• Tidak ada hasil yang ditemukan

Going Concern Vol. 11 No. 1 Maret 2016 | Vol. 11 No. 1 Maret 2016 | JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN 10562 21040 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Going Concern Vol. 11 No. 1 Maret 2016 | Vol. 11 No. 1 Maret 2016 | JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN 10562 21040 1 SM"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN BERDASARKAN PSAK

NO.14 PADA PT. GATRACO INDAH MANADO

Rachel Anly Marilyn Lingkanwene Wullur, Herman Karamoy, Winston Pontoh

PERBANDINGAN PENERAPAN SAK-ETAP DAN PSAK 50 DAN 55 ATAS

PENURUNAN NILAI

(IMPAIRMENT)

PIUTANG PADA PT. BPR MILLENIA

Daniela Ribka Frida Mandang, Agus Poputra, Meily Kalalo

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN PAJAK SARANG BURUNG WALET DI

KABUPATEN MINAHASA

Pingkan Lapian, Grace B. Nangoi, Steven J. Tangkuman

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN ASET PADA BPKBMD

KABUPATEN MINAHASA UTARA

Ferina M A. Saraun, Lidia Mawikere

ANALISIS KOREKSI FISKAL DALAM RANGKA PERHITUNGAN PPH BADAN

PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT NUSA UTARA

Brilliant Joy Leonardo Kalangie, Grace B. Nangoi, Inggriani Elim

EVALUASI BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA UD.KAREMA

Rivo Jeaner Mangare, Jenny Morasa, Sherly Pinatik

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA DINAS PEKERJAAN

UMUM (PU) PROVINSI SULAWESI UTARA

Akhyar Tipan, David Paul Elia Saerang, Robert Lambey

ANALISIS KEBIJAKAN SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DI KOTA

TOMOHON (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kota

Tomohon)

Christo A. Sualang, Ventje Ilat, Anneke Wangkar

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI DASAR PENGUKURAN LIKUIDITAS

PADA PERUSAHAAN

“UNICARE” CABANG MANADO

Chintia Debby Mogi, Agus.T.Poputra, Stanly. W. Alexander

PENERAPAN

BIAYA

RELEVAN

DALAM

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

MEMBUAT SENDIRI ATAU MEMBELI “KALENG” PADA PT. DEHO BITUNG

Inria Rumopa, Ventje Ilat, Inggriani Elim

Vol. 11 No. 1, Maret 2016

ISSN. 1907-9737

JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FEB UNSRAT i

Vol.11,No.1,Maret 2016

ISSN.1907-9737

GOING CONCERN

JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN

Pelindung

Rektor Universitas Sam Ratulangi

Penanggung Jawab

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSRAT

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSRAT

Pemimpin Redaksi

Prof. DR. David. P.E. Saerang,SE,M.Com(Hons)

Redaksi Pelaksana

Harijanto Sabijono,SE,MSi,Ak

Lidia Mawikere,SE,MSi,Ak

Hendrik Manossoh,SE,MSi,Ak

Imelda Najoan,SE,MSi,Ak

Dewan Redaksi

DR. Grace Nangoy,SE,MSAc,Ak,CPA

Sifrid S. Pangemanan,SE,MSA

DR. Jullie J. Sondakh,SE,MSi,Ak,CPA

DR.Ventje Ilat,SE,MSi

DR. Herman Karamoy,SE,MSi,Ak

DR. Jenny Morasa,SE,MSi,Ak

DR. Agus T. Poputra,SE,MM,MA,Ak

Victorina Tirayoh,SE,MM,Ak

Linda Lambey,SE,MBA,MA,Ak

Margaretha Bolang,SE,MA,Ak

Peter Kapojos,SE,MSi,Ak

Administrasi & Sirkulasi DR. Jantje Tinangon,SE,MM,Ak

DR. Lintje Kalangi,SE,ME,Ak

Winston Pontoh,SE,MM,Ak

Christian Datu,SE,MSA,Ak

Alamat Redaksi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado

Jl. Kampus Bahu

Manado, Sulawesi Utara

Telp. (0431) 847472, Fax. (0431) 853584

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado, dimaksudkan sebagai media pertukaran informasi, penelitian dan karya ilmiah antara pengajar, alumni, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Jurnal ini terbit empat kali setahun yaitu bulan Maret, Juni, September, Desember.

Redaksi menerima naskah yang belum pernah diterbitkan oleh media dan tinjauan atas buku-buku akuntansi terbitan dalam dan luar negeri yang baru serta catatan/komentar atas artikel yang dimuat dalam jurnal ini.

(3)

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FEB UNSRAT ii

Vol.11,No.1,Maret 2016

ISSN.1907-9737

GOING CONCERN

JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN

DAFTAR ISI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN BERDASARKAN PSAK NO.14

PADA PT. GATRACO INDAH MANADO

Rachel Anly Marilyn Lingkanwene Wullur, Herman Karamoy, Winston Pontoh ... 1-9

PERBANDINGAN PENERAPAN SAK-ETAP DAN PSAK 50 DAN 55 ATAS

PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) PIUTANG PADA PT. BPR MILLENIA

Daniela Ribka Frida Mandang, Agus Poputra, Meily Kalalo... 10-20

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN PAJAK SARANG BURUNG WALET DI

KABUPATEN MINAHASA

Pingkan Lapian, Grace B. Nangoi, Steven J. Tangkuman ... 21-28

EVALUASI

PERENCANAAN

DAN

PENGADAAN

ASET

PADA

BPKBMD

KABUPATEN MINAHASA UTARA

Ferina M A. Saraun, Lidia Mawikere ... 29-38

ANALISIS KOREKSI FISKAL DALAM RANGKA PERHITUNGAN PPH BADAN PADA

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT NUSA UTARA

Brilliant Joy Leonardo Kalangie, Grace B. Nangoi, Inggriani Elim ... 39-48

EVALUASI

BIAYA

DIFERENSIAL

DALAM

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA UD.KAREMA

Rivo Jeaner Mangare, Jenny Morasa, Sherly Pinatik ... 49-56

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA DINAS PEKERJAAN

UMUM (PU) PROVINSI SULAWESI UTARA

Akhyar Tipan, David Paul Elia Saerang, Robert Lambey ... 57-65

ANALISIS KEBIJAKAN SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DI KOTA

TOMOHON (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kota

Tomohon)

Christo A. Sualang, Ventje Ilat, Anneke Wangkar... 66-75

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI DASAR PENGUKURAN LIKUIDITAS

PADA PERUSAHAAN

“UNICARE” CABANG MANADO

Chintia Debby Mogi, Agus.T.Poputra, Stanly. W. Alexander ... 76-82

PENERAPAN BIAYA RELEVAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBUAT

SENDIRI ATAU MEMBELI “KALENG” PADA PT. DEHO BITUNG

(4)

1

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN BERDASARKAN PSAK NO.14 PADA PT. GATRACO INDAH MANADO

Rachel Anly Marilyn Lingkanwene Wullur1 Herman Karamoy2

Winston Pontoh3

1,2,3

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi

Email : 1rachelanly@gmail.com

ABSTRACT

Inventories are assets owned by the company that are available for sale or goods that will be used in the production of the company’s product. With inventory, the company can sustain their sustainability. Companies often experienced problems in recording and assessment the inventories itself. Aim to make this observation on PT Gatraco Indah is to determine the suitability on the application of the inventory recording method and inventory valuation method of manufacture inventory in the PT Gatraco Indah with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) 14 about Inventory. PT Gatraco Indah is a company engaged in food and beverages for airline companies in Indonesia, especially in North Sulawesi. The Methods that was used in this research is descriptive research method with qualitative analysis techniques outline, describe and compare the data. The Result of this research shows that the company has applied the PSAK No.14 on their inventories.

Keywords: inventory recording method, inventory valuation methods

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perusahaan yang bergerak dalam industri perdagangan berusaha memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya seefektif dan seefisien mungkin, sumber daya tersebut di antaranya adalah persediaan yang informasinya sangat diperlukan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan agar tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan persediaan. Masalah persediaan merupakan permasalahan yang selalu dihadapi para pengambil keputusan dalam proses produksi, pencatatan persediaan dilakukan untuk menjamin adanya kepastian bahwa pada saat dibutuhkan barang-barang tersebut tersedia.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015:14.2) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi penjualan tersebut atau dalam bentuk bahan atau dalam bentuk perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pembelian jasa. Persediaan termasuk dalam aktiva lancer dikarenakan jumlah kas akan bertambah seiring dengan penjualan barang secara tunai.

Tetapi terkadang dalam pencatatan ataupun perlakuan akuntansi suatu perusahaan belum di lakukan dengan baik atau belum sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia.Hal ini di karenakan beberapa faktor di antaranya kekurangan informasi terhadap metode pencatatan dan penilaian persediaan, kurangnya pengetahuan dari pihak perusahaan untuk menerapkan metode yang layak, ataupun perusahaan sudah merasa cocok dengan metode yang telah diterapkan dan digunakan selama ini sehingga perusahaan enggan untuk mengganti metode lama dengan metode baru yang sesuai dengan standar yang berlaku sebenarnya.

Dalam PSAK No.14 dijelaskan mengenai perlakuan akuntansi untuk persediaan, ruang lingkup yang dapat di golongkan sebagai persediaan, pengukuran persediaan, biaya-biaya yang mempengaruhi persediaan, dan juga mengenai pengungkapan persediaan.PT. Gatraco Indah Manado merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang food and baverages khusus untuk maskapai Garuda Indonesia dibagian Manado.

Tujuan Penelitian

(5)

2

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi

Belkaoui (2006:50) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu aktivitas jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam menentukan pilihan di antara serangkaian tindakan-tindakan alternatif yang ada. Reeve (2009:9) menyatakan akuntansi secara umumnya dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Konsep Laporan Keuangan

Ardiyos (2010:414) Laporan keuangan merupakan proses berkala yaitu menampilkan data-data keuangan tentang posisi suatu perusahaan, kinerja operasi, dan aliran dana-dana selama periode akuntansi untuk pihak-pihak di luar organisasi bisnis. Urutan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang disusun secara sistematis tentang pendapatan dan pengeluaran suatu perusahaan atau organisasi untuk menunjukkan adanya laba atau kerugian untuk suatu periode tertentu.

b. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner’s Equity) merupakan suatu pernyataan atau laporan keuangan yang menunjukkan perubahan modal pemilik selama periode tertentu.

c. Neraca (Balance Sheet) merupakan suatu pernyataan tertulis yang mencerminkan mengenai aktiva, kewajiban dan juga modal suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Disebut neraca di karenakan kenyataannya terjadi keseimbangan antara aktiva di satu pihak dengan kewajiban dan modal pihak lain.

d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) merupakan sebuah laporan yang menggambarkan penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan ini memaparkan secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus kas juga menunjukan besarnya kenaikan ataupun penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas dalam periode berjalan serta jumlah kas yang dimiliki suatu perusahaan sampai dengan akhir periode.

Definisi Persediaan

Menurut Hongren dkk diterjemahkan oleh Muhamad (2009:216) persediaan merupakan seluruh barang dagangan yang dimiliki oleh perusahaan dan diharap dapat dijual dalam jalur normal operasi perusahaan.Ikatan Akuntan Indonesia (2015:14.2)persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali.Seperti contoh, barang dagang yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mancakupi barang yang diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.

Jenis-jenis Persediaan

Terdapat beberapa golongan untuk pembagian jenis persediaan. Keown (2010:312) menjelaskan beberapa tipe umum persediaan beerdasarkan proses produksi sebagai berikut:

A. Persediaan Bahan Mentah (Raw Materials)

Terdiri dari bahan dasar yang dibeli dari perusahaan lain untuk digunakan dalam operasi produksi perusahaan.

B. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work-in-Process)

Mencakup barang setengah jadi yang membutuhkan kerja tambahan atau proses lanjutan sebelum menjadi barang jadi.

C. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods)

Mencakup barang yang telah selesai proses produksinya tetapi belum dijual oleh perusahaan, dan masih berada di dalam gudang

Metode Pencatatan Persediaan

Dalam akuntansi dikenal ada dua macam metode dalam pencatatan persediaan yang dikenal dengan metode perpetual dan metode periodik.

(6)

3

Reeve (2009:282) setiap pembelian dan penjualan barang dicatat dalam akun persediaan dan juga pada akun harga pokok penjualan.Dengan demikian jumlah barang yang tersedia untuk dijual dan jumlah yang terjual dilaporkan dalam catatan persediaan secara terus-menerus.

b. Metode periodik

Reeve (2012:282) Pencatatan dalam metode fisik atau yang disebut juga dengan metode periodik, akun harga pokok penjualan dihitung dengan mengurangkan sisa barang pada akhir periode dari barang tersedia untuk dijual selama periode tersebut.Sisa barang pada akhir periode dihitung dengan melakukan perhitungan fisik terhadap sisa persediaan yang ada.Pada metode periodik catatan persediaan tidak menunjukan jumlah tersedia untuk dijual atau jumlah terjual salama periode tertentu.

Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan (HPP) terkait langsung dengan penerimaan penjualan.Penjualan dalam suatu periode akuntansi merupakan jumlah unit yang terjual dikalikan dengan harga jual, sedangkan harga pokok penjualan merupakan jumlah unit yang sama dikalikan dengan biaya per unit. Supriyono (2008 : 16) mengartikan harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang, dalam bentuk kas yang dibayarkan atau nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau hutang yang timbul atau tambahan modal dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu maupun pada masa mendatang.

Metode Penilaian Persediaan

Metode penilaian persediaan ini mengalokasikan total biaya persediaan yang tersisa dan yang dijual. Metode ini terdiri dari empat metode paling umum yaitu:

a. Identifikasi Khusus

Pontoh (2013:312) metode ini memiliki keunggulan dalam menentukan secara tepat biaya persediaan per unit yang terjual, dan menentukan secara tepat nilai persediaan akhir yang tersisa dalam gudang.Hal ini disebabkan karena unit persediaan yang akan dijual dapat diidentifikasi terpisah secara tepat.Akan tetapi, metode ini menjadi tidak praktis ketika diterapkan dalam organisasi bisnis yang bergerak di bidang usaha perdagangan besar dan eceran.

b. Metode Biaya Rata-rata

Pontoh (2013:317) metode ini mengasumsikan bahwa harga beli sebuah persediaan yang dibeli terakhir akan menjadi beban pokok penjualam terlebih dahulu, pada saat terjadinya transaksi penjualan. Nilai persediaan yang akan dilaporkan adalah berdasarkan harga beli persediaan pada awal persediaan.

c. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO)

Libby (2008:342) metode ini berasumsi bahwa barang yang pertama kali dibeli merupakan barang yang pertama kali dijual, dan barang yang terakhir kali dibeli merupakan barang yang tersisa sebagai persediaan.Menurut metode ini, harga pokok penjualan dan persediaan akhir dihitung seolah-olah barang tersebut keluar masuk.Saat metode FIFO digunakan selama periode inflasi atau kenaikan harga-harga secara umum, biaya unit yang lebih awal akan lebih rendah dibandingkan dengan biaya unit paling terakhir.Oleh karena itu metode ini akan menghasilkan laba kotor lebih tinggi.Akan tetapi, persediaan perlu diganti dengan harga yang lebih tinggi dari pada yang ditunjukan oleh harga pokok penjualan.

d. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO)

(7)

4

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14 (PSAK No.14) tentang Persediaan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK adalah standar yang harus diikuti dalam pencatatan dan pelaporan akuntansi di Indonesia.PSAK ini merupakan aturan-aturan yang harus ditaati oleh para akuntan agar pelaporan akuntansi di Indonesia lebih efektif.

a. Persediaan

Dalam PSAK No.14, Ikatan Akuntansi Indoensia mengkhususkan pernyataannya mengenai persediaan. Ini terdiri dari bagian pendahuluan, penjelasan dan pengungkapan mengenai persediaan barang dagangan.

b. Pendahuluan

Dalam pendahuluan PSAK No.14 memuat tentang tujuan pernyataan, ruang lingkup pernyataan dan definisi persediaan.Pendahuluan ini terdiri dari paragraf 1 sampai dengan paragraf 4.

c. Tujuan

Tujuan pernyataan ini adalah untuk merumuskan perlakuan akuntansi untuk persediaan menurut system biaya historis.Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah jumlah biaya yang harus diakui sebagai aktiva dan konversi selanjutnya sampai pendapatan yang bersangkutan diakui.

d. Ruang Lingkup

Dalam paragraph 1 PSAK No.14 mengatakan bahwa: pernyataan ini harus diaplikasikan dalam penyusunan laporan keuangan dalam konteks system biaya historis tentang akuntansi persediaan selain:

1) Pekerjaan dalam proses yang timbu dalam kontrak konstruksi 2) Instrumen keuangan; dan

3) Persediaan yang dimiliki oleh produsen peternakan, produk pertanian dan kehutanan, dan hasil tambang sepanjang persediaan tersebut dinilai berdasarkan nilai realisasi bersih sesuai dengan kelaziman praktek yang berlaku dalam industry tertentu.

Penelitian Terdahulu

1. Djanegara (2004) dalam penelitiannya tentang : Evaluasi Metode Penilaian Persediaan Kaitannya Dengan Harga Pokok Penjualan, bertujuan untuk mengetahui dasar penilaian persediaan pada perusahaan serta penerapan metode penilaian persediaan berdasarkan PSAK No.14 yang berlaku di Indonesia PT.CLI. Jenis Penelitian ini adalah deskripstif kualitatif. Peneliti belum memberikan contoh pencatatan persediaan yang sesuai dengan PSAK No.14. 2. Sambuaga (2013) dalam penelitiannya tentang : Evaluasi Akuntansi Persediaan pada PT. Sukses

Era Niaga Manado, bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi persediaan pada PT. Sukses Era Niaga Manado apakah sudah sesuai dengan PSAK No.14 mengenai persediaan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Peneliti telah memberikan contoh pengungkapan persediaan yang sesuai dengan PSAK No.14.

3. Anwar (2014) dalam penelitiannya tentang : Analisis Penerapan Metode Pencatatan Dan Penilaian Terhadap Persediaan Barang Menurut PSAK No.14 Pada PT. Tirta Investama Dc Manado, bertujuan untuk mengetahui adanya kesesuaian penerapan metode pencatatan dan penilaian persediaan barang di PT. Tirta Investama dengan PSAK NO.14 tentang Persediaan. Peneliti telah memberikan contoh pengungkapan persediaan yang cukup sesuai dengan PSAK No.14.

METODELOGI PENELITIAN Jenis Penelitian

Dalam Penilitian ini, Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif; dimana dalam penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami metode pencatatan serta penilaian persediaan barang yang diterapkan oleh PT. Gatraco Indah.

Tempat dan Waktu Penelitian

(8)

5 Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan informasi untuk mengetahui gambaran umum tentang persediaan yang ada di PT. Gatraco Indah.

2. Mengetahui struktur organisasi PT. Gatraco Indah, serta tugas dan tanggung jawab masing-masing.

3. Mengetahui bagian-bagian yang bertanggungjawab dalam setiap hal yang berhubungan dengan pelaporan keuangan terutama berkaitan dengan persediaan barang yang berada di PT. Gatraco Indah.

4. Menelusuri proses pencatatan dan penilaian persediaan barang yang ada di PT. Gatraco Indah. 5. Membandingkan hasil yang diperoleh dari perusahaan dengan PSAK No.14 untuk dijadikan

dasar acuan dalam menganalisa permasalahan yang ada. 6. Menarik kesimpulan.

Metode Pengumpulan Data Jenis Data

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan.Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. Kuncoro (2011:27) data dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka (numerik) yang dapat diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara atau bahan tertulis.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk angka-angka.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kualitatif.Data kualitatif yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan, dalam hal ini yang berhubungan dengan pencatatan persediaan yang dihasilkan oleh PT.Gatraco Indah.

Sumber Data

Sumber data terdiri atas dua jenis yaitu sebagai berikut:

a. Data primer merupakan data yang didapat/dikumpulkan langsung dari sumbernya.

b. Data sekunder merupakan data sekunder merupakan data yang didapat/dikumpulkan peneliti dari semua sumber yang telah ada dalam artian peneliti sebagai tangan kedua.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data primer yang diperlukan peneliti diperoleh dengan cara wawancara.Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan merupakan data laporan keuangan PT.Gatraco Indah Manado.

Metode Analisis Data

Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.Analisis deskriptif kualitatif adalah analisis yang diwujudkan dengan cara menggambarkan kenyataan atau keadaan-keadaan atas suatu obyek dalam bentuk uraian kalimat berdasarkan keterangan-keterangan dari pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

prosedur pengumpulan data yang dilakukan terdiri atas dua tahap, yaitu: 1. Penelitian Kepustakaan

Yaitu penelitian yang menggunakan data yang diperoleh dari tulisan tulisan ilmiah yang ada, buku-buku literature lain yang diperlukan sebagai landasan teoritis dalam penelitian ini terutama yang berhubungan dengan akuntansi persediaan baik pada perusahaan dagamh maupun manufaktur dan PSAK No.14 tentang persediaan dengan revisi terbaru (2014).

(9)

6

Yaitu penelitian langsung yang dilakukan pada perusahaan yang bersangkutan dimana ada yang diambil sebagian besar diperoleh dengan teknik pengumpulan data seperti wawancara dan observasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

a. Metode Pencatatan Persediaan Barang 1) Pembelian Persediaan Barang

PT Gatraco Indah membeli sebagian besar produknya di pasar tradisional, pasar swalayan, dan juga berkerjasama dengan beberapa distributor sehingga perusahaan mendapatkan harga yang murah dengan kualitas yang dapat dijamin.Persediaan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi (tanpa menggunakan pengolahan) Untuk mencatat persediaan bahan baku secara tunai perusahaan melakukan pencatatan sebagai berikut:

Persediaan Bahan Baku Rp xxx

Kas Rp xxx

Sedangkan untuk mencatat persediaan barang jadi (seperti contoh air mineral, jus, dan lainnya), perusahaan mencatatnya sebagai berikut:

Persediaan Barang Jadi Rp xxx

Kas Rp xxx

2) Penggunaan Persdiaan Bahan Baku

PT Gatraco Indah sangat menjaga keluar masuknya persediaan yang terdapat didalam gudang penyimpanan dan gudang persediaan. Untuk penggunaan bahan baku yang jangka waktu penyimpanannya tidak lama, PT Gatraco melakukan pencatatan dan mencek bahan baku dengan rutin. Untuk penggunaan persediaan bahan baku, perusahaan melakukan pencatatan sebagai berikut:

Barang dalam proses Rp xxx

Persediaan Bahan Baku Rp xxx

3) Pemindahan Barang Dalam Proses ke Gudang Penyimpanan

PT Gatraco Indah melakukan pencatatan terhadap barang yang masuk kedalam gudang penyimpanan.Gudang penyimpanan merupakan tempat dimana persediaan barang jadi disimpan.Saat pemindahan barang dalam proses ke gudang penyimpanan (Sudah menjadi barang jadi dan siap di sajikan), penjurnalan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Persediaan Barang Jadi Rp xxx

Barang dalam Proses Rp xxx

4) Persediaan Barang Jadi Dikirim

Saat barang jadi atau siap saji telah keluar dari gudang penyimpanan, maka pihak perusahaan melakukan pencatatan sebagai berikut:

Piutang Dagang Rp xxx

Penjualan Rp xxx

5) Beban Tenaga Kerja

Beban pegawai pabrik atau beban tenagakerja juga turut menjadi terhitung dalam perhitungan biaya produksi dalam PT Gatraco Indah.Penjurnalan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Gaji Pegawai Rp xxx

Utang Gaji Rp xxx

6) Biaya Listrik dan Air

(10)

7

Biaya Listrik Rp xxx

Kas Rp xxx

Biaya Air Rp xxx

Kas Rp xxx

7) Biaya Angkut/Biaya Transportasi

Pencatatan Biaya angkut atau biaya transportasi yang digunakan oleh PT Gatraco Indah didalam laporan keuangannya diakui sebagai piutang dagang perusahaan, dengan menggunakan FoB Shipping Point.Penjurnalan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Biaya Transportasi Rp xxx

Piutang Dagang Rp xxx

8) Pembayaran

Produk yang dijual oleh PT Gatraco Indah semua dibayar pada awal bulan sesuai dengan tagihan yang diberikan oleh PT Gatraco Indah.Untuk pembayaran, PT. Gatraco Indah mempunyai term of payments yaitu 7 hari dimulai saat invoice dicetak.Untuk pembayaran, dijurnalkan sebagai berikut:

Kas Rp xxx

Piutang Dagang Rp xxx

b. Metode Penilaian Persediaan Barang

Dalam melakukan penilaian terhadap persediaan barang PT. Gatraco Indah Manado menggunakan metode FIFO (First In, First Out) yang berarti barang yang pertama masuk kedalam gudang penyimpanan atau gudang persediaan, barang tersebut yang pertama keluar dari gudang.

Sebagaimana yang ditulis dan dijelaskan pada PSAK No.14 (Revisi 2014) Paragraf 26 bahwa metode FIFO mengasumsikan bahwa barang persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau akan digunakan terlebih dahulu.Dikarenakan asumsi ini, barang yang tertinggal didalam gudang penyimpanan dan gudang persediaan adalah barang yang dibeli atau diproduksi dikemudian hari.

c. Pengakuan Sebagai Beban

PT. Gatraco Indah melakukan pengakuan beban pada saat terjadi penjualan barang, yang dicatat dalam jurnal sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp xxx

Persediaan barang jadi Rp xxx

d. Pengungkapan

[image:10.595.154.444.578.752.2]

Pengungkapan persediaan barang dagang yang diterapkan pada PT. Gatraco Indah Manado

Tabel 1. Kerangka Laporan Laba-Rugi PT. Gatraco Indah

PT. Gatraco Indah

Neraca

Per 31 Desember 2014

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas Operasional Rp 248.000.000

Kas Dalam Bank Rp 1.095.648.000

Piutang Dagang Rp 340.000.000

Persediaan Bahan Baku Rp 57.709.000

Persediaan Barang Jadi Rp 16.629.000

Total Aktiva Lancar Rp 1.757.986.000

(11)
[image:11.595.89.510.100.409.2]

8 Tabel 2. Kerangka Laporan Laba-Rugi PT. Gatraco Indah

PT. GATRACO INDAH

Laporan Laba-Rugi

Per 31 Desember 2014

Penjualan Bersih Rp xxx

Persediaan Akhir Tahun Rp xxx

Harga Pokok Penjualan (Rp xxx)

Laba Bruto Rp xxx

BIAYA ADMINISTRASI & UMUM Rp xxx

BIAYA PRODUKSI

1. Pembelian Persediaan Rp xxx

2. Biaya Angkut Rp xxx

3. Gaji Pegawai Rp xxx

4. Biaya Listrik Rp xxx

5. Biaya Air Rp xxx

TOTAL Rp xxx

RUGI/LABA Rp xxx

PAJAK Rp xxx

LABA BERSIH SETELAH PAJAK Rp xxx

Sumber : PT. Gatraco Indah

Pembahasan

PT. Gatraco Indah merupakan supplier makanan untuk maskapai Garuda Indonesia. Barang yang disajikan sebagian besar merupakan hasil olahan bahan baku yang PT. Gatraco Indah beli dari distributor, walaupun demikian tetap ada barang siap saji dari distributor. Tidak seperti penelitian yang dilakukan Anwar (2014) dan Sambuaga (2013) yang meneliti perusahaan dagang.

Metode pencatatan yang digunakan PT. Gatraco Indah adalah metode Perpetual, sedangkan untuk metode penilaian persediaan perusahaan menggunakan metode FIFO (First in, First Out).Untuk teknik pengukuran biaya PT. Gatraco Indah telah menerapkan metode eceran sebagai teknik pengukuran persediaan yang digunakan perusahaan, yang merupakan metode yang seringkali digunakan dalam industri eceran untuk menilai persediaan dalam jumlah besar item yang berubah dengan cepat, dam memiliki marjin yang sama di mana tidak praktis untuk menggunakan metode penetapan biaya lainnya.

PENUTUP Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem pencatatan yang diterapkan pada PT. Gatraco Indah Manado dalam mencatat persediaan barang adalah sistem pencatatan perpetual. Sedangkan metode yang digunakan untuk penilaian persediaan adalah metode FIFO (First In, First Out) atau MPKP (Masuk Pertama, Keluar Pertama).

2. Pengukuran persediaan pada PT. Gatraco Indah Manado yang merupakan perusahaan manufaktur khusus untuk maskapai penerbangan Garuda Indonesia membebankan seluruh biaya yang terlibat dalam menghasilkan barang jadi dan siap diangkut.

(12)

9

4. Secara keseluruhan PT. Gatraco Indah Manado telah sesuai dengan PSAK No. 14 (Revisi 2014), baik dalam metode pencatatan, penilaian, persediaan, pengukuran maupun pengungkapan persediaan.

Saran

Saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pencatatan dan penilaian persediaan barang yang diterapkan oleh PT. Gatraco Indah Manado telah dijalankan dengan baik dan sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku, sehingga harus dipertahankan.

2. Dalam rangka pengembangan sistem informasi, disarankan agar perusahaan memiliki aplikasi yang di design khusus untuk pencatatan akuntansi perusahaan, agar memudahkan perusahaan serta meminimalisir adanya kesalahan pencatatan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Nurul F. 2014.Analisis Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian Terhadap Persediaan Barang Menurut PSAK No.14 pada PT. Tirta Investama Manado . Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174 No.2. Vol.2. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/4715/4238.Tanggal akses 14 Maret 2015.Hal. 1296-1305

Ardiyos. 2010. Kamus Besar Akuntansi.Cetakan kelima, Citra Harta Prima. Jakarta. Belkaoui, 2011.Accounting Theory.Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta.

Djanegara, H. 2004. Evaluasi Metode Penilaian Persediaan Kaitannya Dengan Harga Pokok Penjualan. Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol.4 No.1.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan. Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Cetakan kedua. Dewan Standar

Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta.

Keown, Arthur J., Martin, John D., Petty J William dan Scoot Jr, David F., 2010. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan.Jilid 2. Edisi Kesepuluh. PT. Indeks, Jakarta.

Kuncoro, Mudjarad. 2011. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi.YPKN, Yogyakarta.

Pontoh, Winston.2013. Akuntansi : Konsep dan Aplikasi, Halaman Moeka. Jakarta

Reeve, James R., Warren, dkk.2009. Pengantar Akuntansi – Adaptasi IndonesiaBuku 1. Salemba Empat, Jakarta Selatan.

Sambuaga, Reinhard S. 2013. Evaluasi Akuntansi Persediaan pada PT. Sukses Era Niaga Manado.Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174 No.4. Vol.1. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi.

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/3349/2899.Tanggal akses 14 Maret 2015.Hal. 1697-1705

(13)

10

PERBANDINGAN PENERAPAN SAK-ETAP DAN PSAK 50 DAN 55 ATAS

PENURUNAN NILAI

(IMPAIRMENT)

PIUTANG PADA PT. BPR MILLENIA

Daniela Ribka Frida Mandang

1

Agus Poputra

2

Meily Kalalo

3

1,2,3

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi

Universitas Sam Ratulangi Manado.

Email :

1

danielamandang@gmail.com

ABSTRACT

One of the bank’s biggest revenue is comes from credit. However in distributing

credit to society, there is usually an obstacles of the payment of credit to the bank. The bigger

the load of bank to make a reserve fund, bank loss itself will reduce the capital. The goal of

this research is to understand the differences of the application of SAK and PSAK 50 and 55

on the declining of the receivable. The object of this thesis research is Bank Perkreditan

Rakyat Millenia. The method that is used in this research is descriptive method. The result of

this research shows that the company used the impairment of receivable align with SAK

ETAP and there are differences between SAK ETAP and PSAK 50 and 55 on impairment of

receivable.

Keywords : Impairment of Receivable, SAK ETAP, PSAK 50 and 55

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari aliran uang, dimana industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam sistem perekonomian. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bahwa fungsi utama perbankan indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Pendapatan terbesar bank berasal dari bunga, imbalan atau pembagian hasil usaha atas kredit yang disalurkan. Semakin banyak jumlah kredit yang disalurkan berarti potensi pendapatan semakin besar. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya tidak semua dana yang dihimpun dari masyarakat bisa disalurkan dengan baik sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan dan penyaluran kredit kepada masyarakat biasanya mengalami hambatan dalam hal pengembalian pinjaman kepada pihak bank dan nyaris semua bank yang beroperasi di Indonesia mengalami kredit bermasalah. Semakin besar kredit macet yang dihadapi, maka makin menurun pula tingkat kesehatan bank tersebut atau menurunnya profitabilitas yang diharapkan. Semakin besar jumlah kredit bermasalah, makin besar pula jumlah cadangan yang harus disediakan serta makin besar pula tanggungan bank untuk mengadakan dana cadangan tersebut karena kerugian bank akan mengurangi modal sendiri.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu pendukung perkembangan perekonomian indonesia, terutama untuk kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah serta sektor informal. Peran BPR dalam pemberian kredit bagi usaha mikro, kecil, dan menengah ini dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan, dan pemerataan kesempatan berusaha di Indonesia.

Salah satu ruang lingkup kegiatan Bank Perkreditan Rakyat Millenia adalah memberikan fasilitas kredit kepada sektor usaha, dimana kredit tersebut bersumber dari dana yang dihimpun dari giro, deposito, dan tabungan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai BPR, kebijaksanaan perkreditan Bank Perkreditan Rakyat Millenia senantiasa diarahkan pada semua sektor usaha dengan pemberian kredit jangka pendek dan menengah serta prioritas sektor-sektor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

(14)

11

professional judgment. Kondisi demikian cukup menyulitkan bagi sebagian besar perusahaan di Indonesia, terutama bagi perusahaan mikro, kecil, dan menengah. Oleh karena itu, Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). SAK ETAP diperuntukkan bagi entitas yang tidak mempunyai akuntabilitas publik yang signifikan. Namun, regulator dapat menetapkan entitas yang mempunyai akuntabilitas publik yang signifikan untuk menggunakan SAK ETAP.

Sistem akuntansi baru ini memperkenalkan “impairment” atau penurunan atas nilai piutang. Penurunan nilai yaitu suatu kondisi dimana terdapat bukti obyektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit. Penurunan nilai piutang data dihitung dengan dua cara yaitu secara individu dan dihitung secara kolektif.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti dalam penulisan skripsi ini adalah “Bagaimana perbedaan penerapan penurunan nilai berdasarkan SAK-ETAP dan PSAK 50 dan 55 pada PT. BPR Millenia?”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami perbedaan penerapan SAK-ETAP dan PSAK 50 dan 55 atas penurunan nilai (impairment) piutang pada PT. BPR Millenia Manado.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana perbandingan penerapan SAK-ETAP dan PSAK 50 dan PSAK 55 atas penurunan nilai piutang pada PT BPR Millenia Manado.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan mengenai peneurunan nilai piutang (kredit yang diberikan) berdasarkan SAK-ETAP dan memberi pengetahuan tambahan berupa penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 yang dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk mendapatkan dan mengetahui pengukuran, pengakuan, serta penyajian penurunan nilai piutang dalam laporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan dan standar akuntansi yang tepat dan berguna jika perusahaan ingin menjadi go public dan menjadi perusahaan yang lebih besar dalam hal ini menjadi bank umum.

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Pokok-Pokok Perbankan, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

A line of credit is a commitment in which a borrower receives a promise from a bank to provide a loan over a set period at predetermined terms. Theory suggests that credit lines provide the borrower insurance against future liquidity shocks and thus play a key liquidity role. (Demiroglu & James, 2010)

Menurut Taswan (2008 : 215) Pengertian kredit adalah : “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya. Kredit bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M). (Fitria & Sari, 2012)

(15)

12

ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan. Kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan. (Kuncoro dan Suharjono, 2002).

Akuntansi

Menurut Ismail (2014:2), akuntansi dapat diartikan sebagai seni dalam melakukan pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran, yang mana hasil akhirnya tercipta sebuah informasi seluruh aktivitas keuangan perusahaan. Tujuan akuntansi yang digambarkan dalam laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan para pemakai.

Menurut Committee on Terminology of The American Institute of Certified Public Accountants yang dikutip oleh Belkaoui (2011 : 50), akuntansi adalah seni mencatat, menggolongan, dan mengikhtisarikan transaksi serta peristiwa yang bersifat keuangan dengan suatu cara yang bermakna dan dalam satuan uang serta menginpretasikan hasil-hasilnya.

Perbankan

Menurut (UU) RI Nomor 10 Tahun 1998 dalam buku Kasmir (2012 : 24), bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut (UU) RI Nomor 10 Tahun 1998 dikutip oleh Kasmir (2012 : 33), Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

SAK-ETAP

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau SAK-ETAP merupakan standar akuntansi keuangan yang diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik. ETAP adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. (Sumendap, 2015)

Penurunan Nilai terjadi ketika nilai tercatat aset melebihi jumlah yang dapat diperoleh kembali. Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa ada aset yang turun nilainya. Penurunan nilai pinjaman dan Piutang yang diberikan dibentuk sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih.

PSAK 50 dan PSAK 55

PSAK 50 Tentang Instrumen Keuangan : Penyajian

PSAK 50 merupakan adopsi dari IAS 32 Financial Instrument: presentation. Dalam Paragraf 02 dinyatakan tujuan pernyataan ini adalah menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Pernyataan ini diterapkan untuk klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; klasifikasi bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait; dan keadaan dimana aset keuangan dan liablitas keuangan saling hapus. Pernyataan ini melengkapi prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

PSAK No. 55 Tentang Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran

Dalam paragraf 01 dinyatakan tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai.

(16)

13

awal aset keuangan dan liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan dan liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut. Keempat kategori diterapkan pada pengukuran dan pengakuan laba rugi”.

PSAK 55 (revisi 2015) paragraf 58. “ Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti efektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai”. Penurunan nilai adalah suatu kondisi dimana nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali.

Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Sulit untuk mengidentifikasi satu peristiwa tertentu yang menyebabkan penurunan nilai.

Penurunan nilai pada dasarnya disebabkan oleh kombinasi dari beberapa peristiwa masa depan tidak dapat diakui, terlepas hal tersebut sangat mungkin terjadi. Bukti objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai termasuk data yang dapat diobservasi yang menjadi perhatian dari pemegang aset tersebut.

Penelitian Terdahulu

1. Inggrid (2012) mengenai Analisis Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, Pengungkapan atas Pendapatan Bunga Kredit Pada PT. Bank Sinarmas Tbk. Penelitian ini, data yang digunakan bersifat kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Analisis dilakukan dengan metode deskriptif. Bila dibandingkan penelitian penulis, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada jenis dan teknik pengumpulan data serta analisis data yaitu analisis deskriptif. Perbedaannya, penelitian ini dilakukan di perusahaan berbeda dalam penelitian ini.

2. Emanuela (2012) mengenai Analisis Penerapan PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) atas Impairment Piutang Pada Perusahaan Multifinance. Penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu, data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Analisis di lakukan dengan metode deskriptif komperatif. Bila di bandingkan dengan penelitian penulis, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah melakukan penelitian tentang perlakuan akuntansi Impairment piutang. Perbedaannya, penelitian ini dilakukan di beberapa perusahaan multifinance sedangkan peneliti pada perbankan dan membandingkan antara SAK ETAP dan PSAK.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Penelitian ini menekankan pada deskripsi data yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan sesuatu (Sugiyono, 2011)

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat Bank Perkreditan Rakyat Millenia Jl. Bethesda No. 42 Manado - Sulawesi Utara. Penelitian di lakukan pada bulan Agustus – September 2015.

Metode Pengumpulan Data

1. Metode pengumpulan kepustakaan (library research)

(17)

14 2. Penelitian Lapangan (field research)

Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan PT. BPR Millenia Manado khususnya divisi kredit dan divisi akuntansi.

Jenis Data

1. Data kualitatif, yaitu data yang terdiri dari kumpulan data non angka yang sifatnya deskriptif yang terdiri dari berikut ini.

a. Gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, dan sebagainya.

b. Buku pedoman perusahaan yang berisi pelaksanaan perlakuan akuntansi dan pelaksanaan proses pemberian kredit pada tepat penilitian.

c. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang ditetapkan oleh BPR Millenia. 2. Data kuantitatif, data berupa angka-angka yang diambil adalah Laporan Keuangan dan Catatan atas Laporan Keuangan PT BPR Millenia.

Sumber Data 1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari perusahaan terkait melalui wawancara dengan petugas yang bertugas pada divisi kredit khususnya yang menangani masalah kredit.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari sumber di luar bank, yaitu Bank Indonesia dalam bentuk literatur-literatur perbankan dan IAI yang berhubungan dengan penilitian ini. Situs resmi Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan komparatif yaitu dengan menganalisis dan membandingkan antara penerapan perlakuan akuntansi penurunan nilai piutang (Impairment Piutang) serta penyajiannya dalam laporan keuangan sesuai dengan SAK-ETAP bab 22 dan PSAK No 50 dan PSAK No 55.

Definisi Operasional

SAK ETAP, Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik merupakan standar akuntansi keuangan yang diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik.

PSAK 50, instrumen keuangan penyajian. Pernyataan ini membantu perusahaan menklasifikasikan instrument keuangan dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, instrumen ekuitas, termasuk juga klasifikasi yang terkait dengan bunga, dividen, kerugian dan keuntungan dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus.

PSAK 55, instrumen keuangan pengakuan dan pengukuran, memberikan panduan kepada pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dan kontrak untuk membeli item non-keuangan. Tujuannya untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban, keuntungan dan kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan.

Impairment Piutang, estimasi ini juga berupa penyisihan kerugian penurunan nilai. Perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai berdasarkan nilai tercatat (biaya perolehan amortisasi). Penyisihan penghapusan aktiva produktif adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar presentase tertentu dari baki debet berdasarkan penggolongan kualitas aktiva produktif. Penurunan nilai adalah suatu kondisi dimana nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

(18)

15

bank lain. BPR menetapkan kualitas aktiva produktif yang sama terhadap beberapa rekening aktiva produktif yang digunakan untuk membiayai 1 (satu) debitur pada BPR yang sama.

Dalam hal terdapat perbedaan kualitas aktiva produktif terhadap beberapa rekening aktiva produktif untuk 1 (satu) debitur pada BPR yang sama, BPR wajib menetapkan kualitas masing-masing aktiva produktif mengikuti kualitas aktiva produktif yang paling rendah. BPR menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif dengan mengacu pada pembentukan penyisihan umum dan penyisihan khusus sesuai dengan ketentuan PBI mengenai penilaian kualitas aktiva. Penyisihan kolektif untuk kredit yang dikelompokkan sebagai kurang lancar, diragukan, dan macet, dihitung setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan sesuai dengan PBI.

PPAP umum ditetapkan paling kurang sebesar 0,5% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas lancar.

PPAP khusus ditetapkan paling kurang sebesar :

1. 10% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan; 2. 50% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan; dan 3. 100% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan.

Sebelum tahun 2014 BPR tidak melakukan amortisasi pada biaya provisi, namun langsung diakui sebagai pendapatan. Pada tahun 2014 entitas mulai menerapkan amortisasi tiap bulan untuk kredit diatas Rp.5.000.000,- dengan metode suku bunga efektif.

Berikut jurnal pada saat pemberian kredit.

Kas xxx

Kredit yang diberikan – Provisi Kredit xxx

(Kredit yang diberikan – Provisi Kredit penyajiannya sebagai aset pada laporan posisi keuangan). Pada saat amortisasi tiap bulan.

Kredit yang diberikan – Provisi Kredit xxx

Pendapatan Provisi xxx

(Pendapatan provisi penyajiannya ada laporan laba rugi)

Pada saat debitur dianggap sudah tidak mampu atau mustahil untuk memenuhi kewajibannya maka entitas harus melakukan hapus buku dan hapus tagih. Penghapusan buku tidak akan dilakukan selama masih ada jaminan, dan untuk hapus tagih sangat jarang dilakukan namun terpaksa dilakukan bila pihak debitur telah meninggal dunia atau tidak diketahui keberadaannya.

Jurnal pada saat hapus buku

PPAP – kyd xxx

Kredit yang diberikan xxx

*) Penyajiannya pada neraca

Namun pihak debitur membayar kredit yang telah dihapus buku, maka akan dijurnal pada catatan khusus atas laporan keuangan

Kas xxx

Pendapatan tagihan hapus buku xxx

Pembahasan

Penurunan Nilai SAK ETAP

Penyisihan Kerugian Kredit dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul sehubungan dengan penanaman dana ke dalam kredit. Penghapusbukuan kredit (hapus tagih) adalah tindakan BPR menghapus kewajiban buku kredit macet dari neraca sebesar kewajiban debitur tanpa menghapus hak tangih BPR kepada debitur. Penghapusan hak tagih kredit (hapus tagih) adalah tindakan BPR menghapus kewajiban debitur yang tidak dapat diselesaikan.

(19)

16 Ilustrasi jurnal sebagai berikut.

1. Pada saat pembentukan penyisihan kerugian kredit.

Beban penyisihan kerugian kredit xxx

Penyisihan kerugian kredit xxx

2. Pada saat penghapusbukuan kredit

Penyisihan kerugian kredit xxx

Kredit yang diberikan xxx

3. Pencatatan extracomptable atau rekening memorial.

Memorial kredit yang dihapus buku xxx

Rekening lawan-memorial kr yang dihapus buku xxx 4. Pada saat menerima setoran dari debitur atas kredit yang telah dihapus buku.

Kas/Rekening xxx

Pendapatan operasional lainnya xxx

5. Pengurangan catatan extracomptable atau rekening memorial sebagai berikut: Rekening lawan-memorial kr dihapus buku xxx

Memorial kredit yang dihapus buku xxx

Penurunan Nilai PSAK 55

Sesuai dengan PSAK 55 Entitas pada setiap akhir periode pelaporan, entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti efektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai yaitu suatu kondisi dimana terdapat bukti obyektif terjadinya peristiwa yang merugikan akibat satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengukuran awal aset tersebut dan peristiwa merugikan yang berdampak pada estimasi arus kas masa datang aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Pengukuran tersebut dilakukan secara individual maupun kolektif.

Penurunan nilai adalah suatu kondisi dimana nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Sedangkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Impairment Loss) adalah jumlah yang diturunkan dari nilai tercatat hingga menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dari asset.

Menurut PAPI, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai adalah cadangan yang wajib dibentuk bank jika terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan berdampak pada estimasi arus kas mas depan. Jumlah cadangan kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Bank membentuk CKPN berdasarkan data kerugian kredit yang telah terjadi (incured loss) yang diambil dari data tiga tahun sebelumnya, bank pada setiap tanggal neraca, bank mengevaluasi apakah terdapat bukti terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami nilai jika bukti objektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

(20)

17

penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Ilustrasi Jurnal

1. Pada saat terdapat bukti obyektif penurunan nilai, membentuk cadangan kerugian penurunan nilai.

Db. Kerugian penurunan nilai kredit

Kr. Cadangan kerugian penurunan nilai kredit

2. Membatalkan pendapatan bunga yang telah diakui dan belum diterima pembayarannya dengan melakukan jurnal balik apabila penurunan nilai terjadi pada periode berjalan.

Db. Pendapatan bunga kredit Db./Kr. Kredit - amortised cost

Kr. Pendapatan bunga kredit yang akan diterima

3. Mengoreksi saldo laba, jika bukti obyektif penurunan nilai kredit yang diperoleh setelah tanggal neraca tetapi sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan menunjukkan terjadinya penurunan nilai sebelum atau pada tanggal neraca.

Db. Saldo laba

Db./Kr. Kredit - amortised cost

Kr. Pendapatan bunga kredit yang akan diterima,

4. Jika penurunan nilai terjadi pada periode berjalan dan bank masih memiliki saldo tagihan bunga yang pendapatannya telah diakui pada periode sebelumnya, maka saldo tagihan bunga tersebut dijurnal balik dan bank mengakui kerugian penurunan nilai pada periode berjalan. Db. Kerugian penurunan nilai

Kr. Pendapatan bunga kredit yang akan diterima Kr. Cadangan kerugian penurunan nilai kredit 5. Pada saat penghapusbukuan kredit

[image:20.595.70.548.443.767.2]

Db. Cadangan kerugian penurunan nilai kredit Kr. Kredit

Tabel Perbandingan Penurunan Nilai SAK ETAP dan PSAK 50 dan 55

Uraian SAK ETAP PSAK 50 dan 55

Pengakuan Awal Saldo Pinjaman - PKPN Nilai wajar ditambah biaya transaksi yang diatribusikan secara langsung ditambah biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku bunga efektif dikurangi PKPN

Penurunan Nilai Kerugian penurunan nilai terjadi ketika nilai tercatat aset melebihi jumlah yang dapat diperoleh kembali

Penurunan nilai adalah kondisi terdapat bukti obyektif terjadinya peristiwa yang merugikan

Pembentukan Penurunan Nilai

Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih. (PPAP)

Penurunan yang dibentuk apabila nilai tercatat kredit setelah penurunan nilai kurang dari nilai tercatat awal (CKPN). Apabila terdapat selisih dalam nilai tercatat kredit maka akan muncul akun CKPN.

Pembentukan Penurunan Nilai

Historical Cost Terdapat dua teknik evaluasi penurunan nilai

yaitu individual dan kolektif.

Proses estimasi terhadap jumlah kerugian penurunan nilai dapat menghasilkan satu nilai kerugian atau kisaran (range) nilai kerugian yang mungkin terjadi (PSAK 55: PA 102).

Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai

Expectation Loss Incured Loss

Peristiwa-Peristiwa Merugikan

1. pengalaman, 2. prospek industri, 3. prospek usaha,

1. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak peminjam

(21)

18 4. kondisi keuangan dengan penekanan

pada arus kas,

5. kemampuan membayar debitor, 6. agunan yang dikuasai.

3. Terdapat kemungkinan pailit dari pihak peminjam

4. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan

5. Memburuknya status pembayaran pihak peminjam

6. Kondisi ekonomi nasional. Pada saat

pembentukan penyisihan kerugian kredit

Db. Beban Penyisihan Kerugian Kredit Kr. Penyisihan Kerugian Kredit

Db. Kerugian Penurunan Nilai Kredit

Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit

Pada saat

penghapusbukuan kredit

Db. Penyisihan Kerugian Kredit Kr. Kredit yang diberikan

Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Kr. Kredit yang diberikan

Sumber : Data Olahan (2015)

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah diuraikan pada bagian pembahasan, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut.

PT. Bank Perkreditan Rakyat Millenia dalam pengakuan dan pengukuran penyisihan kerugian penurunan nilai (impairment loss), pihak perbankan telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/26/PBI/2011 yang mengacu pada SAK ETAP. SAK ETAP sendiri berbeda atau tidak sepenuhnya mengikuti PSAK 50 dan PSAK 55. Dalam hal penyajian dan pengakuan telah sesuai seperti pada pinjaman yang diberikan pengakuan awal pinjaman yang diberikan dan piutang diukur dalam nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat di atribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan, Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Kemudian untuk penyajian keuntungan dan kerugian telah sesuai dengan PSAK 55 paragraf 56 dimana aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, keuntungan dan kerugian diakui dalam laba rugi ketika aset keuagan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi. Namun dalam hal pengukuran penurunan atau penyisihan kerugian penurunan nilai tidak sesuai karena, PSAK 55 tidak mengizinkan pengakuan kerugian penurunan nilai melalui pembentukan cadangan untuk kerugian di masa depan pada saat pinjaman diberikan. PSAK 55 paragraf 43 mensyaratkan aset keuangan pertama kali dinilai berdasarkan nilai wajar. Untuk aset berbentuk pinjaman, nilai wajar adalah total kas yang dipinjamkan setelah disesuiakan dengan fee dan biaya lain. Selanjutnya PSAK 55 paragraf 58 mensyaratkan bahwa kerugian penurunan nilai hanya diakui jika terdapat bukti objektif penurunan nilai yang disebabkan peristiwa masa lalu yang terjadi setelah pengakuan awal. Sejalan dengan hal tersebut, pengurangan jumlah tercatat suatu aset berbentuk pinjaman pada saat pengakuan awal melalui pengakuan seketika kerugian penurunan nilai adalah tidak konsisten dengan PSAK 55 paragraf 43 dan 58.

(22)

19 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut. Perlakuan Akuntansi PT. Bank Perkreditan Rakyat Millenia atas Penurunan Nilai telah sesuai berdasarkan SAK-ETAP, maka penulis menyarankan agar PT. Bank Perkreditan Rakyat Millenia terus mempelajari, mendalami tentang SAK ETAP khususnya dalam hal penurunan nilai (impairment) agar terus mematuhi Peraturan Bank Indonesia, dan membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif benar-benar berdasarkan data, dan tanpa adanya permainan mengingat penggunaan SAK ETAP yang lebih mudah (simple) dibandingkan dengan PSAK 50 dan 55.

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui Ahmad. 2006.

Accounting Theory. Buku 1 Edisi 5. Salemba Empat : Jakarta

Selatan.

Bank Perkreditan Rakyat Sulut Indonesia. http://www.bankmillenia.com. Tanggal Akses 16

September 2015.

Demiroglu & James. 2010.

The use of Bank Lines of Credit in Corporate Liquidity

Management : A Review of Empirical Evidence.

Koc University. Florida. Tanggal

Akses 24 November 2015.

Emanuela. 2012. Analisis Penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) atas Impairment

Piutang pada Perusahaan Multifinance. Skripsi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Fitria dan Sari. 2012.

Analisis Kebijkan Pemberian Kredit dan Pengaruh Non Performing

Loan terhadap Loan to Deposit Ratio pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Cabang Rantau, Aceh Tamiang (Periode 2007-2011).

No.1 Vol.1 Hal 88-101. Jurnal

Ekonomi dan Keuangan. Tanggal Akses 2 Januari 2016.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015.

Standar Akuntansi Keuangan. Cetakan kedua. Dewan

Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta.

Inggrid, 2012. Analisis Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, Pengungkapan Atas Pendapatan

Bunga Kredit Pada PT Bank Sinar Mas Tbk.

Skripsi, Universitas Sam Ratulangi,

Manado.

Ismail, 2014. Akuntansi Bank. PT. Kencana Prenadamedia Group : Jakarta.

Jayanti Andy. 2012. Perlakuan Akuntansi Kredit Bermasalah

(Non Performing Loan)

Kesesuaiannya Sebelum dan Sesudah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.31

Efektif Dicabut Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Skripsi.

Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, Suhardjono. 2002.

Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.

Yogjakarta : BPFE UGM.

Martani

Dwi,

2014.

PSAK

50

Instrumen

Keuangan

Penyajian,

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/PSAK-50-InstrumenKeuangan-Penyajian-15122014.pptx. Tanggal Akses 8 Agustus 2015.

Martani Dwi, 2014.

PSAK 55 Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran,

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/PSAK-55-InstrumenKeuangan-Pengakuan-15122014.pptx. Tanggal Akses 8 Agustus 2015.

Martani Dwi, 2011.

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik,

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/SAK-ETAP-155112011.pptx.

Tanggal

Akses

2

November 2015.

Soemarso SR. 2014. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 1 Edisi 5. Salemba : Jakarta.

(23)

20

Sugiyono. 2011.

Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).

Alfabeta. Bandung

(24)

21

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN PAJAK SARANG BURUNG WALET DI KABUPATEN MINAHASA

Pingkan Lapian1 Grace B. Nangoi2 Steven J. Tangkuman3

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi, Manado, 95115, Indonesia Email: 1pingkanlapian08@gmail.com

ABSTRACT

Regional Income is derived from local taxes and levies. Local taxes in Indonesia based on Law No. 28 of 2009 is divided into two, namely, provincial taxes and tax districts / cities. Tax Swallow's Nest is a local tax. The aim of this study was to determine the effectiveness of taxation bird nest in Minahasa district. The analytical method used in this research is descriptive qualitative analysis to give you an idea whether the taxation of bird's nest has been effective or not and how much contribution it provides to the local revenue. The results showed that in 2011 the tax effectiveness of bird's nest of 22.28%, in 2012 amounted to 109.63%, in 2013 amounted to 129.48% and in 2014 amounted to 158.45% and the tax contributions of bird's nest on Revenue PAD in 2011 amounted to 0.09%, in 2012 amounted to 9.75%, in 2013 amounted to 8.12% and in 2014 amounted to 6.20%. It can be concluded taxation swallow nest in Minahasa district has been very effective and overall Contributions Tax swallow's nests against local revenue in 2011 through 2014 contributed greatly lacking.

Keyword: Effectiveness, Tax Swallow Nest

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu berasal dari Pajak daerah dan Retribusi Daerah. Pajak daerah di Indonesia berdasarkan Undang-undang nomor 28 tahun 2009 terbagi menjadi dua yaitu, pajak propinsi dan pajak kabupaten/kota. Pembagian ini dilakukan sesuai dengan kewenangan pengenaan dan pemungutan masing-masing jenis pajak daerah pada wilayah administrasi Propinsi atau Kabupaten/kota.

Berdasarkan undang-undang Nomor 28 tahun 2009 ditetapkan lima jenis pajak propinsi dan sebelas jenis pajak kabupaten/kota. Pajak propinsi terdiri dari pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan dan pajak rokok. Dan pajak kabupaten/kota terdiri dari Pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung wallet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung wallet. Pajak sarang Burung Wallet diatur dalam Undang-undang nomor 28 tahun 2009. Di kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara sendiri terdapat banyak sarang burung wallet. Bisa dilihat di daerah Tanawangko, sepanjang ruas jalan Kalasey serta di daerah Ranowangko dan Rerer. Pajak sarang burung wallet merupakan pajak daerah yang dapat menambah Pendapatan Asli Daerah yang harus di perhatikan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penerapan Pajak Sarang Burung walet dikabupaten Minahasa dam kontribusi Pajak Sarang Burung Walet terhadap Pendapatan Asli Daerah kabupaten Minahasa.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pajak

(25)

22 Fungsi Pajak

a) Fungsi budgetir

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk mebiayai pengeluaran-pengeluarannya. b) Fungsi mengatur

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi.

Pajak Daerah

Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Tata Cara Pemungutan Pajak

Pemungutan pajak dilarang diborongkan. Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Kepala Daerah dibayar menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamaka

Gambar

Tabel 1. Kerangka Laporan Laba-Rugi PT. Gatraco Indah
Tabel 2. Kerangka Laporan Laba-Rugi PT. Gatraco Indah
Tabel Perbandingan Penurunan Nilai SAK ETAP dan PSAK 50 dan 55
Table 3.1 Tabel Interpretasi Nilai Efektivitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

penulis. Sebuah karya tulis tidak dianggap bernilai apabila pemikirannya kabur dan ditulis tergesa-gesa, tidak memiliki gagasan senteral, tetapi hanya mengungkap

Dari data di atas dapat diketahui bahwa pernyataan memilih tempat berbelanja tersebut karena barang-barang yang tersedia lengkap dan sesuai kebutuhan serta

Adapun rangkaian yang dibutuhkan untuk merealisasikan alat ini adalah pulse sensor, Arduino nano, serta ditampilkan dalam bentuk grafik menggunakan LCD Nokia 5110..

8 C Karena harus diubah menjadi simple past tense, dan karena ada kata kerja utama (bentuk positif) maka kata kerja utama menggunakan verb2, dan tidak..

Fase pembungaan tiga provenan dan empat ras lahan cendana yaitu ras lahan Pegunungan Bromo, provenan Bu'at, ras lahan Karang Mojo, provenan Tilomar, ras lahan Wanagama I, ras

 retainAll() – menghapus semua unsur dalam target collection yang tidak terkandung dalam collection  clear() – menghapus semua unsur dalam collection..

Penerapan Model Pembelajaran Just-In-Time Teaching (Jitt) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smp Pada Materi Hukum Newton..

Upaya memperbaiki kualitas dalam suatu lembaga pendidikan atau sekolah sangat ditentukan oleh kepemimpinan Kepala Sekolah dalam manajemen yang efektif. Maju mundurnya suatu