• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Pelayanan Credit Union (CU) (Studi Kasus : CU Merdeka, Desa Sempajaya , Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Pelayanan Credit Union (CU) (Studi Kasus : CU Merdeka, Desa Sempajaya , Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan usaha tani, para petani membutuhkan modal. Modal tersebut

digunakan sebagai salah satu langkah awal untuk membeli segala sesuatu yang

berkaitan dengan usaha tani. Modal bagi para petani akan digunakannya untuk

membeli benih, bibit, pupuk, alsintan, dan berbagai macam kebutuhan usaha tani

lainnya. Namun pada kenyataannya, masih banyak petani di Indonesia yang

memiliki modal dalam kondisi yang terbatas. Sehingga para petani memerlukan

modal tambahan dari pihak lain. Modal tersebut antara lain dapat di peroleh dari

koperasi. Baik itu berupa koperasi simpan pinjam maupun dalam bentuk koperasi

kredit atau dengan nama lain yaitu Credit Union (CU).

Sebelum ada Credit Union, di Indonesia terlebih dulu mengenal Koperasi Simpan

Pinjam. Koperasi Simpan Pinjam pertama kali di kenal di masyarakat Indonesia

pada tahun 1955. Dan pada prinsipnya koperasi simpan pinjam ini berfungsi

sebagai wadah untuk masyarakat menabung serta meminjam uang, baik itu untuk

keperluan usaha tani maupun keperluan lainnya.

Dan setelah itu barulah masyarakat Indonesia mengenal Credit Union pada

tanggal 8 Desember 1969. Hal ini diawali oleh karena seorang kebangsaan Jerman

yang bernama Pater Karl Albrecht mempelopori berdirinya Credit Union dengan

mendirikan Credit Union Councelling Office (CUCO). Tugas dan fungsi CUCO

itu sendiri antara lain adalah memberikan konsutasi, menyediakan

(2)

Selain Pater Karl Albrecht, yang juga turut memperkenalkan Credit Union di

Indonesia adalah Ir. Ibnoe Soedjono yang pernah menjabat sebagai Direktur

Jenderal Koperasi, Margono Djojohadikusumo salah satu pendiri Bank BNI

1946, Mokhtar Lubis seorang wartawan dan sastrawan, Prof. Dr. Fuad Hasan

Guru Besar Psikologi yang kemudian pernah menjadi Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan, serta Prof. Dr. A. M. Kadarman, SJ seorang pendiri Lembaga

Pendidikan dan Pengembangan Manajemen. Kehadiran Credit Union di Indonesia

juga tidak terlepas dari upaya-upaya yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Katolik

yang bertujuan untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat. Kemudian

Robby Tulus adalah orang pertama yang diangkat menjadi Managing Director

CUCO pada tahun 1971. Walaupun perangkat organisasi sudah ada, namun Credit

Union secara resmi baru berjalan pada tahun 1976 setelah terbentuk Biro

Konsultasi Koperasi Kredit (BK3). Seiring waktu, nama CUCO di Indonesia

diubah menjadi Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) pada

Konferensi Nasional Koperasi Kredit Indonesia pada tahun 1981. Kini BK3I

sudah dikenal dengan nama Induk Koperasi Kredit atau disingkat INKOPDIT

(www.cucoindo.org)

Dewasa ini keberadaan lembaga Credit Union di Indonesia sudah sangat banyak dan

merata hampir di seluruh provinsi di Indonesia dengan berbagai nama dan fungsinya

(3)

Sebagai gambaran bahwa di Indonesia telah didata dan disusun peringkat dan lokasi

lembaga Credit Union dengan jumlah yang mencapai 273 Unit yang tersebar di

seluruh Indonesia (lihat tabel di lampiran ke I). Di Provinsi Sumatera Utara sendiri

terdapat 48 Unit Credit Union yang beroperasi (lihat tabel di lampiran ke II).

Dengan semakin banyaknya jumlah Credit Union, maka persaingan diantara lembaga

tersebut semakin tinggi. Meningkatnya persaingan antar lembaga Credit Union telah

mengarahkan bisnis lembaga permodalan ini untuk mencari cara untuk

mendiferensiasikan diri mereka terhadap pesaing Credit Union lainnya. Salah satu

strategi yang dapat menunjang keberhasilan dalam persaingan Credit Union ini adalah

dengan berusaha menawarkan kualitas jasa dan pelayanan yang baik kepada

nasabahnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Zeithaml dan Bitner (1996) bahwa suatu

perusahaan yang bergerak di bidang jasa sangat tergantung pada kualitas pelayanan

yang diberikan.

Perkembangan Credit Union di Provinsi Sumatera Utara, khususnya Kecamatan

Berastagi, Kabupaten Karo juga tidak terlepas dari tingkat kepuasan petani yang

kebanyakan adalah nasabah CU. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (1997) bahwa

pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang dan mereka akan memberi tahu

orang lain mengenai pengalaman baik tentang suatu produk atau jasa. Dengan

demikian pihak CU harus bisa mempertahankan kepuasan nasabah dan meningkatkan

kinerjanya.

Salah satu lokasi Credit Union yang berada di wilayah Kecamatan Berastagi

adalah CU Merdeka yang berada di Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi,

(4)

tersebar di berbagai desa di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo dan salah

satunya ada di Desa Sempajaya. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan

maka penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti tingkat kepuasan nasabah di CU

Merdeka Unit Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo dan juga

menilai seberapa baik kinerja pelayanan dari Credit Union tersebut yang

diharapkan dapat berguna untuk pengembangan usaha CU Merdeka ini lebih

lanjut.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja pelayanan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya,

Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo ?

2. Bagaimana tingkat kepuasan petani sebagai nasabah terhadap

pelayanan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi

Kabupaten Karo ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari identifikasi masalah, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisis kinerja pelayanan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya

Kabupaten Karo.

2. Untuk menganalisis bagaimana tingkat kepuasan petani terhadap

pelayanan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi

(5)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Sebagai tambahan dalam khasanah ilmu pengetahuan tentang pemahaman

analisis tingkat kepuasan petani terhadap pelayanan CU Merdeka di Desa

Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo.

2) Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan tentang

informasi terkait.

3) Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian,

Referensi

Dokumen terkait

Banyaknya orang tertarik untuk masuk jadi anggota koperasi Credit Union (CU) Merdeka karena didalam kopersi CU mereka dapat memproleh pinjaman secara cepat, murah, tanpa

Bernadetta Sembiring : Perilaku Penggunaan Sirih Pada Suku Karo : Studi Kasus Di Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo, 2007... Bernadetta Sembiring :

Ainul Haq Daulay : Sistem Usahatani Dan Pemasaran Bayam Jepang (Peleng) Di Kabupaten Karo (Studi kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo ), 2007.. USU

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimanakah Kontribusi Radio Turang FM dalam Mensosialisasikan Lagu-lagu Pop Karo di Desa Raya Berastagi Kabupaten Karo sebagai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat dalam melestarikan nilai-nilai budaya Karo di desa Doulu Kecamatan Berastagi kabupaten Karo1. Metode yang

Analisis Usahatani Bawang Prei dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus: Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo).. Medan : Universitas

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dianalisa mengenai faktor faktor yang mempemgaruhi petani memilih CU sebagai lembaga penunjang pembiayaan, dan seberapa besar

Laporan ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada areal pertanian organik dan anorganik di Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo dan di