• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Pengertian Renstra PD

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 dalam pasal 1 mengenai ketentuan umum. Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, pada pasal 1 mengenai ketentuan umum disebutkan bahwa Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu bupati/wali kota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota. Sehingga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Berubah Menjadi (PD), dan Rencana Strategis SKPD berubah menjadi Rencana Strategis PD.

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya dilakukan dengan melaksanakan pengkajian terlebih dahulu terhadap kondisi riil, evaluasi pelaksanaan Renstra tahun-tahun sebelumnya dan evaluasi kinerja terhadap pencapaian Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (sebelum berubah menjadi Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Kota Surabaya. Dari hasil pengkajian dan evaluasi tersebut bisa dihindari kegagalan dalam pelaksanaan Rencana Strategis PD, sehingga program dan kegiatan yang telah direncanakan bisa berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Sebagai dokumen perencanaan PD periode 5 (lima) tahun, Renstra Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan dokumen yang secara substansial menerjemahkan visi, misi dan Program Perangkat Daerah.

Visi Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya adalah “Terwujudnya keluarga yang berkualitas dan berdaya dengan dukungan lembaga berbasis masyarakat” yaitu adanya

(2)

kewenangan untuk melaksanakan program pemberdayaan, pembinaan kepada keluarga serta pelatihan pemberdayaan ekonomi keluarga. Adanya kewenangan untuk melaksanakan program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sehingga terwujud keluarga yang berkualitas. Keterlibatan masyarakat dan lembaga berbasis masyarakat yang menunjang pelaksanaan program. Untuk mewujudkan visi tersebut Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya menyusun Rencana Strategis Tahun 2016 – 2021.

1.1.2. Proses Penyusunan Renstra SKPD

Program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan yang dirumuskan dalam Renstra Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak disusun berdasarkan:

a. Pendekatan Kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta perencanaan dan penganggaran terpadu

b. Kerangka pendanaan (untuk penyusunan RPJMD dan Renstra PD) dan pagu indikatif (untuk penyusunan RKPD dan Renja PD; dan

c. Uraian wajib yang mengacu pada SPM sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat atau urusan pilihan yang menjadi tanggung jawab PD.

Pendekatan kinerja yang dimaksud adalah program dan kegiatan yang direncanakan mengutamakan keluaran/hasil yang terukur dan pengalokasian sumberdaya dalam anggaran untuk melaksanakannya, secara efektif dan efisien telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan kerangka pengeluaran jangka menengah

yaitu pengambilan keputusan terhadap program dan kegiatan prioritas

pembangunan, mempertimbangkan perspektif penganggaran lebih dari satu tahun anggaran dan implikasi terhadap pendanaan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju. Perencanaan dan penganggaran terpadu yaitu pengambilan keputusan penetapan program dan kegiatan yang direncanakan, merupakan satu kesatuan proses perencanaan dan penganggaran yang terintregasi, konsisten dan mengikat. Untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan daerah, PD menyusun Renstra PD.

Tahapan penyusunan Renstra PD adalah sebagai berikut : I. Penyusunan Rancangan Renstra PD

(3)

a. Persiapan penyusunan rancangan Renstra b. Perumusan strategi dan kebijakan

c. Perumusan Rencana Kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif berdasarkan rencana program prioritas RPJMD

d. Perumusan indikator kinerja PD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Dst sesuaikan bagan

e. Pengolahan data dan informasi untuk merumuskan isu strategis PD

f. Perumusan rancangan Renstra PD mulai visi kegiatan indikatif yang telah memperhatikan rancangan RPJMD

g. Penyajian dan penyampaian rancangan Renstra PD

h. Verifikasi dan penyempurnaan Rancangan Renstra PD mengacu pada Rankhir RPJMD.

i. Penetapan Renstra PD

Gambar 1.1

Proses Penyusunan Renstra PD

(4)

Dokumen Renstra PD merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dengan dokumen perencanaan lainnya, baik di tingkat pusat maupun daerah sebagaimana diamanatkan dalam undang undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan pembangunan Nasional.

Adapun gambaran tentang keterkaitan antara Renstra Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya dengan dokumen perencanaan lainnya dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan maupun dengan sistem keuangan adalah sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Keterkaitan antar dokumen perencanaan penganggaran

1.2. Landasan Hukum

1.2.1. Ketentuan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan Kewenangan PD

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 14 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Surabaya, Dinas Pengendalian

(5)

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Urusan Pemerintahan bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Pembentukan lembaga ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Kota Surabaya terhadap pentingnya Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas kehidupan keluarga masyarakat Kota Surabaya. Dengan mengedepankan pelayanan kepada masyarakat secara lebih transparan dengan menginformasikan program dan kegiatan yang ada di Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya.

Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai bagian dari Perangkat Daerah yang mempunyai kewenangan di bidang pengendalian penduduk, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak perlu menyusun rencana strategis yang sejalan dengan Rencana Program Jangka Panjang dan Rencana Jangka Menengah Kota Surabaya sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan.

 Kelembagaan

Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 14 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Surabaya, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tipe A menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Urusan Pemerintahan bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, membawahi:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan.

3. Bidang Pemberdayaan Perempuan, membawahi: a. Seksi Pembinaan Pemberdayaan Perempuan;

b. Seksi Pengarusutamaan Gender dan Peran Aktif Perempuan. 4. Bidang Kesejahteraan Keluarga, membawahi:

(6)

a. Seksi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga; b. Seksi Ketahanan Keluarga.

5. Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, membawahi: a. Seksi Keluarga Berencana;

b. Seksi Pengendalian Penduduk, Advokasi dan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE);

6. Bidang Pengarusutamaan Hak Anak, Perlindungan Perempuan dan Anak, membawahi:

a. Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak; b. Seksi Pengarusutamaan Hak Anak.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

 Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 55 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya. Uraian Tugas Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan

Sedangkan fungsi Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak antara lain :

a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas

dan fungsinya.

1.2.2. Ketentuan tentang Perencanaan dan Penganggaran

Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Renstra SKPD meliputi: 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah

(7)

Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4287);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaraan Negara (Lembaga Negara Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaga Negara Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234) ;

7. Undang -Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244) ;

8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang ;

9. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246) ;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(Lembaga Negara Tahun 2005 Nomor 165 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593) ;

(8)

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara /Daerah (Lembaran Negara Tahun 007 Nomor 83 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4738) ;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; 16. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional TAHUN 2015 - 2019 ;

17. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310);

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 694);

21. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 - 2019 ;

(9)

22. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaga Daerah Kota Surabaya Tahun 2008 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2009 (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2009 Nomor 12 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 12);

23. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah (Lembaga Daerah Kota Surabaya Tahun 2008 Nomor 11 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 11) ;

24. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 17 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surabaya Tahun 2005 – 2025 ;

25. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 17 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya Tahun 2014 - 2034 .

26. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 14 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Surabaya;

27. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 55 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya.

1.2.3. Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Sebagai upaya pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya wajib menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjaga tingkat kualitas pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya kepada masyarakat, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

(10)

Perlindungan Anak Kota Surabaya terkait ruang lingkup penyelenggara, sistem pelayanan terpadu, pedoman penyusunan standar pelayanan, proporsi akses dan kategori kelompok masyarakat dalam pelayanan berjenjang dan pengikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar pelayanan Minimal memberikan ketentuan bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan jenis dan mutu pelayanan publik dasar yang merupakan urusan wajib Perangkat Daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya memiliki Standar Minimal yang wajib dilaksanakan yaitu :

1. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya Kota Surabaya, sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor : 55/HK-010/B5/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera meliputi jenis pelayanan dasar beserta indikator kinerja dan target batas waktu pencapaian pada tahun 2014 yang terdiri dari adalah sebagai berikut :

a. Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS)

b. Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi c. Penyediaan Informasi Data Mikro

Dalam peraturan tersebut, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya Kota Surabaya mengamanatkan target SPM yang harus dipenuhi sampai dengan tahun 2014 sebagai berikut :

a. Jenis pelayanan komunikasi informasi dan edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS) dengan indikator :

1) Indikator Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB dengan target sebesar 70%

2) Indikator Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need) dengan target sebesar 5%

(11)

3) Indikator Cakupan Pasangan Usia Subur yang istrinya dibawah usia 20 tahun dengan target 3.5%

4) Indikator Cakupan Pasangan Usia Subur peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB dengan target 87%

5) Indikator Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif dengan target sebesar 65%

6) Indikator Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) dengan target sebesar 1 (satu) petugas di setiap Desa/Kelurahan

7) Indikator Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/ Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) dengan target sebesar 1 Petugas di setiap 2 (dua) Desa/Kelurahan

b. Jenis pelayanan penyediaan alat dan obat kontrasepsi dengan indikator cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat dengan target seebesar 30% setiap tahun.

c. Jenis pelayanan penyediaan informasi data mikro dengan indicator cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga di setiap Desa/Kelurahan dengan target sebesar 100% setiap tahun.

Realisasi capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada semester II Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

a. Jenis pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS) dengan indikator :

1) Capaian Indikator Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB sebesar 108,2%

2) Capaian Indikator Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need) sebesar 20,82%

3) Capaian Indikator Cakupan Pasangan Usia Subur yang istrinya dibawah usia 20 tahun sebesar 0,05%

4) Capaian Indikator Cakupan Pasangan Usia Subur peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB sebesar 64,3%

5) Indikator Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif dengan target sebesar 79,3%

(12)

6) Capaian Indikator Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) sebesar 1 (satu) petugas di setiap Desa/ Kelurahan

7) Indikator Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) sebesar 1 Petugas di setiap 2 (dua) Desa/Kelurahan b. Jenis pelayanan Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi dengan Indikator cakupan

penyediaan alat dan obat kotrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat sebesar 100% setiap tahun

c. Jenis pelayanan penyediaan informasi data mikro dengan indikator cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga di setiap Desa/Kelurahan sebesar 100% setiap tahun

2. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya Kota Surabaya, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan maliputi jenis pelayanan dasar beserta indikator kinerja dan target tahun 2010 - 2014 adalah sebagai berikut :

a. Penanganan pengaduan/laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak

b. Pelayanan kesehatan bagi perempuan dan anak korban kekerasan c. Rehabilitasi Sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan

d. Penegakan dan bantuan hukum bagi perempuan dan anak korban kekerasan e. Pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan

Dalam peraturan tersebut, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya Kota Surabaya mengamanatkan target SPM yang harus dipenuhi sampai dengan tahun 2014 sebagai berikut :

a. Jenis Pelayaan Penanganan pengaduan/ laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan indicator cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu dengan target sebesar 100%

(13)

b. Jenis Pelayanan Kesehatan bagi perempuan dan anak korban kekerasan dengan indikator cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas mampu tatalaksana KTP/A dan PPt/PKTdi Rumah Sakit dengan target sebesar 100% c. Jenis Pelayanan Rehabilitasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan

dengan indikator :

1) Indikator Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan didalam unit pelayanan terpadu dengan target sebesar 75%

2) Indikator Cakupan Layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petusas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan didalam unit pelayanan terpadu dengan target sebesar 75%

d. Jenis Pelayanan Penegakan dan bantuan hukum bagi perempuan dan anak korban kekerasan

e. Jenis Pelayanan Pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan dengan indikator :

1) Indikator cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan dengan target sebesar 50%

2) Indikator cakupan layanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan dengan target sebesar 100%

Realisasi Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada semester II Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

a. Jenis Pelayaan Penanganan pengaduan/laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan indicator cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penaganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayannan terpadu sebesar 100%

b. Jenis Pelayanan Kesehatan bagi perempuan dan anak korban kekerasan dengan indikator Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas mampu tatalaksana KTP/A dan PPt/PKTdi Rumah Sakit sebesar 100%

c. Jenis Pelayanan Pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan dengan indikator :

(14)

1) Capaian Indikator Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan didalam unit pelayanan terpadu sebesar 100%

2) Capaian Indikator Cakupan Layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petusas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan didalam unit pelayanan terpadu sebesar 100%

d. Jenis Pelayanan Penegakan dan bantuan hukum bagi perempuan dan anak korban kekerasan dengan indikator :

1) Capaian Indikator cakupan penegakan hukum dari tingkat peyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak 100%

2) Capaian Indikator cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum sebesar 100%

e. Jenis Pelayanan Pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan dengan indikator :

1) Capaian Indikator cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan sebesar 27%

2) Capaian Indikator cakupan layanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan sebesar 100%

1.2.4. Ketentuan tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK) Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah memuat tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK). Indikator kinerja kunci disusun berdasarkan aspek penilaian yang terdiri : a. Ketentraman dan ketertiban umum daerah ;

b. Keselarasan dan efektivitas hubungan antara pemerintahan daerah dan Pemerintah serta antar pemerintahan daerah dalam rangka pengembangan otonomi daerah

c. Keselarasan antara kebijakan pemerintahan daerah dengan kebijakan Pemerintah d. Efektivitas hubungan antara Pemerintah Daerah dan DPRD

e. Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh DPRD beserta tindak lanjut pelaksaanan keputusan

(15)

f. Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh Kepala Daerah beserta tindak lanjut pelaksanaan keputusan

g. Ketaatan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah pada peraturan perundang-undangan

h. Intensitas dan efektivitas proses konsultasi publik antara pemerintah daerah dengan masyarakat atas penetapan bebijakan publik yang strategis dan relevan untuk daerah

i. Transparansi dalam pemanfaatan alokasi, pencairan dan penyerapan DAU, DAK dan Bagi Hasil

j. Intensitas, efektivitas dan transparansi pemungutan sumber -sumber pendapatan asli daerah dan pinjaman / obligasi daerah

k. Efektivitas perencanaan, penyusunan, pelaksanaan tata usaha, pertanggung jawaban dan pengawasan APBD

l. Pengelolaan potensi daerah dan

m. Terobosan/inovasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Dengan mempertimbangkan :

a. Kesesuaian kebijakan daerah dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan

b. Kesesuaian kebijakan daerah dengan kepentingan umum

IKK terkait dengan tugas dan fungsi Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya Kota Surabaya memiliki indikator sebagai berikut :

1. Indikator Prevalensi peserta KB aktif dengan target untuk tahun 2017 sebesar 77.31%

2. Indikator Rasio petugas lapangan KB//PKB (PLKB/PKB) dengan target untuk tahun 2017 sebesar 100%

3. Indikator PKK aktif dengan target untuk tahun 2017 sebesar 100%

1.2.5. Ketentuan Indikator Millennium Development Goals (MDG’s) dan Rencana Aksi pengarusutamaan Gender Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(16)

Tujuan Pembangunan Millennium (Melennium Development Goals atau disingkat MDGs) adalah Deklarasi Millennium hasil kesepakatan Kepala Negara dan Perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000. Kesepakatan tersebut berupa delapan butir tujuan sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan untuk dicapai pada tahun 2015. Untuk mempercepat pencapaian sasaran MDGs, Presiden telah menetapkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang berkeadilan. Salah satu amanat yang tercantum dalam inpres tersebut adalah agar setiap kementerian/lembaga, Gubernur dan para Bupati/Walikota mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing dalam rangka pelaksanaan program program pembangunan yang berkeadilan, diantaranya program pencapaian MDGs.

Dalam kaitannya dengan sistem perencanaan pembangunan

sebagaimanaamanat undang - undang Nomor 25 Tahun 2004, maka keberadaan MDGs merupakan bagian utuh dari agenda pembangunnan pemerintah Kota Surabaya yang dituangkan dalam dokumen RPJMD Kota Surabaya Tahun 2010-2015. Indikator Millennium Development Goals (MDG’s) terkait dengan tugas dan fungsi Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya Kota Surabaya memiliki indikator sebagai berikut :

1. Jumlah Peserta Pelatihan Ketrampilan

2. Waktu pelaksanaan kegiatan fasilitasi pengembangan hasil usaha ekonomi mikro

3. Waktu pelaksanaan kegiatan fasilitasi pelaksanaan program beras miskin (raskin)

4. Jumlah lembaga berbasis gender yang dibina

5. Jumlah peserta yang dilatih dalam meningkatkan kapasitas dan jaringan kelembagaan perempuan dan anak

6. Jumlah kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terfasilitasi

7. Jumlah kegiatan fasilitasi pengembangan kota peduli perempuan dan kota layak anak

8. Waktu pelaksanaan kegiatan fasilitasi institusi masyarakat perkotaan peduli keluarga berencana

(17)

9. Jumlah akseptor KB yang mendapatkan pelayanan KB

10. Jumlah pelaksanaan program Keluarga Berencana yang dibina

Program Millennium Development Goals (MDG’s) berakkir tahun 2015. Setelah pelaksanaan MDGs periode 2010-2015, saat ini sedang digagas agenda pasca MDGs/Sustainability Development Goals (SDGs) yang ruang lingkupnya lebih luas dan lebih kompleks. Beberapa indikator SDGs yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah sebagai berikut:

1. Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka dalam situasi rentan dan mengurangi eksposur dan kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrem yang terkait dengan iklim dan guncangan ekonomi, sosial dan lingkungan lainnya dan bencana

2. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional

3. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah remaja dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknis dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan

4. Akhiri semua bentuk diskriminasi terhadap semua perempuan dan anak perempuan di mana-mana

5. Hilangkan semua bentuk kekerasan terhadap semua perempuan dan anak perempuan di ruang publik dan swasta, termasuk perdagangan dan seksual dan jenis-jenis eksploitasi

6. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang sehat dan perundang-undangan berlaku untuk promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan anak perempuan di semua tingkatan

7. Mempromosikan kebijakan pembangunan yang berorientasi yang

mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja yang layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk melalui akses ke layanan keuangan

(18)

8. Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi pemuda tidak dalam pekerjaan, pendidikan atau pelatihan

b. Rencana Aksi Pengarusutamaan Gender Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 mengamanatkan kepada seluruh Menteri, Kepala Lembaga, Gubernur dan Bupati/ Walikota untuk mengintegrasikan Pengarusutamaan Gender pada setiap tahapan proses pembangunan, mulai dari perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi seluruh kebijakan, program dan kegiatan nasional, provinsi dan kabupaten/ kota pada semua bidang pembangunan. Dalam rangka mengintagrasikan pengaurusutamaan genderdalam proses perencanaan dan penganggaran, pada tahun 2003 diterbitkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan di Daerah. Pada Tahun 2008 dikeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah dan telah diperbaharui dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011. Peraturan ini menginstruksikan pada semua unit Pemerintah dibawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) untuk mengintegrasikan pengarusutamaan gender ke dalam perencanaan dan penganggaran. Menurut Permendagri tersebut, penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan berperspektif gender dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD, dan Rencana Strategis PD.

Dalam Peraturan ketentuan tersebut, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya Kota Surabaya memiliki 5 indikator dan target yang harus dipenuhi pada tahun 2017 sebagai berikut: 1. Indikator jumlah kegiatan Anugrah Parahita Ekapraya dengan target untuk

Tahun 2017 sebesar 1 kegiatan

2. Indikator jumlah kegiatan capacity building focal point dan PUG dengan target untuk tahun 2017 sebesar 100 orang

3. Indikator Jumlah kegiatan pembinaan organisasi peduli perempuan dan anak dengan target untuk tahun 2017 sebesar 85 lembaga

(19)

4. Indikator jumlah kegiatan kecamatan responsif gender dengan target untuk tahun 2017 sebesar 31 Kecamatan

5. Indikator jumlah dokumen pendataan profil gender dalam pembangunan dengan target untuk tahun 2017 sebesar 1 dokumen.

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud Penyusunan Renstra PD Maksud Penyusunan Renstra PD adalah

1. Menjabarkan rencana strategis kota dalam rencana strategis PD jangka pendek (5 tahun)

2. Menyelaraskan rencana strategis kota dengan pelayanan PD, usulan masyarakat, dan evaluasi kinerja 5 tahun lalu menjadi rencana strategis PD 1.3.2. Tujuan Penyusunan Renstra PD adalah :

1. Menjadi pedoman dalam implementasi strategi dan visi misi Pemerintah Kota

2. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan pelayanan PD dalam jangka 5 Tahun 3. Menjadi pedoman dalam penyusunan rencana anggaran PD

4. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan program kerja.

1.4. Sistematika Penulisan

Renstra Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya Kota SurabayaTahun 2016 - 2021 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Landasan Hukum

1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan

BAB 2 ANALISIS GAMBARAN PELAYANAN SKPD KABUPATEN/ KOTA

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

2.2. Sumber Daya SKPD

(20)

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

BAB 3 ISU- ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD 3.2. Perumusan Isu-Isu Strategis berdasarkan Tugas dan Fungsi

3.3. Telaah visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih

3.4. Telahan Renstra K/L dan Rencana Provinsi/Kabupaten Kota 3.5. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

3.6. Penentuan Isu-Isu Strategis

BAB 4 PERUMUSAN VISI DAN MISI SKPD

4.1. Visi dan Misi SKPD

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

4.3. Strategi dan Kebijakan

BAB 5 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB 6 INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MANGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

(21)

BAB 2

GAMBARAN PELAYANAN PD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 14 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Surabaya, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tipe A menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Urusan Pemerintahan bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

2.1.1 Tugas dan Fungsi PD

Mengacu pada Peraturan Walikota Surabaya Nomor 55 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya. Uraian Tugas Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan

Sedangkan fungsi Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak antara lain :

a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas

dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pengendalian Penduduk,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepala Dinas dibantu oleh 1 Sekretariat dan 4 Bidang dengan rincian sebagai berikut :

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang kesekretariatan yang meliputi menyusun dan melaksanakan

(22)

rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan

dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

Untuk melaksanakan tugasnya, Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan program, anggaran dan perundang-undangan;

b. pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan administrasi perizinan/non perizinan/rekomendasi;

c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian; d. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan; e. pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah;

f. pelaksanaan urusan rumah tangga, dokumentasi, hubungan masyarakat, dan protokol;

g. pelaksanaan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan;

h. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; i. pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan;

j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas;

k. pelaksanaan pelaporan indikator kinerja Sekretariat yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis;

l. pelaksanaan koordinasi pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; dan

m. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.

2. Bidang Pemberdayaan Perempuan

Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang Pemberdayaan Perempuan yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan

(23)

pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. pelaksanaan pemrosesan teknis perizinan/non perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya;

b. pelaksanaan perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan perempuan;

c. pelaksanaan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang pemberdayaan perempuan;

d. pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan fasilitasi bidang pemberdayaan perempuan;

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang pemberdayaan perempuan;

f. pelaksanaan penyusunan pedoman dan pelaksanaan dalam rangka peningkatan pemberdayaan perempuan;

g. pelaksanaan pendalaman dan penjangkauan permasalah perempuan dalam rangka pemberdayaan perempuan;

h. pelaksanaan pemetaan terkait pemberdayaan perempuan,

Pengarusutamaan Gender dan peran aktif perempuan;

i. pelaksanaan analisis dalam upaya penguatan pemberdayaan

perempuan;

j. pelaksanaan penyusunan pedoman dan pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dan partisipasi perempuan di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, hukum dan lingkungan hidup;

k. pelaksanaan penyiapan pedoman teknis dan program Pengarusutamaan Gender dan peran aktif perempuan;

l. pelaksanaan pengembangan, komunikasi, informasi dan edukasi tentang Pengarusutamaan Gender dan peran aktif perempuan;

m. pelaksanaan fasilitasi jejaring Pengarusutamaan Gender dan peran aktif perempuan;

n. pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja Bidang yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; dan

(24)

o. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Kesejahteraan Keluarga

Bidang Kesejahteraan Keluarga mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang Kesejahteraan Keluarga yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Kesejahteraan Keluarga

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. pelaksanaan pemrosesan teknis perizinan/non perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya;

b. pelaksanaan supervisi, konsultasi dan/atau pembinaan di bidang kesejahteraan keluarga;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan/atau pelaporan penyelenggaraan tugas di bidang kesejahteraan keluarga;

d. pelaksanaan konsultasi, koordinasi, fasilitasi, penyelenggaraan, pengembangan produksi dan promosi hasil usaha keluarga;

e. pelaksanaan pembinaan teknis peningkatan pengetahuan dan/atau keterampilan, kewirausahaan dan manajemen usaha;

f. pelaksanaan kemitraan untuk aksesibilitas manajemen dan promosi usaha di bidang kesejahteraan keluarga;

g. pelaksanaan penyusunan rencana program, petunjuk pelaksanaan dan/atau petunjuk teknis bidang kesejahteraan keluarga;

h. pelaksanaan rencana program dan/atau petunjuk teknis dan/atau bimbingan teknis pemberdayaan ekonomi keluarga;

i. pelaksanaan peningkatan sumber daya ekonomi keluarga;

j. pelaksanaan norma, standar, program dan kriteria (NSPK)

pemberdayaan ekonomi keluarga;

k. pelaksanaan penyusunan pedoman, analisis, koordinasi, sinkronisasi, kerjasama, fasilitasi pemberdayaan ekonomi keluarga;

(25)

l. penyiapan bahan, sarana dan/atau prasarana dalam upaya pemberdayaan ekonomi keluarga;

m. pelaksanaan konsultasi, fasilitasi, promosi usaha dalam upaya pemberdayaan ekonomi keluarga;

n. penyiapan bahan/ sarana/ prasarana dan fasilitasi usaha keluarga; o. perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis daerah di bidang

ketahanan keluarga melalui usaha keluarga;

p. penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, pelaksanaan kebijakan teknis, bimbingan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK)

serta pemantauan, pengendalian dan/atau evaluasi bidang

kesejahteraan keluarga;

q. penyiapan dan pelaksanaan pengembangan, penyebarluasan informasi, edukasi bidang kesejahteraan keluarga;

r. pelaksanaan kebijakan teknis daerah di bidang bina keluarga balita, pembinaan ketahanan remaja, bina keluarga lansia dan rentan;

s. pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja Bidang yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; dan

t. pelaksaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. pelaksanaan pemrosesan teknis perizinan/non perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya;

(26)

b. perumuskan kebijakan teknis daerah di bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

c. pelaksanaan kebijakan teknis daerah di bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

d. pelaksanaan norma, standar prosedur dan kriteria dibidang pengendalian penduduk, sistem informasi dan keluarga Keluarga Berencana ;

e. pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan ditingkat kota;

f. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

g. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

h. pelaksanaan layanan penanggulangan komplikasi/ efek samping dan kegagalan ber-Keluarga Berencana ;

i. pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana Keluarga Berencana; j. pelaksanaan pembinaan kesertaan ber- Keluarga Berencana;

k. pelaksanaan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pemerintah daerah dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk;

l. pelaksanaan pemetaan perkiraan (parameter) pengendalian penduduk di kota;

m. pelaksanaan pendampingan program peningkatan kesertaan ber-Keluarga Berencana;

n. pelaksanaan fasilitasi program pembinaan dan peningkatan kesertaan ber-Keluarga Berencana;

o. pembinaan, pendampingan, dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan pelayanan Keluarga Berencana;

p. pembinaan dan pembimbingan dibidang advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE);

q. pembinaan dan pembimbingan hubungan antar lembaga dan pembinaan lini lapangan;

r. pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria hubungan antar lembaga dan pembinaan lini lapangan;

(27)

s. pemantauan dan evaluasi hubungan antar lembaga dan pembinaan lini lapangan;

t. pembinaan, pembimbingan, sinkronisasi kebijakan pengendalian penduduk di tingkat Kota;

u. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi fasilitasi pengelolaan pelayanan keluarga berencana;

v. pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, pengendalian dan

pendistribusian alat obat kontrasepsi di kota;

w. pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja Bidang yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; dan

x. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Pengarusutamaan Hak Anak, Perlindungan Perempuan dan Anak Bidang Pengarusutamaan Hak Anak, Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang Pengarusutamaan Hak Anak, Perlindungan Perempuan dan Anak yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Pengarusutamaan Hak Anak, Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai fungsi sebagai berikut : a. pelaksanaan pemrosesan teknis perizinan/non perizinan/rekomendasi

sesuai bidangnya;

b. pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang pengarusutamaan hak anak, perlindungan perempuan dan anak;

c. pelaksanaan sinkronisasi dan kegiatan jaringan perlindungan perempuan, perlindungan anak dan pengarusutamaan hak anak;

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan Bidang

Pengarusutamaan Hak Anak, Perlindungan Perempuan dan Anak; e. penyiapan bahan upaya perlindungan perempuan dan anak; f. pelaksanaan penjangkauan permasalahan perempuan dan anak;

(28)

g. pelaksanaan pendampingan bagi korban perempuan dan anak yang mengalami permasalahan;

h. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Pengarusutamaan Hak Anak, Perlindungan Perempuan dan Anak;

i. pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan fasilitasi di Bidang Pengarusutamaan Hak Anak, Perlindungan Perempuan dan Anak;

j. pelaksanaan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan peningkatan kualitas hidup anak;

k. pelaksanaan pengembangan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang Pengarusutamaan Hak Anak;

l. pelaksanaan fasilitasi jejaring pemenuhan hak anak;

m. pelaksanaan perwujudan keserasian kebijakan di berbagai bidang pembangunan dalam rangka peningkatan kualitas hidup anak; dan

n. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.1.2 Struktur Organisasi PD

Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, membawahi:

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; d. Sub Bagian Keuangan.

3. Bidang Pemberdayaan Perempuan, membawahi: c. Seksi Pembinaan Pemberdayaan Perempuan;

d. Seksi Pengarusutamaan Gender dan Peran Aktif Perempuan. 4. Bidang Kesejahteraan Keluarga, membawahi:

c. Seksi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga; d. Seksi Ketahanan Keluarga.

5. Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, membawahi: c. Seksi Keluarga Berencana;

d. Seksi Pengendalian Penduduk, Advokasi dan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE);

(29)

6. Bidang Pengarusutamaan Hak Anak, Perlindungan Perempuan dan Anak, membawahi:

c. Seksi Perlindungan Perempuan dan Anak; d. Seksi Pengarusutamaan Hak Anak.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KOTA SURABAYA

DINAS

PENGENDALIAN PENDUDUK, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN ANAK

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BIDANG KESEJAHTERAAN KELUARGA BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA BIDANG PENGARUSUTAMAAN HAK ANAK DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK

UPTD SEKSI PEMBINAAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SEKSI PENGARUSUTAMAAN

GENDER DAN PERAN AKTIF PEREMPUAN SEKSI PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA SEKSI KETAHANAN KELUARGA SEKSI KELUARGA BERENCANA SEKSI PENGENDALIAN PENDUDUK, ADVOKASI DAN KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI (KIE)

SEKSI PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK

SEKSI PENGARUSTAMAAN

(30)

2.2 Sumber Daya PD A. DATA PEGAWAI :

No Pegawai Jumlah Keterangan

1.

2.

3.

4.

Berdasarkan Status Pegawai : - PNS

Berdasarkan Tingkat Pendidikan : - SD - SLTP - SLTA - D-4 - D-3 - S-1 - S-2 Berdasarkan Golongan : - I/b - II/a - II/b - II/c - III/a - III/b - III/c - III/d - IV/a - IV/b - IV/c Jabatan Fungsional - 122 1 1 37 1 1 67 15 1 1 5 6 4 24 19 35 18 8 1 65 L : 46 / P : 76 Penyuluh KB B. DATA ASET PD :

No Aset Jumlah Keterangan

1. 2. 3. Bangunan/Gedung Kantor Kendaraan Dinas : - Mobil Dinas - Kendaraan Pelayanan KB - Motor Perlengkapan Kerja : - Komputer - Printer - AC

- Papan Tulis Elektrik

1 3 2 107 69 29 23 2 Jl. Nginden Permata No.1 Surabaya

(31)

- Mesin Ketik Elektrik - Genset - LCD - Penghancur Kertas - Mesin Fax - Televisi - Kamera Digital - Pesawat Tekepon - Lemari - 1 1 2 3 2 6 5 2 29 2.3 Kinerja Pelayanan PD

Gambaran Kinerja Pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana yang berubah menjadi Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya selama periode 2011 – 2015 menunjukkan realisasi yang sebagian besar mampu mencapai target. Pada indikator Persentase Peserta KB Aktif, realisasi dari tahun ke-1 s/d 4 menunjukkan capaian melebihi target yang ada. Sedangkan pada tahun ke-5 dari target 81% yang ditetapkan capaiannya sebesar 80.2%, hal tersebut disebabkan jumlah peserta KB aktif khususnya pil dan suntik tingkat drop outnya masih tinggi. Untuk indikator Jumlah Lembaga Yang Peduli terhadap Perempuan dan Anak pada tahun ke-5 capaiannya 83 lembaga dari 85 lembaga yang ditargetkan, hal tersebut karena 2 lembaga perempuan dan anak sudah mandiri sehingga tidak memerlukan dana sharing dari Pemerintah Kota Surabaya. Sedangkan indikator Persentase Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Anak Yang dilaporkan dan ditangani menunjukkan capaian 100% dan indikator Jumlah Keluarga Miskin Yang Melakukan Usaha Ekonomi Produktif menunjukkan peningkatan capaian setiap tahunnya. Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 1.

Pencapaian kinerja dimaksud didukung dengan Alokasi Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah Pemerintah Kota Surabaya pada PD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana, sesuai dengan Tabel 2.

(32)

Tabel 1

Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya

No Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi

Target SPM Target IKK Targ et Lain

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 Persentase Peserta KB Aktif 70% 79,36 % 78,78 % 79,52 % 80,26 % 81% 84,58 % 82,04 % 83,23 % 80,49 % 80.2% 106,58 % 104,14 % 104,67 % 100,29 % 99% 2 Persentase Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Anak Yang Dilaporkan & Ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 3 Jumlah Lembaga Yang Peduli Terhadap Perempuan Dan Anak 85 85 85 85 85 85 85 85 85 83 100% 100% 100% 100% 97,65 % 4 Jumlah Keluarga Miskin Yang Melakukan Usaha Ekonomi Produktif 1487 1487 1487 1487 1487 3347 1500 1490 1655 1725 225,08 % 100,87 % 100,20 % 111,30 % 116,01 %

(33)

Tabel 2

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya

Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) BelanjaTidak Langsung 13.395.41 8.862 15.225.29 1.960 13.490.27 8.308 14.316.387. 793 15.255.822. 345 11.749.578. 183 13.638.843. 562 12.314.52 6.932 12.887.297. 843 14.460.134. 589 0.88 0.90 0.91 0.90 0.9 5

- Gaji dan Tunjangan

8.944.498. 862 9.245.691. 960 7.694.690. 808 7.696.264.7 88 8.128.447.3 00 7.530.019.9 52 8.122.770.3 69 6.991.103. 042 6.614.790.7 14 7.447.771.0 97 0.84 0.88 0.91 0.86 0.9 2 - Tambahan Penghasilan 4.450.920. 000 5.979.600. 000 5.795.587. 500 6.620.123.0 55 7.127.357.0 45 4.219.558.2 31 5.516.073.1 93 5.323.423. 890 6.272.507.1 29 7.012.363.4 92 0.95 0.92 0.92 0.95 0.9 8 Belanja Langsung 22.071.84 7.454 17.078.58 6.311 21.324.80 8.108 26.609.609. 058 21.421.981. 427 16.784.222. 101 14.590.206. 277 17.275.98 7.890 21.467.936. 095 18.382.221. 538 0.76 0.85 0.81 0.81 0.8 6 Jumlah BTL + BL 35.467.26 6.316 32.303.87 8.271 34.815.08 6.416 40.925.996. 851 36.677.803. 772 28.533.800. 284 28.229.049. 839 29.590.51 4.834 34.355.233. 938 32.842.356. 127 0.80 0.87 0.85 0.84 0.9 0 Belanja Bantuan Hibah dan Bantuan Keuangan

(34)

Memperhatikan Isu Strategis yang dihadapi Kota Surabaya sesuai yang

tertera pada RPJMD 2016 – 2021. Maka Dinas Pengendalian Penduduk,

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berperan mewujudkan visi kota melalui program dan indikator sesuai tupoksi PD sebagai berikut :

 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan perempuan dan anak, dengan indikator :

 Persentase kecamatan yang responasif , kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 100%, tahun pertama 100%, tahun kedua 100%, tahun ketiga 100%, tahun keempat 100%, tahun kelima 100% dan kondisi kinerja pada akhir periode 100%.

 Program Perlindungan Perempuan dan Anak

Program Perlindungan perempuan dan anak bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan perempuan dan anak, dengan indikator :

a) Persentase permasalahan perempuan dan anak yang ditangani, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 100%, tahun pertama 100%, tahun kedua 100%, tahun ketiga 100%, tahun keempat 100%, tahun kelima 100% dan kondisi kinerja pada akhir periode 100%.

b) Meningkatnya jumlah jejaring yang berperan dalam penanganan permasalahan terhadap perempuan dan anak, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 5%, tahun pertama 10%, tahun kedua 21%, tahun ketiga 35%, tahun keempat 48%, tahun kelima 64% dan kondisi kinerja pada akhir periode RPJMD 64%.

c) Tingkat efektivitas pusat pelayanan terpadu perlindungan perempuan dan anak (PPTP2A), kondisi kinerja pada pada awal periode RPJMD 0%, tahun pertama 65.21%, tahun kedua 66.35%, tahun ketiga 66.86%, tahun keempat 67.15%, tahun kelima 68.10%dan kondisi kinerja pada akhir periode RPJMD 68.10%.

d) Persentase berfungsinya fasilitas PKBM (Pusat Krisis Berbasis Masyarakat) di Kecamatan, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 100%, tahun pertama 100%, tahun kedua 100%, tahun ketiga 100%,

(35)

tahun keempat 100%, tahun kelima 100% dan kondisi kinerja pada akhir periode 100%.

 Program Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dengan indikator :

a) Persentase peserta KB Aktif, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 76.32%, tahun pertama 77,31%, tahun kedua 78,40%, tahun ketiga 79,60%, tahun keempat 80.89%, tahun kelima 80,95% dan kondisi kinerja pada akhir periode 80,95%.

b) Persentase peserta KB baru, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 80.35%, tahun pertama 81,15%, tahun kedua 81,95%, tahun ketiga 82,75%, tahun keempat 83,55%, tahun kelima 84,35% dan kondisi kinerja pada akhir periode 84,35%.

c) Menurunnya target angka drop out kontrasepsi, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 6.10%, tahun pertama 5.80%, tahun kedua 5,40%, tahun ketiga 5,25%, tahun keempat 4,95%, tahun kelima 4,90% dan kondisi kinerja pada akhir periode 4,90%.

d) Persentase kebutuhan ber KB yang tidak terpenuhi (unmeet need) kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 21.25%, tahun pertama 20.85%, tahun kedua 20,50%, tahun ketiga 20,20%, tahun keempat 20,05%, tahun kelima 19.95% dan kondisi kinerja pada akhir periode 19,95%.

 Program Bina Keluarga

Program Bina Keluarga bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui pembinaan kader kelompok bina keluarga, dari Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) serta Bina Keluarga Lansia (BKL), dengan indikator antara lain :

a) Persentase Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB)/Bina Keluarga Remaja (BKR)/Bina Keluarga Lansia (BKL) yang aktif, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 23,89%, tahun pertama 47,90%, tahun kedua 70,39%, tahun ketiga 92,89%, tahun keempat 100%, tahun kelima 100% dan kondisi kinerja pada akhir periode 100%.

b) Persentase pasangan usia subur yang usia istrinya kurang dari 20 tahun, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 3.5%, tahun pertama 3.40%,

(36)

tahun kedua 3,30%, tahun ketiga 3,20%, tahun keempat 3,10%, tahun kelima 3% dan kondisi kinerja pada akhir periode 3%.

 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat bertujuan untuk menurunkan PMKS melalui pemberdayaan PMKS usia produktif dalam kelompok-kelompok usaha dengan indikator :

 Persentase PMKS usia produktif dari hasil pelatihan/pembinaan yang berproduksi, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 75%, tahun pertama 75%, tahun kedua 75%, tahun ketiga 75%, tahun keempat 75%, tahun kelima 75% dan kondisi kinerja pada akhir periode 75%.

 Program Pemanfaatan Rumah Kreatif dan Pengembangan Usaha Kreatif

Pada Program Pemanfaatan Rumah Kreatif dan Pengembangan Usaha Kreatif posisi Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai salah satu SKPD yang mendukung program. Adapun indikator program yang didukung Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah :

a) Persentase individu/kelompok yang mengaplikasikan keahlian yang didapat dari proses pembelajaran di rumah kreatif handicraf, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD 0%, tahun pertama 5%, tahun kedua 6%, tahun ketiga 7%, tahun keempat 8%, tahun kelima 9% dan kondisi kinerja pada akhir periode 9%.

b) Persentase rumah kreatif yang beroperasi, kondisi kinerja pada awal periode RPJMD belum ditargetkan karena masih dalam proses persiapan dan rehabilitasi bangunan, tahun pertama 6,25%, tahun kedua 13,12%, tahun ketiga 15,62%, tahun keempat 25%, tahun kelima 25% dan kondisi kinerja pada akhir periode 25%.

(37)

Tabel 1.1

Target Indikator Kinerja dalam Rancangan Renstra PD 2016-2021

NO Program Indikator

Sesuai Tugas dan Fungsi SKPD

Kondisi Kinerja awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja akhir periode RPJMD Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 Program Kesetaraan Gender dan

Pemberdayaan Perempuan Persentase kecamatan yang responsif gender 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

2 Program perlindungan perempuan dan anak

Persentase permasalahan perempuan dan anak yang ditangani

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Meningkatnya jumlah jejaring yang berperan dalam

penanganan permasalahan terhadap perempuan dan anak 5% 10% 21% 35% 48% 64% 64% Tingkat efektivitas pusat pelayanan terpadu perlindungan

perempuan dan anak (PPTP2A) 0% 65,21% 66,35% 66,86% 67,15% 68,10% 68,10% Persentase berfungsinya fasilitas PKBM (Pusat Krisis

Berbasis Masyarakat) di Kecamatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

3 Program Keluarga Berencana

Persentase peserta KB baru 80,35% 81,15% 81,95% 82,75% 83,55% 84,35% 84,35% Persentase kebutuhan ber KB yang tidak terpenuhi (unmeet

need) 21,25% 20,85% 20,50% 20,20% 20,05% 19,95% 19,95%

Menurunnya target angka drop out kontrasepsi 6,10% 5,80% 5,40% 5,25% 4,95% 4,90% 4,90% Persentase Peserta KB Aktif 76,32% 77,31% 78,40% 79,60% 80,89% 80,95% 80,95%

4 Program Bina Keluarga

Persentase Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB)/Bina Keluarga Remaja (BKR)/Bina Keluarga Lansia (BKL) yang aktif

23,89% 47,90% 70,39% 92,89% 100% 100% 100% Persentase pasangan usia subur yang usia istrinya kurang

dari 20 tahun 3,5% 3,40% 3,30% 3,20% 3,10% 3,00% 3,00%

5 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat

Persentase PMKS usia produktif dari hasil

pelatihan/pembinaan yang berproduksi 75% 75% 75% 75% 75% 75% 75%

6

Program pemanfaatan rumah kreatif dan pengembangan usaha kreatif

Persentase individu/kelompok yang mengaplikasikan keahlian yang didapat dari proses pembelajaran di rumah kreatif handicraft

0% 5% 6% 7% 8% 9% 9%

(38)
(39)

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan PD

Dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya menghadapi berbagai tantangan serta berpotensi memperoleh peluang bagi pengembangan pelayanan PD. Salah satu dasar bagi perumusan tantangan dan peluang yang mungkin muncul dalam pelayanan PD adalah dengan mengacu pada indikator sasaran dari pemerintah pusat, seperti yang tersaji pada Tabel 3.

2.4.1 Analisis Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra PD Tabel 3

Komparasi Capaian Sasaran Renstra PD

terhadap Sasaran Renstra PD Provinsi dan Renstra K/L

No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra PD Kabupaten/Kota Sasaran pada Renstra K/L (1) (2) (3) (5)

1 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu

100% 100%

2 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A dan PPT/PKT di Rumah Sakit

100% 100%

3 Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu

100% 75%

4 Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu

100% 75%

5

Cakupan penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

Data berada di Pengadilan sehingga progress dan laporan melekat di lembaga yang bersangkutan

(40)

6 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum

100% 50%

7 Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan

dan anak korban kekerasan 100% 50%

8 Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi

perempuan dan anak korban kekerasan 100% 100% 9 Cakupan Pasangan Usia Subur yang Isterinya

di bawah Usia 20 tahun 3,5 % 0.05% 3.5%

10 Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur

menjadi Peserta KB Aktif 65% 79.31% 65%

11 Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin

ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Neet) 5% 20.82% 5% 12 Cakupan Penyediaan alat dan obat kontrasepsi

untuk memenuhi permintaan masyarakat 30% setiap tahun

66.4% 30%

13 Cakupan PUS Peserta KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB 87%

64.29% 87%

14 Cakupan Penyediaan informasi data mikro keluarga di setiap Desa/Kelurahaan 100% setiap tahun

100% 100%

15 Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 (satu) petugas di setiap Desa/kelurahan

100% 100%

16 Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) 1 Petugas di setiap 2 (dua) Desa/kelurahan

88% 100%

17 Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB)

ber-KB 70% 108.2% 70%

18

Cakupan Peserta KB Aktif 79.3% 70%

Indikator kinerja pada program kegiatan di Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagian mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Perempuan dan Anak (Kemen PPPA) serta Standar Pelayanan Minimal Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Gambar

Gambar 1.2 Keterkaitan antar dokumen perencanaan penganggaran
Tabel 3.10  Nilai Skala Kriteria
Tabel 4.2  Perumusan Visi
Tabel 4.4  Perumusan Misi  No.  Visi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan keluarga berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu.. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan,

Daerah Lejja tersusun oleh empat satuan batuan yaitu; satuan batuan sedimen berupa batu pasir tufaan dan batupasir coklat kehitaman, satuan lava andesit, satuan

Paling paling kita bisa bikin kursus beberapa hari untuk keluarga penderita gangguan jiwa berat, tapi dengan keterbatasan jumlah psikolog klinis di Indonesia,

Berkaitan dengan incest, kejahatan ini berhubungan dengan tindak pidana kesusilaan yg diatur di dalam KUHP yaitu, tindak pidana melakukan tindakan melanggar kesusilaan

Sedangkan manfaat dilakukannya penelitian ini adalah Memberikan dasar acuan penangkapan sinyal myoelectric yang kedepannya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan

Fungsional Ops ATR Data & Informas i Ops Alsus Subag Ops Mindik & Anev Fungsiona l Surveillance Fungsion al Admin Admin Fungsiona l DF Fungsiona l Analis IT Sarpras /