESS NODE ON PERFORMANCE OF ENDEMIC ROUTING IN OPORTUNISTIC NETWORK A THESIS Presented as Partial Fulfillment of Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Department

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALYSIS OF THE EFFECT OF SELFISHNESS NODE ON PERFORMANCE OF ENDEMIC ROUTING IN OPORTUNISTIC NETWORK A THESIS Presented as Partial Fulfillment of Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Department"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENGARUH NODE SELFISHNESS PADA KINERJA

PROTOKOL ROUTING EPIDEMIK DIJARINGAN OPORTUNISTIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

Agustinus Indriyadi

145314027

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ANALYSIS OF THE EFFECT OF SELFISHNESS NODE ON PERFORMANCE OF ENDEMIC ROUTING IN OPORTUNISTIC

NETWORK

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of Requirements to Obtain Sarjana

Komputer Degree in Informatics Engineering Department

By:

AGUSTINUS INDRIYADI

145314027

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH NODE SELFISHNESS PADA KINERJA

PROTOKOL ROUTING EPIDEMIK DIJARINGAN OPORTUNISTIK

Oleh:

Agustinus Indriyadi

145314027

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing,

(4)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH NODE SELFISHNESS PADA KINERJA

PROTOKOL ROUTING EPIDEMIK DIJARINGAN OPORTUNISTIK

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Agustinus Indriyadi

145314027

Telah dipertahankan di depan panitia penguji

Pada tanggal 14 Januari 2019

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T. ...

Sekretaris : Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom. ...

Anggota : Bambang Soelistijanto, Ph.D. ...

Yogyakarta, ... Januari 2019

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv

Tidak ada manusia yang jahat sejak lahir, hanya keadaan yang buruk.

Jadi saat kau merasa benci, marah dan tidak mengerti, cobalah untuk

membaca dan berpikir semuanya secara terbalik.

Maka semuanya akan masuk akal.

(6)

v

PERNYATAAN LEMBAR KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Januari 2019 Penulis

(7)

vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mehasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agustinus Indriyadi

NIM : 145314027

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

ANALISI PENGARUH NODE SELFISHNESS PADA KINERJA PROTOKOL

ROUNTING EPIDEMIK DI JARINGAN OPPORTUNISTIK

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk angkalan data, mendistribusikannyasecara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 7 Januari 2019 Penulis,

(8)

vii

ABSTRAK

Jaringan Oportunistik merupakan jaringan komunikasi nirkabel tanpa memakai infrastruktur. Dimana setiap perangkat yang ada di jaringan yang akan mengirimkan pesan dan perangkat yang meneruskan pesan yang diterima. Sebuah perangkat yang mengirim dan menerima pesan secara terus menerus akan menghabiskan banyak sumber daya pada perangkat tersebut. Kejadian tersebut mengakibatkan perangkat menjadi selfish atau tidak kooperatif dengan tujuan menghemat sumber daya perangkat tersebut. Penelitian ini melakukan pengamatan terhadap pengaruh perangkat (node) selfish terhadap pengiriman pesan pada jaringan oportunistik menggunakan protokol routing Epidemik dengan matrik unjuk kerja delivery probability, buffer occupancy, latency, total relay message dan latency. Pergerakan yang digunakan untuk

mendapatkan data tersebut adalah Haggle3-Infocom05, Haggle4-Cambridge, Haggle6-Infocom06, dan MIT Reality Mining, dengan menggunakan beberapa model

distribusi nilai selfish yaitu uniform distribution, percentage of selfishness, dan normal distribution. Dilihat dari hasil terlihat bahwa perangkat yang kooperatif memiliki

(9)

viii

ABSTRACT

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat dan karunia bagi kita semua. Berkat dan karunia-Nya pula yang memampukan penulis menyelesaikan tulisan ini dengan keterbatasan waktu dan wawasan yang dimiliki penulis.

Bagi penulis, tugas akhir ini ibarat puncak dari perjalanan masa studi penulis di bangku kuliah. Banyak tantangan yang harus dihadapi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Tetapi banyaknya tantangan yang dihadapi membuat penulis menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini mustahil diselesaikan tanpa adanya bantuan yang diberikan kepada penulis.

Banyak pihak yang berperan membantu penulis menyelesaikan tulisan ini. Namun secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua orangtua penulis untuk dukungan tulus yang diberikan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar penulis yang selalu memberi semangat kepada penulis. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Pak Anto dan seluruh dosen yang telah membimbing penulis selama masa kuliah serta teman-teman penulis yang selalu setia membantu penulis baik secara langsung maupun tidak.

Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan tugas akhir ini. Saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis terima untuk hasil yang lebih baik di hari mendatang.

(11)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN LEMBAR KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I ... 1

PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Batasan masalah ... 3

1.6 Metode penelitian ... 3

1.7 Sistematika Penulisan... 4

BAB II ... 6

LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Mobile Ad Hoc Network (MANET) ... 6

2.2 Jaringan Opportunistik ... 6

2.3 Protokol Routing Epidemik ... 7

2.4 Selfishness dan Altruism ... 7

(12)

BAB III... 9

PERANCANGAN SIMULASI ... 9

3.1 Parameter Simulasi ... 9

3.2 Pergerakan Node ... 10

3.3 Distribusi Nilai Alturism ... 11

3.4 Skenario Simulasi ... 12

3.5 Parameter Unjuk Kerja ... 12

BAB IV ... 15

PENGUJIAN DAN ANALISIS ... 15

4.1. Tabel Perbandingan Hasil Simulasi ... 15

4.2 Perbandingan Delivery Probability, Total Relayed Message, Overhead Ratio dan Latency ... 19

4.3 Perbandingan Buffer Occupancy per Node ... 27

BAB V ... 33

KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

5.1 Kesimpulan ... 33

5.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi merupakan karya manusia yang terus menerus berkembang misalnya saja teknologi jaringan. Teknilogi jaringan berkembang pesat pada jaringan nirkabel (wireless) yang memiliki ragam jaringan. Jaringan oportunistik tidak membutuhkan infrastruktur dalam melakukan komunikasi, setiap perangkat saling berhubungan satu sama lain pada interval yang tidak dapat diprediksi dengan durasi yang tak terduga dari setiap kontak. Pada teknologi nirkabel muncul beberapa jenis jaringan yang memiliki kelebihan serta masalah tersendiri. Seperti contohnya jaringan penanggulangan bencana, jaringan antar planet, jaringan militer yang memiliki tantangan baru pada ranah jaringan komputer.

Mobile Ad-Hoc Network (MANET) adalah jawaban dari

tantangan-tantangan itu, konsep komunikasi MANET yang tidak memerlukan infrastruktur dan menggunakan multi-hop wireless communication (smartphone, komputer). Tetapi MANET selalu tersedia end-to-end path source dan destination. Pada jaringan MANET setiap node dalam jaringan

dapat bertindak sebagai penyedia router (relay) digunakan sebagai penghubung dengan node yang lain, sehingga semua node pada suatu jaringan bertanggung jawab dalam proses pertukaran informasi.

(14)

Suatu node atau perangkat bisa dikatakan selfish jika perangkat tersebut tidak mau meneruskan pesan yang diterimanya. Tindakan tersebut dapat memiliki dampak jika diterapkan dijaringan opportunistik. Beberapa node selfish yang ada disuatu jaringan akan mengurangi beban jaringan. Selain sifat selfish ada sifat lainnya yaitu sifat altruism yang artinya, semakin besar nilai

(15)

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang didapat adalah bagaimana peforma kinerja protokol epidemik dijaringan opportunistik jika menerapkan node selfishness.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari tugas akhir ini adalah mengetahui pengaruh penerapan node selfishness di dalam protokol eidemik di jaringan opportunistik.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pemilihan protokol yang ada dijaringan opportunistik.

1.5 Batasan masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Menggunakan protokol epidemik

2. Parameter yang digunakan adalah total relayed message, delivery probability, overhead ratio, latency average.

3. Simulator yang digunakan adalah the ooprtunistic network environment simulator (The One Simulator)

1.6 Metode penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi pustaka

Mencari dan mengumpulkan referensi dan menerapkan teori untuk mendukung tugas akhir meliputi:

a. Teori MANET

(16)

d. The One Simulator

2. Pengumpulan bahan penelitian

Pengumpulan bahan penelitian menggunakan dataset yang tersedia diwebsite dengan alamat :

http://www.shigs.co.uk/index.php?page=traces .

3. Pembuatan alat uji

Alat uji dibuat dengan melakukan perancangan sistem dilakukan dengan menerapkan skenario selfishness pada node yang ada di protokol Epidemik sehingga dapat mengidentifikasi dari hasil yang dihasilkan.

4. Analisis data simulasi

Analisis didapat dari hasil simulasi yang dikelola, yang kemudian disesuaikan dengan parameter unjuk kerja.

5. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dari hasil yang sudah dianalisis dengan acuan parameter unjuk kerja yang telah ditentukan.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang penjelasan dari beberapa teori antara lain adalah Mobile Ad Hoc Network (MANET), Jaringan Opportunistik, Protokol Routing Epidemik, Selfishness dan Alturism, The One Simulator.

BAB III PERANCANGAN SIMULASI

(17)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang pelaksanaan simulasi dan analisis data hasil simulasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Mobile Ad Hoc Network (MANET)

Mobile ac hoc network (MANET) adalah jaringan nirkabel (tanpa

infrastruktur) yang terdiri dari beberapa node. Setiap perangkat pada jaringan ini yang dijadikan node memiliki sifat mobile. Semua node yang ada di dalam suatu jaringan tidak akan hanya menjadi pengguna (host) saja, tetapi node tersebut bisa menjadi router untuk menghubungkan antar node yang lain.

Di dalam jaringan MANET, sebuah node akan melakukan komunikasi secara peer to peer untuk mengirim sebuah pesan dari node pengirim asal (source) menuju ke node tujuan (destination) dengan cara multihop. Informasi yang didapat pada sebuah node akan disimpan terlebih dahulu lalu akan diteruskan ke node yang lainnya. Berhubung node bisa bergerak maka topologi jaringan akan berubah, dan dengan perubahan topologi tersebut setiap node harus tahu perubahan topologi tersebut.

2.2 Jaringan Opportunistik

(19)

Jaringan oportunistik menggunakan metode store (menyimpan), carry (membawa), dan forward (meneruskan). Sebuah data yang diterima akan disimpan terlebih dahulu sebelum diteruskan, hal tersebut dilakukan karena untuk mengantisipasi jika node selanjutnya tidak dapat dijangkau atau mati atau kendala lainnya. Bundle layer mengimplementasikan mekanisme tersebut yang dimana setiap perangkat dapat menyimpan dan membawa pesan kedalam memori (buffer) serta dapat meneruskan pesan ke node selanjutnya yang terkoneksi.

2.3 Protokol Routing Epidemik

Protokol routing epidemik muncul karena protokol routing pada MANET gagal bekerja dengan baik dijaringan oportunistik. Epidemik dirancang sebagai routing berbasis flooding forwarding, yang artinya protokol ini membanjiri jaringan dengan salinan pesan. Tujuan dari protokol ini adalah untuk memaksimalkan tingat pengiriman pesan dan meminimalisir delay. Konsep epidemik sama seperti penyakit menular pada manusia, diibaratkan pesan adalah penyakit dan perangkat adalah manusia.

2.4 Selfishness dan Altruism

Selfishness adalah sifat yang dimiliki sebuah node apabila node tersebut

(20)

2.6 The One Simulator

(21)

9

BAB III

PERANCANGAN SIMULASI

3.1 Parameter Simulasi

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Parameter Randomwalk

Haggle3-Infocom05

336400 274883 987529 345915 16981816

Transmit Speed

250kBps 250kBps 250kBps 250kBps 250kBps

(22)

3.2 Pergerakan Node

Dalam penelitian ini, pergerakan node yang digunakan adalah pergerakan real atau pergerakan manusia yaitu:

• Haggle 4 – Cambridge

Dataset yang berisi data pertemuan antar pelajar di Universitas Cambridge. Jumlah partisipan yang digunakan dalam simulasi ini adalah 36 orang. Lokasi pengambilan data berada di kota Cambridge, Inggris. Selain membawa 36 orang mahasiswa Cambridge, iMotes juga diletakan di beberapa tempat yang sering dikunjungi partisipan, yaitu laboratorium komputer Universitas Cambridge, toko penjual bahan makanan, pubs, supermarket, pusat perbelanjaan di Kota Cambridge. Durasi simulasi pada dataset ini adalah 987529, sekitar 11.43 hari.

• Haggle 3 – Infocom 05

Dataset ini berisi data pertemuan antar partisipan pada konferensi IEEE infocom di Miami. Setiap partisipan diberi device (iMotes) yang digunakan untuk mencatat data pertemuan antar partisipan. Dari 50 partisipan yang dipilih, device yang menghasilkan data yang dapat digunakan untukmelakukan penelitian sebanyak 41 device. Durasi simulasi pada dataset ini adalah 254150 detik, sekitar 2.94 hari.

• Haggle 6 – Infocom 06

Dataset ini berisi data pertemuan antar warga di kota metropolitan yang sibuk di Barcelona. Setiap partisipan diberi device (iMotes) yang digunakan untuk mencatat data pertemuan antar partisipan. Pada dataset ini, partisipan yang ikut dan valid berjumlah 98 device. Durasi simulasi pada dataset ini adalah 342915 detik, sekitar 3.97 hari.

(23)

Dataset ini berisi data pertemuan antar pelajar dari 2 fakultas di Universitas MIT. Jumlah partisipan yang digunakan dalam simulsi ini sebanyak 75 pelajar. Fakultas Media Laboratory dan 25 pelajar dari Fakultas Business. Durasi simulasi pada dataset ini adalah sekitar 1 semester akademik. Dari 100 partisipan yang dipilih, device yang menghasilkan data yang valid dan dapat digunakan untuk melakukan penelitian sebanyak 97 device.

3.3 Distribusi Nilai Alturism

Nilai alturism dapat diamati dalam banyak aspek masyarakat modern, yang biasanya memiliki jaringan hubungan pertukaran yang padat, pembagian makanan, peperangan kolektif, perburuan kooperatif. Umumnya, setiap node (orang) memiliki alturism yang berbeda-beda tergantung dari kepeduliannya terhadap node (orang) lain. Dibawah ini terdapat beberapa jenis model distribusi yang digunakan dalam penelitian ini:

• Percentage of Selfishness

Persentase keegoisan, persentase titik egois bervariasi antara 0 sampai 100, dan titik yang lain adalah alturistik. Yang dimaksud dari pesentase distribusi ini adalah persebaran alturisme paling sederhana, tapi sebagaimana yang kita ketahui, sebuah titik biasanya tidak akan sepenuhnya egois atau alturistik.

Dalam skenario ini persentase of selfishness node dibagi menjadi 3, yaitu 30%, 50%, 70% dari total jumlah node. node yang selfish akan benar-benar egois, dan sebaliknya node yang alturism akan benar-benar-benar-benar peduli.

• Uniform Distribution

Adalah distribusi seragam, tingkat alturism pada seluruh populasi tersebar seragam antara 0 dan 1. Seragam dan normal adalah distribusi yang populer dijumpai dan sangat memungkinkan dijadikan model bagi alturism.

(24)

• Normal Distribution

Distribusi normal, tingkat alturism pada keseluruhan populasi mengikuti distribusi normal dengan tingkat normal antara 0 sampai 1. Dalam penerapan kali ini, distribusi normal dibagi menjadi 5 bagian, setiap bagian memiliki nilai alturism 0.1, 0.3, 0.7, 0.9, 1, dengan nilai rata-rata 0.5 dan simpangan baku 0.5. Untuk menccari berapa persen luas wilayahnya dapat menggunakan table normal z.

3.4 Skenario Simulasi

Skenario yang digunakan dalam penulisan ini adalah: Protokol

Routing

Pergerakan Node Jumlah Node Waktu Simulasi (detik)

Epidemic RandomWalk 300 336400

Epidemic Haggle4-Cambridge 36 987529

Epidemic Haggle3-Infocom05 41 274883

Epidemic Haggle6- Infocom06 98 342915 Epidemic MIT Reality Mining 97 16981816

Skenario pengujian yang dimainkan dalam penelitian ini adalah mengubah distribusi nilai alturism dari setiap node. Nilai alturism dan selfishness dibagi menjadi beberapa model distribusi yaitu:

a. Uniform Distribution b. Percentage of Selfishness c. Normal Distribution

3.5 Parameter Unjuk Kerja

(25)

• Total Relayed Message

Total relayed message adalah jumlah keseluruhan dari pesan, pesan yang disampaikan dan pesan yang terkirim yang ada di jaringan.

• Delivery Probability

Deliveri probability adalah menunjukan berapa banyak pesan yang terkirim ke tujuan (destination) dan berapa banyak pesan yang dibuat. Secara garis besar deliveri probability akan menyimpulkan nilai probabilitas pesan yang berhasil dikirimkan ke tujuan (node destination). Rasio antara jumlah pesan yang terkirim ke node destination dibagi dengan jumlah pesan yang dibuat. Deliveri Probability menggunakan rumus:

𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑦 𝑃𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒

• Overhead Ratio

Overhead ratio adalah matriks yang digunakan untuk memperkirakan copy pesan dari pesan asli yang disebarkan di dalam jaringan. Jaringan dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila memiliki overhead yang rendah. Rumus overhead ratio adalah:

𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑆𝑢𝑚 𝑜𝑓 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑦𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒

• Latency Average

Latency average adalah metriks unjuk kerja jaringan yang digunakan untuk mengetahui jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan sebuah pesan untuk mencapai node destination sejak pesan tersebut dibuat. Latency average menggunakan rumus:

𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑐𝑦 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =𝑆𝑢𝑚 𝑜𝑓 𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑜𝑓 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒

(26)

Buffer occupancy adalah metriks unjuk kerja jaringan yang digunakan untuk mengetahui jumlah rata-rata konsumsi buffer dengan skala antara 0-100%. Buffer occupancy menggunakan rumus:

(27)

15

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

4.1. Tabel Perbandingan Hasil Simulasi

Dibawah ini merupakan hasil yang didapat setelah melakukan simulasi dengan jumlah lima kali di setiap pergerakan yang digunakan yaitu Haggle-Infocom5, Haggle4-Cambridge-iMotes, Haggle-Infocom6 dan Reality MIT. Protocol yang digunakan dalam simulasi adalah protocol routing Epidemik dan Protokol routing Epidemik menggunakan scenario node Selfishness:

Uniform Percentage

Probability 0.4086 0.43986 0.4518 0.30582 0.21702 0.12942 Overhead

Ratio 39.35264 38.97698 39.01312 38.34966 39.63824 38.60354 Latency

Average 8365.033 7890.129 7599.073 7594.207 7626.526 8158.655

Matriks Distribusi Normal

Cooperative

Total Relayed

Message 24617.8 25376

Delivery

(28)

Overhead

Ratio 38.78304 38.9622

Latency

Average 7639.361 7395.3244

Uniform Percentage

Matriks 0.3 0.5 0.7 0.3 0.5 0.7

Total Relayed

Message 24042.8 13841.8 30312.6 19836.2 13841.8 7279.4 Delivery

Probability 0.41706 0.48002 0.52864 0.32078 0.2205 0.1143 Overhead

Ratio 34.11626 33.89744 33.92478 33.36982 33.8969 34.47838 Latency

Average 40186.74 37547.14 36834.5 36190.28 37228.74 40218.63

Matriks Distribusi Normal

Cooperative

Total Relayed

Message 30349.8 33185

Delivery

Probability 0.48292 0.5786 Overhead

(29)

Latency

Average 36393.98 35514.9821

Uniform Percentage

Matriks 0.3 0.5 0.7 0.3 0.5 0.7

Total Relayed

Message 30855.8 35142.2 37498.8 24144.6 16553.6 9226.4 Delivery

Probability 0.51844 0.58136 0.62088 0.40612 0.28412 0.1509 Overhead

Ratio 94.58816 96.04816 95.95122 94.40452 92.5118 96.9407 Latency

Average 7008.542 5993.081 5524.02 5589.951 5743.792 6916.062

Matriks Distribusi Normal

Cooperative

Total Relayed

Message 37476.8 39564

Delivery

Probability 0.61154 0.6469 Overhead

Ratio 97.37386 97.1737

Latency

(30)

Uniform Percentage

Matriks 0.3 0.5 0.7 0.3 0.5 0.7

Total Relayed

Message 1043109 1202462 1270621 861420.8 558246.6 278949.8 Delivery

Probability 0.36274 0.4174 0.44112 0.29842 0.1938 0.09674 Overhead

Ratio 95.49702 95.66582 95.65614 95.86154 95.66316 95.86024 Latency

Average 277923.3 248276.9 233516.8 239253.6 261976.3 276687.6

Matriks Distribusi Normal

Cooperative

Total Relayed

Message 1261673 1322133

Delivery

Probability 0.43828 0.4595 Overhead

Ratio 95.59724 95.5624

Latency

Average 234323 221448.763

(31)

node altruism dari jumlah keseluruhan node yang ada dijaringan. Hal tersebut diharapkan dapat mewakili pola dari pengambilan nilai altruism pada masing-masing distribusi.

4.2 Perbandingan Delivery Probability, Total Relayed Message, Overhead

Ratio dan Latency

0

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

Percentage 0.5 Percentage 0.7 Dist Normal 0.5 cooperative

0

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

(32)

Dari hasil diatas terlihat bahwa protocol Epidemik sendiri lebih unggul dari pada setiap jenis pergerakan yang sudah diujikan, hal tersebut terjadi karena pengaruh dari node yang memiliki sifat selfishness terhadap setiap pengiriman pesan kepada node tetangga. Sebuah node yang akan menerima pesan dari node lain, node tersebut akan memeriksa nilai altruism yang ada padanya terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan lebih lanjut. Semakin kecil nilai altruism pada sebuah node maka semakin kecil pula sebuah node mau menerima suatu pesan. Pesan yang ditolak oleh node yang

0

Uniform 0.3 uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

Percentage 0.5 Percentage 0.7 Dist Normal 0.5 Cooperative

0

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

(33)

memiliki nilai altruism yang kecil akan hilang dengan sendirinya sesuai dengan time to live yang ada pada pesan tersebut sudah habis. Jika sebuah pesan yang dibuat lebih banyak daripada pesan yang terkirim maka sudah jelas nilai probabilitas pesan yang terkirim semakin kecil.

Selain dari dampak menurunnya probabilitas pesan yang terkirim, ada dampak lain yang ditimbulkan dari nilai selfishness yang ada pada node yaitu jumlah pesan yang ada dalam suatu jaringan karena terdapat beberapa node yangmemiliki nilai selfishness yang tinggi tidak mau meneruskan pesan.

0

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

Percentage 0.5 Percentage 0.7 Dist Normal 0.5 cooperative

0

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

(34)

Terlihat dalam penyebaran pesan pada protocol Epidemic tanpa menggunakan metode node selfish lebih ungul dari pada yang menggunakan protocol epidemic yang menggunakan metode node selfish. Metode node selfish memiliki jumlah persebaran pesan lebih sekikit daripada yang tidak memiliki nilai selfishness pada semua distribusi. Probabilitas meneruskan pesan akan naik jika sebuah node memiliki nilai altruism yang tinggi atau hampir menyentuh nilai satu. Tapi sebaliknya jika sebuah node memiliki nilai altruism yang kecil maka probabilitas sebuah pesan akan meneruskan pesan akan

0

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

Percentage 0.5 Percentage 0.7 Dist Normal 0.5 Cooperative

(35)

semakin kecil. Persebaran pesan dipengaruhi oleh probabiltas sebuah pesan yang mau mengirimkan pesan. Semakin kecil jumlah persebaran pesan akan mempengaruhi penurunan cost yang digunakan dalam jaringan tersebut. Penurunan jumlah persebaran pesan akan mempengaruhi juga dengan penurunan overhead ratio.

37,5

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

Percentage 0.5 Percentage 0.7 Dist Normal 0.5 cooperative

32,8

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

(36)

Dalam hasil diatas terlihat beberapa distribusi memiliki nilai overhead ratio yang tinggi dari pada jaringan yang tidak memiliki nilai selfishness. Hal tersebut terjadi karena pengaruh karena beberapa distribusi tersebut memiliki nilai selfishness yang rendah, sebaliknya jika suatu jaringan memiliki sifat selfishness yang tinggi maka nilai overheadnya akan menurun.

Dengan adanya nilai selfishness pada sebuah jaringan maka akan membuat beban jaringan menjadi menurun. Tetapi hal tersebut juga akan berpengaruh pada

90

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

Percentage 0.5 Percentage 0.7 Dist Normal Cooperative

95,3

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

(37)

lamanya pesan akan sampai ke destination atau tujuan. Saat sebuah node memiliki nilai selfishness yang tinggi akan mengakibatkan probabilitas node tersebut meneruskan pesan akan menurun. Penurunan penerusan pesan disebuah jaringan akan berdampak pada lamanya pesan akan sampai ke tujuan.

6800

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

Percentage 0.5 Percentage 0.7 Dist Normal cooperative

33000

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

(38)

Dari hasil diatas terlihat bahwa jaringan yang memiliki sifat selfishness mengakibatkan nilai latency yang tinggi dibandingkan jaringan yang tidak memiliki sifat selsifhness. Jaringan yang memiliki sifat selfishness akan membuat jaringan tersebut memiliki beban yang kecil, tetapi hal tersebuat akan menambah lamanya pesan sampai ke tujuannya.

Semua distribusi selain yang cooperative diatas terlihat memiliki nilai latency yang besar.

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

Percentage 0.5 Percentage 0.7 Dist Normal 0.5 Cooperative

0

Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7 Percentage 0.3

(39)

4.3 Perbandingan Buffer Occupancy per Node

Haggle-Infocom5

0 10 20 30 40 50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Haggle3-Infocom5: Buffer Occupancy - Uniform

Cooperative Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7

0 10 20 30 40 50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Haggle3Infocom5: Buffer Occupancy

-Percentage

(40)

Haggle4-Cambridge-iMotes

Haggle3-Infocom5: Buffer Occupancy - Distribusi Normal

Cooperative Distribusi Normal 0.5

0

Haggle4-Cam-iMotes: Buffer Occupancy - Uniform

(41)

0 10 20 30 40 50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Haggle4CamiMotes: Buffer Occupancy

-Percentage

Cooperative Percentage 0.3 Percentage 0.5 Percentage 0.7

0 10 20 30 40 50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Haggle4CamiMotes: Buffer Occupancy

-Distribusi Normal

(42)

Haggle6-Infocom6

0 10 20 30 40

0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96

Haggle6-Infocom6: Buffer Occupancy - Uniform

Cooperative Uniform 0.3 Uniform 0.5 Uniform 0.7

0 5 10 15 20 25 30 35

0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96

Haggle6-Infocom6: Buffer Occupancy - Percentage

(43)

Reality MIT 0

5 10 15 20 25 30 35

0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96

Haggle6-Infocom6: Buffer Occupancy - Distribusi Normal

Cooperative Distribusi Normal 0.5

0 5 10 15 20 25 30 35 40

0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96

Reality MIT: Buffer Occupancy - Uniform

(44)

Terlihat dari grafik diatas bahwa jaringan yang memiliki nilai selfishness yang tinggi maka jumlah rata-rata pemakaian buffer akan lebih rendah dibandingkan dengan jaringan yang tidak memiliki nilai selfishness. Jaringan yang tidak memiliki sifat selfishness memiliki rata-rata pemakaian buffer yang tinggi karena semua node yang ada didalam jaringan tersebut mau menerima dan meneruskan pesan yang otomatis semua node memiliki pesan pada buffernya.

0

Reality MIT: Buffer Occupancy - Percentage

Cooperative Percentage 0.3 Percentage 0.5 Percentage 0.7

0

Reality MIT: Buffer Occupancy - Distribusi Normal

(45)

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari melakukan pengujian dan analisis yang didapat dari simulasi, maka kesimpulan yang didapat adalah:

Protocol routing Epidemik memilik probabilitas yang tinggi dalam terkirimnya pesan ketujuan, tetapi hal tersebut membutuhkan resource dan biaya yang tinggi karena pemakaian buffer yang tinggi pengaruh dari jumlah persebaran pesan.

Resource dan biaya yang tinggi dapat diminimalisir dengan menggunakan metode node selfishness, tetapi kerugian dari hal tersebut adalah berkurangnya probabilitas pesan terkirin ke tujuan dalam suatu jaringan.

5.2 Saran

(46)

34

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ariyadi, Thomas Yanuar Nugroho Pengaruh “Node selfishness pada Kinerja Protokol Routing Buble Rap di Jaringan Sosial Oportunistik,” 2018

[2] H. Pan, X. Kuang, O. L. Victor, L. Vito and L. Pietro, "Selfishness, Alturism and Message Spreading in Mobile Social Network," IEEE, 2009.

[3] Ch. Srividya, and N. Rakesh “Enchancement and Performance Analysis of Epidemic Routing Protocol for Delay Tolerant Networks,” ICISC, 2017. [3] Kusuma, Michael Donny “Analisis Efek Transfer Acknowledgement pada

Protokol EpidemicTerhadap Beban Jaringan di Pergerakan Random dan

(47)

35

LAMPIRAN

1. EpidemicDecitionEngine

(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

Gambar

Tabel Perbandingan Hasil Simulasi .........................................................
Tabel Perbandingan Hasil Simulasi

Referensi

Dokumen terkait

ISPA sering disebut sebagai penyakit musiman. Epidemik ISPA pada negara yang memiliki empat musim berlangsung pada musim gugur dan musim dingin, yakni sekitar bulan

Tés nya éta saréntétan pertanyaan atawa latihan sarta alat séjén anu digunaken pikeun ngukur katerampilan, pangaweruh, kamampuh anu dipiboga ku hiji jalma atawa kelompok

Sesuai jadwal Pengumuman Seleksi Sederhana Nomor : 34/PAN-APBD/VII/2013 tanggal 23 Juli 2013, pekerjaan : Jasa Konsultan Pengawasan Peningkatan Jalan Usaha Tani , Panitia

Membuat mobile application yang berfungsi sebagai sarana pendukung promosi lembaga pendidikan Primagama dan simulasi tryout pada ponsel berbasis symbian menggunakan Flash

0,5%. 47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering. 48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI. b) Setiap

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan menggunakan desain penelitian non-quivalent control groups design. Tujuan dari penelitian

Of the six variables, three variables: drainage system, traffic load and maintenance of roads has an average value / mean more than 4 and very influential on road pavement

High genetic variations among groups but low genetic variability within population according to nucleotidic diversity is likely to be the consequence of an