• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker payudara 1. Definisi - Nadivi Anggraditya BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker payudara 1. Definisi - Nadivi Anggraditya BAB II"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker payudara 1. Definisi

Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan di sekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh. Kanker terjadi karena proliferasi sel yang tidakterkontrol Corwin (2009).

(2)

2. Etiologi kanker payudara

Etiologi kanker payudara Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara, antara lain : a. Usia

Resiko kanker payudara semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nani (2009) mendapatkan bahwa kanker payudara mulai berkembang pesat saat umur 40-49 tahun sebelum wanita memasuki usia 50 tahun keatas, sedangkan risiko kanker payudara sendiri berkembang sampai usia 50 tahun dengan perbandingan peluang 1 diantara 50 wanita. Berdasarkan program Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER) yang dilakukan National Cancer Institutte (NCI) insidensi kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Diperkirakan 1 dari 8 wanita mengalami perkembangan penyakit kanker payudara sepanjang hidupnya.Kemungkinan terbesar perkembangan penyakit payudara mulai terjadi pada wanita dengan kisaran umur 40-50 tahun Harianto, Rina, dan Hery (2005).

b. Faktor hormone

(3)

tidak menikah atau tidak pernah melahirkan anak, dan melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun, serta penggunaan pil KB atau terapi hormon esterogen.

c. Riwayat pribadi tentang kanker payudara

Risiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun Harianto, Rina, dan Hery (2005). Mulai terjadi pada wanita dengan kisaran umur 40-50 tahun Harianto, Rina, dan Hery (2005).

d. Riwayat keluarga

Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Hetty (2009) menyatakan bahwa pada studi genetic ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat suatu gen suseptibilitas kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara.

e. Faktor genetic

(4)

sangatlah besar. Riwayat menderita kanker payudara yang diwarisi menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Adanya faktor pembawa (carrier) kanker payudara akan meningkatkan perkembangan kanker payudara pada usia muda. Terdapat hubungan terjadinya kanker ovarium dengan kanker payudara secara genetik yaitu adanya gen kanker payudara-ovarium yang terletak pada kromosom 17q12- 21 (BRCA1) akan memperkuat terjadinya kanker payudara dan ovarium. BRCA2 (Breast Cancer gene two) yang terletak pada kromosom 13 juga dapat memicu terjadinya kanker payudara.BRCA1 (Breast Cancer gene one) merupakan gen supresor tumor yang berperan dalam perkembangan kanker payudara dan ovarium.Meskipun terjadinya kanker payudara dapat disebabkan oleh mutasi BRCA1 dan BRCA2, namun persentase insidensinya kecil Harianto, Rina, dan Hery (2005).

f. Pernah menggunakan obat hormonal

Penggunaan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih hormon atau hormonal replacement therapy (HRT), dan pengobatan kemandulan (infertilitas).

g. Pemakaian kontrasepsi

(5)

h. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) inonisasi

Terutama pada bagian dada setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun berisiko hampir dua kali lipat.

i. Wanita yang obesitas (kegemukan)

Pasca menopause, mengkonsumsi lemak, dan konsumsi alkohol berlebih Brunner & Suddarth, 2002).

3. Klasifikasi kanker payudara

Pada stadium awal tidak ada keluhan sama sekali hanya seperti fribroadenoma atau penyakit fribrokistik yang kecil saja, bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi padat keras. Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri.Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak.Namun nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut Smeltzer & Bare (2002).

(6)

medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan, sebagai contoh mereka baru mencari bantuan medis setelah tampak dimpling pada kulit payudara yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada dinding dada dapat juga merupakan bukti.Metastasis di kulit dapat dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur.Tanda – tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada tahap lanjut.Namun indek kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus dilakukan Smeltzer & Bare (2002). Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai berikut :

a. Stadium I (stadium dini)

Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.

b. Stadium II

(7)

c. Stadium III

Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit.Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi.Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker).Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin. Smeltzer &Bare (2002).

4. Gejala klinis

Gejala klinis yang sering terjadi :

a. Masa (terutama jika keras, irregular, tidak nyeri tekan) atau penebalan pada payudara atau daerah aksila

b. Rabas putting payudara unilateral, persisten, spontan yang mempunyai karakter serosanguinosa, mengandung darah, atau encer.

c. Retraksi atau inversi puting susu.

d. Perubahan ukuran, bentuk atau tekstur payudara (asimetris). e. Pengerutan atau pelekukan kulit disekitarnya.

f. Kulit yang bersisik di sekeliling putting susu. 5. Penatalaksanan klinis

(8)

a. Operasi

Operasi (pembedahan) merupakan modalitas utama untuk penatalaksanaan kanker payudara. Berbagai jenis operasi pada kanker payudara memiliki kerugian dan keuntungan yang berbeda-beda . b. Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitostatika) untuk menghancurkan sel kanker. Regimen yang sering digunakan mengandung kombinasi siklofosfamid (C), metotreksat (M), dan 5-FU (F). Oleh karena doksorubisin merupakan salah satu zat tunggal yang paling aktif, zat ini sering digunakan dalam kombinasi tersebut.

c. Radioterapi

Mekanisme utama kematian sel karena radiasi adalah kerusakan DNA dengan gangguan proses replikasi dan menurunkan risiko rekurensi lokal dan berpotensi untuk menurunkan mortalitas jangka panjang penderita kanker payudara.

B. Peran Keluarga 1. Defenisi

(9)

baik yang berhubungan melalui pertalian darah perkawinan, maupun adopsi Nasir (2010). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sekelompok individu yang dihubungkan dengan ikatan darah dan emosial, merasa memiliki satu sama lain, memberikan dukungan, melakukan berbagai fungsi dasar, memelihara pertumbuhan psikososial melalui pola interaksi.

(10)

2. Peran Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan kegiatan yang berhubugan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing masing antara lain adalah : a. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung/ pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga setiap anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

b. Ibu

Ibu sebagai pengatur rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

c. Anak

(11)

3. Fungsi Keluarga

Fungsi fungsi dasar keluarga adalah memenuhi kebutuhan kebutuhan anggota keluarga dan masyarakat yang lebih luas. Lima fungsi keluarga menurut Freudman (2010) adalah :

1) Fungsi Afektif

Fungsi afektif merupakan suatu basis sentral bagi pembentukan dan keberlangsungan unit keluarga dengan demikian fungsi afektif merupakan fungsi paling viral. Tujuan dari fungsi afektif untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa, memuhi kebutuhan kebutuhan para anggota keluarga. Keluarga harus memenuhi kebutuhan kasih sayang dari anggotanya karena respon afektif dari seorang anggota keluarga merupakan penghargaan terhadap kehidupan keluarga. Pada keluarga dengan kanker payudara harus memberikan reinforcement positif terhadap segala kemampuan yang sudah dilakukan klien dengan tujuan untuk meningkatkan harga diri positif. 2) Fungsi Sosialisasi

(12)

3) Fungsi Reproduksi

Salah satu fungsi dasar keluarga adalah menjamin kontinuitas keluarga antar generasi dan masyarakat, fungsi reproduksi ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan generasi dan juga keberlangsungan hidup masyarakat. Keluarga dengan kanker payudara harus mempertahankan kualitas hidup setiap anggota keluarganya agar keberlangsungan generasi tetap terjaga.

4) Fungsi Ekonomis

Fungsi ekonomis meliputi ketersediaan sumber sumber dari keluarga secara finansial, dan pengalokasian sumber tersebut yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan. Kemampuan keluarga seperti sandang, pangan, papan dan perawatan kesehatan yang memadai merupakan suatu persfektif tentang sistem nilai keluarga itu sendiri. Kemampuan keluarga juga harus mendukung anggota keluarga untuk memanfaatkan sumber sumber finansial yang tersedia baik dari keluarga itu sendiri maupun pemerintah seperti askeskin agar pengobatan klien tetap berkelanjutan. Keluarga juga mengaarkan klien untuk mengelola keuangan sesuai kebutuhan klien.

5) Fungsi Perawatan /pemeliharan kesehatan

(13)

adalah merawat anggota keluarga yang menderita kanker dan membawa anggota keluarga kepelayanan kesehatan untuk memeriksakan kesehatannya.

6. Struktur keluarga

Tugas-tugas keluarga pada dasarnya tugas keluarga ada delapan

tugas pokok sebagai berikut :

a. Pemeliharan fisik keluarga dan para anggotanya

b. Pemeliharan sumber-sumber daya ada dalam keluarga

c. Pembagian tugas masing –masing anggotanya sesuai dengan

kedudukan nya masing-masing

d. Sosialisasi antara anggota keluarga

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang

lebih luas Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

effendi, 1998 dalam kutipan ide sankita (2015).

C. Kualitas Hidup

a. Pengertian Kualitas Hidup

(14)

(2009) kualitas hidup diartikan sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam bidang kehidupan. Lebih spesifiknya adalah penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan system nilai dimana mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian individu Nofitri (2009).

Menurut WHO (1994) dalam Bangun (2008), kualitas hidup didefenisikan sebagai persepsi individu sebagai laki-laki atau wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan system nilai dimana mereka tinggal, dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka.Hal ini merupakan konsep tingkatan, terangkum secara kompleks mencakup kesehatanfisik, status psikologis, tingkat kebebasan, hubungan social dan hubungan kepada karakteristik lingkungan mereka.

Di dalam bidang kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit, kualitas hidup dijadikan sebagai aspek untuk menggambarkan kondisi kesehatan Larasati (2012). Adapun menurut Cohen & Lazarus dalam Larasati (2012) kualitas hidup adalah tingkatan yang menggambarkan keunggulan seorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan mereka.Kualitas hidup individu tersebut biasanya dapat dinilai dari kondisi fisiknya, psikologis, hubungan sosial dan lingkungannya WHOQoL Group (1998) dalam Larasati (2012).

(15)

terhadap aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan hubungan antar keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasan dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional serta kemampuan mengadakan sosialisasi dengan orang lain.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh The World Organization Quality Of Life (WHOQoL dalam Power, 2003), persepsi individu mengenai kualitas hidupnya dipengaruhi oleh konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal. Hal ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan Fadda dan Jiron (1999) bahwa kualitas hidup bervariasi antara individu yang tinggal di kota/ wilayah satu dengan yang lain bergantung pada konteks budaya, sistem, dan berbagai kondisi yang berlaku pada wilayah tersebut. Menurut para peneliti, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah:

a. Gender atau Jenis Kelamin

(16)

dkk (2003) dalam Noftri (2009) menemukan adanya perbedaan antara kualitas hidup antara laki-laki dan perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih baik dari pada kualitas hidup perempuan.Bertentangan dengan penemuan Bain, dkk (2004) dalam Noftri (2009) menemukan bahwa kualitas hidup perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan aspek-aspek kehidupan dalam hubungannya dengan kualitas hidup pada laki-laki dan perempuan. Ryff dan Singer (1998) dalam Noftri (2009) mengatakan bahwa secara umum, kesejahteraan laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda, namun perempuan lebih banyak terkait dengan aspek hubungan yang bersifat positif sedangkan kesejahteraan tinggi pada pria lebih terkait dengan aspek pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik.

b. Usia

(17)

c. Pekerjaan

Perbedaan kualitas hidup antara penduduk yang berstatus sebagai pelajar, penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak bekerja (atau sedang mencari pekerjaan), dan penduduk yang tidak mampu bekerja (atau memiliki disablity tertentu)Moons, dkk (2004) dalam Noftri (2009). menemukan bahwa status pekerjaan berhubungan dengan kualitas hidup baik pada pria maupun wanitaWahl, dkk (2004) dalam Noftri (2009).

d. Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup subjektif Moons, dkk (2004) dan Baxter (1998).Penelitian yang menemukan bahwa kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu menurut penelitian Wahl, dkk (2004) dalam Noftri (2009). Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, dkk (2007) dalam Noftri (2009) menemukan adanya pengaruh positif dari pendidikan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak. e. Status pernikahan

(18)

individu yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi daripada individu yang tidak menikah, bercerai, ataupun janda/duda akibat pasangan meninggal Glenn dan Weaver (1981) dalam (Nofitri, 2009).Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahl, dkk (2004) dalam Nofitri, (2009) menemukan bahwa baik pada pria maupun wanita, individu dengan status menikah atau kohabitasi memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi.

f. Penghasilan

Menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa penghasilan dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif penelitian menurut Baxter, dkk (1998) dan Dalkey (2002) dalam (Nofitri, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007) dalam Nofitri (2009) juga menemukan adanya kontribusi yang lumayan dari faktor penghasilan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak.

g. Hubungan dengan orang lain

(19)

emosional menurut Kahneman, Diener, & Schwarz (1999) dalam (Nofitri, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007) dalam (Nofitri, 2009) juga menemukan bahwa faktor hubungan dengan orang lain memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menjelaskan kualitas hidup subjektif.

h. Standard referensi

Kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh standard referensi yang digunakan seseorang seperti harapan, aspirasi, perasaan mengenai persamaan antara diri individu dengan orang lain menurut O’Connor

(1993) dalam (Nofitri, 2009). Hal ini sesuai dengan definisi kualitas hidup yang dikemukakan oleh WHOQoL(Power, 2003) dalam (Nofitri, 2009), bahwa kualitas hidup akan dipengaruhi oleh harapan, tujuan, dan standard dari masing-masing individu. Glatzer dan Mohr (1987) dalam (Nofitri, 2009) menemukan bahwa di antara berbagai standard referensi yang digunakan oleh individu, komparasi sosial Universitas Sumatera Utara memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Jadi, individu membandingkan kondisinya dengan kondisi orang lain dalam menghayati kualitas hidupnya.

c. Dimensi Kualitas Hidup

(20)

a. Dimensi Fisik

Dalam hal ini dimensi fisik yaitu aktivitas sehari-hari, ketergantungan obat-obatan dan bantuan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, serta kapasitas kerja.Menurut Tarwoto dan Martonah (2010) aktivitas sehari-hari adalah suatu energi atau keadaan untuk bergerak dalam memenuhi kebutuhan hidup dimana aktivitas dipengaruhi oleh adekuatnya sistem persarafan, otot dan tulang atau sendi.

Ketergantungan obat-obatan dan bantuan medis yaitu seberapa besar kecenderungan individu menggunakan obat-obatan atau bantuan medis lainnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.Energi dan kelelahan merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh individu dalammenjalankan aktivitas sehari-hari.Sedangkan mobilitas merupakan tingkat perpindahan yang mampu dilakukan oleh individu dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.Kemudian sakit dan ketidaknyamanan menggambarkan sejauh mana perasaan keresahan yang dirasakan individu terhadap hal-hal yang menyebabkan individu merasa sakit (Sekarwiri, 2008).

(21)

merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masingmasing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.Kapasitas kerja menggambarkan kemampuan yang dimiliki individu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

b. Dimensi Psikologis

Dimensi psikologis yaitu bodily dan appearance, perasaan negatif , perasaan positif, self – esteem, berfikir, belajar, memori, dan konsentrasi. Aspek sosial meliputi relasi personal, dukungan sosial dan aktivitas seksual. Kemudian aspek lingkungan yang meliputi sumber finansial, freedom, physical safety dan security , perawatan kesehatan dan sosial care lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru dan keterampilan, partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi atau kegiatan yang menyenangkan serta lingkungan fisik dan transportasi (Sekarwiri, 2008).

(22)

c. Dimensi Hubungan Sosial

Dimensi hubungan social mencakup relasi personal, dukungan sosial dan aktivitas sosial. Relasi personal merupakan hubungan individu dengan orang lain. Dukungan sosial yaitu menggambarkan adanya bantuan yang didapatkan oleh individu yang berasal dari lingkungan sekitarnya.Sedangkan aktivitas seksual merupakan gambaran kegiatan seksual yang dilakukan individu (Sekarwiri, 2008). d. Dimensi Lingkungan

Adapun dimensi lingkungan yaitu mencakup sumber financial, Freedom, physical safety dan security, perawatan kesehatan dan sosial care, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru dan keterampilan, partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi atau kegiatan yang menyenangkan, lingkungan fisik serta transportasi (Sekarwiri, 2008).

D. Kemoterapi

1. Definisi kemoterapi

(23)

kemoterapi, dan bagaimana tubuh bereaksi terhadap kemoterapi (dalam Bellenir, 2009).

Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker yang paling banyak dilakukan Azwar (2007). Komplikasi kemoterapi juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan, meningkatkan stres dan mempengaruhi kualitas hidup klien.Dengan kata lain tindakan kemoterapi secara signifikan berdampak atau mempengaruhi kualitas hidup dari klien kanker di antaranya kesehatan fisik, psikologis, spiritual, status ekonomi dan dinamika keluarga (Yusra 2011).WHO dikutip dalam Farida (2010) mengemukakan bahwa kualitas hidup adalah konsep multi dimensional yang meliputi dimensi fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan yang berhubungan dengan penyakit dan terapi.Cella dan Cherin tahun 2001 dikutip dalam Farida (2010) menyatakan bahwa kualitas hidup merupakan penilaian dan kepuasan klien terhadap tingkat dan fungsi kehidupan mereka dibandingkan dengan keadaan ideal yang seharusnya bisa dicapai menurut klien.

2. Kemoterapi Dibedakan Menjadi Tiga, yaitu :

a. Kemoterapi paliatif, jenis kemoterapi yang dilakukan dengan alasan untuk mengendalikan atau melenyapkan tumor untuk meringankan gejala kanker seperti rasa sakit.

(24)

c. Kemoterapi Neo-adjuvant, kemoterapi yang dilakukan dengan alasan untuk mengurangi tumor sehingga mudah dioperasi yang diberikan sebelum operasi.

3. Cara Pemberian Kemoterapi

a. Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari. Keuntungan kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.

b. Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit, klinik, bahkan di rumah.

c. Dalam bentuk infus, Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh paramedis yang terlatih).Tergantung jenisnya, kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa sering penderita harus menjalani kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker penderita.

4. Manfaat Kemoterapi

a. Pengobatan, beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.

b. Kontrol, kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain

(25)

5. Efek Kemoterapi

Pengobatan secara kemoterapi memiliki efek samping, dimana efeknya tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa sering penderita harus menjalani Kemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker penderita.Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada-tidak atau berat-ringannya kondisi akan pulih seperti semula. Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek samping kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh.Bisa menggunakannya, tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter juga.Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang semakin diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa memberikan kemoterapi herbal yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik tersebut adalah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk memantau hasilnya.

(26)
(27)

E. Keragka Teori

: yang di teliti : yang tidak di teliti

Gambar 2.1

Kerangka teori modifikasi dari : friedman (2003), Koizer & Barbera (2011), WHOQOL group Lopez dan Sayder (2004), dalam Sekarwiri (2008) dan

(28)

F. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 2.2 kerangka konsep

G. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

a. Ha : Ada hubungan fungsi keluarga terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara dengan kemoterapi pertama di RSU Dadi Keluarga Purwokerto.

b. Ho : Tidak ada hubungan fungsi keluarga terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara dengan kemoterapi pertama di RSU Dadi Keluarga Purwokerto.

Fungsi Keluarga: 1.Fungsi Afektif 2.Fungsi Perawatan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka teori modifikasi dari : friedman (2003), Koizer & Barbera (2011),
Gambar 2.2 kerangka konsep

Referensi

Dokumen terkait

Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stres bagi perawat yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya

Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan berharap, selalu menjadi bagian dari hidup klien skizofrenia, mereka tidak merasa memiliki perilaku yang

36, terdiri dari 36 pertanyaan yang berisi 8 item yang diukur, yaitu :.. 1) Fungsi fisik adalah derajat dalam hal yang keterbatasan kesehatan. untuk aktivitas fisik, terdiri dari

(2012) menyatakan kuesioner EQ-5D dapat digunakan untuk menilai kualitas hidup terkait kesehatan pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan caregivers , dan

kualitas hidup adalah kondisi fungsional lansia yang meliputi kesehatan fisik. yaitu aktivitas sehari – hari, ketergantungan pada bantuan medis,

Doxorubicin merupakan salah satu agen kemoterapi yang masih banyak digunakan, tetapi terapi dengan obat ini dapat menimbulkan efek toksik pada sel normal.. Seperti

Peningkatan kualitas hidup secara mental yang diperoleh melalui aktivitas fisik ialah mengurangi stres, meningkatkan rasa antusias dan rasa percaya diri, serta

kedaerah yang baru. Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus. Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri non. farmakologi dan non invasive. Ajarkan