• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas terstruktur merupakan kegiatpan pembelajaran yang berupa. siswa, tanpa interaksi langsung antara guru dan murid, dan harus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas terstruktur merupakan kegiatpan pembelajaran yang berupa. siswa, tanpa interaksi langsung antara guru dan murid, dan harus"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoretis

1. Tugas Terstruktur

Tugas terstruktur merupakan kegiatpan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi untuk siswa, yang direncanakan oleh guru, diselesaikan siswa, tanpa interaksi langsung antara guru dan murid, dan harus

dikumpulkan sesuai waktu yang ditentukan oleh guru untuk mencapai

kompetensi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006: 85):

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Bandono (2009: 70):

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Dalam kegiatan ini tidak terjadi interaksi langsung antara guru dengan peserta didik.

Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran umum dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek. Bagi

(2)

sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tugas terstruktur dirancang dan dicantumkan dalam jadwal pelajaran meskipun alokasi waktunya lebih sedikit dibandingkan dengan kegiatan tatap muka. Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor teman belajar.

Maka dalam penelitian ini pembelajaran yang dilakukan dapat menggunakan metode observasi lingkungan, ekperimen di laboraturium dan penugasan yang dapat berupa diskusi kelompok ataupun latihan mengerjakan soal.

Menurut Zanikhan (2006: 53):

Metode penugasan berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dalam metode ini sulit

mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.

Menurut Djamarah dalam Hubulo (2010: 76) pemberian tugas dapat mengikuti fase-fase berikut:

1. Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:

 Tujuan yang akan dicapai

 Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.

 Sesuai dengan kemampuan siswa

 Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

 Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. 2. Langkah pelaksanaan tugas

 Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru

 Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

 Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain

 Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.

(3)

3. Fase mempertanggungjawabkan tugas

 Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan

 Ada tanya jawab/diskusi kelas

 Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara yang lainnya.

2. Hasil Belajar Fisika

Dalam kamus umum bahasa Indonesia dikemukakan bahwa kata “hasil” dapat berarti perolehan, akibat atau kesudahan. (Poerwadarminta, 1982: 348). Jika dikaitkan dengan hal belajar, maka hasil belajar merupakan suatu ukuran berhasil atau tidaknya seorang peserta didik dalam proses belajar. Nana Sudjana (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sementara Uno (2007:17) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.

Berdasarkan pengetahuan di atas, maka hasil belajar fisika dapat diartikan sebagai ukuran yang menunjukkan seberapa jauh tujuan pembelajaran fisika yang dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar yang telah didapatkan. Hasil belajar merupakan taraf kemampuan aktual yang terukur, berupa penguasaan materi pelajaran dan

keterampilan-keterampilan.

Kemampuan aktual yang dimaksud di atas dalam ranah kognitif menurut Bloom (dalam Nana Sudjana, 2008:23), meliputi:

(4)

1. pengetahuan: kemampuan yang menyangkut hal-hal yang perlu diingat atau dihapalkan seperti hukum, dalil, nama penemu, dan lain-lain.

2. aplikasi: kemampuan yang diharapkan dari peserta didik untuk sanggup gagasan atau ide dan sebagainya dalam situasi baru,

3. analisis: kemampuan untuk menguraikan suatu keterkaitan (integrasi) ke dalam unsur-ubsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarki atau susunannya,

4. sintesis: kemampuan untuk menggabungkan unsur-unsur yang bermakna ke dalam bentuk menyeluruh (integritas)

5. evaluasi: kemampuan untuk memberikan pertimbangan keputusan tentang nilai berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang digunakan.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika adalah minat siswa terhadap materi fisika pada ranah kognitif sebagai hasil dari pembelajaran fisika dalam kurung waktu tertentu berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

3. Minat Belajar

Minat merupakan suatu hal yang penting dalam belajar. Tanpa adanya minat, seorang siswa tidak akan merasa tertarik maupun senang dalam belajar. Minat belajar merupakan suatu rasa senang atau tertarik pada suatu kegiatan

(5)

diungkapkan oleh Slameto dalam Yuliana (2010: 11) yang menyatakan bahwa:

Minat dalam belajar fisika merupakan keinginan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang meliputi perasaan senang, perhatian, rasa ingin tahu, rasa ketertarikan dan usaha yang dilakukan terhadap suatu mata pelajaran.

Tanpa adanya minat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Minat siswa terhadap suatu pembelajaran dapat ditingkatkan, dan minat siswa dalam pembelajaran dapat diketahui dengan beberapa indicator. Seperti yang dijelaskan Roojaker dikutip oleh Slameto dalam Saregar (2010: 15).

Minat siswa dapat ditingkatkan dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui

kebanyakan siswa. Untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran terdapat beberapa indikator, yaitu: perasaan senang, perhatian, rasa ingin tahu, dan usaha yang dilakukan siswa.

Ada beberapa cara untuk membangkitkan minat belajar siswa. Menurut Sardiman (2008: 95) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan minat, yaitu sebagai berikut:

1. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

2. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. 3. Member kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. 4. Menggunakan berbagai macam bentuk belajar.

Minat siswa dalam pembelajaran dapat diukur dengan menggunakan angket. Kemudian untuk mengklasifikasikan minat tersebut dapat digunakan

pedoman menurut Arikunto dalam Yuliana (2010: 13):

Cara membandingkan nilai yang didapat siswa dengan kriteria: (1) jika nilai siswa antara 76 – 100: tinggi, (2) jika nilai siswa antara 56 – 76: sedang, (3) jika nilai siswa kurang dari 56: rendah.

(6)

B. Kerangka Pikir

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan variabel bebas terhadap dua variabel terikat, maka diagram kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1.1 :

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Y1 : Minat Belajar Siswa X : Tugas Terstruktur Y2 : Hasil Belajar Siswa

R1 : Hubungan tugas terstruktur (X) terhadap minat belajar siswa (Y1) R2 : Hubungan tugas terstruktur (X) terhadap hasil belajar siswa (Y2)

Tugas terstruktur juga merangsang siswa untuk belajar lebih banyak,

sehingga siswa akan mendapatkan kesempatan untuk memahami konsep lebih luas dan siswa akan lebih tahu kekurangan dalam mempelajari materi yang di ajarkan,maka dengan pembelajaran berbasis tugas terstruktur ini akan

Y1

Y2 R1

R2 X

(7)

meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Selain itu dengan minat belajar yang tinggi juga akan meningkatkan pemahaman konsep siswa atau sebaliknya.

Pada penelitian ini variabel penelitiannya adalah: Pembelajaran Berbasis Tugas Terstruktur (X) sebagai variabel bebas, Hasil belajar fisika (Y2) dan Minat Belajar Siswa (Y1) sebagai variabel terikat.

Tugas terstruktur yang diberikan berupa penugasan soal-soal yang dikerjakan dirumah.,sehingga melatih siswa untuk mandiri, merangsang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Karena banyaknya metode yang digunakan dalam pembelajaran berbasis tugas terstruktur ini, maka siswa akan merasa senang dalam belajar, selain itu kebiasaan mencari dan mengolah data sendiri akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga minat belajar akan tinggi .

Kesulitan siswa dalam hal penguasaan materi pada materi fisika,sehingga merasa perlu untuk segera menangani masalah tersebut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan dapet meningkatkan minat siswa terhadap materi fisika yang dipelajari. Akibat dari suatu anggapan bahwa fisika itu sulit,suhingga memunculkan rasa bosan,acuh,tidak senang terhadap mata pelajaran fisika. Sikap yang demikian oleh guru harus diketahui dan dicari solusinya. Dalam belajar fisika diperlukan banyak latihan penyelesaia soal-soal yang dibentuk dalam tugas terstruktur yang berisi soal-soal-soal-soal latihan. Dari

(8)

suatu pengalaman bahwa dalam pemecahan soal fisika akan berhasil jika siswa banyak berlatih dan terampil menyelesaikan persoalan-persoalan fisika yang bervariatif. Dengan seringnya siswa menyelesaikan soal-soal yang berupa materi tugas terstruktur maka konsep-konsep yang diperoleh siswa menjadi tidak mudah lupa. Untuk mendapatkan hasil yang optimal,maka pada penelitian ini,saya akan menggunakan model pembelajaran tugas tersruktur alasan dipilihnya metode pemberian tugas tersruktur ini yaitu karena dapat melatih siswa bertanggung jawab serta banyak membantu siswa dalam pemahaman materi pembelajaran khususnya mata pelajaran fisika

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan hasil belajar fisika.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan minat belajar siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata skala stres sebelum diberikan terapi tertawa pada lanjut usia dapat telihat di tabel 4.1 diketahui bahwa dari hasil penelitian terhadap 31 responden menunjukan

Belajar dari kecelakaan chernobyl, IAEA telah menetapkan standar tambahan untuk memperkuat syarat keselamatan yang tinggi bagi pembangunan dan

Menurut Hermanto dalam Makmur,Testiani (2015:9) keistimewaan seorang pustakawan yaitu : a.) Adanya perhatian pemerintah yang memberikan peluang dan kesempatan lebih

Ketidakadilan muncul manakala hal yang sama diperlakukan secara tidak sama, atau hal yang tidak sama diperlakukan secara sama (Gie, 1982:23-24). Namun, Aristoteles tidak

Manajemen keuangan adalah cara mengelola sumber-sumber dana dan mengalokasikan dana tersebut secara efektif dan efesien dalam suatu kegiatan usaha atau bisnis.. • Tujuan

Media periklanan adalah saluran komunikasi yang membawa pesan dari5. pengiklan ke sasaran periklanan mereka. Bentuk dasar

Model regresi ke-2 mengestimasi pengaruh variabel independen Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kemudahan dan Kegunaan yang Dirasakan terhadap variabel dependen

The smooth muscles (the detrusor muscle of the bladder and the internal urethral sphincter) are controlled by the two different divisions of the autonomic