• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 092014901 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 092014901 BAB III"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik delphi, dimana metode ini akan mengumpulkan opini dari berbagai Informan (sebagai nara sumber) untuk memprediksi sebuah isu spesifik atau pristiwa yang akan terjadi di masa depan, menururt Harold A. Linstone, (1975), sebagai metode peramalan interaktif yang bergantung pada sejumlah expert. Dengan metode ini penulis berharap bisa mendapatkan informasi data dan hasil analisis yang mendalam tentang gambaran masa depan desentralisasi administratif dan pemerintahan daerah di Timor Leste.

(2)
(3)

Proses pengambilan data dalam metode penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : Kuesioner pertama, dalam metode Delphi para nara sumber diijinkan untuk menulis jawaban tentang; pandangan atau harapan para pakar kedepannya tentang desentralisasi, apa yang menjadi tantangan dan bagaimana mengantisipasi tantangan yang akan dihadapi. selanjutnya masing-masing nara sumber diberi waktu untuk melengkapi kuesioner dan selanjutnya dikoleksi oleh peneliti setelah mendapat respon dari masing-masing nara sumber. Tahap ke dua; Kuesioner ke dua di susun berdasarkan hasil kuesioner pertama yang telah dilengkapi oleh para pakar, dimana hasil tersebut telah di analisa dan dirumuskan berdasarkan variabel yang muncul dan selanjutnya dikirim kembali ke masing-masing nara sumber untuk ditinjau ulang, mengkritik, mendukung atau menentang. Tahap ke tiga; Kuesioner ke tiga di susun berdasarkan hasil kuesioner ke dua (diaulang) yang telah dilengkapi oleh para pakar, dimana hasil tersebut telah di analisa dan dirumuskan berdasarkan variabel yang muncul dan selanjutnya dikirim kembali ke masing-masing nara sumber untuk ditinjau ulang, mengkritik, mendukung atau menentang. Proses ini kembali diulang sampai para narasumber mencapai kesepakatan untuk menentukan satu kesepakatan bersama atas apa yang menjadi bayangan para nara sumber kedepannya, masalah atau tantangan yang akan dihadapi dan alternatif solusi atau antisipasi yang perlu dilakukan atas masalah yang telah diidentifikasi. Tujuan sebenarnya dari studi Delphi adalah untuk menghasilkan konsensus atas issu-issu penting (Kuesioner 1). Kuesioner 2 berisikan klarifikasi dari pernyataan-pernyataan Informan yang teridentifikasi pada kuesioner 1 dan mengetahui urutan (bobot) dari masing-masing pernyataan.

Mengapa Timor Leste ?

(4)

negara Timor Leste yang ingin memberikan kontribusi terhadap pembangunan Timor Leste melalui kajian ilmiah. Sejauh ini, peneliti telah aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang berkaitan dengan masalah pembangunan di Timor Leste, salah satu bentuk kegiatan tersebut ialah keterlibatan peneliti sebagai pendiri oganisasi kemasyarakatan atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial sebagai dampak dari pembangunan.

Motivasi selanjutnya ialah ketertarikan penulis terhadap isu pembangunan di Timor Leste, dimana pemerintah Timor Leste sedang gencarnya melakukan persiapan desentralisasi pada masa pra kondisi yang mana dalam proses tersebut banyak mendapat kritikan dari berbagai kelompok masyarakat karena dianggap berpotensi gagal dalam implementasinya karena banyak isu yang dipercaya sangat kompleks dan dinamis. Oleh karenanya untuk mengetahui lebih dalam tentang permasalahan-permasalahan seputar isu desentralisasi dalam implementasinya di masa mendatang dan upaya mengantisipasi permasalahaan yang timbul dari penyelenggaraan desentralisasi.

Persiapan Menuju Lokasi Penelitian

Sebelum melakukan penelitian lapangan, Peneliti melakukan beberapa tahapan persiapan sebagai bagian dari proses pelaksanaan Penelitian, persiapan tersebut meliputi; mempersiapkan kuesioner penelitian, peralatan penelitian, identifikasi jumlah potensial informan yang berkepentingan dengan isu Desentralisasi di Timor Leste yang akan ditemui oleh peneliti berdasarkan kelompoknya masing-masing termasuk alamat yang bisa dihubungi, Jadwal penelitian dan mempersiapkan surat penelitian untuk instansi pemerintah dan lembaga non pemerintah.

Pengalaman Mengakses dan Mengambil Data

(5)

menemui sejumlah Informan dan sulitnya komunikasi untuk mencapai konsensus bersama maka penelitian ini secara keseluruhan baru selesai pada bulan Desember 2015, secara keseluruhan penelitian ini memakan waktu hampir 6 (enam) bulan, waktu yang cukup lama dan melelahkan.

Penelitian diawali dengan Informan dari kelompok Lembaga Swadaya masyarakat (LSM), sebanyak 8 (delapan) LSM yang terlibat satu diantaranya adalah LSM international. Pada mulanya peneliti membuat apointment melalui telepon dan email selanjutnya berdasarkan hasil apointmentpeneliti langsung mendatangi masing-masing LSM yaitu The Asia Foundation (AF), Rede feto (RF), Forum ONG Timor Leste (Fongtil), Luta Hamutuk (LUH), Lao Hamutuk (LAH), Mata Dalan ba Institutu (MDI) dan Haburas (HB), tujuan dari kunjungan pertama adalah untuk memberi informasi detail terkait seluruh proses penelitian sambil membagikan kuesioner untuk diisi termasuk panduan untuk Focus Group Discussion (FGD) kedepannya, kebetulan peneliti juga memiliki latar belakang LSM sehingga cukup dikenal oleh sebagian orang di jejaring LSM Timor Leste maka tidak sulit bagi peneliti untuk ketemu dengan kelempok tersebut.

(6)

akhirnya semua kuesioner dikumpulkan sebelum tanggal pelaksanaan FGD.

Selanjutnya pada tanggal 15 Juli 2015 sesuai rencana dan kesepakatan peneliti dan Informan sebelumnya, akhirnya FGD berhasil dilaksanakan di Hotel Vilaverde, Informan yang hadir pada saat itu sebanyak 7 (tujuh) orang yaitu 70% dari total 10 (sepuluh) orang yang seharusnya datang, selanjutnya bagi LSM yang tidak hadir hanya mengisi Kuesioner. FGD berlangsung pukul 13.00-17.00 sore sekitar 5 jam, isu yang diangkat adalah isu yang telah dirangkumkan dari hasil pengisian kuesioner. diskusi berjalan cukup bagus sangat demokratis dan semua Informan berpatisipasi aktif dan mencapai konsensus bersama. Hasil diskusi kemudian dirangkumkan dan dibagi kembali kepada masing-masing LSM untuk memberi tanggapan dan koreksi termasuk kepada Informan yang tidak hadir, dari hasil diskusi yang dibagikan sebagian besar LSM setuju dan tidak ada tanggapan apapun dari seluruh Informan termasuk mereka yang tidak hadir dalam diskusi tersebut.

(7)

Maka Pada bulan September Peneliti kembali ke lapangan (Dili, Timor Leste) untuk melanjutkan penelitian dengan pendekatan

interview, kali ini peneliti melakukan penelitian secara serentak tampa mendahulukan salahsatu kelompok Informan. Mula-mula Peneliti membuat apointment melalui telepon dan email, dari hasil komunikasi sebagain besar Informan yang terhubung memberi jawaban yang positif sebagian Informan tidak terhubung hanya dikirim email. Sebagian peneliti yang susah dihubungi, peneliti langsung mengunjungi lokasi kerja mereka tanpa membuat apointment terlebih dahulu. Proses ini berlangsung 2 (dua) minggu dan pada akhirnya semua Informandapat dibagikan kuesioneryang telah dirancang.

Pada tahap selanjutnya peneliti kembali menemui Informan untuk mengumpulkankuesioner yang telah dibagikan dari masing-masing kelompok. Namun masih terdapat beberapa kendala diataranya informan lupa mengisi setelah menjelang satu minggu terutama dari kelompok birokrat, sementara untuk kelompok swasta dan akademik proses pengumpulan data tidak menghadapi kendala yang berarti.

(8)

Validasi data

Tahap ke terakhir dari proses pegambilan data ialah proses validasi data. Teknik validasi dilakukan dengan cara mengirimkan kembali hasil rangkuman penelitian kepada masing-masing kelompok informan untuk mendapat masukan atau tanggapan atas hasil rangkuman tersebut, apabila masih ada masukan berupa opini tambahan maka peneliti akan menambahkan opini tersebut. Proses ini terus berlanjut hingga setiap kelompok menyetujui dan menyepakati isu-isu yang diajukan. Apabila tidak terdapat komentar atau opini dari informan, dan semua informan telah setuju dengan isu-isu yang diajukan peneliti, maka dapat dilanjutkan dengan proses pemberian nilai berdasarkan prioritas menuru persepsi informan. Upaya menjamin kredibilitas data, maka peneliti menggunakan teknik trianggulasi dengan mencocokan fakta lapangan melalui observasi dan wawancara, mengamati aktivitas sesuai dengan latarbelakang informan yang terlibat langsung sebagai aktor yang berperan penting dalam proses penyelenggaraan desentralisasi di Timor Leste, serta opini atau gagasan aktor yang mempengaruhi kebijakan desentralisasi.

Hasil konsensus Penelitian ini dilakukan berdasarkan Masing-masing Kelompok mengingat para aktor dari Masing-masing-Masing-masing kelompok (terkecialia LSM) sangat sibuk dan tidak memiliki waktu untuk FGD maka konsensus diambil berdasarkan rangkuman hasil kuesioner yang dibagikan melalui beberapa tahap iterasi1hinga mencapai konsensus

bersama.

Informan Kunci

Penelitian ini melibatkan para aktor dari birokrat, akademisi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan. Pemilihan informan kunci dalam penelitian ini didasarkan pada kepentingan lembaga terhadap isu-isu penyelenggaraan desentralisasi di Timor Leste. Berikut ini

1iterasi adalah ”Tahapan

(9)

adalah identitas informan berdasarkan setiap sektor yang telah disebutkan sebelumnya.

Tabel 3.2 Informan Kunci

No Kategori dan nama

Cardoso Gomes, B.A, Msi

Kementrian 6 Aderito Manuel Alves

Guteres

7 Sr. Joao Cancio Freitas Universitas Nasional Timor Leste (UNTL)

Desen dan Ex mentri

Pendidikan dan

Kebudayaan Timor

Leste 8 Camilo Ximenes Almeida,

M.CP 9 Lukus Medis Sarmento Universitas Nasional

Timor Leste (UNTL) 10 DomiLSMs Henrique, MA Universitas Nasional

Timor Leste (UNTL) 11 Eurico Celestinho Dos

Reis

(10)

No Kategori dan nama Informan

Lembaga atau Institusi

Jabatan

12 Jaime Maia, Lic.CSH,M. AP

13 Benezato Ribeiro Universitas Da Paz

(UNPAZ)

III. Pengusaha dan Econom

15 Dr.Adolnando

20 Fernando Baptista Anuno. M.SC

UNTL Econom dan Dekan

Fakultas Ekonomi

IV. Organisasi Kemasyrakatan/LSM

21 Hugo Fernandes The Asia Foundation Director For Public

Policy and institucional estrangtening 22 Saturnino Amaral The Asia Foundation Coordinator for Local

Goverment program

(11)

No Kategori dan nama Informan

Lembaga atau Institusi

Jabatan

Kontra Violensia

26 Adilson Da Costa Junior Lao Hamutuk (LAH) Researcher /peneneliti

27 Estefanus Koli Mata dalan ba

Institutu

Cordenator Executivu

28 Ato Costa Haburas Program Manager

Peran Informan

Gambar

Gambar 3.1. Teknik Delphi.Welding (2013) Master of Project Management (MPM)
Tabel 3.2 Informan Kunci

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada analisis struktur umum (general structure), fitur bahasa (linguistic features) dan kesalahan pada aspek gramatika

Pertanyaan yang digunakan untuk ukuran strategis ini adalah: “Seberapa besar aplikasi Microsoft Dynamics Navision 4.0 membantu Anda menghemat waktu, sumber daya dan biaya dalam

Selanjutnya kepada setiap peserta akan dikirimkan e-certificate (sertifikat elektronik) melalui email masing-masing. Demikian informasi ini

73 Bimtek Wirausaha Baru bagi Petani Milenial DINAS PERKEBUNAN Juli-Agustus Kabupaten/Kota 74 Pembinaan Kelembagaan Asosiasi Petani Perkebunan DINAS PERKEBUNAN

Dengan mengetahui arus skala penuh Idp, tahanan dalam gerakan Rm, tegangan batere E dan nilai Rh yang diinginkan, rangkaian dapat dianalisis, yakni nilai R1 dan R2

Anggota BPSPAMS dipilih dalam suatu musyawarah warga yang dihadiri oleh sebanyak mungkin warga desa/kelurahan, tokoh masyarakat, kepala desa/lurah, perangkat desa/kelurahan

Untuk mengatasi permasalahan yang telah disebutkan diatas, penulis mengajukan usulan pemecahan dalam bentuk aplikasi Media pembelajaran pengenalan nama - nama hewan

Pada kegiatan observasi, peneliti dibantu oleh teman sejawat yang telah diberikan izin oleh kepala sekolah, guna memperoleh data yang berkaitan dengan kinerja