• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROS Naniek SW Pengaruh Penggunaan Sumber Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROS Naniek SW Pengaruh Penggunaan Sumber Full text"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

IPA-53

PENGARUH PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR TEMA LINGKUNGAN

MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2012

Naniek Sulistya Wardani Dosen S1 PGSD FKIP UKSW

naniek_sw@yahoo.com

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan sumber belajar terhadap kreativitas belajar tema lingkungan mahasiswa PGSD angkatan 2012 Kelas C dan D semester 1 tahun 2012/2013.

Penelitian ini dilakukan di Salatiga dengan unit penelitian terdiri dari seluruh mahasiswa PGSD UKSW angkatan 2012 kelas C dan D, sebanyak 68 mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang didesain dengan Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Instrumen data berupa lembar observasi penggunaan sumber belajar lingkungan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis beda rerata (uji t) kreativitas belajar tema lingkungan hidup dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan sumber belajar lingkungan terhadap kreativitas belajar tema lingkungan (persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi) mahasiswa PGSD FKIP UKSW angkatan 2012 kelas C dan D, hal ini ditunjukkan dengan (1) Besarnya skor persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi yakni sebesar 85,29 %; 79,41 %; 91,18 % dan 85,29 %; (2) Adanya peningkatan yang signifikan dari rata-rata skor kreativitas sebelum tindakan diberikan dan sesudah tindakan diberikan pada kelas eksperimen yakni dari 46,8529 ke 72,2647 atau sebesar 25,21 %. Hal ini tidak terjadi pada kelas kontrol. Peningkatan skor rata-rata dari klas kontrol adalah dari 43,4116 ke 57,1765 atau 31,72 %. Jadi ada perbedaan peningkatan kreativitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Begitu pula ada perbedaan yang signifikan antara besarnya rata-rata skor akhir antara kelas kontrol dan kelas eksperimen yakni 57,1765 dan 72,2647 dan (3) Hasil uji t sebesar – 14,008 dengan probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05, membuktikan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang dinyatakan dengan ‘Ada perbedaan kreativitas belajar lingkungan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan sumber belajar lingkungan mahasiswa S1 PGSD angkatan 2012’ diterima. Jadi ada pengaruh positif signifikan penggunaan sumber belajar lingkungan terhadap kreativitas belajar tema lingkungan mahasiswa. mahasiswa PGSD FKIP UKSW angkatan 2012 kelas C dan D

Kata Kunci : sumber belajar, kreativitas belajar , tema lingkungan

PENDAHULUAN

(2)

Pengembangan potensi peserta didik yang terkait dengan pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui perkuliahan dengan menggunakan sumber belajar (learning resources). Hal ini dikuatkan oleh Utami Munandar (1977) yang membuktikan bahwa potensi seorang anak dipupuk dan dikembangkan oleh fungsi sikap guru dan orang tua terhadap kreativitas. Sumber belajar adalah sumber yang bentuknya dapat berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat dipergunakan oleh siswa selama belajar, sehingga mempermudah mereka mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan pada pembelajaran itu (Muhammad Faiq, 2013). Ada banyak jenis sumber belajar antara lain, penggunaan lingkungan sekitar, guru, dan perpustakaan. Melalui sumber belajar peserta didik terdorong untuk ingin tahu terhadap sesuatu. Penggunaan sumber belajar lingkungan misalnya. Kreativitas peserta didik akan muncul melalui penggunaan sumber belajar ini.

Guru sebagai sumber belajar di dalam kelas menciptakan terjadinya belajar (learning) bagi peserta didik, seperti dalam paradigma konstruktivisme yang menekankan terjadinya belajar pada diri peserta didik. Untuk menciptakan terjadinya situasi belajar, guru dapat memberikan konsepsi yang menantang kepada peserta didik seperti pemberian masalah yang ada di sekitar peserta didik untuk dipecahkannya. Pengalaman peserta didik dalam memecahkan permasalahan merupakan pengetahuan yang diperolehnya, kemudian mengendap dalam benak peserta didik. Pengalaman yang diperoleh peserta didik ini sebagai bentuk respon terhadap stimulus yang diterimanya, inilah bentuk konstruksi yang dilakukan oleh masing-masing individu. Jadi pengetahuan itu dibangun dalam pikiran peserta didik sendiri yang diperoleh dari informasi di lingkungannya, dengan cara mengkonstruksikannya. Untuk itu kreativitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan belajar melalui penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar untuk dikonstruksi dalam pikirannya. Bahkan, dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah saat ini, Suyanto (2000) menyatakan bahwa seringkali siswa cenderung kurang diberi kesempatan untuk memberikan alternatif-alternatif jawaban tertentu yang menumbuhkan kreativitasnya. Potensi siswa tidak dikembangkan secara optimal di sekolah, padahal apabila guru memiliki komitmen yang tinggi maka potensi siswa dapat dikembangkan melalui pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, media pembelajaran maupun sumber belajar. Kondisi seperti ini, jika dilakukan secara terus menerus akan menjadi kebiasaan sehingga membentuk budaya siswa di sekolah.

Mahasiswa PGSD FKIP UKSW angkatan 2012 merupakan mahasiswa yang belum ada satu tahun kuliah. Mahasiswa ini berasal dari berbagai daerah, sehingga perlu ada penyesuaian kebiasaan belajar dengan lingkungan kampus. Kebiasaan belajar di SMA satu sama lain berbeda. Masing-masing mahasiswa mempunyai kebiasaan belajar yang membudaya. Demikian juga dalam pembelajaran di kelas, mahasiswa dituntut untuk aktif, baik aktif dalam bertanya, aktif dalam menulis, aktif melaksanakan tugas, maupun aktif untuk berdiskusi. Hal ini sesuai dengan paradigma konstruktivisme yang mengfokuskan mahasiswa untuk konstruksi sendiri. Kondisi yang ada di lapangan menunjukkan bahwa potensi keaktifan mahasiswa tidak sama. Keaktifan mahasiswa bertanya dalam satu kali tatap muka, pada tahap awal perkuliahan rata-rata mencapai 18 %. Keaktifan melaksanakan tugas presentasi mencapai 61 %. Sedangkan keaktifan dalam tugas mencatat buku sumber mencapai 62 %. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan sumber belajar buku. Mendasarkan pada kondisi mahasiswa PGSD angkatan 12 kelas C dan D inilah maka, masalah yang dirumuskan adalah ‘Adakah pengaruh penggunaan sumber belajar

(3)

IPA-55

diperkuat oleh Sullivan (2011) yang membuktikan bahwa pendekatan inkuiri yang dilakukan secara kolaboratif dengan pemecahan masalah telah mendorong perkembangan kreativitas siswa kelas VI. Penggunaan lingkungan membuat siswa dapat mengembangkan pemahaman yang terintegrasi dengan temannya melalui komunikasi dan interaksi pengetahuan yang siswa miliki.

Mengacu hasil penelitian tersebut, dijelaskan bahwa pendekatan pembelajaran inkuiri mendorong kreativitas peserta didik. Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk menemukan sendiri, sehingga pembelajaran ini berpusat pada peserta didik. Dengan demikian kreativitas dapat dikembangkan melalui pembelajaran-pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat melakukan aktivitas-aktivitas sendiri dan memiliki kebebasan untuk berfikir dan bertindak untuk menemukan sesuatu, tanpa mendapatkan tekanan, sehingga siswa menjadi nyaman.

Menurut Hawadi, dkk (2001: 5), kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Penemuan pemecahan masalah oleh peserta didik merupakan salah satu contoh bentuk kreativitas. Penemuan pemecahan masalah dapat diperoleh dari referensi (pustaka) ataupun diperoleh dari lingkungan. Keduanya merupakan sumber belajar. Jadi pembelajaran yang menggunakan sumber belajar adalah pembelajaran yang menumbuhkan kreativitas siswa. Proses kreativitas siswa dapat dilakukan melalui tahapan persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi (Munandar 2002 : 59).

Tahap persiapan adalah tahap pengumpulan informasi untuk pemecahan masalah. Pembelajaran dengan menggunakan tema lingkungan, akan menghasilkan permasalahan yang pemecahannya dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi yang terkait dengan masalah lingkungan. Tahap inkubasi adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah, yakni tahap pengolahan informasi untuk pemecahan masalah, sehingga informasi-informasi yang diperoleh diolah agar informasi itu menjadi sederhana. Tahap berikutnya adalah tahap iluminasi yakni tahap munculnya gagasan untuk memecahkan masalah, artinya informasi yang telah disederhanakan itu, dicari solusi pemecahannya. Dan tahap terakhir adalah tahap verifikasi yakni tahap evaluasi terhadap gagasan yang ditemukan untuk dicocokkan dengan kenyataan.

Hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan dengan:

Ha : Ada perbedaan kreativitas belajar lingkungan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan sumber belajar lingkungan mahasiswa S1 PGSD angkatan 2012. Ho : Tidak ada perbedaan kreativitas belajar lingkungan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan sumber belajar lingkungan S1 PGSD angkatan 2012.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Salatiga pada semester 1 tahun 2012/2013 dengan unit penelitian terdiri dari seluruh mahasiswa PGSD UKSW angkatan 2012 kelas C dan D, sebanyak 68

mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang didesain dengan Nonequivalent

Control Group Design.. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Instrumen data berupa lembar observasi penggunaan sumber belajar lingkungan dan rubrik penilaian laporan tentang lingkungan hidup. Teknik analisis data menggunakan tabulasi silang dan analisis beda rerata (uji t) kreativitas belajar tema lingkungan hidup dari kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Variabel penelitian adalah sumber

(4)

(besarnya skor rumusan masalah lingkungan hidup), iluminasi (besarnya skor solusi pemecahan masalah lingkungan hidup dan verifikasi (besarnya skor evaluasi pemecahan masalah lingkungan hidup) serta besarnya skor laporan kegiatan.

PEMBAHASAN

Pembelajaran tema lingkungan diberikan kepada 2 kelas C dan D dengan perlakuan tindakan yang berbeda. Sebelum diberi tindakan langkah awal melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap butir-butir soal yang dipergunakan untuk tes. Hasil uji validitas dari 50 butir soal, 47 butir menunjukkan besarnya koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,1. Artinya bahwa butir soal tersebut mampu untuk mengukur yang sebenarnya diukur dan butir soal tersebut mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dengan demikian, dari 50 butir soal yang telah diuji validitasnya, dapat dipergunakan sebanyak 47 butir soal. Namun, dalam penelitian ini dipergunakan 40 butir saja, dengan menghilangkan 7 butir yang memiliki koefisien koreksi butir soal ≥ 0,1 namun besarnya koefisien yang diperoleh dengan urutan terkecil no 1-7. Adapun reliabilitas butir soal dari 40 butir soal valid yang dipergunakan dalam penellitian sebesar 0,825 (Cronbach’s Alpha). Ini artinya bahwa butir soal tersebut jika diteskan lagi pada waktu yang berbeda mempunyai keajegan atau konsistensi. Distibusi skor tes antar 2 kelas tersebut menunjukkan distribusi normal. Kreativitas belajar mahasiswa S1 PGSD angkatan 2012 pada semester 1 tahun 2012/2013 tentang tema lingkungan di tempat wisata Ketep Magelang Jawa tengah ditunjukkan melalui tabulasi silang seperti dalam tabel 1 berikut ini

Tabel 1.Kreativitas belajar mahasiswa

Tindakan

Skor

Persiapan Inkubasi Iluminasi Verifikasi

Frek % Frek % Frek % Frek %

< 50 rendah 5 14,71 7 20,59 3 8,82 5 14,71

50 – 59 sedang 15 44,13 16 47,06 19 55,88 5 14,70

60 – 69 tinggi 10 29,41 6 17,65 8 23,54 6 17,65

≥ 70 sangat tinggi

4 11,76 5 14,70 4 11,76 18 52,94

Jumlah 34 100,00 34 100,00 34 100,00 34 100,00

(5)

IPA-57

perkuliahan. Namun hasil ini sudah lebih dari cukup memadai. Secara lebih rinci juga dijelaskan melalui gambar 1 Distribusi Skor Indikator Kreativitas Belajar Lingkungan dengan Menggunakan Sumber Belajar Lingkungan

[image:5.595.92.475.285.326.2]

Jadi kreativitas mahasiswa dapat dikembangkan melalui perkuliahan yang diberi tindakan. Hal ini nampak dari hasil akhir skor tes dari kelas D yang perkuliahannya menggunakan pembelajaran konvensional dilakukan di kelas (klas kontrol) dan skor akhir kelas C yang perkuliahannya menggunakan sumber belajar lingkungan yang merupakan pemberian tindakan (kelas eksperimen). Skor rata-rata yang diperoleh di kelas kontrol sebesar 57,18, sedangkan skor akhir untuk kelas C yang merupakan kelas eksperimen mencapai skor 72,26. Secara rinci perbedaan skor rata-rata ini ditunjukkan pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Skor Rata-Rata Kreativitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol Eksperimen

Rata-rata Kreativitas 1 43,4116 46,8529

Rata-rata Kreativitas 2 57,1765 72,2647

Kreativitas 1 adalah skor kreativitas sebelum ada tindakan

Kreativitas 2 adalah skor kreativitas setelah ada pembelajaran (kelas kontrol)/skor kreativitas setelah ada pemberian tindakan (kelas eksperimen)

Gambar 1.Distribusi Skor Indikator Kreativitas Belajar Lingkungan dengan Menggunakan Sumber Belajar Lingkungan

Uji t test dipergunakan dalam analisis statitik dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan total rata-rata kreativitas belajar tentang tema lingkungan pada mahasiswa S1 PGSD angkatan 2012 antara sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan sumber belajar lingkungan. Ada tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar inilah yang dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan ada tidaknya pengaruh penggunaan sumber belajar terhadap kreativitas belajar lingkungan bagi mahasiswa S1 PGSD. Analisis data untuk t-test dilakukan dengan bantuan SPSS

windows’s version 19.

[image:5.595.100.497.394.497.2]
(6)

Paired Different

Paired Different t

df

Sig.2-tailed

Mean

Standar Deviasi

SD Error Mean

95 % Confidence Interval of The

Difference Mean

Standar Deviatio n

Standar Error Mean

Lower Upper Lower Lower Upper Upper Lower Upper

Pair 1

Skor1_1 -25,411

76 10,57761 1,81405

-29,102

47 -21,72106 -14,008 33 ,000

Skor 1_2

Berdasarkan tabel 3, nampak bahwa hasil uji t sebesar – 14,008 dengan probabilitas

signifikansi 0,000 < 0,05, ini berarti bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang dinyatakan dengan ‘Ada

perbedaan kreativitas belajar lingkungan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran

menggunakan sumber belajar lingkungan mahasiswa S1 PGSD angkatan 2012’ diterima, sehingga

HO yang menyatakan bahwa ‘Tidak ada perbedaan kreativitas belajar lingkungan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan sumber belajar lingkungan mahasiswa S1

PGSD angkatan 2012’ditolak. Jadi dari hasil uji t dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

perbedaan kreativitas belajar lingkungan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran

menggunakan sumber belajar lingkungan mahasiswa S1 PGSD angkatan 2012’

Kreativitas belajar lingkungan oleh mahasiswa dengan menggunakan lingkungan tempat wisata di Ketep menunjukkan hasil yang tinggi. Hal ini terlihat dari skor rata-rata akhir mahsiswa yang menunjukkan peningkatan sebesar 54,23 %. Peningkatan ini peningkatan signifikan artinya peningkatannya sangat berarti dalam kreativitas mahasiswa. Jadi mahasiswa dengan menyimak fenomena secara langsung di lapangan, menemukan sendiri permasalahan yang ada di lapangan, menyederhanakan sendiri permasalahan yang ada, mmencari solusi pemecahan masalah dan mengevaluasi hasil pekerjaannya, mahasiswa memiliki kreativitas yang tinggi. Dalam hal ini mahasiswa tidak memperoleh tekanan apapun, karena mahasiswa senang menikmati permasalahan yang telah ada di depannya, sehingga mahasiswa terdorong untuk memecahkan persoalan itu, dan mahasiswa mampu untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang dilakukannya. Jadi pembelajaran dengan menggunakan lingkungan dapat meningkatkkan kreativitas belajar mahasiswa.

KESIMPULAN

Mendasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dissimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar lingkungan dengan indikator kreativitas (persiapan/pengumpulan informasi, inkubasi, iluminasi dan verifikasi) dapat meningkatkan kreativitas belajar mahasiswa tentang tema lingkungan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya: 2. Besarnya skor persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi yakni sebesar 85,29 %; 79,41 %;

91,18 % dan 85,29 %.

3. Adanya peningkatan yang signifikan dari rata-rata skor kreativitas sebelum tindakan diberikan dan sesudah tindakan diberikan pada kelas eksperimen yakni dari 46,8529 ke 72,2647 atau sebesar 25,21 %. Hal ini tidak terjadi pada kelas kontrol. Peningkatan skor rata-rata dari klas kontrol adalah dari 43,4116 ke 57,1765 atau 31,72 %. Jadi ada perbedaan peningkatan kreativitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Begitu pula ada perbedaan yang signifikan antara besarnya rata-rata skor kreativitas akhir antara kelas kontrol dan kelas eksperimen yakni 57,1765 dan 72,2647.

[image:6.595.86.514.132.263.2]
(7)

IPA-59

bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang dinyatakan dengan ‘Ada perbedaan kreativitas belajar

lingkungan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan sumber

belajar lingkungan mahasiswa S1 PGSD angkatan 2012’ diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Hawadi. Reni Akbar. R. Sihadi Darmo Wihardjo. Mardi Wiyono. 2001. Kreativitas. Jakarta: PT Grasindo.

Longo, Christopher. 2010. Fostering Creativity or Teaching to the Test. Implications of State Testing on the Delivery of Science Instruction. Clearing House: Jan 2010. Vol. 83 Issue 2.

Muhammad Faiq. 2013. Penelitian Tindakan Kelas dan Model Pembelajaran. http://penelitian tindakankelas.blogspot.com/2013/02/lingkungan-sebagai-sumber-belajar. html

Munandar, Utami. 1999. Mengembangkan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

--- 2002. Kreativitas Dan Keberbakatan. Jakarta : PT Gramedia.

UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Sullivan, Florence, R. 2011. Serious and Playful Inquiry: Epistemological Aspects of Collaborrative Creativity. Journal of Educational Technology and Society. January 2011. Volume 14. Issue 1.

Gambar

Tabel 2. Skor Rata-Rata Kreativitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tabel 3.H asil Uji T Sebelum dan Sesudah Tindakan  Kelompok Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah seberapa besar penurunan yang terjadi pada gedung “X” dengan jumlah 35 lantai di tiap-tiap lantainya setelah

Dalam pembangunan sistem berteknologi computer vision yang menggunakan teknik motion tracking disarankan menggunakan web - camera yang khusus untuk teknik motion tracking

Perancangan sensor pendeteksi garis terdiri dari tujuh buah sensor yang terletak pada sisi depan robot dan pada sisi tengah robot.. Sisi depan robot terdiri dari lima

Pengaruh Variasi Kuat Arus Las Terhadap Kekuatan Sambungan Kombinasi (Trans + Long) Las Material Plat ST-42” Tujuan penelitian yang diharapkan adalah untuk mengetahui

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat disimpulkan bahwa apabila pengintegrasian materi pendidikan berlalu lintas kedalam mata

Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Diskusi Panel dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi

1) Melawan hukum umum, diartikan sebagai syarat tidak tertulis untuk dapat dipidana. Melawan hukum suatu tindak pidana berdasarkan perbuatan melawan hukum umum,

d) perorangan/klub dalam atau luar negeri untuk kategori umum.. Himpunan Mahasiswa Mesin IST AKPRIND Jl. b) Selama kegiatan berlangsung, setiap anggota kontingen