37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk memaparkan tentang penyelenggaraan program Pengembangan Diri siswa sekolah dasar di wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang dan kendala-kendala yang ada. Gambaran yang ingin diperoleh adalah pemahaman kepala sekolah dan guru tentang program Pengembangan Diri, keberadaan Program Pengembangan Diri di sekolah masing-masing, pelaksanaan program Pengembangan Diri serta kendala-kendala yang dihadapi pihak sekolah dalam pelaksanaan program Pengembangan Diri tersebut.
B. Subjek Penelitian
38
sekolah dasar masing-masing. Disamping juga kesediaan dari guru yang bersangkutan dalam mengikuti kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu pemilihan subjek oleh kepala sekolah terhadap guru juga didasarkan atas lama mengajar, sehingga responden yang dimaksud sudah mengalami masa pemberlakuan Kurikulum 1994, KBK, dan KTSP.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam, yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
1. Wawancara
39
[image:3.516.87.435.93.633.2]Adapun permasalahan dalam wawancara penelitian ini meliputi 4 hal, yaitu: pemahaman tentang konsep Pengembangan Diri dan kebijakan pemerintah daerah, penyusunan dan pengembangan pedoman pelaksanaan Program Pengembangan Diri, pelaksanaan Program Pengembangan Diri di sekolah, dan kendala-kendala dalam penyelenggaraan Program Pengembangan Diri. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Pengembangan Diri Indikator / Pertanyaan Pemahaman
Pengembangan Diri, dan kebijakan pemerintah dalam Pengembangan Diri
1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan Pengembangan Diri di sekolah?.
2. Apa saja wujud kebijakan pemerintah daerah terhadap Program Pengembangan Diri? 3. Bagaimana pelaksanaan
kebijakan tersebut di sekolah? 4. Usaha-usaha apa yang
dilakukan sekolah dalam melaksanakan Program Pengembangan Diri? Penyusunan dan pengembangan pedoman pelaksanaan Pengembangan Diri
1. Sudah adakah kurikulum/ model/panduan pelaksanaan Program Pengembangan Diri di sekolah?
40 Pengembangan Diri Indikator / Pertanyaan
3. Apakah sekolah diberi kebebasan dalam
mengembangkan kurikulum, model, atau panduan
pelaksanaan Program Pengembangan Diri? Penyelenggaraan program Pengembangan Diri di sekolah
1. Apakah Program Pengembangan Diri itu penting? Jelaskan!
2. Apakah perlu dibuat alokasi waktu tersendiri untuk Program Pengembangan Diri tersebut?
3. Bagaimana pelaksanaan Program Pengembangan Diri di sekolah Anda?
4. Apakah saran untuk pelaksanaan Program Pengembangan Diri ini? 5. Apakah penyelenggaraan
Program Pengembangan Diri di sekolah sudah cukup
membuat siswa berkembang secara optimal?
6. Apakah ada evaluasi mengenai penyelenggaraan Program Pengembangan Diri ini? Jelaskan!
7. Apakah ada pengawasan dalam pelaksanaan Pengembangan Diri ini? Bagaimanakah pengawasan dilakukan terhadap
pelaksanaan program ini? Kendala-kendala
dalam
penyelengaraan program
Pengembangan Diri
1. Apa saja yang menjadi kendala dalam memahami konsep program Pengembangan Diri di sekolah?
2. Apa saja yang menjadi kendala dalam menyusun dan
41 Pengembangan Diri Indikator / Pertanyaan
3. Apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program Pengembangan Diri di sekolah?
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur- unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terhadap tempat penelitian yaitu masing-masing sekolah dasar di wilayah Dabin I Kecamatan Pakis, perilaku subjek selama wawancara dan selama melakukan kegiatan, interaksi subjek dengan peneliti, pelaksanaan kegiatan dan hal-hal yang dianggap relevan, sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton dalam Soegiyono (2006) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting
42
penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena:
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.
d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara. e. Observasi memungkinkan untuk peneliti
43
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara.
Hasil observasi dan wawancara lebih kredibel
(dapat dipercaya) bila didukung dokumen yang
ada dan sesuai. Dalam penelitian ini studi
dokumen sekaligus merupakan triangulasi data.
D. Teknik Analisa Data
Analisa data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data
ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih yang penting dan yang akan dipelajari
kemudian membuat kesimpulan yang mudah
difahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2006).
Analisa data dilakukan sebelum dan selama di
lapangan. Untuk analisis selama di lapangan,
penelitian ini menggunakan model Miles dan
Huberman. Miles dan Huberman dalam Sugiyono
(2006) mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus-menerus sampai
44
dalam analisis data yaitu data reduction, data
display dan conclution drawing/verification.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang jelas
dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
apabila diperlukan. Penelitian ini memfokuskan
pada bagaimana penyelenggaraan Program
Pengembangan Diri di sekolah dasar di wilayah
Dabin I Kecamatan Pakis terutama pada aspek
perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan
pengawasan serta kendala-kendala yang ditemui
dalam penyelenggaraan program tersebut.
Data display (penyajian data) adalah
menyajikan data yang dapat dilakukan dengan
mengorganisasikan data dalam pola hubungan
tertentu sehingga mudah difahami. Dalam penelitian
ini, penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel
berupa tabel hasil wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi tentang perencanaan, pelaksanaan,
penilain dan pengawasan terhadap Program
Pengembangan Diri di sekolah dasar di wilayah
45
Selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Setelah sajian data, peneliti mencoba menarik kesimpulan berdasarkan data yang ada kemudian memverifikasi temuan kepada masing-masing sekolah dalam hal ini subyek penelitian.
E. Uji Keabsahan Data
Sugiyono (2006) menyebutkan penelitian kualitatif lebih menekankan pada aspek validitas. Temuan atau data yang dilaporkan peneliti dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang seperti semula. Dengan demikian tidak ada suatu data yang tetap/konsisten/stabil.
46