PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
persediaan, yang umum disebut dengan pengendalian persediaan. Pada teori tentang pengendalian persediaan terdapat metode-metode yang digunakan dalam mengatur persediaan. Salah satu metode tersebut adalah metode Economic Order Quantity (EOQ).
Metode EOQ adalah model persediaan yang pertama kali dikembangkan tahun 1915 secara terpisah oleh Ford Harris dan R.H. Wilson. Pada model EOQ dasar, diasumsikan bahwa pesanan akan datang tepat waktu, sehingga masalah kehabisan persediaan tidak pernah terjadi. Model ini kurang cocok bila digunakan dalam kondisi permintaan yang tidak pasti. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengamati pengendalian persediaan yang mengandung faktor ketidakpastian yaitu menggunakan model Economic Order Quantity (EOQ) Back Order. EOQ Back Order memperhitungkan kemungkinan terjadinya kehabisan
persediaan yang diakibatkan dari bervariasinya jumlah permintaan. Para peneliti telah membahas secara luas berbagai jenis model persediaan dengan tingkat permintaan yang bervariasi. Selain dikarenakan permintaan, masalah persediaan juga dapat dikarenakan oleh pasokan bahan baku yang tidak pasti. Hal tersebut bisa dikarenakan oleh mesin yang rusak, bencana alam atau alasan lainnya yang mengakibatkan bervariasinya pasokan. Sebagai contoh perusahaan dealer kendaraan yang sering mengalami kekurangan persediaan. Pembeli dijanjikan bahwa kendaraan yang dipesannya akan ada beberapa hari (minggu, bulan dan seterusnya) kemudian.
melakukan pengelasan, pada unit produksi (painting) pekerja melakukan painting atau pengecetan pada komponen, membersihkan karat. Unit wiring pekerja melakukan perakitan dan memasang komponen. Unit quality control tempat pengecekan atau pengontrolan barang masuk hingga barang yang telah siap akan di test dan di cek dengan teliti oleh pekerja yang bekerja di quality control. Selain itu, PT. Sumpratama Juru Engineering merupakan distributor besar di kota Medan yang menjual berbagai jenis spare part listrik dan panel-panel listrik. Pada tahun 2016 melihat bahwa kebutuhan persediaan spare part listrik pada PT. Sumpratama Juru Engineering Mabar selalu mengalami kekurangan barang. Hal ini terjadi karena kebutuhan spare part listrik sangat besar. Untuk pemenuhan kebutuhan spare part listrik di Sumatera Utara khususnya kota Medan hanya dipenuhi oleh PT. Sumpratama Juru Engineering Mabar. Sehingga dalam sistemnya sering mengalami kekurangan persediaan barang. Barang yang kurang biasanya akan dipesan lagi supaya kebutuhan pelanggan tetap terpenuhi, walaupun dalam pemenuhannya akan membutuhkan waktu. Jadi pelanggan biasanya menunggu sampai pada batas waktu barang tersedia. Hal kekurangan persediaan barang tersebut dinamakan back order. Perusahaan yang mengalami kekurangan persediaan akan mengalami kerugian, dimana perusahaan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Dan kerugian ini berupa biaya tambahan yang disebut shortage cost. Jadi biaya yang dikeluarkan perusahaan tidak hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, tetapi juga biaya kekurangan persediaan atau shortage cost. Maka, berdasarkan fakta ini penulis akan mengaplikasikan metode EOQ Back Order pada persediaan spare part listrik pada tanggal 01 Januari - 31 Desember 2016 dengan memerhatikan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan spare part listrik. Dengan data tersebut maka penulis akan menganalisis bagaimana metode EOQ Back Order yang digunakan agar optimasi jumlah persediaan dapat diminimalisir.
1.2Perumusan Masalah
PT. Sumpratama Juru Engineering Mabar merupakan distributor besar di kota Medan yang menjual berbagai jenis spare part listrik. Masalah persediaan dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi konsumen sehingga dapat menyebabkan berkurangnya pelanggan yang datang untuk melakukan pembelian karena tidak terpenuhinya persediaan. Kadang juga terjadi keadaan dimana konsumen harus menunggu barang yang dipesan datang dengan waktu yang cukup lama. Dalam hal ini dapat merugikan perusahaan karena tingginya biaya operasional. Setiap perusahaan, seperti perusahaan perdagangan, industri atau jasa selalu mengadakan persediaan. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan pada dasarnya muncul karena adanya permasalahan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan berupa terjadinya kelebihan atau kekurangan persediaan. Jika perusahaan mengalami kelebihan persediaan maka dapat merugikan, karena menyebabkan terhentinya perputaran uang atau modal dan munculnya biaya-biaya tambahan yang tidak diperlukan. Jika perusahaan kekurangan persediaan, maka perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan dalam jumlah besar, sehingga untuk dapat memenuhi permintaan konsumen, perusahaan harus memesan barang lebih sering, yang berarti akan meningkatkan biaya pemesanan. Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi pembahasan bagi penulis adalah permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana model EOQ Back Order dalam pemenuhan persediaan spare part listrik pada PT. Sumratama Juru Engineering Mabar.
2. Bagaimana model EOQ Back Order dalam meminimumkan total biaya persediaan pada PT. Sumpratama Juru Engineering Mabar.
1.3Batasan Masalah
3. Data spare part listrik yang digunakan adalah periode Januari 2016 sampai dengan Desember 2016.
4. Besarnya harga barang tidak mengalami perubahan. 5. Tidak ada diskon
6. Stockout harus dihindari dengan adanya pemesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan.
7. Back order dan pemesanan dipenuhi secara bersamaan, artinya setiap pemesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan.
8. Objek penelitian meliputi: spare part listrik tegangan tinggi untuk jenis MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dan jenis kapasitor bank 3 phase.
1.4Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diperoleh dari penelitian, maka tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengoptimalkan jumlah persediaan spare part listrik MCCB dan kapasitor bank 3 phase agar tidak terjadi kekurangan persediaan barang sehingga tidak mengecewakan pelanggan.
2. Untuk menentukan total biaya persediaan pada PT. Sumpratama Juru Engineering Mabar tahun 2016.
1.5Kontribusi Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan perusahaan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi dalam mengambil keputusan atau kebijakan yang berkenaan dengan pengadaan persediaan spare part listrik yang optimal.
3. Menjadi referensi dalam melakukan penelitian yang sama khususnya dalam metode EOQ Back Order.
1.6Metodologi Penelitian
Objek penelitian dilakukan pada PT. Sumpratama Juru Engineering yang berlokasi di Mabar. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh berasal dari data sekunder dari PT. Sumpratama Juru Engineering adalah:
a. Jumlah permintaan spare part listrik setiap bulan pada tahun 2016. b. Biaya pemesanan spare part listrik periode tahun 2016.
c. Biaya penyimpanan spare part listrik periode tahun 2016.
d. Biaya kekurangan persediaan spare part listrik periode tahun 2016. 2. Pengolahan Data
Data yang digunakan adalah data perusahaan pada periode Januari 2016-Desember 2016. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
a. Melakukan uji kenormalan data menggunakan uji Lilliefors. b. Menentukan total biaya persediaan spare part listrik perusahaan. c. Mengolah data dengan metode EOQ Back Order untuk menghitung
jumlah persediaan spare part listrik untuk jenis MCCB dan kapasitor bank 3 phase yang optimal.
g. Menentukan total biaya persediaan yang optimal berdasarkan metode EOQ Back Order.
h. Membandingkan total biaya persediaan perusahaan dengan total biaya persediaan EOQ Back Order.
i. Menentukan hubungan antara EOQ Back Order dengan titik pemesan kembali (ROP) pada PT. Sumpratama Juru Engineering.