• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Terapi Dressing Madu pada Proses Penyembuhan Ulkus Dekubitus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Terapi Dressing Madu pada Proses Penyembuhan Ulkus Dekubitus"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS TERAPI DRESSING MADU PADA

PROSES PENYEMBUHAN ULKUS DEKUBITUS

Tesis

LETVI MONA

NIM : 117105016

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

(2)

i

EFEKTIVITAS TERAPI DRESSING MADU PADA PROSES PENYEMBUHAN ULKUS DEKUBITUS

TESIS

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Persyaratan

untuk Memperoleh Gelar Dokter Spesialis

dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis

Konsentrasi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin pada

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Oleh

LETVI MONA NIM : 117105016

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : Efektivitas Terapi Dressing Madu pada Proses Penyembuhan Ulkus Dekubitus

Nama : dr. Letvi Mona

Nomor Induk : 117105016

Program Studi : Kedokteran / Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Konsentrasi : Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Sri Wahyuni Purnama Sp.KK(K), FINSDV dr. Remenda Siregar, Sp.KK

NIP: 196912231999032001 NIP: 196109141989022001

Ketua Departemen Ketua Program Studi

Prof. Dr. dr. Irma D. Roesyanto, SpKK,(K) dr. Chairiyah Tanjung, SpKK

NIP: 194712241976032001

Tanggal lulus: 31 Januari 2017

(4)

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya penulis sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah penulis nyatakan dengan benar

Nama : Letvi Mona

NIM : 117105016

(5)

Effektivitas Terapi Dressing Madu pada Proses Penyembuhan Ulkus Dekubitus

Letvi Mona, Remenda Siregar, Sri Wahyuni Purnama Divisi Bedah Kulit, Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik Medan-Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang: Ulkus dekubitus dikenal juga sebagai luka tekan, atau luka baring adalah kerusakan yang terlokalisir di kulit dan jaringan disebabkan tekanan, geseran dan gesekan atau kombinasi dari ketiga hal tersebut karena kompresi antara penonjolan tulang dan permukaan eksternal. Penatalaksanaan ulkus dekubitus melibatkan beragam pendekatan. Salah satunya adalah dengan menggunakan dressing luka untuk melindungi dan memercepat penyembuhan luka. Madu adalah dressing luka biologis dengan bioaktivitas multipel yang bekerja sama untuk mempercepat proses penyembuhan. Penggunaan antibiotik yang sudah sedemikian luas dapat memicu resistensi. Peneliti ingin mengetahui apakah madu dapat digunakan sebagai alternatif terapi pada ulkus dekubitus dimana madu mempunyai sifat yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Di Indonesia, penelitian yang sudah terpublikasi mengenai efektivitas dressing madu pada proses penyembuhan ulkus dekubitus masih sangat terbatas, karena itu peneliti ingin mengetahuinya dan dibandingkan dengan salah satu pengobatan topikal pada ulkus dekubitus yaitu antibiotik topikal salep mupirosin 2% dengan alat ukur skor PUSH.

Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas terapi dressing madu dibandingkan salep mupirosin 2% pada proses penyembuhan ulkus dekubitus.

Metode: Desain penelitian ini adalah uji klinis acak tersamar tunggal

Hasil: Tidak ada perbedaan efektivitas terapi antara dressing madu dan salep mupirosin 2% terhadap proses penyembuhan ulkus dekubitus.

Kesimpulan: Dressing madu sama efektifnya dengan salep mupirosin 2% pada proses penyembuhan ulkus dekubitus.

(6)

v

Effectiveness of a Honey Dressing Therapy for Healing Decubitus Ulcer

Letvi Mona, Remenda Siregar, Sri Wahyuni Purnama

Dermatosurgery Division, Department of Dermato and Venereology Faculty of Medicine University of Sumatera Utara

H. Adam Malik General Hospital Medan-Indonesia

ABSTRACT

Background : Decubitus ulcer also known as pressure sore or bedsore is a localized tissue damage to the skin and underlying tissue that is caused by pressure, shear, or friction, or a combination of these as a result of compression between a bony prominence and external surface. Management of decubitus ulcer involves including an extensive approach. One of them is wound dressings to protect and accelerate wounds healing. Honey is a biological wound dressing with multiple bioactivity that work together to accelerate the healing process. The use of antibiotics that has been so widely may trigger resistance. Researcher want to know whether honey can be used as an alternative therapy on decubitus ulcers because honey has properties that can accelerate wound healing process. In Indonesia, data have been published on the effectiveness of honey dressings on healing process of decubitus ulcers was limited, therefore this study is to find out effectiveness of a honey dressing on decubitus ulcer healing process compare to mupirocin 2% ointment which measured with PUSH score tools.

Objective : To know effectiveness dressing honey therapy compare to mupirocin 2% ointment on decubitus healing process.

Methods : Design of this study was single blind randomized clinical trial.

Results : There was no difference in the effectivenes of therapy between honey dressing and 2% mupirocin ointment in the healing process of decubitus ulcer.

Conclusion : Honey dressing is as effective as mupirocin 2% ointment in the decubitus ulcer healing process.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang tak terhingga saya panjatkan ke hadirat Allah SWT

karena hanya atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tesis ini yang

merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar keahlian dalam bidang Ilmu Kesehatan

Kulit dan Kelamin di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam menjalani pendidikan spesialis ini, berbagai pihak telah turut berperan

serta sehingga seluruh rangkaian kegiatan pendidikan ini dapat terlaksana dengan baik.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan penghargaan dan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yang terhormat dr. Sri Wahyuni Purnama, Sp.KK(K), FINSDV selaku pembimbing

pertama tesis ini, yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta

dengan penuh kesabaran selalu membimbing, memberikan masukan dan koreksi

kepada saya selama proses penyusunan tesis ini.

2. Yang terhormat dr. Remenda Siregar, SpKK selaku pembimbing kedua tesis ini, yang

telah bersedia meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta dengan penuh kesabaran

selalu membimbing, memberikan nasehat, masukan dan koreksi kepada saya selama

proses penyusunan tesis ini.

3. 3. Yang terhormat Prof. Dr. dr. Irma D. Roesyanto Mahadi, Sp.KK(K), FINS.DV,

selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sebagai Guru Besar, yang telah memberikan

kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di bidang Ilmu

Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Yang terhormat dr. Chairiyah Tanjung, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV, selaku

Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing, memberikan nasehat, masukan

dan motivasi kepada saya selama menjalani pendidikan sehari-hari.

5. Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Runtung

Sitepu, SH, M.Hum yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat

(8)

vii

6. Yang terhormat Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,

Dr.dr. Aldy S. Rambe, Sp.S(K) yang telah memberikan kesempatan kepada saya

untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Ilmu Kesehatan

Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

7. Yang terhormat dr.Meidina K. Wardani, Sp.KK, Dr. dr. Imam Budi Putra, MHA,

Sp.KK, serta dr. Kristo A. Nababan Sp.KK, M.Ked(DV), FAADV, FINSDV sebagai

guru dan penguji tesis saya, yang telah memberikan banyak bimbingan serta koreksi

untuk penyempurnaan tesis ini.

8. Yang terhormat Para Guru Besar serta seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu

Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,

RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD dr. Pirngadi Medan, yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan membimbing saya selama mengikuti

pendidikan ini.

9. Yang terhormat Bapak Direktur RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD dr.

Pirngadi Medan, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada saya

selama menjalani pendidikan spesialis ini.

10.Yang terhormat seluruh staf, pegawai dan perawat di Departemen Ilmu Kesehatan

Kulit dan Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD dr. Pirngadi

Medan atas bantuan, dukungan dan kerjasama yang baik selama ini.

11.Yang terhormat ketua yayasan, Rektor, Dekan dan segenap staf Fakultas Kedokteran

Universitas Baiturahmah atas kesempatan dan bantuan yang diberikan kepada saya

selama menjalani pendidikan spesialis ini.

12.Yang terhormat seluruh subjek yang terlibat dalam penelitian saya ini, serta

seluruh pasien yang telah membantu saya memperoleh ilmu dan kesempatan belajar

di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin sejak awal hingga akhir pendidikan.

13.Yang tercinta dan tersayang kedua orang tua saya Ibu Hj. Kasmizar Sahar dan Papa

H. Zulkifli Amran. Doa dan dukungan tiada henti dari Ibu dan Papa merupakan

sumber semangat bagi Ilet.Terima kasih atas segalanya, Ibu dan Papa. Merupakan

suatu rahmat dan karunia dari Allah SWT terlahir sebagai anak dari orang tua yang

begitu luar biasa baik. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan

membahagiakan Ibu dan Papa.

14.Yang saya sayangi dan hormati kedua mertua saya, Papa H. Syofyan Djalaludin,

(9)

Kiranya hanya Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan Papa dan Mama.

15.Yang tercinta Imam saya , suamiku tersayang H. Benny Syofyan, SH, MH. Terima

kasih atas segala doa, dukungan, semangat dan pengorbanan yang telah dicurahkan

kepada Ilet khususnya di masa penyusunan tesis ini. Semoga Allah SWT senantiasa

menjadikan keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Aamiiin.

16. Yang tercinta anak-anak saya Malikha Aisya Candelar dan Athaullah Syawqi

Candelar. T e r i m a k a s i h a t a s s e ga l a d o a d a n d u k u n ga n u n t u k M a m a ya ,

N a k .

17. Y a n g t e r c i n t a abang dan adik-adik saya Juan Kasma, SE, MM, Kike Nandya

Permata Suci , SE dan Fathya Nadira Azuka serta seluruh keluarga besar yang telah

memberikan dorongan, doa dan cinta kasih serta persaudaraan yang erat selama ini.

18. Sahabat seperjuangan saya, dr. Radha Latifah Hanum Siregar, Mked, dr. Lodika

Handayani, M.Ked(DV), SpDV, dr. Wisyanti Mian Uli Siahaan, M.Ked(DV),

Sp.DV,dr. Grace Waworuntu, M.Ked(DV), Sp.DV serta teman-teman PPDS IKKK

dan senior-senior dr. Johan Kartayana, Mked(DV), SpDV, dr. Gustina Putri, dr. Dina

Rizki Utami, Mked(DV), SpDV, dr. Lia Septina Mked(DV), SpDV, dr.Wan tisya

Muhaira, dr. Sulistya Dwi Rahasti, M.Ked (Dv),Sp.DV , dr. Tri Nanda Syahfitri,

M.Ked (DV),Sp.DV, dr. Evita Lourdes Pinem, M.Ked (Dv),Sp.DV dr. E Heriawati

Sitepu, dr. Dewi Lastya Sari, MKed (DV),Sp.DV, dr. Lia Yutrishia,

M.Ked(DV),Sp.DV, dr. Farica Amanda, dr. Nadia Inasya, dr. Kharina Yufin Putri ,

dr. Monalisa Manik, dr. Ivan Tarigan, dr. Mimbar Topik, Mked(DV) dan teman-teman

PPDS yang tidak dapat saya ucapkan satu per satu terima kasih untuk bantuan,

motivasi, kebersamaan, waktu dan kenangan yang tidak terlupakan selama menjalani

pendidikan ini.

19. Yang tersayang sahabat saya yang senantiasa memberikan doa, semangat,

dukungan dan pertolongan khususnya dalam penyusunan tesis ini, dr. Rini Ardiani, dr.

Susi Eka Putri.

20. Dan tak lupa terima kasih saya yang sangat besar saya tujukan untuk Nanda Yani atas

(10)

ix

Saya menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena

itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Akhir kata, dengan penuh kerendahan hati, perkenankanlah saya untuk

menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan,

kekhilafan, dan kekurangan yang telah saya lakukan selama proses penyusunan tesis dan

selama menjalani masa pendidikan ini. Semoga segala bantuan, dorongan dan petunjuk

yang telah diberikan kepada saya selama menjalani pendidikan, kiranya mendapat

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Medan, 31 Januari 2017

Penulis

(11)
(12)

3.3.2. Populasi terjangkau………. 26

3.7.4. Cara penilaian ulkus, penilaian skor PUSH, aplikasi dressing madu dan mupirosin....……… 30

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian... 36

4.1.1 Karakteristik berdasarkan kelompok usia... 36

4.1.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin... 37

4.2 Karakteristik Ulkus Dekubitus Berdasarkan Penyakit yang Mendasari, Lokasi dan Derajat... 38

4.4.3 Perbedaan rerata penurunan skor PUSH setelah pengobatan... 44

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 46

5.1 Kesimpulan... 46

(13)
(14)

DAFTAR SINGKATAN

CTGF : Connective Tissue Growth Factor

Ca : Carcinoma

DM :Diabetes mellitus ECM : Extracellular Matrix

FGF : Fibroblast Growth Factor

H2O2 : Hidrogen Peroksida

HCU : High Care Unit

ICU : Intensive Care Unit

IRS : Isoleucyl-tRNA Synthetase

IL : Interleukin

MIC :Minimum Inhibitory Concentration

MMP : Matrix Metalloproteinase

NaCl :Natrium Chloride

NPUAP : National Pressure Ulcer Advisory Panel

PAI : Plasminogen Activator Inhibitor

PDGF : Platelet Derived Growth Factor

pH : Potential of Hydrogen

PUSH : Pressure Ulcer Scale for Health

RINDU : Ruang Instalasi Terpadu RNA : Ribonucleic Acid

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat TGF : Transforming Growth Factor

TNF : Tumor Necrosis Factor

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1. Patogenesis ulkus dekubitus………... 9

Gambar 2.2. Kerangka teori………. 24

Gambar 2.3. Kerangka konsep………. 25

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan kelompok usia....…... 36

Tabel 4.2. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin...…... 37

Tabel 4.3 Distribusi subyek penelitian berdasarkan penyakit yang mendasari... 38

Tabel 4.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan derajat ulkus dekubitus... 39

Tabel 4.5 Distribusi subjek penelitian berdasarkan lokasi ulkus dekubitus... 40

Tabel 4.6 Distribusi penurunan skor PUSH setelah pengobatan dengan salep mupirosin 2%... 41

Tabel 4.7 Distribusi penurunan skor PUSH waktu ke waktu setelah pengobatan dengan salep mupirosin 2%... 41

Tabel 4.8 Distribusi penurunan skor PUSH setelah pengobatan dengan dressing madu... 42

Tabel 4.9 Distribusi penurunan skor PUSH waktu ke waktu setelah pengobatan dengan dressing madu... 43

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Naskah Penjelasan Kepada Pasien / Orang Tua / Keluarga

Pasien……… 51

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan……… 54

Lampiran 3. Status Penelitian……… 55

Lampiran 4. Pressure Ulcer Scale For Health (PUSH)………. 57

Lampiran 5 Ethical clearance... 58

Lampiran 6 Hasil SPSS... 59

Lampiran 7 Daftar subjek ulkus dekubitus... 67

Referensi

Dokumen terkait

moist dressing dan off-loading menggunakan kruk terhadap proses penyembuhan luka pada pasien Diabetes melitus yang mengalami ulkus kaki diabetik di RSPAU Dr..

Dengan nilai selisih delta dari kelompok kontrol dan intervensi 8,933 dan nilai Effect size = 0,7 yang berarti pengaruh terapi ozon bagging terhadap penyembuhan ulkus

Diharapkan dapat menggunakan dressing yang lebih efektif (madu) untuk mempercepat proses penyembuhan luka khususnya luka perineum pada ibu postpartum karena efek antibiotik

Elevasi ekstremitas bawah ini diharapkan bisa menjadi salah satu metode perawatan pasien dengan ulkus diabetik untuk mempercepat proses penyembuhan ulkus. The

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh (Damayanti, 2018) dengan judul efektivitas perawatan luka teknik balutan wet-dry dan modern dressing Pada Penyembuhan Ulkus

Moist dressing dan off- loading menggunakan kruk merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap penyembuhan ulkus kaki diabetik dibandingkan dengan vaskularisasi

Pada uji kepekaan antibiotik, didapatkan 5 jenis kuman yang tersering ditemukan pada ulkus dekubitus masih sensitif terhadap antibiotik amikacin, sedangkan

Efektivitas Perlakuan Kombinatif Plasma Medis, Madu dan Pembalut Luka Berlubang Banyak Untuk Penyembuhan Luka Eka Sakti Wahyuningtyas1, Indri Kartika Putri2, Nasruddin3 1Program